Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
Jl. Willem Iskandar Psr V - Medan Estate. Kotak Pos No. 1589 Medan 20221
Laman : fmipa.unimed.ac.id

OUTLINE PROPOSAL PENELITIAN

Nama : Dian Dorkas Pentaria Br P


Nim : 4183321033
Jurusan : Fisika
Program Studi : Pendidikan Fisika

I. Judul Proposal Skripsi


PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MOMENTUM, IMPLUS DAN
TUMBUKAN

II. Latar Belakang


Dalam 1 pasal 1 UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa sistem
Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait
secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasioanal. Tujuan pendidikan
nasional yang dirumuskan dalam UU SISDIKNAS adalah untuk mengembangkan
potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha esa, berakhlas mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Oleh karena itu sebuah sistem
pendidikan perlu melakukan penyesuaian dengan lingkungan, karena lingkungan
mengandung sejumlah kendala bagi bekerjanya sistem.
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Perubahan yang artinya perbaikan pendidikan pada semua tingkat
sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan merupakan kunci kerberhasilan
bagi bangsa dalam menghadapi persaingan pendidikan karena pendidikan adalah sarana
untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Berhasilnya
perkembangan di bidang pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
bidang lainnya (Trianto,2010).
Masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan saat ini adalah rendahnya kualitas
lulusan yang berkualitas (Megawanti, 2012). Hal ini dilihat dari rendahnya rata-rata
prestasi belajar siswa, salah satunya adalah mata pelajaran fisika. Berdasarkan
penelitian dari Gunawan dan Siregar (2016), bahwa hasil belajar siswa dalam sehari-
hari masih rendah dan siswa hanya mendapatkan hasil ujian dengan rata-rata dibawah
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan di sekolah ≤ 70. Salah satu
faktor nya adalah proses pembelajaran guru sering menggunakan metode ceramah dan
metode diskusi pembelajaran yang dilakukan dikelas masih bersifat monoton. Hal ini
dikarenakan pada proses pembelajaran penyampaian materi menggunakan metode
ceramah, kurangnya bahan ajar, penggunaan media kurang menarik.
Pannen (2001) mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau
materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Andi Prastowo (2015) Bahan ajar merupakan sebuah
susunan atas bahan-bahan yang berhasil dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber
belajar yang dibuat secara sistematis. Prastowo (2013) bahan ajar adalah pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang harus di pelajari oleh peserta didik dalam menapai
keberhasilan Standar Kompotensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah di
tentukan.
Mengambil keputusan agar dapat melakukan inovasi terhadap proses
pembelajaran merupakan suatu pilihan yang tepat yang bisa di ambil oleh pendidik
sebagai tindakannya (Ashari dan Diani, 2017). Tugas guru pada pola proses belajar
mengajar di kelas banyak, namun apabila dikelompokkan menjadi lebih spesifik, maka
ada tiga hal yang sangat penting yang harus ditingkatkan oleh seorang tenaga pendidik,
yaitu seorang yang mampu merancang (designer), mampu melaksanakan tugas
(executor), serta mampu mengevaluasi(evaluator) (Gagne, 1974). Untuk itu guru harus
mampu menjadi seorang penggerak yang bisa mengikuti perubahan-perubahan.
Pembelajaran merupakan proses yang kompleks, karena dalam proses yang kompleks,
karena dalam prosesnya menyangkut banyak komponen. Adapun satu komponen guru.
Begitu banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
salah satunya adalah mencapai tujuan pendidikan, dimana tidak terlepas dari segala
aspek sarana serta prasarana yang di butuhkan, salah satunya adalah bahan Ajar yang di
pergunakan oleh sekolah agar dapat menciptakan proses belajar mengajar yang efektif
dan efisisen (Miarso, 2009).
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu instrumen perangkat
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran (Firdaus & Wilujeng, 2018). LKPD
adalah lembaran yang berisi soal-soal yang untuk dikerjakan peserta didik, serta
terdapat langkah-langkah dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Adapun struktur
LKPD terdiri atas 6 komponen yaitu: 1) judul; 2) petunjuk belajar; 3) kompetensi yang
dicapai; 4) informasi pendukung; 5) tugas dan langkah kerja; 6) dan penilaian.
Menurut Nua, dkk (2018) LKPD berbasis discovery learning dapat
meningkatkan keterampilan dan proses kognitif siswa dalam memahami materi. Hasil
penelitian Wijayanti (2016) dan Khoiriyah dkk (2013) menunjukkan bahwa LKPD
yang di kembangkan dengan berorientasi kurikulum 2013 efektif untuk digunakan
dalam pembelajaran, LKPD Discovery mampu membimbing siswa dalam melakukan
percobaan secara mandiri sehingga keterampilan siswa dalam melakukan percobaan
menjadi baik dan memperoleh hasil belajar yang baik. Selain itu, (Kusdiningsih dkk.,
2016).
Menurut Akinbobola & Afolabi (2010) penggunaan pendekatan discovery dapat
melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah, belajar mandiri, berpikir kritis,
dan pemahaman dalam proses pembelajaran. Model Discovery Learning adalah model
mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah,
murid ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan guru dalam model
pembelajaran discovery learning adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar.
Hasil observasi dan wawancara terhadap guru dan siswa X IA 5 SMA Negeri 11
Medan masih menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang diterbitkan oleh penerbit.
LKS yang digunakan sebelumnya diperoleh dari penerbit, dan tidak dikembangkan oleh
guru bidang studi fisika. Selain itu, LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dipakai pada
umumnya digunakan oleh guru sebagai bahan ajar hanya berorientasi untuk mengecek
pemahaman siswa, dan dikerjakan oleh siswa ketika pembelajaran serta digunakan
untuk nilai tugas diakhir pembelajaran, sehingga kurang menunjang siswa dalam
memahami materi pembelajaran dan memberikan pengalaman untuk melakukan
eksperimen dan mengekplorasi potensi dalam diri siswa. LKPD yang baik mencakup
enam unsur utama bahan ajar menurut Prastowo (2011) yang meliputi judul, petunjuk
belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau
Langkah-langkah kerja dan penilian.
III. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang yang telah dipaparkan, dapat di identifikasi
permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini antara lain:
1. Hasil belajar mata pelajaran fisika siswa masih rendah
2. Guru SMA 11 Medan masih menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa)
3. LKS yang digunakan belum memotivasi siswa untuk belajar menemukan konsep
Fisika dengan benar.
4. Siswa membutuhkan LKPD yang tepat untuk merangsang peserta didik dalam
proses penemuan.

IV. Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka disusun rumusan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah LKPD fisika kelas X materi pokok momentum, implus dan tumbukan yang di
kembangkan oleh peneliti terdapat penilaian layak sesuai dengan kebutuhan discovery
learning menurut ahli materi?
2. Bagaimana penilian LKPD fisika kelas X berbasis Discovery learning yang telah di
kembangkan menurut penilian guru dan siswa?

V. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, Tujuan penelitian yang akan di capai adalah:
1. Menghasilkan LKPD Fisika SMA Kelas X materi pokok momentum, implus dan
tumbukkan yang layak di gunakan sebagai bahan ajar di kelas menurut ahli materi
2. Menghasilkan LKPD Fisika SMA Kelas X berbasis Discovery Learning yang telah di
kembangkan menurut penilian guru dan siswa.

1.1 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk siswa, Menarik minat siswa dalam melaksanakan pembelajaran fisika materi
pokok momentum, implus dan tumbukan sehingga meningkatkan hasil belajar
2. Untuk guru, LKPD yang di hasilkan dari penelitian pengembangan ini dapat dijadikan
sebagai pedoman untuk menerapkan Discovery Learning pada pembelajaran fisika
materi pokok momentum, implus dan tumbukan.
3. Untuk Sekolah, hasil penelitian pengembangan ini dapat di jadikan sebagai contoh
untuk menyediakan bahan ajar melalui pengembangan instruksional.

Mengetahui:
Ketua Jurusan Fisika Dosen Pembimbing Skripsi, Peneliti,

Dr. Wawan Bunawan, M.Pd, M.Si Dr. Nurdin Siregar, M.Si Dian Dorkas
NIP.196812051993031001 NIP.195806081984031004 NIM.4183121033

Anda mungkin juga menyukai