Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

BENTUK-BENTUK KLASIFIKASI KINGDOM


Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. Yulmira Yanti, S.Si, M.P

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Biologi

Oleh:
Nama : Eiffel Karim Ahmad Raenovta
NIM : 2210253014
Jurusan : Proteksi Tanaman

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
Makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa
semester satu yang menjadi bahan untuk penilaian dan bahan wacana untuk
menambah pengetahuan Mahasiswa ataupun pembaca tentang hal yang
berhubungan dengan Bentuk-Bentuk Klasifikasi Kingdom. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yulmira Yanti, S.Si, M.P, selaku
dosen pengampu matakuliah Biologi yang telah memberikan tugas dan dukungan
dalam pembuatan Makalah.
Makalah ini disusun dengan menggunakan ragam bahasa sederhana. Agar
isi, maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini dapat dipahami dengan mudah.
Namun demikian, tentunya masih banyak kekurangan-kekurangannya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan isi makalah ini untuk masa yang akan datang.
Demikian makalah ini disusun dengan harapan semoga bermanfaat bagi
para pembacanya. Dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
hikmat dan berkat-Nya kepada kita semua.

Padang, September 2022

Eiffel Karim Ahmad Raenovta

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ................................................................................................................2
2.2 ................................................................................................................3
2.3 ................................................................................................................3
2.4.................................................................................................................8
2.5.................................................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................14
3.2 Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik
(makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut,
dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak
dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita
akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk
mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara.
Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut
Sistem Klasifikasi (penggolongan / pengelompokan).
Adapun ilmu yang secara khusus mempelajari tentang klasifikasi makhluk hidup
dinamakan ilmu taksonomi. Ilmu taksonomi ini bertujuan untuk mempermudah
pengenalan dan pembelajaran terhadap makhluk hidup serta mempermudah dalam
mengkomunikasikannya kepada orang lain. Ilmu taksonomi ini senantiasa berkembang
dari masa ke masa, sehingga muncul tokoh – tokoh baru dalam taksonomi dan pendapat –
pendapat serta teori – teori tentang taksonomi. Ilmu taksonomi ini melahirkan berbagai
sistem klasifikasi yang berbeda – beda sesuai dengan dasar yang digunakan dalam
kegiatan tersebut.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui lebih lanjut tentang
bagaimana sistem klasifikasi makhluk hidup terkhusus bagian klasifikasi kingdom. Oleh
karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut
dalam makalah yang berjudul “Bentuk-Bentuk Klasifikasi Kingdom”. Semoga makalah
ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
a) Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup?
b) Apakah tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup?
c) Bagaimanakah sejarah dan dasar-dasar klasifikasi?
d) Bagaimanakah proses klasifikasi?
e) Bagaimanakah sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pembagian
kingdom?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem klasifikasi makhluk hidup
2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari klasifikasi makhluk hidup
3. Mengetahui sejarah dan dasar-dasar klasifikasi
4. Mengetahui proses klasifikasi
5. Mengetahui sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pembagian kingdom
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Makhluk Hidup


2.1.1 Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu
herarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara
individual yang menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah
pembentukan takson-akson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam
keanekaragaman. Dikatakan pula bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme secara
berurutan pada kelompok tertentu (takson) yang didasarkan pada perbedaan dan
persamaan. Sedangkan Tjitrosoepomo (1993) mengatakan bahwa dasar pengadaan
klasifikasi adalah keseragaman kesamaan-kesamaan itulah yang dijadikan dasar
klasifikasi. Semua ahli biologi mrnggunakan suatu sistem kasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.
Kemudian setiap kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan
dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari
Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne ( 1707-1778), seorang ahli
botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang denga Carolus Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang
sederhana dan fleksibel sehingga suatu organisme baru tetap dapat dimasukkan dalam
sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi.
Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah
bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi.

2.1.2 Tujuan Klasifikasi


Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah:
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis lain.
3. Mengetahui hubungan kekerabtan makhluk hidup.
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki
nama.
5. Membandingkan dan mempelajari makhluk hidup, membandingkan berarti mencari
perbedaan dan persamaan ciri atau sifat makhluk hidup.

2.1.3 Manfaat Klasifikasi


Manfaat klasifikasi bagi manusia, antara lain:
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat
beraneka ragam.
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk
hidup.
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi.

2.1.4 Sejarah Klasifikasi


Beberapa abad SM, Aristoteles, yaitu filusuf Yunani (384-422) adalah orang yang
pertama merintis mengadakan klasifikasi hewanberdasarkan ciri-cirinya. Dia berhasil
mengelompokan seribu jenis hewan tang dikenalnya. Oleh sebab itu, dia dijuluki
bapak zoologi.
Pada abad ke-17 muncullah tokoh yang melahirkan konsep modern tentang spesies
dan mencoba melanjutkan klasifikasi makhluk hidup ke arah grup-grup yang lebih kecil.
Orang tersebut adalah, John Ray dari Inggris (1627-1705).
Pada pertengahan abad ke-18, Carollus Linnaeus (1707-1778), yaitu seorang ahli
biologi berkebangsaan Swedia, memperkenalkan cara mengelompokan atau klasifikasi
baru, berdasarkan kesamaan struktur dan menciptakan Binonium Nomenclatur.

2.1.5 Dasar-dasar Klasifikasi


Sebenarnya manusia telah lama mengelompokkan makhluk hidup, walaupun
dengan cara yang berbeda-beda. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manusia firmitif mengelompokkan makhluk hidup menjadi kelompok makhluk
hidup beracun dan makhluk hidup predator (pemangsa hewan lain).
2. Manusia mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan tempat hidupnya, yaitu
organisme darat dan organisme air.
3. Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kegunaanya, baik makhluk hidup yang
menguntungkan ataupun yang merugikan.
4. Pengelompokan tumbuhan berdasarkan besar kecilnya. Kita kenal kelompok
tumbuhan rumput-rumputan, tumbuhan semak atau perdu dan kelompok tumbuhan
pepohonan.

Pada perkembangan selanjutnya, ternyata mengklasifikasikan makhluk hidup yang


hanya berdasarkan kesamaan struktur, mengalami kesulitan. Maka pada sistem klasifikasi
terbaru cara pengklasifikasian makhlik hidup didasarkan pada:
 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang
dimilikinya.
 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri bentuk tubuh (morfologi) dan alat
dalam tubuh ( anatomi).
 Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat, ukuran, tempat hidup, dan cara
hidupnya.
 Kesamaan biokimia, misalnya jenis-jenis enzim dan jenis-jenis protein yang
dikandung makhluk hidup tersebut.
 Kesamaan genetik, khususnya kesamaan struktur bahan genetiknya, yaitu DNA.

2.1.6 Proses Klasifikasi


Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema
Naturae (sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi
ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup,
yaitu:
1. Pencandraan (identifikasi),
Pencandraan merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini
adalah melakukan identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang
lainnya. Mengamati dan mengelompokkan berdasarkan tingkah laku, bentuk
morfologi, anatomi, dan fisiologi.

2. Pengelompokan
Setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan
makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri
serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson.
3. Pemberian Nama
Pemberian nama makhluk hidup merupakan hal yang penting dalam klasifikasi.
Ada berbagai sistem penamaan makhluk hidup, antara lain pemberian nama dengan
sistem tata nama ganda (Binomial Nomenclature) dan trinomial. Dengan adanya
nama makhluk hidup maka ciri dan sifat makhluk hidup akan lebih mudah dipahami.

 Tata Nama Binomial Nomenclature

Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa berbeda antara satu
daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus
diberikan nama yang unik dan dikenal di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan
internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal
nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam
pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena
pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan
spesies)
Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :
1. Spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan
kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum).
2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama
penunjuk jenis digunakan huruf kecil.
3. Nama spesies menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkanNama spesies harus
ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis bawah, atau
lainnya).
4. Jika nama spesies tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
5. Jika nama spesies hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama spesies,
melainkan nama subspesies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah spesies.
6. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya
jagung (Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.

2.1.7 Tingkatan Klasifikasi


Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok
besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.
Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil
lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan
hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson.
Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of
Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature.
Tingkat takson sangat penting karena tanpa adanya tingkat-tingkat takson maka
faedah dari sistem klasifikasi tidak dapat dihasilkan. Takson dinyatakan sebagai unit
taksonomi tingkat yang manapun. Bila setiap bagian yang lebih kecil pada takson itu
disebut dengan istilah yang sama dan diberi awalan anak (sub), kita dapat memilah 25
takson termasuk yang terkecil yaitu individu. Berikut ini urutan 25 takson tersebut dari
yang paling besar ke yang kecil:

Dunia = regnum/kingdom Anak marga = sub genus


Anak dunia = sub regnum/kingdom Seksi = sectio
Divisi = division/filum Anak seksi = sub sectio
Anak divisi = sub division/filum Seri = series
Kelas = classis Anak seri = sub series
Anak kelas = sub classis Jenis = spesies
Bangsa = ordo Anak jenis = sub spesies
Anak bangsa = sub ordo Varitas = varietas
Suku = familia Anak varitas = sub varietas
Anak suku = sub familia Bentuk = forma
Rumpun = tribus Anak bentuk = sub forma
Anak rumpun = sub tribus Individu = individu
Marga = genus

Disebabkan karena tingkatan takson yang terlalu banyak, maka untuk


mempermudah hal tersebut didalam kehidupan sehari-hari kita hanya menggunakan 7
tingkatan takson utama. Adapun tingkatan takson utama yang sering kita kenal sehari-hari
yaitu :
a) Kingdom, merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli
Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5
kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut
antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia
b) Filum/divisio (keluarga besar), Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama
division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-
organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki
akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara
lain phyta dan mycota.
c) Classis (kelas), Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau
divisio
d) Ordo (bangsa), Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama
ordo umumnya diberi akhiran ales.
e) Family (keluarga), Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili
tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi
nama idea.
f) Genus (marga), genus adalah takson yang lebih rendah dariada family. Nama genus
terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf
dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
g) Species (jenis). Spesies adalah suatu kelompok organism yang dapat melakukan
perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).

2.2 Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup


2.2.1 Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Pembagian Kingdom
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan, yaitu
kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Namun ternyata setelah dipelajari lebih lanjut
terdapat jenis makhluk tertentu yang umumnya memiliki sifat antara hewan dan
tumbuhan. Hal ini yang kemudian membuat para ahli taksonomi mengelompokkan
makhluk hidup kedalam 3 kelompok yaitu: protista, plantae dan animalia.
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara pasti, makhluk hidup
dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Monera, protista, Plantae, dan Animalia.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima
kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini
berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan
makhluk hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi
kingdom Eubacteria dan Archaebacteria, sehingga melahirkan sistem baru yang dikenal
sistem klasifikasi 6 kingdom. Adapun sistem klasifikasi berdasarkan atas pembagian
kingdom secara garis besar dibedakan atas beberapa sistem, yaitu :
1. Sistem dua kingdom : Kelompok tumbuhan dan kelompok hewan
2. Sistem tiga kingdom : Protista, plantae, dan animalia
3. Sistem empat kingdom : Monera, protista, plantae, dan animalia
4. Sistem lima kingdom : Monera, protista, fungi, plantae, animalia
5. Sistem enam kingdom : Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae dan
animalia

1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom


Sistem klasifikasi 2 kingdom merupakan awal mula majunya perkembangan sistem
taksonomi. Pada masa ini dikenal adanya 2 macam kingdom yaitu kingdom animalia
(hewan) dan kingdom plantae (tumbuhan). Pada masa ini, seorang ilmuwan asal Swedia
bernama C. Linneaus adalah tokoh yang berperan besar melakukan sistem klasifikasi
makhluk hidup. Sistem klasifikasi 2 kingdom diterapkan pada tahun 1735.

 Kingdom Plantae
Kingdom tumbuhan mencakup makhluk hidup yang memiliki dinding sel dari
bahan selulosa dan berklorofil sehingga mampu berfotosintesis. Ganggang,
tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji termasuk kerajaan tumbuhan.
Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, bakteri dan jamur dimasukkan ke dalam
kelompok ini meskipun tidak memiliki klorofil.
 Kingdom Animalia
Kingdom hewan tidak berdinding sel, tidak berklorofil, dan dapat bergerak bebas.
Contohnya adalah hewan bersel satu (Protozoa), hewan berpori (Porifera), cacing
(Vermes), hewan berongga (Coelenterata), hewan berbuku-buku (Arthropoda),
hewan lunak (Mollusca), hewan berkulit duri (Echinodermata), dan hewan
bertulang belakang (Chordata).

Sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap belum sempurna dan masih memiliki


beberapa kekurangan, seperti penggolongan makhluk hidup yang masih terlalu umum
serta kurang spesifiknya penggolongan tersebut. Akibatnya, ada beberapa jenis makhluk
hidup yang tidak dapat digolongkan ke dalam dua kingdom tersebut. Meskipun masih
belum sempura dan masih memiliki kekurangan, sistem klasifikasi 2 kingdom dianggap
sebagai cikal bakal atau pengarah utama untuk menuju sistem kingdom selanjutnya.
2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Jika sebelumnya Linneaus mengkasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 kingdom,
selanjutnya Ernst Haeckel pada tahun 1866 mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 3
kingdom. Sistem klasifikasi 3 kingdom ini terdiri atas kingdom animalia (hewan),
kingdom plantae (tumbuhan), dan kingdom protista (organisme bersel satu dan organisme
multiseluler sederhana). Awal mula dimasukkannya protista menjadi salah satu kingdom
ialah ketika makhluk hidup bersel satu mulai ditemukan. Makhluk hidup bersel satu
tersebut dibagi menjadi 2 filum, filum pertama ialah filum Protozoa yaitu untuk
menyebutkan makhluk bersel satu yang dapat bergerak, filum yang kedua adalah
Thallophyta atau Protophyta yaitu filum yang menyatakan makhluk hidup bersel satu
seperti alga dan bakteri. Kingdom Protista digunakan untuk menyatakan organisme bersel
satu. Kingdom ini memiliki sifat hewan dan tumbuhan sekaligus.

 Kingdom Fungi
Kingdom jamur meliputi semua organisme yang memperoleh makanan
secara heterotrof dengan cara menyerap makanan (Absorpsi). Jamur dibedakan
karena dinding sel jamur bukan terdiri dari bahan selulosa seperti dinding sel
tumbuhan melainkan dari bahan kitin. Jamur mendapatkan makanan dari makhluk
hidup lain (Parasit) maupun dengan cara menyerap dari makhluk hidup yang telah
mati (Saprofit).
 Kingdom Plantae
Dunia tumbuhan meliputi semua organisme yang mampu membuat makanannya
sendiri (Autotrof) dengan melalui fotosintesis.
 Kingdom Animalia
Dunia hewan mencakup semua organisme yang mendapatkan makanannya secara
heterotrof dengan cara memakan organisme lain.

Sayangnya, sistem klasifikasi 3 kingdom ini masih belum sempurna. Bakteri yang
termasuk ke dalam makhluk hidup tidak dapat dimasukkan ke dalam kingdom manapun.
Hal tersebut tidak lain karena bakteri merupakan organisme mikroskopis yang tidak
memiliki inti sel. Terlepas dari itu semua, sistem klasifikasi 3 kingdom menunjukkan
adanya kemajuan dalam sistem klasifikasi. Organisme bersel satu atau multiseluler
sederhana telah memiliki kingdom tersendiri, mengingat makhluk hidup tersebut
memiliki ciri yang berbeda dengan hewan dan tumbuhan.

3. Sistem Empat Kingdom


Copeland dan Whittaker adalah dua tokoh yang sangat berperan dalam penemuan
sistem klasifikasi 4 kingdom. Dua ilmuwan tersebut mengkasifikasikan makhluk hidup
menjadi 4 kingdom. Meskipun sama-sama mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 4
kingdom, keduanya memiliki sistem klasifikasi yang berbeda. Copeland
mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi kingdom Monera, kingdom Protoctista,
kingdom Metaphyta dan kingdom Metazoa. Tumbuhan Kingdom Monera merupakan
kumpulan organisme yang tidak memiliki membran inti dan memiliki sifat prokariotik.
Lain halnya dengan kingdom Protoctista (Protista) yang bersifat eukariotik. Kingdom
Metaphyta merupakan kumpulan tumbuhan yang mengalami masa pertumbuhan embrio.
Sedangkan kingdom Metazoa merupakan kingdom dengan kumpulan hewan yang
mengalami masa perkembangan embrio dalam siklus hidupnya.
Lain halnya dengan Whittaker, ia mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi
kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom Fungi, dan kingdom Protista. Fungi
memang memiliki ciri yang hampir sama dengan tumbuhan, hanya saja memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda, karenanya fungi dijadikan satu kingdom tersendiri.
Fungi adalah organisme heterotrof yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri, lain
halnya dengan tumbuhan yang dapat mensintesis makanannya sendiri. Jamur/fungi tidak
dapat melakukan proses pencernaan sendiri layaknya binatang, fungi juga tidak dapat
membuat makanan sendiri seperti tumbuhan, karena itu fungi dikelompokkan menjadi
kingdom tersendiri. Fungi hidup dengan mengeluarkan enzim pencernaan pada
sekitar makanan mereka, kemudian fungi akan melakukan penyerapan nutrisi makanan ke
dalam sel.
 Kingdom Monera
Semua anggota kingdom Monera tidak mempunyai selaput inti, sehingga disebut
organisme prokariotik. Contoh dari kingdom Monera adalah bakteri dan ganggang
biru-hijau.
 Kingdom Fungi
Semua jenis jamur dimasukkan pada kingdom fungi
 Kingdom Plantae
Semua ganggang (Kecuali ganggang biru-hijau), tumbuhan lumut, tumbuhan paku,
dan tumbuhan biji dimasukkan kedalam kingdom ini.
 Kingdom Animalia
Semua hewan mulai dari Protozoa hingga Chordata termasuk ke dalam kingdom
animalia.
4. Sistem Lima Kingdom
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat Whittaker
(1969) mengusulkan klasifikasi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera,
Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pada sistem klasifikasi lima kingdom, ganggang
yang sebelumnya dimasukkan pada kingdom Plantae, dan Protozoa yang semula
dimasukkan di dalam kingdom Animalia selanjutnya dikelompokkan menjadi satu
kingdom, yaitu Kingdom Protista. Kingdom ini dianggap sebagai penyempurna dari
sistem klasifikasi sebelumnya, yakni klasifikasi 4 kingdom.
 Kingdom Monera
Kingdom ini terdiri dari bakteri dan ganggang biru-hijau. Dilihat dari mikroskop
kebanyakan bakteri tampak memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Namun, dari
bukti biologi molekular dijumpai adanya perbedaan pada ARN ribosom. Sehingga
ahli mikrobiologi membedakan bakteri menjadi eubacteria dan archaebacteria.
Eubacteria ialah kelompok bakteri yang menghasilkan gas metan dari sumber
karbon yang sederhana dan hidup di lingkungan biasa
Archaebacteria ialah kelompok bakteri yang dapat hidup di lingkungan ekstrim,
misalnya pada sumber air panas, di dalam laut dengan kadar garam tinggi, atau di
tempat yang asam.
 Kingdom Protista
Kingdom ini terdiri dari organisme yang memiliki selaput inti dan bersel tunggal.
Protista dapat ditemui di mana saja, baik di air tawar, air laut, daerah lembab, atau
pun hidup bersimbiosis dengan organisme lain. Protista dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu protista menyerupai hewan (Protozoa), protista menyerupai tumbuhan
(Ganggang), dan protista menyerupai jamur. Hampir semua protista hidup di air
karena mereka tidak memiliki pelindung yang dapat menjaga tubuhnya dari
kekeringan.
 Kingdom Fungi
Kingdom ini umumnya bersel banyak, punya membran inti, dan memiliki peran
sebagai dekomposer pada lingkungan. Jamur mendapatkan makanan dengan cara
saprofit atau parasit.
 Kingdom Plantae
Plantae atau tumbuhan ialah organisme yang mempunyai membran inti
(Eukariotik) yang dapat membuat makanannya sendiri dan bersel banyak. Pada
umumnya plantae hidup di darat. Perkembangbiakannya bisa secara kawin dan
tidak kawin.
 Kingdom Animalia
Animalia atau hewan adalah organisme yang memakan makhluk hidup lain untuk
kebutuhan makanannya. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel. Hewan ada yang
tinggal di laut, di air tawar, dan juga di darat.

Namun, klasifikasi ini ternyata masih dianggap memiliki kelemahan. Sistem


klasifikasi 5 kingdom belum mampu mengklasifikasikan kingdom monera secara tepat.
Di dalam kingdom monera masih terdapat banyak perbedaan yang signifikan, seperti
dalam hal RNA polymerase, RNA sequences, Introns, membran lipid, dan lainnya.

5. Sistem Enam Kingdom


Sistem klasifikasi makhluk hidup menjadi 6 kingdom pertama kali dikemukakan
oleh ilmuwan asal Amerika bernama Carl Woese pada tahun 1977. 6 kingdom yang
diklasifikasikan oleh Carl Woese adalah kingdom Animalia, kingdom Plantae, kingdom
Protista, kingdom Mycota, kingdom Eubacteria, dan kingdom Archaebacteria. Awal mula
dilakukannya klasifikasi 6 kingdom ini karena adanya penemuan monera archaebacteria
di samudera. Ternyata monera archaebacteria tersebut memiliki perbedaan dengan
kingdom monera lainnya yang merupakan eubacteria. Berdasarkan penelitian,
arcahaebacteria lebih menyerpai sel eukariotik. Namun pada masa ini banyak ilmuwan
yang pro dan kontra terhadap pengklasifikasian kingdom monera. Para ilmuwan
menganggap bahwa kingdom monera sudah mencakup eubacteria dan juga archaebacteria
sekaligus. Namun banyak juga ilmuwan yang setuju dengan sistem klasifikasi pada
kingdom monera tersebut. Alasannya, penjelasan mengenai kingdom monera menjadi
lebih spesifik sehingga mempermudah proses penelitian lebih lanjut.
2.2.2. a Kindom Plantea
Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae)
kedalam lima divisio yaitu : 

1. Tumbuhan belah (Schizophyta), meliputi kurang lebih 35.000 jenis tumbuhan


Divisi Tumbuhan belah merupakan tumbuhan yang paling primtif hal ini karena
tumbuhan tersebut membelah diri dengan membelah diri,tubuh hanya dengan sebuah sel,
protoplas belum terdiferensiasi dengan jelas sehingga inti belum nampak jelas/nyata,
demikian pula dengan plastidanya. Secara garis besar Schyzophyta dibedakan menjadi 2
kelas yaitu: bakteri (Bacteria/schyzomycetes)dan Ganggang biru,ganggang belah, atau
ganggang lender (Cyanophyceae,Schizophyceace atau Myxophyceae) (Gembong,1981:3)
Secara spesifikasi tumbuhan belah dibagi menjadi 7 ordo yaitu:
Pseudomonales,
Chlamydobacteriales,
Eubacteriales,
Actinomycetes,
Beggiatoales,
Myxobacteriales dan Spirochaetales.

2. Tumbuhan lumut (Bryophyta), meliputi kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan


Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun.
Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian
yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini
berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga
berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara
langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut
berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora.
Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).
Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan
spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh
menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang
itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat
gametofit. Lumut dewasa membentuk arkegonium dan anteridium. Arkegonium
menghasilkan sel kelamin betina (sel telur), sedangkan anteridium menghasilkan sel
kelamin jantan (spermatozoid).
Apabila sel kelamin jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh
menjadi tumbuhan baru yang berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang
disebut sporagonium. Sporagonium ini menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk.
Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora jatuh di tempat lembab akan tumbuh
menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang kembali seperti di atas.
Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu
lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).

a. Lumut Daun (Musci)


Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau
tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun
teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan
Polytrichum. Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida

b. Lumut Hati (Hepaticea)


Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati
tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut
hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia. Adapun klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae
Division : Hepaticohyta
Classis : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Spesies : Hepaticiopsida sp
c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa
kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp.

3. Tumbuhan talus (Thallophyta), meliputi kurang lebih 60.000 jenis tumbuhan


Thalus dipakai untuk menyatakan jaringan yang tidak berdiferensiasi (masih belum
bisa dibedakan bagian-bagiannya) yang membentuk tubuh sekelompok vegetasi tingkat
rendah. Istilah Thallophyta ("tumbuhan talus") dipakai untuk menggolongkan alga
("ganggang") dan lumut kerak. Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut
klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen
tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang
mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk
lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya
melayang – layang didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut
neustonik. Berdasarkan sifatnya ganggang digolongkan menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan). 

Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas:


a. Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik
turun air akibat pasang susrut.
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan. 
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism
lainnya yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang Platimonas sp,
hidup bersama cacing pipih Convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggang yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk
koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament. Sebagian ganggang
yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat
bergerak sendiri yaitu nonmotil. Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis,
pada ganggang yang membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga
dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament
membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat
tersebut dinamakan pelekat. Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya
berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.
Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan
zoozpora, sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui isogami dan oogami.
Adapun beberapa ciri – ciri talus yaitu:
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang
berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan
discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar
tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate
atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan
jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat. 

4. Tumbuhan paku (Pteridophyta), meliputi kurang lebih 10.000 jenis tumbuhan


Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling
sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi,
sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung
akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat
(terdapat xylem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa
rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon
atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan
bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan
makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun,
belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun,
bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku
dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk
asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut
sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan
macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku
homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora
menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora
menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan
mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku
peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora
pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin contoh : paku ekor kuda.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun
yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel
kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin
betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga
mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara
paku homospora dan heterospora. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok
yaitu :

I. Psilotophyta
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di
daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun,
pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.

II. Lycophyta
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp
sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah
selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit
biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp
merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina
dan mikrospora/gamet jantan).

III. Sphenophyta
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai
akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika.
Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

IV. Pterophyta 
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan
subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil
(daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cunatum (paku suplir untuk hiasan),
Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung),
Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).

5. Tumbuhan biji (Spermathopyta), meliputi kurang lebih 170.000 jenis tumbuhan


Tumbuhan biji terbagi atas 2, yaitu:
A.   Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak
tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari
luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya
memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena
bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut tumbuhan biji
telanjang. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa ciri tumbuhan biji terbuka
(Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan
pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel
pemula (inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang
Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan
pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu mengadakan
pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus, misalnya pada
pakis haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.
3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang
daun sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip
(misalnya pada belinjo). Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna
dalam fotosintesis, yaitu proses mengubah CO 2 dan H2O menjadi zat gula dan O2 dengan
bantuan energi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga,
mahkota berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi
tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan
menghasilkan sel-sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan sel-
sel kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu
kelompok seperti kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat
kelamin jantan disebut mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat kelamin ini
menghasilakan mikrospora (serbuk sari). Alat kelamin betina disebut megasporofil yang
terdapat pada strobilus betina. Alat ini menghasilkan megaspora. 
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa tumbuhan
yang strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal pada pakis haji.
Tumbuhan seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang strobilus jantan
dan betinanya terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.

Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :


1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke
Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon
palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun
majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin
tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).
Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics.
Tumbuhan ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya.
Anggota Cycadinae yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal
dari afrika ini, merupakan tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman
hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara
cina). Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai
tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan terhadap udara
tercemar. Daun Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan
jenis ini banyak tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki
bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta
berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo
(Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis
yang termasuk anggota kelas Gnetinae.
Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya
tumbuhan lain yang mempunyai banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis
mempunyai satu pasang daun yang liat seperti kulit. Letak daun berhadapan dan
terbentang di atas tanah yang berbatu-batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-
daun ini terbelah-belah membujur dan mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di
dalam tanah dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.

5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih
dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan ini
tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah
satu (biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus
merkusii) berguna untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah dammar (Agathis
alba) untuk pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat digunakan sebagian
bahan balsam. 

B.   Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)


Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya
tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang
sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan
evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati. Tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan
pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem. 
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai
pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut
berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam
mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut
zat makanan hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae
berdasarkan umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari
setahun, misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi, wortel,
dan seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya
kelapa, karet, durian, dan jati.
3. Daun
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk
lurus, sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena
mengandung klorofil. 
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga
berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan
menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang
memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah
satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin
(benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak
sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam
satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin
(benang sari atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari diatas
kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur. Hasil
pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung oleh
daun. Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan
menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai
dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya
mempunyai satu kotiledon dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)


Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan
monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu
keeping biji. Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Susunan akarnya berupa akar serabut.
b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas.
c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.
d. Bagian bunga, misalnya mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.
e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.
f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai cambium,
kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang
dan palem raja. 

Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap


bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan
monokotil yang penting adalah sebagai berikut:
a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan
berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun
melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa
bulir mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin.
Contonya adalah jagung, tebu, padi dan alang-alang. 
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang,
batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di
pangkal batang. Contohnya: rumput teki. 
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini
merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum
berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan
kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan
untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun
menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa,
aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi
sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai
bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan
berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun
berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang
bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini
kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah.
Contohnya: pandan wangi.

i. Musaceae 
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang
semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang
aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak
dimanfaatkan sebagai buah segar. Contohnya: pisang

2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)


Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan
dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Tulang daun menjari.
d. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.
e. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang berpelepah.
f. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
g. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
h. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari dengan
jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-
kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh:
kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau
membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga berbentuk
bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa pudika (si
kejut), Leucaena glauca (petai cina). 
d.    Caesalpiniaceae (suku jo har)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat.
Contoh: kembang merak, asam, johar. 
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan
kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing. 
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan
bergetah. Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan
jambu biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun penumpu
yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan mengeluarkan getah.
Contoh: nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk
nipis.
j. Rubiaceae
Daunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.

k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)


Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang.
Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik.
Contoh: durian.
m. Apocynaceae (suku kamboja)
Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan
alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timun-
timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang mempunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga
tengah dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.

2.2.2 Kindom Animalia


Animalia atau hewan merupakan organisme multiseluler, bersifat heterotrof,
organisme yang aktif. Kingdom animalia dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan ada
tidaknya tulang belakang, yaitu:
1) Avertebrata
Avertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Avertebrata terdiri dari 8 filum, yaitu:
a) Porifera (hewan berpori)
Porifera merupakan kelompok hewan multiseluler yang paling sederhana, tubuh
berpori-pori, sebagian besar hidup di air laut, tapi ada juga  yang hidup di air tawar.
Tubuhnya berbentuk seperti bunga pada umumnya. Contoh: Niphates digitalis, Clathrina.
b) Coelenterata (Hewan berongga)
Struktur tubuh Coelenterata lebih kompleks dibanding porifera. Dalam daur
hidupnya mempunyai bentuk tubuh sebagai polip dan medusa. Mulut memiliki tentakel,
pada tentakel terdapat alat penyengat. Contoh:  Chrysaora fruttescena (ubur-ubur).
c) Plathyhelminthes (cacing pipih)
Berbentuk pipih, lunak dan simetris bilateral. Dapat hidup bebas di air tawar dan
air laut. Misalnya, planaria dan sebagai parasit pada hewan atau manusia seperti cacing
hati
d) Nemathelminthes (Cacing gilig)
Bentuk tubuh gilig/silindris, memiliki rongga tubuh tapi tidak sejati. Permukaan
tubuh dilapisi kutikula, memiliki sistem pencernaan ya ng lengkap. Hidup bebas atau
sebagai parasit. Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut).
e) Annelida (Cacing gelang)
Tubuh bersegmen dan bulat, sistem pencernaan sudah lengkap. Sebagian besar
hidup bebas, ada yang sebagai parasit. Contoh: Lumbricus terrestris (cacing tanah).
f) Mollusca (Hewan bertubuh lunak)
Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh lunak, tubuh di lindungi
cangkang, ada pula yang tidak bercangkang. Ukuran bervariasi. Hidup di perairan laut, air
tawar, ataupun darat. Contoh: Achatina fulica (bekicot).
g) Arthropoda (Hewan berbuku-buku)
Memiliki kaki beruas-ruas, tubuh dapat dibedakan antara kepala, dada, da n perut.
Mempunyai rangka luar yang keras (kutikula). Hidup bebas, parasit, simbiosis. Contoh:
Pardosa amenata (jenis laba-laba).
h) Echinodermata (Hewan berkulit duri)
Struktur tubuh simetri radial, seperti bintang, bulat, pipih. Permukaan tubuh
umumnya berkulit duri. Bergerak menggunakan kaki ambulakral. Hidup  bebas atau di
perairan laut. Contoh: Acanthaster sp (bintang laut).

2) Vertebrata
Kelompok hewan ini memiliki tulang belakang, rangka dalam, rongga tubuh,
sistem pernapasan, pencernaan, peredaran darah, ekskren, saraf, alat reproduksi terdiri
dari kelamin jantan dan betina. Vertebrata terdiri atas:
a. Pisces (ikan) yaitu jenis hewan yang hidup di air, bernafas dengan insang, contoh:
ikan louhan.
b. Amphibia, yaitu hewan yang dapat hidup di darat dan di air, bernafas dengan kulit.
Contoh : katak.
c. Reptilia yaitu hewan yang dapat hidup di darat dan di air, bernafas dengan paru- paru,
contoh: komodo.
d. Aves (burung), yaitu hewan yang memiliki bulu, ekor, badan, leher dan kepala,
berkembang biak dengan cara bertelur, contoh: penguin.
e. Mamalia, jenis hewan yang menyusui anaknya. Bernafas dengan paru- paru. Contoh:
kera.

2.2.2 c Kingdom Protista


Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau
fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun
sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan
kajian ekologi dan morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup
secara mandiri atau, jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan
diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi,
pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme dalam Protista
tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah, baik yang bersel satu
atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir semua lingkungan
yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae, adalah fotosintetik dan produsen
primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista
lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia,
seperti malaria dan tripanosomiasis.
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, protista
digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan
yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu, Protophyta
yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur lendir dan jamur air
yang menyerupai jamur. Dulu, bakteri juga dianggap sebagai protista dalam sistem tiga
kerajaan (Animalia, Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun kemudian bakteri
dipisah dari protista setelah diketahui bahwa ia adalah prokariotik.

2.2.2 d Kingdom Monera


Monera adalah salah satu kingdom dalam klasifikasi biologi sistem lima-kingdom,
yang sekarang sudah tidak dipakai lagi. Monera meliputi sebagian besar prokariotik
(yaitu tidak punya inti sel. Oleh sebab itu, nama lainnya adalah Prokaryota atau
Prokaryotae. Kingdom ini dibagi menjadi dua divisi yaitu Bacteria (atau Schizomycetes)
dan Cyanophyta atau alga hijau-biru.
Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan lagi, setelah berbagai temuan
menunjukkan bahwa Cyanophyta sekarang ini lebih tepat dianggap sebagai bakteria dan
dinamakan sebagai Cyanobacteria.

2.2.2 e Kingdom Fungi


Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian
besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang
dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual
dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot
tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora
adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Fungi
diklasifikasikan menjadi 6 klasifikasi, yaitu:
a. Zygomycota
b. Ascomycota
c. Basidiomycota
d. Deuteromycota
e. Mikoriza
f. Lumut Kerak

2.2.2 f Kingdom Eubacteria


Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal
(uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel
prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan
dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria.

2.2.2 g Kingdom Archaebacteria


Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari
university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan
berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem
klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera
lain yang kemudaian disebut Eubacteria.
Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah
sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker. Makhluk hidup di Kingdom
Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di Kingdom Eubacteria karena
mereka dulunya satu Kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di lingkungan
yang lebih ekstrem.

6. Sistem Tujuh Kingdom

-Kingdom Animalia (Hewan)

-Kingdom Plantae (Tumbuhan)

·Kingdom Protista (Protozoa)


·Kingdom Chromista

·Kingdom Eumycota

·Kingdom Eubacteria

·Kingdom Archaebacteri

Pada tahun 2015, sebuah jurnal ilmiah taksonomi dengan judul "A Higher Level
Classification of All Living Organisms" dengan author Michael A. Ruggiero, dkk (salah
satunya juga Cavalier-Smith) melakukan revisi sistem klasifiksi yang melibatkan sekitar
3.000 ahli taksonomi dunia dan berdasarkan konsensus Taxonomic Outline of Bacteria
and Archaea (TOBA)  dan the Catalogue of Life menyatakan bahwa archae dan bacteria
dipisah menjadi kingdom yang berbeda.
Sistem ini diperkenalkan oleh ahli Cavalier-Smith tahun 1998. sistem ini
dikembangkan dari sistem kingdom sebelumnya dan secara garis besar digolongkan
dalam dua kelas utama prokariot dan eukariot (2 Empires, Chatton 1937) dari kedua
golongan besar ini dibagi lagi, eukariot mencakup Animalia, Plantae, Protozoa (protista),
Eumycota dan Chromista. Sedangkan golongan prokariot mencakup Eubacteria dan
Archaebacteria.
Kelebihan sistem klasifikasi tujuh kingdom ini lebih adalah lebih detail. Lahir
kingdom baru yaitu Chromista yang anggotanya merupakan bagian dari kingdom fungi
dan protista yaitu Oomycota, Hyphochytriomycota, Bacillariophyta, Xanthophyta,
Silicoflagellates, Chrysophyta, dan Phaeophyta. Golongan ini berbeda dari kingdom
asalnya karena mereka meiliki klorofil a dan c, tidak menyimpan makanan sebagai kanji
melainkan sebagai minyak dan umumnya menghasilkan sel dengan dua flagella yang
berlainan. Karena sebagian kingdom mycota sudah digolongkan ke dalam kingdom
chromista maka kingdom ini berubah menjadi kingdom eumycota. Kingdom protista
lebih akrab dikenal sebagai kingdom protozoa.Klasifikasi system ini lebih sempurna dari
kingdom sebelumnya.
Kelemahan sistem ini biasanya relatif terhadap sudut pandang mana orang ingin
mengelompokan organisme. Biasanya semakin besar tingkat pengklasifikasian maka
makin besar pula tingkat kesulitan tetapi hasilnya lebih akurat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam
suatu herarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi
makhluk hidup secara individual yang menggambarkan kekerabatan.
2. Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup yaitu untuk mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, mengetahui
ciri-ciri untuk mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut.
Kemudian untuk manfaat dari sistem klasifikasi yaitu untuk memudahkan
mempelajari setiap makhuk hidup yang beraneka ragam.
3. Klasifikasi pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf Yunani bernama

Aristoteles (384-422), kemudian dikembangkan oleh John Ray dan


Carollus Linnaeaus. Kemudian dasar-dasar pengklasifikasian terdiri dari
persamaan dan perbedaan yang dimiliki, ciri morfologi dan anatomi,
manfaat, ukuran, habitat, dan cara hidupnya, biokimia serta kesamaan
genetiknya.
4. Proses klasifikasi terdiri dari tiga tahap, yaitu pencandraan, (Identifikasi),
pengelompokan dan pemberian nama menggunakan tata nama Binomial
Nomenclature.
5. tingkatan takson pada makhluk hidup terdiri dari 25, namun yang umum
digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu hanya tujuh, yaitu
kingdom/regnum, filum/divisio, classis, ordo, family, genus dan species.
6. Sistem klasifikasi makhluk hidup telah mengalami perkembangan
sebanyak lima kali, mulai dari sistem klasifikasi dua kingdom, tiga
kingdom, empat kingdom, lima kingdom dan enam kingdom yang terdiri
dari kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom protista, kingdom
fungi, kingdom archaebacteria, dan kingdom eubacteria. Namun yang
terbaru terdapat klasifikasi tujuh kingdom dengan penambahan satu
kingdom yaitu kingdom chromista.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.

Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.

Lumowa, sonja V.T. 2012 . Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi. Universitas
Mulawarman: Samarinda.

Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia pustaka


Utama

Fried, dkk. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga

Karmana Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XII SMA/MA


program IPA. Bandung : Grafindo

Kimball, John W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga

Kimball, dkk. 2002. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Lehninger. 2005. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Nisrina.2009. Katabolisme. http://www.scribd.com/doc/36876038/katabolisme dia
kses tanggal 04 Oktober 2012, pukul 19.34

Rahmawati Diah. 2001. Pelajaran Biologi SMU 3. Surakarta : PT. Tiga Serangkai


Pustaka Mandiri

Salisbury, dkk. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1.  Bandung: ITB

Anda mungkin juga menyukai