Anda di halaman 1dari 31

EVOLUSI

MAKALAH

DISUSUN

OLEH

Nama : AGSELA LUMBANTOBING

Kelas : XII-A4

Nomor : 21

SMA KRISTEN KALAM KUDUS

PEMATANGSIANTAR

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

A. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................... 3
1.4. Manfaat Penulisan.................................................................... 3
1.5. Metode Penulisan..................................................................... 3
B. BAB II ISI
2.1. Pencetus Teori Evolusi ............................................................ 4
2.2. Frekuensi Gen di Dalam Populasi............................................ 7
2.3. Terbentuknya Spesies Baru.................................................. 17
2.4. Petunjuk Evolusi...................................................................17
2.5. Teori Penciptaan Cerdas..........................................................20
2.6. Teori Asal-usul Kehidupan................................................... 21
C. BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .............................................................................26
3.2. Saran .......................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................28

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan
pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari
zaman ke zaman dipelajari dalam suatu teori yang disebut teori evolusi.
Kata evolusi mungkin tidak asing lagi di telinga kita semua sebab, mendengar
evolusi maka kita akan mengingat Charles Darwin. Evolusi dalam kajian biologi
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dengan menjadi bervariasi
dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat
mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasu gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Sebenarnya, teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Tidak hanya
Charles Darwin, masih banyak para ahli lain yang ikut mengemukakan tentang
teori evolusi ini, tetapi tampaknya belum ada satu pun teori yang dapat menjawab
semua fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup di bumi
ini.
Fakta dan fenomena tentang sejarah perkembangan makhluk hidup dikaitkan
dengan proses seleksi alam. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa seleksi alam
dapat menghapus jejak sejarah evolusi terdahulu. Hal tersebut telah menjadi topik
yang diperdebatkan. Bukti penting yang mendukung sejarah evolusi secara tidak
sengaja adalah adanya pengulangan evolusi dengan adaptasi yang hampir mirip di
setiap taksa yang berbeda.

1
Sampai saat ini, bukti-bukti masih terus dikumpulkan dan dianalisis untuk
dapat menjawab semua pertanyaan seputar adaptasi, seleksi alam, ataupun proses
evolusi. Beberapa penelitian yang dilakukan dianggap kurang cukup untuk
menjelaskan proses evolusi secara menyeluruh. Perlu dilakukan kajian dan
analisis yang berkelanjutan untuk mengumpulkan fakta dan fenomena terkait.
Sampai saat ini teori evolusi yang kita ketahui menyatakan evolusi terjadi
ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka
dalam suatu populasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi 3
proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Evolusi didorong oleh 2
mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan variasi genetik. Seleksi alam merupakan
proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan
hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan
sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena
individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar
bereprosuksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang
mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi
terjadi melalui rekombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus-
menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hayutan genetik
merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada
frekuensi sifat suatu populasi. Variasi genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah
suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan
bereproduksi. Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi
alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang
substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan
spesies yang baru. Sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan
organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal
dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara
perlahan. Namun, tidak menutup kemungkinan sugesti ini akan menjadi salah
dengan adanya penemuan baru oleh para ahli dimana para ahli yang masih terus
menggali dan mencari fakta evolusi ini.

2
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan evolusi?
2. Siapa saja tokoh yang mengemukakan tentang teori evolusi?
3. Bagaimana mekanisme evolusi menurut teori yang ada?
4. Apa bukti yang ada untuk menguatkan teori evolusi para ahli?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Dapat mengetahui dan memahami berbagai macam teori evolusi.
2. Mampu menjelaskan teori, prinsip dan mekanisme evolusi serta
pandangan terkini para ahli terkait spesiasi.
3. Penulis mampu menulis karya ilmiah tentang evolusi dengan
menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah
tersebut.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini, yaitu :
1. Pembaca mampu menulis makalah dengan tema evolusi.
2. Pembaca mampu menyajikan karya ilmiah dengan gagasan baru tentang
kemungkinan-kemungkinan pandangan evolusi berdasarkan pemahaman
yang dimilikinya.

1.5. Metode
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah library
Research dimana Penulis pergi ke perpustakaan untuk mencari buku sebagai
sumber, landasan teori dan pedoman Penulis untuk menulis makalah ini.

3
BAB II

ISI

2.1. Pencetus Teori Evolusi


Evolusi dalam biologi berarti proses pewarisan sifat organisme yang berubah
dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Teori evolusi berusaha
memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup
yang ada di dunia saat ini. Teori evolusi mempelajari bagaimana spesies baru
dapat muncul dari berbagai spesies tumbuhan dan hewan dalam jangka waktu
tertentu. Evolusi juga mempelajari bagaimana spesies-spesies yang berbeda dapat
memiliki kekerabatan.
Sejak abad ke-6 Sebelum Masehi, banyak ahli yang telah berusaha
mengemukakan pendapatnya tentang asal usul berbagai jenis makhluk hidup yang
ada di dunia. Banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi, seperti
berikut.
1. Anaximander (500 SM)
Filsuf Yunani ini sering disebut sebagai evolusionis pertama.
Anaximander memercayai bahwa manusia berevolusi dari makhluk akuatik
mirip ikan yang pindah ke darat.
2. Empedocles (495-435 SM)
Empedocles adalah filsuf Yunani yang menyatakan bahwa kehidupan
muncul dari lumpur dan tumbuhan, kemudian berubah menjadi hewan.
Menurut Empedocles, makhluk hidup pertama memiliki bentuk seperti
monster. Bentuk makhluk hidup ini berubah dan memiliki bentuk paling baik
yang mampu Bertahan hidup. Pemikiran ini adalah bentuk dari seleksi alam
yang merupakan mekanisme penting dalam evolusi.
3. Erasmus Darwin (1731-1802)
la menulis prosa berjudul Zoonomia yang intinya menyatakan
kehidupan itu berawal dari asal mula yang sama dan bahwa respons

4
fungsional akan diwariskan kepada keturunannya. Erasmus Darwin adalah
kakek dari Charles Darwin.
4. Sir Charles Lyell (1797-1875)
Lyell adalah seorang ahli geologi Skotlandia yang berpendapat bahwa
permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang
lama. Pendapatnya ini bertentangan dengan pendapat kebanyakan pada waktu
itu yang menganggap bumi masih berusia muda. Lyell menerbitkan teorinya
dalam buku Principles of Geology. Hasil karyanya ini memengaruhi
pemikiran Charles Darwin.
5. Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Malthus adalah ahli ekonomi Inggris dengan bukunya Essay on the
Principle of Population yang intinya menyatakan bahwa tidak ada
keseimbangan antara penduduk dan bahan makanan Selanjutnya, muncullah
kata-kata yang digunakan oleh Darwin yaitu perjuangan untuk hidup (struggle
for life).
6. George Cuvier (1769-1832)
George Cuvier menyatakan bahwa pada setiap masa diciptakan
makhluk hidup yang berbeda. Teori ini disebut katastropisme.
Setelah masa itu, bermunculan pendapat dari para ahli biologi lain.
Para ahli biologi menyatakan bahwa makhluk hidup senantiasa mengalami
perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang sangat lama.
Perubahan-perubahan itu mengakibatkan munculnya sifat-sifat baru. Sifat
baru ini pada mulanya hanya menunjukkan penyimpangan sedikit dari
moyangnya. Akan tetapi pada generasi selanjutnya, penyimpangan-
penyimpangan itu semakin banyak sehingga muncul spesies baru. Hal itu
kemudian menjadi dasar teori evolusi. Beberapa tokoh yang mengemukakan
teori evolusi adalah Lamarck, Charles Darwin, dan August Weismann.
Perbandingan Proses Evolusi Menurut Lamarck, Weismann, dan Darwin.

1. Lamarck versus Darwin


Menurut Lamarck, perubahan-perubahan sifat yang terjadi pada organ
5
makhluk hidup disebabkan oleh adaptasi terhadap lingkungan dan diwariskan.
Darwin, evolusi terjadi karena seleksi alam terhadap variasi-variasi yang
ada. Individu yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan akan tetap lestari
sedangkan yang tidak akan punah.

Gambar 2.1 perbedaan teori Darwin dan Lamarck

2. Lamarck versus Weismann


Menurut Lamarck, perubahan organ makhluk hidup disebabkan adanya
adaptasi terhadap lingkungan dan diwariskan (Teori use and disuse).
A. Weismann, lingkungan tidak berpengaruh terhadap sel-sel tubuh yang
mengarah kepada terjadinya evolusi (perubahan sel tubuh karena pengaruh
lingkungan tidak diwariskan).

3. Darwin versus Weismann


Sebenarnya Weismann tidak menentangBpandangan Darwin tetapi lebih
6
menjelaskan pandangan Darwin mengenai seleksi alam. Weismann
berpendapat bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak
akan diwariskan kepada keturunannya. Evolusi adalah menyangkut masalah
bagaimana pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin, dengan kata lain
evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.

2.2. Frekuensi Gen di Dalam Populasi


Frekuensi gen adalah perbandingan antara suatu gen (genotipe) dengan gen
(genotipe) yang lain di dalam suatu populasi. Perbandingan frekuensi gen dapat
mengalami perubahan karena adanya mutasi seleksi alam, emigrasi dan imigrasi,
rekombinasi dan seleksi, serta isolasi reproduksi dan domestikasi.
E.H. Hardy (Inggris) dan W. Weinberg Jerman) mengembangkan studi
genetika populasi. Kedua ahli tersebut menyatakan bahwa "keseimbangan
frekuensi genotipe AA, Aa, dan aa serta perbandingan gen A dan a selalu sama
dari generasi ke generasi. Pernyataan tersebut kemudian dikenal dengan hukum
Hardy-Weinberg.
Hukum Hardy-Weinberg tersebut dapat terjadi asalkan syarat-syarat berikut
terpenuhi.
a. Tidak ada mutasi.
b. Terjadi perkawinan secara acak.
c. Jumlah populasi cukup besar.
d. Tidak terjadi migrasi.
e. Tidak ada seleksi alam.
Secara matematis, Hukum Hardy-Weinberg dirumuskan sebagai berikut.

p2 + 2pq + q2 = 1

Hukum Hardy-Weinberg sangat berguna untuk menghitung frekuensi gen dan


frekuensi homozigot serta heterozigot di dalam suatu populasi. Penerapan hukum
Hardy-Weinberg dapat kita perhatikan melalui beberapa contoh soal berikut ini.

1. Menghitung Frekuensi Gen Kodominan

7
Contoh soal
Ketika diadakan pemeriksaan golongan darah berdasarkan MN kepada 500
orang muris SMA didapatkan 320 orang bergolongan darah M, 160 orang
bergolongan darah MN, dan 20 orang bergolongan darah N. Berapakah
frekuensi gen (alel) LM dan LN dalam populasi itu?
Penyelesaian:
Diketahui : - 320 orang bergolongan darah M (LMLM)
- 160 orang bergolongan darah MN (LMLN)
- 20 orang bergolongan darah N (LNLN)
Ditanyakan: Frekuensi gen LM dan LN?
Jawab:
Misal p = LM, q = LN → p2 = 320, q2 = 20

p2 + 2pq + q2 = 1

20
q2 = = 0,04
500

q = √ 0,04 = 0,2

p+q=1

2. Menghitung Frekuensi Gen Jika Ada Dominansi


Contoh soal
Di dalam populasi, didapatkan 64% perasa PTC dan 36% bukan perasa
PTC. Berapakah perbandingan frekuensi genotype yang terdapat dalam
populasi
tersebut?
Penyelesaian:
Genotipe kelompok bukan perasa PTC diberi symbol tt.
Genotipe kelompok perasa PTC diberi symbol TT atau Tt.
Frekuensi genotype tt = 36% atau 0,36
Jadi, frekuensi gen t dalam populasi tersebut adalah√ 0,36=0,6.
Nilai T + t = 1 sehingga T = 1 – 0.6 = 0,4
8
Dengan mengetahui frekuensi gen T dan t, frekuensi genotipe dapat
dihitung sebagai berikut.

0,4 T 0,6 t
0,4 T 0,16 TT 0,24 Tt
0,6 t 0,24 Tt 0,36 tt
tabel 2.1 tabel frekuensi gen T dan t
Jadi, perbandingan frekuensi genotype yang terdapat di dalam populasi
adalah:
TT : Tt : tt = 16 : 48 : 36 = 4 : 12 : 9
3. Menghitung Frekuensi Alel Ganda
Contoh soal
Dari 1000 orang yang menetap di Palopo, diketahui 500 orang
bergolongan darah O, 250 orang bergolongan darah A, 200 orang
bergolongan darah B, dan 50 orang bergolongan darah AB. Hitunglah:
a. Frekuensi alel IA, IB, dan IO
b. Frekuensi genotip IAIA, IBIO, IOIO, IAIB
c. Berapakah diantara mereka yang bergolongan darah A heterozigot dan
B homozigot?
Catatan: hitunglah terlebih dahulu frekuensi alel yang hanya menentukan
1 sifat (fenotip), dalam hal ini adalah alel IO (r).
Jawab:
Dik. Golda O = 500 orang
Golda A = 250 orang
Golda B = 200 orang
Golda AB= 50 orang +
populasi = 1000 orang
Dit. a. Frekuensi alel IA, IB, dan IO
b. Frekuensi genotip IAIA, IBIO, IOIO, dan IAIB
c. Jumlah orang yang bergolongan darah A heterozigot dan B

9
homozigot
Penyelesaian:
(a) frekuensi alel IA, IB, dan IO
alel IO = r
r2 = Jumlah orang bergolongan darah O = 500 = 0,5
Populasi total 1000
r = √0,5 = 0,71
(p + r)2 = Jumlah orang bergolongan darah A + O = 250 +500 = 0,75

Populasi total 1000


p+r = √0,75 = 0,8
p = (p + r) - r = 0,87 - 0,71 = 0,16
p+q+r=1
q = 1 - (p + r) = 1 - (0,87) = 0,13
q dapat juga dihitung dengan cara:
(q + r)2 = Jumlah orang bergolongan darah B + O = 200 +500 = 0,7
Populasi total 1000
q+r = √0,7 = 0,84
q = (q + r) - r = 0,84 - 0,71 = 0,13
p+q+r=1
p = 1 - (q + r) = 1 - (0,84) = 0,16
jadi, frekuensi alel IA = 0,16, Frekuensi alel IB = 0,13, dan frekuensi alel
IO = 0,71.
(b) frekuensi genotip IAIA, IBIO, IOIO, dan IAIB
p2 + 2pr + q2 + 2qr + 2pq + r2 = 1
Frekuensi genotip IAIA = p2 = (0,16)2 = 0,03
Frekuensi genotip IBIO = 2qr = 2 (0,13)(0,71) = 0,18
Frekuensi genotip IOIO = r2 = (0,71)2 = 0,50
Frekuensi genotip IAIB = 2pq = 2 (0,16)(0,13) = 0,04
Jadi, frekuensi genotip IAIA = 0,03; frekuensi genotip IBIO = 0,18,

10
frekuensi genotip IOIO = 0,50, dan frekuensi genotip IAIB = 0,04.
(c) jumlah orang yang bergolongan darah A heterozigot dan B homozigot
Jumlah yang bergolongan darah A heterozigot = 2pr x populasi total
= 2 (0,16) (0,71) x 1000
= 0,23 x 1000
= 230
Jumlah yang bergolongan darah B homozigot = q2x populasi total
= (0,13)2 x 1000
= 0,02 x 1000 = 20
Jadi, jumlah yang bergolongan darah A heterozigot adalah 230 orang dan
jumlah yang bergolongan darah B homozigot adalah 20 orang.
4. Menghitung Frekuensi Gen Terangkai –X
Contoh soal
Buta warna adalah salah satu kelainan penyakit yang terangkai pada
kromosom X, dimana genotip normal ditentukan oleh alel dominan CB
dan buta warna ditentukan oleh alel resesif cb.
Pada suatu populasi yang berjumlah 1000 orang, diketahui 200 laki-laki
menderita buta warna, 400 laki-laki normal, 150 perempuan buta warna,
dan 250 perempuan normal. Hitunglah:
a. Frekuensi alel CB dan cb pada populasi perempuan.
b. Frekuensi alel CB dan cb pada populasi laki-laki.
c. Frekuensi alel CB dan cb pada populasi total.
Jawab:
Dik. Laki-laki buta warna = 200 orang; Perempuan buta warna= 150 orang
Laki-laki normal = 400 orang ; Perempuan normal = 250 orang +
Populasi laki-laki = 600 orang; Populasi perempuan = 400 orang
Dit. a. Frekuensi alel CB dan cb pada perempuan
b. Frekuensi alel CB dan cb pada laki-laki
c. Frekuensi alel CB dan cb pada populasi total
Penyelesaian

11
(a) frekuensi alel CB dan cb pada perempuan
resesif = cb = q

q2 = jumlah perempuan butawarna = 150 = 0,38


populasi perempuan 400
q = √0,38 = 0,62
p+q=1
p = 1 - q = 1 - 0,62 = 0,38
jadi, frekuensi alel CB pada perempuan = 0,38 dan frekuensi alel cb =
0,62.
(b) frekuensi alel CB dan cb pada laki-laki
resesif = cb = q

q2 = Jumlah laki-laki butawarna = 200 = 0,33


Populasi laki-laki 600
q = √0,33 = 0,57
p+q=1
p = 1 - q = 1 - 0,57 = 0,43
jadi, frekuensi alel CB pada laki-laki = 0,43 dan frekuensi alel cb = 0,57.
(c) frekuensi alel CB dan cb pada populasi total
pm = 0,38 pt = 0,43
qm = 0,62 qt = 0,57
alel CB = p = 2/3 pm + 1/3 pt
p = 2/3 (0,38) + 1/3 (0,43)
= 0,25 + 0,14 = 0,39
alel cb = q = 2/3 qm + 1/3 qt
q = 2/3 (0,62) + 1/3 (0,57)
= 0,42 + 0,19
= 0,61

Pembuktian: frekuensi alel total harus sama dengan satu, jadi p+q=1
adalah 0,39+0,61=1.
12
jadi, frekuensi alel CB pada populasi total = 0,39 dan frekuensi alel cb =
0,61.

a. Perkawinan Tak Acak


Perkawinan tak acak adalah pelanggaran syarat kesetimbangan Hardy-
Weinberg yang mengharapkan perkawinan acak. Pada kenyataannya, tidak
ada perkawinan yang benar-benar acak. Perkawinan suatu spesies umumnya
dipengaruhi oleh faktor pilihannya sendiri. Contohnya suatu individu
(biasanya betina) cenderung lebih memilih individu lawan jenisnya
berdasarkan ciri-ciri khusus yang mencolok yang dimiliki lawan jenisnya itu.
Akibatnya, perkawinan tak acak membuat alel yang membawa sifat yang
lebih disukai akan menjadi lebih sering dijumpai dalam populasi. Sedangkan
alel yang membawa sifat yang tidak disukai akan menjadi berkurang bahkan
dapat menghilang dari populasinya.
b. Migrasi
Migrasi atau biasanya yang disebut aliran gen merupakan pertukaran gen
antar populasi, yang biasanya merupakan spesies yang sama. Migrasi ke
dalam atau ke luar suatu populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta
menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Individu yang
meninggalkan populasi atau disebut dengan emigrasi, akan membawa alelnya
keluar dari populasinya. Sebaliknya, individu yang masuk ke dalam populasi
atau biasa disebut dengan imigrasi, akan membawa alel dari populasinya
sebelumnya yang berpotensi menjadi alel baru.
Tidak adanya migrasi dapat menyebabkan perbedaan frekuensi gen
antarpopulasi. Spesies yang terpisah oleh letak geografis tertentu, contohnya
terpisah oleh samudera, padang pasir, ataupun pegunungan tidak mungkin
mengadakan perpindahan secara normal dari daerah yang satu ke daerah yang
lain atau sebaliknya. Spesies pada kedua populasi yang terpisah itu saling
terisolir. Melalui proses evolusi, akan terjadi perubahan frekuensi gen pada
kedua populasi tersebut. Perubahan yang terjadi dapat sama atau berbeda,

13
tergantung pada keadaan lingkungan masing-masing. Jika lingkungan
berbeda, perubahan dapat mengarah pada terbentuknya dua spesies yang
berbeda.
Contohnya spesies Xylocopa nobilis (kumbang kayu) yang terdapat di
Pulau Sangihe memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan Xylocopa nobilis di
daerah Manado. Apabila Xylocopa nobilis dari Sangihe bermigrasi ke
Manado, dan terjadi interhibridisasi, akan timbul perubahan frekuensi gen
pada generasi berikutnya.
c. Hanyutan Genetik
Hanyutan genetik merupakan perubahan frekuensi alel dari satu generasi
ke generasi berikutnya yang terjadi karena alel pada suatu keturunan
merupakan sampel acak (random sample) dari orang tuanya, selain itu ia juga
terjadi karena peranan probabilitas (kemungkinan) dalam penentuan apakah
suatu individu akan bertahan hidup dan berproduksi atau tidak.
Salah satu sebab dari hanyutan genetika adalah founder effect. Founder,
yang dalam Bahasa Inggris berarti penemu atau pendiri mengacu pada
sekelompok individu yang menempati tempat baru dan membentuk koloni
tersendiri. Koloni baru ini dapat memiliki frekuensi alel yang berbeda dengan
populasi induknya karena mereka menikah dengan sesama anggota
koloninya. Alel tertentu bisa menjadi lebih umum, sedangkan alel yang lain
bisa menjadi berkurang frekuensinya atau bahkan menghilang. Frekuensi gen
akibat hanyutan genetik amat sulit diprediksi karena bersifat acak.
Bottleneck effect juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya
hanyutan genetika. Hal ini terjadi jika banyak anggota populasi yang mati dan
sisanya saling kawin hingga jumlah populasinya kembali seperti semula.
Hanyutan genetik dapat berakibatkan buruk jika terjadi penurunan variasi
gen. Penurunan variasi gen menyebabkan suatu populasi menjadi rentan
terhadap kepunahan apabila terjadi perubahan lingkungan atau gaya hidup.
d. Seleksi Alam

14
Hanya makhluk hidup yang dapat beradaptasi yang mampu bertahan
hidup dan berkembang biak, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan
punah dan gagal melangsungkan kehidupannya.
Terjadinya perubahan pada suatu lingkungan hidup akan mengakibatkan
terjadinya dua hal, yaitu sebagai berikut.
- Organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru akan
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
- Organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
yang baru akan mati atau pindah ke daerah lain yang tidak mengalami
perubahan lingkungan.
Suatu organisme dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya jika
memiliki fenotipe yang sesuai untuk melangsungkan proses kehidupan
dengan lancar dan aman. Adaptasi terhadap lingkungan merupakan salah satu
mekanisme seleksi alam. Seleksi alam juga dapat berlangsung melalui
resistensi suatu organisme terhadap faktor tertentu.
e. Mutasi
Mutasi merupakan perubahan materi genetik yang bersifat menurun.
Mutasi dapat terjadi pada semua organisme dan merupakan sumber dari
adanya variasi hereditas. Mutasi dapat melibatkan duplikasi fragmen DNA
yang besar, yang merupakan sumber utama bahan baku untuk gen baru yang
berevolusi, dengan puluhan sampai ratusan gen terduplikasi pada genom
hewan setiap satu juta tahun. Kebanyakan gen merupakan bagian dari famili
gen leluhur yang sama yang lebih besar. Mutasi adalah perubahan yang
terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA) baik pada taraf urutan gen
(disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi gen merupakan
perubahan struktur kimiawi dari gen yang terjadi tanpa atau karena pengaruh
faktor luar alami buatan.
Jika ada ada satu atau beberapa gen yang bermutasi, akan mengakibatkan
terjadinya perubahan frekuensi gen. Mutasi adalah bahan mentah evolusi
karena seleksi alam bekerja pada fenotipe sedangkan fenotipe muncul dari

15
gen. Agar suatu populasi dapat bertahan terhadap seleksi alam, populasi itu
harus memiliki variasi genetik yang tinggi. Sebagian besar mutasi memang
bersifat buruk. Tetapi, kebanyakan bersifat resesif dan menjadi target seleksi
alam untuk dipunahkan.
f. Rekombinasi dan Seleksi Gen
Rekombinasi gen merupakan mekanisme penting untuk terjadinya
evolusi. Rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan sehingga
reproduksi seksual merupakan faktor penting dalam proses evolusi.
Rekombinasi gen terjadi melalui perkawinan yang menyebabkan
perubahan frekuensi gen pada generasi berikutnya. Sehingga genotipe yang
dihasilkan tidak sama dengan induknya. Hal ini menyebabkan perubahan gen
pada generasi berikutnya.
Jika varietas-varietas baru yang terbentuk menempati suatu daerah yang
berbeda lingkungannya dan tidak memungkinkan terjadinya interhibridisasi,
maka kedua varietas baru tersebut akan mengalami perubahan-perubahan
yang pada akhirnya dapat menjadi dua spesies yang berbeda.
Seleksi adalah usaha manusia memilih jenis hewan atau tumbuhan sesuai
dengan keinginannya. Umumnya yang diseleksi atau dipilih adalah jenis yang
bersifat unggul.

2.3. Terbentuknya Spesies Baru


Isolasi merupakan kunci terjadinya spesies baru karena isolasi mencegah
terciptanya kembali keseragaman antar spesie melalui hibridisasi.
Isolasi ada 2 macam, yaitu isolasi geografi, yang dipisahkan tempat, dan isolasi
reproduksi, yang dapat terjadi melalui isolasi ekologi, musim, tingkah lagu,
mekanik, dan isolasi gamet.
1. Isolasi Geografi, adalah isolasi yang terjadi akibat keadaan alam.
2. Isolasi Ekologi, terjadi karena dua spesies yang berkerabat dekat terdapat
di daerah geografi yang sama, tetapi pada habitat berbeda.

16
3. Isolasi Musim (temporal), disebabkan oleh masa kawin atau kematangan
gamet yang berbeda.
4. Isolasi Tingkah Laku, menyebabkan terhalangnya fertilisasi karena adanya
perilaku tertentu atau ritual yang berbeda-beda sebelum terjadi
perkawinan. Seperti ritual pertukaran sinyal antara jantan dan betina.
5. Isolasi Mekanis, menghalangi perkawinan akibat struktur kelamin yang
berbeda. Perbedaan morfologi dan anatomi membuat dua spesies yang
berbeda tidak dapat kawin.
6. Isolasi Gamet, menghalangi terjadinya pembuahan akibat susunan kimiawi
dan molekul yang berbeda antara dua sel gamet.

2.4. Petunjuk Evolusi


Bukti-bukti terjadinya evolusi dapat terlihat dari petunjuk-petunjuk berikut
ini.
1. Variasi Individu dalam Satu Keturunan
Antara individu-individu dalam satu spesies, terdapat variasi. Faktor
penyebab terjadinya variasi adalah faktor dalam berupa gen dan faktor luar,
seperti makanan, keadaan tanah, dan suhu. Variasi di dalam satu spesies
dalam perkembangan berikutnya akan menurunkan keturunan yang berbeda.
2. Homologi Organ Tubuh
Organ-organ dari berbagai makhluk hiudp yang mempunyai bentuk asal
yang sama, dan selanjutnya berubah struktur sehingga fungsinya berbeda,
disebut homolog.
Kebalikan dari homolog adalah analog, yaitu organ-organ yang
fungsinya sama tanpa memperhatikan asalnya. Contohnya adalah sebagai
berikut.
a. Sayap kupu-kupu analog dengan sayap burung, keduanya berfungsi
untuk terbang.
b. Sayap kelelawar analog dengan sayap kupu-kupu, keduanya berfungsi
untuk terbang.

17
3. Perbandingan Embriologi
Semua anggota Vertebrata dalam perkembangan embriologinya
menujukkan adanya persamaan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
kekerabatan. Perkembangan individu mulai dari ovum dibuahi hingga
individu tersebut mati disebut antogeni. Jadi, perkembangan antogeni
makhluk hidup merupakan ulangan filogeni (sejarah perkembangan evolusi
makhluk hidup).
4. Fosil
Kata fosil berasal dari bahasa latin fosillis yang artinya menggali.
Istilah fosil dapat diartikan sebagai sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah
membatu. Ilmu yang mempelajari tentang fosil disebut paleontology.
Beberapa fosil temuan para ahli adalah sebagai berikut.
a. Australopithecus
Australopithecus (Australo= selatan; pithecus = kera) memiliki
kepurbaan berkisar antara 2-5 juta tahun (zaman Pliosin). Fosil-fosilnya
pertama kali ditemukan pada tahun 1924 di Afrika Selatan oleh
Raymond Dart.
b. Pithecanthropus
Pithecanthropus (pithecus = kera; anthropus = manusia), berumur
antara 2-0,2 juta tahun. Di Jawa, ada tiga jenis Pithecanthropus menurut
tahap evolusinya yaitu Pithecanthropus robutus, Pithecanthropus
erectus, dan Pithecanthropus soloensis.
c. Meganthropus paleojavanicus
Hingga kini posisinya masih menjadi pertanyaan karena hanya ada satu
temuan sehingga mungkin masuk Pithecanthropus atau mungkin beda
sendiri.
d. Homo neanderthalensis
Fosilnya banyak ditemukan di daratan Eropa dan Asia Barat, dan tidak
dijumpai di Indonesia. Manusia ini pada peradaban antara tahun 200.000-
40.000 SM. Manusia Neanderthal merupakan makhluk yang ulet, tidak

18
liar, mempunyai rongga otak yang hampir sama dengan manusia modern.
Contoh Neanderthal anatara lain dari Eropa dan Palestina.
e. Homo sapiens
Homo sapiens di Indonesia dimulai dari Homo sapiens awal yang
sering disebut Homo wadjakensis (manusia wajak). Fosil ini ditemukan
di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur pada tahun 1889 oleh Eugene
Dubois, usianya kira-kira 40.00 tahun.
Manusia modern di dunia dibedakan menjadi 5 ras pokok berdasarkan
perbedaan morfologi, yaitu sebagai berikut.
a. Mongoloid (kulit kuning sampai cokelat tua), contohnya Mongoloid
Selatan dan Mongoloid Utara.
b. Kaukasid (kulit putih sampai cokelat), contohnya Mediterranid,
Nordid, dan Alpinid.
c. Negrid (kulit hitam atau cokelat tua), contohnya Negrillo, Nilotid,
Bantu, termasuk Negro Amerika.
d. Khoisonid (kulit cokelat kemerahan sampai cokelat tembaga), ada
dua subras, yakni Hettentot dan Bushman.
e. Australomelanesid (kulit bervariasi: kemerahan sampai cokelat tua),
terbagi menjadi Australid (hidup di Australia) dan Melanesis, yang
terbagi lagi antara lain menjadi Polenesid, Mikronesid, dan
Melanesid.

2.5. Teori Penciptaan Cerdas


Teori Penciptaan Cerdas menyatakan bahwa makhluk hidup diciptakan seperti
apa adanya sekarang oleh Tuhan. Pada tahun 1941, Einstein menyatakan “Science
without religions is lame, religion without science is blind”. Jadi, Teori
Penciptaan dan Teori Evolusi, meskipun tampaknya bertentangan, tetapi keduanya
saling melengkapi. Iman tidak akan meniadakan apa yang sedang dicari oleh
sains, melainkan akan memberi inspirasi berkembangnya sains. Sementara itu,
sains adalah jalan untuk menyakini keberadaan Tuhan.

19
Kecenderungan berkembangnya teori creationism (Teori Penciptaan) dewasa
ini didukung adanya fakta dari hal-hal berikut.
1. Penemuan Model DNA oleh Watson dan Crick
Mereka menemukan model gen (1953) yang terkenal dengan nama
double helix (tangga tali berpilin ganda). Molekul DNA yang terdapat dalam
sel hidup mempunyai kerumitan dan keteraturan. Dan, suatu sel makhluk
hidup tidak akan mungkin menjadi lebih kompleks dan seleksi alam bukanlah
pendorong terjadinya evolusi.
2. Hukum Pewarisan Sifat Menurut Mendel
Gregor Johann Mendel (1822-1884) mengemukanan bahwa
pewarisan sifat induk kepada keturunannya disebabkan oleh faktor penentu
yang sekarang diketahui sebagai gen. Materi genetik dari induk kepada
keturunannya dijamin sama.
3. Paleontologi
Berdasarkan studi tentang fosil yang ditemukan, tidak ada organisme
masa kini yang berbeda dengan fosil nenek moyangnya. Dari studi
paleontology, ada ledakan suatu makhluk hidup dan kepunahan makhluk
hidup yang lain.

2.6. Teori Asal-usul Kehidupan


Asal-usul kehidupan hingga saat ini masih bersifat hipotesis.
1. Teori Nebula
Teori ini menyatakan bahwa beberapa miliar tahun lalu, bintang-
bintang diangkasa yang tidak stabil meledak menghasilkan debu dan gas yang
akan membentuk kabut. Kabut ini disebut kabut asal atau nebula. Kabut ini
akan memadat lalu meledak, menghasilkan bintang-bintang baru dan planet-
planet. Bintang baru yang tidak stabil meledak dan membentuk nebula lagi.
2. Teori Big Bang
Teori ini menyatakan bahwa materi di angkasa menyatu dan memadat
membentuk benda kecil yang kemudian meledak. Ledakan ini menghasilkan

20
bintang-bintang dan planet, termasuk bumi.
Dalam biologi, dikenal tiga teori asal-usul kehidupan, yaitu teori
abiogenesis, biogenesis, dan evolusi kimia.
1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)
Pemuka paham ini yaitu seorang bangsa Yunani Aristoteles (394-322
SM), berpendapat: “Makhluk hidup berasal dari benda mati yang timbul
secara spontan karena adanya gaya hidup” Paha mini seolah-olah diperkuat
oleh Antonie van Leeuwenhoek seorang bangsa Belanda yang berdasarkan
hasil penemuannya pada air hujan dan rendaman air jerami di bawah
mikroskopnya ditemukannya adanya jentik-jentik (makhluk hidup).
Leeuwenhoek menemukan adanya jentik-jentik pendukung abiogenesis.
Pendukung abiogenesis yaitu John Needham seorang ahli pengetahuan
bangsa Inggris.
2. Teori Biogenesis (Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo)
Teori biogenesis berpendapat bahwa makhluk hidup juga. Yang
berpendapat secara biogenesis yaitu:
a. Francesso Redi (1668)
Redi seorang ahli ilmu pengetahuan bangsa Italia yang menentang
teori Abiogenesis dengan mengadakan percobaan yang kesimpulannya
sebagai berikut:
“Bahwa larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk
tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur
pada keratan daging”.

Gambar 2.2 percobaan redi


21
b. Lazzaro Sapllanzani (1729-1799)
Seorang filosof bangsa Itali yang mengemukakan pendapat John
Needham, kehidupan terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan
yang tidak sempurna sehingga mikroorganisme tidak terbunuh secara
sempurna. Kesimpulan percobaan Spallanzani:
- Pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal dari udara.
- Pada tabung yang tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan
bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.

Gambar 2.3 percobaan Spallanzani

c. Louis Pasteur (1822-1895)


Pasteur mengadakan percobaan dengan labu yang penutupnya
berbentuk leher angsa bertujuan untuk membuktikan bahwa
mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Dengan hasil
percobaan sebagai berikut.
- Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati
(cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara.
- Jasad renik terdapat di udara bersama dengan debu. Dengan
percobaan Pasteur ini maka gugurlah teori Abiogenesis. Pasteur
22
terkenal dengan semboyannya Omne vivum ex ovo, omne ovum ex
vivo” yang mengandung arti sebagai berikut:
 Kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk
hidup.
 Makhluk yang hidup sekarang berasal dari kehidupan
sebelumnya.
 Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.

Gambar 2.4 percobaan Pasteur

3. Teori Evolusi Kimia (Teori Biologi Modern)


a. A. I. Oparin (Rusia)
Oparin menyatakan bahwa pada suatu ketika atmosfer bumi kaya akan
senyawa uap air, CO2, CH4, NH3 dan hydrogen. Karena adanya energy
radiasi benda-benda angkasa yang amat kuat, seperti sinar ultraviolet,
memungkinkan senyawa-senyawa sederhana tersebut bereaksi
membentuk senyawa organic atau senyawa hidrokarbon yang lebih
kompleks. Proses reaksi tersebut berlangsung di lautan.

23
b. Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Dia
menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat
seperti metana (CH4), uap air (H2O), ammonia (NH3), dan hydrogen (H2).
Karena adanya pengaruh energy radiasi sinar kosmis serta aliran listrik
halilintar terjadilah reaksi di antara zat-zat tersebut. Reaksi tersebut
menghasilkan zat hidup. Menurut Urey, zat hidup yang pertaman kali
terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus saat ini.
c. Stanley Miller
Di dasarkan informasi tentang keadaan planet bumi saat awal
terbentuknya, yakni tetang keadaan suhu, gas-gas yang terdapat pada
atmosfer, serta tersedianya energi di atmosfer, serta tersedianya energy di
atmosfer waktu itu, dia mendesain model alat laboratorium sederhana
yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis Harold Urey.

Gambar 2.5 percobaan Miller


24
Hasil pemerikasaan terhadap air yang tertampung dalam perangkap
embun dianalisis secara kramotografi. Ternyata air tersebut mengandung
senyawa organik sederhana, seperti asam amino, adenine dan gula
sederhana seperti ribose.
d. Melvin Calvin
Melvin Calvin menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah
metana, ammonia, hidrogen dan air menjadi molekul-molekul gula dan
asam amino serta membentuk purin dan pirimidin, yang merupakan
komponen dasar makhluk hidup.

25
26
keturunan, homologi organ tubuh, embriologi perbandingan, dan penemuan
fosil sebagai catatan sejarah.
Teori asal-usul kehidupan ada 3, yaitu Teori Abiogenesis, Teori Biogenesis
dan Teori Evolusi Kimia.

3.2. Saran
Melalui makalah ini Penulis berharap kepada para pembaca agar dapat lebih
memahami dan ingin mengetahui lebih lanjut tentang evolusi dan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi evolusi itu sendiri. Penulis juga berharap dapat
memberikan informasi yang baik kepada para pembaca sehingga Penulis dapat
lebih mengembangkan kemampuan dalam makalah-makalah selanjutnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, Dwi Astuti dkk. 2018. BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:
Penerbit Erlangga

Nurhayati, Nunung dan Resty Wijayanti. 2016. Biologi untuk siswa SMA/MA

Kelas XII. Bandung: Yrama Widya

Rachmawati, Faidah dkk. 2009. Biologi untuk SMA/MA kelas XII Program IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan

28
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Evolusi menjelaskan perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam
jangka waktu yang lama dari bentuk yang sederhana menuju bentuk yang
kompleks. Tokoh evolusi C. R. Darwin, menuangkan teorinya tentang evolusi
dalam buku “On The Origin of Species by Means of Naturan Selection”. Isi buku
tersebut memuat pokok-pokok evolusi yaitu:
a. Makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa
lampau.
b. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Lamarck menyatakan bahwa evolusi terjadi karena organisme bereaksi
terhadap perubahan lingkungan dengan cara adaptasi atau yang lebih dikenal
dengan teori pewarisan sifat yang diperoleh.
Weismann berkesimpulan sebagai berikut.
a. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak diwariskan ke
generasi berikutnya.
b. Evolusi merupakan maslaah genetika.
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel atau gen dalam
populasi tetap seimbang dari generasi ke generasi dengan syarat jumlah populasi
besar, perkawinan terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi, seleksi, dan migrasi.
Frekuensi alel atau gen dalam populasi dapat berubah jika terjadi perkawinan tak
acak, migrasi, hanyutan genetik, seleksi alam, mutasi, serta rekombinasi dan
seleksi.
Peristiwa mutasi menyebabkan terjadinya perubahan pada maklhuk hidup. Jika
mutasi berjalan terus-menerus dalam waktu yang lama, akan terbentuk spesies
baru. Jika frekuensi gen dalam populasi tetap, berarti tidak terjadi evolusi.
Terjadinya evolusi dapat ditunjukkan dengan adanya variasi individu dalam satu

26

Anda mungkin juga menyukai