“MINI RISET”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1:
NOVEMBER 2022
24
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa dan penyayang yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan MIINI
RISET ini.
Dalam rangkuman MIINI RISET dengan topic “ Klasifikasi Hewan dan Tumbuhan” ini,
kami harap para pembaca mendapat pengetahuan yang lebih luas lagi melalui apa yang telah
kami kaji, dan mendapat pemahaman yang semakin baik lagi.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini.
Namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat yang membangun dari
pembaca demi sempurna-nya tugas ini.
Kiranya tugas ini bermanfaat dalam melengkapi tugas akhir perkuliahan dan dapat
menambah ilmu pengetahuan kita.
KELOMPOK 1
24
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
BAB II ISI.................................................................................................................
31. KESIMPULAN.................................................................................................24
32. SARAN...............................................................................................................24
24
BAB I
PENDAHULUAN
Kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang diadakan pada semester ganjil 2022 diagendakan
mengunjungi Fakultas Bahasa dan Seni.
Ilmu Alamiah Dasar diharapkan mampu menambah wawasan mahasiswa yang mengikuti
Kuliah Lapangan ini, tentang tata nama ilmiah dan klasifikasi ilmiah hewan dan
tumbuhan yang diamati. Mahasiswa juga diharapkan dapat menumbuhkan sifat
disiplin,jujur dan kerjasama yang tinggi.
2. Menambah wawasan dan pengalaman Kuliah lapang sesuai dengan keahlian yang
dimiliki.
BAB II
ISI
2.1 HASIL PENGAMATAN
Sistem klasifikasi makhluk hidup, dapat digolongkan menjadi tiga golongan atau kelompok,
yaitu sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenetik. Berikut urainnya:
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya
suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami. Tokoh klasifikasi sistem alami
adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi
makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini
dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan
tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.
Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan
struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut. Mengamati dan meneliti makhluk
hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari
berbagai jenis makhluk hidup. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip
dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi makhluk hidup yang didasarkan
pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.
Pengelompokan makhluk hidup tersebut dapat dengan mudah kamu dapatkan informasinya
melalui buku berjudul Buku Pintar Hewan oleh Jumanta yang menjelaskan segala hal yang
harus kamu ketahui mengenai hewan yang ada di dunia.
24
Langau hijau
Pengelasan saintifik
Alam: Animalia
Filum: Artropoda
Kelas: Insecta
Order: Diptera
Suborder: Brachycera
Infraorder: Muscomorpha
Subseksyen: Calyptratae
Superkeluarga: Oestroidea
Keluarga: Calliphoridae
Belalang
Julat zaman: Permian Akhir -
Kini
Belalang muda
Pengelasan saintifik
Alam: Haiwan
24
Filum: Artropoda
Subfilum: Hexapoda
Kelas: Serangga
Order: Orthoptera
Suborder: Caelifera
Ander, 1939
Superfamili
Tridactyloidea
Tetrigoidea
Eumastacoidea
Pneumoroidea
Pyrgomorphoidea
Acridoidea
Tanaoceroidea
Trigonopterygoidea
Laba-laba
Rentang fosil: Pennsylvanian -
Holocene, 319–0 Ma
PraЄ
Є
O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Arachnida
Ordo: Araneae
Clerck, 1757
Subordo
Mesothelae
Mygalomorphae
Araneomorphae
Capung
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Formicidae
Subfamili: Myrmicinae
Bangsa: Solenopsidini
Genus: Solenopsis
Westwood, 1840
0 Ma
PraЄ
Є
O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N
1. Kepala
2. Dada
3. Perut
4. Spirakulum
5. Kait anal
6. Tungkai perut (abdominal)
7. Segmen
8. Tungkai dada (thoracis)
Cerotainia rhopalocera
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Famili: Tipulidae
Genus: Cerotainia
Cerotainia
Spesies:
rhopalocera
Common evening brown
Wet-season form
24
Dry-season form
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Order: Lepidoptera
Family: Nymphalidae
Genus: Melanitis
Species: M. leda
Binomial name
Melanitis leda
(Linnaeus, 1758)
Synonyms
Papilio leda Linnaeus,
1758
Papilio ismene Cramer,
[1775]
Papilio solandra
Fabricius, 1775
Cyllo helena Westwood,
1851
Cyllo fulvescens
Guénée, 1863
Melanitis leda
africana Fruhstorfer,
1908
Melanitis leda
africana f. zitenides
Fruhstorfer, 1908
Melanitis leda ab.
plagiata Aurivillius, 1911
Cecak Kayu
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Squamata
Subordo: Sauria
Famili: Gekkonidae
Genus: Hemidactylus
Spesies: H. frenatus
Nama binomial
Hemidactylus frenatus
Hydrophilidae
Hydrophilus piceus
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
24
Ordo: Coleoptera
Infraordo: Staphyliniformia
Superfamili: Hydrophiloidea
Famili: Hydrophilidae
Latreille, 1802
Klasifikasi Ilmiah Jangkrik
Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta Ordo : Orthoptera Famili :
Grylludae Genus : Gryllus Spesies : Gryllus
assimilis
Felis
Oecophylla
Rentang fosil: 47–0 Ma
PraЄ
Є
O
S
D
C
P
T
J
K
Pg
N
24
Eocene - Recent
Berkat iklim tropis, Indonesia mampu menampung banyak jenis flora dan fauna. Bahkan, di
tahun 2018 portal resmi Indonesia menyebutkan bahwa keberagaman flora dan fauna di
Nusantara merupakan yang tertinggi di dunia.
Setidaknya sebanyak 10 persen atau lebih dari 25.000 jenis flora yang ada di dunia terdapat di
Indonesia. Sedangkan jenis fauna di Indonesia mencapai lebih dari 200.000 jenis, meliputi
mamalia, burung, reptil, hingga serangga.
Flora dan fauna tinggal di sebuah ekosistem dengan kondisi mendukung. Ekosistem terbentuk
di dalam sebuah biosfer atau lapisan di mana hewan, tumbuhan, dan manusia tinggal. Biosfer
cocok sebagai ruang hidup karena memiliki unsur-unsur lingkungan termasuk iklim, tanah,
air, sinar matahari, dan udara.
Iklim bisa memberikan pengaruh dominan terhadap persebaran flora dan fauna di bumi.
Kenyataannya, wilayah yang mempunyai iklim ekstrem dihuni flora dan fauna dengan ragam
spesies jauh lebih sedikit dibandingkan yang ada di kawasan tropis.
Ada beberapa jenis faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna. Di
antara sejumlah faktor yang termasuk dalam kategori iklim adalah suhu udara, kelembapan,
angin, dan curah hujan. Bagaimana faktor-faktor itu dapat memengaruhi persebaran flora dan
fauna?
a. Suhu Udara
Perbedaan letak geografis-astronomis, sudut datangnya sinar matahari, jarak daratan dengan
lautan, ketinggian lokasi, dan tutupan lahan membuat suhu udara di setiap wilayah tidak
seragam. Sementara itu, kehidupan tumbuhan maupun hewan terkait erat dengan kondisi
suhu udara.
Banyak spesies tertentu memerlukan suhu udara ideal di lingkungan hidupnya agar dapat
tetap bertahan dan berkembang biak. Karena itu, kawasan dengan suhu non-ekstrem, atau
tidak terlalu panas maupun dingin, umumnya layak menjadi tempat hidup banyak jenis
spesies flora dan fauna. Suhu udara juga bisa memengaruhi kondisi vegetasi di suatu wilayah.
Vegetasi yang terdapat di wilayah tropis, gurun, kutub dan lainnya tidak bisa sama.
b. Kelembapan udara
Kelembaban udara menunjukkan tingkat uap air yang terkandung di udara. Kelembapan
berpengaruh langsung terhadap kehidupan flora. Ada tumbuhan yang cocok hidup hanya di
daerah kering, lembab, atau basah.
Oleh sebab itu, jenis-jenis tumbuhan bisa dikategorisasikan berdasar tingkat kelembapan
wilayah keberadaannya. Setidaknya ada 4 jenis yang perlu diketahui, yakni:
Xerophyta: tumbuhan yang tahan di lingkungan kering atau kelembaban udara sangat rendah.
Contoh: kaktus.
Mesophyta: tumbuhan yang cocok hidup di lingkungan lembab tetapi tidak basah. Contoh:
anggrek dan cendawan.
Hygrophyta: tumbuhan yang cocok hidup di kawasan basah. Contoh: teratai, eceng gondok,
selada air.
Tropophyta: tumbuhan yang bisa beradaptasi di daerah pemililk musim hujan dan musim
kemarau. Tropophyta merupakan flora khas wilayah iklim musim tropis (monsun tropis).
Contoh: jati dan ekaliptus.
c. Angin
Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan. Di daerah terbuka, hanya
tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup di tengah terpaan angin
kencang. Angin pun bisa membantu penyerbukan atau pembuahan pada beberapa jenis
24
tanaman, sehingga regenerasi terjadi. Tumbuhan tertentu penyebaran benihnya juga dibantu
angin, seperti yang terjadi pada spora paku-pakuan (pteridophyta).
d. Curah Hujan
Curah huja jelas menjadi penentu persebaran flora dan fauna karena air adalah sumber utama
kehidupan. Beragam jenis hewan dan tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan dan
kelembaban udara. Tingkat curah hujan dapat membentuk karakter khas formasi vegetasi di
muka bumi. Kekhasan vegetasi ini mengakibatkan ada hewan-hewan tertentu yang bisa
hidup. Hal ini bisa terjadi karena banyak jenis hewan mengandalkan tumbuhan sebagai
sumber makanan.
Contohnya, hujan tropis yang bisa tumbuh di kawasan dengan curah hujan 1000-2000 mm
dan suhu udara 20-30 derajat celcius memiliki keragaman flora sekaligus fauna yang kaya.
Kondisi berbeda ada di padang rumput stepa yang berkembang di wilayah dengan curah
hujan 200-1000 mm dan suhu -20 sampai 10 derajat celcius.
Faktor edafik kondisi tanah berpengaruh besar pula pada persebaran flora dan fauna. Tanah
jadi media utama bagi tumbuhnya vegetasi. Kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan vegetasi seperti unsur hara, kebutuhan bahan organik (humus), air dan udara
disediakan oleh tanah. Tanah subur memberikan dampak baik bagi pertumbuhan tanaman.
Hewan lalu bakal lebih mudah menemukan makanan jika tanaman di sekitarnya tumbuh
subur.
Keragaman bentuk permukaan bumi memengaruhi persebaran flora dan fauna. Relief bumi
dapat membantu atau mempersulit hewan dan tumbuhan berkembang. Kawasan pegunungan,
misalnya, bisa menghambat penyebaran tumbuhan. Terhambatnya perkembangan vegetasi
pada akhirnya berdampak pula pada kondisi fauna.
Baca juga: Pengertian Hewan Avertebrata: Ciri, Klasifikasi Jenis dan Contohnya
Selain itu, kemiringan lereng dapat memengaruhi tumbuh kembang tanaman. Lereng yang
membelakangi sinar matahari mempersulit beragam jenis tanaman untuk tumbuh dengan
baik.
Bentuk muka bumi yang beragam bisa memicu perbedaan suhu dan kelembapan udara
sehingga berpengaruh pada jenis vegetasi, dan karena itu, memengaruhi spesies hewan yang
bertahan. Perbedaan suhu dan kelembapan udara, misalnya, karena faktor tinggi-rendah
dataran.
24
Makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia juga bisa memengaruhi persebaran
flora dan fauna di bumi. Peran yang terbesar, untuk saat ini, ada di manusia. Perilaku manusia
yang melestarikan lingkungan akan berdampak positif terhadap keberadaan flora dan fauna.
Sebaliknya, kegiatan manusia merusak lingkungan bahkan dapat membuat spesien flora dan
fauna tertentu punah.
Pada kasus tanaman, tumbuhan yang memiliki daya adaptasi kuat akan menghambat
tumbuhan lain dengan kemampuan lebih lemah. Kondisi ini lantas memicu satu jenis vegetasi
mendominasi suatu wilayah. Sedangkan dalam konteks hewan, keberadaan cacing yang bisa
menyuburkan tanah dan membantu banyak jenis tanaman berkembang, merupakan
contohnya.
1. Flora Sumatera-Kalimantan
Wilayah Sumatera dan Kalimantan didominasi dengan iklim tropis basah. Iklim ini
menyebabkan wilayah tersebut memiliki curah hujan yang tinggi juga kelembaban udara
yang tinggi. Jenis flora atau vegetasi yang banyak tumbuh di kawasan ini kebanyakan
tanaman yang menghuni hutan hujan tropis.
Jenis-jenis flora di kawasan Sumatera anatra lain kayu meranti, damar, berbagai jenis
anggrek, lumut, jamur (cendawan), paku-pakuan, serta mangrove di wilayah sekitar pantai.
2. Flora Jawa-Bali
Wilayah Jawa-Bali memiliki iklim yang bervariasi, Semakin ke arah timur, curah hujan di
kawasan Jawa-Bali cenderung lebih rendah. Sehingga wilayah ini memiliki dua tipe iklim
utama, yaitu iklim hutan hujan tropis dan iklim muson tropis. Selain dua iklim tersebut,
terdapat pula iklim sabana tropis yang terletak di Bali.
Jenis-jenis floranya meliputi flora hutan hujan tropis, flora hutan muson seperti Jati, flora
sabana tropis seperti rumput, flora pesisir seperti bakau, dan flora yang terdapat di
pegunungan seperti pinus dan cemara.
Wilayah ini merupakan wilayah di Indonesia bagian tengah, meliputi Pulau Sulawesi,
Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Jika dibandingkan dengan
wilayah lainnya, iklim di kawasan ini cenderung lebih kering dan memiliki kelebababan yang
lebih rendah.
Jenis-jenis fauna di Indonesia dibagi dalam tiga wilayah utama yang dipisahka oleh garis
Wallace dan garis Webber. Garis Wallace memisahkan kelompok hewan yang bercorak Asia
dan kelompok hewan peralihan, sementara garis Weber memisahkan kelompok hewan
bercorak Australia. Persebaran fauna di Indonesia yaitu:
Wilayah Indonesia Barat meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Ciri fauna
yang terdapat di wilayah ini cenderung dipengaruhi oleh corak Asia atau Asiatis. Jenis-jenis
fauna yang tersebar di wilayah ini meliputi:
Mamalia: harimau, gajah, badak bercula satu, rusa, banteng, kerbau, monyet, orang utan, babi
hutan, landak, tikus, kijang, kancil, dan kukang.
Reptil: ular, buaya, kadal, bunglon, tokek, dan biawak.
Burung: elang, jalak, merak, kutilang, burung hantu, dan unggas.
Serangga: belalang dan capung.
Ikan: ikan air tawar dan pesut.
2. Fauna Indonesia Tengah (Kepulauan Wallacea)
Wilayah Indonesia Tengah meliputi Pulau Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau
Timor, dan Kepulauan Maluku. Jenis-jenis fauna yang terdapat diwilayah ini bercorak
peralihan. Jenis-jenis fauna yang tersebar di wilayah ini meliputi:
Mamalia: anoa, dugong, tarsius, sapi, kuda, babi rusa, kuskus, monyet seba, dan monyet
hitam.
Reptil: komodo, biawak, buaya, ular, dan soa-soa.
Amfibi: berbagai jenis katak.
Burung: dewata, maleo, raja udang, kakatua, nuri, merpati, angsa, mandar, dan rangkong.
3. Fauna Indonesia Timur
Wilayah ini meliputi wilayah Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Di kawasan
Indonesia Timur, jenis-jenis faunanya dipengaruhi oleh corak Australis, meliputi:
Mamalia: kanguru, wallaby, nokdiak atau landak Irian, opposum, kuskus, dan kelelawar.
Reptil: ular, buaya, biawak, dan kadal.
Amfibi: berbagai jenis katak
Burung: cendrawasih, kasuari, kiwi, mamundur, nuri, dan raja udang.
Tumbuhan adalah salah satu makhluk hidup yang memiliki begitu banyak manfaat. Manfaat
tumbuhan dinikmati oleh makhluk hidup lainnya, yaitu manusia dan hewan. Tanpa adanya
tumbuhan, ekosistem di Bumi tidak akan seimbang.
Begitu banyak manfaat yang diberikan tumbuhan kepada alam. Mulai dari bagian paling
bawah tumbuhan hingga bagian paling atas, semuanya memiliki manfaat yang berbeda-
beda.
Sebagai manusia, manfaat yang diberikan oleh tumbuhan sangat dapat dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Tentunya manusia tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya
tumbuhan.
Baca juga:
Apa Perbedaan Antara Fitoplankton dan Zooplankton?
Manfaat Tumbuhan Bagi Makhluk Hidup Lain
Menghasilkan oksigen dan Mengurangi karbon dioksida
Melansir buku Best Score 100 Bank Soal IPA oleh Tim Master Eduka, oksigen adalah
sumber kehidupan serta menjadi manfaat tumbuhan utama bagi manusia dan hewan. Saat
berfotosintesis, tumbuhan membutuhkan karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Oksigen
tersebutlah yang dibutuhkan oleh manusia dan hewan agar dapat bernapas. Sedangkan
karbon dioksida yang ada di alam akan diserap oleh tumbuhan.
Tidak jarang ditemukan tumbuhan melekat pada tumbuhan lainnya. Banyak pohon-pohon
yang pada bagian batangnya ditemukan tumbuhan lain yang tinggal atau hidup pada di
pohon tersebut. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan pun memberikan manfaat bagi
makhluk hidup sejenisnya.
Baca juga:
3 Alat Pernapasan pada Tumbuhan, Siswa Harus Tahu
Menjadi sumber makanan bagi organisme dalam tanah
Bahkan dalam keadaan sudah mati, tumbuhan pun masih memberikan manfaat pada alam.
Organisme-organisme dalam tanah, seperti cacing tanah, menjadikan tumbuhan mati
sebagai sumber makanan mereka.
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Individu merupakan makhluk hidup tunggal atau satu yang dapat membangun suatu
kehidupan. Sedangkan individu-individu sejenis yang berkumpul dalam waktu tertentu dan
tempat tertentu dinamakan populasi. Kemudian kumpulan beberapa populasi membentuk
suatu komunitas.
3. Habitat hewan terdiri atas habitat darat, habitat air, dan habitat darat-air. Lingkungan
terbagi menjadi 4 antara lain lingkungan Udara / Atmosfer, lingkungan Air / Hidrosfer,
lingkungan Darat / Litosfer, dan lingkungan Flora dan Fauna / Biosfer.Macam Ekosistem
24
secara garis besar ada 2 yaitu ekosistem darat (hutan hujan tropis, taiga, tundra, savanna,
padang rumput, dan gurun) dan ekosistem perairan (air tawar, air laut, dan estuari).
4. Hubungan hewan dengan habitatnya dapat dilihat melalui cara adaptasi atau
penyesuaian mereka terhadap tempat tinggalnya seperti penyesuaian terhadap bentuk tubuh,
penyesuaian fungsi tubuh, dan penyesuaian tingkah laku. Sehingga hewan dapat menemukan
makananya, menyesuaikan dengan kodisi lingkungannya agar merasa nyaman, berlindung
dari serangan musuh, dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
5.Hubungan antara hewan dengan ekosistem dapat dilihat dari interaski terhadap
ekosistem. Pola interaksi serta faktor-faktor penting dalam ekosistem ini yang bisa
menyebabkan keberhasilan maupun ketidak berhasilan hewan dan ekosistem-ekosistem itu
dalam mempertahankan keberadaannya.
B. SARAN
REFERENCES
Miah, Mazrikhatul. (2009). Mengenal Ekosistem. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri.
Jasin, Maskoeri (2010). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Star, Cecie. (1984).Biology The Unity And Diversity Of Life.California: Wadsworth
Publishing Company.
Nurdyasnyah, N., & Andiek, W. (2015). Inovasi teknologi pembelajaran. Sidoarjo:
Nizamia learning center. Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model
Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia learning center.