Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evolusi merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang


artinya membuka gulungan atau membuka lapisan. Secara menyeluruh
evolusi adalah perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama akibat
seleksi alam pada variasi gen dalam satu individu/spesies yang
menghasilkan perkembangan spesies baru. Teori evolusi menjelaskan
mengapa jutaan spesies dapat eksis. Prinsip ini mempersatukan
keseluruhan sejarah kehidupan. Sampai saat ini, teori terakhir yang
masih menjadi acuan para ilmuwan adalah teori evolusi dari Charles
Darwin. Teori evolusi ini dikatakan paling dapat dibuktikan
kebenarannya walaupun tidak mutlak sepenuhnya.

Namun sangat disayangkan, teori evolusi seringkali disalah


artikan hanya sebatas pernyataan Charles Darwin yangg mengatakan
manusia berasal dari kera. Sedangkan Charles Darwin maupun teori
evolusi tidak pernah mengatakan demikian. Hal yang ironis adalah
banyak orang yang tidak percaya dengan teori evolusi. Padahal tanpa
disadari, penerapan dari teori evolusi telah menjadi manfaat yang
mereka dapatkan bagi kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan dan pemahaman evolusi?

2. Apa kemungkinan gagasan baru terkait pandangan evolusi?

3. Apa manfaat evolusi terhadap kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

1. Untuk menambah pemahaman tentang pandangan evolusi

2. Untuk mengetahui pandangan baru tentang evolusi

3. Untuk memenuhi tugas

II. PEMBAHASAN

Evolusi dalam biologi berarti proses pewarisan sifat organisme yang


berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. “struggle
for life” menyatakan bahwa organisme yang sesui dengan lingkungannya
dapat bertahan hidup, sedangkan yang lainnya akan kalah dan musnah.
Organisme yang kalah hanya sebagian kecil, sedangkan yang lolos masih
tetap banyak dan dapat memperthankan diri hingga saat ini.
Sejak dikemukakan oleh Charles Darwin, teori evolusi mendapatkan
banyak tentangan dari berbagai pihak. Pihak yang tidak setuju dengan
pendapat Darwin mengemukakan bahwa makhluk hidup tercipta dengan
bentuk yang ada seperti saat ini. Ini disebut teori penciptaan (creationsm)
dan berkembang menjadi teori-teori yang pada intinya mendukung teori
penciptaan tersebut. Salah satu teori penciptaan adalah teori penciptaan
cerdas (intelligent design). Menurut teori ini, semua makhluk hidup dan alam
semesta diciptakan oleh Tuhan secara terencana dan bukannya dengan
ketidaksengajaan.

Sains dan agama memiliki pendekatan yang berbeda, bahkan bertolak


berlakang. Akan tetapi, teori evolusi (pendekatan sains) dan teori penciptaan
(pendekatan agama) keduanya dapat dipahami melalui pendekatan teori
penciptaan cerdas, yang menyatakan bahwa makhluk hidup diciptakan
seperti apa adanya sekarang oleh Tuhan. Wujud apapun pada makhluk hidup
bukanlah suatu bentuk transisi menuju evolusi, namun pasti berarti bagi
kehidupan makhluk hidup tersebut di zamannya atau habitatnya.

Kecenderungan berkembangnya teori penciptaan dewasa ini didukung


oleh adanya hal-hal berikut :

1. Penemuan Model DNA oleh Watsom dan Crick

Penemuan model gen (1953) yang terkenal dengan nama double


helix (tangga tali berpilin ganda) oleh Watsom dan Crick, membawa
mereka mendapatkan hadiah nobel pada tahun 1962. Molekul DNA yang
terdapat dalam sel hidup, mempunyai kerumitan dan keteraturan. DNA
mengandung basa-basa berurutan yang terdiri atas adenin, timin, guanin,
dan sitosin. Keteraturan dan kerumitan molekul DNA dalam menentuka
urutan basa tidak akan muncul secara kebetulan. Jika terjadi kerusakan
atau perubahan berupa mutasi, biasanya individu yang mengalami akan
menjadi cacat ataupun steril sehingga tidak mungkin suatu sel berubah
menjadi makhluk hidup yang lebih kompleks dan seleksi alam bukanlah
pendorong terjadinya evolusi.

2. Hukum Pewarisan Sifat Menurut Mendel

Gregor Johann Mendel (1822-1884) mengemukakan bahwa


pewarisan sifat induk kepada keturunannya disebabkan oleh faktor
penentu yang sekarang diketahui sebagai gen. Komposisi gen ditentukan
separuh dari induk jantan dan separuh induk betina. Pewarisan sifat dari
induk ke keturunan berjalan terus-menerus dan teratur. Pembentukan
sel kelamin terjadi melalui peristiwa meiosis yang didahului oleh
replikasi molekul DNA pada waktu interfase dan dilanjutkan dengan
terjadinya duplikasi kromosom pada fase 1. Dengan demikian, materi
genetik dari induk kepada keturunannya dijamin sama.

3. Paleontologi
Berdasarkan studi tentang fosil yang ditemukan, tidak ada
organisme masa kini yang berbeda dengan nenek moyangnya. Contohnya
pada fosil ikan hiu yang berusia 100 juta tahun yang lalu, ternyata sama
dengan ikan hiu pada masa sekarang ini. Dengan demikian, ikan hiu tidak
mengalami evolusi setelah diciptakan. Penemuan fosil pada zaman
Karimbia menunjukkan bahwa fosil selalu muncul secara tiba-tiba
dengan bagian tubuh lengkap dan tidak dijumpai bentuk transisi. Dari
studi paleontologi, ada ledakan suatu makhluk hidup dan kepunahan
makhluk hidup yang lain.

Dari beberapa fakta yang sudah diuraikan di atas, teori yang


menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi seakan dipatahkan oleh teori
penciptaan cerdas tersebut. Namun berkaitan dengan asal-usul keragaman
mahluk hidup, perlu ditekankan lagi bahwa teori penciptaan cerdas tidak
menolak evolusi sepenuhnya. Perbedaan pandangan dalam teori penciptaan
cerdas hanya terjadi pada tahap makro evolusi (teori evolusi darwin).
Menurut teori penciptaan cerdas, evolusi hanya mungkin terjadi pada tingkat
mikro, sehingga tidak mungkin spesiasi mahluk hidup benar-benar terjadi
seperti yang diyakini oleh para pendukung teori darwin.

Sebagai sebuah metode ilmiah, teori penciptaan cerdas dimulai


dengan sebuah observasi bahwa informasi spesifik dan kompleksitas
tersusun akibat adanya kecerdasan. Teori perancangan tersebut
menghasilkan sebuah hipotesis, yaitu jika memang benar suatu objek
dihasilkan karena desain, maka tidak mungkin suatu objek tersusun akibat
kebetulan semata. Hal inilah yang kemudian dikaji dan dianalisa mengikuti
kaidah-kaidah saintifik.

Di lain pihak, teori evolusi Darwin yang berangkat dari sebuah


observasi yang menolak adanya keterkaitan perancangan cerdas pada
terbentuknya keragaman mahluk hidup, memiliki banyak kelemahan terkait
teorinya. Diantaranya adalah kegagalannya dalam mencari bukti ilmiah
bahwa mikro evolusi dapat berkembang manjadi makro evolusi. Hingga saat
ini, belum ada pembuktian ilmiah mengenai hal tersebut.

Kemajuan pengetahuan tentang DNA juga semakin melemahkan teori


evolusi Darwin. Fakta ilmiah memperlihatkan perbedaan besar terkait
susunan pohon kehidupan (tree of life). Jika dibandingkan, antara pohon
kehidupan yang disusun berdasarkan karakteristik biologis (morfologi,
anatomi, ataupun fisiologi) dengan yang disusun berdasarkan karakterisitk
gen (DNA) memiliki perbedaan yang mencolok. Bukti-bukti tersebut semakin
melemahkan dan mungkin ‘memaksa’ teori evolusi darwin hanya dipandang
sebatas hipotesis belaka karena tidak bisa memberikan fakta ilmiah.

Sebenarnya, teori penciptaan cerdas muncul bukan semata-mata


untuk mematahkan teori evolusi Darwin. Lebih dari itu, teori penciptaan
cerdas diharapkan dapat dijadikan pijakan untuk mencari kebenaran,
terutama kaitannya dengan kemajuan sains itu sendiri. Secara ilmiah,
penelitian-penelitian mengenai penciptaan cerdas ini telah diakui
keempirisan dan keilmiahannya.
Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyak hasil penelitiannya
berstatus sebagai peer-rewied (semacam penyeleksian oleh para ahli di
bidangnya terkait penelitian tersebut, sehingga hasil penelitian dianggap
layak untuk diterima dan dijadikan rujukan penelitian lain). Jadi, sepertinya
sudah tidak relevan lagi jika kemudian masih ada pihak yang masih
meragukan keilmiahannya ataupun menuduh bahwa teori penciptaan cerdas
adalah perpanjangan tangan dari teori penciptaan yang melalui pendekatan
agama.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Pandangan tentang evolusi terdiri dari dua pendekatan,


pendekatan sains dan pendekatan agama. Diantara kedua pendekatan
tersebut seringkali bertolak belakang, namun keduanya dapat dipahami
bersama melalui pendekatan pernciptaan cerdas (Intelligent Design)
sebagai pembanding diantara kedua pandangan.

B. Daftar Pustaka

Irnaningtyas. 2018. BIOLOGI UNTUK SMA/MA KELAS XII (Kurikulum 2013


REVISI). Jakarta: Penerbit Erlangga

D. A. Pratiwi, Sri Maryati, Suharno, dan Bambang S.. 2018. BIOLOGI


UNTUK SMA/MA KELAS XII BERDASARKAN KURIKULUM 2013
REVISI. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kistinnah I., dan Lestari E. S.. 2009. BIOLOGI 3 MAKHLUK HIDUP DAN
LINGKUNGANNYAUNTUK SMA /MA KELAS XII. BSE. Pusat
Perbukuan Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai