Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan bagi pembaca mengenai “teori
intelligent design”

Kami berharap semoga makalah ini berguna dam bermanfaat dalam


menambah wawasan serta pengetahuan para pembaca. Demi kesempurnaan
makalah ini, kami berharap kritik, saran, dan usulan demi perbaikan dimasa
yang akan datang, karena tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada sarana
yang membangun.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pelajaran biologi dalam


materi evolusi. Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan
bermanfaat serta mudah dipahami bagi pembaca. Kami mohon maaf apabila
terdapat kata yang tidak berkenan dan kami mohon kritik dan sarannya
diberikan kepada kami untuk menyempurnakan makalah ini.

Pekanbaru, 26 januari 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… 1

DAFTAR ISI .…………………………………………………………... 2

BAB I
PENDAHULUAN …..………………………………………................... 3

A. Latar Belakang………………………………………………....….. 3
B. Tujuan…………………………………………………………...… 3

BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………. 4

A. Pengertian Teori Intelligent Design……………………………….. 4


B. Teori Intelligent Design Menentang Teori Evolusi……………….. 6

BAB III
PENUTUP……………………………………………………………….. 11

Kesimpulan……………………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan hidup yang ada dibumi mengalami perubahan dari waktu kewaktu.
Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula pada makhluk hidup.
Perubahan-perubahan terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman yang dipelajari
dalam suatu teori yaitu teori evolusi.
Sejak abad ke-6 sebelum masehi, banyak ahli yang telah berusaha mengemukakan
pendapatnya tentang asal-usul barbagai jenis makhluk hidup yang ada didunia dan
banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi.
Banyak teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi tampaknya belum ada
satupun yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah
perkembangan makhluk hidup. Namun kita perlu mengenal dan mempelari berbagai
fenomena dan fakta yang terjadi di bumi ini.
Evolusi adalah proses perubahan mahluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu
yang lama dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang kompleks. Evolusi (juga dikenal
sebagai evolusi biologi, genetik atau organik) adalah perubahan sifat mewarisi dari
populasi organisme melalui generasi berturut-turut. Perubahan ini hasil dari interaksi
antara proses-proses yang memperkenalkan variasi dalam populasi, dan proses lainnya
yang menghapus itu. Akibatnya, varian dengan sifat-sifat tertentu menjadi lebih, atau
kurang, umum. sifat adalah ciri-anatomi tertentu, biokimia atau perilaku-yang
merupakan hasil dari interaksi gen-lingkungan.

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui dapatkah science dapat mempertimbangkan kemungkinan
bahwa alam semesta dirancang oleh intelligent creator? Apakah Teori ID hanyalah
sebuah ide intrisik diluar science yang dapat dipertimbangkan??
 Untuk mengetahui adakah bukti alam semesta dirancang oleh intellingent creator??
Bukti yang dapat dijadikan sebagai acuan bahan perbandingan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Intellingent Design

Teori Intellingent Design (ID) mempunyai dalil yang berpendapat bahwa kehidupan di
bumi tidak dapat terjadi secara acak (randomly), asal kebetulan saja. Semua ini dirancang
secara cerdas. Sekarang Teori Evolusi, pada sisi lain, mengusulkan bahwa alam semesta ini
tidak dirancang, melainkan terjadi begitu saja. Oleh karena itu Teori Intelligent Design ini
berseberangan dengan teori Evolusi.

Teori ID meragukan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan, unit penyusun


kehidupan terkecil yaitu sel sepertinya sangat sederhana sekali. Namun perkembangan dan
perkembangan dari mikroskop elektron yang memajukan dunia biokimia sejak 1930-an
menunjukkan unit penyusun kehidupan (sel) sebenarnya sangat kompleks. Teori ID
berpendapat bahwa tingkat kompleksitas sel tersebut secara relevan tidak dapat berkembang
secara kebetulan. Adalah intelligent creator yang dapat memungkinkan terjadinya atau
lahirnya sel sebagai unit – unit penyusun kehidupan yang terkecil. Sedangkan Teori Evolusi
berpendapat sel sebagai unit penyusun kehidupan terkecil memang terjadi secara kebetulan
dan karena kompleksitasnya itu sel dapat berkembang sesuai dengan lingkungannya, dan
ini dapat dilihat dari sel – sel penyusun tumbuhan, hewan, dan manusia tidaklah sama.

4
Teori ID tidak berbenturan dengan teori evolusi pada pertanyaan apakah proses
evolusi terjadi atau tidak. Teori ID tidak berpendapat bahwa evolusi tidak terjadi. Teori ID
berpendapat proses kehidupan, termasuk evolusi, menunjukkan semua hal itu adalah bentuk
desain. Karena jika dikaji lagi, kemampuan (ability) sel untuk berkembang tidaklah
mungkin terjadi secara kebetulan dan bertujuan hanya untuk bertahan hidup (survival) saja.
Hal ini sudah kita ketahui bahwa sel mempunyai daya regenerasi yang tinggi, pembelahan
sel terjadi sangat cepat. Jika memang hanya kebetulan saja, sel tidak mungkin mempunyai
kemampuan tidak membelah diri dan membelah diri sesukanya.

“Desain” adalah kata yang dimuat dalam science hari ini. Pada suatu waktu, ilmuwan
mengakui tiga kategori sebab-akibat: kebetulan, kebutuhan, dan desain. Teori evolusi yang
seharusnya memiliki sebab-akibat yang sederhana dengan menghilangkan konsep desain,
hanya meninggalkan “kebetulan dan kebutuhan” (apa yang bisa mungkin terjadi dan apa
yang selalu harus terjadi) saja. Demikian ahli evolusi biologi berpendapat bahwa bentuk
kehidupan adalah desain yang terlihat (semu), walaupun dalam kondisi tertentu terjadi hasil
mutasi acak.

Ada satu kesalahpahaman yang terjadi ketika Teori ID muncul. Paham Kreasionisme
Teori ID tidak sama dengan paham Kreasionisme Alkitabiah. Kreasionisme Alkitab
berpendapat bahwa penciptaan versi Alkitab harus diterima sebagai harafiah atau faktual,
bahkan jika bukti ilmiah tampak bertentangan itu. Kreasionisme Teori ID bergantung pada
bukti, dia berdiri atau jatuh pada bukti ilmiah. Begitu juga dengan evolusionis Kristen,
percaya bahwa Jahweh yang digambarkan dalam Alkitab menciptakan alam semesta, tetapi
memungkinkan proses evolusi terjadi pada saat penciptaan. Mereka menentang Teori ID
karena menyiratkan bahwa Tuhan tidak bekerja sepenuhnya melalui evolusi.

Namun, tidak dapat dipungkiri juga bahwa Teori ID menjadi bahan pembenaran dan
pertentangan dari tradisi keagamaan Abrahamaik. Karena dalam kenyataannya, setiap orang
yang berkontribusi terhadap pengkajian dan penelitian ilmiah selalu berbicara dari sisi
tradisi keagamaan dan yang disinggung dalam Teori ID adalah intelligent creator yang bagi
tradisi keagamaan diasumsikan sebagai Tuhan itu sendiri, termasuk tradisi ateistik
naturalisme abad 19 dan 20.

5
B. Teori Intelligent Design menentang Teori Evolusi
Meskipun Teori Evolusi dikemukakan sebagai teori tunggal, sebenarnya ada dua versi
yang bersaing dan berbeda. Yang satu diperjuangkan oleh Charles Darwin dan masih
dipegang oleh para pendukungnya. Dan yang lainnya, yang lebih baru, tidak demikian.
Perbedaan ini tidak selalu jelas.
Darwin dan pendukungnya berpendapat bahwa bentuk kehidupan awal dan spesies baru
berkembang dengan proses mutasi yang sangat lambat, di mana hanya spesies terkuat yang
dapat bertahan hidup. Spesies yang paling mampu beradaptasi untuk bertahan hidup
meninggalkan keturunan yang banyak dan memiliki kecocokan (fit) untuk bertahan hidup.
Keberatan yang diajukan terhadap Darwinisme meliputi:
 Jika “fitness” (kualitas kecocokan) adalah kriteria untuk bertahan hidup dan
kelangsungan hidup adalah bukti dari fitness (the quality being suitable), maka kriteria
“fitness” termasuk tautologis. Sejumlah besar mengatakan bahwa “the survivor
survived” – semua bentuk kehidupan yang selamat, tidak mengatakan pada kita bahwa
mereka dapat selamat karena “kualitas kecocokan (fitness)” untuk bertahan hidup. Jika
“fitness”, sebagai lawan sinonim untuk survival (bertahan hidup), harus ada standar
untuk “fitness (kualitas kecocokan)” yang dapat kita rujuk. Darwin, dalam bukunya, On
The Origin of Species (1869), menggunakan kata fitness sebagai metaphor untuk “Best
Physical Shape”, bentuk fisikal terbaik. Fitness yang secara harafiahnya adalah
“survival of the fittest “tidak akurat karena dua alasan penting. Pertama, “survival”
(kelangsungan hidup) adalah prasyarat normal untuk reproduksi. Kedua “fitness” dalam
kasanah Populasi Genetik mengacu pada reproduksi diferensial. “fitness” tidak
mengacu pada apakah seseorang secara fisik - yang lebih besar, lebih cepat atau lebih
kuat atau lebih baik – dalam arti subjektif. Hal ini mengacu pada perbedaan dalam
tingkat reproduksi dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 Tersedia bukti yang menunjukkan bahwa bentuk kehidupan utama tidak berevolusi
perlahan-lahan selama periode waktu yang lama, sebagaimana Darwin berpikir bentuk
kehidupan berevolusi seperti itu. Mereka sering muncul tiba-tiba, dalam proses yang
evolusionis Stephen Jay Gould sebut “Punctuated Equilibrium“. Punctuated
Equilibrium adalah teori dalam evolusi biologi yang menyatakan bahwa sebagian besar
spesies hanya menunjukkan sedikit perubahan evolusi dalam setiap sejarah geologis
mereka. Mereka tetap berada dalam keadaan yang disebut stasis. Sebagai contoh,

6
Burgess Shale di Field, British Columbia, menyimpan bukti sejumlah besar fossil
sekelompok hewan modern dari 570 juta tahun yang lalu.
Jika “fitness” bukanlah kriteria independen dan evolusi tidak selalu merupakan proses
mutasi yang lambat, bagaimana kita memahami evolusi? Stephen Jay Gould adalah salah
satu penulis yang mengambil ide yang berbeda dari Darwin. Dia berpendapat bahwa spesies
baru dapat tiba-tiba muncul tiba-tiba secara khusus atau relatif. Ia berkeyakinan bahwa
kemunculan tiba-tiba disebabkan oleh kemungkinan dari karakteristik dari grup – grup
bentuk kehidupan yang terisolasi. Karakteristik ini dinilai sangat berguna tapi tidak
memungkinkan nilai kecocokan (fittest).

Jadi, meskipun kadang-kadang kita mendengar di media bahwa tidak ada perdebatan
dalam komunitas ilmiah tentang evolusi, Teori Evolusi Darwin, atau lebih dikenal dengan
Darwinisme, sudah diperdebatkan selama beberapa dekade. Meskipun demikian,
Darwinisme adalah bentuk dari teori evolusi yang paling dikenal kaum awam. Sudah
tertanam dalam rakyat modern bahwa gagasan evolusi berarti sebuah pendakian ke bentuk
kehidupan lebih tinggi.

Teori Intelligent Design mengambil ide yang berbeda dari evolusionis. Mereka tidak
selalu bersengketa bahwa evolusi terjadi atau tidak. Mereka mengajukan dua pertanyaan:

Pertama : Dapatkah bentuk kehidupan yang sederhana terjadi secara kebetulan, dan
berkembang menjadi bentuk kehidupan yang lebih kompleks? Ahli biokimia Michael
Behe telah memfokuskan kembali pada pertanyaan, jauh dari perilaku hewan atau tanaman
dalam biokimia, yaitu proses kimia dalam sel yang memungkinkan kehidupan. Sel-sel yang
membentuk tubuh kita sangat kompleks. Sebelum pengembangan mikroskop elektron, para
ilmuwan seperti Darwin mengasumsikan bahwa sel-sel sederhana tampak seperti jeli kecil
yang entah bagaimana bisa muncul secara alami dari enam unsur organic
(Carbon, Hydrogen, Oxygen, Nitrogen, Phosphor, &Sulfur).
Bahkan, Thomas Huxley, salah satu pendukung Darwinisme, percaya bahwa ia telah
menemukan suatu organisme sederhana yang bertindak sebagai benda hidup dan benda mati
sekaligus (protoplasma), yang dia namakan bathybius haeckelii. Menurut sebuah surat yang
ia tulis untuk embriologi Ernst Haeckel pada tahun 1868, yang ternyata substansi
pembentuk organisme itu adalah campuran exoskeleton, alkohol, dan kalsium sulfat.

7
Berikut adalah inti masalah: sel yang Behe sebut “irreducibly complex” – kerumitan yang
tak tersederhanakan. Maksudnya adalah tidak ada sistem sel “sederhana” yang bisa timbul
hanya dengan kebetulan dan kemudian berkembang menjadi sistem yang kompleks karena
tidak ada cara sederhana untuk melakukan pekerjaan sistem sel ini.
Makhluk dengan penataan yang sederhana tidak bisa hidup sama sekali. Dan ada sedikit
ruang untuk variasi acak. Jika kerusakan kecil dalam sistem sel maka sel tidak dapat
berevolusi ke bentuk kehidupan lebih tinggi – sel mati. Salah satu alasan untuk menjawab
kerumitan ini adalah fakta bahwa proses-proses yang terlibat dalam perilaku bentuk
kehidupan dengan tujuan bertahan hidup, sering bertentangan dengan unsur-unsur yang
digunakan.

Kedua : Apakah benar spesies baru berasal dari proses evolusi seperti yang di klaim Teori
Evolusi? Permasalahannya tidak terletak pada Hukum Seleksi Alam (Natural Selection).
Jika beberapa hewan mati tanpa berkembang biak dan yang lain hidup dan berkembang
biak, hukum seleksi alam jelas terjadi, bahkan jika itu hanyalah seleksi acak. Pertanyaan
kunci yang layak diajukan adalah :
 Benarkah kesengajaan atau peluang kebetulan yang dapat menjelaskan informasi yang
memungkinkan leluhur spesies muncul?
 Benarkah dengan kelangsungan hidup leluhur spesies yang paling cocok (yang terpilih
– fittest) menyebabkan pada pengembangan spesies baru?
Bukti proposisi ini anehnya sangatlah tipis.

Untuk melihat bagaimana masalah – masalah di atas lebih jelas, pertimbangkan penelitian
paruh burung finch Darwin (sejenis burung pipit) di kepulauan Galapagos. Pada 1970-an,
para naturalis menemukan bahwa pada musim kering ukuran paruh burung finch rata-rata
meningkat sedikit. Temuan ini secara luas dipuji sebagai bukti proses evolusi. Melihat gejala
evolusi tersebut, diasumsikan bahwa spesies baru lahir dalam kurun waktu 200 tahun.

8
Pada kenyataannya, paruh burung finch kembali ke ukuran normal mereka selama musim
hujan berikutnya selama tahun 1980. Fakta ini tidak dipublikasikan secara luas. Penjelasan
yang paling masuk akal untuk fenomena ini, proses evolusi tidak berlangsung, melainkan,
variasi dari mekanisme kelangsungan hidup dari spesies yang ada. Pergantian musim sudah
sangat diketahui mengapa beberapa fisik hewan tertentu berubah.

Ini menjadi belum adanya bukti bahwa proses perkembangan spesies yang baru. Ironisnya,
beberapa spesies burung finch Galapagos tampaknya bergabung daripada menyimpang dari
spesies awal, kebalikan dari apa yang teori evolusi prediksi. Tapi buku pelajaran terus
mengutip paruh finch sebagai contoh proses evolusi. Isu tentang paruh finch tidak menjadi
hanyalah satu-satunya perbedaan silang pendapat tentang sejarah alami dari kelompok
burung yang dipermasalahkan tersebut. Kalangan evolusionis Darwin mengaku bahwa
mereka bermaksud untuk menjelaskan bagaimana kehidupan dapat muncul dan mengubah
secara murni kebetulan , misalnya, melalui kondisi lingkungan yang berbeda.
Evolusionis Ernst Mayr menulis:

Inti sebenarnya dari Darwinisme … adalah teori seleksi alam. Teori inisangat penting bagi Darwin
karena memungkinkan penjelasan adaptasi, ‘desain’ dari Natural Theologian, dengan cara alami,
bukan intervensi Ilahi.

Tapi apakah kesengajaan atau kebetulan atas bentuk kehidupan yang kompleks di dunia di
sekitar kita menjadi penjelasan terbaik untuk kita? Teori ID menawarkan jawaban alternatif.

9
Mereka berpendapat bahwa desain yang kita lihat adalah nyata dan jelas. Mereka
berpendapat bahwa mengabaikan teori desain menciptakan lebih banyak masalah daripada
memecahkan masalah. Misalnya, banyak waktu yang terbuang mencari penjelasan tentang
bagaimana organisme kompleks dapat muncul secara kebetulan.

10
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan

Teori Intellingent Design (ID) mempunyai dalil yang berpendapat bahwa kehidupan di
bumi tidak dapat terjadi secara acak (randomly), asal kebetulan saja. Semua ini dirancang
secara cerdas. Sekarang Teori Evolusi, pada sisi lain, mengusulkan bahwa alam semesta ini
tidak dirancang, melainkan terjadi begitu saja. Oleh karena itu Teori Intelligent Design ini
berseberangan dengan teori Evolusi.

Tapi apakah kesengajaan atau kebetulan atas bentuk kehidupan yang kompleks di dunia
di sekitar kita menjadi penjelasan terbaik untuk kita? Teori ID menawarkan jawaban
alternatif. Mereka berpendapat bahwa desain yang kita lihat adalah nyata dan jelas. Mereka
berpendapat bahwa mengabaikan teori desain menciptakan lebih banyak masalah daripada
memecahkan masalah. Misalnya, banyak waktu yang terbuang mencari penjelasan tentang
bagaimana organisme kompleks dapat muncul secara kebetulan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://batakmenulis.wordpress.com/2012/07/18/my-review-on-intelligent-design-theory-
part-i/
https://luluksafiyah.wordpress.com/2016/03/03/makalah-evolusi/

12

Anda mungkin juga menyukai