DISUSUN OLEH :
KELAS B/VII
KELOMPOK C
1. MUASILATURRAHMI
2. NURUL HUSNI (E1S017066)
3. SISILIA ADINDA
4. ZAKY NUR FATONI
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Struktur Karya Tulis Ilmiah“. Di
dalam makalah ini, terdapat materi-materi pembahasan yaitu judul, penulis/Email, abstrak,
pendahuluan, metode, pembahasan, simpulan, daftar pustaka rujukan.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan
tenggang waktu yang diberikan kurang lebih dua minggu untuk mengumpulkan bahan
materi yang dibutuhkan untuk menulis makalah ini.
Penyusunan karya tulis ini tidak mungkin diselesaikan tanpa dukungan dan
partisipasi dari teman-teman yang bersedia untuk meluangkan waktunya berdiskusi
mengenai makalah ini.Untuk itu perkenankan kami menyampaikan terimakasih kepada
Bapak Dr. Hamid syukrie ZM, M.Hum yang telah memberikan kami tugas makalah ini,
sehingga kami menjadi lebih tahu dan mendalami mengenai struktur Karya tulis Ilmiah.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. RumusanMasalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
1. Judul
2. Penulis/ email
3. Abstrak
a. Pengertian abstrak
Yang dimaksud dengan abstrak adalah suatu ringkasan atau rangkuman isi
karya tulis ilmiah, bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami
maksud penulisan karya ilmiah tersebut. Di dalam dunia pendidikan tulisan
abstrak selalu digunakan oleh lembaga sebagai informasi pada halaman awal
saat penulisan karya ilmiah mengenai suatu penelitian, seperti pada skripsi, tesis,
jurnal, dsb. Struktur penulisan abstrak saat ini berbeda-beda, misalnya setiap
lembaga universitas memiliki standar penulisan abstrak masing-masing. Dalam
skripsi dan tesis abstark di tulis dengan bahasa Indonesia, dan dalam bahasa
Inggris.
b. Jenis Abstrak pada Karya Tulis Ilmiah
Secara garis besar, abstrak dalam karya tulis ilmiah bisa diklasifikasikan
dalam dua jenis saja, yaitu:
1. Abstrak informative
Abstrak informatif bersifat umum dan menyajikan informasi
kuantitafif serta kualitatif. Pada abstrak ini, tujuan dan metode, hasil, serta
kesimpulan dalam sebuah penelitian disajikan secara jelas dan rinci, namun
tetap mempertimbangkan keterbatasan ruang dalam penulisan abstrak. Jadi,
pembaca tidak perlu membaca keseluruhan dokumen untuk benar-benar
memahami apa yang ditulis dalam sebuah karya tulis ilmiah. Sebagai
konsekuensinya, jumlah kata di abstrak jenis ini lebih banyak.
2. Abstrak indikatif
Absrak indikatif menyanpaikan informasi yang bersifat umum saja
dari sebuah karya tulis ilmiah, tanpa informasi terperinci layaknya abstrak
informatif. Selain kedua jenis abstrak di atas, ada beberapa jenis abstrak
yang digunakan di luar teks akademik, dengan tujuan berbeda, bahkan
dengan bahasa yang tidak terlalu formal dan ketentuan penulisan yang lebih
fleksibel.
c. Bahasa dalam Penulisan Abstrak
Abstrak sendiri diwajibkan untuk ditulis dalam dua bahasa, yakni bahasa ibu
dan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional pada umumnya. Pengertian
bahasa ibu di sini adalah bahasa dimana penelitian dilakukan atau karya ilmiah
tersebut ditulis (dalam kasus ini, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional).
Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional di sini digunakan untuk
menjembatani perbedaan bahasa bagi pembaca asing yang ingin mencari
referensi.
Bahasa Inggris yang lazimnya digunakan untuk penulisan abstrak adalah
British English dan American English. Kedua versi bahasa Inggris ini
mempunyai perbedaan yang cukup signifikan terutama dalam penulisan kata.
Jika peneliti ingin menggunakan British English, dia harus konsisten
menggunakannya di seluruh kalimat dalam abstrak yang ditulisnya, tidak
mencampurnya dengan American English. Dalam penulisan abstrak,
penggunaan tenses dalam bahasa Inggris juga perlu diperhatikan. Pada dasarnya,
jenis tenses yang lumrah digunakan adalah simpe present tense untuk
menggambarkan informasi umum atau fakta. Namun, untuk bagian abstrak yang
menjelaskan metode maupun hasil penelitian, past tense sebaiknya digunakan
karena berkaitan dengan hal/perisitiwa yang terjadi di masa lampau, terutama
jika penelitian sudah dilakukan sebelumnya.
Karena merupakan salah satu komponen utama dari karya tulis ilmiah
dengan bahasa yang formal, grammar adalah faktor penting yang tidak boleh
diabaikan dalam penulisan abstrak. Grammar sendiri memang tidak terlalu
penting dalam bahasa lisan selama informasi yang disampaikan bisa diterima
secara utuh dan lawan bicara bisa memahami maknanya. Karya tulis ilmiah
menuntut penulisan grammar yang sempurna layaknya bahasa akademik pada
umumnya. Kesalahan yang umumnya dilakukan adalah menggunakan fasilitas
alat penerjemah otomatis seperti Google Translate untuk menerjemahkan abstrak
dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Padahal, tejemahan yang dihasilkan
mesin masih bersifat ‘mentah’ dan perlu dipoles lagi untuk mengindari
kesalahan dalam penyamapian makna atau tata bahasa (grammar) itu sendiri.
Meskipun terasa lebih mahal, mempercayakan penerjemahan abstrak kepada jasa
penerjemah profesional adalah pilihan bijak. Selain hasil terjemahannya lebih
terjamin, peneliti tidak perlu direpotkan dengan revisi berulang kali hanya
karena penulisan abtraknya kurang sesuai.
d. Fungsi Abstrak
Penulisan abstrak tentunya memiliki tujuan yang jelas karena merupakan
salah satu komponen wajib dalam setiap karya tulis ilmiah. Pada dasarnya,
abstrak memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menyajikan informasi singkat yang menggambarkan keseluruhan isi karya
tulis
Penulisan abstrak sebagai ringkasan di bagian awal akan
memudahkan pembaca untuk mengetahui gambaran besar mengenai karya
tulis tersebut. Pembaca bisa mengetahui gambaran besar penelitian yang
telah dilakukan tanpa harus membaca keseluruhan tulisan yang tebalnya
berlembar-lembar.
2. Memudahkan pembaca dalam mencari referensi
Jika mencari referensi yang berkaitan dengan suatu topik atau
permasalahan tertentu, pembaca cukup membaca abstraknya saja yang
biasanya hanya satu halaman, tanpa harus repot-repot mencari informasi
dengan membuka lembar demi lembar halamannya. Pembaca tidak perlu
melanjutkan untuk membaca keseluruhan karya tulis jika apa yang dicarinya
tidak tertulis di abstrak. Dengan kata lain, pembaca bisa menghemat waktu
dalam memilah dan mengumpulkan suatu informasi. Jika tidak menemukan
informasi yang dicarinya, pembaca bisa langsung mencari referensi dari
karya tulis lainnya dengan membaca dari halaman abstraknya saja.
3. Syarat wajib diterimanya karya tulis ilmiah
Institusi pendidikan lazimnya mewajibkan akademisinya untuk
menulis abstrak dalam dua bahasa jika ingin jurnal, makalah, skripsi, tesis,
atau disertasinya diterima dan layak dipublikasikan. Abstrak sendiri nantinya
juga dibuat untuk mempermudah indeks atau review. Sehingga, tindakan
plagiat yang meresahkan kalangan akademisi bisa dicegah dengan penulisan
abstrak ini.
Bagian ini mengandung paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait
dengan rumusan masalah atau tujuan penulisan yang dikemukakan pada bab
pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, dan
sebagainya itu dibahas dengan berbagai sudut pandang; diperkuat oleh teori-teori
yang telah dikemukakan sebelumnya. Sekiranya diperlukan, pembahasan dapat
dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti table dan grafik. Sarana-sarana
pembantu tersebut diperlukan untuk menjelaskan pernyataan atau pun data. Tabel
dan grafik merupakan cara efektif dalam menyajikan data dan informasi. Sajian data
dan informasi lebih mudah dibaca dan disimpulkan. Penyajian informasi dengan
table dan grafik memang lebih sistematis dan lebih enak dibaca, mudah dipahami,
serta lebih menarik dari pada penyajian secara verbal.
7. Simpulan
Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada
umumnya kesimpulan terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan.
Kesimpulan utama adalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan.
Dengan demikian, kesimpulan utama harus bertalian dengan pokok permasalahan
dan dilengkapi oleh bukti-bukti. Pada kesimpulan tambahan, penulis tidak
mengaitkan pada kesimpulan utama, tetapi tetap menunjukkan fakta-fakta yang
mendasarinya.
Dengan sendirinya, penulis tidak dibenarkan menarik kesimpulan yang
merupakan hal-hal baru, lebih-lebih jika dilakukan pada kesimpulan utama. Jika
penulis bermaksud menyertakan data atau informasi baru maka hendaknya
dikonsentrasikan pada bab-baburaian dan bukannya pada kesimpulan.
Pendek kata, kesimpulan adalah berisi pembahasan tentang kesimpulan
semata. Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka
pada kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan
memperlihatkan kebenaran atau tidak. Kesimpulan utama pada tulisan ilmiah dari
hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan yang
terdapat pada babanalisis. Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang
tidak memerlukan hipotesis, maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban
penulis atas pertanyaan yang diajukan pada babpendahuluan.
a. Kesimpulan
Berisi jawaban dan permasalahan dalam bentuk resume atau ikhtisardari
permasalahan. Kesimpulan-kesimpulan dalam penelitan ini dibuat berdasarkan
rumusan rumusan masalah dan hipotesis yang telahdibuat pada Bab 1.
Kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir
pembicaraan. Dengan kata lain, kesimpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan.
b. Cara membuatkesimpulan
Crutchley, C.E., M.R.H. Jensen., J.S. Jahera. Jr., dan J.E. Raymond, 1999,
Agency Problems and The Simultaneity Decision Making The Role of
Institusional Ownership, International Review Of Financial Analysis,
Vol 8: 2.
c. Referensi BerupaProsiding
Contoh:
Murhadi, W.R., 2007, Analisis Faktor-faktor Stress di Tempat Kerja Pada
Organisasi Jasa, Proc. The First National Conference: Toward a new
Indonesia Business Architecture, UWM, p. 12-22.
d. Referensi BerupaSkripsi/Thesis/Disertasi
Contoh:
Murhadi, W.R., 2007, Studi Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya
terhadap Harga Saham, Disertasi, Universitas Brawijaya
e. Referensi Berupa WorkingPaper
Contoh:
Skinner, D.J., 2006, The Evolving Relation between Earning, Dividend and
Stock Repurchase, Working Paper, University of Chicago Graduate
School of Business.
f. Referensi Berupa Buletin dengan PenulisInstansi
Contoh:
Biro Pusat Statitisk, 2006, Indonesia Dalam Angka, BPS, p.20-25
http://www.tranzpal.com/2018/07/abstrak-dalam-karya-tulis-ilmiah.html?m=1
http://www.pengertianku.net/2018/12/pengertian-abstrak-dalam-penelitian-karya-ilmiah-dan-
contohnya.html
http://lecturer.ppns.ac.id/dennyoktavina/2019/11/28/pendahuluan-karya-ilmiah/
https://fbe.ubaya.ac.id/files/download/33_20100805125037.pdf
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/Abstrak-kesimp-saran.pdf
https://www.studiobelajar.com/karya-tulis-ilmiah/
https://pendidikanmu.com/2020/07/pengertian-karya-ilmiah.html