Anda di halaman 1dari 7

ABSTRAK

DEFINISI

Pengertian umum abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi


tulisan sehingga pada tulisan, ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak
berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca.
Sedangkan pengertian khusus abstrak adalah sesuatu yang dilihat tidak
mengacu kepada obyek atau peristiwa khusus. Abstraksi menyajikan
secara simbolis atau secara konseptual serta secara imajinatif sesuaru
yang tidak dialami secara langsung.

Jadi abstrak adalah kata yang menunjukan kepada sifat, keadaan dan
kegiatan yang dilepas dari objek tertentu. Pemahaman akan pengertian
abstrak sepertinya masih dianggap sebagai suatu yang sulit bahkan tak
teraplikasi. Sebagaimana tertera di atas, suatu perikatan adalah suatu
pengertian abstrak (dalam arti tidak dapat dilihat dengan mata), maka
suatu perjanjian adalah suatu peristiwa atau kejadian yang konkret.
Misalnya : Perjanjian jual beli

Kegunaan Abstrak:
1. Dibuat abstrak dengan bahsa internasional (bahasa inggris)
sehingga ilmuwan akan tertolong
2. Dengan abstrak memberi kesempatan untuk memilih mana
yang paling diperlukan
3. Abstrak informative dapat menggantikan pustaka itu sendiri
4. Dengan abstrak waktu pemakai dapat dihemat hanya
dengan betul-betul tepat yang akan dibaca secara menyeluruh
5. Kumpulan abstrak akan lebih mudah disusun menjadi
bibliografi daripada keseluruhan pustaka tersebut
6. Penelusuran informasi sangat ditolong dengan adanya
abstrak yang sudah
7. diklasifikasi dan diindeks
8. Mempromosikan jasa kesiagaan informasi (Current
Awareness Services)
Tujuan Abstrak
Membantu seseorang yang sibuk, untuk mengetahui suatu
artikel hasil penelitian, berita terbaru tanpa harus membaca full teks
nya
Menghemat waktu tenaga dan biaya
Membantu dalam memecahkan masalah dalam penguasaan
bahasa
Dapat dipakai sebagai pengganti artikel asli
Sebagai salah satu alat kelengkapan dalam penelusuran surut
(Retrospective Searching/ Rectrospective Convension)
Manfaat terpenting kegiatan pembuatan abstrak (Bernier: 2003), yaitu:
1. Memudahkan pembaca (terutama peneliti dan akademisi)
menentukan dokumen yang akan dibacanya, sebab perkembangan
ilmu pengetahuan demikian pesat dan luas, melibatkan lebih dari
50 bahasa dunia. Pembuatan abstrak dalam bahasa yang dikenali
pengguna akan sangat membantu proses penentuan apakah
sebuah dokumen perlu diambil untuk dibaca atau tidak.
2. Jumlah jurnal ilmiah dan akademik terlalu banyak untuk
diperiksa satu persatu oleh para ilmuwan, sehingga sebuah
kumpulan abstrak akan sangat membantu proses pemutakhiran
pengetahuan. Ilmuwan tidak perlu membaca dulu satu per satu
artikel di bidangnya, sebelum memutuskan untuk memilih artikel
yang paling dia perlukan.
3. Seringkali abstrak dapat menggantikan fungsi artikel
aslinya, terutama kalau jenis abstrak itu adalah abstrak informatif
(lihat penjelasan tentang jenis abstrak di bawah).
4. Dengan membaca abstrak terlebih dahulu, para peneliti dan
akademisi dapat menghemat banyak waktu sebelum membaca
artikel aslinya. Tanpa abstrak yang berkualitas, seringkali artikel
yang dipilih untuk dibaca belum tentu benar-benar relevan.
5. Kumpulan abstrak seringkali lebih mudah dihimpun ke
dalam satu bidang atau sub-bidang yang sejenis dan saling
berkait, daripada kumpulan artikel di jurnal yang seringkali tidak
selalu benar-benar berkaitan satu sama lainnya. Kumpulan
abstrak, dengan demikian, sangat membantu peneliti dan
akademisi memahami bidang pengetahuan dan batas-batasnya.
6. Abstrak semakin ampuh jika disertai indeks dan klasifikasi
yang semakin memudahkan pencari menelusuri belantara artikel
ilmiah. Tanpa abstrak yang demikian, sangatlah tidak praktis jika
seorang peneliti harus menelusuri setiap bidang pengetahuan
secara satu per satu.
7. Tanpa abstrak yang berkualitas, pemilihan artikel atau
dokumen untuk diambil dan dibaca menjadi kurang akurat.
Abstrak yang baik akan sangat meningkatkan akurasi pemilihan
dokumen. Tanpa abstrak, seringkali peneliti atau akademisi hanya
menebak-nebak isi dokumen sebelum mengambil dan
membacanya. Secara umum ada 4 jenis abstrak, yaitu abstrak
informatif, abstrak indikatif, abstrak kritis, abstrak yang memakai
sisi pandang khusus (slanted). Di dunia perpustakaan dan
dokumentasi, pembuatan abstrak dilakukan dengan memenuhi
standar tertentu, misalnya di Amerika Serikat digunakan
ANSI/NISO Z39.14 Guidelines for Abstracts.Di dalam standar itu
dijelaskan bahwa abstrak informatif pada umumnya digunakan
untuk tulisan yang mengandung penelitian ilmiah. Di dalam
abstrak ini ada tujuan, metodologi, hasil, dan kesimpulan
penelitian. Sedangkan abstrak indikatif biasanya adalah untuk
tulisan yang tidak terstruktur rapi seperti tulisan ilmiah, misalnya
dalam bentuk esei, opini, atau untuk dokumen yang panjang
seperti buku, prosiding, atau direktori. Abstrak kritis dan abstrak
bersisi-pandang-khusus, pada umumnya mengandung komentar
evaluatif, baik tentang isi maupun gaya penulisan dan penyajian,
dari si pembuat abstrak yang ahli di bidang tertentu.
Fungsi abstrak :
1. Sebagai suplemen: Apabila pembaca tidak puas dengan
membaca abstrak tersebut, maka akan mencari
sumbernya/buku aslinya
2. Sebagai Komplemen: Apabila pembaca merasa terpuaskan
dengan membaca abstrak/tercukupi dengan membaca abstrak
saja, maka dokumen sumber/buku aslinya tidak diperlukan.

Jenis Jenis Abstrak


Ada beberapa jenis abstrak yang digolongkan pada fungsi dan orientasi
pembaca. Namun pada prakteknya lebih banyak dikenal/digunakan dua jenis
abstrak ini yaitu:
1. Abstrak Informatif merupakan abstrak dokumen yang
terpenting, sangat umum, informasi kuantitatif dan kualitatif. Ciri-
cirinya : menyajikan hasil isi dan prinsip-prinsip dari hasil kerja
(tujuan,metode), kesimpulan dari artikel asli secara jelas,
untuk orientasi pembaca yang tidak dapat mengakses dokumen
aslinya. Abstrak informative dibuat sesempurna mungkin
namun tidak mengubah makna/isi dari dokumen/artikel
aslinya. Sehingga abstrak ini lebih panjang daripada jenis
abstrak lainnya. Biasanya makalah/artikel majalah
menghasilkan 100 hingga 250 kata, sedangkan laporan dan
tesis sekitar 500 kata.

2. Abstrak Indikatif menunjukan isi sebuah artikel dan


berisi pernyataan umum tentang sebuah dokumen, tanpa
disertai informasi terperinci mengenai hasil tujuan serta data
kuantitatif. Biasanya untuk dokumen diskusi, tinjauan
literature, prosiding komperensi, dan esei.
Jenis abstrak lainnya yaitu:
1. Abstrak ulasan/kritis: Pengabstrakan tidak hanya
menjelaskan isi dari dokumen asli tetapimengevaluasi/menilai,
memberi pendapat dan dapat pula menganalisa kerjanya bahkan
cara penyajiannya. (Cenderung memberikan komentar)
2. Abstrak pokok: Ditulis untuk menarik perhatian pembaca
terhadap suatu dokumen, ditulis dengan sederhana, ringan dan
tidak terlalau resmi (gambaran tidak lengkap). Abstrak ini lebih
banyak ditulis oleh pengarang atau redaksi.
3. Abstrak terarah/miring: Dalam abstrak ini satu
artikel/dokumen dapat dibuat lebih dari satu abstrak yang
ditujukan pada bidang-bidang tertentu.
4. Abstrak statistic/numeric: Menyajikan data dalam bentuk
table/numeric abstrak jenis ini ringkas dan mudah dibaca banyak
dipergunakan untuk memproyeksikan kecenderungan
pertumbuhan penduduk, pasar, konsumsi.(Data ekonomi, social
dan pemasaran).
5. Abstrak informatif-indikatif: Perpaduan abstrak informative
dan indikatif. Sebagian dari abstrak ditulis dalam gaya informative,
sedangkan aspek dokumen yang kurang penting ditulis dalam gaya
indikatif.
6. Abstrak mini: Abstrak yang menguatkan judul dokumen yang
diabstrak., tidak membuat analisis dengan penulisan yang sangat
cepat, judul artikel sebagai alat pemberitahuan bagi pembaca.

Cara Penggunaan Abstrak


Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan
abstrak.
1. Semua bagian harus seimbang. Jangan hanya menonjolkan hanya
salah satu aspek saja, seperti judul saja atau penggunaan metode
penelitian saja, tetapi mengulas hasil penelitian lebih ditekankan.
2. Pastikan penulisan abstrak menggunakan unsure 5W + 1H dengan
lengkap.
3. Harus ada hubungan yang kohesif antar unsure penelitiannya. Harus
ada benang merah dari hasil penelitian yang telah dibuat.
4. Pilihlah kata kunci yang sesuai dengan subjek dan objek penelitian
yang telah dibuat.

Alasan dibuat abstrak:


1. Adanya ledakan informasi
2. Ilmuwan tidak mempunyai waktu untuk membaca semua
dokumen hasil penelusuran
3. Ilmuwan ingin mengetahui gambaran singkat suatu
dokumen dan memilih artikel mana yang paling bermanfaat
dan harus dibaca.

Sumber dan Bahan Informasi


Manusia
Literatur
Organisasi/ Institut/ Lembaga
Alam/ Lingkungan
Dokumen yang perlu diabstrak :
1. Dokumen berhubungan dengan kebutuhan/kepentingan
pengguna.
2. Laporan akhir yang ditunjang dengan metodologi yang baik
serta bukti yang menyakinkan
3. Review adalah hasil penelitian yang ditinjau oleh orang
yang lebih ahli dibidangnya.
4. Dokumen yang memuat sumber informasi yang dapat
dipercaya/informasi dari professional.
5. Majalah atau laporan (yang diterbitkan oleh lembaga
khusus, sumber yang selalu diliput secara luas oleh badan
pengabstrakan)
6. Paper dalam setiap seminar
7. Majalah/ Jurnal/ Warta
8. Karya Ilmiah dari hasil kajian (tesis, disertasi, skripsi/
Tugas Akhir)
9. Laporan Penelitian
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan/ sumber untuk
dibuat abstrak:
1. Ketersediaan bahan sebaiknya merupakan informasi/
literature primer
2. Kelengkapan/ kematangan dari bahan, menghindari
bahan pustaka yang sifatnya sementara, seperti: laporan yang
tidak didukung oleh data yang cukup.
CONTOH ABSTRAK

1. CONTOH ABSTRAK ARTIKEL ILMIAH

Mamudji, Sri. Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di


Luar Pengadilan. Majalah Hukum Dan Pembangunan 3 (Juli-September
2004): 194-209.
Berawal dari ketidakpuasan akan proses pengadilan yang memakan
waktu relatiF lama, biaya yang mahal, dan rasa ketidakpuasan pihak
yang merasa sebagai pihak yang kalah, dikembangkan mediasi
sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan.
Selain itu, pengembangan mediasi juga didukung oleh berbagai faktor
yaitu, (1) cara penyelesaiannya dikenal di berbagai budaya, (2) bersifat
non adversial, (3) mengikutsertakan baik pihak yang langsung
berkaitan maupun pihak yang tidak langsung berkaitan dengan
sengketa dalam perundingan, (4) bertujuan win-win solution. Mediasi
adalah negosiasi lanjutan, yaitu perundingan yang dibantu oleh pihak
ketiga netral yang keberadaannya dipilih oleh para pihak. Mediator
tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan. Di dalam
melakukan perundingan dikenal dua teknik yaitu perundingan yang
bertumpu pada posisi dan perundingan yang bertumpu pada
kepentingan. Keberhasilan mediasi ditentukan oleh kecakapan
mediator, oleh karena itu mediator harus menguasi berbagai
keterampilan dan teknik. Agar dapat membantu para pihak
menyelesaikan sengketa dan dapat menawarkan alternatif
penyelesaian, mediator harus dapat memetakan apa yang menjadi
penyebab konflik. Hal ini dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap
sikap, persepsi, pola interaksi, dan komunikasi yang ditunjukkan para
pihak dalam perundingan. Menurut Moore, ada tiga tipe mediator, yaitu,
(1) mediator jaringan sosial (social network mediator), (2) mediator
otoritatif (authoritative mediator), (3) mediator mandiri (independent
mediator). Di Indonesia, penyelesaian sengketa melalui mediasi dikenal
tidak hanya dalam masyarakat tradisional tetapi telah diatur dalam
berbagai undang-undang, misalnya Undang-undang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-
undang tentang Kehutanan, Undang-undang tentang Perselisihan
Hubungan Industrial, Undang-undang tentang Arbitrasi dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa. Untuk mediasi di pengadilan, Mahkamah Agung
telah mengeluarkan Peraturan MA tentang Prosedur Mediasi Si
Pengadilan.

2. CONTOH ABSTRAK LAPORAN PENELITIAN/ SKRIPSI/


TESIS/DISERTASI

Pattinama, Tisha Sophy. Fungsi Akta Perdamaian Yang Dibuat Oleh


Notaris Sebagai Pejabat Umum (Dalam Penyelesaian Perselisihan Jual
Beli Telpon Umum Tunggu). Tesis, Magister, Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2006, vii + 66 halaman. Biliografi 30 (1980-
2006).
Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian kepustakaan
dengan data sekunder sebagai sumber datanya. Yang menjadi
permasalahan adalah mengapa perjanjian damai yang dibuat notaris
merupakan alternatif penyelesaian perselisihan jual beli telpon umum
tunggu, dan bagaimana kekuatan hukum akta perjanjian perdamaian
terhadap para pihal yang berselisih? Perselisihan jual beli dapat
diselesaikan melalui dua cara yaitu melaui pengadilan dan di luar
pengadilan. Proses penyelesaian di pengadilan membutuhkan biaya dan
waktu yang tidak sedikit sehingga proses penyelesaian tidak efektif.
Hal ini berbeda dengan penyelesaian di luar pengadilan yang dilakukan
secara damai dan sukarela. Dalam penyelesaian segketa jual beli telpon
umum tunggu antara PT AC dan PT BS kedua pihak sepakat untuk
menyelesaikan secara damai dan sukarela. Sebagai hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa penyelesaian perselisihan dengan cara
musyawarah dan mufakat adalah cara yang paling efektif sehingga
perjanjian perdamaian yang dibuat oleh notaris menjadi alternatif
penyelesaian perselisihan antara PT AC dan PT BS. Akta perdamaian
yang dibuat oleh notaris dianggap sebagai akta yang otentik
mempunyai kekuatan pembuktian lahiriah, formal dan material,
sehingga mempunyai kekuatan mengikat sama dengan putusan hakim
pada tingkat akhir.

3. CONTOH ABSTRAK PERATURAN

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK


KEPEGAWAIAN LN NO. 55 TAHUN 1974 TLN NO. 3041.
ABSTRAK: Untuk mewujudkan Pegawai Negeri yang bermental baik,
berwibawa, berdaya-guna, bersih, bernutu tinggi, dan sadar akan
tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan perlu adanya suatu undang-undang sebagai landasan
pelak-sanaan pembinaan Pegawai Negeri.
Dasar hukum undang-undang ini adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20
ayat (1), Pasal 27, dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945.
- Undang-undang ini mengatur tentang pengertian, ketentuan umum,
pembinaan Pegawai Negeri Sipil kewajiban, hak, dan pejabat negara,
Pembinaan Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indo-nesia, dan
ketentuan peralihan.
CATATAN : Undang-undang ini dirubah dengan Undang-Undang No.
43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

Sumber :
http://iyano.wordpress.com/2011/05/03/abstrak/
http://vinnaindah.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai