Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REPORT

PENGAJARAN PROSA, PUISI DAN DRAMA

DOSEN PENGAMPU : Fitriani lubis, S.Pd., M.Pd.


OLEH :
NAMA : JOY FIRDAUS SILALAHI
NIM : 2212411015
KELAS : REGULER F
MATA KULIAH : PENGAJARAN PROSA, PUISI DAN DRAMA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Report yang berjudul
“Pengajaran prosa, puisi dan drama” dengan tepat waktu. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi
tugas Critical Jurnal Review mata kuliah pengajaran prosa, puisi, dan drama. Penyusun juga berterima
kasih kepada Ibu Dosen Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd. . yang sudah memberikan bimbingan dan saran
dalam terwujudnya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa tugas Critical jurnal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penyusun mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semua kritik, saran, dan
petunjuk yang diberikan akan diterima dengan senang hati. Akhir kata penyusun mengucapkan terima
kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, November 2022

JOY FIRDAUS HAMONANGAN SILALAHI


2212411015
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR ................................................................................................... 4
B. Tujuan Penulisan CJR ............................................................................................................... 4
C. Manfaat CJR ............................................................................................................................. 4
D. Identitas Jurnal.......................................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 6
A. Ringkasan Jurnal 1 .................................................................................................................... 6
B. Ringkasan Jurnal 2 .................................................................................................................... 7
C. Ringkasan Jurnal 3 .................................................................................................................... 9
BAB III ........................................................................................................................................... 12
PERBANDINGAN ISI JURNAL .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Sastra merupakan salah satu bentuk kegiatan kreatif dalam menghasilkan sebuah karya yang
mengandung nilai dan rasa estetis serta mencerminkan realitas sosial masyarakat. Karya sastra lahir
karena adanya keinginan dari penulis untuk mengungkapkan perasannya yang berisi ide, gagasan, dan
pesan tertentu berdasarkan ide dan realitas sosial budaya penulis serta menggunakan media bahasa
sebagai penyampainya. Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang dapat meninggalkan suatu
pesan dan kesan bagi pembacanya. Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang memberikan makna
tertentu kepada pembaca. Karya sastra mampu mengajak pembaca berimajinasi sesuai dengan konteks
yang dibaca. Seorang pengarang ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata
yang mampu memberikan makna, baik makna secara konotatif maupun denotatif. Karya sastra
merupakan wujud permainan kata-kata pengarang yang berisi maksud tertentu, yang akan disampaikan
kepada penikmat sastra.

B. Tujuan Penulisan CJR


 Menyelesaikan tugas CJR pada mata kuliah Pengajaran Prosa, Puisi Dan Drama
 Meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya berfikir kreatif dalam menghasilkan sebuah
karya sastra
 Melatih diri untuk berpikir kreatif dalam menghasilkan karya-karya dalam sastra

C. Manfaat CJR
Untuk menambah wawasan dalam sastra dengan cara melihat perbandingan setiap
jurnal kajian sastra sebagai informasi dan kesimpulan dalam melihat kajian-kajian sastra di
kehidupan.

D. Identitas Jurnal
Jurnal 1
1. Judul junal : MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI KAJIAN SASTRA
TERPADU UNTUK PENGUASAAN EMPAT ASPEK KETERAMPILAN
BERBAHAS
2. Halaman : 14 halaman
3. Volume : 12
4. Nomor : 2
5. T ahun : 2019
6. Nama pengarang: Dr. Diana Silaswati, M.Pd. Deanty Rumandang Bulan, S.S., M.A. Dani
Hermawan, S.Pd., M.Pd.
7. ISSN : 1978-9842
Jurnal 2
1. Judul jurnal : Gaya Kepenyairan Taufik Ismail dalam Sajak Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
2. Halaman : 6 halaman
3. Volume : 8
4. Nomor :3
5. Tahun : 2019
6. Nama pengarang : Liga Febrina
7. ISSN : 2685-9599

Jurnal 3
1. Judul jurnal : ANALISIS MAKNA DAN NILAI MORAL PADA PUISI ANAK USIA SEKOLAH DASAR
DENGAN TEMA LINGKUNGAN
2. Halaman :13
3. Volume : 2
4. Nomor : 1
5. Tahun : 2022
6. Nama pengarang : Arum Kinasih, Hasna Nabila Exa , Siva Anisa Amalia , Septi
Yulisetiani
7. ISSN : 2808-1331
BAB II

PEMBAHASAN
A. Ringkasan Jurnal 1
A. Tujuan penelitian
Tujuan atau produk akhir penelitian melalui pengembangan dan penerapan model apresiasi kajian
sastra terpadu pada kegiatan pembelajaran diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu pengembangan
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan empat aspek
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Sementara itu, tujuan
penelitian secara khusus yang ingin dicapai untuk menunjang tujuan umum penelitian ini adalah
menganalisis dan menjelaskan:

 Pengintegrasian kegiatan pembelajaran apresiasi kajian prosa fiksi, apresiasi kajian puisi,
dan apresiasi drama menjadi model apresiasi kajian sastra terpadu.
 Kualitas perencanaan model apresiasi sastra terpadu yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran untuk penguasaan empat aspek keterampilan berbahasa.
 Keefektifan proses pelaksanaan pembelajaran dengan model apresiasi kajian sastra terpadu
untuk penguasaan empat aspek keterampilan berbahasa.
 Hasil kegiatan pembelajaran dengan model apresiasi kajian sastra terpadu dalam
meningkatkan kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan empat aspek keterampilan
berbahasa
 Model apresiasi kajian sastra terpadu sebagai alternatif bahan ajar untuk penguasaan empat
aspek keterampilan berbahasa.
B. Subjek penelitian
Adapun sumber data primernya adalah seluruh mahasiswa angkatan tahun 2018- 2019 yang
aktif mengikuti kuliah pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNIBBA
yang berjumlah 40 orang. Penentuan sumber data berdasarkan alasan, bahwa secara logis dan
tradisional merekalah yang akan menampilkan terjadinya perubahan dikarenakan oleh adanya
pemberian perlakuan (treatment).

C. Assesment Data
Pemahaman mahasiswa mengenai apresiasi kajian sastra terpadu dan empat aspek
keterampilan berbahasa, juga data mengenai hasil belajar responden penelitian dalam penguasaan
empat aspek keterampilan berbahasa sebelum dan sesudah diberi perlakuan (treatment).

D. Metode Penelitian
Peneliti menentukan metode yang digunakan adalah metode pra-eksperimen (pre-
experimental design), Creswell (2010: 238) menyatakan, bahwa “dalam rancangan pre-experimental,
peneliti mengamati satu kelompok utama dan melakukan intervensi di dalamnya sepanjang
penelitian. Dalam rancangan ini, tidak ada kelompok kontrol untuk diperbandingkan dengan
kelompok eksperimen”.
Metode pre-experimental design, dilakukan dengan menggunakan rancangan pra-test pos-test
pada satu kelompok (one group pretest-posttest design). Di dalam rancangan atau desain eksperimen
ini, mencakup satu kelompok yang diobseravsi pada tahap pre-test yang kemudian dilanjutkan
dengan treatment dan post-test (Creswell, 2010: 241). Secara garis besarnya, proses evaluasi
dilakukan di awal (pretest) dan di akhir (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang dilakukan
untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan evaluasi
yang dilakukan untuk melihat ketercapaian tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis
situasi berikutnya. Digunakannya desain eksperimen one group pretest-posttest design dalam tahapan
mengujicobakan model pembelajaran apresiasi kajian sastra terpadu, dengan pertimbangan bahwa
model mengapresiasi atau mengkaji karya sastra dengan memadukan apresiasi kajian prosa fiksi,
apresiasi kajian puisi, dan apresiasi drama, yang secara terintegrasi pula dilakukan melalui kegiatan
menyimak, berbicara, membaca, menulis tersebut, sama sekali belum pernah diberikan di Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNIBBA. Jadi, model dan materi ini belum
dikenal dan benar-benar baru bagi mahasiswa.

E. Langkah penelitian
Teknik pengumpulan data adalah salah satu bagian penelitian yang sangat penting.
Keberhasilan suatu penelitian sangat bergantung kepada kelengkapan catatan lapangan (field notes)
yang disusun peneliti. Sesuai rancangan penelitian, maka jenis data yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah 1) data mengenai proses pengembangan produk berupa model apresiasi kajian sastra
terpadu beserta perangkat pembelajarannya yang sesuai dengan prosedur pengembangan yang
ditempuh, 2) Data mengenai tingkat kelayakan dan kualitas produk (model dan perangkat
pembelajarannya), 3) Data tingkat pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam melakukan
apresiasi kajian sastra (puisi, prosa, drama) dan penguasaan terhadap empat aspek keterampilan
berbahasa. Adapun teknik pengumpulan dan instrumen yang dipergunakan dalam rangka
memperoleh data dilakukan melalui studi dokumentasi, observasi, kuesioner/angket, wawancara,
portofolio, dan Tes Hasil belajar.

F. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penskoran, data kemampuan awal (pretest) dan kemampuan akhir (posttest)
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah FKIP UNIBBA angkatan
tahun 2018-2019 dalam melakukan kegiatan pembelajaran mengkaji dan mengapresiasi karya sastra
dengan menggunakan Model Apresiasi Kajian Sastra Terpadu yang terintegrasi dengan empat aspek
keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebelum pengolahan
data dilakukan dengan mengunakan statistik Uji-t, terlebih dahulu dilakukan perhitungan distribusi
normal, uji homogenitas dan uji linieritas terhadap data yang terkumpul sebagai persyaratan teknik
analisis data.

B. Ringkasan Jurnal 2
A. Tujuan penelitian
Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang memberikan makna tertentu kepada pembaca.
Karya sastra mampu mengajak pembaca berimajinasi sesuai dengan konteks yang dibaca. Seorang
pengarang ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang mampu
memberikan makna, baik makna secara konotatif maupun denotatif. Karya sastra merupakan wujud
permainan kata-kata pengarang yang berisi maksud tertentu, yang akan disampaikan kepada penikmat
sastra. Karya sastra sering dinilai sebagai objek yang unik dan seringkali sukar diberikan rumusan
yang jelas dan tegas. Sastra adalah objek ilmu yang tidak perlu diragukan lagi. Walaupun unik dan
sukar dirumuskan dalam suatu rumusan yang universal, karya sastra adalah sosok yang dapat diberikan
batasan dan ciri-ciri, serta dapat diuji dengan pancaindra manusia (Semi, 2012: 24).
Salah satu bentuk karya sastra adalah sajak. Sajak merupakan luapan gelora perasaan yang
bersifat imajinatif. Sajak diciptakan untuk dibaca, dipahami, dan dinikmati oleh pembaca dan
peminatnya. Melalui sajak, penyair menyampaikan nilai-nilai kehidupan yang direnungkannya, seperti
nilai-nilai keagamaan, sosial budaya, politik, ekonomi, dan nilai-nilai lainnya. Dari segi struktur, sajak-
sajak sekarang ini tampaknya tidak lagi terikat oleh kaidah-kaidah lama. Sajak-sajak pada masa dahulu
terikat pada struktur baris, bait, irama, persajakan, dan sebagainya. Namun, pada masa sekarang,
perkembangan dunia kesusasteraan telah melepaskan sajak dari kungkungan kaidah-kaidah tersebut.
Penulis memfokuskan masalah ini pada gaya kepenyairan digunakan Taufiq Ismail dalam
karyanya yang berjudul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Selanjutnya, akan digunakan kata MAJOI
sebagai akronim dari Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia ini. Taufiq Ismail adalah pelopor sajak-sajak
demonstrasi. Sajak-sajaknya adalah sajak demonstrasi yang mengungkapkan tuntutan membela
keadilan dan kebenaran. Sajaknya berupa protes sosial menentang tirani dan rezim seratus menteri.
Sajak-sajaknya menandakan suatu kebangkitan Angkatan 66 dalam dunia perpuisian di Indonesia.
Penelitian ini juga terkait dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan
Aruna Laila (2016), Emi Susilowati (2016), Dian Uswatun Hasanah (2019), dan Rahmat Selisih Mara
(2019) yang terkait dengan gaya kepenyairan dan gaya bahasa.

B. Subjek penelitian
Syair Taufik Ismail dalam Sajak Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia

C. Assesment Data
Informasi tentang gaya bahasa dan makna-makna yang terkandung di dalam syair puisi taufik
ismail tersebut.

D. Metode Penelitian
Hakikat Karya Sastra
Secara etimologis, kesusasteraan berarti karangan indah. Sastra (dari bahasa Sanskerta) artinya tulisan,
karangan. Akan tetapi, sekarang ini pengertian kesusasteraan berkembang melebihi pengertian
etimologis tersebut. Kata ‘indah’ amat luas maknanya. Tidak saja menjangkau pengertian-pengertian
lahiriah, tetapi terutama adalah pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah.
Hakikat Sajak
Dewasa ini, istilah puisi bertumpang tindih penggunaannya dengan istilah sajak. Adapun rumusan
orang untuk menjelaskan perihal sajak atau puisi, selalu saja dinilai kurang tepat dan belum
memuaskan. Akibatnya, bermunculan lagi definisi-definisi lain yang berusaha melengkapi atau bahkan
menolak definisi yang sudah ada sebelumnya. Secara umum, sajak memang identik dengan puisi,
tetapi tidak sama.

Hakikat Gaya Kepenyairan


Enkvist (dalam Junus, 2010:49) memberikan beberapa pengertian tentang gaya, yang dilihat dari tiga
sudut pandang yang berbeda. Pertama, dilihat dari sudut penulis, yaitu dasar komposisi yang aktif
yang digunakan oleh penulis untuk memasuki dan membedah bentuk dalaman daripada subjek yang
diceritakannya. Kedua, gaya dilihat sebagai ciri teks, yang dapat dilihat dengan mempelajari teks.
Ketiga, pengertian gaya dihubungkan dengan kesan yang diperoleh khalayak

E. Langkah penelitian
Penulis memfokuskan masalah ini pada gaya kepenyairan digunakan Taufiq Ismail dalam karyanya
yang berjudul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Selanjutnya, akan digunakan kata MAJOI sebagai
akronim dari Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia ini. Taufiq Ismail adalah pelopor sajak-sajak
demonstrasi. Sajak-sajaknya adalah sajak demonstrasi yang mengungkapkan tuntutan membela
keadilan dan kebenaran. Sajaknya berupa protes sosial menentang tirani dan rezim seratus menteri.
Sajak-sajaknya menandakan suatu kebangkitan Angkatan 66 dalam dunia perpuisian di Indonesia.

F. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa Taufiq Ismail cenderung menggunakan gaya pribadi
dalam menghasilkan sebuah sajak. Maksudnya, penikmat sastra dapat membedakan antara sajak
Taufiq Ismail dengan penyair lainnya. Karakteristik gaya kepenyairan Taufiq Ismail dalam
menciptakan karyakaryanya terlihat dari beberapa aspek berikut ini.
a) Bergaya Naratif
Taufiq Ismail cenderung menggunakan teknik narasi atau bercerita dalam menciptakan sebuah
sajak. Hal ini dapat dilihat pada semua sajak yang menjadi objek dalam penelitian ini. Hal ini berbeda
dari karya penyair-penyair lainnya yang menganggap kepuitisan sebuah sajak itu terlihat jika kata yang
digunakan lebih sedikit. Namun, Taufiq menolak atau lebih tepat tidak menerima penuh bahwa puisi
mesti padat dan harus sedikit kata-kata. Dia lebih memilih sajak banyak kata tetapi cantik, menyentuh
perasaan, laju menghilir dan komunikatif daripada sajak yang padat makna dan minimum kata, tetapi
tidak indah dan gagap berkomunikasi.
b) Penyaluran Aspirasi Rakyat Indonesia terhadap Kebijakkan Orde
Baru Sajak-sajak dalam MAJOI mewakili pandangan orang banyak tentang Orde Baru.
MAJOI merupakan protes kepada Orde Baru, gugatan kepada kebobrokan akhlak yang lebih luas dari
sekadar kekuasaan politik. Imaji yang suram berupa sejumlah perilaku negatif, seperti pragmatisme,
hutang Indonesia, korupsi, suap, keserakahan penguasa, indoktrinisasi, kecurangan pemilu, dan
pengingkaran Undang-Undang Dasar yang merupakan kegelisahan kolektif yang juga menjadi topik
MAJOI.

C. Ringkasan Jurnal 3
A. Tujuan Penelitian
Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari penulis untuk mengungkapkan perasannya
yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu berdasarkan ide dan realitas sosial budaya penulis serta
menggunakan media bahasa sebagai penyampainya. Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang
dapat meninggalkan suatu pesan dan kesan bagi pembacanya. Dalam hal ini, pembaca dapat menikmati
karya tersebut sekaligus mendapat pembelajaran/ pesan moral. Karya sastra adalah salah satu media
yang dapat dimanfaatkan untuk „mendidik‟ anak melalui bacaan. Karya sastra diyakini dapat memberi
banyak manfaat pada anak dalam proses perkembangannya menuju dewasa. Menurut (Dzarna, 2016),
karya sastra meliputi cerita pendek atau cerpen, novel, puisi, dan drama. Setiap karya sastra tersebut
memiliki keindahan masing-masing, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan gaya bahasa pada
setiap karya.

B. Subjek penelitian
Puisi-puisi anak

C. Assesment Data
Tentang fakta-fakta hasil analisi terhadap kumpulan puisi-puisi anak.

D. Metode Penelitian
Teknik pengumpulan data penilitian ini berupa analisis isi dengan langkah memilih puisi yang
akan di analisis, membaca puisi dengan seksama, memahami isi setiap bait pada puisi, kemudian
menyimpulkan makna dan nilai moral yang terkandung dalam puisi

E. Langkah penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kajian sastra lingkup puisi, namun peneliti fokus
pada analisis puisi anak. Data dalam penelitian ini dari website titikdua.net dengan judul Kumpulan
Puisi Anak SD Indonesia tentang Alam, Keluarga, dan Pendidikan. Namun peneliti hanya mengambil
puisi dengan tema lingkungan. Kajian sastra ini mengutamakan pembedahan makna dan nilai moral
yang terdapat dalam puisi tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa analisis
interaktif. Teknik pengumpulan data penilitian ini berupa analisis isi dengan langkah memilih puisi
yang akan di analisis, membaca puisi dengan seksama, memahami isi setiap bait pada puisi, kemudian
menyimpulkan makna dan nilai moral yang terkandung dalam puisi.

F. Hasil Penelitian
1. Bulan purnama
oh bulan purnama
wajahmu bundar memesona
sinarmu menerangi bumi
oh bulan purnama
tampakkan senyummu
hiburlah hatiku
temanilah aku pada malam sunyi
Pada bait pertama “oh bulan purnama wajahmu bundar memesona sinarmu menerangi bumi”,
penulis memuji bulan yang sangat cantik karena tampak bundar dan memesona. Sinar bulan menerangi
bumi ketika malam hari, menggantikan peran matahari dikala siang hari.
Pada bait kedua “oh bulan purnama tampakkan senyummu hiburlah hatiku temanilah aku pada
malam sunyi”, penulis mengharapkan bulan menampakkan senyumnya untuk menghibur hati penulis,
serta menemani malam sunyi yang dirasakan oleh penulis. Pada bait-bait puisi sebelumnya telah
dijelaskan bahwa sebagai seorang hamba selain mensyukuri, kita juga perlu memuji ciptaan Tuhan.
Karya sastra adalah salah satu media yang dapat dimanfaatkan untuk „mendidik‟ anak melalui
bacaan. Karya sastra meliputi cerita pendek atau cerpen, novel, puisi, dan drama. Puisi anak memiliki
bahasa yang sederhana, bentuknya naratif, berisi dimensi kehidupan yang bermakna dan dekat dengan
dunia anak, serta mengandung unsur bahasa yang indah dengan panduan bunyi pilihan kata dan satuan-
satuan makna. Walaupun dengan bahasa yang sederhana, agar lebih mudah memahami makna dan nilai
moral yang terkandung dalam puisi, diperlukan analisis isi puisi. Dalam beberapa puisi anak yang telah
di analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa selain untuk hiburan, puisi dapat diambil nilai moral yang
bermanfaat dalam perkembangan anak. Seperti salah satu puisi berjudul pelangi yang memiliki nilai
moral bahwa kita sebagai manusia harus mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Pada
puisi kelinciku manis juga dapat diambil nilai kehidupan bahwa kita harus menyayangi dan merawat
hewan peliharaan yang telah memberi kebahagiaan.
BAB III

PERBANDINGAN ISI JURNAL

Adapun perbandingan isi jurnal tersebut adalah sebagai berikut


A. Jurnal 1
Memiliki permbahasan mengenai apresiasi dan pengkajian karya sastra melalui pola apresiasi
kajian sastra secara terpadu yang terintegrasi dengan kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis, sangat bermanfaat untuk diajarkan atau diimplementasikan kepada mahasiswa, agar
pembelajaran mengapresiasi sastra tidak hanya sampai pada textual interrogation, tetapi menjadi
academic exercise dalam upaya pengembangan daya nalar dan cara berpikir kritis, yang
memungkinkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan empat aspek
keterampilan berbahasa.

B. Jurnal 2
Memiliki pembahasan mengenai makna dari setiap syair taufiq ismail dan gaya bahasa yang
ada pada syair tersebut. Berdasarkan hasil pendeskrpsian data, dapat disimpulkan bahwa dalam
kumpulan sajak Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (MAJOI) karya Taufiq Ismail ditemukan gaya seorang
penulis atau penyair dalam menghasilkan sebuah karya dibedakan atas dua macam, yaitu gaya pribadi
dan gaya kolektif. Dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa Taufiq Ismail cenderung
menggunakan gaya pribadi dalam menghasilkan sebuah sajak. Maksudnya, penikmat sastra dapat
membedakan antara sajak Taufik Ismail dengan penyair lainnya. Hal ini dapat dilihat dari gayanya
seperti bercerita untuk meluapkan gelora perasaannya ke dalam sebuah sajak. Hal ini berbeda dari
karya penyair-penyair lainnya yang menganggap kepuitisan sebuah sajak itu terlihat jika kata yang
digunakan lebih sedikit.

C. Jurnal 3

Memiliki pembahasan yang lebih ringan dibanding 2 jurnal lainnya karena cakupannya
mengenai puisi anak-anak yang memiliki makna dan gaya bahasa tidak serumit jurnal 1 dan 2. i. Dalam
beberapa puisi anak yang telah di analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa selain untuk hiburan, puisi
dapat diambil nilai moral yang bermanfaat dalam perkembangan anak. Seperti salah satu puisi
berjudul pelangi yang memiliki nilai moral bahwa kita sebagai manusia harus mensyukuri segala
nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Pada puisi kelinciku manis juga dapat diambil nilai kehidupan
bahwa kita harus menyayangi dan merawat hewan peliharaan yang telah memberi kebahagiaan.
DAFTAR PUSTAKA

Febrina, Liga,. 2019. Gaya Kepenyairan Taufik Ismail dalam Sajak Malu (Aku) Jadi Orang
Indonesia. Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Kinasih, Arum.,dkk.2022.Analisis Makna Dan Nilai Moral Pada Puisi Anak Usia Sekolah Dasar
Dengan Tema Lingkungan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Silaswati, Diana,. Dkk. 2019. Model Pembelajaran Apresiasi Kajian Sastra Terpadu Untuk
Penguasaan Empat Aspek Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKIP Universitas Bale Bandung.

Anda mungkin juga menyukai