Anda di halaman 1dari 5

Nama : Khalida Umairah Dosen : Dr. Kiki Nurtjahja, M.

Sc
Nim : 200805016
Mata Kuliah : Evolusi B

Tugas Essay

POSES DAN BUKTI EVOLUSI TELAH, SEDANG DAN AKAN TERJADI DI BUMI

Evolusi adalah konsep terpenting dalam biologi. Teori evolusi menjelaskan mengapa
jutaan spesies dapat eksis. Prinsip ini mempersatukan keseluruhan sejarah kehidupan. Secara
ringkas evolusi menyatakan bahwa keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai hasil
perubahan susunan genetikanya. Organisme-organisme modern merupakan keturunan dari
bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi. Studi evolusi biologi
memerlukan banyak pemahaman mengenai genetika, biokimia, embriologi, biogeografi,
geologi, biologi, paleontologi, bioologi molekuler, dan lain sebagainya.
Evolusi adalah sejarah perkembangan makhluk hidup dimana banyak orang yang
menganggap sejarah adalah bagian yang penting yang tidak bisa dipisahkan dari fakta terkini
tentang suatu hal. Di banyak penelitian, ditemukan bahwa tidak semua konsep yang
berhubungan dengan evolusi ditentang oleh kalangan umum dan akademisi. Sebagian besar
ilmu evolusi yang tidak mengaitkan antara kehidupan manusia dan asal usulnya, nyatanya
dapat diterima oleh masyarakat. Tingkat pengetahuan pendidik yang rendah dan latar
belakang pengetahuan yang salah dan mengalami miskonsepsi adalah faktor paling utama
menyebabkan penolakan kepada konsep-konsep evolusi. Penolakan terhadap konsep evolusi
terjadi pada masalah yang mengandung topic asal usul manusia.
Evolusi adalah perubahan generasi ke generasi yang menurunkan sifat yang berbeda
dari nenek moyangnya dan berlangsung dalam waktu yang lama. Evolusi, sebagai cabang
Biologi dalam rumpun Sains, adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan yang terjadi
secara berangsur-angsur menuju kesesuaian dengan waktu dan tempat. Sebagai ilmu
pengetahuan, kajian evolusi didasarkan atas data keanekaragaman dan keseragaman makhluk
hidup dalam tingkat komunitas, dan kemudian dalam perkembangan berikutnya didukung
oleh data-data penemuan fosil, sehingga tidak pernah dapat menerangkan dengan lengkap apa
yang pernah terjadi pada masa lampau. Hal inilah yang kemudian oleh para penentang paham
evolusi digunakan sebagai dasar penolakan mereka. Terlebih lagi jika penentang itu berasal
dari tokoh agama, mereka melawan paham evolusi dengan tetap menunjukkan apa yang telah
tersurat dalam kitab suci mereka. Maka untuk lebih menetralisasi (memperlunak) agar
pertentangan tidak lebih meruncing paham evolusi sering juga disebut sebagai Hipotesis
Evolusi, yang kebenarannya masih perlu diuji lebih lanjut.
Bukti dari adanya evolusi salah satunya yaitu ilmu paleontologi, paleontologi adalah
ilmu yang mempelajari fosil. Fosil adalah replika atau peningkatan bersejarah organisme dari
masa lalu, yang mengalami mineralisasi di dalam batuan. Kita tahu bahwa fosil telah
menimbulkan keingintahuan manusia paling tidak sejak zaman Yunani kuno. Kecuali
beberapa saja, fosil bukanmerupakan sisa-sisa organisasi yang masih hidup sekarang di bumi
ini. Lalu bagaimana dapat kita jelaskan adanya makhluk tersebut? Kadang-kadang dikatakan
adanya serangkaian penciptaan khusus yang diikuti bencana alam yang memusnahkan
organisme di seluruh dunia.Suksesi bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari bukti
lain. Sebagai contoh, bukti dari cabang biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel
menempatkan prokariota sebagai nenek moyang semua kehidupan dan memperkirakan
bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam catatan fosil. Memang, fosil
tertua yang diketahui adalah prokariota. Contoh lain penampakan kronologis dari kelas-kelas
hewan vertebrata yang berbeda-bedadalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang paling tua
dari semua vertebrata lain, disusul kemudian oleh amfibia, diikuti oleh reptilia, kemudian
burung dan mamalia. Urutan ini sesuai dengan sejarah keturunan vertebrata sebagaimana
diungkapkan oleh banyak jenis bukti yang lain.
Terdapat pula kegunaan dari fosil dalam evolusi yaitu untuk membantu
merekonstruksi kehidupan masa lalu. Namun, fosil juga mempunyai kelemahan seperti
rekaman fosil selalu tidak lengkap, hal ini yang disebabkan pada proses geologis umumnya
terjadi daur biokimiawi dan berakibatkan bangkai makhluk hidup menjadi musnah secara
alami, hanya karena adanya faktor geologis yang istimewa. Umumnya bagian yang biasa
menjadi fosil seperti tulang, cangkang, dan gigi, bagian lainnya seperti bagian lunak yaitu
daging dan darah yang segara membusuk secara alami, kecuali oleh proses geologis yang
mengawetkannya. Teori evolusi ini ingin menjelaskan kejadian-kejadian evolusi dengan
merangkum bukti-bukti terdahulu yang terbatas mengenai evolusi. Bukti terbatasnya seperti
yang sudah dijelaskan tadi yaitu rekaman fosil sebagai bukti langsung, keanekaragaman
makhluk hidup sekarang tersebar di daerah biogeografi yang berbeda ada hewan dan
tumbuhan gurun, hewan dan tumbuhan kutub dan juga hewan dan tumbuhan tropis dan
sebagainya. Homologi (perbandingan) struktut tubuh organisme, contoh baku dalam
pembelajaran adalah homologi tungkai hewan vertebrata. Homologi embrio (melahirkan)
konsep atau hokum rekapitulasi. Dan homologi molekul informasi (DNA dan protein).
Salah satu ilmuan yang membahas tentang evolusi dengan teori nya adalah Darwin.
Darwin menyimpulkan oleh karena organisme menghasilkan keturunan yang lebih banyak
dari pada yang lingkungan dapat dukung, pastilah terdapat persaingan untuk bertahan hidup,
dan hanya beberapa individu yang dapat bertahan hidup pada tiap generasi. Darwin
menyadari bahwa keberlangsungan hidup tidaklah didasarkan pada kebetulan belaka. Namun,
keberlangsungan hidup bergantung pada sifat-sifat tiap individu, dan sifat-sifat ini dapat
membantu ataupun menghalangi keberlangsungan hidup dan reproduksi individu. Individu
yang beradaptasi dengan baik memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menghasilkan
keturunan yang lebih banyak. Kemampuan beradaptasi yang tidak setara ini dapat
menyebabkan perubahan perlahan dalam suatu populasi. Sifat-sifat yang membantu suatu
organisme bertahan hidup dan bereproduksi akan berakumulasi dari generasi yang satu ke
generasi selanjutnya. Sebaliknya, sifat-sifat yang menghalangi keberlangsungan hidup dan
reproduksi akan menghilang. Darwin menggunakan istilah seleksi alam untuk menjelaskan
proses ini. Biologi mengenal kata “evolusi” yang berarti bahwa makhluk hidup mengalami
perubahan (modifikasi) dari makhluk hidup sebelumnya. Implikasi hadirnya Teori evolusi
tidak memperkenankan keanekaragaman hayati terjadi melalui proses revolusi. Teori evolusi
sejalan dengan teori asal usul kehidupan yaitu teori biogenesis dimana makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup sebelumnya. Walaupun demikian, teori evolusi memiliki keterbatasan
dalam menjelaskan asal-usul kehidupan. Teori ini pun sejalan dengan hukum Mendel yang
dikemukakan pada tahun 1920-an mengenai sifat yang diturunkan kepada generasi berikutnya
melalui substansi tertentu (yang akhirnya dikenal dengan sebutan “gen”). Pengurutan gen
pada DNA pada akhir abad ke 20 melahirkan filogenetik molekuler dan merombak pohon
kehidupan menjadi tiga sistem domain. Seiring perkembangan zaman, pandangan saintis
mengenai evolusi terpusat pada gen sebagai “kode kehidupan”.
Penolakan terhadap teori evolusi terkait dengan pernyataan Darwin bahwa spesies
berkembang dari spesies yang sederhana ke makhluk hidup yang lebih kompleks. Darwin
menyatakan bahwa mutasi adalah sumberkeragaman yang selanjutnya melalui seleksi alam
akan menyeleksi varian yang survive, selanjutnya evolusi terus berlangsung dan dapat
menghasilkan spesies yang sangat berlainan dari spesies asalnya. Penolakan teori evolusi
didasarkan peranan mutasi gen dan seleksi alam. Mengapa penganut kreasionisme menentang
bahwa mutasi gen dan seleksi alam bukan merupakan faktor terjadinya proses evolusi?
Alasan penolakan mereka berdasarkan alasan bahwa mutasi gen selalu merugikan, akan tetapi
alasan ini tidak berdasarkan hasil empiris di tingkat penelitian molekuler.
Masa pra Darwin, teori evolusi organik memperkirakan sejak adanya kehidupan
muncul di bumi, telah terjadi suatu proses berkesinambungan. Organisme yang hidup berasal
dari bentuk-bentuk sebelumnya. Variasi-variasi yang besar sebagai hasil respons makhluk
hidup terhadap perubahan lingkungan. Responsnya yang berupa perubahan struktur dan
fungsi tubuh makhluk individu hidup yang kemudian dilangsungkan kepada generasi
selanjutnya melalui suatu proses pewarisan sifat yang telah mengalami perubahan masa itu.
Teori evolusi Darwin membantu dalam menerangkan pemikiran mengenai evolusi
yang terjadi di dunia saat ini dan merupakan tonggak berkembangnya berbagai disiplin ilmu
melalui inferensi berdasarkan bukti empiris. Teori evolusi Darwin ditunjang dengan berbagai
bukti empiris dan diperkuat dengan teori lain sehingga mengukuhkan teori Darwin sebagai
teori evolusi yang diyakini hingga saat ini. Berdasarkan teori Darwin, maka kata “evolusi”
lebih tepat digunakan dalam menjelaskan keberagaman makhluk hidup daripada kata
“revolusi” karena menurut teori Darwin, terdapat keterkaitan antara generasi sebelumnya dan
generasi setelahnya melalui proses reproduksi. Proses evolusi makhluk hidup masih terus
berlanjut hingga saat ini dan sejalan dengan seleksi alam yang terjadi. Untuk itu, perlu adanya
tinjauan lebih mendalam mengenai aksiologi teori darwin. Pada dasarnya teori darwin
menitikberatkan pada proses seleksi alam dan adaptasi makhluk hidup bukan pada perubahan
morfologis manusia. Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari leluhur yang sama
dapat disebut homologi, dan tanda-tanda anatomis yang disebut dengan struktur homolog.
Anatomi perbandingan konsisten dengan bukti-bukti lain dalam memberikan bukti bahwa
evolusi adalah suatu proses pemodelan ulang di mana struktur leluhur yang berfungsi dalam
suatu kapasitas dimodifikasi ketika mereka mengembangkan suatu fungsi baru untuk
kedepannya.

Daftar Pustaka :

Deviyanti, S., & Hasruddin, H. Analisis Pengetahuan Dan Sikap Siswa Terhadap Teori
Evolusi Pada Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri16 Medan. Jurnal Pelita Pendidikan,
4(3).
Novianti T. 2016. Modul Kuliah Biologi. Essa Unggul. Jakarta
Taufik LM. 2019. Teori Evolusi Darwin: Dulu, Kini, Dan Nanti. Jurnal Filsafat Indonesia.
2(3): 96-108.
Sari E. 2020. Teori Evolusi Pendidikan Biologi. Bandar lampung: Uin
Suwarjono, H., Rustaman, N. Y., Sudargo, F., & Hidayat, T. (2019). Perspektif ilmiah dan
keyakinan terhadap evolusi mahasiswa biologi di universitas berbasis agama. Jurnal
Sosial Humaniora, 10(2), 83-92.

Anda mungkin juga menyukai