BAHASA INDONESIA
Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitriani Lubis, S.Pd.,
M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberi kesempatan
dan kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan Laporan Tugas
Critical Journal Review ini, sehingga kami dapat memperoleh banyak ilmu,
informasi, pengalaman, dan pengetahuan selama penyusun membuat dan
menyelesaikan tugas CJR.
Kami berharap semoga tugas ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa tugas ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya hasil yang lebih baik lagi
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 21
B. Rekomendasi .................................................................................................... 21
ii
LAMPIRAN ................................................................................................................ 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Buku teks bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam teks
majemuk/genre makro. Teks akademik genre makro dapat berupa buku, ulasan
buku, proposal penelitian, laporan penelitian dan artikel ilmiah. Akan tetapi, ciri
keilmiahan teks akademik dijabarkan ke dalam empat belas ciri yang lebih rinci
dan jelas. Secara substantif, bentuk keilmiahan teks akademik dilihat dari
kesederhanaan struktur dan kepadatan informasi mencerminkan tingkat
keoptimalannya pada penggunaan kalimat simpleks dan kompleks hipotaksis,
penggunaan kata leksikal, dan proses penominalan yang akurat. Keilmiahan yang
terdapat pada teks laporan hasil observasi pada buku teks pelajaran Bahasa
Indonesia masih berada pada kategori cukup ilmiah. Berdasarkan pandangan
tersebut, perlu dilakukan peningkatan yang lebih terhadap penyuluhan buku teks
sebab buku tersebut diperuntukkan secara nasional.
Critical jurnal riview adalah penganalisisan, penilaian, danpengevaluasikan
mengenai keunggulan & kelemahan jurnal, bagaimana isi artikeltersebut bias
mempengaruhi cara berpikir kita & menambah pemahaman kita.Melalui critical
jurnal review kita menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut
pandang kita berdasarkan pengetahuan & pengalaman yang kita miliki.
2
tinggi, serta juga diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan
yang secara teoritis untuk dipelajari.
2 Manfaat Secara Praktis
D. Identitas Jurnal
a. Jurnal Utama
1 Judul Artikel : ANALISIS CIRI KEILMIAHAN TEKS AKADEMIK PADA
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI (BUKU TEKS PELAJARAN
BAHASA INDONESIA KELAS X)
2 Pengarang : Widiastuti
3 Tahun Terbit : 2019
4 Kota Terbit : Makassar
5 Tebal Artikel Jurnal : 12 Halaman
6 Volume & Nomor : -
7 ISSN : -
8 Bahasa : Indonesia
b. Jurnal Pembanding
1 Judul Artikel : ANALISIS KEILMIAHAN TEKS AKADEMIK (BUKU
TEKS PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK KELAS
X EDISI REVISI 2016 TERBITAN KEMENDIKBUD) DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS TEKS
LAPORAN HASIL OBSERVASI
2 Pengarang : Sari Rahayu Arifi
3 Tahun Terbit : 2017
3
4 Kota Terbit : Makassar
5 Tebal Artikel Jurnal : 15 Halaman
6 Volume & Nomor : -
7 ISSN : -
8 Bahasa : Indonesia
4
BAB II
RINGKASAN JURNAL
A. Jurnal Utama
PENDAHULUAN
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen
yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-
lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna
atau konsep. Oleh sebab itu, setiap lambang bunyi itu menyatakan suatu konsep atau
makna, dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Bahasa
yang digunakan terjadi, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam bahasa tulis,
gagasan yang disampaikan seseorang akan dapat dengan mudah dipahami oleh
pembaca, jika apa yang disampaikannya dibentuk dengan kalimat-kalimat yang baik
dan benar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan
prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebaga teks, (2) penggunaan bahasa
merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan
makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa tidak pernah dapat
dilepaskan dari konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide,
sikap, nilai dan ideologi penggunaaanya, dan (4) bahasa merupakan sarana
pembentukan kemampuan berpikir manusia, dan cara berpikir seperti itu
direalisasikan melalui struktur teks (Kemendikbud, 2013). Pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam Kurikulum 2013 edisi revisi adalah pembelajaran berbasis teks.
Buku teks bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam teks majemuk/genre
makro. Teks akademik genre makro dapat berupa buku, ulasan buku, proposal
penelitian, laporan penelitian dan artikel ilmiah. Jenis-jenis teks akademik tersebut
merupakan genre makro yang masing-masing di dalamnya terkandung campuran dari
5
beberapa genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan
diskusi.
1.1. Teks Akademik
Menurut Abidin, Yunus dkk (2014:16), teks akademik atau karya tulis ilmiah
merupakan tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis
dengan menggunakan bahasa yang benar. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang dimediakan atau cara seseorang untuk
mengungkapkan sebuah ide dalam bentuk tulis dan lisan untuk mengungkapkan
makna secara kontekstual yang bersifat ilmiah. Wujud teks akademik antara lain,
seperti: buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, dan artikel ilmiah.
Kelima jenis teks tersebut genre makro yang didalamnya masing-masing terdiri atas
beberapa genre mikro, seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan
diskusi.
Ciri Teks Akademik Secara umum
teks akademik memiliki ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif, dan logis.
1. Sederhana Struktur, Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur
kalimat yang sederhana melalui penggunaan kalimat simpleks yang lebih
banyak daripada kalimat kompleks secara ideasional menunjukkan logika
kesederhanaan.
2. Padat Informasi, Teks akademik yang padat infomasi adalah teks yang padat
akan informasi dan padat akan kata-kata leksikal. Kepadatan informasi pada
teks akademik dapat dijelaskan dari dua sisi. Pertama, informasi dipadatkan
melalui kalimat simpleks. Kedua, informasi dipadatkan melalui nominalisasi
(Wiratno 2014:22)
3. Padat Kata Leksikal, Padat kata leksikal pada teks akademik adalah teks
akademik lebih banyak mengandung kata leksikal atau kata isi (nomina,
verba-predikator, adjektiva, dan advebia tertentu) daripada kata struktural
(konjungsi, kata sandang, preposisi).
6
4. Memanfaatkan Nominalisasi, Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis pada
teks-teks akademik yang dicontohkan nominalisasi digunakan untuk
memadatkan informasi. Sebagai upaya pembendaan, nominalisasi ditempuh
dengan mengubah leksis non-benda (antara lain verba, adjektiva, adverbial,
konjungsi) menjadi leksis benda (nomina). Nominalisasi pada teks akademik
digunakan untuk mengungkapkan dengan lebih ringkas dan padat (Wiratno,
dkk, 2014:18-19).
1.2. Buku Teks
Menurut Lange dalam (Tarigan, 2009:12) Buku teks adalah buku standar/buku
setiap cabang studi dan dapat terdiri atas dua tipe yaitu buku pokok/utama dan buku
suplemen atau tambahan yang digunakan untuk menunjang pembelajaran tertentu,
disusun secara sistematis guna memberikan pemahaman sesuai kebutuhan
pembacanya yaitu peserta didik. Menurut Loveridge (dalam Muslich, 2010;56)
pelajaran dalam kelas sangat bergantung pada buku teks. Jika guru tidak memenuhi
syarat, maka buku teks merupakan pembimbing dan penunjang dalam mengajar. Bagi
murid, buku teks bertugas sebagai dasar untuk belajar sistematis, untuk
memperteguh, mengulang, dan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Muslich
(2010:92) menyatakan bahwa pada hakikatnya kurikulum adalah alat untuk mencapai
tujuan pendidikan sedangkan buku teks adalah sarana belajar yang digunakan di
sekolah untuk menunjang suatu program pembelajaran. Dengan demikian,
keberadaan kurikulum dan buku teks selalu berdekatan dan berkaitan. Buku teks
haruslah relevan dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dan kurikulum juga
harus memerhatikan perkembangan buku teks yang ditulis oleh para pakar dan para
ahli.
1.3. Pembelajaran Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi ialah teks yang berisi penjabaran umum atau
melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi). Teks laporan hasil
observasi juga disebut teks klasifikasi karena memuat klasifikasi mengenai jenisjenis
sesuatu berdasarkan kriteria tertentu (Mahsun, 2014:31). Teks ini dimaksudkan untuk
7
membangun peserta didik mengembangkan wawasan pengetahuan dan terampil
berpikir kritis dan kreatif (Wiratno, 2012). Teks laporan hasil observasi disusun
dengan struktur (a) pernyatataan umum (klasifikasi), (b) deskripsi bagian, dan (c)
deskripsi manfaat (Suherly, dkk. 2017:22). - Bagian pernyataan umum berisi
pembuka atau pengantar yang akan disampaikan, bagian ini juga berisi pembuka atau
pengantar yang akan dikaji, menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal
tersebut. - Bagian deskripsi bagian merupakan bagian yang berisi ide pokok dari
setiap paragraf atau penjelasan rinci dengan penggunaan kalimat deskripsi. - Bagian
deskripsi manfaat menjelaskan tentang manfaat dari sesuatu yang dilaporkan.
Manfaat objek yang diobservasi tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitiaan kualitatif dengan bentuk penelitian
deskriptif, yaitu prosedur penelitian dengan menghasilkan data deskriptif tentang Ciri
Keilmiahan Teks Akademik pada Teks Laporan Hasil Observasi (Buku Teks
Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X)”. Penelitian ini
melibatkan peneliti secara langsung sebagai instrumen utama penelitian serta
penggambaran data secara alamiah sesuai dengan aslinya (kenyataan). Adapun data
dan sumber data dalam penelitian ini berupa kalimat simpleks, kalimat kompleks,
kata leksikal, penominalisasian pada teks laporan hasil observasi yang menunjukkan
ciri keilmiahan teks akademik, yaitu sederhana struktur dan padat informasi yang
terdapat pada buku teks pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas X
edisi revisi 2017 terbitan Kemendikbud.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan linguistik sistemik fungsional
oleh Halliday dengan mengacu pada fungsi ideasional dan tekstual sebuah wacana.
Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, teknik baca,
dan teknik catat melalui sumbersumber tertulis berupa teks akademik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Penelitian Analisis
8
pada bagian ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama, analisis ciri keilmiahan teks
akademik yang terdapat pada teks laporan hasil observasi yang dilihat dari
kesederhanan struktur melalui penggunaan kalimat simpleks dan kalimat kompleks
hipotaksis pada kalimat tersebut. Kedua, analisis ciri keilmiahan teks akademik yang
terdapat pada teks laporan hasil observasi dilihat dari kepadatan informasi yang dapat
dijelaskan dari dua sisi yaitu penggunaan kata leksikal dan bentuk penominalan.
Analisis Ciri Kesederhanaan Struktur
Kesederhanaan teks akademik terlihat dari penggunaan kalimat sederhana melalui
penggunaan kalimat simpleks dan kalimat kompleks yang duhubungkan secara
hipotaksis. Adapun data yang ditemukan sebanyak 61 kalimat simpleks dan 12
kalimat kompleks hipotaksis. Kalimat kompleks ganda hipotaksis merupakan
hubungan yang salah satu klausa (subkompleks) menggandakan klausa lainnya
dengan mengubahnya dengan sejumlah kemungkinan cara seperti referensi waktu,
tempat, cara, sebab atau kondisi.
Analisis Ciri Kepadatan Informasi
Padat Kata Leksikal,Pada bagian analisis teks akademik padat kata leksikal, jumlah
sampel yang diteliti sebanyak 15 kalimat dari 141 kalimat pada teks laporan hasil
observasi dengan persentase sebanyak 10,63%. Berdasarkan data tersebut ditemukan
bahwa dalam realisasi leksis pada teks-teks akademik yang dicontohkan sebagai
proses nominalisasi digunakan untuk memadatkan informasi.
Pembahasan
Halliday (1994:17) berpendapat bahwa tidak ada kajian bahasa yang bebas dari
nilai atau anggapan dasar. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa dalam perspektif
linguistik sistemik fungsional (LSF), bahasa merupakan sistem arti dari sistem
lainnya yaitu sistem bentuk dan ekspresi. Menurutnya teks adalah sebagai kumpulan
makna yang diungkapkan atau dikodekan dalam kata-kata dan struktur. Pada
dasarnya, bahasa memiliki tiga fungsi yang menentukan struktur bahasa. Dalam
9
berinteraksi dan berkomunikasi, para pemakai bahasa selalu menggunakan bahasa
antar sesamanya guna memaparkan, mempertukarkn dan merangkai pengalaman.
Alasan dari pernyataan tersebut karena dalam kehidupan manusia, bahasa berfungsi
untuk memaparkan pengalaman (ideational funtion), mempertukarkan pengalaman
(interpersonal funtion), dan terakhir untuk merangkai pengalaman.
Berdasarkan hasil yang dilihat dari ciri kesederhanaan struktur, analisis data
ditemukan bahwa tingkat keilmiahan teks laporan hasil observasi yang terdapat pada
buku teks pelajaran bahasa Indonesia Kelas X untuk SMA/MA/SMK/MAK Edisi
Revisi Terbitan Kemendikbud dikategorikan cukup ilmiah dengan persentase
51.77%. Hal ini dibuktikan melalui penggunaan kalimat simpleks yang lebih banyak
daripada kalimat kompleks yang secara ideasional menunjukkan logika
kesederhanaan.
Sementara itu, ciri kepadatan informasi melalui pemanfaaatan kata leksikal
dikategorikan ilmiah dengan persentase 76.6%. Kepadatan informasi tersebut melalui
penggunaan kata leksikal mendukung keilmiahan buku pelajaran bahasa Indonesia
sebagai wujud dari penggunaan teks akademik. Hal ini sejalan dengan pendapat
Halliday (1998:207) menyatakan bahwa semakin ilmiah suatu teks, semakin besar
pula kandungan katakata leksikalnya. Sedangkan dari sisi penominalisasian diketahui
bahwa pada teks laporan hasil observasi yang dianalisis mencapai 50.35% didominasi
dengan penggunaan leksis verba sebagai upaya pembendaan dari leksis non-benda.
Penominalan dilakukan untuk mengungkapkan pengetahuan yang lebih ringkas dan
padat Martin (1991).
Secara substantif, bentuk keilmiahan teks akademik dilihat dari kesederhanaan
struktur dan kepadatan informasi mencerminkan tingkat keoptimalannya pada
penggunaan kalimat simpleks dan kompleks hipotaksis, penggunaan kata leksikal,
dan proses penominalan yang akurat. Keilmiahan yang terdapat pada teks laporan
hasil observasi pada buku teks pelajaran Bahasa Indonesia masih berada pada
kategori cukup ilmiah. Berdasarkan pandangan tersebut, perlu dilakukan peningkatan
10
yang lebih terhadap penyuluhan buku teks sebab buku tersebut diperuntukkan secara
nasional.
KESIMPULAN
Kadar keilmiahan dalam teks laporan hasil observasi (buku teks pelajaran
bahasa Indonesia) secara umum dikategorikan cukup ilmiah, sehingga dapat
disimpulkan bahwa teks tersebut memenuhi syarat kesederhanaan strkutur dan padat
informasi. Dengan demikian, jelas menunjukkan ciri keilmiahan secara ideasional dan
tekstual. Secara ideasional dilihat isi materi yang disampaikan menjadi lebih padat
dan secara tekstual, penyampaian materi melibatkan pergeseran tataran yang
berdampak pada perbedaan tata organisasi ditingkan kelompok kata atau kalimat
B. Jurnal Pembanding
PENDAHULUAN
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara membawa konsekuensi
bahwa bahasa Indonesia harus mampu mengemban tujuan nasional bangsa Indonesia,
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kehidupan bangsa yang cerdas, setiap
warga negara apalagi mereka yang telah terdidik tidak hanya harus mampu
memahami berbagai informasi, tetapi juga mampu menjelaskan, menerapkan,
mengevaluasi, dan bahkan mampu mencipta ilmu pengetahuan dan teknologi baik
sebagai bentuk implementasi maupun inovasi. Untuk itu, diperlukan kemahiran
mewujudkan teks sebagai bentuk terlengkap komunikasi berbahasa. Ini sejalan
dengan pembelajaran kurikulum 2013 yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa
hendaknya dipandang sebagai teks, (2) penggunaan bahasa merupakan proses
pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa
bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa tidak pernah dapat dilepaskan dari
konteks karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan
ideologi penggunaannya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan
11
berpikir manusia, dan cara berpikir seperti itu direalisasikan melalui struktur teks
(Kemendikbud, 2013).
Sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2016 pasal 1 tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan yang
menetapkan buku teks pelajaran adalah sumber utama untuk mencapai kompetensi
dasar dan kompetensi inti dan dinyatakan layak oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan untuk digunakan pada satuan pendidikan. Selanjutnya, pada pasal 2
dinyatakan bahwa buku yang digunakan oleh Satuan Pendidikan terdiri atas Buku
Teks Pelajaran dan Buku Non Teks Pelajaran. ciri keilmiahan teks akademik tidak
lagi diasumsikan berdasarkan sifat sederhana, padat, objektif, dan logis. Akan tetapi,
ciri keilmiahan teks akademik dijabarkan ke dalam empat belas ciri yang lebih rinci
dan jelas.
METODE
12
digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu dokumentasi, baca, dan catat.
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi
sumber. Teknik analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu
pengidentifikaian data, pengklasifikasian data, penjelasan data, dan pengevaluasian
data.
Fokus masalah pada penelitian ini ada tiga, yaitu keilmiahan teks akademik
(buku teks pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas X Edisi
Revisi 2016 Terbitan Kemendikbud) dilihat dari ciri kesederhanaan struktur,
keilmiahan teks akademik (buku teks pelajaran Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK/MAK kelas X Edisi Revisi 2016 Terbitan Kemendikbud) dilihat
dari ciri kepadatan informasi dan implikasi keilmiahan teks akademik (buku teks
pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas X Edisi Revisi 2016
Terbitan Kemendikbud).
13
Berdasarkan hasil yang dilihat dari ciri kesederhanaan struktur, analisis data
ditemukan bahwa buku teks pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X untuk
SMA/MA/SMK/MK Edisi Revisi Terbitan Kemendikbud dikategorikan ilmiah.
Hal ini dibuktikan oleh penggunaan kalimat simpleks yang menunjukkan ciri
kesederhanaan struktur dan pemadatan informasi sebanyak 766 kalimat dari 1392
kalimat secara keseluruhan.
Kesederhanaan struktur tersebut mendukung keilmiahan buku teks akademik
bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan pendapat Wiratno (2015:21) yang
mengatakan bahwa kesederhanaan struktur pada kalimat simpleks mendukung ciri
keilmiahan teks akademik.
Hal yang sangat menarik, ternyata tingkat keilmiahan sangat ditentukan oleh
variasi kalimat simpleks. Variasi sematan kalimat simpleks tersebut menentukan
ciri keilmiahan buku teks pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini juga didukung oleh
pendapat yang dikemukakan Wiratno (2015:23) bahwa dari sisi pemadatan
informasi, besarnya jumlah kalimat simpleks yang disertai sematan pada teks-teks
akademik dapat dikatakan menunjukkan ciri teks akademik secara ideasional.
Dari sisi nominalisasi, buku teks pelajaran bahasa Indonesia dikategorikan
ilmiah dibuktikan dengan penggunaan nominalisasi sebanyak 713 kalimat. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rianti (2015) yang mengatakan
bahwa dari teks-teks akademik, gugusan leksis cenderung berupa kelompok
nomina sehingga dari sudut pandang nominalisasi dapat disimpulkan bahwa
teksteks tersebut menunjukkan ciri keilmiahan secara ideasional. Sejalan dengan
pendapat Martin (1991) yang mengatakan bahwa nominalisasi pada teks
akademik ditujukan untuk mengungkapkan pengetahuan dengan lebih ringkas dan
padat. Olehnya itu, nominalisasi menjadi ciri yang sangat penting pada teks
akademik.
Dari hasil pengamatan berdasarkan pendekatan pembelajaran saintifik dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis penemuan atau discovery learning
ditemukan bahwa teks akademik dapat diimplikasikan pada pembelajaran menulis
14
teks laporan hasil observasi. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya ciri
keilmiahan teks akademik pada struktur teks laporan hasil observasi. Hal ini
didukung oleh pendapat Mahsun (2015:36) yang menyatakan bahwa teks laporan,
termasuk dalam teks akademik yang digolongkan dalam genre faktual. Selain itu,
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi merupakan tahap awal dalam
mengajarkan siswa untuk berfikir kritis dalam menulis aktivitas menjadi sebuah
karya ilmiah atau teks akademik.
PENUTUP
15
BAB III
PEMBAHASAN
JURNAL PEMBANDING
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara membawa konsekuensi
bahwa bahasa Indonesia harus mampu mengemban tujuan nasional bangsa
Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kehidupan bangsa yang
cerdas, setiap warga negara apalagi mereka yang telah terdidik tidak hanya harus
16
mampu memahami berbagai informasi, tetapi juga mampu menjelaskan,
menerapkan, mengevaluasi, dan bahkan mampu mencipta ilmu pengetahuan dan
teknologi baik sebagai bentuk implementasi maupun inovasi. Untuk itu,
diperlukan kemahiran mewujudkan teks sebagai bentuk terlengkap komunikasi
berbahasa. Ini sejalan dengan pembelajaran kurikulum 2013 yang berbasis teks.
Setiap pembelajaran harus memperhatikan beberapa aspek yang mendukung
ketercapaian tujuannya. Salah satu aspek pendukung yang dimaksud adalah bahan
ajar. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan ajar yang paling sering digunakan oleh guru berupa buku teks pelajaran
yang merupakan media instruksional yang dominan dan bagian yang sentral
dalam sistem pendidikan. Penelitian dalam jurnal pembanding dibatasi pada ciri
sederhana dan padat informasi yang dianggap mampu mewakili keempatbelas ciri
tersebut. teks laporan hasil observasi dipilih sebagai wadah untuk
pengimlementasian teks akademik dengan alasan bahwa pembelajaran menulis
teks laporan hasil observasi merupakan tahap awal dalam mengajarkan siswa
untuk berfikir kritis dalam menulis aktivitas menjadi sebuah karya ilmiah atau
teks akademik sebab pengetahuan awal mengenai keilmiahan teks akademik perlu
diterapkan demi menunjang kemampuan siswa untuk menulis teks akademik yang
lebih kompleks.
17
Implikasinya terhadap pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi
berdasarkan cara pandang Lingusistik Sistemik Fungsional (LSF) oleh
Halliday
18
Pada jurnal pembanding, penelitian dilakukan dengan metode kualitatif.
Melalui proses mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data, dan
mengevaluasi hasil penelitian secara objektif atau apa adanya sesuai dengan hasil
yang diperoleh di lapangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku teks
pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MK kelas X edisi revisi 2016
terbitan Kemendikbud. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini ada tiga, yaitu dokumentasi, baca, dan catat. Pemeriksaan keabsahan
data dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi sumber. Teknik analisis
data dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu pengidentifikaian data,
pengklasifikasian data, penjelasan data, dan pengevaluasian data.
19
2. Dari aspek tata bahasa kedua jurnal sudah menggunakan bahasa indonesia
sesuai Standard KBBI, serta pemilihan kata yang tepat pada kedua jurnal,
sehingga tujuan penulis sampai kepada pembaca.
3. Dari aspek penulisan, dalam jurnal utama tidak terdapat ejaan yang salah dan
tidak ada pengulangan kalimat, sedangkan pada jurnal pembanding masih
terdapat pengulangan kalimat.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan salah satu mata kuliah umum yang
wajib di semua jurusan atau program studi yang ada di perguruan tinggi. Pada tingkat
mahasiswa keterampilan menulis sangat diperlukan agar dapat mengungkapkan ide
dan menuliskannya ke dalam bentuk tulisan akademik. Menulis teks akademik
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan tulisan akademik. Tulisan
akademik yang diajarkan pada mata kuliah bahasa Indonesia yaitu menulis gagasan
dalam bentuk proposal penelitian, bentuk makalah, bentuk ringkasan buku, bentuk
resensi, bentuk artikel, dan bentuk laporan yang ditulis secara logis dan sistematis
dalam bentuk laporan.
Dalam kegiatan menulis teks akademik penulisan karya ilmiah di perguruan
tinggi ada tiga tahap yaitu tahap pertama prapenulisan, tahap kedua penulisan, dan
tahap ketiga melakukan revisi. Kegiatan menulis teks akademik jelaslah penting dan
merupakan kegiatan yang bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi perkembangan
ilmu pengetahuan. Melihat pentingnya keterampilan menulis teks akdemik atau karya
tulis ilmiah, penulis karya ilmiah harus benar-benar paham isi karya tulis ilmiah dan
menyusun karyanya dengan baik serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
B. Rekomendasi
Rekomendasi yang kami berikan bahwa kita sebagai mahasiswa harus adanya
keterampilan menulis sangat diperlukan agar dapat mengungkapkan ide dan
menuliskannya ke dalam bentuk tulisan akademik. Kegiatan menulis teks akademik
21
jelaslah penting dan merupakan kegiatan yang bermanfaat baik bagi penulis maupun
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, S.A. (2017). Analisis Ciri Keilmiahan Teks Akademik Pada Teks Laporan
Hasil Observasi (Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X). Pendidikan
Bahasa Indonesia PPS Universitas Negeri Makassar. Makassar: Indonesia.
23
LAMPIRAN
Jurnal Utama
https://drive.google.com/file/d/1X7xPfvDhbyQTlBELqw-
QypJhnPcuT9ux/view?usp=sharing
Jurnal Pembanding
https://drive.google.com/file/d/1PmOY4r6O70F-7YBx7-
Ikyg6JM5_DFRy6/view?usp=sharing
24