Anda di halaman 1dari 10

ABSTRAK DAN DAFTAR PUSTAKA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Studi Islam


Pengampu: Drs. Moh. Subhan, M.E.I

Oleh Kelompok II
1. Diah Dewi Safitri
2. St Zainab
3. Khollah

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


INSTITUT AGAMA ISLAM MIFTAHUL ULUM
2021
1

PEMBAHASAN

A. Pengertian Abstrak dan Penulisannya


Abstrak berasal dari kata abstractus (bahasa latin) yang berarti menarik
dari atau memisahkan. Secara singkat abstrak merupakan isi ringkas dari suatu
dokumen.1
1. Abstrak Secara Umum
Abstrak sebagai intisari dari suatu dokumen yang menyajikan pokok-
pokok dan ruang lingkup isi dokumen tersebut.
2. Menurut Pusat Dokumentasi Ilmiah Indonesia
Abstrak diartikan sebagai sari karangan ataugambaran singkat dari
dokumen.
3. Menurut ANSI (American National Standard Institute)
Abstrak adalah pernyataan secara singkat tetapi akurat dari isi suatu
dokumen tanpa menambahkan tafsiran ataupun kritik dan tanpa
membedakan untuk siapa abstrak itu dibuat.
4. Menurut Rowley
Abstrak merupakan penyajian isi dokumen secara ringkas dan akurat
dalam gaya yang sama dengan dokumen aslinya.
Dari definisi diatas, dapat diartikan Abstrak merupakan Ringkasan
singkat dan jelas dari suatu karya tulis, seperti skripsi, tesis, dan disertasi yang
sudah diterbitkan disertai data bibliografis yang dapat membantu pembaca
dalam memahami isi dan maksud penulis serta mengarahkan pembaca untuk
membaca artikel secara keseluruhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan abstrak adalah
sebagai berikut:2
a. Abstrak disajikan secara singkat, terdiri atas 200 s.d. 300 kata atau sekitar
7 s.d. 10 paragraf dan diletakkan sebelum daftar isi.
b. Abstrak tidak memuat latar belakang, contoh, penjelasan berupa alat, cara
kerja, dan proses yang sudah dikenal atau lazim.

1
Dwiloka, Bambang. Teknik Menulis Karya Ilmiah. (Jakarta: Rineka Cipta. 2015),15
2
Zaenal Arifin. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo. 2013),22
2

c. Abstrak hanya memuat metode kerja dari pengumpulan data sampai


penyimpulan dan data yang sudah diolah.
Dalam penyusunan abstrak, perlu diperhatikan ketelitian penyajian
sumber informasi asli secara cermat, mudah dipahami, dan menggunakan kata
atau istilah yang sama dengan tulisan aslinya. Pengetikan berspasi satu,
menggunakan tipe tulisan standar times new roman atau arial, dengan ukuran
tulisan 12 pt.
Dengan demikian, keberadaan abstrak dalam sebuah laporan atau karya
ilmiah mutlak adanya. Hal ini bisa memudahkan pembaca untuk mengetahui
isi laporan dalam waktu yang singkat, tanpa harus membaca tulisan aslinya
secara menyeluruh. Untuk menyajikan abstrak yang efektif dan mudah
dipahami, penulis perlu memperhatikan karakteristik penulisan abstrak
sehingga pembaca dapat mengetahui isi tulisan walaupun abstrak disajikan
secara singkat.
Cara menulis daftar pustaka yang baik adalah hal kecil dan remeh,
namun berarti besar bagi para penulis. Sebab hanya dengan mengakui sebuah
karya sebagai milik mereka dengan benar dalam menulis sebuah daftar
pustaka, maka para penulis pun tidak akan merasa dirampok ilmu serta
pemikirannya. Bahkan berterima kasih atas penghormatan Anda dalam sebuah
daftar pustaka yang berada di akhir buku.
B. Sifat Abstrak
Di bawah ini adalah beberapa sifat yang dimiliki oleh sebuah abstrak
yang baik. Hal ini berlaku umum, baik abstrak dari sebuah laporan penelitian
(termasuk skripsi, tesis, maupun disertasi), dan abstrak artikel ilmiah yang
akan dikirim untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiahUmumnya satu paragraf -
Abstrak pada umumnya hanya terdiri dari satu paragraf. Paragraf tunggal
abstrak harus:3
1. Utuh (complete) dan bersifat 'standalone', yaitu bisa berdiri sendiri dari
artikel utamanya.
2. Sarat makna (concise) - Abstrak hendaknya menggunakan sedikit kata dan
kalimat untuk menjelaskan sesuatu yang padat makna. Abstrak sebaiknya
3
Widodo, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi. (Jakarta: Magna Script
2014),16
3

tidak menggunakan kalimat-kalimat yang di-copy paste dari artikel utama,


karena kalimat-kalimat yang digunakan dalam artikel biasanya lebih
bersifat elaboratif.
3. Jelas (clear) - Informasi yang disampaikan dalam abstrak hendaknya jelas
bagi pembaca. Oleh karena itu, abstrak juga harus mempunyai organisasi
yang baik sehingga alur informasi yang disampaikan juga bisa ditangkap
dengan mudah oleh pembaca.
4. Terangkai baik (cohesive) - Kalimat-kalimat yang menyusun abstrak
hendaknya terangkai dengan baik antara satu kalimat dengan kalimat yang
lain. Sekali lagi, tujuannya adalah agar abstrak tersebut dapat dibaca
dengan mudah oleh pembaca.
C. Hal-hal Penting dalam Membuat Abstrak
Beberapa hal penting yang sebaiknya anda perhatikan pada saat membuat
abstrak adalah sebagai berikut:4
 Tidak informasi baru - Abstrak tidak boleh mengandung informasi baru
yang tidak tercantum di dalam artikel utama.
 Kalimat sederhana dan tidak bertele-tele - Kalimat dalam abstrak
hendaknya dibuat langsung dan tidak bertele-tele, apalagi mengandung
kata-kata kiasan. Harap diingat bahwa ruang yang tersedia untuk abstrak
sangat terbatas sehingga harus dimanfaatkan sebaik mungkin dengan
kalimat-kalimat yang penuh dan sarat makna.
 Menghindari singkatan dan istilah - Singkatan dan istilah yang tidak
umum sebaiknya tidak digunakan dalam abstrak. Umum tidaknya sebuah
istilah dan singkatan, bisa berbeda antara satu bidang ilmu dengan bidang
ilmu lainnya. Dalam ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia, istilah VFAs
mungkin sudah umum digunakan sehingga semua orang yang berlatar
belakang ilmu tersebut sudah memahaminya tanpa harus dijelaskan
menjadi volatile fatty acids. Demikian pula halnya dalam ilmu Tanaman,
HST mungkin sudah dianggap umum dan tidak menimbulkan penafsiran
lain kecuali Hari Setelah Tanam. Singkatan dan istilah yang sudah
dianggap umum boleh digunakan di dalam abstrak.
4
Rohmadi, M. Dkk. Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di Indonesia di Perguruan Tinggi..
(Sukarta: Sebelas Maret University Press 2018),27
4

 Sekali saja - Kalimat-kalimat yang dicantumkan dalam abstrak masing-


masing mempunyai arti yang unik dan menyampaikan informasi yang unik
pula. Karena ruang yang terbatas, informasi harus disampaikan sekali saja.
 Panjang abstrak - seberapa panjang abstrak yang harus anda buat? Untuk
artikel ilmiah, panjang abstrak biasanya berkisar antara 150 hingga 250
kata. Untuk laporan skripsi, tesis, atau disertasi biasanya mempunyai
abstrak yang lebih panjang dari itu. Yang paling penting untuk dilakukan
adalah memeriksa panduan penulisan yang ada. Jangan membuat abstrak
melebihi ketentuan yang berlaku.
D. Teknik-teknik Penulisan Abstrak
1. Jarakketik 1 spasi
2. Maksimal 250 kata
3. Gunakankalimataktif
4. Buang kalimat yang sifatnya memberikan keterangan pelengkap
E. Jenis-jenis Abstrak
Ada beberapa jenis abstrak yang digolongkan pada fungsi dan orientasi
pembaca. Namun pada prakteknya lebih banyak dikenal/digunakan dua jenis
abstrak ini yaitu:5
1. Abstrak Informatif merupakan abstrak dokumen yang terpenting, sangat
umum, informasi kuantitatif dan kualitatif. Ciri-cirinya : menyajikan
hasil isi dan prinsip-prinsip dari hasil kerja (tujuan dan metode),
kesimpulan dari artikel asli secara jelas, untuk orientasi pembaca yang
tidak dapat mengakses dokumen aslinya. Abstrak informative dibuat
sesempurna mungkin namun tidak mengubah makna/isi dari
dokumen/artikel aslinya. Sehingga abstrak ini lebih panjang daripada jenis
abstrak lainnya. Biasanya makalah/artikel majalah menghasilkan 100
hingga 250 kata, sedangkan laporan dan tesis sekitar 500 kata.
2. Abstrak Indikatif menunjukan isi sebuah artikel dan berisi pernyataan
umum tentang sebuah dokumen, tanpa disertai informasi terperinci
mengenai hasil tujuan serta data kuantitatif. Biasanya untuk dokumen
diskusi, tinjauan literature, prosiding komperensi, dan esei.

5
Wahyu R.N, Tri Dan Restu Ibu. Bahasa Indonesia. (Jakarta: Universitas Gunadarma. 2016),45
5

F. Pengertian Daftar Pustaka


Salah satu hal yang mutlak perlu ada dalam suatu karya ilmiah adalah
daftar pustaka. Daftar pustaka atau bibliografi merupakan daftar berisi judul-
judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang
mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap. Sebuah
bibliografi dapat memberikan deskripsi penting tentang rujukan secara
keseluruhan. Selain itu, sebuah bibliografi dapat pula berfungsi sebagai
pelengkap dari sebuah catatan kaki.
Sebagai patokan umum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebagai dalam menyusun daftar pustaka.
1. Semua sumber acuan yang disebutkan dalam catatan pustaka (kutipan
atau catatan pustaka) harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
2. Semua sumber acuan disusun secara alfabetis menurut pengarang atau
lembaga yang menerbitkan jika tidak ada nama pengarang.
3. Penyusun daftar pustaka didasarkan pada kata pertama judul jika nama
pengarang atau nama lembaga yang menerbitkan tidak ada.
4. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
Selain itu, beberapa hal berikut akan berpengaruh dalam penyusunan
daftar pustaka. Jika ditinjau dari segi penulis dan karyanya, masalah yang
harus diperhatikan adalah:
1. Satu orang penulis dan satu karya,
2. Dua orang atau lebih penulis dan satu karya,
3. Dua orang atau lebih penulis dan satu atau beberapa karya, dan
4. Lembaga sebagai penulis.
Jika ditinjau dari segi media penyajian tulisan, masalah yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Buku,
2. Jurnal
3. Bagian buku,
4. Majalah,
5. Surat kabar
6. Internet.
6

Sama halnyaa dengan penulisan catatan kaki dan kutipan, dalam


penyusunan daftar pustaka pun banyak cara yang dikembangkan. Setiap
perguruan tinggi bebas menentukan caranya sendiri. Bahkan, setiap jurusan
atauau bidang keilmuan tertentu dapat menentukan caranya sendiri pula.
Namun, cara mana pun yang digunakan, penulis harus selalu konsisten dengan
cara yang dipakai dari awal sampai akhir.
Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-ul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya,
yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagaian karya yang
disertainya. Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:6
1. Nama pengarang, yang dikutif secara terbalik;
2. Judul buku, termasuk judul tambahannya;
3. Data publikasi, yang meliputi: penerbit, kota tertib, tahun tertib;
4. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid nomor, dan tahun penerbitan.
Misal: Kosasih, Engkos. 2008. Teori Sastra Indonesia. Jakarta: Perca.
1. Nama keluarga (Kokasih) ditulis lebih dulu, kemudian diikuti nama
kecilnya (Engkos).
a. Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua
tidak dibalikkan.
b. Jika buku itu disusun oleh banyak orang, nama pengarang pertama
yang dicantumkan dna setelahnya diberi keterangan dkk., yang
‘artinya dan kawan-kawan’.
c. Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu dipakai
menggantikan nama pengarang.
d. Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor itu
yang dipakai. Di belakang nama editor diberi keterangan (ed.),
‘editor’.
e. Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
f. Daftar pustaka disusun alfabetis berdasarkan urutan huruf awal
nama belakang pengarang.

6
Zaenal Arifin. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo. 2013),18
7

2. Tahun terbit ditulis setelah nama pengarang, pada contoh, 2008.


3. Jika pada tahun yang sama, pengarang itu menerbitkan dua buku dan
kedua dijadikan daftar pustaka, tahun terbit itu diberi urutan, misalnya
1990a, 1990b, dan seterusnya.
4. Judul buku harus diberi garis bawah atau dicetak miring. Jika buku
tersebut merupakan tejemahan, setelah judul buku diberi keterangan
(terjemahan).
5. Urutan data penerbit, didahului kota penerbit yang kemudian nama
penerbit (Jakarta: Perca).

Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan
yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti
Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan
daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang
dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan
nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun
internet yang tidak terdapat dalam daftar pustaka ini.Mengingat arti Penting
dari bagian karya ilmiah yang satu ini, maka mahasiswa, dosen,siswa maupun
masyarakat umum lainnya perlu mengetahui.

KESIMPULAN

Abstrak yang diperlukan melengkapi naskah untuk dimuat dalam jurnal


ilmiah, mempunyai persyaratan seperti panjang (jumlah kata), isi, dan
susunannya. Panjang abstrak berkisar 200 kata yang disusun dalam satu paragraf
yang terintegrasi. Berbeda dengan ringkasan, abstrak memuat secara singkat
tentang latar belakang, metode, hasil, dan kesimpulan kajian yang disusun secara
8

padat dan koheren.Oleh karena panjang abstrak terbatas maka hasil dan
kesimpulan kajian ditulis secara padat dan singkat tetapi menarik untuk diketahui.
Di samping itu uraian abstrak memuat kata-kata kunci isi yang menjadi
bahsan dan naskah. Walaupun telah tersebut dalam uraian abstrak, untuk
mempertegas dan menarik perhatian pembaca, kata-kata kuci itu disusun secara
terpisah pada akhir abtrak. Abstrak berfungsi untuk memberikan gambaran
ringkas tentang isi naskah dan disusun sedemikian rupa untuk menggugah
pembaca untuk membaca isi naskah secara keseluruhan. Agar abstrak dapat
memenuhi fungsinya, penulis hendaknya meperhatikan ketentuan-ketentuan
menyusun dan menulis abstrak termasuk dalam pemilihan kata yang efisien dan
tepat, penyusunan kalimat yang syarat makna, penataan kalima-kalimat menjadi
sebuah paragraf yang koheren. Yang juga sangat pentng ialah penggunaan bahasa
yang baku serta komunikatif. Abstrak ditulis sesudah naskah selesai ditulis secara
lengkap dan perlu diperiksa kembali untuk melihat apakah abstrak itu telah dapat
menggambarkan isi pokok naskah secara singkat tetapi lengkap.
Daftra pustaka memuat semua sumber tertulis, baik itu yang berupa buku,
artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumber-sumber lain dari internet. Semua
sumber tertulis atau tercetak yng tercantum di dalam karya ilmiah haru
dicantumkan di dalam daftar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah
dibaca oleh penulis, tetapi tidak pernah digunakan di dalam penulisan karya
ilmiah it, tidak boleh dicantumkan di dalam daftar pustaka.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2013. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta:


Grasindo.

Dwiloka, Bambang. 2015. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Widodo, 2004. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi.


Jakarta: Magna Script.
9

Wahyu R.N, Tri Dan Restu Ibu. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas
Gunadarma.

Rohmadi, M. Dkk. 2008.Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di Indonesia di


Perguruan Tinggi. Sukarta: Sebelas Maret University Press

Anda mungkin juga menyukai