Anda di halaman 1dari 17

Makalah

PETUNJUK/ BUKTI ADANYA EVOLUSI


Di Presentasikan Pada Mata Kuliah Evolusi

Oleh :
Sugiyanti Slamet ( 431419067 )
Kelas B

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas berkat
dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Petunjuk/
bukti adanya evolusi”. Tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad Saw. Semoga percikan rahmatnya dapat sampai kepada kita
semua. penulis menyajikan makalah ini dengan sangat sederhana agar mudah
dipahami. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi
pembaca.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini,
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Sehingga dalam pembuatan
Makalah selanjutnya dan dalam kehidupan penulis agar tetap terus barusaha untuk
lebih baik.

                                                        Gorontalo, 06 Februari, 2021

                                                                      Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Bukti Anatomi Perbandingan....................................................................3
2.2 Bukti Fisiologi...........................................................................................4
2.4 Bukti Biokimia..........................................................................................7
2.5 Bukti Genetika Molekuler.........................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama lebih dari seratus tahun, argumen pro dan kontra terhadap teori
evolusi telah diteliti dan diperdebatkan. Untuk menunjukkan bukti-bukti
bahwa proses evolusi itu ada, dapat dilakukan pendekatan terhadap
kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita. Para ahli berpendapat bahwa
makhluk hidup selalu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dalam
jangka waktu yang lama, dalam hitungan jutaan tahun. Perubahan-perubahan
itu dapat berjalan jauh menyimpang dari struktur aslinya sehingga
menimbulkan spesies baru. Jadi tumbuhan dan hewan yang ada sekarang ini
bukanlah makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini, tetapi berasal dari
makhluk hidup di masa lampau yang telah mengalami perubahan. Sehingga
muncul pula pertanyaan utama “bagaimana perubahan-perubahan itu
terjadi?”. Adanya hewan dan tumbuhan yang beranekaragam menumbuhkan
keinginan manusia untuk mengetahui nenek moyangnya. Dari berbagai proses
pengamatan, bukti yang ada, dan penelitian yang dilakukan para ahli,
akhirnya muncul suatu teori evolusi. Berdasarkan data atau petunjuk yang
ada, makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) telah menghuni bumi jutaan tahun
yang lampau. Jenis-jenis yang hidup pada masa lampau tersebut berbeda
dengan jenis yang hidup pada masa sekarang ini. Bahkan beberapa jenis
hewan dan tumbuhan purba saat ini telah punah, tinggal fosilnya saja.
Evolusi merupakan proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang
berlangsung sangat lambat dan dalam kurun waktu yang sangat lama. Evolusi
berjalan terus sepanjang masa. Evolusi menyebabkan adanya
keanekaragaman makhluk hidup. Teori-teori ilmiah terbaru sering mendorong
banyak kontroversi. Kontroversi ini mempunyai pengaruh bermanfaat pada
kemajuan ilmiah, karenanya para ilmuan dengan pandangan-pandangan yang
berbeda bekerja secara intensif untuk menemukan bukti-bukti yang dapat
mendukung ide-ide mereka. Teori evolusi organik dan teori seleksi alam
(natural selection) Darwin melandasi setiap aktivitas mereka. Sebagai ilmuan,

1
mereka berusaha mencari data-data yang dapat mendukung ataupun dapat
membuktikan bahwa teori-teori terdahulu itu mungkin saja tidak benar.
Bukti-bukti ilmiah tertentu yang lebih dari 100 tahun terakhir mendukung
pemikiran Darwin, dan merupakan bagian-bagian khusus dari ilmu biologi
antara lain yaitu bukti biogeografi, bukti paleontologi, bukti anatomi
perbandingan, bukti perbandingan embriologi, dan bukti molekuler. Beberapa
prinsip yang digunakan Darwin yang dianggap dapat memberikan petunjuk
adanya evolusi antara lain adanya variasi di antara individu-individu dalam
satu keturunan, adanya pengaruh penyebaran geografi, ditemukannya fosil-
fosil diberbagai lapisan batuan bumi yang menunjukkan adanya perubahan
secara berangsur-angsur, adanya homology antara organ system pada
makhluk hidup, adanya data sebagai hasil studi mengenai komparatif
perkembangan embrio.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah bukti anatomi perbandingan itu ?
2. Apakah bukti fisiologi itu?
3. Apakah bukti morfologi itu ?
4. Apakah bukti biokimia itu ?
5. Apakah bukti genetika molecular itu ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui bukti anatomi perbandingan
2. Mahasiswa dapat mengetahui bukti fisiologi evolusi
3. Mahasiswa dapat mengetahui bukti morfologi evolusi
4. Mahasiswa dapat mengetahui bukti biokimia evolusi
5. Mahasiswa dapat mengetahui bukti genetika molecular
1.4 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini, yaitu agar kedepannya pembaca
khususnya mahasiswa dapat lebih memahami materi tentang bukti adanya
evolusi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bukti Anatomi Perbandingan
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan
anatomi antara anatomi spesies yang dikelompokan dalam kategori taksonomi
yang sama. Sebagai contoh, banyak elemen kerangka yang sama menyusun
tungkai depan manusia, kucing, paus, kelelawar, dan semua mamalia lain,
meskipun tungkai tersebut mempunyai fungsi yang sangat berbeda. Tentunya,
cara ternaik untuk membangun infrastruktur sayap kelelawar bukan
merupakan cara terbaik utnuk membangun sirip paus. Perbedaan anatomi
seperti itu tidak masuk akal, jika struktur tersebut secara unik direkayasa dan
tidak saling berhubungan. Suatu penjelasan yang lebih mungkin adalah bahwa
kemiripan dasar tungkai depan ini adalah akibat diturunkannya semua
mamalia dari satu nenek moyang yang sama. Tungkai depan, sayap, sirip, dan
lengan dari mamalia yang berbeda adalah variasi dari pokok struktur dasar
yang sama. Akibat fungsi yang berbeda pada setiap spesies, maka struktur
dasarnya dimodifikasi.
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moyang yang
sama disebut homologi, dan tanda-tanda anatomi evolusi seperti itu disebut
struktur homolog (homologous structure). Anatomi perbandingan konsisten
dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa evolusi adalah
suatu proses pemodelan ulang dimana struktur nenek moyang yang berfungsi
dalam satu kapasitas dimodifikasi ketika mereka mengemban fungsi baru.
Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ vestigial
(organ sisa yang tidak berguna lagi ), yaitu struktur dengan arti penting yang
kecil, jika ada, bagi organisme tersebut. Organ vestigial merupakan sis-sisa
historis dari struktur yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya. Sebagai
contoh, paus masa kini tidak memiliki tungkai belakang tetapi memilki dua
sisa tulang pelvis dan kaki lrluhur daratnya yang berkaki empat. Pada tingkat

3
dasar, organ vestigial tampaknya bisa mendukung konsep “Menggunakan dan
tidak menggunakan” yang dikemukakan oleh Lamarck, tetapi sebagai mana
telah kita bahas, pengaruh penggunaan struktur tubuh oleh suatu individu
tidak diwariskan ke keturunan individu tersebut. Sebaiknya, organ vestigial
merupakan bukti evolusi melalu seleksi alam. Karena akan membuang waktu
saja untuk terus menyediakan darah, zat-zat makanan dan ruangan bagi organ
yang tidak lagi memiliki fungsi penting, maka seleksi alam cinderung
menguntungkan individu yang memiliki organ tersebut dalam bentuk
tereduksi, dan dengan demilikian cinderung akan menghilangkan struktur
yang tidak berfungsi lagi. Akhirnya, perubahan struktur seperti adaptasi ekor
sebagai uatu struktur pendorong utama dan reduksi tungkai belakang pada
paus melibatkan perubahan pada pola ekspresi gen selama perkembangan
embrio. Karena beragai proses yang terjadi saat perkembangan embrio
mempengaruhi fungsi organisme dewasa, maka organisme itu sendiri
merupakan pokok dari proses seleksi alam. Dengan demilikian, organ vestigial
mewakili perubahan dalam perkembangan embrio organisme yang ditempa
atau dibentuk oleh seleksi alam.

2.2 Bukti Fisiologi


Makhluk hidup dari tingkat paling rendah sampai paling tinggi pastinya
tersusun atas sel – sel. Meskipun morfologi dan jumlah sel setelah organisme

4
dewasa berbeda – beda, tetapi bentuk dan susunan fisiologi di dalamnya
memiliki kemiripan.
Contohnya perbandingan fisiologi sebagai petunjuk evolusi adalah
sintesis protein, sintesis ATP, respirasi, metabolism.
2.3 Bukti morfologi
Evolusi pada kuda merupakan suatu contoh klasik evolusi morfologi,
yang sejarahnya ditelusuri dari catatan fosilnya sejak zaman Eosin (Eocene) di
Amerika Utara dan sedikit dari Eropa dan Asia. Fosil kuda termasuk cukup
lengkap, karena kuda hidup berkelompok dalam jumlah yang cukup besar,
sehingga meninggalkan sejumlah besar fosil dari zaman ke zaman.
Evolusi kuda merupakan suatu contoh klasik yang datanya cukup
lengkap. Hal ini disebabkan oleh kuda hidup berkelompok dan cukup besar,
sehingga meninggalkan sejumlah besar fosil dari masa ke masa. Fosil kuda
primitif ditemukan dalam jumlah besar pada zaman Eosen 58 juta tahun yang
lalu, yaitu di Eropa dan Amerika Utara.
Fosil kuda yang paling primitif adalah dikenal dengan Eohippus. Ciri-ciri
Eohippus berdasarkan rangkanya dapat dideskripsikan kuda ini sebesar
kucing/kancil dan tingginya hanya sekitar 30 cm, struktur gigi sebagai
pemakan semak belukar, giginya berjumlah 22 pasang dengan gigi geraham
yang terspesialisasi untuk menggiling makanan. Dengan ukuran tubuh yang
pendek sangat menguntungkan, karena dapat menyelinap di antara semak
belukar. Hal ini ditunjukkan pula oleh pola gigi yang sesuai untuk menggigit
semak belukar dan bukan rumput. Kaki dengan beberapa jari ikut membantu
dalam mengais dan menggali akar-akar yang lunak.
Pada masa berikutnya, terjadi suatu perubahan pada permukaan bumi.
Hutan menjadi berkurang dan timbul padang rumput yang luas. Padang
rumput merupakan biotop baru. Gigi yang sebelumnya cocok
untuk merabut semak belukar, tidak diperlukan lagi. Kini diperlukan
suatu gigi yang lebih lebar dan bermahkota email yang cukup tebal untuk
menggigit dan mengunyah rumput. Gigi tersebut sesuai untuk mengunyah
rumput karena rumput mengandung kadar silikat yang tinggi. Gigi seri

5
melebar dan pipih untuk menggigit rumput. Gigi premolar berubah bentuk
menjadi molar/geraham. Gigi geraham melebar untuk menggantikan fungsi
mengunyah menjadi menggiling. Perubahan gigi mengakibatkan rahang
bertambah lebar.
Perubahan alat gerak diperlihatkan pada bertambah panjangnya kaki,
jumlah jari yang lebih sedikit, yang cocok untuk kehidupan padang rumput.
Kaki depannya terdiri dari empat jari dan satu jari rudimen, sedang kaki
belakangnya mempunyai tiga jari dan dua jari rudimen. Bentuk jari tengah
semakin panjang dan besar dari pada moyangnya. Ujung jari setiap kaki
ditutupi oleh kuku.
Dengan berkurangnya jari, postur tubuh yang lebih besar dan tengkorak
memanjang yang lebih streamline, maka hewan ini dapat berlari-lari lebih
mudah dan lebih cepat. Hal ini sangat diperlukan untuk menghindarkan diri
dari predator. Demikian pula volume otak bertambah besar dan juga
bertambah kompleks. Lebih jelasnya pada evolusi kuda terjadi perubahan
sebagai berikut:
1) Pertambahan dalam ukuran yaitu ukuran tubuh kuda bertambah mulai
dari sebesar kancil menjadi sebesar kuda akutual sekarang.
2) Pemanjangan kaki depan dan belakang yakni kaki kuda yang relatif
sebanding dengan tubuhnya seperti proporsi tubuh kucing atau anjing.
3) Reduksi jari-jari lateral dan pembesaran jari tengah yakni mula-mula jari
kaki berjumlah ¾ buah, kemudian tereduksi menjadi satu jari saja.
4) Punggung menjadi lurus dan datar yakni punggung yang miring melekuk
dengan bagian dada lebih tinggi menjadi datar.
5) Gigi seri melebar yakni gigi seri yang semula serupa gigi mamalia
lainnya menjadi lebar dan pipih untuk menggigit rumput.
6) Gigi premolar berubah bentuk menjadi molar yaitu gigi geraham melebar
semua menggantikan fungsi menguyah menjadi menggiling.
7) Pemanjangan dari tengkorak yakni tengkorak memanjang untuk
memperoleh bentuk kepala yang lebih ideal untuk menambah kecepatan
berlari.

6
8) Pertambahan mahktota gigi dengan pertumbuhan bagian email. Sesuai
dengan fungsi dan jenis makanannya cara menggiling makanan
mengakibatkan mahkota gigi aus. Untuk menanggulangi kerusakan gigi,
maka bagian mahkota gigi cukup tebal untuk mengakomodasi keausan
sampai kudanya berusia 5 tahun.
9) Volume otak bertambah besar dan juga bertambah kompleks.
10) Rahang bertambah lebar untuk mengakomodasi perubahan gigi.
2.4 Bukti Biokimia
Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara
biokimia. Salah satu percobaan biokimia yang dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat kekerabatan berbagai organisme adalah uji presipitin oleh
Natael. Dasar percobaan ini adalah adanya presipitin atau endapan pada suatu
reaksi antigen-antibodi. Banyak sedikitnya endapan yang terbentuk dapat
digunakan untuk menentukan jauh dekatnya kekerabatan antara suatu
organisme yang satu dengan organisme yang lainnya.
Percobaan tersebut yakni kelinci disuntik dengan serum manusia
berulang kali. Selang beberapa waktu kemudian, serum kelinci diambil dan
dianalisis. Ternyata telah mengandung zat anti ini terbentuk karena adanya
antigen yang masuk, yaitu serum darah manusia.
Serum kelinci yang telah mengandung zat anti disuntikkan ke dalam
berbagai jenis makhluk hidup, berturut-turut manusia, gorila, orang hutan,
babon, kucing, anjing, banteng, dan lain-lain. Selang beberapa waktu, darah
manusia dan hewan-hewan yang disuntik dengan serum
kelinci dianalisis ternyata mengandung presipitin yang berbeda-beda
kadarnya. Banyaknya endapan ditentukan oleh jauh dekatnya kerabat antara
kelinci dengan makhluk-makhluk tersebut. Makin jauh kekerabatannya makin
banyak presipitinnya.
2.5 Bukti Genetika Molekuler
Evolusi melekuler merupakan merupakan proses evolusi yang terjadi
pada skala DNA, RNA, dan protein. Secara garis besar, evolusi molekuler ini
membahas mengenai RNA, DNA, analisis filogenik, dan evolusi eukariot.

7
Evolusi molekuler muncul sebagai bidang ilmu pengetahuan pada tahun 1960-
an ketika peneliti dari bidang biologi molekuler, biologi evolusi, dan genetika
populasi berusaha memahami stuktur dan fungsi asam nukleat dan protein
yang baru ditemukan. Evolusi molekuler pada dasarnya menjelaskan dinamika
perubahan evolusi pada tingkat molekuler, bahasan pada evolusi molekuler itu
meliputi perubahan materi genetik (urutan DNA atau RNA) dan produknya
serta rata-rata dan pola perubahannya serta mengkaji pula sejarah evolusi
organisme dan makromolekul yang didukung data-data molekuler (filogeni
molekuler)
Di samping kesamaan yang ditemukan pada struktur-struktur anatomi,
para ahli biokimia juga menemukan banyak kesamaan pada tingkatan
molekuler. Kenyataannya semua organsime hidup memiliki materi genetik
(DNA) yang hampir sama, mengunakan kode-kode genetik yang sama, dan
memiliki molekul berenergi tinggi (ATP). Sebagai materi genetik, DNA
berfungsi mulai dari perkembangan awal setiap organisme. Sejak diketahui
bahwa transfer sifat-sifat keturunan dan kontrol genetik melalui DNA,
memberi kemajuan yang efektif dan efisien, dan terjadi perubahan dimana
seleksi alam tidak banyak lagi disukai, tetapi beralih ke mekanisme hereditas.
Semua organisme hidup tersusun oleh kode genetik
(DNA=Dioksiribonukleotid Acid) yang sama. Kode genetik makhluk hidup
tersusun oleh gula ribosa, pospat, dan empat basa nitrogen yang saling
berkombinasi menghasilkan sifat-sifat fenotif yang berbeda. Kode genetik ini
bersifat universal. Melalui proses transkripsi dan tranlasi kode- kode genetik
ini diterjemahkan menjadi asam amino-asam amino yang menyusun protein.
Secara universal protein seluruh makhluk hidup tersusun oleh kombinasi 20
asam amino.
Kesamaan struktur protein menjadi perhatian khusus para ilmuan dalam
mem-pelajari evolusi. Para ahli biokimiawi menemukan urutan asam amino
dari molekul protein. Dari informasi ini, gen-gen dapat disusun karena
diketahui bahwa asam amino dalam protein, berhubungan dengan nukleotida-
nukleotida yang terdapat dalam molekul DNA. Hal ini memungkinkan studi

8
genetik dilakukan untuk mengkaji proses evolusi. Penelitian-penelitian di
bidang molekuler sangat menunjang perkembangan pengetahuan evolusi.
Kajian-kajian evolusi dewasa ini lebih banyak ditinjau dari segi biokimiawi,
genetika, dan molekuler.
Dalam tinjauan molekuler, evolusi merupakan perubahan susunan
genetic pada generasi yang berurutan. Untuk mengetahui evolusi, sangat baik
untuk mengetahui tentang genetika dari populasi (population genetic).
Penelitian selama 30 tahun yang dilakukan oleh R.A. Fisher di Inggris dan S.
Wright di Amerika memperlihatkan bahwa evolusi tidak mengenai sebuah gen
atau suatu individu, tetapi melaui sekelompok gen atau sekumpulan individu
yang disebut populasi. Genetika individu selalu menyangkut konsep genotype
yakni konstitusi genetika pada individu. Dan jika kita katakan bahwa evolusi
adalah perubahan dalam komposisi genetis dari populasi, maka yang diartikan
adalah suatu perubahan dari frekuensi genetis di dalam seluruh gen (termasuk
plasmagen) yang dimiliki semua individu dalam populasi tersebut.
a. Bukti dari Genetika
Salah satu bukti terkuat keturunan yang sama berasal dari studi urutan
gen. Analisis urutan komparatif meneliti hubungan antara urutan DNA
berbagai spesies, menghasilkan beberapa bukti yang memperkuat hipotesis
orisinal Darwin mengenai keturunan yang sama. Bila hipotesis keturunan
yang sama benar, maka spesies sama dengan moyang yang sama akan
mewarisi urutan DNA moyang itu, dan juga mutasi-mutasi yang unik dimiliki
moyang itu. Spesies yang berkerabat dekat akan memiliki fraksi urutan
identik dan subtitusi bersama yang lebih besar dibanding spesies yang
berkerabat jauh.
Bukti sederhana namun paling kuat ditunjukkan dari rekonstruksi
filogenetik. Rekonstruksi semacam ini, terutama ketika dilakukan
menggunakan urutan protein yang tersusun lambat, seringkali cukup ampuh
dan dapat digunakan untuk merekonstruksi urutan gen dari mammoth,
neanderthal atau T.rex, sejarah evolusi dari organisme yang sudah punah.

9
Hubungan filogenetik juga diterapkan untuk berbagai elemen urutan
yang non fungsional, termasuk pengulangan, transposon, pseudogen dan
mutasi pada urutan-urutan pengkode protein yang tak menyebabkan
perubahan urutan asam amino. Walau sebagian kecil elemen ini nanti
mungkin diketahui mengandung fungsi, secara agregat mereka menunjukkan
bahwa identitas pasti adalah produk keturunan yang sama dan bukan fungsi
yang sama.
a) Organisasi Biokimia Universal dan Pola Variasi Molekuler
Semua organisme yang diketahui survive hingga sekarang memiliki
dasar proses biokimiawi yang sama, informasi geneti dikode sebagai asam
nukleat (DNA, atau RNA untuk virus), ditranskripsi menjadi RNA, lalu
ditranslasi menjadi protein (yaitu polimer asam amino) oleh ribosom yang
sangat terkonservasi. Mungkin yang paling jelas adalah Kode Genetik (tabel
translasi antara DNA dan asam amino) adalah sama pada hampir semua
organisme, yang berarti bahwa potongan DNA pada bakteri mengkode asam
amino sama seperti pada sel manusia. ATP dipakai sebagai energi bagi
semua makhluk hidup yang ada saat ini.
b) Urutan DNA
Perbandingan urutan DNA memungkinkan organisme dikelompokkan
berdasar kemiripan urutan dan pohon filogenetik hasilnya sangat kongruen
dengan taksonomi trandisional dan sering digunakan untuk memperkuat dan
mengkoreksi klasifikasi taksonomi.
c) Retrovirus Endogen
Retrovirus endogen adalah urutan sisa pada genom yang tertinggal dari
infeksi virus di masa lalu dalam suatu organisme. Retrovirus selalu
diteruskan ke generasi selanjutnya dari organisasi terinfeksi. Ini membuat
virogen tertinggal pada genom. Karena kejadian ini jarang dan acak,
penemuan posisi kromosom identik suatu virogen pada dua spesies berbeda
menunjukkan bahwa mereka satu moyang.
d) Protein

10
Bukti proteomik juga mendukung moyang universal kehidupan.
Protein vital seperti ribosom, DNA polimerase dan RNA polimerase,
ditemukan pada semua bakteri primitif hingga mamalia yang paling
kompleks. Bagian inti protein dipertahankan pada semua keturunan untuk
melakukan fungsi yang sama. Organisme tingkat tinggi telah berevolusi
menghasilkan subunit protein tambahan, sangat mempengaruhi regulasi dan
interaksi protein-protein dari inti.
e) Pseudogen
Pseudogen disebut juga noncoding DNA, adalah DNA ekstra pada
genom yang tidak ditranskripsi menjadi RNA untuk mensintesis protein.
Beberapa dari noncoding DNA ini diketahui fungsinya, namun kebanyakan
tidak sehingga dikenal dengan nama DNA sampah. Pseudogen dapat
dihasilkan ketika suatu gen pengkode mengakumulasi mutasi yang
mencegahnya untuk ditranskripsi membuatnya non fungsional. Namun
karena tak ditranskripsi, gen ini dapat hilang tanpa mempengaruhi fitness,
terkecuali ia memberikan fungsi bermanfaat baru sebagai noncoding DNA.
Pseudogen nonfungsional dapat diwariskan ke spesies selanjtunya,
menjadikan spesies ini disebut sebagai keturunan dari spesies sebelumnya.
f) Mekanisme Lain
Banyak juga bukti molekulor untuk sejumlah mekasnisme lain untuk
perubahan evolusi yang besar diantaranya duplikasi genom dan gen, yang
membantu evolusi cepat dengan memberikan banyak materi genetik pada
saat tekanan seleksi tidak ada atau lemah, transfer gen horizontal, proses
transfer materi genetik ke sel lain yang bukan organisme anak,
memungkinkan spesies memperoleh gen yang bermanfaat satu sama lain
dan rekombinasi mampu mengatur kembali sejumlah besar alel yang
berlainan dan menciptakan isolasi reproduktif. Teori endosimbiotik
menjelaskan asal usul mitokondria dan platida yang merupakan organel sel
eukariotik, sebagai proses inkorporasi sel prokariot tua ke sel eukariot tua.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Evolusi merupakan proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup
yang berlangsung sangat lambat dan dalam kurun waktu yang sangat lama.
Evolusi berjalan terus sepanjang masa. Evolusi menyebabkan adanya
keanekaragaman makhluk hidup. Teori-teori ilmiah terbaru sering mendorong
banyak kontroversi. Kontroversi ini mempunyai pengaruh bermanfaat pada
kemajuan ilmiah, karenanya para ilmuan dengan pandangan-pandangan yang
berbeda bekerja secara intensif untuk menemukan bukti-bukti yang dapat
mendukung ide-ide mereka. Teori evolusi organik dan teori seleksi alam
(natural selection) Darwin melandasi setiap aktivitas mereka. Sebagai ilmuan,
mereka berusaha mencari data-data yang dapat mendukung ataupun dapat
membuktikan bahwa teori-teori terdahulu itu mungkin saja tidak benar.
Bukti-bukti ilmiah tertentu yang lebih dari 100 tahun terakhir mendukung
pemikiran Darwin, dan merupakan bagian-bagian khusus dari ilmu biologi
antara lain yaitu, bukti anatomi perbandingan, bukti fisiologi, bukti
morfologi, bukti biokimia, dan bukti molekuler.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan pembaca dapat
mengetahui dan memahami petunjuk/ bukti adanya evolusi serta dapat
memberikan kritik dan sarannya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga
dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Fried, George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Reece, Campbell. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai