Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi, makalah seminar, atau
naskah ilmiah untuk dimuat di jurnal mengharuskan penulisan abstrak. Dalam
makalah atau naskah ilmiah abstrak biasanya ditempatkan sesudah judul naskah
dengan maksud untuk memberikan gambaran secara ringkas tentang isi naskah. Oleh
karena itu, abstrak sering juga disebut ringkasan singkat (short summary). Informasi
di dalam abstrak diharapkan dapat memotivasi pembaca untuk membaca isi naskah
secara utuh. Dengan perkataan lain abstrak diharapakn dapat menggoda dan
meyakinkan pembaca bahwa isi naskah itu menarik dan penting dibaca. Isi abstrak
memberikan informasi yang menjadi bahan pertimbanngan bagi pembaca untuk
melanjutkan atau tidak membaca keseluruhan isi naskah.
Setiap biasanya mempersyaratkan penulisan abstrak untuk setiap naskah yang
diterbitkan. Penulis naskah pada umumnya telah melengkap naskah mereka dengan
abstrak yang dimaksud walaupun belum semua dalam bahasa Inggris. Dari abtrak-
abstrak yang disusun penulisnya itu, terlihat beberapa masalah sehingga perlu
penataan kembali atau bahkan kadang-kadang harus disusun dan ditulis. Masalah
yang dimaksud adalah, pertama terlalu panjang. Abstrak disusun dalam beberapa
paragraf sehingga berupa ringkasan isi naskah. Kedua, terlalu rinci dengan memuat
hal-hal yang tidak diperlukan dalam abstrak misalnya, penjelasan tentang metodologi
penelitian, rumus-rumus yang dipakai dalam pengolahan data, serta hasil, kesimpulan,
dan saran yang lengkap. Ketiga, terlalu singkat sehingga tidak memberikan informasi
yang mendorong pembaca untuk membaca naskah itu lebih lanjut. Misalnya, tidak
menyebutkan masalah dan hasil penelitian sama sekali. Keempat, tidak memuat hal-
hal yang pokok dalam isi naskah sungguhpun telah memberikan uraian yang cukup
panjang, sehingga tidak memberikan daya tarik untuk membacanya lebih lanjut.
Kelima, bahasa Ingggris yang dipergunakan tidak informatif, karena kesalahan-
kesalahan dalam pemilihan kata dan tata bahasa.
Penulis naskah ilmiah, khususnya yang belum memiliki banyak pengalaman
menulis, kerap kali menghadapi kesulitan menulis abstrak naskahnya. Pada hal
abstrak itu merupakan persyaratan kelengkapan naskah untuk dapat dimuat dalam
jurnal ilmiah. Tidak jarang abstrak ditulis tidak sebagaimana seharusnya sehingga
abstrak itu tidak berfungsi sebagaimana diharapkan. Sering pula ditafsirkan abstrak
adalah sama dengan ringkasan/rangkuman (summary). Pada hal terdapat perbedaan
yang sangat nyata antara abstrak dan ringkasan, dilihat dari tujuan, isi, dan bentuknya.
Tulisan ini bermaksud memberikan penjelasan tentang tata cara penulisan abstrak dan
perbedaannya dengan ringkasan.
Daftar pustaka yang ada di bagian akhir artikel / laporan memberikan
informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengambil referensi yang
digunakan dalam penulisan artikel / laporan tersebut. Daftar pustaka hanya
mencantumkan referensi yang dijadikan latar belakang dan juga tambahan referensi
yang dapat memperjelas materi yang dibahas dalam artikel / laporan. Penulisan daftar
pustaka pada artikel untuk jurnal dan laporan penelitian yang di kordinir oleh Pusat
Studi Indonesia, Lembaga Penelitian menggunakan sistem penulisan tahun – judul
yang disusun secara abjad.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian abstrak?
2. Bagaimana cara membuat abstrak?
3. Apa yang dimaksud dengan pengertian daftar pustaka?
4. Bagaimana cara membuat daftar pustaka?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian abstrak
2. Untuk mengetahui cara membuat abstrak
3. Untuk mengetahui pengertian daftar pustaka
4. Untuk mengetahui cara membuat daftar pustaka
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ABSTRAK
 PENGERTIAN ABSTRAK
 BERDASARKAN BAHASA :
Absrtak berasal dari kata “abstractus” ( Bahasa Latin ) yang berarti menarik dari
atau memisahkan. Secara singkat abstrak merupakan isi ringkasan dari suatu
dokumen.
 SECARA UMUM :
Abstrak sebagai intisari dari suatu dokumen yang menyajikan pokok – pokok dan
ruang lingkup isi dokumen tersebut.
 MENURUT PUSAT DOKUMENTASI ILMIAH INDONESIA
Abstrak diartikan sebagai sari karangan atau gambaran singkatan dari dokumen
 MENURUT ANSI ( AMERICAN NATIONAL STANDARD INSTITUE )
Abstrak adalah pernyataan secara singkat tetapi akurat dari isi suatu dokumen
tanpa menambahkan tafsiran ataupun kritikan dan tanpa membedakan untuk siapa
abstrak itu di buat.
 MENURUT ROWLEY
Abstrak merupakan penyajian isi dokumen secara ringkas dan akurat dalam gaya
yang sama dengan dokumen aslinya. Dari defenisi diatas, dapat diartikan abstrak
merupakan ringkasan singkat dan jelas dari suatu karya tulis, seperti skripsi, tesis,
dan disertai yang sudah diterbitkan disertai data bibliografis yang dapat membantu
pembaca dalam memahami isi dan maksud penulis serta mengarahkan pembaca
untuk membaca artikel secara keseluruhan.
 SIFAT ABSTRAK
Dibawah ini adalah beberapa sifat yang dimiliki oleh sebuah abstrak yang
baik. Hal ini berlaku umum, baik abstrak dari sebuah laporan penelitian
( termasuk skripsi, tesis, maupun disertasi ), dan abstrak artikel ilmiah yang akan
dikirim untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Umumnya hanya terdiri dari satu
paragraph. Paragraph tunggal berlaku abstrak harus :
a. Utuh / complete dan bersifat “ standalone” yaitu bisa berdiri sendiri
dari artikel utamanya
b. Sarat makna / concise, abstrak hendaknya menggunakan sedikit
kata dan kalimat untuk menjelaskan sesuatu yang padat makna.
Abstrak sebaiknya tidak menggunakan kalimat – kalimat yang di
copy paste dari artikel utama, karena kalimat – kalimat yang
digunakan dalam artikel biasanya lebih bersifat elaborative.
c. Jelas / clear, informs yang disampaikan dalam abstrak hendaknya
jelas bagi pembaca. Oleh karena itu, abstrak juga harus mempunyai
organisasi yang baik sehingga alur informasi yang disampaikan
juga bisa ditangkap dengan mudah oleh pembaca.
d. Terangkai balik / cohesive, kalimat – kalimat yang menyusun
abstrak hendaknya terangkai dengan baik antara satu kalimat
dengan kalimat yang lain. Selain itu tujuan adalah agar abstrak
tersebut dapat dibaca dengan mudah oleh pembaca.
 JENIS – JENIS ABSTRAK
1. ABSTRAK INFORMATIF
Abstrak informatif merupakan abstrak dokumen yang terpenting, sangat
umum, informasi kuantitatif, dan kualitatif.
Ciri – ciri :
a. Menyajikan hasil isi dan prinsip – prinsip dari hasil kerja (tujuan
dan metode)
b. Kesimpulan dari artikel asli secara jelas
c. Untuk orientasi pembaca yang tidak dapat mengakses dokumen asli
d. Biasanya makalah/ artikel majalah menghasilkan 100 sehingga 250
kata, sedangakan laporan dan tesis sekitar 500 kata
B. PEMBUATAN ABSTRAK
1. PEDOMAN UMUM
a. Naskah merupakan ringkasan hasil penelitian
b. Naskah ditulis dengan huruf times new romans dengan ukuran tulisan 12
Panjang naskah sekitar 8–15 halaman dan diketik 1 spasi.
c. Seting halaman adalah 2 kolom dengan equal with coloumn dan jarak antar
kolom 5 mm, sedangkan Judul, Identitas Penulis, dan Abstract ditulis dalam
1 kolom.
d. Ukuran kertas adalah A4 dengan lebar batas-batas tepi (margin) adalah 3,5
cm untuk batas atas, bawah dan kiri, sedang kanan adalah 2,0 cm.
2. SISTEMATIKA PENULISAN
a. Bagia awal : judul, nama penulis, abstraksi
b. Bagian utama : berisi pendahuluan, kajian literature dan pengembangan
hipotesis ( jika ada ), cara / metode penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan dan kesimpulan dan saran ( jika ada )
c. Bagian akhir : ucapan terima kasih ( jika ada ), keterangan simbol (jika ada),
dan daftar pustaka
3. JUDUL DAN PENULISAN
a. Judul dicetak dengan huruf besar/ kapital, dicetak tebal ( bold ) dengan jenis
huruf Times New Roman font 12, spasi tunggal dengan jumlah kata
maksimum 15.
b. Nama penulisan ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat,
diawali dengan huruf kapital
c. Nama perguruan tinggi dan alamat surel ( email ) semua penulis ditulis di
bawah nama penulis dengan huruf Times New Roman font 12
4. ABSTRACT/ABSTRAK
a. Abstract ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa indonesia, berisi tentang
inti permasalahan/latar belakang penelitian, cara penelitian/pemecahan
masalah, dan hasil yang diperoleh. Kata abstract dicetak tebal (bold).
b. Jumlah kata dalam abstract tidak lebih dari 250 kata dan diketik 1 spasi.
c. Jenis huruf abstract adalah Times New Roman font 11, disajikan dengan rata
kiri dan rata kanan, disajikan dalam satu paragraph, dan ditulis tanpa menjorok
(indent) pada awal kalimat.
d. Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata yang menjadi
inti dari uraian abstraksi. Kata Keywords dicetak tebal (bold)
5. ATURAN UMUM PENULISAN NASKAH
a. Setiap sub judul ditulis dengan huruf Times New Roman font 11 dan dicetak
tebal (bold).
b. Alinea baru ditulis menjorok dengan indent-first line 0,75 cm, antar alinea
tidak diberi spasi.
c. Kata asing ditulis dengan huruf miring.
d. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan
bilangan bulat yang kurang dari sepuluh harus dieja.
e. Tabel dan gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor urut.
6. REFERENSI
Semua yang tertera dalam daftar pustaka harus dirujuk di dalam naskah.
Kemutakhiran referensi sangat diutamakan.
C. DAFTAR PUSTAKA
 PENGERTIAN
Daftar pustaka adalah daftar sumber yang telah digunakan untuk referensi
suatu karya tulis ilmiah. Sumber tersebut seperti buku, jurnal, artikel, maupun
berita. Daftar pustaka biasanya diletakkan di bagian paling akhir halaman setelah
seluruh karya ilmiah selesai tersusun.  Daftar pustaka berbeda dengan catatan
kaki. Pasalnya, daftar pustaka disusun untuk memberi tahu i sumber-sumber telah
yang digunakan untuk penelitian. Selain itu, cara penulisan daftar pustaka dan
catatan kaki berbeda aturannya, meskipun sama-sama untuk menunjukkan
sumber.  Teknik penulisan daftar pustaka disesuaikan dengan sumber yang
diambil, seperti dari buku, internet, atau jurnal. 
 TULISAN PENULISAN DAFTAR PUSTAK
Penulisan daftar pustaka merupakan salah satu bagian yang wajib dicantumkan
di dalam karya ilmiah. Pasalnya daftar pustaka ini memiliki beberapa tujuan, di
antaranya adalah: 
1. Menghindari Plagiarisme
Dengan menuliskan sumber referensi yang kita gunakan untuk menyusun
karya ilmiah, berarti kita sudah menjelaskan bahwa memang pernyataan
yang dituliskan berdasarkan dari sumber tertentu bukan hasil plagiasi.
2. Memperkuat Tulisan
Dengan adanya daftar pustaka yang jelas, karya ilmiah yang telah tersusun
juga akan makin kuat. Sebab, penulisan argumen bukan hanya berasal dari
diri penulis sendiri, tetapi juga dikuatkan dengan pernyataan yang
sebelumnya juga sudah disampaikan oleh para ahli. 
3. Penghargaan bagi Pengarang
Selain menghindari plagiarisme, penulisan daftar pustaka juga bertujuan
untuk memberikan kredit khusus bagi pengarang buku, artikel, atau yang
lainnya. Menuliskan nama sumber ke dalam daftar pustaka sudah cukup
memberikan apresiasi terhadap usaha yang telah dilakukan oleh pengarang
dalam menyusun karyanya.
4. Membantu Pembaca
Daftar pustaka juga akan membantu pembaca untuk mengetahui darimana
asal suatu pernyataan dibuat. Sehingga apabila pembaca ingin membaca
juga mengenai topik yang sama seperti sumber dapat membaca sumber
yang sama. 
 UNSUR DASAR DI DALAM DAFTAR PUSTAKA
1. Nama Pengarang
Nama pengarang dari buku atau sumber-sumber yang lainnya adalah unsur
pertama yang harus dituliskan di dalam daftar pustaka.  Nama penulis
dijadikan sebagai acuan untuk mengurutkan sumber mana dulu yang akan
dicantumkan ke dalam daftar pustaka sesuai dengan urutan alfabet. 
Ketentuan penulisan nama pengarang adalah dengan nama belakang
diletakkan di depan lebih dulu, kemudian dilanjutkan nama depan, dan
nama depan dan belakang dipisahkan dengan tanda koma (,). Selain itu
gelar akademik juga tidak perlu dicantumkan di daftar pustaka. 
Contoh: Rakhmat, Jalaluddin
Sementara itu, jika ada suatu buku yang ditulis oleh tiga penulis, maka
ketentuannya adalah nama penulis pertama ditulis dengan format seperti
satu penulis, yaitu namanya dibalik. Sedangkan nama kedua ditulis normal
tanpa dibalik dan dipisahkan apapun. 
Contoh:  Rakhmat, Jalaluddin dan Selo Soemardjan.  
Rakhmat, Jalaluddin. Selo Soemardjan., Philip Kotler.
Ada ketentuan lagi jika jumlah pengarang suatu buku ditulis oleh lebih
dari tiga penulis. Ketentuannya adalah nama pengarang pertama ditulis
seperti format satu penulis, selanjutnya ditambahkan dengan singkatan
‘dkk’ yang berarti dan kawan-kawan.
Contoh: Rakhmat, Jalaluddin dkk.
2. Tahun Terbit
Setelah nama pengarang ditulis dan diakhiri tanda titik (.), elemen
selanjutnya yang ditulis dalam daftar pustaka adalah tahun penerbitan
buku. Biasanya suatu buku akan mencantumkan tahun terbitnya, entah itu
di halaman paling depan atau halaman paling belakang. Ketentuan
penulisan tahun penerbitan suatu buku hanya dengan mencantumkan tahun
terbitan dengan tanda kurung dan diakhiri titik lagi.
Contoh:  Jalaluddin, Rakhmat. (2007). 
3. Judul Buku
Selanjutnya adalah penulisan judul buku. Ketentuan penulisan judul buku
hanya perlu digaris miring saja dengan diakhiri tanda titik.
Contoh:  Jalaluddin, Rakhmat. (2007). Psikologi Komunikasi. 
4. Tempat Terbit
Setelah judul buku ditulis, unsur selanjutnya adalah penulisan tempat
penerbitan buku. Umumnya buku juga akan tercantum dimana lokasi
diterbitkannya.  Penulisan tempat terbit hanya dengan menambah titik dua
setelah nama kota penerbitan.
Contoh:  Jalaluddin, Rakhmat. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung:
5. Nama Penerbit
Bagian terakhir dari daftar pustaka adalah penulisan nama penerbit yang
tercantum di dalam buku.
Contoh:  Jalaluddin, Rakhmat. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung:
Remaja Rosdakarya
D. PEMBUATAN DAFTAR PUSTAKA
1. Urutan penulisan dalam Daftar Pustaka dilakukan secara alfabetis (A-Z).
2. Setiap pustaka memberikan informasi nama penulis, tahun terbit, judul
buku/artikel, nama jurnal, volume dan halaman, penerbit, dan kota/negara
penerbit. Jika menyertakan informasi yang bersumber dari internet, berikan
keterangan selengkapnya termasuk tanggal akses informasi tersebut.
3. Setiap rujukan yang dimasukan dalam isi naskah (in-text referencing) harus
menyertakan sumbernya. Penulisan dapat disertakan pada akhir kalimat, ditandai
dengan tanda kurung: (Namabelakang penulis, Tahun); atau memadi bagian dalam
kalimat, misalnya: Menurut Nama belakang penulis (Tahun).
4. Setiap rujukan yang tertera dalam Daftar Pustaka harus tertelusur dalam isi
naskah.
5. Contoh cara penulisan Daftar Pustaka dari berbagai sumber:
a. Jurnal/majalah ilmiah dengan volume dan nomor: Campbell, W.H. 1981.
Annual and semiannual variations of the geomagnetic field at
equatoriallocations. J. Atmos. Tern Phys., 43, 607-616.
b. Buku dengan satu penulis: Asdak, C. 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah
Aliran Sungat Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 153 hlm.
c. Buku dengan lebih dan satu penulis: Andrews, J.E., P. Brimblecambe, T.D.
Jickells and P.S. Liss. 1996. An Introduction to Environmental Chemistry.
Blackwell Science, University of East Anglia, 543 pages.
d. Buku tanpa nama pengarang, tetapi ditulis atas nama lembaga. United Nations.
2012. World urbanization prospects: the 2011 revision. United Nations
Department of Economic Social Affairs/Population Division, New York, 620
pages.
e. Buku dengan dewan editor (Bunga rampai): Imron, M.B. 2005. Pola
Komumkasi Kepemimpinan Taufik Abdullah. Dalam M. Hisyam dkk. (Ed.).
Sejarah dan Dialog Peradaban: 81-92. LIPI Press, Jakarta.
f. Prosiding: Setiobudi, D. dan A.M. Fagi. 2008. Pengelolaan Air Padi Sawah
Irigasi: Antisipasi Kelangkaan Air. Dalam Suyamto, I.N. Widiarta dan Satoto
(Ed.). Padi - Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan. Buku I: 250-279. Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi.
g. Media massa tanpa nama penulis: Teliti Pajak Progresif: Penghitungan Pajak
Kendaraan Belum Optimal. 2011. Kompas, 9 April: 18.
h. Media massa dengan nama penulis: Abimanyu, A. 2010. Kontroversi Dana
Dapil. Republika, 7 Juni: 1.
i. Tulisan bersumber dari internet tanpa nama penulis Guidelines for Proper
Scientific Conduct in Research. 2010.
(http://www.imperiatac.uk/secretariat/policiesandpublications/otherpolicies/p
operscientific conduct, diakses 25 Juni 2010)
j. Tulisan bersumber dan internet dengan nama penulis:
Maulana, M.S. 2011. Teknologi Agroindustri Pengolahan Fillet Ikan.
(http://www.fourmsains.com/artikel/teknologi-agroindustri-pengolahan-fillet
ikan/, diakses 11 April 2011).
k. Skripsi, tests, dan disertasi: Gusmira, E. 2005. Pengaruh Dipole Mode
terhadap Angin Zonal dan Curah Hujan di Sumatera Barat. Tesis. Fakultas
Ilmu Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai