Anda di halaman 1dari 23

24

“MINI RISET”

“ TENTANG KLASIFIKASI SPESIES HEWAN & TUMBUHAN”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1:

1. AULIA TAMIMI PASARIBU (2211111029)


2. NAJWA SABRINA PUTRI (2211111026)
3. PEBRYOLA MAHULAE (2213111042)
4. HASANUL FIKRI (2213111038)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN


SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2022
24

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa dan penyayang yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan MIINI
RISET ini.

Dalam rangkuman MIINI RISET dengan topic “ Klasifikasi Hewan dan Tumbuhan” ini,
kami harap para pembaca mendapat pengetahuan yang lebih luas lagi melalui apa yang telah
kami kaji, dan mendapat pemahaman yang semakin baik lagi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini.
Namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat yang membangun dari
pembaca demi sempurna-nya tugas ini.
Kiranya tugas ini bermanfaat dalam melengkapi tugas akhir perkuliahan dan dapat
menambah ilmu pengetahuan kita.

Medan, November 2022

KELOMPOK 1
24

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

1.1 DASAR TEORI..................................................................................................6


1.2 TUJUAN KULIAH LAPANG.........................................................................6
1.3 MANFAAT KULIAH LAPANG.....................................................................6
1.4 LANGKAH KERJA..........................................................................................6

BAB II ISI.................................................................................................................

2.1 HASIL PENGAMATAN...................................................................................8


2.2 KLASIFIKASI SPESIES HEWAN & TUMBUHAN....................................11
2.3 KEADAAN HEWAN-TUMBUHAN & PENANGGULANGANNYA......... 15
2.4 MANFAAT KEBERADAAN MAKHLLUK HIDUP....................................23

BAB III PENUTUP.................................................................................................24

31. KESIMPULAN.................................................................................................24
32. SARAN...............................................................................................................24
24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 DASAR TEORI

Kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang diadakan pada semester ganjil 2022 diagendakan
mengunjungi Fakultas Bahasa dan Seni.

Ilmu Alamiah Dasar diharapkan mampu menambah wawasan mahasiswa yang mengikuti
Kuliah Lapangan ini, tentang tata nama ilmiah dan klasifikasi ilmiah hewan dan
tumbuhan yang diamati. Mahasiswa juga diharapkan dapat menumbuhkan sifat
disiplin,jujur dan kerjasama yang tinggi.

1.2 TUJUAN KULIAH LAPANG

1. Untuk memenuhi syarat mata kuliah IAD.

2. Menambah wawasan dan pengalaman Kuliah lapang sesuai dengan keahlian yang
dimiliki.

3. Meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara rekan.

4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai binomenkltur sehingga dapat


memberikan bekal kepada mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan.

1.3 MANFAAT KULIAH LAPANG


a. Dapat mengetahui lebih jauh realita ilmu yang telah diterima di perkuliahan dengan
kenyataan di lapangan.
b. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan dan kreativitas diri dalam lingkungan
yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.
c. Dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dalam
lingkungan kuliah lapang.
d. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku generasi yang dididik untuk
siap terjun langsung di masyarakat khususnya di lingkungan kerjanya.

1.4 LANGKAH KERJA


1.Sediakn Hp
2.Ambil gambar tumbuhan dan hewan yang ditemui
3.Tentukan nama ilmiah dari tumbuhan dan hewan yang ditemui
4.Deskripsikan hewan dan tumbuhan yang diamati
5.Klasifikasikan spesies hewan dan tumbuhan yang diamati
6.Deskripsikn manfaat keberadaan makhluk hidup tersebut
24

BAB II

ISI
2.1 HASIL PENGAMATAN

Sistem klasifikasi makhluk hidup, dapat digolongkan menjadi tiga golongan atau kelompok,
yaitu sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenetik. Berikut urainnya:

 KLASIFIKASI SISTEM ALAMI


Pertama, klasifikasi sistem alami, tentunya Kita sudah mengetahui bahwa klasifikasi makhluk
hidup pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan. Hal ini dapat kita ketahui dengan
mengamati makhluk hidup secara morfologi. Misalnya, kita mengamati binatang kucing,
anjing, sapi, kuda, dan harimau. Jika kita lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima
binatang itu mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang
dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang berkaki empat.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya
suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami. Tokoh klasifikasi sistem alami
adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi
makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini
dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan
tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.

 KLASIFIKASI SISTEM BUATAN


Kedua, klasifikasi sistem buatan, dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem
klasifikasi buatan lebih baik, sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem
klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne
(1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan
Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.

Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan
struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut. Mengamati dan meneliti makhluk
hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari
berbagai jenis makhluk hidup. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip
dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi makhluk hidup yang didasarkan
pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.

 KLASIFIKASI SISTEM FILOGENETIK


Klasifikasi sistem filogenetik ini mulai diperkenalkan pada dunia sejak adanya teori evolusi
yang berasan dari Darwin dan Lamarck. Sistem filogenetik adalah suatu sistem klasifikasi
makhluk hidup yang berdasarkan pada hubungan kekerabatan yang terjadi pada
antarorganisme dan disesuaikan berdasarkan proses evolusi.

Pengelompokan makhluk hidup tersebut dapat dengan mudah kamu dapatkan informasinya
melalui buku berjudul Buku Pintar Hewan oleh Jumanta yang menjelaskan segala hal yang
harus kamu ketahui mengenai hewan yang ada di dunia.
24

2.2 KLASIFIKASI SPESIES HEWAN & TUMBUHAN

Langau hijau

Pengelasan saintifik
Alam: Animalia
Filum: Artropoda
Kelas: Insecta
Order: Diptera
Suborder: Brachycera
Infraorder: Muscomorpha
Subseksyen: Calyptratae
Superkeluarga: Oestroidea
Keluarga: Calliphoridae
Belalang
Julat zaman: Permian Akhir -
Kini

Belalang muda
Pengelasan saintifik
Alam: Haiwan
24

Filum: Artropoda
Subfilum: Hexapoda
Kelas: Serangga
Order: Orthoptera
Suborder: Caelifera
Ander, 1939
Superfamili
 Tridactyloidea
 Tetrigoidea
 Eumastacoidea
 Pneumoroidea
 Pyrgomorphoidea
 Acridoidea
 Tanaoceroidea
 Trigonopterygoidea

Laba-laba
Rentang fosil: Pennsylvanian -
Holocene, 319–0 Ma
PraЄ
Є
O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N

Berbagai jenis laba-laba.


Klasifikasi ilmiah
24

Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Araneae
Clerck, 1757
Subordo
Mesothelae
Mygalomorphae
Araneomorphae
Capung

Capung Neurothemis sp.


Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Odonata
Subordo: Epiprocta
Infraordo: Anisoptera
Selys, 1854
Suku
Aeshnidae
Austropetaliidae
Cordulegastridae
Corduliidae
Gomphidae
Libellulidae
Macromiidae
Neopetaliidae
Petaluridae
Tawon
24

Tawon biasa dari Eropa, Vespula


vulgaris
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Subordo
Apocrita
Semut api

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Formicidae
Subfamili: Myrmicinae
Bangsa: Solenopsidini
Genus: Solenopsis
Westwood, 1840

Kepompong lepidoptera disebut krisalis,


menggambarkan asal katanya dalam bahasa
Yunani, yaitu χρυσός (chrysós) yang artinya
emas.
Kodok dan Katak
Rentang fosil: Jura - Kini, 200–
24

0 Ma
PraЄ
Є
O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N

Bangkong kolong (Bufo


melanostictus)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibia
(tidak
Salientia
termasuk):
Anura
Duméril, 1806
Ordo:
(sebagai
Anoures)
Subordo
Archaeobatrachia
Mesobatrachia
Neobatrachia
Keong sawah
24

Cangkang Pila ampullacea.


Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Gastropoda
Superfamili: Ampullarioidea
clade
Caenogastropoda
(tidak
termasuk): informal group
Architaeniogloss
a
Famili: Ampullariidae
Subfamili: Ampullariinae
Bangsa: Ampullariini
Genus: Pila
Spesies: Pila ampullacea
(Linnaeus, 1758)
Sinonim
Pila polita
Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam
ordo Lepidoptera, yang mencakup kupu-kupu
dan ngengat. Kebanyakan adalah pemakan
tumbuhan walaupun beberapa spesies
merupakan pemakan serangga. Kebanyakan
ulat dianggap sebagai hama dalam pertanian.
Banyak spesies ngengat dikenal karena tahap
ulatnya menyebabkan kerusakan pada buah
dan produk pertanian lainnya.
24

1. Kepala
2. Dada
3. Perut
4. Spirakulum
5. Kait anal
6. Tungkai perut (abdominal)
7. Segmen
8. Tungkai dada (thoracis)

Cerotainia rhopalocera
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Famili: Tipulidae
Genus: Cerotainia
Cerotainia
Spesies:
rhopalocera
Common evening brown

Wet-season form
24

Dry-season form
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Order: Lepidoptera
Family: Nymphalidae
Genus: Melanitis
Species: M. leda
Binomial name
Melanitis leda
(Linnaeus, 1758)
Synonyms
 Papilio leda Linnaeus,
1758
 Papilio ismene Cramer,
[1775]
 Papilio solandra
Fabricius, 1775
 Cyllo helena Westwood,
1851
 Cyllo fulvescens
Guénée, 1863
 Melanitis leda
africana Fruhstorfer,
1908
 Melanitis leda
africana f. zitenides
Fruhstorfer, 1908
 Melanitis leda ab.
plagiata Aurivillius, 1911

Berudu atau kecebong adalah tahap pra-


dewasa (larva) dalam daur hidup amfibia.
Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi
menggunakan insang, seperti ikan. Tahap
akuatik (hidup di perairan) inilah yang
membuat amfibia memperoleh namanya
(amphibia = "hidup [pada tempat] berbeda-
beda").
24

Kebanyakan berudu herbivora, memakan


alga dan bagian-bagian tumbuhan. Beberapa
spesies merupakan omnivora (pemakan
segala).

Cecak Kayu

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Subordo: Sauria
Famili: Gekkonidae
Genus: Hemidactylus
Spesies: H. frenatus
Nama binomial
Hemidactylus frenatus
Hydrophilidae

Hydrophilus piceus
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
24

Ordo: Coleoptera
Infraordo: Staphyliniformia
Superfamili: Hydrophiloidea
Famili: Hydrophilidae
Latreille, 1802
Klasifikasi Ilmiah Jangkrik
 Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta Ordo : Orthoptera Famili :
Grylludae Genus : Gryllus Spesies : Gryllus
assimilis

Felis

Kucing liar, Felis silvestris


Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Carnivora
Famili: Felidae
Subfamili: Felinae
Genus: Felis
Linnaeus, 1758
Species
 Felis chaus
 Felis lunensis †
 Felis margarita
 Felis nigripes
 Felis silvestris

Oecophylla
Rentang fosil: 47–0 Ma
PraЄ
Є
O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N
24

Eocene - Recent

Weaver ant (Oecophylla


smaragdina) major worker
(Vietnam).
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Formicidae
Subfamili: Formicinae
Bangsa: Oecophyllini
Genus: Oecophylla

2.3 KEADAAN HEWAN-TUMBUHAN DAN PENANGGULANGANNYA

Persebaran flora dan fauna di Indonesia berpengaruh langsung pada keanekaragamanhewan


dan tumbuhan di setiap daerah.

Berkat iklim tropis, Indonesia mampu menampung banyak jenis flora dan fauna. Bahkan, di
tahun 2018 portal resmi Indonesia menyebutkan bahwa keberagaman flora dan fauna di
Nusantara merupakan yang tertinggi di dunia.

Setidaknya sebanyak 10 persen atau lebih dari 25.000 jenis flora yang ada di dunia terdapat di
Indonesia. Sedangkan jenis fauna di Indonesia mencapai lebih dari 200.000 jenis, meliputi
mamalia, burung, reptil, hingga serangga.

Flora dan fauna tinggal di sebuah ekosistem dengan kondisi mendukung. Ekosistem terbentuk
di dalam sebuah biosfer atau lapisan di mana hewan, tumbuhan, dan manusia tinggal. Biosfer
cocok sebagai ruang hidup karena memiliki unsur-unsur lingkungan termasuk iklim, tanah,
air, sinar matahari, dan udara.

Faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di Indonesia


Secara umum, studi geografi memberikan pemahaman bahwa ada 4 macam faktor yang
memengaruhi persebaran flora dan fauna di dunia. Keempatnya adalah iklim, edafik, biotik,
dan fisiografi.
24

Penjelasan tentang masing-masing faktor tersebut, sebagaimana termuat dalam Modul


Geografi XI KD. 3.2 dan 4.2 terbitan Kemdikbud, adalah sebagai berikut.
1. Faktor Iklim

Iklim bisa memberikan pengaruh dominan terhadap persebaran flora dan fauna di bumi.
Kenyataannya, wilayah yang mempunyai iklim ekstrem dihuni flora dan fauna dengan ragam
spesies jauh lebih sedikit dibandingkan yang ada di kawasan tropis.

Ada beberapa jenis faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna. Di
antara sejumlah faktor yang termasuk dalam kategori iklim adalah suhu udara, kelembapan,
angin, dan curah hujan. Bagaimana faktor-faktor itu dapat memengaruhi persebaran flora dan
fauna?

a. Suhu Udara

Perbedaan letak geografis-astronomis, sudut datangnya sinar matahari, jarak daratan dengan
lautan, ketinggian lokasi, dan tutupan lahan membuat suhu udara di setiap wilayah tidak
seragam. Sementara itu, kehidupan tumbuhan maupun hewan terkait erat dengan kondisi
suhu udara.

Banyak spesies tertentu memerlukan suhu udara ideal di lingkungan hidupnya agar dapat
tetap bertahan dan berkembang biak. Karena itu, kawasan dengan suhu non-ekstrem, atau
tidak terlalu panas maupun dingin, umumnya layak menjadi tempat hidup banyak jenis
spesies flora dan fauna. Suhu udara juga bisa memengaruhi kondisi vegetasi di suatu wilayah.
Vegetasi yang terdapat di wilayah tropis, gurun, kutub dan lainnya tidak bisa sama.

b. Kelembapan udara

Kelembaban udara menunjukkan tingkat uap air yang terkandung di udara. Kelembapan
berpengaruh langsung terhadap kehidupan flora. Ada tumbuhan yang cocok hidup hanya di
daerah kering, lembab, atau basah.

Oleh sebab itu, jenis-jenis tumbuhan bisa dikategorisasikan berdasar tingkat kelembapan
wilayah keberadaannya. Setidaknya ada 4 jenis yang perlu diketahui, yakni:

Xerophyta: tumbuhan yang tahan di lingkungan kering atau kelembaban udara sangat rendah.
Contoh: kaktus.
Mesophyta: tumbuhan yang cocok hidup di lingkungan lembab tetapi tidak basah. Contoh:
anggrek dan cendawan.
Hygrophyta: tumbuhan yang cocok hidup di kawasan basah. Contoh: teratai, eceng gondok,
selada air.
Tropophyta: tumbuhan yang bisa beradaptasi di daerah pemililk musim hujan dan musim
kemarau. Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim tropis (monsun tropis).
Contoh: jati dan ekaliptus.
c. Angin

Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan. Di daerah terbuka, hanya
tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup di tengah terpaan angin
kencang. Angin pun bisa membantu penyerbukan atau pembuahan pada beberapa jenis
24

tanaman, sehingga regenerasi terjadi. Tumbuhan tertentu penyebaran benihnya juga dibantu
angin, seperti yang terjadi pada spora paku-pakuan (pteridophyta).

d. Curah Hujan

Curah huja jelas menjadi penentu persebaran flora dan fauna karena air adalah sumber utama
kehidupan. Beragam jenis hewan dan tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan
kelembaban udara. Tingkat curah hujan dapat membentuk karakter khas formasi vegetasi di
muka bumi. Kekhasan vegetasi ini mengakibatkan ada hewan-hewan tertentu yang bisa
hidup. Hal ini bisa terjadi karena banyak jenis hewan mengandalkan tumbuhan sebagai
sumber makanan.

Contohnya, hujan tropis yang bisa tumbuh di kawasan dengan curah hujan 1000-2000 mm
dan suhu udara 20-30 derajat celcius memiliki keragaman flora sekaligus fauna yang kaya.
Kondisi berbeda ada di padang rumput stepa yang berkembang di wilayah dengan curah
hujan 200-1000 mm dan suhu -20 sampai 10 derajat celcius.

b. Faktor Edafik (Tanah)

Faktor edafik kondisi tanah berpengaruh besar pula pada persebaran flora dan fauna. Tanah
jadi media utama bagi tumbuhnya vegetasi. Kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan vegetasi seperti unsur hara, kebutuhan bahan organik (humus), air dan udara
disediakan oleh tanah. Tanah subur memberikan dampak baik bagi pertumbuhan tanaman.
Hewan lalu bakal lebih mudah menemukan makanan jika tanaman di sekitarnya tumbuh
subur.

Faktor-faktor fisik tanah yang mempengaruhi pertumbuhan vegetasi adalah:

Tekstur (ukuran butiran tanah atau tingkat kekasaran tanah)


Tingkat Kegemburan (tanah gembur memudahkan tumbuhan menyerap mineral)
Mineral Organik (Humus)
Mineral Anorganik (Unsur hara seperti Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Fosfor)
Kandungan Air Tanah
Kandungan Udara Tanah (semakin gembur, kandungan udara tanah bertambah besar).
3. Faktor Fisiografi (Relief bumi)

Keragaman bentuk permukaan bumi memengaruhi persebaran flora dan fauna. Relief bumi
dapat membantu atau mempersulit hewan dan tumbuhan berkembang. Kawasan pegunungan,
misalnya, bisa menghambat penyebaran tumbuhan. Terhambatnya perkembangan vegetasi
pada akhirnya berdampak pula pada kondisi fauna.

Baca juga: Pengertian Hewan Avertebrata: Ciri, Klasifikasi Jenis dan Contohnya
Selain itu, kemiringan lereng dapat memengaruhi tumbuh kembang tanaman. Lereng yang
membelakangi sinar matahari mempersulit beragam jenis tanaman untuk tumbuh dengan
baik.

Bentuk muka bumi yang beragam bisa memicu perbedaan suhu dan kelembapan udara
sehingga berpengaruh pada jenis vegetasi, dan karena itu, memengaruhi spesies hewan yang
bertahan. Perbedaan suhu dan kelembapan udara, misalnya, karena faktor tinggi-rendah
dataran.
24

4. Faktor Biotik (mahluk hidup)

Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia juga bisa memengaruhi persebaran
flora dan fauna di bumi. Peran yang terbesar, untuk saat ini, ada di manusia. Perilaku manusia
yang melestarikan lingkungan akan berdampak positif terhadap keberadaan flora dan fauna.
Sebaliknya, kegiatan manusia merusak lingkungan bahkan dapat membuat spesien flora dan
fauna tertentu punah.

Pada kasus tanaman, tumbuhan yang memiliki daya adaptasi kuat akan menghambat
tumbuhan lain dengan kemampuan lebih lemah. Kondisi ini lantas memicu satu jenis vegetasi
mendominasi suatu wilayah. Sedangkan dalam konteks hewan, keberadaan cacing yang bisa
menyuburkan tanah dan membantu banyak jenis tanaman berkembang, merupakan
contohnya.

Jenis-jenis dan persebaran flora di Indonesia


Jenis-jenis flora yang ada di Indonesia dibedakan atas persebarannya. Mengutip e-book
"Uniknya Flora Fauna Indonesia" terbitan Kemendikbud, Indonesia memiliki empat kawasan
utama persebaran flora, meliputi:

1. Flora Sumatera-Kalimantan

Wilayah Sumatera dan Kalimantan didominasi dengan iklim tropis basah. Iklim ini
menyebabkan wilayah tersebut memiliki curah hujan yang tinggi juga kelembaban udara
yang tinggi. Jenis flora atau vegetasi yang banyak tumbuh di kawasan ini kebanyakan
tanaman yang menghuni hutan hujan tropis.

Jenis-jenis flora di kawasan Sumatera anatra lain kayu meranti, damar, berbagai jenis
anggrek, lumut, jamur (cendawan), paku-pakuan, serta mangrove di wilayah sekitar pantai.

2. Flora Jawa-Bali

Wilayah Jawa-Bali memiliki iklim yang bervariasi, Semakin ke arah timur, curah hujan di
kawasan Jawa-Bali cenderung lebih rendah. Sehingga wilayah ini memiliki dua tipe iklim
utama, yaitu iklim hutan hujan tropis dan iklim muson tropis. Selain dua iklim tersebut,
terdapat pula iklim sabana tropis yang terletak di Bali.

Jenis-jenis floranya meliputi flora hutan hujan tropis, flora hutan muson seperti Jati, flora
sabana tropis seperti rumput, flora pesisir seperti bakau, dan flora yang terdapat di
pegunungan seperti pinus dan cemara.

3. Flora Kepulauan Wallacea

Wilayah ini merupakan wilayah di Indonesia bagian tengah, meliputi Pulau Sulawesi,
Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Jika dibandingkan dengan
wilayah lainnya, iklim di kawasan ini cenderung lebih kering dan memiliki kelebababan yang
lebih rendah.

Jenis flora yang ada di kawasan Kepulauan Wallacea antara lain:


24

Nusa Tenggara didominasi dengan vegetasi sabana dan stepa tropis.


Sulawesi dengan vegetasi hutan pegunungan
Maluku dengan vegetasi hutan campuran yang terdiri dari berbagai jenis rempah-rempah,
termasuk cengkeh, kayu manis, pala, lontar, dan kayu ebony.
4. Flora Papua
Wilayah ini dipengaruhi oleh iklim hujan tropis. Namun, yang membedakannya dengan
wilayah Sumatera-Kalimantan atau Jawa-Bali, flora yang terdapat di wilayah Papua
dipengaruhi oleh corak Australia Utara, contohnya eucaliptus (kayu putih). Wilayah Papua
juga memiliki vegetasi pegunungan dan pantai seperti pinus dan bakau.

Jenis-jenis fauna di Indonesia

Jenis-jenis fauna di Indonesia dibagi dalam tiga wilayah utama yang dipisahka oleh garis
Wallace dan garis Webber. Garis Wallace memisahkan kelompok hewan yang bercorak Asia
dan kelompok hewan peralihan, sementara garis Weber memisahkan kelompok hewan
bercorak Australia. Persebaran fauna di Indonesia yaitu:

1. Fauna Indonesia Barat

Wilayah Indonesia Barat meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Ciri fauna
yang terdapat di wilayah ini cenderung dipengaruhi oleh corak Asia atau Asiatis. Jenis-jenis
fauna yang tersebar di wilayah ini meliputi:

Mamalia: harimau, gajah, badak bercula satu, rusa, banteng, kerbau, monyet, orang utan, babi
hutan, landak, tikus, kijang, kancil, dan kukang.
Reptil: ular, buaya, kadal, bunglon, tokek, dan biawak.
Burung: elang, jalak, merak, kutilang, burung hantu, dan unggas.
Serangga: belalang dan capung.
Ikan: ikan air tawar dan pesut.
2. Fauna Indonesia Tengah (Kepulauan Wallacea)
Wilayah Indonesia Tengah meliputi Pulau Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau
Timor, dan Kepulauan Maluku. Jenis-jenis fauna yang terdapat diwilayah ini bercorak
peralihan. Jenis-jenis fauna yang tersebar di wilayah ini meliputi:

Mamalia: anoa, dugong, tarsius, sapi, kuda, babi rusa, kuskus, monyet seba, dan monyet
hitam.
Reptil: komodo, biawak, buaya, ular, dan soa-soa.
Amfibi: berbagai jenis katak.
Burung: dewata, maleo, raja udang, kakatua, nuri, merpati, angsa, mandar, dan rangkong.
3. Fauna Indonesia Timur
Wilayah ini meliputi wilayah Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Di kawasan
Indonesia Timur, jenis-jenis faunanya dipengaruhi oleh corak Australis, meliputi:

Mamalia: kanguru, wallaby, nokdiak atau landak Irian, opposum, kuskus, dan kelelawar.
Reptil: ular, buaya, biawak, dan kadal.
Amfibi: berbagai jenis katak
Burung: cendrawasih, kasuari, kiwi, mamundur, nuri, dan raja udang.

2.4 MANFAAT KEBERADAAN MAKHLUK HIDUP


24

Tumbuhan adalah salah satu makhluk hidup yang memiliki begitu banyak manfaat. Manfaat
tumbuhan dinikmati oleh makhluk hidup lainnya, yaitu manusia dan hewan. Tanpa adanya
tumbuhan, ekosistem di Bumi tidak akan seimbang.
Begitu banyak manfaat yang diberikan tumbuhan kepada alam. Mulai dari bagian paling
bawah tumbuhan hingga bagian paling atas, semuanya memiliki manfaat yang berbeda-
beda.

Sebagai manusia, manfaat yang diberikan oleh tumbuhan sangat dapat dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Tentunya manusia tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya
tumbuhan.

Berikut 10 manfaat tumbuhan bagi makhluk hidup lainnya.

Baca juga:
Apa Perbedaan Antara Fitoplankton dan Zooplankton?
Manfaat Tumbuhan Bagi Makhluk Hidup Lain
Menghasilkan oksigen dan Mengurangi karbon dioksida
Melansir buku Best Score 100 Bank Soal IPA oleh Tim Master Eduka, oksigen adalah
sumber kehidupan serta menjadi manfaat tumbuhan utama bagi manusia dan hewan. Saat
berfotosintesis, tumbuhan membutuhkan karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Oksigen
tersebutlah yang dibutuhkan oleh manusia dan hewan agar dapat bernapas. Sedangkan
karbon dioksida yang ada di alam akan diserap oleh tumbuhan.

Sebagai produsen makanan


Hampir seluruh bagian tumbuhan dapat dikonsumsi. Proses fotosintesis yang dilakukan oleh
tumbuhan akan menghasilkan karbohidrat. Hasil dari fotosintesis tersebut akan disimpan di
tubuh tumbuhan, baik di akar, batang, daun, buah, dan biji. Tidak hanya dikonsumsi oleh
manusia, tumbuhan juga menjadi sumber makanan bagi hewan-hewan.

Pemanfaatan bagian-bagian tumbuhan untuk dikonsumsi


Tidak hanya dalam bentuk makanan, tumbuhan yang diolah juga dapat memberikan
manfaat lain. Ada beberapa tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit. Ada pula tumbuhan yang jika diolah dapat menjadi penyedap rasa
pada makanan, sebagaimana dijelaskan oleh Drs. Joko Untoro dan Tim Guru Nasional
dalam buku Jurus Tokcer Kuasai Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris.

Pemanfaatan bagian-bagian tumbuhan untuk kebutuhan sehari-hari


Ada begitu banyak tumbuhan yang menjulang tinggi ditebang-tebang untuk dimanfaatkan.
Kayu-kayu yang didapati di dalam rumah juga termasuk manfaat tumbuhan bagi manusia
Ada pula tumbuhan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai pengharum ruangan.

Sebagai tempat perkembangbiakkan


Dalam hal ini, tumbuhan sangat dibutuhkan oleh hewan agar dapat berkembang biak.
Banyak hewan-hewan yang menggunakan tumbuhan untuk membangun rumah mereka
sebagai tempat tinggal dan tempat untuk berkembang biak. Maka dapat diketahui bahwa
hewan juga tumbuh dan berkembang dengan bantuan tumbuhan.

Tempat hidup bagi tumbuhan lain


24

Tidak jarang ditemukan tumbuhan melekat pada tumbuhan lainnya. Banyak pohon-pohon
yang pada bagian batangnya ditemukan tumbuhan lain yang tinggal atau hidup pada di
pohon tersebut. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan pun memberikan manfaat bagi
makhluk hidup sejenisnya.

Sebagai tempat berlindung bagi makhluk hidup lain


Ada beberapa hewan yang memiliki ukuran kecil menjadikan tumbuhan sebagai tempat
berlindung mereka. Contohnya adalah daun lebar dan akar panjang yang dimiliki bunga
teratai menjadi tempat berlindung bagi ikan-ikan kecil dari predator.

Baca juga:
3 Alat Pernapasan pada Tumbuhan, Siswa Harus Tahu
Menjadi sumber makanan bagi organisme dalam tanah
Bahkan dalam keadaan sudah mati, tumbuhan pun masih memberikan manfaat pada alam.
Organisme-organisme dalam tanah, seperti cacing tanah, menjadikan tumbuhan mati
sebagai sumber makanan mereka.

Tempat merambat tumbuhan lain


Manfaat ini berbeda dengan tumbuhan yang hidup pada tumbuhan lain. Ada pula tumbuhan
yang memanfaatkan tumbuhan lain dengan merambat atau menempel pada tumbuhan
tersebut.

Sebagai sarana rekreasi


Elah Nurelah dan Supriyadi dalam bukunya berjudul Buku Tematik Terpadu Selamatkan
Makhluk Hidup menjelaskan bahwa manusia juga membutuhkan sarana rekreasi. Manfaat
tumbuhan dalam hal ini adalah menjadikan tumbuhan sebagai tujuan rekreasi. Maka dari
itu, dewasa ini tidak jarang ditemukan taman rekreasi yang banyak dikunjungi.

BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Individu merupakan makhluk hidup tunggal atau satu yang dapat membangun suatu
kehidupan. Sedangkan individu-individu sejenis yang berkumpul dalam waktu tertentu dan
tempat tertentu dinamakan populasi. Kemudian kumpulan beberapa populasi membentuk
suatu komunitas.

2. Makhluk hidup untuk melangsungkan kegiatan makan minum, bernafas, bergerak,


tumbuh dan berkembang memerlukan tempat tinggal yang disebut dengan habitat. Kemudian
disekitar tempat tinggal tinggal tersebut terdapat udara, air, tanah yang didefinisikan sebagai
lingkungan. Sehingga terjadi hubungan interaksi timbal balik yang membentuk suatu sistem
tatanan kehidupan antara makhluk hidup dengan makhluk tak hidup (lingkungan) yang
dinamakan ekosistem.

3. Habitat hewan terdiri atas habitat darat, habitat air, dan habitat darat-air. Lingkungan
terbagi menjadi 4 antara lain lingkungan Udara / Atmosfer, lingkungan Air / Hidrosfer,
lingkungan Darat / Litosfer, dan lingkungan Flora dan Fauna / Biosfer.Macam Ekosistem
24

secara garis besar ada 2 yaitu ekosistem darat (hutan hujan tropis, taiga, tundra, savanna,
padang rumput, dan gurun) dan ekosistem perairan (air tawar, air laut, dan estuari).

4. Hubungan hewan dengan habitatnya dapat dilihat melalui cara adaptasi atau
penyesuaian mereka terhadap tempat tinggalnya seperti penyesuaian terhadap bentuk tubuh,
penyesuaian fungsi tubuh, dan penyesuaian tingkah laku. Sehingga hewan dapat menemukan
makananya, menyesuaikan dengan kodisi lingkungannya agar merasa nyaman, berlindung
dari serangan musuh, dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

5.Hubungan antara hewan dengan ekosistem dapat dilihat dari interaski terhadap
ekosistem. Pola interaksi serta faktor-faktor penting dalam ekosistem ini yang bisa
menyebabkan keberhasilan maupun ketidak berhasilan hewan dan ekosistem-ekosistem itu
dalam mempertahankan keberadaannya.

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas diharapkan pembaca dapat memahami


mini riset tersebut sebagai acuan pembelajaran maupun pengetahuan. Sehingga
dapat mengetahui betapa pentingnya Menjaga Keanekarangaman hayati.
Diharap pembaca mini riset dapat memahami isi kandungan tiap bab, semua
bab memiliki pemahaman masing-masing yang tetap bermuara akan suatu hal
sumber utamanya yaitu dalam mini riset ini untuk mata kuliah ilmu alamiah dasar.

REFERENCES
Miah, Mazrikhatul. (2009). Mengenal Ekosistem. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri.
Jasin, Maskoeri (2010). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Star, Cecie. (1984).Biology The Unity And Diversity Of Life.California: Wadsworth
Publishing Company.
Nurdyasnyah, N., & Andiek, W. (2015). Inovasi teknologi pembelajaran. Sidoarjo:
Nizamia learning center. Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model
Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia learning center.

Anda mungkin juga menyukai