Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU EVOLUSI”


Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh :

Dosen Pengampu: Donas Setiawan, M.Pd

Kelas: Biologi D

Kelompok 1 :

1. Agus Winanto (1911060004)


2. Anis Jagan Fatmawati (1911060256)
3. Dwi Ristika Yuliani (1911060287)
4. Desi Aziya Fitri (1911060276)
5. Endah Pratiwi (1911060296)
6. Ronaldi Wilson (1911060187)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahirabbilalamin,

Banyak sekali nikmat yang Allah berikan kepada kita tetapi sedikit sekali yang kita ingat.
Segala puji hanya untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sejarah Perkembangan Ilmu Evolusi”

Namun kami menyadari betul masih banyak kekurangan dari makalah ini, walau telah
berusaha sepenuhnya untuk menyempurnakannya. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangatlah penting bagi kami untuk menghadirkan makalah yang jauh lebih baik lagi
di kemudian hari. Terimakasih banyak atas perhatian dan waktu luangnya.

Wassalamu’ alaikum warahmatullahi wabarakatuh

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR…………………………………………………….………2

DAFTAR ISI………………………………………………………………..…..…3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang……………………………………………………………..........................4
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………………6
C. Tujuan……………………………………………………………………………………..6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evolusi…………………………………………………………………….…7
B. Pencetus Teori Evolusi…………………………………………………………..…….…7
C. Faktor Yang Mempengaruhi Evolusi…………………………………………………......9
D. Petunjuk Evolusi………………………………………………………………………....11
E. Asal-Usul Mahkluk Hidup……………………………….………………………………13
F. Menentang Teori Evolusi…………...……………………………………………………19

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………………

Saran………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Evolusi sampai saat ini merupakan teori yang masih menjadi perdebatan diantara
para ilmuan di seluruh dunia. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan
pada makhluk hidup atau spesies secara gradual (perlahan-lahan). Perubahan yang
dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menghasilkan spesies atau
makhluk hidup yang baru. Teori evolusi menjadi sebuah teori yang tenar ketika
dipopulerkan oleh ilmuan Inggris Charles Darwin (1809-1882).

Evolusi adalah konsep terpenting dalam biologi. Bahkan, seorang ahli genetika,
Dodzhansky dalam Luthfi dan Khusnuryani (2005) mengatakan bahwa tidak ada yang
masuk akal dalam biologi kecuali ditinjau dari sudut pandang evolusi. Teori evolusi
menjelaskan mengapa jutaan spesies dapat eksis. Prinsip ini mempersatukan keseluruhan
sejarah kehidupan. Secara ringkas evolusi menyatakan bahwa keanekaragaman bentuk
kehidupan muncul sebagai hasil perubahan susunan genetikanya. Organisme-organisme
modern merupakan keturunan dari bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang
mengalami modifikasi. Studi evolusi biologi memerlukan banyak pemahaman mengenai
genetika, biokimia, embriologi, biogeografi, geologi, biologi, paleontologi, biologi
molekuler, dan lain sebagainya.
Penolakan terhadap teori evolusi terkait dengan pernyataan Darwin bahwa spesies
berkembang dari spesies yang sederhana ke makhluk hidup yang lebih kompleks.
Darwin menyatakan bahwa mutasi adalah sumber keragaman yang selanjutnya melalui
seleksi alam akan menyeleksi varian yang survive, selanjutnya evolusi terus berlangsung
dan dapat menghasilkan spesies yang sangat berlainan dari spesies asalnya. Pernyataan
evolusi Darwin ini mendapat tanggapan di kalangan ilmiah maupun masyarakat awam.
Banyak tulisan ilmiah maupun pandangan tentang evolusi yang menyangkal peran
mutasi bagi seleksi alam, mutasi dianggap tidak berperan karena mutasi bersifat acak,
tidak terarah sehingga menghasilkan mutan yang merugikan, kondisi gen di alam
sebagian besar adalah homozigot, mutasi lebih banyak menyebabkan gen dominan

4
menjadi resesif. Para kreasionis penentang evolusi memperselisihkan tingkat dukungan
evolusi di kalangan ilmuwan. Discovery Institute telah mengumpulkan sekitar 600
ilmuwan sejak tahun 2001 untuk menandatangani petisi “A Scientific Dissent From
Darwinism” (Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk menunjukkan bahwa
terdapat sejumlah ilmuwan yang meragukan “evolusi Darwin”. Pernyataan petisi ini
tidak secara jelas menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme
kemampuan “mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap
kompleksitas kehidupan
Berdasarkan hal ini tampak bahwa penolakan teori evolusi didasarkan peranan
mutasi gen dan seleksi alam. Mengapa penganut kreasionisme menentang bahwa mutasi
gen dan seleksi alam bukan merupakan faktor terjadinya proses evolusi? Alasan
penolakan mereka berdasarkan alasan bahwa mutasi gen selalu merugikan, akan tetapi
alasan ini tidak berdasarkan hasil empiris di tingkat penelitian molekuler.
Namun seiring dengan perjalanan waktu teori evolusi mengalami penyempurnaan atau
modifikasi hingga sampai saat ini. Seperti halnya teori evolusi Darwin menjadi teori
evolusi sintesis modern. Teori tersebut hingga sampai saat ini menjadi populer
dikalangan masyarakat umum. Didalam gagasan teori evolusinya yang Darwin jelaskan
dalam bukunya the Origin of Species terdapat dua pokok gagasan yang Darwin jelaskan
dalam bukunya tersebut. Pertama adalah spesies-spesies yang ada sekarang ini
merupakan keturunan dari spesies moyangnya. Diedisi pertama bukunya, Darwin tidak
menggunakan kata evolusi. Darwin menyebutnya modifikasi keturunan (descent with
modifcation). Gagasan utama yang kedua adalah seleksi alam sebagai mekanisme
modifikasi keturunan
Sebagian besar kalangan agamawan hingga kini masih menolak teori evolusi.
Kekhawatiran mereka terhadap teori evolusi terutama disebabkan karena penafsiran teori
evolusi cenderung meniadakan Tuhan. Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup
termasuk manusia, muncul melalui proses seleksi alam (natural selection} yang gradual
sehingga bagi sementara pihak, peran Tuhan sebagai pencipta akan terusik. Pernyataan
teori evolusi tersebut tentang keberadaan makhluk hidup secara kebetulan (By chance)
dan tidak memiliki tujuan (non purposive} membuat signifikansi Tuhan bagi kehidupan

5
meluntur. Makhluk hidup tidak akan lagi butuh penyelamatan dari Tuhan karena itu
agama tidak lagi dibutuhkan

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Evolusi ?


2. Apa saja pro-kontra teori evolusi
3. Apa faktor terjadinya Evolusi ?
4.Apa petunjuk adanya evolusi?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Evolusi ?


2. Untuk memahami Apa saja pro-kontra teori evolusi
3. Untuk mengetahui faktor terjadinya Evolusi ?
4. Untuk mengetahui Apa petunjuk adanya evolusi

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evolusi

Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme


dari satu generasi ke generasi berikutnya, dengan mekanisme perubahan sedikit demi
sedikit dari makhluk hidup yang sederhana ke makhluk yang lebih kompleks. Dengan
demikian mekanisme dasar yang menyebabkan proses evolusi adalah seleksi alam,
hanjutan/pergeseran genetik (genetic drift), aliran gen (gene flow), mutasi, dan
perkawinan tidak acak. Pemahaman mengenai teori evolusi memberikan pandangan baru
tentang cara menyikapi evolusi mikroba dalam jangka waktu yang singkat. Sebagai
contoh, dokter tidak akan memberikan antibiotik kepada pasiennya hingga benar-benar
diketahui bahwa pasiennya terinfeksi jenis bakteri spesifik. Berdasarkan hal tersebut
perlu kita pelajari bukti-bukti empiris yang terjadi serta mekanisme proses evolusi
terjadi.

B. Pencetus Teori Evolusi

Apakah evolusi benar-benar terjadi? Pertanyaan ini mengundang banyak persepsi


yang sulit untuk diterima oleh semua golongan. Teori tentang evolusi seringkali menjadi
bahan perdebatan sekaligus mengundang penolakan dari berbagai golongan terutama
dari golongan agamawan. Alasan penolakan tersebut tidak lain karena evolusi dianggap
bertentangan dengan dalil yang tercantum dalam kitab suci yang mereka yakini.
Kemunculan dan perkembangan teori evolusi tidak bertujuan untuk membuat manusia
meragukan kebenaran kitab suci yang diyakininya akan tetapi justru dapat memperkuat
keyakinan seseorang terhadap kebenaran agamanya. Sebagaimana Iskandar (2008)
menyatakan bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan agama mana pun di dunia.
Perdebatan yang selama ini terjadi disebabkan karena keterbatasan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Namun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teori
evolusi pun mengalami perkembangan menurut masanya.

7
Teori evolusi identik dengan Darwin, walapun sebenarnya gagasan evolusi pertama kali
bukan diperkenalkan oleh Darwin, tetapi kita dapat menelusurinya hingga zaman Yunani
kuno.

1. Thales (636 - 546 SM) dan Anaximander (611 - 547 SM)

Biasa memperbincangkan asal usul biota laut. Thales membicarakan bahwasanya air
(arche) merupakan dasar dari segala sesuatu, menurutnya bila air merupakan segala
sesuatu maka seharusnya air merupakan zat dari segala sesuatu tidak ada yang bisa
melawannya. Namun kenyataannya api adalah zat yang berlawanan dengan air, maka
dari itu Anaximander (murid Thales) menyatakan kita tidak bisa memperkirakan segala
sesuatu kecuali dengan panca Indra.

2. Phytagoras (570 - 496 SM), Xantus (500 SM), dan Empedocles (490 - 430 SM).

Membincangkan tentang keragaman tulisan tangan mereka, yang di mana phytagoras


biasa menulis latin menurut nya adalah tulisan bagus, akan tetapi Xantus, dan
Empedocles memperkenalkan tulisan lebih baik dari phytagoras.

3. Plato (427 - 327 SM).

Menegaskan bahwasanya benda yang diamati adalah copy (tiruan) dari ide dunia yang
tidak memiliki keabadian, menurutnya terdapat perubahan terhadap benda seiring
berjalan nya waktu.

4. Aristoteles (387 - 322 SM).

Aristoteles (murid dari Plato) pengetahuan tentang dunia datang dari pengalaman yang
di interprensi oleh nalar (reason).

Jadi, Evolusi merupakan proses perubahan spesies dalam jangka waktu tertentu yang
bertujuan agar mampu beradaptasi terhadap lingkungannya dan meneruskan perubahan
tersebut kepada generasi berikutnya. Evolusi menjadi konsep pemersatu dalam biologi
karena evolusi menjelaskan banyak aspek dalam biologi terutama bagaimana organisme

8
yang hidup saat ini merupakan evolusi dari satu nenek moyang (ancestor) dan diversitas
kehidupan yang besar di bumi ini. Pernyataan tersebut tidak terlepas dari teori yang
melekat bersamanya. Beberapa ahli biologi seperti Charles Darwin, Alfred Russel
Wallace mencoba menerangkan mengenai keberagaman makhluk hidup melalui
pemikiran-pemikirannya. Charles Darwin melalui bukunya “On The Origin of Species:
by Means of Natural Selection” melalui beragam fakta-fakta empiris.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Evolusi

Evolusi pada umumnya dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu antara lain :

1. Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor Genetika

Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada kromosom. Perubahan
pada gen atau genetika pada makhluk tersebut akan berakibat pada terjadinya perubahan
sifat atau ecade tersebut :

 Mutasi gen

Mutasi adalah perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turun-temurun yang
terjadi bisa secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia, radiasi sinar radioaktif,
terinfeksi virus, dan lain sebagainya.

 Rekombinasi gen

Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk
jantan dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya
susunan pasangan gen yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian
spesies baru.

2. Faktor Lingkungan Luar

Makhluk hidup dalam kesehariannya pasti berada di lingkungan habitat tempat


tinggalnya sesuai dengan kondusi fisik maupun kondisi karakteristiknya. Organisme
makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan atau adaptasi dengan kondisi

9
lingkungan sekitarnya. Mahluk hidup yang melakukan perubahan fisik dan karakter
secara terus-menerus untuk dapat selalu beradaptasi dengan lingkungannya
menyebabkan munculnya varian spesies baru yang bermacam-macam dan beraneka
ragam. Ada tiga faktor utama yang mendorong evolusi dalam suatu populasi:

 Variasi antara individu

Ada sejumlah besar variasi gen dalam suatu populasi.. Variasi ecade muncul dari mutasi
acak pada DNA urutan. Mutasi acak terjadi saat replikasi DNA. Mutasi ini dapat
menyebabkan nukleotida dasar yang akan dimasukkan, dihapus atau diganti dalam
urutan DNA. Faktor-faktor di lingkungan kita, seperti sinar UV, radiasi dan beberapa
bahan kimia, dapat meningkatkan jumlah mutasi acak.

Mutasi pada DNA suatu gen codinguntuk suatu protein dapat menyebabkan perubahan

dalam asam amino urutan protein. Protein yang dihasilkan mungkin fungsi berbeda.

Sebuah mutasi dalam DNA pengkodean gen suatu enzim dapat membuat lebih baik atau
lebih buruk. Sebagai enzim bertanggung jawab untuk reaksi kimia dalam sel, hal ini
akan mempengaruhi sel fungsi.

 Seleksi alam

Semua populasi menanggapi perubahan lingkungan mereka. Individu akan merespon


dengan cara yang berbeda tergantung pada gen mereka. Orang-orang yang gen yang
paling cocok untuk lingkungan lebih cenderung untuk bertahan hidup dan meneruskan
gen mereka kepada generasi berikutnya. Ini adalah seleksi alam. Secara bertahap, gen
yang menguntungkan akan mulai mendominasi pada populasi dan gen yang kurang
menguntungkan akan menurun.

 Rekombinanasi seksual.

Selama rekobinasi seksual, gen dari setiap orang tua rekobinasi dan berangsur untuk
menghasilkan kombinasi baru pada keturunannya. Rekombinasi seksual memiliki tiga
langkah yang meningkatkan variasi ecade dalam suatu populasi:

10
1.menyeberang

2.independen berbagai

3.pemupukan.

Menyeberang terjadi ketika Gamet yang dibentuk oleh Meiosis. Kromosom homolog –
satu warisan dari orang tua masing-masing – pasangan di sepanjang panjang mereka,
gen oleh gen. Breaks terjadi di sepanjang kromosom, dan mereka bergabung kembali,
perdagangan beberapa gen mereka. Kromosom sekarang memiliki gen dari salah satu
induk dalam kombinasi yang unik.

D. Petunjuk Evolusi

Setiap tampilan ecade di bumi memberikan bukti bahwa evolusi pernah terjadi.
Beberapa bukti dapat di jadikan petunjuk adanya evolusi. Yaitu sebagai berikut:

1. Fosil

Fosil adalah sisa-sisa atau jejak ecade yang telah lama mati yang terawetkan di
dalam batu. Beberapa fosil yang ditemukan memiliki kemiripan dengan spesies yang
masih hidup. Bukti ini menyiaratkan bahwa spesies itu adalah nenek moyang dari
spesies yang masih hidup.

2. Isolasi

Beberapa spesies hewan yang memiliki kemiripan, tetapi tidak identik ditemukan
di belahan bumi yang berbeda. Contohnya burung-burung besar yang tak dapat terbang,
seperti rhea di Amerika Selatan, burung unta di Afrika, dan emu di Australia. Meskipun
demikian, beberapa makhluk hidup yang terlihat mirip merupakan evolusi dari nenek
moyang yang sangat berbeda. Contohnya paus dan ikan meskipun memiliki tubuh yang

11
ramping dan ekor yang kuat untuk mendorong dan menembus air. Keduanya memiliki
nenek moyang yang berbeda.dikenal dengan istilah Evolusi konvergen.

3. Benua yang bergerak

Para ilmuan berpendapat selama jutaan tahun yang lalu benua-benua di bumi
merupakan satu daratan yang kemudian terpisah-pisah. Hal ini menerangkan bagaimana
kelompok-kelompok ecade terisolasi sehingga membuat mereka berevolusi dengan cara
yang berbeda tergantung lingkungannya.

4. Anatomi

Anatomi juga dapat di jadikan bukti adanya evolusi. Anatomiwan melihat


bagaimana tulang-tulang, otot-otot dan organ-organ hewan terbentuk dan saling
menempel. Semakin mirip sepasang ecade semakin besar pula peluang mereka memiliki
nenek moyang yang sama, meskipun kemiripan palsu mungkin terjadi karena evolusi
konvegensi.

5. Sisa-sisa Anatomi

Banyak hewan mempunyai ecad yang tidak banyak fungsinya. Ini disebut struktur
vestigial dan merupakan sisa-sisa ecad yang pada masa lalu sangat berguna bagi nenek
moyang hewan tersebut. Contohnya paus tidak memiliki kaki belakang namun mereka
memiliki tulang pelvis. Pada vertebrata darat, kaki belakang serupa dengan tulang-tulang
ini yang berada pada bagian dasar tulang belakang. Keberadaan tulang pelvis yang
sangat kecil ini membuktikan bahwa makhluk ini berevolusi dari mamalia berkaki empat
yang hidup di darat.

2. Genetika

Bukti anatomi untuk evolusi didukung oleh ilmu genetika, Dengan melihat DNA.
Para ilmuandaapt mengetahui seberapa dekat dua spesies yang berbeda itu berkerabat
dan berapa lama hidup bersama nenek moyang. Contoh DNA manusia dan DNA
simpanse lebih kurang 99,4% identik. Biologiwan menyatakan bahwa nenek moyang

12
mereka hidup 5,5 juta tahun lalu. Atau manusia dan jamur, kajian DNA telah
membuktikan bahwa 30% gen keduanya mirip.

E. Asal-Usul Mahkluk Hidup

sejak ratusan tahun sebelum masehi, ilmuwan atau filsuf zaman itu telahberpikir dan
menganalisis bagaimana asal mula kehidupan di muka bumi. Berdasarkan pemikiran
para ilmuwan tersebut, muncullah berbagai teori asal mula kehidupan, seperti teori
abiogenesis (generatio spontanea), biogenesis,panspermia, neoabiogenesis, dan teori
penciptaan.

3. TEORI ABIOGENESIS (GENERATIO SPONTANEA)

Teori ini tergolong paling awal berkembang dan berpendapat bahwa makhluk
hidup timbul begitu saja dari benda tak hidup. Teori ini dipelopori oleh seorang filsuf
Yunani yang bernama Aristoteles (384—322 SM). Hal ini sesuai dengan pemikiran saat
itu yang belum ditunjang dengan teknologi modern dan cenderung melihat fakta tanpa
melalui pembuktian secara ilmiah. Sama seperti Aristoteles, nenek moyang kita pun
seringberpendapat tentang asal usul hewan/tumbuhan yang timbul begitu saja dari benda
tak hidup.

Teori ini memang kurang memiliki dasar yang kuat secara ilmiah, tetapi dapat bertahan
sangat lama. Bahkan, Anthonie Van leeuwenhoek (abad ke-17), sang penemu mikroskop
pun mendukung teori abiogenesis. Leuwenhoek mengamati air rendaman jerami dengan
mikroskop buatannya, ternyata ditemukan protozoa. Ia pun berpendapat bahwa hewan
tersebut timbul begitu saja dari air rendaman jerami.

B. TEORI BIOGENESIS

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, akhirnya orang berpikir secara


lebih ilmiah. Para ilmuwan tidak percaya begitu saja terhadap teori tanpa pembuktian

13
yang sifatnya ilmiah. Maka itu, beberapa ilmuwan berusaha membuktikan kebenaran
teori abiogenesis yang sudah sangat lama bertahan.

4. Francesco Redi (1626—1697)

Untuk menumbangkan teori abiogenesis, Redi melakukan percobaansecara ilmiah. Dia


berhasil membuktikan bahwa makhluk hidup tidak timbul begitu saja dari benda tak
hidup.

Percobaannya cukup sederhana dan dapat Anda lakukan seperti berikut ini.

Pertama, sediakan tiga buah stoples yang diisi daging.

Stoples 1 diisi daging dan dibiarkan terbuka.

Stoples 2 diisi daging dan ditutup rapat.

Stoples 3 diisi daging dan ditutup dengan kain kasa agar udara masih bisa masuk

Setelah beberapa hari, diperoleh hasil sebagai berikut.

Stoples 1 daging membusuk dan berisi belatung

Stoples 2 daging membusuk dan tidak ada belatung

Stoples 3 daging membusuk dan tidak ada belatung, tetapi timbul belatung diataskain
kasa.

Dapat disimpulkan bahwa belatung tersebut berasal dari telur lalat.Terbukti bahwa
stoples 2 dan 3 pada daging tidak mengandung belatung karena telur lalat tidak sampai
ke permukaan daging. Percobaan ini (teori biogenesis) tersebut ternyata belum
mampumenumbangkan teori abiogenesis karena beberapa ilmuwan masih
mempertahankan teori tersebut. John Needham (1700) menentang teori yang
dikemukakan Redi (biogenesis). Ia berupaya membuktikan bahwa teoriabiogenesis
sudah benar. Needham melakukan percobaan dengan caramerebus air kaldu
untukmembunuh mikroorganisme dan memasukkannyadalam wadah dan ditutup rapat.
Ternyata, setelah beberapa lama, timbulmikroorganisme dalam kaldu tersebut.

14
2. Lazzaro Spallanzani (1729—1796)

Spallanzani tidak setuju dengan hasil percobaan Needham karena iamengetahui


kelemahan percobaan yang dilakukan Needham tersebut. Iaberpendapat bahwa rebusan
kaldu yang dilakukan Needham kurang lamasehingga belum semua mikroorganisme
mati. Ia pun mencoba membuktikankelemahan yang dilakukan Needham dengan cara
berikut.

a. Labu pertama diisi kaldu dan dibiarkan terbuka.

b. Labu kedua diisi kaldu yang dipanaskan hingga mendidih cukup lamadan dibiarkan
terbuka.

c. Labu ketiga diisi kaldu dan dididihkan cukup lama dan ditutup rapat.

Setelah dibiarkan beberapa hari, ternyata timbul mikroorganisme padalabu pertama dan
kedua, sedangkan pada labu ketiga tidak timbulmikroorganisme. Ia menjelaskan bahwa
dalam kaldu sudah terdapatmikroorganisme yang berasal dari udara. Ketika kaldu
dipanaskan,mikroorganisme tersebut akan mati. Akan tetapi, ketika kaldu yang
telahdipanaskan tersebut dibiarkan terbuka, terjadi kontaminasi ecade dariudara
sehingga pada labu kedua timbul mikroorganisme. Apabila kaldu yang sudah
dipanaskan tersebut ditutup rapat, ternyata bebas dari mikroorganisme. Ini membuktikan
bahwa percobaan Needham tidak benar dan ia punmendukung teori biogenesis yang
diprakarsai Redi.Apakah setelah percobaan Spallanzani tersebut teori abiogenesis
runtuh?Ternyata tidak. Untuk mengubah suatu teori yang sudah lama dianut, itutidak
mudah. Penganut paham abiogenesis masih mempertahankan teorinya dengan
mengkritik percobaan Spallanzani yang menyatakan bahwa untuktimbulnya kehidupan,
perlu gaya hidup (ada udara), sedangkan dalam percobaan Spallanzani kaldu ditutup
rapat.

3. Louis Pasteur (1822—1895)

15
Dengan resistensi dari para penganut teori abiogenesis, para penganut aliran biogenesis
terus mencoba mematahkan setiap bantahan yang diberikanpara penganut paham
abiogenesis tersebut. Pada tahun 1863, Louis Pasteurmencoba menyempurnakan
percobaan Spallanzani denganmempertahankanadanya gaya hidup (udara), yaitu
menggunakan kaldu yang dipanaskan dalam labu dan ditutup tabung berbentuk leher
angsa. Untuk lebih jelasnya,

Setelah beberapa hari air kaldu pada percobaan tersebut dibiarkan,ternyata kaldu
tersebut tetap bening dan tidak timbul mikroorganisme. Akan tetapi, apabila tabung
leher angsa dipatahkan, kaldu tersebut ditumbuhi banyak mikroorganisme. Mengapa
demikian? Karena, mikroorganisme di udara tidak sampai dalam kaldu akibat tertahan
oleh penutup yang berbentuk leher angsa. Dengan demikian Louis Pasteur
berkesimpulan bahwa semua kehidupan yang ada berasal dari kehidupan sebelumnya
yang kemudian terkenal dengan slogan omne vivum ex vivo. Pasteur berhasil dengan
meyakinkandapat menumbangkan teori generatio spontanea. Pertanyaannya, dari mana
asal mula kehidupan kalau semboyannya bahwa kehidupan berasal dari kehidupan
sebelumnya? Jadi,dengan mematahkan teori generatio spontanea, malah timbul
pertanyaan lagi, dari mana makhluk hidup pertama kali terbentuk.

5. TEORI EVOLUSI KIMIA (NEOABIOGENESIS)

Dengan banyak pertanyaan tentang asal mula kehidupan, para ilmuwan terus
berpikir dan membuat teori baru. Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa bumi kita telah
berumur lebih kurang 4,5 miliar tahun. Selama 500 tahun pertama, lingkungan bumi
terlalu labil untuk berkembangnya kehidupan di bumi. Hal ini karena masih banyaknya
asteroid yang berjatuhan ke permukaan bumi, gempa bumi, dan badai yang disertai kilat
yang ekstrem yang terus membombardir bumi. Sekitar 4 miliar tahun yang lampau,
kondisi bumi mulai stabil dan lautan sudah mulai terbentuk.Bagaimana kehidupan
dimulai? Dari mana asalnya kehidupan pertama di muka bumi? Tahun 1920, dua
ilmuwan (A.I Oparin dan J.B.S Haldane) yangbekerja secara terpisah berhipotesis
bahwa laut yang baru terbentukmengandung molekul sederhana yang berlimpah.
Molekul-molekul sederhana tersebut selanjutnya membentuk molekul yang lebih
kompleks.Mereka pun berpendapat bahwa atmosfer bumi ecade terbentuk dari gas-gas

16
nitrogen (N2), uap air (H20), metan CH4), gas ecade (H2), karbonmonoksida (CO), dan
ecade (NH3). Molekul-molekul yang ada di atmosfer tersebut selanjutnya akan bereaksi
satu sama lain dengan bantuan sinar matahari dan kilatan petir membentuk molekul-
molekul ecade sederhana.Saat itu, oksigen di atmosfer belum terbentuk. Kalau ada
oksigen, tidak mungkin terbentuk senyawa ecade sederhana secara spontan. Mengapa?
Karena, oksigen sangat reaktif dan dapat memutus ikatan kimia yang baru terbentuk.
Laut di permukaan bumi saat itu juga belum terbentuk karenapermukaan bumi yang
panas menyebabkan setiap tetes air yang turun ke bumi akan menguap kembali. Sekitar
3,8 miliar tahun yang lalu, permukaan bumi mulai mendingin dan lautan pun mulai
terbentuk.Halold Urey dan muridnya Stanley Miller (1953) membuktikan
hipotesisOparin and Haldane dengan membuat percobaan yang meniru atmosfer bumi
ecade dengan mencampurkan gas-gas, seperti metan, ecade, uap air, dan ecade dalam
alat yang ia rancang. Dengan menggunakan aliran listrik untuk menyimulasikan kilat
dan cahaya matahari pada bumi ecade, hasilnya sangat menakjubkan. Dalam beberapa
hari, percobaan tersebut menghasilkan senyawa ecade yang terdiri atasurea, asam asetat,
asam laktat, dan beberapa asam amino. Dari hasileksperimennya, Miller membuktikan
bahwa senyawa ecade sangat mungkin terjadi secara spontan pada atmosfer bumi ecade.
Miller percaya bahwa pembentukan senyawa kompleks penyusun makhluk hidup
tidaklah mudah dan memerlukan jutaan tahun untukterjadinya evolusi kimia hingga
terbentuk makhluk hidupsederhana.Jadi,terbentuknya makhluk hidup tidak semudah
yang dianut abiogenesis (generatio spontanea), melainkan melalui evolusi kimia yang
memakan waktu jutaan tahun. Teori ini pun disebut teori evolusi kimia atau
neoabiogenesis yang merupakan reinkarnasi dari teori biogenesis karena memercayai
makhluk hidup berasal dari benda tak hidup melalui evolusi kimia.

6. TEORI PANSPERMIA

Apakah semua ilmuwan sepakat mengenai teori asal mula kehidupan dengan
adanya percobaan Miller? Jawabnya tidak. Pada abad ke-19, para ilmuwan antariksa
menciptakan teori baru, yaitu teori panspermia yang seringdisebut teori eksogenesis atau
teori kosmologi. Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis dan mengemukakan
bahwa benih kehidupan sudah ada dantersebar di seluruh jagat raya. Benih kehidupan

17
tersebut berkembang di mana saja yang lingkungannya memungkinkan. Jadi, asal mula
kehidupan menurut teori ini bersumber dari benih-benih kehidupan yang ada di luar
angkasa.Teori ini berhipotesis bahwa ecade mikroskopis ecade dari luar angkasa,
kemudian berkembang dan berevolusi di bumi. Seperti kita ketahui,bumi kita ini sering
dihujani meteorit dari luar angkasa yang memungkinkan membawa benih makhluk
hidup mikroskopis yang kemudian dapat berkembang dan berevolusi di muka bumi.
Sesungguhnya, teori ini secara tidak langsung mendukung teori biogenesis. Namun,
teori ini belum mampu menjawab bagaimana benih tersebut terjadi dan dari mana
asalnya. Apakah melalui evolusi kimia seperti yang telah dikemukakan oleh Oparin dan
kawan-kawan atau melalui penciptaan? Kalau kita cermati, perkembangan teori asal
mula kehidupan ini oleh para ilmuwan dari dahulu sampai saat ini sangat
membingungkan. Tarik-menarik antara teori abiogenesis dan biogenesis terus terjadi.
Semakin manusia berpikir, semakin sukar menemukan rahasia kehidupan. Hal initerjadi
karena ilmu manusia sangat terbatas untuk menelaah rahasia alam. Dalam Islam,
dikatakan bahwa ilmu Allah itu seluas lautan, sedangkan ilmu manusia bagai setetes air
di lautan. Sebagaimana tercantum dalam Alquran. Surah Lukman ayat 27, yang artinya:
―Dan sekiranya segala pohon yang ada di bumi menjadi pena, dan segala lautan
(menjadi tinta), dengan dibantu kepadanya tujuh lautan lagi sesudah itu, niscaya tidak
akan habis kalimah-kalimah Allah itu ditulis. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi
Maha Bijaksana‖. Ayat tersebut menunjukkan betapa ilmu Tuhan sangat luas dan kepada
manusia hanya diberikan sedikit saja. Dengan demikian tidak heran jika perseteruan
antara penganut teori abiogenesis dan biogenesis terus berlanjut, karena keterbatasan
pemikiran manusia.

7. TEORI PENCIPTAAN

Berdasar pada teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut,ternyata


mereka masih kebingungan dan masih berpikir keras untuk menelaah rahasia alam
tersebut. Akhirnya, beberapa ilmuwan memilihkembali pada teori penciptaan, yang
bersumber dari ajaran agama dan kitab-kitab yang dianutnya. Kebanyakan agama,
khususnya agama samawi,percaya bahwa alam semesta bersama isinya diciptakan oleh
Tuhan. Memang teori ciptaan ini sukar dibuktikan dengan akal manusia karena

18
datangnya bukan dari hasil percobaan, melainkan hasil telaah ilmu agama dan
keyakinan. Berdasarkan kitab Bibel, kaum Nasrani percaya bahwa bumi diciptakan
dalam enam hari, tumbuhan diciptakan pada hari ketiga, ikan dan unggas pada hari
kelima, serta yang lainnya pada hari keenam. Sejalan dengan umatKristen, umat Islam
pun percaya bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Tuhan. Untuk lebih
jelasnya, coba Anda cermati firman Allahberikut. ―… bahwa langit dan bumi
disatukan, kemudian mereka Kami pisahkan dan Kami menjadikan setiap yang hidup
dari air (QS 21: 30).‖Penganut agama Hindu juga percaya bahwa makhluk hidup
diciptakan oleh Tuhan.Itulah teori penciptaan yang bersumber dari agama yang
kebenarannya tidak untuk dibuktikan secara ilmiah karena teori tersebut ecade dari
Tuhan yang diyakini oleh keimanan dan bukan hasil pemikiran manusia. Manusiaboleh
tidak percaya dengan teori penciptaan. Namun, kalau kita renungkan,ternyata kita
sendiri tidak tahu bagaimana kita dihidupkan dan bagaimanakita dimatikan. Semua itu
adalah rahasia Tuhan yang Mahakuasa.

F. Menentang Teori Evolusi

Seorang naturalis Inggris bernama Wallace yang juga menciptakan teori seleksi
alam (theoryof natural selection) yang berbeda dengan Darwin, menolak menerapkan
teori seleksi alam diterapkan pada manusia. Wallace menganggap manusia terlalu
cerdas, beradab dan canggihsebagai produk seleksi alam semesta. Menurut Wallace
kemampuan Homo sapiens bukanlahhasil seleksi alam melainkan campur tangan suatu
hal supranatural yang menjadikan manusiamodern sedemikian istimewa. Samuel
Wilberforce adalah seorang pendeta, dilahirkan pada tahun 1805 dan wafat pada tahun
1873 di Inggris. Salah satu tokoh yang memberikankritikan yang keras terhadap Darwin
dan teorinya ecade dari Samuel Wilberforce. Dia mengkritik The originofspecies
terutama mengenai teori tentang seleksi alam. Samuel menentang keras
akankemungkinan bahwa manusia dan berbagai jenis kera memiliki nenek moyang yang
sama. Kritikan tajam ia sampaikan pada perdebatan tentang evolusi pada pertemuan
BritishAssociation pada 30 juni 1960. Perkataan bersejarah yang diungkapkan oleh

19
Samuel ialah bahwa ia akan lebih mudahmengakui bahwa ia adalah keturunan kera
daripada ia harus membiarkan ketidak benaran diajarkan.

 BUKTI – BUKTI ILMIAH PENENTANGAN

Sudut pandang keyakinan padamulanya lebih banyak dikenal sebagai ecade


yangdikemukakan untuk menolak evolusi, namun selain itu ada pula ecade- ecade lainya
yang disandarkanpada bukti-bukti ilmiah yang tidak han ya berisi opini ataupun hal-hal
dogma. Secara berbedajustru pembuktian oleh orang-orang berikut ini melahirkan
pemikiran sebaliknya bahwa teori evolusiDarwin adalah dogma bagi orang-orang atheis
yang ingin menentang Tuhan.

8. George Mendel

George Mendel merupakan bapak genetika. Penulis dalam hal ini menemukan masih
tersedia secara online transkrip journal Eric yang mengangkat materi tentang ecad
Mendel diterbitkan pada tahun 1974. Meskipun agak cukup lama dan sudut pandang
mungkin sudah jauh berbeda pada saat sekarang ini, akan tetapi artikel ini masih sangat
mungkin ecade dan dalami bagaimana pandangan orang pada saat itu mengenai ecad
Mendel.Pada mulan ya ban yak orang yang merasa bingung dengan pernyataan Mendel
mengenai pewarisan sifat untuk diterapkan pada manusia padahal Mendel sendiri
membuktikanya melalui percobaan kacang Polong. Kemunculan ecad Mendel
seharusnya meruntuhkan teori evolusi. Hukum Mendel telah memposisikan Darwinisme
pada keadaan yang genting. Karenan ya kemudian, para ilmuwan pendukung
Darwinisme bersepakat mengembangkan suatu rumusan evolusi lain di perempat
pertama abad ke-20. Kemudian lahirlah “neo-Darwinisme” atau pembaharu Darwin.
Karenan ya disini kita hendakn ya meluruskan kesalah pahaman umum terkait ecad
Mendel dan Evolusi. Mendel tak hanya menentang model evolusi Lamarck, tetapi juga
Darwin. Seperti yang dia tuliskan dalam karyanya berjudul
“Mendel’sOppositiontoEvolutionand Darwin” Penentangan Mendel atas Evolusi dan
Darwin] yang dipublikasikan dalam JournalofHeredity. Dijelaskan bahwa Mendel
sangat memahami The Origin of Species [Asal Usul Spesies] dan ia menentang teori
Darwin; Darwin mendukung munculnya keturunan dengan perubahan melalui seleksi

20
alam, sedangkan Mendel mendukung keyakinan agama tentang penciptaan khusus.”
Para Ilmuwan yang bersikeras menyatukan Darwinisme dengan ilmu genetika, dengan
berbagai cara mereka kemudian berkumpul dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh
theGeologicalSocietyof America (Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika) pada
tahun 1941. Setelah pembicaraan panjang, mereka setuju pada kesepakatan untuk
membuat penjelasan baru tentang Darwinisme; dan beberapa tahun setelah itu, para ahli
menghasilkan sebuah sintesis [rumusan hasil perpaduan] dari erbagai bidang mereka
menjadi sebuah teori evolusi yang telah diperbaharui.Para ilmuwan yang berperan serta
dalam membangun teori baru ini termasuk ahli genetika G. Led yard Stebbins dan
TheodosiusDobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst Ma yr dan Julian Huxley, ahli ecadeay
George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis Sir Ronald
A. Fisher dan SewallWright.Untuk menyanggah fakta “stabilitas ecade” (genetic
homeostasis), kelompok ilmuwan ini menggunakan gagasan “mutasi”, yang telah
diperkenalkan oleh ahli botani Belanda Hugo deVries pada awal abad ke-20. Mutasi
adalah kerusakan yang terjadi, untuk ecade yang tidak diketahui, dalam mekanisme
penurunan sifat pada makhluk hidup. Organisme yang mengalami mutasi memperoleh
bentuk yang tidak lazim, yang menyimpang dari informasi ecade yang mereka warisi
dari indukn ya. Konsep “mutasi acak” diharapkan bisa menjawab pertanyaan tentang
asal usul variasi [keragaman] menguntungkan yang menyebabkan makhluk hidup
berevolusi sesuai dengan teori Darwin—sebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa
menjelaskann ya, tetapi hanya mencoba menghindarin ya dengan mengacu kepada teori
Lamarck. Kelompok The GeologicalSociet y of America [Perkumpulan Masyarakat
Geologi Amerika] menamai teori baru ini, yang dirumuskan dengan menambahkan
gagasan mutasi pada teori seleksi alam Darwin, sebagai “teori evolusi sintesis” atau
“sintesis modern“. Dalam waktu singkat, teori ini menjadi dikenal dengan nama “neo-
Darwinisme” dan pendukungnya sebagai “neo-Darwinis.” Namun terdapat sebuah
masalah besar: Memang benar bahwa mutasi mengubah informasi ecade makhluk hidup,
tetapi perubahan ini selalu terjadi dengan dampak merugikan makhluk hidup
bersangkutan. Semua mutasi yang teramati menghasilkan makhluk yang cacat,lemah,
atau berpenyakit dan, kadangkala, membawa kematian pada makhluk tersebut. Oleh
karena itu, dalam upaya untuk mendapatkan contoh “mutasi-mutasi menguntungkan”

21
yang memperbaiki informasi ecade pada makhluk hidup, neo-Darwinis melakukan
banyak percobaan dan pengamatan. Selama puluhan tahun, mereka melakukan
percobaan mutasi pada lalat buah dan berbagai spesies lainnya. Namun tak satu pun dari
percobaan ini memperlihatkan mutasi yang memperbaiki informasi ecade pada makhluk
hidup. Saat ini permasalahan mutasi masih menjadi kebuntuan besar bagi Darwinisme.
Meskipun teori seleksi alam menganggap mutasi sebagai satu-satunya sumber dari
“perubahan menguntungkan”, tidak ada mutasi dalam bentuk apa pun yang teramati
yang benar-benar menguntungkan (yaitu, yang memperbaiki informasi ecade). Setelah
pembicaraan yang panjang, kelompok pro Darwin membuat penjelasan baru tentang
Darwinisme dan beberapa tahun setelah itu, para ahli menghasilkan pembaharuan
mengenai Darwinisme. Kaum ini terdiri atas ahli genetika G.Led yard Stebbins dan
TheodosiusDobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli ecadeay
George ecade Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis Sir Ronald A.
Fisher dan SewallWright. Untuk menyanggah fakta “stabilitas ecade” (genetic
homeostasis), kelompok ilmuwan ini menggunakan gagasan “mutasi”, yang telah
diperkenalkan oleh ahli botani Belanda Hugo deVries pada awal abad ke-20. Mutasi
adalah kerusakan yang terjadi, untuk ecade yang tidak diketahui, dalam mekanisme
penurunan sifat pada makhluk hidup. Organisme yang mengalami mutasi memperoleh
bentuk yang tidak lazim, yang menyimpang dari informasi ecade yang mereka warisi
dari induknya. Konsep “mutasi acak” diharapkan bisa menjawab pertanyaan tentang asal
usul variasi [keragaman] menguntungkan yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi
sesuai dengan teori Darwinsebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa menjelaskann
ya, tetapi hanya mencoba menghindarinya dengan mengacu kepada teori Lamarck.
Kelompok The GeologicalSocietyof America [Perkumpulan Masyarakat Geologi
Amerika] menamai teori baru ini,yang dirumuskan dengan menambahkan gagasan
mutasi pada teori seleksi alam Darwin, sebagai “teori evolusi sintesis” atau “sintesis
modern“. Dalam waktu singkat, teori ini menjadi dikenal dengan nama “neo-
Darwinisme” dan pendukungn ya sebagai “neo-Darwinis.” Namun terdapat sebuah
masalah besar: Memang benar bahwa mutasi mengubah informasi ecade makhluk hidup,
tetapi perubahan ini selalu terjadi dengan dampak merugikan makhluk hidup
bersangkutan. Semua mutasi yang teramati menghasilkan makhluk yang cacat,lemah,

22
atau berpenyakit dan, kadangkala, membawa kematian pada makhluk tersebut. Oleh
karena itu, dalam upaya untuk mendapatkan contoh “mutasi- mutasi menguntungkan”
yang memperbaiki informasi ecade pada makhluk hidup, neo-Darwinis melakukan
banyak percobaan dan pengamatan. Selama puluhan tahun, mereka melakukan
percobaan mutasi pada lalat buah dan berbagai spesies lainnya. Namun tak satu pun dari
percobaan ini memperlihatkan mutasi yang memperbaiki informasi ecade pada makhluk
hidup. Saat ini permasalahan mutasi masih menjadi kebuntuan besar bagi Darwinisme.
Meskipun teori seleksi alam menganggap mutasi sebagai satu-satunya sumber dari
“perubahan menguntungkan”, tidak ada mutasi dalam bentuk apa pun yang teramati
yang benar-benar menguntungkan (yaitu, yang memperbaiki informasi ecade) hingga
sejauh ini.

9. GeorgesCuvier

GeorgesCuvier lahir pada tahun 1769 di kota kecil Montbeliard yang berbahasa Prancis
di daerah Wurttemberg, tidak jauh dari Prancis. Dia adalah putra kedua dari tiga
bersaudara. Ayahnya perwira di ketentaraan dan keluarganya adalah penganut agama
Kristen Lutheran yang sangat taat.Minatnya terhadap ecade dan botani telah tampak
sejak dini. Dia menempuh pendidikan dasar di Montbeliard. Ia mempelajari ecade dan
botani. Kemudian dia bekerja sebagai pegawai pemerintah di sebuah kota kecil. Selama
tujuh tahun di Normandi, Cuvier memanfaatkan waktu senggangnya untuk mempelajari
tanaman dan hewan ecad, terutama hewan ecadeay di sepanjang pesisir. Sumbangan
ilmiah besar yang diberikan Cuvier adalah bahwa dia “telah memantapkan ilmu anatomi
perbandingan dan ecadeay.” (Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil hewan,
manusia, dan tumbuhan.) Dia juga memberikan sumbangan berarti untuk proses
penggolongan hewan dan tumbuhan. Selama masa awal Cuvier di Museum Sejarah
Alam, dia bekerja sama dengan Profesor EtienneGeoffroy Saint-Hilaire. Segera tampak
bahwa pandangan Cuvier mengenai dunia hewan berbeda jauh dengan pandangan
Geoffroy dan pakar biologi Prancis lain yang terkenal, Jean- BaptistedeLamarck.
Cuvier”beranggapan bahwa ecad-ciri anatomi yang membedakan kelompok hewan,
membuktikan bahwa spesies tidak pernah berubah sejak masa kejadian. Setiap spesies
begitu sempurna terkoordinasi, baik secara fungsi maupun secara struktur, sehingga

23
tidak mungkin bisa bertahan menghadapi perubahan yang berarti.” Maksudnya, Cuvier
percaya bahwa hewan-hewan diciptakan dalam kelompok yang berbeda dan tetap,
seperti dikatakan oleh Alkitab, Sebaliknya, “baik Lamarck maupun Geoffroy Saint-
Hilaire mendukung gagasan bahwa semua hewan bisa disusun dalam “sebuah rantai
besar makhluk” dari yang paling sederhana sampai yang palingrumit.” Lebih lanjut,
mereka juga percaya bahwa dengan berlalunya waktu, satu spesies bisa secara bertahap
berevolusi menjadi spesies yang lebih tinggi. Lamarck mengatakan bahwa mekanisme
yang memungkinkan terjadinya perubahan ini adalah “dipakai tidaknya berbagai
anggota tubuh hewan.” Lamarck juga percaya bahwa dalam dokumen fosil terdapat
cikal- bakal hewan-hewan modern. Dalam perdebatan panjang tersebut, argumentasi
paling kuat yang diajukan Cuvier adalah bahwa Lamarck tidak bisa membuktikan
adanya transformasi spesies. Sedangkan Cuvier bisa menunjukkannya dari bukti- bukti
yang dibawa kembali ke Prancis oleh tentara Napoleon. Bukti-bukti itu memperlihatkan
bahwa hewan peliharaan tidak berubah sejak zaman Mesir kuno. Dia juga menunjukkan
bahwa lenyapnya berbagai jenis hewan adalah karena hewan tersebut punah, bukan
karena berubah menjadi spesies baru.” Cuvier dengan tepat menunjukkan bahwa
dokumen fosil justru menentang evolusi dan bukan mendukungnya. Dia mengatakan
bahwa “jika spesies memang berubah secara bertahap, kita seharusnya bisa menemukan
jejak perubahan itu; antara (fosil) paleotherium dan spesies yang ada sekarang
seharusnya ada bentuk antara: tapi ini tidak pernah ada.” Hingga sekarang hal ini masih
belum terbantah, meskipun berjuta-juta fosil baru telah ditemukan sejak zaman Cuvier.
Cuvier dan Lamarck juga tidak sepaham mengenai bagaimana kehidupan dimulai.
Lamarck percaya adanya pemunculan spontan, yaitu bahwa kehidupan bisa berasal dari
benda tak bernyawa. Namun, Cuvier menunjukkan bahwa “kehidupan selalu berasal dari
kehidupan. Kita melihat kehidupan dialihkan tapi tidak pernah diciptakan.” Sampai hari
ini, tidak pernah ditemukan adanya kehidupan yang berasal dari yang non-hidup.
Meskipun begitu, kaum evolusionis bersikukuh bahwa hal ini pasti pernah terjadi pada
suatu saat. Anatomi perbandingan tidak membuktikan adanya hewan yang sedang dalam
proses transformasi menjadi spesies lain, melainkan menunjukkan bahwa berbagai jenis
hewan memiliki struktur yang serupa. Kaum evolusionisseringkali menyatakan, ini
membenarkan keyakinan mereka bahwa satu jenis hewan bisa berubah menjadi hewan

24
lain. Cuvier sendiri menolak gagasan keserupaan struktur tulang sebagai dasar
pembenaran evolusi. Dalam mempelajari anatomi berbagai hewan, para ilmuwan kadang
menemukan organ yang fungsinya tidak diketahui. Organ semacam ini dikenal sebagai
“organ vestigial”. Kaum evolusionis mengasumsikan bahwa organ- organ ini adalah sisa
dari organ yang dulu berguna bagi nenek-moyang makhluk yang berevolusi. Meskipun
Curier mengakui bahwa “organ vestigial ada ecadea itu harus dipelajari,” dia tidak
menganggap hal itu penting, karena dua ecade. Pertama, pada masa Cuvier tidak banyak
ditemukan organ yang tidak jelas fungsinya. Kedua, Cuvier menganggap organ-organ itu
sebagai “bagian penting dari Penciptaan, dan oleh karena itu keberadaannya pasti
mempunyai ecade, sekalipun kita tetap tidak tahu.” Cuvier yakin bahwa organ yang
disebut “vestigial” bukanlah sisa-sisa evolusi yang tak ada manfaatnya, melainkan organ
berguna yang masih belum diketahui fungsinya. Temuan ilmiah akhir-akhir ini
membenarkan keyakinan Cuvier mengenai kegunaan organ-organ tersebut. Misalnya,
ujung tulang belakang manusia (sering disebut sebagai tulang ekor) dulu dianggap
sebagai sisa (yang tidak berguna) dari ekor monyet yang dianggap Sebagai nenek-
moyang kita. Sekarang diketahui bahwa tulang itu adalah titik kaitan penting bagi otot-
otot penopang tubuh dan isi perut kita. Contoh lain adalah amandel, yang dulu dianggap
tidak berguna dan biasanya dibuang jika mengalami peradangan. Sekarang diketahui
bahwa “amandel adalah alat penting untuk melawan penyakit. Seratus delapan puluh
organ lain yang dulu dianggap tidak berguna dan hanya sebagai sisa evolusi saja,
sekarang diketahui mempunyai fungsi penting.”

10. Harun Yahya


Adnan Hoca atau Adnan Oktar merupakan ilmuan sekaligus seorang saintis asal Turki
yang dikenal dengan nama pena Harun Yahya. Dia adalah seorang Creationisme yaitu
orang-orang yang menentang teori evolusi.Orang-orang ini menganut paham tentang
penciptaan dan percaya bahwa segala sesuatu yang ada dibumi ini bukan sebagai
kebetulan semata. Mereka yang menganut paham ini adalah orang-orang yang tidak
percaya akan evolusi makhluk yang terjadi antar spesies, bahwa spesies yang ada berasal
dari hasil evolusi makhluk sebelumnya. Teori Penciptaan adalahpandangan dunia yang
termotivasi secara keyakinan untuk menolak teori evolusi. Para pendukung penciptaan
menyatakan bahwa struktur biokimia, morfologis dan pola-pola prilaku tidak dapat

25
berkembang tanpa intervensi dari kekuatan supernatural. Didalam karyanya “Runtuhnya
Teori Evolusi Harun yahyamenulis bahwa berdasarkan catatan fosil, jika teori Darwin
benar, maka seharusn ya pernah ditemukan spesies-speies peralihan selama masa
perubahan yang disebutkan sedemikian panjang hingga ratusan tahun. Namun pada
kenyataan ya semua bukti-bukti fosil yang ditemukan justru ecade bukti bahwa
kehidupan dibumi ini ada secara tiba-tiba dan dalam kondisi yang lengkap dan utuh
berdiri sendiri (tidak bercampur antar spesies sebagai bukti peralihan), seandainya teori
Evolusi benar adanya, maka seharusnya ecade ditemukan makhluk hidup transisi seperti
ikan setengan ecade, dan bentuk- bentuk yang lain ya. Selama empat dekade terakhir,
bio-kimia modern telah berhasil menyingkap rahasia sel. Hal ini menuntut puluhan ribu
orang mendedikasikan bagian terbaik dari hidup mereka untuk pekerjaan laboratorium
yang membosankan. Usaha kumulatif meneliti sel, yang berarti meneliti kehidupan di
tingkat molekuler, menghasilkan sebuah keputusan tajam, jelas "Ini adalah desain".
Hasilnya sangat signifikan, sehingga harus dikategorikan sebagai sebuah pencapaian
terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan. Darwin sendiri sebenarnya mengalami
kebimbangan pada pemikiranya yang Ia tuangkan dalam bukunya The OriginOfspecies.
Darwin sendiri menyadari keraguan hatinya akan mendapati banyak kesulitan dari
teorinya. Ia mengakui ini dalam tulisanya pada bab "DifficultiesoftheTheory".
Kesulitan- kesulitan ini terutama pada penemuan akan catatan fosil dan organ-organ
rumit makhluk hidup (misalnya mata) yang mustahil dijelaskan dengan konsep
kebetulan dan naluri makhluk hidup. Darwin berharapkesulitan-kesulitan ini akan
teratasi oleh penemuan-penemuan baru,akan tetapi pada akhirn Darwin tetap
memberikan sejumlah penjelasan yang sangatsederhana untuk menjelaskan sebagian
kesulitan itu. Hal yang paling meragukan adalah belum ditemukanya makhluk transisi
dari pada setiap perubahan yang terjadi antar spesies. Hal inilah yang
kemudianmemunculkankonsep missinglink atau garis keturunan yang hilang

26
BAB II
PENUTUP

KESIMPULAN

27
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. ―BIOLOGY notes: Unit 4 Lesson 1.‖ http://childofthecornx.livejournal.


com/19219.html, diakses pada 2 Agustus 2012.

Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Nitchel, L.G., 2003. Biologi: Edisi Kelima Jilid.2.

Campbell, N.A., B.R. Jane, dan G.M. Lawrence. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Kim, Bryan. Dkk. 2010. Teori Evolusi. Bandung:Pakar Raya

Leo Muhammad Taufik. 2019. Teori Evolusi Darwin : Dulu, Kini, Dan Nanti. 4(2) : 98-99

Nieminem. 2015. “ExperientialThining In Creation-A TextualAnalysis”. Finland: PLOSone

Nurhidayati, S., & Zulandri. 2012. Pengembangan Karakter Mahasiswa Menggunakan Metode
Team Quiz disertai Penulisan Jurnal Belajar pada Matakuliah Evolusi. Jurnal Ilmiah IKIP
Mataram. 2(2): 552-558. (Online),
(http://ejournal.pkpsmikipmataram.org/index.php/jiim/article/view/373), diakses pada 2 Februari
2017.

Prastiwi, M.S. 2009. Implikasi Evaluasi Proses Kuliah Evolusi Manusia pada Domain Afektif
Mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas
MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009.

Park, Michael A., 2012. “ExploringEvolution”. London: VivaysPublishing

Pazza, R. & Penteado, P.R. (2010). Misconception about Evolution in Brazilian Freshmen
Student. Evo Education Outreach. 3: 107-113. DOI. 10.1007/s12-052009-0187-3.

Snobelen, 2001. MenandAngels: The CompetingMythof Isabelle DuncansPre-Adamite Man


(1860). United Kingdom: Elsavier. Volume 2 No.1

Sugiri, N., 1988. “Hakiki Evolusi”. Bogor: PAU IPB Kaufman, W.R., 2014.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Edisi Revisi. Bandung: Alfa Beta.

Supardi, A. 2006. Statistik. Bandung: Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Jati.

Tidon, R. & Lewontin, R.C. 2004. Teaching Evolutionary Biology. Genetic and Molecular
Biology. 27(1): 124-131.

28

Anda mungkin juga menyukai