Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EVOLUSI
RUANG LINGKUP EVOLUSI

Makalah Ini Dikumpulkan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Evolusi
Yang Diampuh Oleh
Ibu Rahmawati D, M.Pd

Disusun Oleh

Dewi Isra Marlina


16031003
Pendidikan Biologi A

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “EVOLUSI”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik
dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.
Terima kasih.

Padang, 4 Februari 2019

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................2

Daftar Isi..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan..........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evolusi.......................................................................................5

B. Ruang Lingkup Evolusi...............................................................................6

C. Sejarah Perkembangan Teori Evolusi..........................................................6

D. Transformasi Bentuk..................................................................................11

E. Hubungan Transformasi Bentuk dengan Evolusi.......................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................14

B. Saran ..........................................................................................................14

Daftar Pustaka.................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula perubahan
pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup
dipelajari dari zaman ke zaman dalam suatu teori yang disebut teori evolusi.
Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori yang telah
dikemukakan para ahli, namun belum ada satu teoripun yang mampu menjawab
tentang semua fakta dan fenomena sejarah perkembangan makhluk hidup.
Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat organisme yang
berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi
berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai
makhluk hidup dimuka bumi ini.
Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan
pendapatnya tentang asal-usul berbagai makhluk hidup yang ada di dunia dan
banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi.

B.      Rumusan masalah


1. Apa pengertian evolusi?
2. Apa saja ruang lingkup evolusi?
3. Bagaimana sejarah perkembangan teori evolusi?
4. Apa itu transformasi bentuk?
5. Apa hubungan transformasi bentuk dan evolusi?

C.      Tujuan
Untuk mengatahui :
1. Pengertian Evolusi
2. Ruang lingkup evolusi
3. Sejarah perkembangan evolusi
4. Transformasi bentuk
5. Hubungan transformasi bentuk dan evolusi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Evolusi


Evolusi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah
dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi secara umum
tidak dapat terlepas dari kehidupan masa lampau. Hal yang saat ini merupakan
hasil dari proses masa lampau. Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen
yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi
dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies
yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi
terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi (Dahler, 2011).
Menurut Lely Risnawaty tahun 2010 “Evolusi adalah perubahan yang
perlahan-perlahan yang dialami oleh keturunan organisme. Keturunan suatu jenis
berubah secara evolusi, sehingga terdapat variasi jenis. Evolusi diartikan sebagai
perubahan yang terjadi secara bertahap dan berurutan sepanjang masa kehidupan
dari satu kondisi lainnya”.
Berdasarkan pengertian-pengertia di atas, maka evolusi merupakan segala
bentuk perubahan baik secara genotip maupun fentip pada makhluk hidup secara
bertahap dalam angka waktu tertentu yang diwariskan pada keturunan berikutya
dalam skala populasi.
Adapun syarat terjadinya evolusi adalah adanya perubahan, terjadi secara
bertahap, terjadi pada jangka waktu tertentu, diwariskan kepada keturunannya,
dan terjadi dalam skala populasi (Darussyamsu, 2018).

5
B. Ruang Lingkup Evolusi
Berdasarkan macam evolusi, evolusi yang terjadi pada makhluk hidup
disebut juga dengan evolusi organik. Simson (1963) membagi evolusi organik
menjadi tiga kategori, sebagai berikut:
1. Mikro evolusi, Yaitu perubahan atau peristiwa yang berhubungan dengan
terjadinya ras (sub species), seperti varietas unggul pada hewan dan
tumbuhan, serta terbentuknya ras (suku bangsa) pada manusia.
2. Makro evolusi, yaitu perubahan yang merupakan peristiwa terbntuknya
spesies baru (spesiasi).
3. Megaevolusi, yaitu perubahan yang berhubungan dengan terjadinya
tingkatan yang lebih tinggi dari spesies, seperti genus, familia, ordo,
Classis, filum dan dunia kehidupan.
Berdasarkan proses terjadinya evolusi, maka evolusi dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Evolusi progresif, meliputi proses perubahan pada makhluk hidup dari
bentuk yang sederhana menuju kepada bentuk yang lebih kompleks
2. Evolusi regresif, merupakan perubahan pada makhluk hidup dari bentuk
yang kompleks menjadi sederhana (Darrusyamsu, 2018).

C. Sejarah Perkembangan Teori Evolusi


Sebutan evolusi muncul sudah berabad-abad tahun yang lalu, banyak para
ilmuan yang memiliki gagasan tentang teori evolusi baik teori evolusi sebelum
Darwin maupun sesudah Darwin. Terdapat beberapa pandangan mengenai Teori
evolusi menurut para ahli, diantaranya:
a. Teori lamarck (1744-1829)
Menurut Jean Baptisk Lamarck evolusi akan muncul ketika adanya
suatu adaptasi, sedangkan penyebab munculnya adaptasi adalah
suatuproses penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungan yang
kemudian akan diwariskan kepada generasi berikutnya atau
keturunannya. Konsep yang terkenal adalah use dan disuse pada organ-
organ makhluk hidup yang memiliki arti dipergunakan atau tidak

6
dipergunakan dan itu akan berlaku kekal sehingga dapat menurunkan
kepada keturunannya (Mawardi & Hidayati, 2009).
Sebagai contohnya adalah seekor jerapah, jerapah memiliki leher
panjang karena terbiasa memakan rerumputan di pohon yang tinggi dan
itu berlaku kekal. Contoh selanjutnya adalah pemain basket akan
memiliki tubuh yang tinggi karena sering melompat untuk memasukkan
bola kedalam ring.
Lamarck menyumbangkan gagasannya itu di dalam buku bidang
taksonomi yang berjudul histories naturale de animal sans verterwae dan
dia adalah penemu pertama istilah invetebrata. Sedangkan bukunya
sendiri itu berjudul philosophies zooloque dia pioner evolusi spesies.
b. Teori darwin (1809-1882)
Charles darwin tidak sependapat dengan gagasan Lamarck, dia
mengemukakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam.
Bahwasanya spesies yang hidup pada saat ini, adalah bermula dari
spesies masa lampau. Gagasan itu dikemukakan dalam bukunya The
Original of species by Means of Selection or The reservation of
Favoured Races in the Struggle for Life (Rosman, 2006).
Seleksi alam/pertarungan yang terjadi di kepulauan Galapagos
dialami oleh burung yang memiliki paruh panjang, sedang dan kecil.
Yang memiliki paruh panjang memakan serangga, sedangkan yang
memiliki paruh sedang memakan biji-bijian dan yang memiliki paruh
pendek memakan buah-buahan. Ketika buah-buahan itu mulai punah di
kepulauan galapagos akibatnya burung yang memiliki paruh pendek pun
akan punah karena dia tidak bisa bertahan dengan ketidak adanya buah-
buahan tersebut. Akibatnya burung yang dapat bertahan adalah burung
yang memiliki paruh panjang dan paruh sedang.
Darwin terkenal dikalangan khalayak bukan hanya karena gagasan
yang menyatakan evolusi terjadi karena adanya seleksi alam saja, namun
dia juga terkenal karena pelayaran di kepulauan Galapagos tepatnya di
Amerika Selatan menggunakan kapal HMS Beagle. Dengan adanya
penemuan baru di Kepulauan Galapagos tersebut dapat menguatkan teori

7
evolusi darwin dan menjadikannya sebagai “Bapak Evolusi”. Darwin
dapat merangkum semua gagasannya dengan baik dan dapat dengan
mudah dipahami oleh orang lain dengan adanya bukti yang akurat
(Rosman, 2006).
c. Teori Alfred Wallace (1823-1913)
Selain Darwin ternyata ada seorang ilmuan yang mengemukakan
gagasannya tentang evolusi yang serupa dan itu adalah Wallace.
Pengamatan Wallace berlangsung di berbagai benua dan termasuk pula di
Sulawesi yang terkenal dengan garis Wallace sebagai garis pemisah.
Sumbangannya adalah biogeografi, dia melihat ada batas geografis.
Dia menyangkal pendapat louis. Bukunya yang terkenal adalah Malog
Archipelago.
d. Teori August wiesmann (1834-1914)
Weismann berpendapat sama dengan gagasan yang dimiliki
Darwin, dia menambahi gagasan darwin dengan pernyataan seperti ini:
bahwasanya evolusi yaitu masalah genetika yang memiliki artian tentang
keturunan yang menyangkut masalah bagaimanakah mewariskan gen-gen
melalui sel kelamin. Sel-sel yang ada ditubuh tidak dipengaruhi oleh
suatu kondisi lingkungan, jadi evolusi menurut weismannmerupakan hal
yang mempengaruhi genetika makhluk hidup melalui seleksi alam
(Louise, 2002).
e. Teori Hugo De Vries (1848-1935)
Seorang botanikus asal Belanda dia adalah De Vries, yang
mengungkapkan bahwa evolusi itu terjadi karena adannya mutasi. Mutasi
adalah perubahan yang sempurna terhadap sifat dalam keturunannya
(Louise, 2002). De Vries telah memadukan antara teori gen dan teori
darwin sebagai berikut:
1. Adanya organisme yang memiliki ciri pembawaan baru dan ini akan
muncul dengan segera, ciri pembawaan baru tersebut adalah hasil
dari perubahan gen.
2. Mutasi akan mengakibatkan organisme terpengaruh atau tidak oleh
lingkungan sekitar.

8
3. Hasil yang diperoleh dari seleksi alam, suatu organisme dapat hidup
lebih lama asalkan telah mengalami mutasi yang baik selama
hidupnya
4. Dengan adanya mutasi yang dapat diturunkan, diharapkan akan
meningkatnya spesies yang memiliki sifat baru.
5. Bertambahnya spesies dengan perkembangan sifat yang baru, dapat
diturunkan melalui adanya mutasi.

F. Pengelompokkan Manusia Berdasarkan Teori Evolusi

Perkembangan asal-usul manusia dan evolusi berdasarkan konsep teori


evolusi Darwin, menurut (Bucaille, 1984) dalam (Yunus, Haryanto, & Abadi,
2006, hal. 42) menyatakan bahwa manusia modern dibagi menjadi empat
gelombang berdasarkan macam fosil yang telah ditemukan dan tersebar di
berbagai macam belahan dunia. Tetapi ternyata temuan fosil yang
dikumpulkan para ahli paleontologi keadaannya kurang begitu lengkap,
diantaranya berupa bagian tengkorak dengan beberapa gigi, potongan-
potongan tulang rahang, potongan tulang tungkai. Karena tidak ditemukannya
beberapa bagian yang hilang, maka kemudian direkontruksi bentuknya
dengan perkiraan dan imajinasi, sehinggai mendekati dan menyerupai bentuk
yang seolah-olah terlihat sempurna.
Kelompok manusia prasejarah dibagi oleh mereka menjadi empat
kelompok berdasarkan hasil rekayasa yang berhasil diciptakannya, yaitu
Australopithecus, Pithecanthropus atau Homo Erectus, Neanderthal, Cro-
magnon, serta manusia Homo Sapiens (manusia zaman sekarang).

Australopithecus
Fosil manusia purba ini ditemukan pada endapan Pleistocene di Afrika
Selatan oleh Dart (1924). Penelitiannya dilakukan dalam kurun waktu
antara 1961 hingga 1963, dan diyakini sebagai rantai penghubung antara
manusia dan ape. Dari hasil penelitian tersebut mereka menyimpulkan
asumsinya bahwa australopithecus merupakan manusia paling tua dan
primitif dalam jajaran manusia purba.

9
Pithecanthropus
Ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah (The Java Man). Manusia purba
ini telah mendekati manusia modern dengan melihat pada besaran otaknya
yang mencapai 900 hingga 1000 cm3, hampir mendekati manusia modern
yang mencapai 1500 cm3, sedangkan pada gorila hanya kisaran 580 cm3.
Data penelitian lainnya dapat diketahui setelah melakukan tahap
rekonstruksi tulang kerangka, ternyata hasil menunjukkan pithecanthropus
sudah mampu berjalan dengan badan tegak layaknya hominids, mereka
hidup berkelompok dan mngembara di hutan, memanfaatkan gua-gua
sebagai tempat tinggal, dan sudah mempergunakan api dalam masa
hidupnya (Sukandarrumidi, 2008).

Neanderthal
Neanderthal-man dikelompokkan ke dalam genus homo karena
bentuknya yang mirip pithecanthropus. Hidup pada akhir Pleistocene di
Asia dan Eropa, pertama kali ditemukan tahun1856 di Jerman tepatnya di
lembah Neander.Bukti ditemukannya flint (kapak yang sudah dibentuk
terbuat dari batuan silika) yang digunakan untuk berburu, kemudian
mengolah hasil buruan dengan menggunakan api (Sukandarrumidi, 2008).

Cro-magnon
Cro-magnon merupakan nenek moyang ras Kaukasoid di Eropa
berdasarkan perkiraan para arkeologi pada waktu itu. Mereka mampu
meramu dan berburu, selain itu kelompok ini bisa mengumpulkan hasil
berburunya, dapat membuat kemah sederhana, memiliki perbendaharaan
kata lebih banyak, mampu membuat karya seni berupa lukisan di dinding-
dinding gua yang dapat di jumpai di Spanyol, Perancis, dan gurun Sahara.
Selain itu diantaranya adalah mainan, perhiasan, pakaian, perkakas dan
senjata untuk berburu mereka lebih kreatif dalam membuatnya.
(Sukandarrumidi, 2008).

10
Homo Sapiens
Isi tengkorak fosil Homo diperkirakan antara 1000-2000 cc, memiliki
tinggi badan yang bervariasi antara 130-210 cm, diperkiran berat badan
mencapai 30-150 kg. Di Indonesia terdapat dua macam fosil Homo yang
ditemukan yaitu soloensis dan wajakenis.

Homo soloensis

Penemuan tengkorang dalam skala besar oleh tiga orang peneliti,


yaitu Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald. Ditemukan di daerah
Ngandong, Jawa Tengah (1932-1933). Fosil ini lebih sempurna
dibanding Pithecanthropus erectus, karena ditemukan di daerah sekitaran
Begawan Solo diberilah nama Homo soloensis(manusia dari solo), dan
diperkirakanpada tahun antara 3500-1500 SM mereka hidup
(Sukandarrumidi, 2008).

Homo wajakensis

Ditemukan di daerah Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Oleh B.D


van Rietschoten di tahun 1889, kemudian pada tahun 1920 juga tempat
sekitar yang sama, Dobois menemukan fosil yang sejenis dan diberi
nama Homo wajakensis II. Hasil penelitian para ahli memperkirakan
bahwa Homo wajakenesis merupakan berubahan langsung dari Homo
soloensis. Daya tampung volume otaknya sekitar 1530 cc-1650 cc. Homo
wajakensis menurut perkiraan para ahli merupakan manusia terakhir
sebelum manusia modern, serta memiliki peradaban dan tingkat
kecerdasan paling tinggi dibanding dengan lainnya.
Itulah sedikit pembahasan dari sejarah manusia purba yang
dijelaskan dengan sesingkat-singkatnya, karena mengingat pembahasan
kali ini tidak meruncing kesana (Sukadarrumidi, 2008).

11
D. Transformasi Bentuk
Transfromasi Bentuk merupakan perubahan bentuk yang terjadi pada
makhluk hidup sebagai fase perkembangan dari makhluk hidup itu sendiri
(Helendra, Arsih: 2017). Transformasi bisa terjadi pada tingkat sel, jaringan,
organ dan sistem organ, serta pada individu.
Beberapa contoh transformasi bentuk dapat kita amati pada beberapa
organisme yang mengalami metamorfosis, pergiliran keturunan dan pergantian
kelamin.
a. Metamorfosis
Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang
melibatkan perubahan penampilan dan/atau struktur setelah kelahiran atau
penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel
atau proses yang terlihat dalam organisme multiselyang secara radikal berbeda.
Metamorfosis kupu-kupu sempurna yaitu metamorfosis yang mempunyai empat
tahap pertumbuhan. Tahapan tersebut yaitu, telur, larva, pupa dan Metamorfosis
Kupu-kupu dewasa. Metamorfosis kupu-kupu tidak sempurna yaitu metamorfosis
yang hanya mempunyai 3 tahap pertumbuhan yaitu telur, nimfa dan dewasa
(Andria, 2018).

b. Pergiliran keturunan/generasi
Bryophyta/tumbuhan lumut berasal dari bahasa Yunani, yaitu bryon yang
berarti lumut dan phyton yang berarti tumbuhan. Tumbuhan lumut merupakan
kelompok tumbuhan bertalus, artinya tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang,
dan daun sejati, serta tidak memiliki pembuluh xylem dan floem. Tumbuhan
lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dalam siklus hidupnya yang
berupa fase gametofit dan sporofit. Habitat tumbuhan lumut adalah di tempat yang
lembab, misalnya di permukaan batuan dan menempel pada batang pohon/epifit
(Saptasari, 2010).

c. pergantian kelamin
Belut (Monopterus albus) bersifat hermaprodit protogini, artinya ikan ini
akan mengalami perubahan jenis kela-min dari betina pada awalnya, kemudian
beru-bah menjadi jantan pada usia tua. Dimana faktor yang mempengaruhi
perubahan ini tidak hanya usia melainkan panjang tubuh dan juga massa tubuh
belut (Etty: 2004).

12
E. Hubungan Transformasi Bentuk dengan Evolusi
Transformasi bentuk bukan merupakan bagian dari evolusi, karena pada
transformasi bentuk tidak mengakibatkan terjadinya perubahan genetik dari
generasi ke generasi yang berikutnya dan itu merupakan salah satu syarat
terjadinya evolusi (Darussyamsu, 2018).

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Evolusi merupakan segala bentuk perubahan baik secara genotip maupun fentip pada
makhluk hidup secara bertahap dalam angka waktu tertentu yang diwariskan pada
keturunan berikutya dalam skala populasi.
2. Ruang Lingkup Evolusi
a Evolusi organtik teridiri dari
1. Mikro evolusi
2. Makroevolusi
3. Mega Evolusi
b. Berdasarkan proses teradinya evolusi
1. Evolusi progresif
2. Evolusi regresif
3. Sejarah Perkembangan teori evolusi
a. . Teori lamarck (1744-1829)
b. Teori darwin (1809-1882)
c. Teori Alfred Wallace (1823-1913)
d. Teori August wiesmann (1834-1914)
e. Teori Hugo De Vries (1848-1935)

4. Transfromasi Bentuk merupakan perubahan bentuk yang terjadi pada makhluk hidup
sebagai fase perkembangan dari makhluk hidup itu sendiri.
5. Transformasi bentuk bukan merupakan bagian dari evolusi, karena pada transformasi
bentuk tidak mengakibatkan terjadinya perubahan genetik dari generasi ke generasi yang
berikutnya dan itu merupakan salah satu syarat terjadinya evolusi

B.     Saran
Penulis Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.Untuk saran bisa
berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan
dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

14
Daftar Pustaka

Helendra, Fadilah, M., dan Arsih, F. 2016. Buku Ajar Evolusi Berbasis Metakognisi. Padang:
Jurusan Biologi FMIPA UNP.
Darussyamsu, R., Fadilah, M., Putri, D.H. 2018. Buku Ajar Evolusi Bermuatan Nilai ESQ.
Padang: Jurusan Biologi FMIPA UNP.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchel, L.G. 2006. Biologi Jilid II. Terjemahan oleh Lestari
Rahayu.2002. Jakarta : Erlangga.
Lely, R.D. 2010. Ilmu alamiah Dasar. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Sukandarrumidi, S. (2008). Paleontologi Aplikasi Penuntun Praktis untuk Geologist Muda.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Dahler, Franz. 2011. Teori Evolusi Asal dan Tujuan Manusia. Yogyakarta: Kanisius.
Rosman, Y. Bambang, H., Haryanto, Chairul. 2006. Teori Darwin dalam Pandangan Sains
dalam Islam. Jakarta: Prestasi Press.
Louise, B., Robin, Dunbar., and John Lyccet. 2002. Human Evolutionary Psychology. North

America: Princeton University Press.

Andria, Freandy, Sabatino, G. 2018. Perangkat Visualisasi Metamorfosis Kupu-kupu


Menggunakan Animated Augmented Reality. Jurnal Ilmiah SISFOTENIKA. Vol. 8,
No. 1 hal. 69-70
Saptasari, M. (2010). Tumbuhan Lumut. Malang: UM Press.

Etty, R. Ernawati, Yunizar. 2004. Hubungan Perubahan Jenis Kelamin Dan Ukuran Tubuh
Ikan Belut Sawah (Monopterus albus). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan
Indonesia. Vol. 11, Nomor 2: 139-144

15

Anda mungkin juga menyukai