Anda di halaman 1dari 36

Kode kelas : 6g4umfl

1. Identifikasi
2. Pengelompokkan

1. Dua atau lebih spesies dengan ciri-ciri tertentu dikelompokkan


untuk membentuk takson genus.
2. Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan
untuk membentuk takson famili.
3. Beberapa famili dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson ordo.
4. Beberapa ordo dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson kelas.
5. Beberapa kelas dengan ciri tertentu dikelompokkan untuk
membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk
tumbuhan).
3. Pemberian Nama

Setelah tahap pencandraan (identifikasi) dan pengelompokkan,


tahap terakhir dalam klasifikasi adalah pemberian nama pada
organisme. Pemberian nama pada makhluk hidup baru tersebut
bertujuan untuk mempermudah untuk mengenali makhluk hidup
tersebut dan untuk mempermudah dalam membedakan makhluk
hidup tersebut dengan makhluk hidup lain. Pemberian nama
dengan sistem tata nama ganda (binomial nomenclature) dengan
menggunakan bahasa Latin yang telah disetujui ilmuan di seluruh
dunia. Untuk mempermudah mencari nama makhluk hidup yang
belum kalian kenal, dapat menggunakan kunci determinasi.
Classification Nomenclature
Metode
Empiris
.

Metode
Rasional
1. a Tidak bertulang belakang ……………………………………….. 2 (bila ya lanjutkan ke nomor 2)
b. Memiliki ruas-ruas tulang belakang ………………………………….. 3 (bila ya lanjutkan ke nomor 3)
2. a. Tubuh lunak, kaki tidak berbuku-buku ………………….... siput (bila ya jawabannya siput)
b. Tubuh tidak lunak dan berbuku-buku ………………………………. 4 (bila ya lanjutkan ke nomor 4)
3. a. Bergerak dengan sirip ………………………………………… ikan (bila ya jawabannya ikan)
b. Bergerak bukan dengan sirip ……………………………………..…. 6 (bila ya lanjutkan ke nomor 6)
4. a. Bersayap ………………………………………………………..……. 5 (bila ya lanjutkan ke nomor 5)
b. Tidak bersayap …………………………………………………………. lipan (bila ya jawabannya lipan)
5. a. Menyusui anaknya ……………………………………….. mamalia (bila ya jawabannya mamalia atau kerbau)
b. Tidak menyusui anaknya …………………………………………….… 7 (bila ya lanjutkan ke nomor 7)
6. a. Sayapnya sisik …………………………………………………... kupu-kupu (bila ya jawabannya kupu-kupu)
b. Sayapnya lurus ……………………………………………………. belalang (bila ya maka belalang)
7. a. Mengalami metamorfosis ………………………………………… katak (bila ya jawabannya katak)
b. Tidak mengalami metamorfosis ……………………………..….. 8 (bila ya lanjutkan ke nomor 8)
8. a. Tidak mengerami …………………………………………….buaya (bila ya jawabannya buaya)
b. Mengerami telurnya ……………………………………………….. burung (bila ya jawabannya burung)




1a. Berkaki 4 ……………………………………..…………… 2
1b. Tidak berkaki 4 …………………………………………… 3
2a. Karnivora …………………………………………………… 4
2b. Herbivora ………………………………………………….. sapi
3a. Hidup di air …………………………………………..…… 5
3b. Hidup di darat ………………………………………..….. 6
4a. Habitat di hutan ………………………………………….. harimau
4b. Habitat di kota atau desa ………………………………. kucing
5a. Mamalia …………………………………………………… paus
5b. Bertelur …………………………………………..….……. ikan
6a. Unggas …………………………………………..………… 7
6b. Bukan unggas ………………………………………….. 8
7a. Bisa terbang ……………………………………………….. burung
7b. Tidak bisa terbang ……………………………………….. 9
8a. Bertulang belakang ……………………………………… gorilla
8b. Tidak bertulang belakang ……………………………… cacing
9a. Kaki berselaput …………………………………………… bebek
9b. Kaki tidak berselaput ……………………………………. ayam
Kunci Determinasi:

Ayam = 1b, 3b, 6a, 7b, 9b


Bebek = 1b, 3b, 6a, 7b, 9a
Burung = 1b, 3b, 6a, 7b
Cacing = 1b, 3b, 6b, 8b
Harimau = 1a, 2a, 4a
Ikan = 1b, 3a, 5b
Kucing = 1a, 2a, 4b
Gorilla = 1b, 3b, 6b, 8a
Paus = 1b, 3a, 5a
Sapi = 1a, 2b
1. a. Habitat Air Asin ………………………………………..…… Ikan Tongkol
b. Habitat Air Tawar …………………….……………...……… 2
2. a. Kulit Bersisik ………………………………….…….………. 3
b. Kulit Tidak Bersisik ……………………………….………… 5
3. a. Warna Sisik Hitam Keabu-Abuan ………….………….….. 4
b. Warna Sisik Kuning Keemasan …………………………… Ikan Mas
4. a. Bentuk Badan Bulat Memanjang …………………………. Ikan Gabus
b. Bentuk Badan Bulat Pipih ……………………………….… Ikan Mujair
5. a. Berkumis (Bersurai) ………………….…………………..… Ikan Lele
b. Tidak Berkumis (Tidak Bersurai) ………………….…….… Ikan Belut

•Urutan Kunci Determinasi Ikan Belut {(1b),(2b),(5b)}


•Urutan Kunci Determinasi Ikan Gabus {(1b),(2a),(3a),(4a)}
•Urutan Kunci Determinasi Ikan Lele {(1b),(2b),(5a)}
•Urutan Kunci Determinasi Ikan Mas {(1b),(2a),(3b)}
•Urutan Kunci Determinasi Ikan Mujair {(1b),(2a),(3a),(4b)}
•Urutan Kunci Determinasi Ikan Tongkol {(1a)}
Perhatikan kunci dikotom filum Arthropoda:
1. a. Tubuh terbagi menjadi menjadi kepala, dada dan perut …………… Insekta
b. Tubuh tidak terbagi menjadi kepala, dada dan perut ………………. 2
2. a. Tubuh terbagi menjadi kepala dada bersatu dan perut ……………..3
b. Tubuh terbagi menjadi kepala dan badan beruas-ruas ……………. 4
3. a. Pada kepala dada terdapat 4 pasang kaki …………………………… Arachnida
b. Pada kepala dada terdapat 5 pasang kaki jalan ………………….…. Crustacea
4. a. Badan pipih beruas-ruas, tiap ruas terdapat 1 pasang kaki………… Chilopoda
b. Badan gilig beruas-ruas , tiap ruas terdapat 2 pasang kaki………… Diplopoda
Kelabang atau lipan yang tengah diamati oleh seorang siswa memiliki ciri – ciri …
A. 1a, 2b, 3a, 4b
B. 1b, 2a, 3a, 4a
C. 1b, 2b, 3b, 4b
D. 1b, 2b, 4a
E. 1b, 2a, 3b
Urutan kunci determinasi udang adalah ....

A. 1 b – 2 a – 3 a – 4 b
B. 1 b – 2 a – 3 b – 5 b
C. 1 b – 2 a – 3 a – 4 a
D. 1 b – 2 b – 3 b – 5 a
Jika kita ingin menemukan kunci determinasi dari ayam,
kunci-kunci determinasi yang benar adalah ....
Berdasarkan sistem filogenetik, hewan-hewan yang
memiliki hubungan kekerabatan paling dekat adalah

1. Gorilla
2. Kuda
3. Kambing
4. Orang utan
5. Keledai
6. Simpanse
Anjing dan Anjing laut memiliki
kesamaan pada tingkat takson?
Pembahasan:
Sebelumnya, kita terlebih dahulu harus memetakan klasifikasi untuk anjing laut dan anjing.
•Kingdom: Animalia
•Filum: Chordata
•Subfilum: Vertebrata
•Kelas: Mammalia
•Ordo: Carnivora
•Famili: Phocidae (anjing laut); Canidae (anjing)
Dari pemetaan yang kita buat, kita dapat melihat bahwa terjadi pemisahan pada tingkat
famili. Maka, takson terendah yang menempatkan anjing laut dan anjing pada kedudukan
yang sama ialah ordo, yaitu carnivora.
Tingkatan Takson dalam Makhluk Hidup
Agar tercipta suatu system tata nama yang sederhana, mudah
dipahami, dan berlaku secara internasional

Para ilmuan sepakat menggunakan metode binomial


nomenclatureyang diciptakan oleh Carolus Linnaeus
Pada abad ke-15, ilmu pengetahuan berkembang dengan
sangat pesat dan banyak ilmuwan yang membuat karya ilmiah.
Nah, karya ilmiah tersebut banyak yang dibuat dalam bahasa
Latin, sedangkan karya ilmiah yang dibuat dalam bahasa lain
kemudian diterjemahkan ke bahasa Latin.
Sejak saat itu, bahasa Latin yang awalnya banyak digunakan di
benua Eropa bagian barat untuk karya ilmiah akhirnya
digunakan untuk pengantar di berbagai universitas juga, nih,
teman-teman.
Penggunaan bahasa Latin lalu dianggap sebagai bahasa sains
internasional sampai abad ke-18, sebelum akhirnya bahasa lain
seperti bahasa Inggris, Jerman, Belanda, dan bahasa Eropa
lainnya digunakan dalam ilmu pengetahuan
Binomial Nomenclature

Penyusun aturan ini (Carolus Linnaeus). Sebutan yang disepakati sebagai nama ini adalah
'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" walaupun
istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena beberapa mulia nama yang diberikan bukan istilah asli
dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi
pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.
Penamaan organisme pada masa ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Tata Nama
Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan;
Peraturan Internasional untuk Tata Nama Zoologi (ICZN) untuk binatang dan fosil hewan; dan
Peraturan Internasional untuk Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi,
khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku untuk tanaman
budidaya (Peraturan Internasional untuk Tata Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).
Aturan Nomenclature

1. Kata pertama Genus, kata kedua Spesies


2. Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf mulia, uppercase) dan nama
spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
3. Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang
semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak
menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali sebagai hal berikut:
a. Apabila ditulis dengan cetak tegak maka HARUS digaris bawahi, yang terpisah Antara
genus dan spesies. Contoh:
b. Apabila ditulis dengan cetak miring maka tidak digaris bawahi. Contoh:
4. Menggunakan nama latin atau yang dilatinkan
5. Apabila nama terdiri dari tiga kata subspecies
6. Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh
diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis
bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berlainan
dari yang berlaku sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine
max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula diisi dalam genus
Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
7. Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan
ditaruh dalam tanda kurung. Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine
max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari
autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui sebagai menggambarkan Glycine max.
Nama Glycine max diberikan dalam judul karena hadir spesies lain, Glycine soja.

8. Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diceritakan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan
mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Sebutan E.
coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
9. Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) dipergunakan jika nama spesies tidak bisa atau tidak perlu
diterangkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) adalah wujud jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu
jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
10. Singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang
belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan wujud jamaknya "sspp." atau "subspp."
11. Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens
berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum dikuatkan sama dengan
spesies ini".
Manakah penulisan nama ilmiah pada hewan yang benar?

Nama Geng Calderioz Jawaban Nama Ilmia


Antares

Aiden

Megan

Laskar

Ardhan

Moreo
Manakah penulisan nama ilmiah pada hewan yang benar?

Nama Cal’s Angel Jawaban Nama Ilmia


Zea

Karissa

Serra

Cleo

Selin

Anya

Anda mungkin juga menyukai