Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH BIOLOGI

“KONSEP KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP ”


Dosen Pengampu : Nur Alam SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

RAFIKA YUDDING (220305500014)


NISRINA NUR FATHIYAH (220305500016)
DINI HARIYANTI RUSTAM (220305501023)
TRY HAYYU HUZAENA (220305501031)
NURSAKINA (220305502038)
AHMAD KHUMAIDI ATJO (220305502051)

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul : “Konsep Klasifikasi Mahluk Hidup ”

Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


Tuhan YME dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan
ini penyusun menghanturkan rasa hormat dan terima kasih kepada dosen Pengampu Ibu
Nur Alam., SKM, M.kes , serta teman-teman yang membantu dalam makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses makalah ini masih jauh dari
kesempatan kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya, penyusun dengan
rendah hati menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar , 02 November 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A.Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
D. Manfaat ........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................4

A.Pengertian Klasifikasi Mahluk Hidup...........................................................................4


B.Tujuan dan Manfaat klasifikasi Mahluk Hidup.............................................................5
C. Sejarah Klasifikasi Mahluk Hidup...............................................................................5
D. Prinsip Pengklasifikasi Mahluk Hidup........................................................................6
E. Dasar Klasifikasi Secara Umum...................................................................................7
F. Dasar Klasifikasi Hewan ..............................................................................................7
G. Dasar Klasifikasi Tumbuhan .......................................................................................9
H. Sitem Klasifikasi Mahluk Hidup .................................................................................9
I. Tingkat Klasifikasi Mahluk Hidup ..............................................................................11
BAB III PENUTUP.......................................................................................................24

A.Kesimpulan..................................................................................................................24
B. Saran...........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik Komponen biotik (makhluk
hidup) sangat banyak sangat beragam. Dari laut ke dataran rendah ke pegunungan, ada
banyak dan makhluk yang sangat berbeda. Karena jumlahnya banyak dan berbeda, kita
akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk
mempermudah mengenali dan mempelajari makhluk hidup, kita membutuhkan sebuah
klasifikasi yang spesifik . Cara untuk memudahkan identifikasi dan pemeriksaan
makhluk hidup disebut dengan sistem klasifikasi (klasifikasi/pengelompokan).

Ada sekitar 500 juta spesies organisme di dunia. Organisme ini memiliki karakteristik
yang berbeda. Sistem membutuhkan keanekaragaman organisme ini untuk mengenali
dan memeriksanya. Beberapa ahli biologi mencoba membuat sistem yang membuat
belajar lebih mudah dengan mengelompokkan organisme. Klasifikasi adalah proses
pengelompokan berdasarkan karakteristik tertentu.

Dengan semakin berkembangnya peradaban manusia, khususnya pengetahuan tentang


manfaat makhluk hidup sebagai sumber obat dan makanan, maka diperlukan nama yang
lebih besar dari makhluk hidup. Maka diperlukan klasifikasi makhluk hidup atas dasar
pemikiran rasional. Misalnya, klasifikasi menurut ciri-ciri umum, cara hidup, tempat
tinggal, distribusi lokal, dll.

Ilmu yang khusus mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi.


Taksonomi ini bertujuan untuk memudahkan pengenalan dan pembelajaran makhluk
hidup serta untuk memudahkan komunikasinya dengan sesama. Ilmu taksonomi terus
berkembang dari waktu ke waktu, oleh karena itu bermunculan tokoh-tokoh taksonomi
baru, serta pendapat dan teori tentang taksonomi.

Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui lebih lanjut tentang bagaimana
sistem klasifikasi makhluk hidup itu bekerja . Oleh karena itu penulis berusaha untuk
memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pertanyaan tersebut dalam makalah
yang berjudul “Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup”.

1
B.Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup?

2. Apakah tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup?

3. Bagaimanakah sejarah klasifikasi mahluk hidup?

4.Bagaimana prinsip klasifikasi mahluk hidup?

5. Bagaimana dasar-dasar klasifikasi hewan?

6. Bagaimana dasar-dasar klasifikasi tumbuhan ?

7. Bagaimanakah sistem klasifikasi makhluk hidup?

8. Bagaimanakah tingkatan dalam sistem klasifikasi makhluk hidup?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup.

2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup.

3. Untuk mengetahui sejarah dalam mengklasifikasi makhluk hidup.

4.Untuk Mengetahui prinsip klasifikasi mahluk hidup

5. Untuk mengetahui dasar-dasar klasifikasi hewan

6. Untuk mengetahui dasar-dasar klasifikasi tumbuhan

7. Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan dalam sistem klasifikasi makhluk hidup.

8. Untuk mengetahui bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup.

2
D.Manfaat

1.Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai sistem klasifikasi
makhluk hidup.
2. Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran saat perkuliahan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Klasifikasi Mahluk Hidup

Klasifikasi secara sederhana adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau


golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Atau juga suatu cara
mengelompokan mahluk hidup berdasarkan kesamaan ciri yang dimiliki .

Sedangkan menurut para ahli, Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah pembentukan
takson-akson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam keanekaragaman.
Dikatakan pula bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme secara berurutan pada
kelompok tertentu (takson) yang didasarkan pada perbedaan dan persamaan.

Sedangkan Tjitrosoepomo (1993) mengatakan bahwa dasar pengadaan klasifikasi


adalah keseragaman kesamaan-kesamaan itulah yang dijadikan dasar klasifikasi. Semua
ahli biologi mrnggunakan suatu sistem kasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan
ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok
tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain.

Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu
disempurnakan oleh Carl Von Linne ( 1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan
Swedia yang dikenal pada masa sekarang dengan Carolus Linnaeus.

Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang
sederhana dan fleksibel sehingga suatu organisme baru tetap dapat dimasukkan dalam
sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi.
Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah
bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.

4
B. Tujuan dan manfaat Klasifikasi Mahluk Hidup

Tujuan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,


membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Tujuan khusus/lain klasifikasi
makhluk hidup adalah sebagai berikut:

1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaaan dan perbedaan ciri-ciri


yang dimiliki.

2. Mendeskrpsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan


makhuk hidup dari jenis yang lain.

3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup

4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.

5. Menyederhanakan objek studi sehingga mempermudah pembelajaran.

6. Mengetahui tingkat evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.

Manfaat Klasifikasi

Manfaat klasifikasi bagi manusia, antara lain:

1.Memudahkan kita dalam mempelajari mahluk hidup yang sangat beraneka ragam

2.Mengetahui hubungan kekerabatan antara mahluk hidup satu dengan yang lain

3. Memudahkan komunikasi kita.

C.Sejarah Klasifikasi Mahluk Hidup

Sistem Klasifikasi mahluk hidup telah dikenal sejak zaman dulu oleh Ahli filosofi
Yunani , Aristoles (384 -322 SM) mengelompokan mahluk hidup menjadi 2 kelompok
besar yaitu kelompok hewan (Animalia ) dan kelompok tumbuhan (Plantae ). Dan juga
Dia berhasil mengelompokan seribu jenis hewan tang dikenalnya. Oleh sebab itu, dia
dijuluki bapak zoologi.

5
Pada abad ke-17 muncullah tokoh yang melahirkan konsep modern tentang spesies dan
mencoba melanjutkan klasifikasi makhluk hidup ke arah grup-grup yang lebih kecil.
Orang tersebut adalah, John Ray dari Inggris (1627-1705).

Sistem klasifikasi mahluk hidup terus mengalami kemajuan seiring berkembangnya


ilmu pengetahuan dan teknologi . sistem klasifikasi mahluk hidup dikelompokkan
dalam satu-satuan kelompok besar yang disebut kingdom

Sistem kingdom yang pertama kali diperkenalkan oleh Carollus Linnaeus (1707-1778),
yaitu seorang ahli biologi berkebangsaan Swedia,sistem kingdom terus mengalami
perubahan dan perbaikan hingga sekarang dan sering mengalami pro dan kontra bagi
para ilmuan. Ia juga memperkenalkan cara mengelompokan atau klasifikasi baru,
berdasarkan kesamaan struktur dan menciptakan Binonium Nomenclatur.

D. Prinsip pengklasifikasi mahluk hidup

1. Mengidentifikasi ciri-ciri suatu makhluk hidup (Pencandraan).

Identifikasi atau pencandraan ialah menentukan macammacam persamaan apa saja yang
paling penting. Salah satu dari pola klasifikasi yang pertama yaitu menempatkan semua
jenis hewan yang hidup dalam habitat yang sama dalam satu kategori.

Untuk hal-hal yang harus diamati yaitu, morfologi, anatomi, fisiologi, kromosom, serta
tingkah lakunya. Untuk dapat mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja
ditemukan, tentunya kita memerlukan alat pembanding seperti gambar, spesimen
(awetan hewan ataupun tumbuhan), kunci identifikasi (hewan ataupun tumbuhan yang
sudah diketahui namanya). Kunci identifikasi sendiri sering juga disebut sebagai kunci
determinasi.

2. Mengelompokkannya sesuai dengan kriteria yang kita inginkan (Pengklasifikasian).

Setelah identifikasi atau pencandraan, tahapan selanjutnya untuk mengklasifikasikan


makhluk hidup yaitu pengelompokan. Pengelompokan didasarkan atas identifikasi
makhluk hidup dalam suatu kelompok yang sama. Makhluk hidup yang memiliki ciri-
ciri yang sama dikelompokkan dalam bentuk tingkatan takson yang sama.

6
3. Pemberian nama kelompok

Para ahli taksonomi yang telah melakukan penelitian terhadap berbagai jenis hewan
maupun tumbuhan, mereka telah melakukan tahapan dalam klasifikasi dan akhirnya
dapat memberikan nama terhadap suatu makhluk hidup. Untuk memudahkan dalam
mencari nama dari suatu makhluk hidup yang baru dikenal, dapat menggunakan kunci
determinasi.

E. Dasar Klasifikasi secara umum

 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang dimilikinya.


 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat dalam
tubuh ( anatomi).
 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara
hidupnya.
 Kesamaan biokimia, misalnya jenis-jenis enzim dan jenis-jenis protein yang dikandung
makhluk hidup tersebut.
 Kesamaan genetik, khususnya kesamaan struktur bahan genetiknya, yaitu DNA.

F.Dasar Klasifikasi Hewan

1.Jaringan Tubuh
Klasifikasi hewan yang pertama dilihat berdasarkan jaringan tubuhnya, dimana kingdom
animalia dibagi ke dalam 2 subkingdom, yaitu Parazoa dan metazoa.
 Parazoa merupakan kelompok hewan yang belum mempunyai jaringan sejati. Contoh
filum Porifera.
 Metazoa merupakan kelompok hewan yang telah mempunyai jaringan sejati. Contoh,
filum coelenterate, nematode, annelida dan chordata.
2.Simetri Tubuh
Klasifikasi hewan yang kedua dilihat berdasarkan simetri tubuhnya. Simetri merupakan
kesamaan bagian di berbagai daerah dan arah tubuh, sehubungan dengan pemotonga oleh
beberapa sumbu atau bidang. Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat diklasifikasikan
seperti berikut :
 Hewan asimetri, tidak dapat dibagi menjadi bagian yang sama oleh bidang apapun.
Contoh, spons.

7
 Hewan simetri bilateral, tubuhnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yang sama jika
dipotong oleh 1 bidang saja. Contohnya, filum Chordata.
 Hewan simetri biradial, tubuhnya dapat dibagi menjadi 2 bagian yang sama jika
dipotong oleh 2 bidang. Misalnya, anemone laut.
 Hewan simetri radial, tubuhnya dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang sama jika
dipotong dengan berbagai bidang. Contohnya, hydra sp dan Echinodermata.
3.Lapisan Embrionik
Sel dalam embrio disusun dalam lapisan yang disebut lapisan embrionik atau lapisan lembaga.
Dari lapisan ini, jaringan dan organ tubuh suatu organisme berkembang. Berdasarkan lapisan
embrioniknya, hewan dikelompokan menjadi hewan diploblastik dan triploblastik.
 Diploblastik adalah hewan yang hanya memiliki 2 lapisan embrionik yaitu lapisan
ectoderm dan endoderm. Contohnya, spons dan coelenterate.
 Triploblastik merupakan hewan yang memiliki 3 lapisan embrionik yaitu lapisan
ektroderm, mesoderm dan endoderm. Contoh : Platyhelminthes, Nemathelminthes,
Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata.
4.Rongga Tubuh
Klasifikasi hewan yang keempat adalah melihat berdasarkan rongga tubuhnya (selom), dari
klasifikasi hewan ini maka hewan dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
 Aselomata merupakan hewan yang tidak memiliki rongga tubuh. Seluruh ruangan di
antara lapisan endoderm dan ectoderm diisi oleh masa padat dari mesoderm. Contoh,
spons, Coelenterata.
 Pseudoselomata merupakan hewan dengan rongga tubuh semu karena hanya sebagian
ruangan di antara lapisan endoderm dan ectoderm yang dibatasi oleh lapisan mesoderm.
Contoh, Nemathelminthes.
 Selomata merupakan hewan yang telah memiliki rongga tubuh sejati. Seluruh ruangan
antara ectoderm dan endoderm dibatasi oleh lapisan mesoderm. Contoh, Annelida,
Mollusca, dan Arthropoda.
5.Segmentasi Tubuh
Pengulangan dari beberapa organ dan jaringan secara seri sehingga membagi tubuh menjadi
segmen-segmen disebut metamerik. Metamerik merupakan karakteristik khas dari filum
Annelida, Arthropoda dan Chordata.
6.Pengaturan Suhu Tubuh
Klasifikasi hewan yang keenam berdasarkan cara pengaturan tubuhnya, dimana dalam
klasifikasi ini maka hewan dapat dikelompokan menjadi 2 jenis antara lain :

8
 Poikiloterm, merupakan hewan yang suhu tubuhnya bervariasi dan dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan. Contoh, Pisces, Amfibi dan Reptilia.
 Homoioterm, merupakan hewan yang dapat mempertahankan suhu tubuhnya secara
konstan. Contoh, aves dan mamalia.
7.Notokord
Notokord terdiri dari sel-sel yang berasal dari lapisan mesoderm yang membentuk sumbu tubuh
primer embrio. Notokord ditemukan pada semua hewan dari filum Chordata. Berdasarkan
karakteristik dari notokordnya, filum Chordata dibagi menjadi 3 subfilum, yaitu :
 Urichordata, merupakan hewan yang notokordnya lenyap pada masa perkembangannya.
Contoh, Halochynthia.
 Cephalochordata, merupakan hewan yang notokord, saraf dorsal dan celah faringnya
berkembang dengan baik. Contoh : Branchiostoma dan Amphioxus.
 Vertebrata, merupakan hewan yang notokordnya berkembang menjadi vertebra atau
tulang belakang. Contoh : ikan, amfibi, reptile, burung, dan mamalia.

G.Dasar-dasar klasifikasi Tumbuhan


Taksonomi Klasifikasi Tumbuhan berdasarkan hal-hal yaitu sebagai berikut:
 Jumlah sel penyusun tubuh uniseluler/multischuler
 Ada tidak terdapat biji, bunga, dan buah
 Morfologi (struktur tubuh luar) dan anatomi (struktur tubuh dalam).
 Habitus tumbuhan waktu hidupnya misalnya tegak, merambut dan menjalar.
 Organ perkembangkan

H.Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup


Berdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan
menjadi tiga, yaitu sistem buatan (artifisial), sistem alami (natural), dan sistem filogenik.

1. Sistem Klasifikasi Buatan (Artifisial)


Sistem klasifikasi buatan mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk
hidup. Dasar klasifikasi adalah ciri morfologi, alat reproduksi, habitat dan penampakan
makhluk hidup (bentuk dan ukurannya). Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon,
semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang
hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaannya, misalnya makhluk
hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.

9
2. Sistem Klasifikasi Alami (Natural)
Klasifikasi makhluk hidup yang menggunakan sistem alami menghendaki terbentuknya
takson yang alami. Pengelompokkan pada sistem ini dilakukan berdasarkan pada
karakterkarakter alamiah yang mudah untuk diamati, pada umumnya berdasarkan karakter
morfologi, sehingga terbentuk takson-takson yang alami, misalnya hewan berkaki empat,
hewan bersirip, hewan tidak berkaki, dan sebagainya. Pada tumbuhan misalnya tumbuhan
berdaun menyirip, tumbuhan berdaun seperti pita, dan sebagainya.

Gambar 2.1 Perkembangan sistem Klasifikasi

3. Sistem Klasifikasi Filogenik


Sistem klasifikasi filogenik merupakan suatu cara pengelompokkan organisme
berdasarkan garis evolusinya atau sifat perkembangan genetik organisme sejak sel
pertama hingga menjadi bentuk organisme dewasa. Sistem klasifikasi ini sangat
dipengaruhi oleh perkembangan teori evolusi. Teori ini diperkenalkan oleh Charles
Darwin (1859). Sistem klasifikasi filogeni ini merupakan sistem klasifikasi yang
mendasari sistem klasifikasi modern, yang dipelopori oleh Hudchinson, Cronquist, dan
lainnya. Makin dekat hubungan kekerabatan, maka makin banyak persamaan morfologi
dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya,
berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Misalnya, orang utan lebih dekat
kekerabatannya dengan monyet dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada
tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan
tentang kromosom, DNA, dan susunan protein organisme.

10
I.Tingkatan Klasifikasi Mahluk Hidup
Menurut Carolus Lennaeus, tingkatan takson diperlukan untuk pengklasifikasian, yang
berurutan dari tingkatan tinggi yang umum menuju yang lebih spesifisik di tingkatan
yang terendah. Urutan hierarkinya yaitu :
 Kingdom (Kerajaan)
 Phylum (Filum) untuk hewan / Divisio (Divisi) untuk tumbuhan
 Classis (Kelas)
 Ordo (Bangsa)
 Familia (Keluarga)
 Genus (Marga)
 Spesies (Jenis)
Dari tingkatan di atas, bisa disimpulkan jika dari spesies menuju kingdom, maka takson
semakin tinggi. Selain itu jika takson semakin tinggi, maka jumlah organisme akan
semakin banyak, persamaan antar organisme akan makin sedikit sedangkan
perbedaanya akan semakin banyak. Sebaliknya, dari kingdom menuju spesies, maka
takson semakin rendah. Dan jika takson semakin rendah, maka jumlah organisme akan
semakin sedikit, persamaan antar organisme akan makin banyak sedangkan
perbedaanya akan semakin sedikit.

Gambar 2.2 Urutan Takson

a) Kingdom, merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan


ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan
menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima
kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia

11
b) Filum/divisio (keluarga besar), Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan
nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas
organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum
tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki
akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
c) Classis (kelas), Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau
divisio
d) Ordo (bangsa), Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan,
nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
e) Family (keluarga), Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama
famili tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan
biasanya diberi nama idea.
f) Genus (marga), genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama
genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan
seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari
huruf lainnya.
g) Species (jenis). Spesies adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).

Banyak metode yang dapat kita gunakan untuk mengetahui identitas suatu jenis
organisme, di antaranya dengan konfirmasi langsung kepada ahlinya, mencocokkan
dengan spesimen, atau dengan menggunakan suatu instrumen yaitu kunci identifikasi
atau kunci determinasi

Kunci determinasi merupakan cara atau langkah untuk mengenali organisme dan
mengelompokkannya pada takson makhluk hidup. Kunci determinasi adalah uraian
keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup yang disusun berurut mulai dari ciri umum
hingga ke ciri khusus untuk menemukan suatu jenis makhluk hidup. Kunci determinasi
yang paling sederhana ialah kunci dikotom. Kunci dikotom berisi keterangan yang
disusun berpasangan dan menunjukkan ciri yang berlawanan. Untuk lebih jelasnya coba
perhatikan contoh kunci determinasi dibawah ini (Wahono dkk., 2016)

12
Gambar 2.3 Diagaram Kunci Dikotom
Data pada diagram kunci dikotom di atas, jika ditulis akan menjadi kunci determinasi
sebagai berikut:

Gambar 2.4 Kunci Determinasi


1.Kingdom Animalia
A.Kelompok Hewan
Hewan yang terdapat di muka bumi ini sangat beragam, baik dari segi bentuk maupun
ukurannya. Secara umum hewan dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu hewan
vertebrata (bertulang belakang) dan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang).
a. Hewan bertulang belakang (Vertebrata)
Hewan Vertebrata adalah kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Mereka

13
umumnya memiliki tubuh simetri bilateral, rangka dalam, dan berbagai alat tubuh. Ada
lima kelompok hewan vertebrata, yaitu Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan
Mammalia.

1. Ikan (Pisces), yaitu Hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang
dengan alat gerak berupa sirip dan berkembang biak dengan cara bertelur.
2. Amfibi (Amphibia), yaitu Hewan yang dapat hidup di dua alam (darat dan air),
berdarah dingin (tidak dapat mengatur suhu badan sendiri) dan bernafas dengan
paru-paru. Contoh Hewan Amfibi seperti Katak, Salamander dan kadal air.
3. Reptil (Reptilia), adalah hewan melata yang berdarah dingin dan memiliki sisik
yang menutup tubuhnya. Contoh Hewan Reptil adalah buaya, kadal dan ular.
4. Burung (Aves), yaitu Hewan yang bisa terbang, Hewan Aves atau Burung ini
memiliki bulu yang menutupi tubuhnya dengan alat gerak berupa kaki dan
sayap. Meskipun Aves sering disebut sebagai hewan yang bisa terbang, ada
beberapa jenis hewan yang tergolong dalam Aves tetapi tidak bisa terbang
seperti Ayam, Bebek, Angsa dan Kalkun.
5. Hewan Menyusui (Mammalia), yaitu hewan yang memiliki kelenjar susu
(betina) yang berfungsi untuk menghasilkan susu sebagai sumber makanan
anaknya. Hewan Mammalia pada umumnya adalah hewan yang berdarah panas
dan bereproduksi secara kawin. Hewan Menyusui atau mammalia ini ada yang
hidup di darat dan ada juga hidup di air. Contoh Hewan Mammalia yang hidup
di darat seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda dan Gajah. Sedangkan
Hewan Mammalia yang habitatnya di air seperti Paus, Lumba-lumba dan
Duyung.

b. Hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata)


Hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata) dikelompokkan menjadi delapan
kelompok. Hewan tersebut adalah protista mirip hewan (protozoa), hewan berpori
(Porifera), hewan berongga (Coelenterata), cacing pipih (Platyheminthes), cacing giling
(Nemathelminthes), cacing berbuku-buku (Annelida), hewan lunak (Mollusca), hewan
dengan kaki beruas-ruas (Arthropoda), dan hewan berkulit duri (Echinodermata).

14
1. Filum Protozoa, yaitu hewan yang bersel satu yang hidup di dalam air. Bentuk
tubuh Protozoa sangat kecil yaitu berkisar antara 10-50 μm tetapi ada juga yang
memiliki bentuk tubuh hingga 1mm. Sumber makanan Protozoa adalah hewan
dan tumbuhan. Berdasarkan alat geraknya, Protozoa terbagi menjadi 4 kelas
yaitu Kelas Rhizopoda (berkaki semu), kelas Flagellata (berbulu cambuk), kelas
Cilliata (berambut getar), dan kelas Sporozoa (berspora).
2. Filum Porifera atau hewan berpori, yaitu hewan air yang hidup di laut dengan
bentuk tubuh seperti tumbuhan atau tabung berpori yang melekat pada suatu
dasar laut dan dapat berpindah tempat dengan bebas. Sumber makanan Porifera
adalah Bakteri dan Plankton. Filum Porifera terbagi menjadi 3 kelas yaitu Kelas
Corcorea, kelas Hexactinelida dan Kelas Demospangia.
3. Filum Cnidaria, yaitu hewan yang memiliki sel penyengat yang dinamai
knidosit yang digunakan untuk menangkap mangsa dan membela diri. Cnidaria
dibagi menjadi 4 kelompok yaitu Anthozoa (anemone laut, koral, pena laut),
Scyphozoa (Ubur-ubur), Cubozoa (ubur-ubur kotak) dan Hydrozoa. Filum
Cnidari kebanyakan terdapat di lingkungan laut. Filum Cnidaria terkadang
dikategori sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga yang
disebut dengan Coelenteron.
4. Filum Ctenophora yaitu hewan yang memiliki lubang-lubang kecil atau pori
dihampir seluruh tubuhnya. Pori tersebut dapat menimbulkan racun yang
digunakan untuk melumpuhkan mangsa atau musuhnya.Meskipun bentuknya
seperti ubur-ubur, tetapi filum Coelenterata tidak memiliki sel penyengat
(knidosit) seperti pada filmu Cnidaria. Filum Ctenophora terkadang
dikategorikan sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga
yang disebut dengan Coelenteron.
5. Filum Platyhelminthes atau Cacing Pipih, yaitu hewan yang berbentuk cacing
dengan tubuh pipih dan tidak bersegmen. Cacing pipih ini pada umumnya hidup
di sungai, laut, danau ataupun sebagai parasit di tubuh organisme lain. Terdapat
3 kelas dalam filum Platyhelminthes yaitu Turbellaria (cacing berambut getar),
Trematoda (Cacing Isap) dan Cestoda (cacing pita).
6. Filum Nematoda (Cacing Gilik), yaitu cacing yang berbentuk gilik. Kedua
ujung tubuh Filum Nematoda berbentuk runcing dan sedangkan tengahnya bulat.

15
Contoh Cacing Gilik diantaranya seperti cacing tambang, cacing askaris dan
cacing filaria.
7. Filum Annelida (Cacing Gelang), yaitu cacing yang tubuhnya terdiri atas
segmen-segmen seperti gelang dengan berbagai sistem organ yang baik dengan
sistem peredaran darah tertutup. Filum Annelida terbagi menjadi 5 kelas yaitu
Polychaeta (berambut banyak), Oligochaeta (berambut sedikit atau tidak ada
rambut sama sekali), dan Hirudinea (menghisap darah). Contoh cacing jenis
Filum Annelida diantaranya seperti cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas dan
lintah.
8. Filum Mollusca (Filum Moluska), yaitu hewan yang bertubuh lunak baik
dilindungi oleh cangkang maupun yang tidak dilindungi oleh cangkang.
Cangkang Filum Mollusca terdiri dari bahan kalsium (zat kapur). Filum
Mollusca terdiri dari 3 kelas yakni P (memiliki 2 buah cangkang seperti kerang,
tiram dan simping), Gastropoda (Siput baik yang bercangkang ataupun tidak),
Cepalophoda (Gurita dan cumi-cumi), Scaphopoda dan Amphineura.
9. Filum Artropoda, yaitu filum bertubuh segmen yang biasanya bersatu menjadi
dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan dan
simetri bilateral. Filum Artropda juga dikenal dengan sebutan hewan berbuku-
buku. Filum Artropoda terbagi menjadi beberapa kelas, diantaranya
adalah Chelicerata (laba-laba, tungau, kalajengking), Myriapoda (lipan),
Krustasea (kepiting, lobster, udang) dan Hexapoda (serangga).

16
Gambar 2.5 contoh hewan vertebrata dan invertebrata
2.Kingdom Plantae
B.Kelompok Tumbuh-tumbuhan
Kingdom Plantae (tumbuhan) dibagi ke dalam beberapa divisio, yakni Lumut
(Bryophyta), Paku-pakuan (Pteridophyta), tumbuhan berbiji (Spermatophyta), serta
Ganngang (Thallophyta).

Gambar 2.6 Skema Pengelompokan Tumbuhan

17
a. Tumbuhan lumut (Bryophyta)
Tumbuhan lumut susunan tubuhnya lebih kompleks dibanding dengan Thallophyta.
Dalam daur hidupnya terdapat pergantian keturunan (metagenesis) antara turunan
vegetatif dengan turunan generatif. Gametofit lebih menonjol dibanding sporofit.
Gametofit merupakan turunan vegetatif yang melekat pada substrat dengan
menggunakan rizoid. Sporofit merupakan turunan vegetatif berupa badan penghasil
spora (sporangium). Sporofit itu tumbuh pada gametosit bersifat parasit. Habitatnya di
daratan yang lembab, ada pula yang hidup sebagai epifit. Tubuhnya tidak memiliki
berkas pembuluh (vaskular seperti pembuluh xilem dan floem). Contoh lumut yaitu
lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk.

Gambar 2.7 contoh lumut


b. Tumbuhan paku-pakuan (Pteridophyta)
Tumbuhan paku-pakuan sudah memiliki akar, batang dan daun, sehingga tingkatannya
lebih tinggi dibanding tumbuhan lumut. Pada batang sudah terdapat jaringan
pengangkut xilem dan floem yang teratur. Tumbuhan paku-pakuan dapat tumbuh
dengan baik pada lingkungan yang lembap dan ada beberapa jenis paku-pakuan yang
dapat hidup di dalam air. Seperti halnya lumut, tanaman ini dalam reproduksinya
mengalami metagenesis, turunan gametofit dan sporofitnya bergantian.

18
C.Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Dilihat dari struktur tubuhnya, anggota Spermatophyta merupakan tumbuhan tingkat
tinggi. Organ tubuhnya lengkap dan sempurna, sudah terlihat adanya perbedaan antara
akar, batang dan daun yang jelas atau sering disebut dengan tumbuhan berkormus
(Kormophyta). Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dikelompokkan menjadi tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
1) Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
Ciri morfologi tumbuhan ini adalah berakar tunggang, daun sempit, tebal dan kaku, biji
terdapat dalam daun buah (makrosporofil) dan serbuk sari terdapat dalam bagian yang
lain (mikrosporofil), daun buah penghasil dan badan penghasil serbuk sari terpisah dan
masing-masing disebut dengan strobillus. Ciri-ciri anatominya memiliki akar dan
batang yang berkambium, akar mempunyai kaliptra, batang tua dan batang muda tidak
mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang mengandung zat
tepung.

Gambar 2.9 Contoh berbiji terbuka


2) Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
Tanaman angiospermae mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut mempunyai
bunga yang sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang
bervariasi, bakal biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik, terjadi
pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperm berlangsung dalam waktu yang
hampir bersamaan. Angiospermae berdasarkan biji dibagi menjadi 2 kelompok yakni
biji berkeping 1 (monokotil) dan berkeping 2 yakni dikotil.

19
d. Ganggang (Thallophyta)
Thallophyta merupakan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri utama yaitu tubuh
berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih
belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Ciri-ciri dari tumbuhan talus ini
adalah tersusun oleh satu sel yang berbentuk bulat, perkembangbiakan pada umumnya
secara vegetatif dan generatif.

3. Kingdom Protista
Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus.
Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun
sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan
kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang
hidup secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak
menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang
taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme
dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah, baik
yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan.

Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista,
seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya
di laut sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan
Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan
tripanosomiasis.

Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista
digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan
yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu,
Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur lendir
dan jamur air yang menyerupai jamur. Dulu, bakteri juga dianggap sebagai protista
dalam sistem tiga kerajaan (Animalia, Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun
kemudian bakteri dipisah dari protista setelah diketahui bahwa ia adalah prokariotik.
Protista adalah organisme eukariot pertama atau paling sederhana. Protista merupakan
organisme eukariotik sehingga memiliki membran inti sel. Protista mempunyai

20
keanekaragaman metabolisme. Protista ada yang aerobik dan memiliki mitokondria
sebagai alat resporasinya, serta ada juga yang anaerobik. Ada juga Protista yang
fotoautotrof karena memiliki kloroplas, dan ada juga yang hidup secara heterotrof
dengan cara menyerap molekul organik atau memakan organisme lainnya. Sebagian
besar dari Protista memiliki alat gerak yang berupa flagela (bulu cambuk ) atau silia
(rambut getar) sehingga dapat bergerak (motil), namun ada juga yang tidak mempunyai
alat gerak.

Protista dapat dengan mudah ditemukan karena hidup diberbagai habitat yang
mengandung air seperti di tanah, sampah, tumpukan dedaunan, air tawar, air laut, pasir,
endapan lumpur, dan batu. Namun ada juga yang hidup dengan bersimbiosis di dalam
tubuh organisme lain secara parasit atau mutualisme. Beberapa contoh kelompok
Protista adalah Amoeba, Euglena, Paramecium, Dictyostelium discoideum, Alga merah:
Eucheuma spinosum, Paramecium, Entamoeba histolytica, dll.

4.Kingdom Monera
Monera adalah salah satu kingdom dalam klasifikasi biologi sistem lima-kingdom, yang
sekarang sudah tidak dipakai lagi. Monera meliputi sebagian besar prokariotik (yaitu
tidak punya inti sel. Oleh sebab itu, nama lainnya adalah Prokaryota atau Prokaryotae.
Kingdom ini dibagi menjadi dua divisi yaitu Bacteria (atau Schizomycetes) dan
Cyanophyta atau alga hijau-biru. Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi,
setelah berbagai temuan menunjukkan bahwa Cyanophyta sekarang ini lebih tepat
dianggap sebagai bakteria dan dinamakan sebagai Cyanobacteria.

Monera adalah Kingdom makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti, biasanya
disebut organisme prokariot. Meskipun tidak memiliki membran inti, kelompok monera
memiliki bahan inti, seperti asam inti, sitoplasma, dan membran sel. Cara reproduksi
monera dapat berlangsung secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan
dengan cara pembelahan biner (binery fision), fragmentasi atau spora. Reproduksi
secara seksual adalah dengan cara konjugasi, transduksi maupun transformasi. Contoh
kelompok Monera ialah bakteri dan alga biru. Bakteri terdapat di lingkungan kita, ada
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti bakteri Escherichia coli yang berperan
membantu memproduksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makanan. Ada pula

21
bakteri yang berbahaya bagi Bab II Klasifikasi Makhluk Hidup 13 Bab kehidupan
manusia seperti Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TB
(tuberculosis paru).

5.Kingdom Fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof
yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-
selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar
anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang
dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.

Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan
cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh
menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora,
bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium.
Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah
Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Fungi
diklasifikasikan menjadi 6 klasifikasi, yaitu:
a. Zygomycota
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
d. Deuteromycota
e. Mikoriza
f. Lumut Kerak

6.Kingdom Eubacteria
Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal
(uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel
prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan
dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria.

22
7.Kingdom Archaebacteria
Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem
klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera
lain yang kemudaian disebut Eubacteria.

Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem
Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker. Makhluk hidup di Kingdom
Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di Kingdom Eubacteria karena
mereka dulunya satu Kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di lingkungan
yang lebih ekstrem.

23
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan


menurut kaidah atau standar yang ditetapkan. Atau juga suatu cara mengelompokan
mahluk hidup berdasarkan kesamaan ciri yang dimiliki

2. Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup yaitu untuk mengelompokkan


makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, mengetahui ciri-ciri untuk
mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut. Kemudian untuk manfaat
dari sistem klasifikasi yaitu untuk memudahkan mempelajari setiap makhuk hidup yang
beraneka ragam.

3. Klasifikasi pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf Yunani bernama


Aristoteles (384-422), kemudian dikembangkan oleh John Ray dan Carollus Linnaeaus.

4. Proses klasifikasi terdiri dari tiga tahap, yaitu pencandraan, (Identifikasi),


pengelompokan, dan pemberian nama

5. tingkatan takson pada makhluk hidup terdiri dari kingdom/regnum, filum/divisio,


classis, ordo, family, genus dan species

6. Sistem klasifikasi makhluk hidup enam kingdom yang terdiri dari kingdom
animalia, kingdom plantae, kingdom protista, kingdom fungi, kingdom archaebacteria,
dan kingdom eubacteria

B.Saran

Penulis merasa makalah ini masih belum lengkap secara ilmiah karena keterbatasan
ilmu . Saran untuk penulis selanjutnya mungkin bisa lebih lengkap dan detail dalam
penulisan

24
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Dr. RAMLAWATI, M. D. (2017). KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN.

Fried, dkk. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga

Karmana Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XII SMA/MA program IPA.
Bandung : Grafindo

Kimball, John W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga

Kimball, dkk. 2002. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.

Rahmawati Diah. 2001. Pelajaran Biologi SMU 3. Surakarta : PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri

iii

Anda mungkin juga menyukai