Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas tentang taksonomi
hewan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Di samping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan tugas ini berlangsung sehingga terealisasikan tugas ini.
Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenal tentang taksonomi hewan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan yang membangun demi perbaikan
tugas yang telah kami buat di masa yang akan mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3. Hipotesis................................................................................................................5
1.4. Tujuan Penilitian....................................................................................................6
1.5. Manfaat Penilitian..................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7
2.1. Pengertian Taksonomi...........................................................................................7
2.2. Sistematik di Bidang Taksonomi...........................................................................7
2.3. Pengertian dan Tujuan Klasifikasi.........................................................................7
2.4. Takson dalam Klasifikasi Makhluk Hidup............................................................9
BAB III METODE PENGAMATAN......................................................................................10
3.1. Tempat Penelitian..................................................................................................10
3.2. Waktu Penelitian...................................................................................................10
3.3. Alat dan Bahan......................................................................................................10
3.4. Cara Kerja.............................................................................................................10
BAB IV HASIL PENILITIAN................................................................................................11
BAB V PENUTUP..................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25
3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Hewan pun sangat berperan sebagai salah satu komponen penting penyusun
ekosistem. Selain itu, masih banyak lagi manfaat yang bisa kita panen pada hewan.
Untuk itu mempelajari mereka sangatlah penting dalam pelestariannya maupun
pengolahan sumber dayanya. Dikarenakan banyaknya jenis dan bentuk hewan maka kita
memerlukan ilmu taksonomi. Taksonomi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang
merupakan rentetan proses penemuan, deskripsi, klasifikasi, identifikasi, dan pemberian
nama terhadap suatu organisme. Selain itu, taksonomi merupakan sebagai bagian dari
mempelajari hubungan tiap organisme dalam tingkatan takson atau tingkatan hierarki dan
prinsip-prinsip yang ada di dalam proses klasifikasi yang lebih dikenal dengan
sistematik.
Adapun tujuan dari taksonomi, antara lain untuk mengetahui hubungan kekerabatan
antara makhluk hidup, mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri
yang dimiliki, memberikan kemudahan dalam memberikan nama makhluk hidup yang
belum diketahui namanya atau belum mempunyai nama, mendeskripsikan ciri-ciri suatu
jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup jenis lain, dan juga
untuk mengetahui perbedaan dengan makhluk hidup melalui ciri-ciri suatu jenis makhluk
hidup. Di dalam taksonomi terdapat tingkatan takson, yaitu tingkatan atau juga kelompok
makhluk hidup yang disusun dimulai pada tingkat tertinggi yaitu Kingdom (kerajaan),
Divisi atau Filum, Kelas, Ordo (bangsa), Famili, Genus, Spesies, dan Varietas. Pada
kingdom animalia dibagi menjadi dua jenis, yaitu vertebrata dan invertebrata.
1.3. Hipotesis
Hipotesis terkait dengan rumusan masalah di atas adalah sistem pakar mampu
menghasilkan diagnosa yang presisi sesuai dengan diagnosa peneliti. Ruang lingkup
perancangan sistem yang akan diteliti meliputi hewan yang ditemui di Taman Mini
Indonesia Indah, yaitu beberapa hewan dari kelompok reptil, amfibi, aves, pisces, dan
insekta.
5
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Mengetahui pengertian dari taksonomi
1.4.2. Mengetahui makna sistematik dalam taksonomi
1.4.3. Mengetahui secara menyeluruh mengenai pengertian dan tujuan klasifikasi
pengelompokkan persamaan ciri-cirinya
1.4.4. Memahami takson dalam klasifikasi makhluk hidup
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Klasifikasi memungkinkan kita untuk lebih memahami kehidupan di dunia dengan
membantu kita untuk:
a) Mengidentifikasi makhluk hidup
b) Memahami sejarah makhluk hidup di dunia
c) Menunjukkan kemiripan dan perbedaan antara makhluk hidup,
d) Mengkomunikasikan secara tepat, akurat, dan lebih mudah.
Hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu hewan tidak bertulang belakang
(invertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
https://materipelajaran.com/pengertian-hewan-
invertebrata/
8
B. Hewan bertulang belakang (vertebrata)
Hewan bertulang belakang (vertebrata) adalah subfilum dari Chordata,
mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang yang tersusun dari vertebra.
Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Dalam vertebrata dapat
dikelompokkan untuk seluruh jenis ikan, amfibi, reptil, aves, dan mammalia.
https://zuniyahya.com/hewan-vertebrata-dan-
invertebrata/
9
BAB III
METODE PENGAMATAN
3.1. Tempat
3.2. Waktu
o Kamera handphone
o Lembar pengamatan
o Alat tulis
1. Memilih dan menentukan hewan yang akan diamati pada setiap kelas (reptil, aves,
amfibi, dan pisces).
2. Mencatat nama spesies yang telah dipilih pada lembar pengamatan sesuai kelas yang
ditentukan (nama lokal dan nama ilmiah).
3. Mengamati ciri morfologi dan karakteristik yang dimiliki oleh setiap spesies.
4. Menulis hasil pengamatan pada lembar hasil pengamatan secara lengkap.
5. Mengambil gambar/foto pada setiap spesies yang diamati.
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada September 2021 oleh mahasiswa Universitas Indraprasta
PGRI dari kelas R3D dengan kelompok 2 yang berjumlah tujuh orang, penelitian ini kami
lakukan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Penelitian ini kami lakukan dengan
melakukan observasi secara langsung di tempat yang telah kami tentukan, berikut hasil dari
observasi yang telah kami laksanakan,
A. Kelompok Reptil
1. Ular Sanca Timor (Malayopython timorensis)
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Pythonidae
Genus : Malayopython
Spesies : Malayopython timoriensis
Ciri khusus
Habitat Ular Sanca Timor ini adalah hutan yang berada di dataran rendah
terbuka dan padang rumput. Di Flores, ular ini dapat ditemukan pada ketinggian
500m dibawah permukaan laut. Ular Sanca Timor berkembangbiak dengan cara
bertelur (ovipar), ular ini juga melakukan aktivitas pada siang hari dan malam hari di
pohon. Ular Sanca Timor mencapai panjang sampai 7 kaki atau 2,13 meter. Ular ini
cenderung bertubuh gemuk dan berwarna coklat kehitam-hitaman. Memiliki organ
pendeteksi panas disela-sela bibirnya sehingga dapat mengetahui mangsanya di
malam hari. Untuk mempertahankan hidupnya, ular ini memakan mammalia kecil
dan burung, yang mana termasuk dalam kelompok karnivora (hewan pemakan
daging). Persebarannya terletak di Kepulauan Sunda kecil, Flores, Solor, Lomblen,
Pantar, Lombok, Sumbawa, dan Adonara.
11
2. Ular sanca batik (Malayophython reticulatus)
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Pythonidae
Genus : Malayopython
Spesies : Malayopython reticulatus
Ciri khusus
Habitat dari Ular Sanca Batik adalah hutan tropis yang banyak ditemukan
dekat sungai. Ular ini melakukan perkembangbiakan dengan cara bertelur (ovipar)
dan melakukan aktivitasnya pada siang hari dan malam hari. Karakteristik pada ular
ini, yaitu corak sisik yang merupakan perpaduan warna coklat, emas, hitam, dan
putih. Panjang tubuhnya mencapai 11 meter dan bobot 158kg, hewan ini
dikategorikan sebagai hewan yang berumur panjang. Ular Sanca Batik merupakan
pemakan daging (karnivora) dengan mammalia kecil dan unggas sebagai
mangsanya. Persebaran ular ini dapat ditemukan di hutan-hutan Asia Tenggara; dari
mulai Kepulauan Nikubar, Burma hingga ke Indocina; melewati Semenanjung
Malaya hingga ke Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi,
hingga ke selatan; Filipina.
12
Ciri khusus:
Ular Sanca Hijau Pohon berhabitat di hutan hujan, semak belukar, dan
pepohonan. Sama dengan spesies ular lainnya, Ular Sanca Hijau Pohon juga
berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Ular ini beraktivitas pada siang hari
dan malam hari, Tubuhnya relatif langsing dan memiliki warna hijau cerah dan
memiliki pola warna ketika dewasa. Ekornya yan panjang terhitung 14% dari
panjang total tubuhnya. Kepalanya terlihat sedikit lebih besar dan bisa jelas
dibedakan lehernya, memiliki moncong dan agak melancip. Panjangnya bisa
mencapai 1,5 – 2 meter atau 4,9 – 6,6 kaki dan berat bisa mencapai 1,1 – 1,6 kg.
Hewan yang menjadi mangsanya, yakni kadal pohon, burung, dan hewan vertebrata
kecil arboreal, ular ini dikelompokkan sebagai karnivora (pemakan daging). Di
Indonesia, persebaran Ular Sanca Hijau Pohon ini dapat ditemukan di Kepulauan
Aru dan Irian Jaya.
https://id.quora.com/Apakah-ular-itu-badannya-leher-semua-atau-ekor-semua
13
Ciri khusus
Habitat dari kura-kura ini adalah hutan gugur dan dataran tinggi, tempat-
tempat lembab, dan acap sungai dangkal. Karakteristik dari Kura-Kura Kaki Gajah,
yaitu mempunyai panjang cangkang dari 48 – 60 cm dengan berat dari 15 – 40 kg.
Perisai punggungnya (karapas) tinggi melengkung. Keping vertebralnya kurang
lebih sama lebar dengan keping kostal. Kakinya besar-besar menyerupai kaki gajah,
dengan jari-jari yang tidak tampak jelas. Kaki belakang berkuku lima dan kaki depan
berkuku empat, berbentuk meruncing; sisik-sisik di kaki menebal serupa kuku
serupa perisai. Kura-kura ini berkembang biak secara bertelur (ovipar) dan
melakukan aktivitasnya pada siang hari. Hewan ini termasuk kedalam omnivora
(pemakan segala) karena makanannya dapat berupa tumbuhan, siput, cacing, dan
hewan kecil lainnya. Persebarannya terletak dari Asia Selatan hingga Indonesia.
14
70 cm (28 in) panjang karapas, dengan berat lebih dari 20 kg. Kura-kura ini
melakukan aktivitasnya di siang hari dan malam hari. Untuk kehidupannya, kura-
kura ini memakan buah, daun ara liar, ikan, udang, cacing, dan anak tikus sehingga
dikategorikan sebagai omnivora (pemakan segala). Persebaran kura-kura ini terletak
di wilayah Australia Utara, Irian Jaya Selatan, dan Papua Nugini Selatan.
https://www/mongabay.co.id/2015/06/13/apa-yang-ada-dibalik-
tempurung-kura-kura-ternyata-tak-seperti-yang-diduga/
15
mississipiensis). Buaya Muara beraktivitas di siang hari dan malam hari dan
berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Penyebaran buaya ini juga termasuk
yang terluas di dunia, yaitu Asia Selatan, Asia Tengga, dan Australia.
https://katasambutanterbaru.blogspot.com/2018/06/sistem-
pencernaan-buaya.html
16
Ciri khusus
Biawak Buaya biasa hidup di rawa mangrove, hutan hujan, dan pantai. Biawak
ini memiliki karakteristik, yaitu merupakan jenis biawak yang lebih banyak
menghabiskan waktu dipohon, memiliki kemampuan bernafas yang berbeda dengan
biawak pada umumnya yaitu bernafas dan berjalan secara bersamaan. Ekornya lebih
panjang daripada badannya dan bisa mencapai panjang dari 45 – 150 cm. Fitur yang
paling khas dari biawak ini adalah moncong tumpul bulat, tubuhnya berwarna hijau
gelap dengan cincin bintik-bintik kuning. Biawak Buaya berkembang biak dengan
cara bertelur (ovipar) dan melakukan aktivitasnya di siang hari. Seperti jenis yang
lainnya, hewan ini dikategorikan sebagai karnivora karena jenis makanannya yang
berupa burung, mammalia kecil, serta bangkai. Persebaran terbesar Biawak Buaya
terletak di wilayah Papua Nugini.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-reptil/
B. Kelompok Amfibi
1. Katak hijau (Rhacophorus borneensis)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Rhacophoridae
Genus : Rhacophorus
Spesies : Rhacophorus borneensis
17
Ciri khusus
Habitat dari Katak Hijau adalah cabang pohon dan kolam dangkal dengan
ketinggian 1,5 meter. Katak Hijau berkembangbiak dengan cara bertelur atau ovipar.
Karakteristiknya antara lain, katak-katak ini memiliki jari-jari kaki yang panjang
dengan selaput antar jari yang kuat, yang memungkinkan hewan-hewan ini
melayang ketika mengembangkan kaki dan jari-jarinya sesaat setelah melompat, dan
menahan kejatuhannya ke tanah. Kemampuan melayang semacam ini dikenal
sebagai “lompatan parasut”. Katak ini melakukan aktivitasnya di malam hari dengan
makanan berupa jangkrik, cacing, dan serangga kecil lainnya (karnivora). Persebaran
Katak Hijau berada di seluruh dunia, diantaranya Afrika, Madagaskar, dan Asia
Tenggara termasuk Indonesia hingga Jepang.
18
Nugini, Queensland Utara (Australia), Kepulauan Bimarck, dan Kepulauan
Admiralty.
https://fredikurniawan.com/sistem-pencernaan-katak-amfibi-dan-fungsinya/
19
2. Burung Hantu Putih (Tyto alba)
Kerajaan : Animalia
Filum: Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Strigiformes
Famili : Tytonidae
Genus : Tyto
Spesies : Tyto alba
Ciri khusus
Habitat Burung Hantu Putih sangat mudah ditemukan, yaitu di wilayah
berpohon. Burung hantu ini berkembangbiak secara ovipar (bertelur) dan
makanannya yang berupa serangga, katak, dan tikus sehingga dikategorikan sebagai
karnivora. Burung Hantu Putih melakukan kegiatannya di malam hari. Memiliki
karakteristik, antara lain panjang burung ini kisaran dari 32 – 40 cm dengan
rentangan sayap sampai 110 cm dan berat sampai 570 gr. Mampu menempati tempat
buatan manusia. Mata Tyto alba sangat peka sehingga dapat melihat pada kegelapan.
Tyto alba memiliki leher yang sangat fleksibel sehingga kepalanya dapat diputar
2700 dalam empat arah: ke arah kiri, kanan, atas, dan bawah. Mata Tyto alba
memiliki adaptasi yang baik untuk melihat pada intensitas cahaya yang sangat
rendah. Tyto alba memiliki susunan letak lubang telinga yang cukup unik, karena
tidak simetris dimana letak pada kepala antara satu dengan yang lainnya tidak sama
tinggi dan dengan sudut yang berbeda pula. Burung Hantu Putih tersebar di seluruh
dunia kecuali wilayah Antartika (Kosmopolitan).
https://www.oehoewerkgroep.nl/oehoe-anatomie/het-spijsverteringsstelsel/
20
D. Kelompok Pisces
1. Siluk/Arwarna Irian (Scleropages jardinii)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Osteoglossiformes
Famili : Osteoglossidae
Genus : Scleropages
Spesies : Scleropages jardinii
Ciri khusus
Tempat hidup dari Arwana Irian ini berada di tepian sungai yang ditumbuhi
pepohonan seperti pohon. Ikan ini berkembang biak secara ovipar atau bertelur dan
melakukan kegiatannya di siang hari dan malam hari. Karakteristik yang dimiliki,
yakni secara morfologis (ciri-ciri fisik), badan dan kepala Arwana Irian agak padat.
Tubuhnya pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip
punggung. Garis lateral atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh
Arwana Irian panjangnya antara 20 – 24 cm. Bentuk mulutnya mengarah ke atas dan
mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan
rahangnya cukup kukuh. Giginya berjumlah 15 – 17 gigi. Bagian insangnya
dilengkapi dengan penutup insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan
pangkal sirip ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang daripada sirip punggung
(dorsal), hampir mencapai sirip perut (ventral). Panjang Arwana Irian dewasa sangat
variatif, antara 30–80 cm. Bentuk badannya gepeng dan bersisik besar meliuk-liuk
indah saat berenang di akuarium. Makanannya berupa mikrokrustasea, krustasea,
serangga, ikan kecil, dan sedikit material tumbuhan, dikategorikan sebagai
omnivora. Persebarannya di Indonesia terletak di wilayah Kalimantan dan Papua.
https://kkp.go.id/djprl/bpsplpadang/page/3020-deskripsi-dan-morfologi-arwana
21
2. Baung Marmer (Leiarius longibarbis)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Pimelodidae
Genus : Leiarius
Spesies : Leiarius longibarbis
Ciri khusus
Habitat dari Baung Marmer adalah air tawar, sungai dangkal. Baung Marmer
memiliki karakteristik, antara lain panjang bisa mencapai 100 cm dengan berat
maksimal 12 kg. Berwarna coklat dengan bintik-bintik coklat tua dan warna perut
lebih pucat. Dua garis pucat sejajar melengkung dari sirip punggung ke bawah tubuh
menuju sirip ekor. Baung Marmer berkembang biak dengan cara ovipar atau bertelur
dan makanannya yang berupa serangga kecil serta melakukan aktivitasnya di siang
hari dan malam hari. Persebaran Baung Marmer, yakni terletak di Lembah Sungai
Amazon, Essequibo, dan Orinoco.
E. Kelompok Insekta
1. Nimfa Kayu/Kupu-Kupu Kayu (Ideopsis gaura)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Ideopsis
Spesies : Ideopsis gaura
Ciri khusus
Habitat dari Nimfa Kayu adalah hutan sekunder, perkebunan, dan
permukiman. Nimfa Kayu berkembangbiak dengan cara bertelur atau ovipar dan
melakukan kegiatannya di siang hari. Makanannya berupa nektar, cairan buah-
buahan yang jatuh, daging bangkai, dan kotoran burung. Karakteristik yang
dimilikinya, antara lain memiliki sayap berukuran sekitar 70 mm. Warna sayap
22
memiliki warna dasar putih dengan pola corak bulat, pita, dan garis berwarna hitam.
Nimfa Kayu ini memiliki ukuran tubuh yang sedang dan berwarna putih pada bagian
thoraks bawah dan punggungnya berwarna putih. Kepala berwarna putih dan
memiliki warna mata hitam. Persebarannya terletak di Sumatra, Jawa, Kalimantan,
dan Malaysia.
2. Ideopsis Vitrea
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Ideopsis
Spesies : Ideopsis vitrea
Ciri khusus
Habitat dari Nimfa/Kupu-Kupu dari family Nymphalidae ini adalah hutan
sekunder, perkebunan, dan pemukiman. Berkembangbiak dengan cara ovipar atau
bertelur, hewan ini beraktivitas pada siang hari dan makanannya yang berupa nektar
dan sari buah. Karakteristiknya, yakni memiliki sayap berukuran sekitar 150 mm.
Dua warna sayap bagian atas memiliki warna dasar coklat muda dan dengan
pinggiran sayap corak coklat tua, sedangkan untuk 2 pasang sayap bawahnya
memiliki warna dasar kuning dengan corak pinggir warna kuning. Persebaran
Ideopsis vitrea ini terletak di wilayah Sulawesi.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2012201655DSBab2001/body.html
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
taksonomi hewan sangat berguna dalam memperoleh informasi yang lebih dalam
mengenai hewan tersebut. Selain itu, taksonomi sangat bermanfaat terhadap
berkembangnya ilmu pengetahuan sehingga dapat dengan mudah melakukan
pengklasifikasian terhadap jenis hewan yang telah lama ada atau jenis hewan yang
kehidupannya baru diketahui. Hewan dibedakan menjadi dua, yakni hewan bertulang
belakang (vertebrata) dan hewan yang tidak bertulang belakang (invertebrata).
Pengelompokkan hewan terdiri dari lima, yaitu reptil (buaya, ular, kura-kura, biawak,
dan sebagainya), amfibi, aves (kelompok burung-burungan dan ayam), pisces (kelompok
ikan), dan insekta (kelompok kupu-kupu).
24
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. 2010. Implementasi Hasil – Hasil Peneltian Bidang Biologi Dalam Pembelajaran.
Proseding Seminar Biologi. Vol : 1. No : 7.
Fredikson, G.M 2005. Predation on Sun Bears by Reticulated Python in East Kalimantan,
Indonesian Borneo.
Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura & Buaya Indonesia & Papua Nugini, dengan Catatan
Mengenai Jenis-Jenis di Asia Tenggara. Penerbit ITB dan IUCN. Hal. 139-141
McDiarmid RW, Campbell JA, Touré T. 1999. Snake Species of the World: A Taxonomic
and Geographic Reference. Vol. 1.
Obst, Fritz Jurgen (1998). Cogger, H.G.; Zweifel, R.G., eds. Encyclopedia of Reptiles and
Amphibians. San Diego: Academic Press.
Ron Kivit & Steven Wiseman (2005). The Green Tree Python and Emerald Tree Boa - Care,
Breeding and Natural History. Kirschner & Seufer Verlag.,
25