Anda di halaman 1dari 12

makalah evolusi

PETUNJUK
EVOLUSI

MAKALAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK III


ANGGOTA :
ERVIZA NADIA
FATIMAH JORA
FAUZAN FADHILAH
FEBBY MONICA
KELAS : XII IPA I
SMAN 1 VII KOTO SUNGAI SARIK
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN PELAJARAN2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kita semua khususnya kepada penulis yang telah menyelesaikan
makalah yang berjudul “Petunjuk Evolusi”
Dalam menulis makalah Biologi ini,Allhamdulillah penulis tidak mendapatkan
kendala sedikitpun dan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing Dra.Wirna yang
telah memberikan arahan dan membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah
yang sedang dikerjakan, dan juga teman-teman yang telah memberikan motivasi
kepada penulis sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Disini penulis menyampaikan, jika dalam penulisan makalah ini terdapat hal-
hal yang tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, untuk itu penulis dengan
senang hati menerima kritikan,masukan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang diharapkan penulis
dapat tercapai dengan baik. Amin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi motivasi bagi
pelajar dan pembaca agar mendalami materi tentang petunjuk evolusi ini.Jika dalam
penulisan makalah ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan yang
diinginkan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
apa yang diharapkan penulis dapat tercapai dengan baik.

Pariaman, Februari 2016

Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI...............................................................................................................................................
i
Kata
Pengantar...................................................................................................................................
....ii
BAB I .
PENDAHULUAN ......................................................................................................
...................1
1. Latar
Belakang...................................................................................................................................
1
2. Rumusan
Masalah.............................................................................................................................2
3. tujuan.....................................................................................................................................
...........2

BAB II . PETUNJUK
EVOLUSI..................................................................................................................3
2.1 Adanya variasi makhluk hidup dalam satu
keturunan.....................................................................3
2.2
Fosil............................................................................................................................................
......3
2.3 Homolog dan Analogi
Tubuh............................................................................................................6
2.4 Petunjuk-petunjuk serta bukti-bukti evolusi..............................................................6

BAB III .
PENUTUP..................................................................................................................................
9
Kesimpulan................................................................................................................................
.............9
Saran
...................................................................................................................................................
..9

DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................................................
.............10
LAMPIRAN.................................................................................................................................
...........10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan perkembangannya sangat luas.
Meliputi pokok bahasan yang beragam dan terdapat bagian-bagian yang agak ditakutkan.
Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti
genetika molekuler, morfologi dan embriologi. Mereka juga bekerja dengan peralatan yang
beragam seperti dengan larutan kimia di dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan
rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah purbakala dan batu-batu karang atau gunung-
gunung batu.

Idea yang mudah dimengerti dan sederhana dari evolusi adalah seleksi alam (natural
selection), karena dapat diuji secara ilmiah dalam semua lingkungan. Idea seleksi alam ini
merupakan idea yang mampu diterima semua ilmu, dan hanya teori ini yang diklaim bisa
mempersatukan pendapat-pendapat berbeda dalam biologi. Dengan teori ini berbagai temuan
fakta yang ada di hutan hujan tropik, perubahan dan macam-macam warna yang terdapat di
kebun botani, serta sekawanan hewan yang sementara bermain di daerah peternakan, dapat
dijelaskan. Teori ini juga dapat digunakan untuk memahami asal mula kehidupan melalui
kimia-bumi (geochemistry) dan proporsi gas yang ada di atmosfer. Sebagaimana dinyatakan
oleh
Theodosius Dobzhansky seorang ahli evolusi di abad dua puluh, bahwa: ‘nothing in
biology makes sense expect in the light of evolution’.

Evolusi artinya perubahan-perubahan dalam bentuk dan tingkah laku organisme


antara generasi ke generasi. Bentuk-bentuk organisme, pada semua level dari rantai DNA
sampai bentuk morfologi yang makroskopik dan tingkah laku sosial yang termodifikasi dari
nenek moyang selama proses evolusi. Meskipun demikian, tidak semua perubahan dapat
didefenisikan sebagai evolusi

Teori-teori ilmiah terbaru sering mendorong banyak kontroversi. Kontroversi ini


mempunyai pengaruh bermanfaat pada kemajuan ilmiah, karenanya para ilmuan dengan
pandangan-pandangan yang berbeda bekerja secara intensif untuk menemukan bukti-bukti
yang dapat mendukung idea-idea mereka. Teori evolusi organik dan teori seleksi alam
(natural selection) Darwin melandasi setiap aktivitas mereka. Sebagai ilmuan, mereka
berusaha mencari data-data yang dapat mendukung ataupun dapat membuktikan bahwa teori-
teori terdahulu itu mungkin saja tidak benar. Beberapa prinsip yang digunakan Darwin yang
dianggap dapat memberikan petunjuk adanya evolusi antara lain adanya variasi di antara
individu-individu dalam satu keturunan, adanya pengaruh penyebaran geografi,
ditemukannya fosil-fosil diberbagai lapisan batuan bumi yang menunjukkan adanya
perubahan secara berangsur-angsur, adanya homology antara organ system pada makhluk
hidup, adanya data sebagai hasil studi mengenai komparatif perkembangan embrio.

B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang menyebabkan adanya variasi makhluk hidup dalam satu keturunan terjadi.
2. Apa yang menyebabkan terjadinya makhluk hidup menjadi fosil
3. Apa itu homolog dan analogi alat tubuh.
4. Apa saja petunjuk-petunjuk serta bukti-bukti

C. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui penyebabvariasi makhluk hidup hidup dalam satu keturunan terjadi
2. Mengetahui makhluk hidup menjadi fosil.
3. Mengetahui Homolog dan analogi alat tubuh
4. Mengetahui perbandingan biokimia.
BAB II
PETUNJUK EVOLUSI
A. Adanya variasi makhluk hidup dalam satu keturunan.
Makhluk hidup di dunia ini beranekaragam. Masing-masing memiliki
perbedaan tetapi sekaligus persamaannya. Persamaan pada umumnya misalnya
pada metabolisme respirasi yang mengikat semua perbedaan dengan ikatan
persamaan makhluk hidup.
Oleh karena itu, diantara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya memiliki
hubungan kekerabatan. Hubungan kekerabatan tersebut dinyatakan dengan
hubungan filogenesis. Filogeni merupakan sejarah asal-usul suatu spesies atau
kelompok organisme kekerabatan.
B. Fosil
Istilah fosil berasal dari bahasa latin fodere yang berarti menggali. Fosil dapat berupa
tulang-belulang, tubuh, jejak, dan sisa makhluk hidup yang terawetkan dalam batuan
sediment. Sehingga Cuvier menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah diciptakan
makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa lainnya. Misalnya adaptasi kuda, zebra,
keledai merupakn suatu adaptasi makhluk hidup yang jutaan tahun yang lalu merupakan
hewan yang lemah, kecil berangsur-angsur menjadi hewan yang lincah, kuat dan berlari
sangat cepat.(Widodo dkk, 2003).

Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang tertimbun oleh
tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu, kadang-kadang hanya berupa bekas-bekas
organisme. Umumnya fosil yang ditemukan adalah dalam keadaan tidak utuh yaitu hanya
suatu bagian atau beberapa bagian dari tubuh makhluk. Hancurnya tubuh makhluk hidup
tersebut disebabakan oleh pengaruh angin, air, bakteri pembusuk, hewan-hewan pemakan
bangkai dan masih banyak yang lain.(Widodo dkk, 2003).

Fosil dapat ditemukan diberbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan umurnya
didasarkan atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu. Umumnya fosil yang terdapat
di lapisan yang paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua sedangkan umur fosil yang
ditemukan pada lapisan yang lebih atas mempunyai umur yang lebih muda. Dengan
membandingkan fosil yang ditemukan diberbagai lapisan bumi yaitu mulai dari sederetan
fosil yang ditemukan pada lapisan bumi yang tua sampai yang muda menunjukkan adanya
perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur, maka dapat disimpulkan bahwa fosil
merupakan petunjuk adanya evolusi. Ilmu yang mempelajari tentang fosil yang
menggungkapkan banyaknya keterangan yang membenarkan adanya evolusi adalah
Palaentologi.

Fosil binatang paling purba yang ditemukan adalah fosil inventrebata( binatang yang
tidak bertulang belakang) primitive penghuni air. Menurut catatan Dobzhansky, “struktur
tubuhnya sudah amat rumit dan maju”. Ada yang tubuh dan kulitnya bersendi-sendi.
Sesungguhnya binatang ini adalah mahkluk yang baik adaptasinya dengan lingkunganya,
yang berupa laut tenang pada zaman kuno. Kemudian dalam batuan yang terjadi sekitar 450
juta tahun yang lalu muncullah sisa-sisa mahkluk macam baru. Mahkluk tersebut yaitu
ostrakodermata, yang rupanya mirip ikan sedangkan bentuknya kasar. Ostrakodermata
memiliki kerangka dalam, tidak memiliki rahang dan binatang ini menyusuri dasar laut
sambil menghisap makananya. Binatang ini dikenal sebagai leluhur lampre masa
kini.(Moore, R. 1979).
Sementara waktu berlalu, rekaman batuan menunjukkan bahwa mahkluk yang
lingkupnya terbatas ini mulai digantikan oleh ikan berahang yang disebut plakodermata dan
akantodi. Ikan semacam ini tidak perlu menyelam menyusuri dasar laut untuk mencari
makan, tetapi pada tingkat kedalaman manapun binatang ini dapat memakan berbagai macam
makanan ataupun menangkap mangsa. Ikan tuna rahang terlahir dengan busur insang yang
sedikit mengalami perubahan dan berbentuk huruf V yang menghadap ke samping.
Mutasi dan seleksi menghasilkan sirip yang lebih baik untuk berenang. Ikan baru yang
sisa-sisanya ditemukan dalam sedimen laut purba memiliki sirip ekor, sirip punggung dan
sirip dubur sebagai penyeimbang dan ada pula sirip dada dan sirip perut untuk
mengendalikan gerakanya. Ikan tersebut terus memenuhi seluruh permukaanya bumi.
Tetapi ikan yang amat berbeda dengan semua pendahuluanya muncul dalam batuan
yang kira-kira berumur 390 juta tahun. Bagian depan tengkoraknya dapat diangkat dan
diturunkan sedikit, suatu perubahan yang mengalami guncangan manakal rahang di tutup
rapat. Gigi-giginya runcing tajam dan amat cocok untuk menangkap mangsa. Suatu tulang
semacam itu dan struktur yang berhubungan dengannya pada waktu kemudian dikenal
sebagai tulang binatang daratan. Ikan yang lain dari yang lain ini disebut Crossopterygii (sirip
cuping). Kira-kira 365 juta tahun yang lalu, selama Zaman Devon, beberapa Crossopterygii
melangkah ke darat. Mungkin hidupnya menghuni sungai yang pada musim panas terik
mongering menjadi kolam-kolam yang bertebaran di sana sini.
Selain itu ditemukanya fosil mahkluk hidup yang lebih tinggi tingkatanya dari pada
Crossopterygii adalah amfibi primitif yaitu Ichtyostega. Amfibi tersebut memiliki ekor ikan,
paru-paru dan sekaligus memiliki tungkai serta kaki yang cukup berkembang. Sambil
merangkak-rangkak di sepanjang tepian sungai, ikan ini menangkap serangga yang baru
mulai berkeliaran di sana.
Ketika saatnya tiba, mutasi dan seleksi kembali menunjukkan hasil yang
mengagumkan. Beberapa amfibi menghasilkan telur yang terbungkus belulang kuat dan
keras. Dengan demikian telurnya lebih terlindung dari pada telur lembut ikan dan amfibi
lainya. Telur baru yang lebih baik ini dibuahi di dalam tubuh dan disimpan dalam tempat
yang aman hingga menetas. Dengan kesempurnaan yang ada padanya, binatang petelur ini
bebas dari air. Embrio yang terlindung baik dapat berkembang dalam perairanya sendiri,
yakni rongga amnion telur dan terjaga tidak hanya terhadap kekeringan, melainkan juga
terhadap bahaya daratan sekitar. Kelompok baru dan lebih bebas yang ber-evolusi dari
leluhur amfibi dengan cara itu adalah reptil dan dimulailah abad reptilia.
Rekaman fosil menunjukkan bahwa burung-burung timbul dari leluhur yang sama
dengan leluhur reptilia peterbang, yakni arkosaurus. Dua diantara burung purba itu jatuh di
laguna karang yang sekarang ini adalah Bavaria, Jerman. Binatang tersebut bercirikan
kepalanya panjang dengan gigi-gigi tajam, leher panjang, tungkai belakang yang kokoh dan
corak bulunya yang banyak, tercetak pada batu kapur litografis yang indah. Seandainya bulu
terbang yang panjang dan larikan unik bulunya yang menurun di kedua sisi ekor tidak
tercetak pada batu, maka sedikit orang yang percaya bahwa mahkluk yang begitu serupa
reptile dapat berbulu. Tetapi bulu-bulu tersebut memang bulu sejati burung, dan
Archaeopteryx diklasifikasikan sebagai burung yang paling purba dan paling sederhana yang
pada waktu itu mengambil alih ruang angkasa. (Anonimous c, 2008).
Reptil terbang yang diberi nama Darwinopterus modularis, sebagai bentuk
penghormatan mereka terhadap pencetus teori evolusi Charles Darwin. Temuan itu
dipublikasikan dalam jurnal terbitan Inggris, Proceedings of the Royal Society B. Fosil ini
ditemukan di gunung batu, yang terbentuk 160 juta tahun silam di sisi utara China, awal
tahun ini. Masa itu merupakan masa pertengahan dan akhir periode Jurassic. Darwinopterus
menyerupai reptil yang mirip elang dengan kepala dan leher mirip pterosurus yang lebih
maju.(Anonimous, 2009).
Darwin menyatakan bahwa pertumbuhan kehidupan itu seperti pertumbuhan pohon.
Tetapi dengan semakin terisinya catatan fosil, perkembangan kehidupan dapat diusut
sepanjang setengah milyar tahun terakhir sejak adanya bumi. Teori evolusi di dukung dan
dibuktikan oleh sisa-sia binatang yang tak dapat disangkal, yang hidup dan mati selama
massa perkembanganya dari bentuk organic pertama hingga pendahulu terdekat manusia.
Satu-satunya yang masih harus dibuktikan adalah bukti timbulnya manusia sendiri.(Moore,
R. 1979).

Petunjuk dan bukti tentang adanya evolusi dapat dipelajari dari studi tentang struktur organ
berbagai makhluk hidup yang memiliki kesamaan. Sebagai petunjuk apabila dapat digunakan
untuk mengarahkan menuju adanya evolusi. Sedangkan sebagai bukti apabila terdapat suatu
bukti kebenaran yang telah ditemukan.

C. Homolog dan analogi alat-alat tubuh

Homolog adalah organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama dan kemudian
berubah strukturnya sehingga fungsinya berbeda. Homolog digunakan sebagai petunjuk
evolusi dengan membandingkan asal-usul organ makhluk hidup tersebut dari berbagai
spesies contoh tangan manusia homolog dengan kaki depan kucing, kuda, buaya, dan
vertebrata lainya. Namun, fungsi dan anggota depan masing-masing spesies berbeda.
Macam-macam anggota gerak itu pada spesies tersebut mengalami modifikasi yang adaptif.
D. Petunjuk-petunjuk serta bukti-bukti evolusi ada beberapa hal,
antara lain melalui:
1. PerbandinganEmbriologi

Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal


dari zygot, blastula, gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk
bermacam-macam alat tubuh. Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan
ontogeni yang serupa dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi. Cotoh:
adanya rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai
dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio amfibi,
selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.(Anonimous a, 2008).

2. Variasi dalam suatu keturunan


Dalam suatu kehidupan tidak ditemukanya mkhluk yang sama persis dengan
individunya yang sejenis. Menurut Darwin variasi dalam suatu keturunan disebabkan oleh
factor lingkungan (suhu, tanah, iklim, dan makanan). Oleh karena itu adanaya variasi
menunjukkan adanya evolusi menuju kearah terbentuknya spesies-spesies baru.

3. Perbandingan Biokimia
Mempelajari Biokimia sangatlah menguntungkan terlebih untuk mengetahui
kedekatan kerabatnya, sehingga kita dengan mudah mengetahui asal-usul berdasarkan ilmu
tersebut. Dalam proses ini menggunakan DNA sebagai pewaris sifat manusia.

4. Organ Tubuh yang Tersisa (Organ Vestigial)


Beberapa organisme seperti manusia mempunyai bagian-bagian tubuh yang
tersisa akibat beradaptasi dengan lingkungannya misalnya tulang ekor, umbai cacing, dan
lain-lain. Sehingga hal ini beranggapan manusia merupakan evolusi dari nenek moyang yang
terdahulu.

5. Domestikasi atau Seleksi Buatan


Hal ini merupakan pembudidayaan tentang makhluk hidup. Sehingga setelah
disilangkan, kita dapat memilih varietas yang unggul. Menurut Charles Darwin Semua jenis
burung dara berasal dari satu nenek moyang yaitu berasal dari burung dara batu atau burung
dara liar, yang berubah secara berangsur-angsur karena adanya seleksi alam. (Anonimous,
2007).
6. Organ Yang Mengalami Rudimentasi
Rudimentasi organ merupakan petunjuk adanya evolusi. Organ yang berguna
pada suatu makhluk hidup, namun pada makhluk hidup yang lain kurang berfungsi contohnya
adalah tulang ekor pada manusia yang kurang berfungsi, namun pada kelompok mamalia lain
sangat berkembang dan berfungsi sebagai ekor contohnya adalah pada kucing, kera, kuda, dll.

7. Evolusi Kuda
Evolusi kuda merupakan suatu contoh klasik yang datanya cukup lengkap. Hal
ini disebabkan oleh hidup kuda yang berkelompok dan berjumlah cukup besar, sehingga
meninggalkan sejumlah besar fosil dari masa ke masa. Fosil kuda yang paling primitif
dikenal dengan Eohippus dengan ciri-ciri fosil yaitu kuda ini sebesar kucing/kancil dan
tingginya hanya sekitar 30 cm, dari fosil struktur gigi diperoleh bahwa Eohippus ini pemakan
semak belukar, hal ini dikarenakan giginya berjumlah 22 pasang dengan gigi geraham yang
terspesialisasi untuk menggiling makanan. Dengan ukuran tubuh yang pendek sangat
menguntungkan, karena dapat menyelinap di antara semak belukar. Hal ini ditunjukkan pula
oleh pola gigi yang sesuai untuk menggigit semak belukar bukan rumput. Kakinya dilengkapi
dengan beberapa jari yang ikut membantu dalam mengais dan menggali akar-akar yang
lunak.(Widodo, dkk. 2003).
Pada masa berikutnya terjadi suatu perubahan pada permukaan bumi, dimana
hutan menjadi berkurang dan timbul padang rumput yang luas yang merupakan suatu biota
yang baru. Gigi yang sebelumnya cocok untuk merabut semak belukar, kini tidak diperlukan
lagi yang diperlukan adalah suatu gigi yang lebih lebar dan bermahkota email yang cukup
tebal untuk menggigit dan mengunyah rumput hal ini dikarenakan rumput mengandung kadar
silikat yang tinggi. Gigi seri melebar dan pipih untuk menggigit rumput, gigi premolar
berubah bentuk menjadi molar, gigi geraham melebar untuk menggantikan fungsi mengunyah
menjadi menggiling. Perubahan gigi ini mengakibatkan rahang bertambah lebar.

Perubahan alat gerak diperlihatkan pada bertambah panjangnya kaki, jumlah


jari yang lebih sedikit yang cocok untuk kehidupan padang rumput. Kaki depannya terdiri
dari empat jari dan satu jai rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai tiga jari dan
dua jari rudimen. bentuk jari tengah semakin panjang dan besar dari pada jari nenek
moyangnya. Ujung jari setiap kaki ditutupi oleh kuku.

Dengan berkurangnya jari, postur tubuh yang lebih besar dan tengkorak
memanjang yang lebih streamline, maka hewan ini dapat berlari lebih mudah dan lebih cepat.
Hal ini sangat diperlukan untuk menghindarkan diri dari predator, demikian pula volume otak
bertambah besar dan juga bertambah kompleks.
Evolusi Eohippus sampai menjadi Equus melalui tahapan:
Eohippus borealis Orohippus Epihippus Mesohippus bairdi Miohippus
Parahippus Merychippus paniensia Pliohippus Equus.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Petunujuk evolusi meliputi fosil, Variasi dalam suatu keturunan Perbandingan
Anatomi atau Homologi Organ Perbandingan Embryo Perbandingan Biokimia Organ Tubuh
yang Tersisa (Organ Vestigial) dan Domestikasi atau Seleksi Buatan.
Homolog merupakan semua kesamaan fungsi yang berasal dari struktur yang sama
contohnya adalah anggota gerak yang dimiliki oleh vertebrata berupa sepasang tangan, kaki,
dan sayap. Kesamaan fungsi namun berbeda asalnya disebut analog.
Evolusi kuda merupakan suatu contoh klasik yang datanya cukup lengkap. Dan juga
evolusi dari hewan gajah dan evolusi primata.
Evolusi primate memperlihatkan fosil Ramaphitecus, Fosil Australophitecus, Fosil
Pithecantropus, Fosil manusia neandertal.

B. Saran
Dari makalah ini, saran yang yang dapat diberikan:
Dapat memberikan contoh petunjuk dan bukti adanya evolusi dari makhluk hidup
yang lain selain kuda dan primata.
Dapat menjelaskan lebih detail tentang petunjuk dan bukti adanya evolusi karena pada
makalah ini sumber pustaka sangat terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mongabay.co.id/2015/11/22/kembalinya-sang-fosil-hidup-kalimantan/

http://www.supranaturaljokowi.com/2015/03/pengertian-dan-manfaat-batu-fosil.html

http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/penemuan-fosil-terbaru-berhasil-menggeser-
kedudukan-t-rex

Anda mungkin juga menyukai