Anda di halaman 1dari 16

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN

PERSEBARANNYA

Di
S
U
S
U
N

KELOMPOK : 4

KINTA SAHARA (22231351)


MUNIRA SAPUTRI (22231355)
NURHALIZA ULFA ( 22231360)
SAKTA USDIQA ( 22231363)
TITIEN RENAYA (22231365)
NURLINA WATI (22231397)

Sem/ Unit : 1/1


Prodi : PGMI
Pengasuh : Nisaul Khaira, M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


PTI AL-HILAL SIGLI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufiq, hidayah dan inayahNya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “Keanekaragaman Makhluk Hidup Dan Persebarannaya” ini tepat
pada waktunya.
Dalam melakukan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada
Pembimbing atas bimbingan kepada penulis sehingga tersusunnya Makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis menyadari, dalam penulisan Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di masa akan datang.

Sigli, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3


A. Teori Asal Usul Mula Kehidupan .................................................. 3
B. Perkembangan Secara Seksual Dan Aseksual ............................... 5
C. Keanekaragaman Makhluk Hidup ................................................. 6
D. Evolusi .......................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 11


A. Kesimpulan .......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan
dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu
penciptaan, transformasi, atau evolusi.
Manusia pada dasarnya bukanlah makhluk yang sangat luar biasa, karena kita
juga berasal dari sumber evolusi yang sama sebagaimana halnya spesies lainnya.
Seleksi alam gen yang telah memberikan kita (manusia) tubuh dan otak. Namun
demikian, otak yang diberikan oleh seleksi alam kepada kita adalah otak dengan
ukuran yang luar biasa besarnya, sedemikian besarnya sehingga otak dapat
melakukan sesuatu yang luar biasa.
Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang
dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain:
evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk
hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga
lama kelamaan dapat terbentuk species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen
pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada
populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu
biologi.
Idea tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran
manusia. Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya
teori evolusi oleh Darwin yang paling dapat teori. Darwin (1858) mengajukan 2 teori
pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup
sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori
evolusi sangat menarik untuk diikuti.Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola
evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan
berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori asal usul mula kehidupan?
2. Bagaimana perkembangan secara seksual dan aseksual?
3. Bagaimana Keanekaragaman Makhluk Hidup?
4. Bagaimana Pengertian Dan Teori Evolusi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui teori asal usul mula kehidupan.
2. Untuk mengetahui perkembangan secara seksual dan aseksual.
3. Untuk mengetahui Keanekaragaman Makhluk Hidup.
4. Untuk mengetahui Pengertian Dan Teori Evolusi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Asal Usul Kehidupan


1. Teori Abiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup atau
makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori ini dikenal sebagai teori Generatio
Spontae. Tokoh pencetus teori ini yaitu Aristoteles dan John Nedham. Pada
percobaan Aristoteles, tanah yang direndam air akan muncul cacing. Pada percobaan
Nedham, kaldu direbus dalam wadah selama beberapa menit, setelah itu wadah
ditutup menggunakan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu
tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari air kaldu. Dari sekian
banyak orang yang mempermasalahkan teori tersebut, terdapat seorang ahli ilmu
pengetahuan alam bernama Francesco Redi (1626-1628) yang dengan teliti tidak
segera menerima teori tersbeut. Ia melakukan percobaan yang hasilnya kemudian
membuat pikiran banyak orang menjadi goyah terhadap teori generation spontanea.
Adapun percobaan yang dilakukan oleh Francesco Redi sebagai berikut. Dia
merebus dua potong daging segar sampai mendidih agar terjadi sterilisasi. Kedua
potongan daging itu dimasukkan ke dalam dua stoples ; stoples pertama terbuka dan
stoplrs kedua tertutup rapat. Kedua stoples tersebut dibiarkan bebrapa hari, di dalam
stoples pertama yang mulutnya terbuka banyak didapatkan larva atau tempayak lalat,
sedangkan di dalam stoples kedua tidak ditemukan larva lalat.
Dari percobaan Francesco Redi tersebut muncul kesimpulan bahwa larva
yang berada di dalam stoples pertama berasal dari telur lalat yang masuk ke dalam
dan meletakkan telurnya, sedangkan di dalam stoples kedua yang tertutup rapat tidak
ditemukan larva karena lalat tidak dapat masuk ke dalam dan meletakkan telurnya. 1
Selanjutnya, pada abad ke-18 seorang berkebangsaan Italia bernama Lazzaro
Spallanzani (1729-1799) melakukan eksperimen atas dasar pemikiran seperti
eksperimen Francesco Redi, hanya dalam eksperimenya tidak digunakan daging,
tetapi air kaldu. Percobaannya berlangsung sebgai berikut. Disediakan tiga tabung

1
Akbar, A., Tuhan dan Manusia, (Jakarta: Pustakakarya Gravitatama, 1991).

3
yang masing-masing diisi dengan air kaldu secukupnya.Tabung pertama dibiarkan
terbuka mulutnya. Tabung kedua dan keyiga dipanaskan sampai mendidih selama 15
menit.
Tabung kedua dibiarkan mulutnya terbuka,sedang tabung ketiga mulutnya
tertutup rapat dengan lapisan lilin. Setelah dibiiarkan selama tujuh hari, air kaldu di
dalam tabung yang mulutnya terbuka menjadi keruh akibta timbul bakteri, sedang
kedaan air kaldu di dalam tabung yang mulutnya terttutup masih seperti semula.
Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani ini membuktikan
bahwa timbulnya bakteri bukan terjadi secara spontan, tetapi bakteri muncul dari
spora bakteri yang masuk dan kemudian berkembang pada air kaldu.
Dengan percobaan Redi dan Spallanzani teori generation spontanea menjadi
goyah. Namun demikian, sebagian orang menetang kebenaran percobaan Spallanzani
serta mempertahankan kebenaran teori lama. Mereka menunjuk percobaan tersebut
masih ada kelemahannya, yaitu pada tabung yang tertutup sebenarnya masih terdapat
gejala generation spontanea, tetapi karena tertutup tidak ada gaya yang masuk untuk
hidup.2
2. Teori Biogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Tokoh pencetus teori ini yaitu Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis
Pasteur. Kelemahaan percobaan Spallanzi kemudian dicoba disempurnakan oleh Lois
Pasteur (1822-1895) ahli biokimia dan mikrobiologi dari prancis.
Pada tabung kedua percobaan spallanzi, mulut tabung dittutup dengan pipa
berbentuk leher angsa sehingga ruangan di dalam bakteri masih berhubungan dengan
udara luar.Bentuk seperti ini memungkinkan bakteri dan spora bakteri tidak dapat
masuk ke dalam air kaldu. Setelah beberapa hari ternyata hasilnya sama dengan
percobaan spallanzi. Maka tumbanglah teori abiogenesis dan timbul teori biogenesis
dengan slogan omne ex ovo omne ovum ex vivo. 3

2
Kimbal, J.W. Biologi, Jilid 3, Cetakan ke-3, (Jakarta: Erlangga. 1999), hal. 62
3
Kimbal, J.W. Biologi, Jilid 3, Cetakan ke-3, (Jakarta: Erlangga. 1999), hal. 68

4
3. Teori Cosmozoic
Teori ini menyatakan makhluk hidup berasal dari “spora kehidupan” yang
berasal dari ruang angkasa. Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi
diperkirakan berasal dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah
peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang
jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organic sederhana, misalnya cyanogens,
asam hidrocyanida. molekul-molekul organic tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi
benih kehidupan. Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan.
Kehidupan dapat timbul sekali atau bebrapa kali diberbagai bagian galaksi dalam
waktu yang berbeda.4
4. Penciptaan ( Special Creation)
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh tuhan seperti apa
adanya. Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan
oleh Tuhan. Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai
ciri yang tidak berubah. Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-
kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai
ciptaan Tuhan, seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di dalamnya juga
diciptakan oleh-Nya.5

B. Perkembangbiakan Secara Seksual dan Aseksual


Reproduksi aseksual dan reproduksi seksual mungkin kurang dikenal, tetapi
lebih dikenal dengan istilah perkembangbiakan vegetatif dan generatif. Istilah
reproduksi aseksual sama dengan perkembangbiakan vegetatif, sedangkan reproduksi
seksual sama dengan perkembangbiakan generatif. Reproduksi aseksual adalah jenis
perkembangbiakan yang dilakukan oleh sel tubuh tanpa melibatkan sel kelamin. Pada
hewan, perkembangbiakan seperti ini, umumnya hanya dijumpai pada hewan rendah,
misalnya Paramaecium, Amoeba dan Euglena (membelah diri); Hydra dan ubur-ubur
(bertunas); bintang laut dan Planaria (fragmentasi).6

4
Sumarjito, Biologi untuk SMA Kelas XII IPA, (Yogyakarta: Primaga. 2008), hal. 38
5
Ville, Cinude. A, dkk. Biologi Umum, (Cilacap Jakarta: Erlangga, 1999), hal. 27
6
Cesar, J. Ilmu Pengetahuan Populer: Rekombinan ADN. Jilid 5, Edisi ke-10. (Jakarta:
Widiadara, 2003), hal. 16

5
Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan makhluk hidup yang
melibatkan gamet (sel kelamin). Dengan demikian yang dimaksud reproduksi
seksual bukan hanya perkembangbiakan melalui perkawinan, tetapi partenogenesis
pun termasuk di dalamnya. Contoh reproduksi seksual yang melibatkan penyatuan
gamet jantan dan betina umumnya kita jumpai pada hewan tingkat tinggi, seperti
ikan, amfibi, reptil, burung dan mamalia.
Partenogenesis merupakan sejenis reproduksi seksual di mana gamet betina
(ovum) tumbuh menjadi embrio tanpa kehadiran gamet jantan (sperma). Contohnya
pada lalat buah, Drosophila mangabeirai, satu dari polosit berfungsi sebagai sperma
dan membuahi inti oosit pada pembelahan meiosis II. Serangga tertentu melakukan
penggandaan kromosom sel kelamin sebelum melakukan pembelahan meiosis
sehingga dihasilkan sel telur yang bersifat diploid dan dapat berpartenogenesis. Pada
kasus di atas individu hasil partenogenesis (partenogenon) bersifat diploid. Adakah
partenogenon yang bersifat haploid? Jawabannya ada. Contohnya pada hymenoptera
(lebah dan semut), sel-sel telur yang tidak dibuahi berkembang menjadi individu
jantan; sedangkan telur-telur yang dibuahi berkembang menjadi individu betina.
Jantan haploid ini dapat menghasilkan sperma tanpa melalui meiosis I, dan langsung
melakukan meiosis II sehingga dihasilkan dua sperma.7

C. Keanekaragaman Makhluk Hidup


Keanekaragaman adalah tata majemuk yang mengacu pada jumlah spesies.
Keanekaragaman dapat dikarenakan oleh adanya proses evolusi atau adaptasi.
Adaptasi merupakan proses penyesuain diri makhluk hidup terhadap lingkungannya
untuk dapat bertahan hidup.8
Ada beberapa factor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk
hidup :
 Mutasi : peristiwa perubahan yang disebabkan oleh factor internal seperti,
lingkungan, radiasi, dan suhu.

7
Cesar, J. Ilmu Pengetahuan Populer: Rekombinan ADN. Jilid 5, Edisi ke-10. (Jakarta:
Widiadara, 2003), hal. 18
8
Heri Pusnama, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 32

6
 Rekombinasi : merupakan proses atau peristiwa yang berakibat
terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari
reproduksi seksual akan memiliki factor keturunan dari kedua induknya.
Keanekaragaman makhluk hidup terbagi atas :
1. Keanekaragaman Individu
Kata Individu berasal dari bahasa Latin : in = tidak + dividuus = dapat dibagi.
Di bumi ini tidak ada dua individu makhluk hidup apa pun yang benar-benar sama.
Setiap individu makhluk hidup memiiki ciri-ciri antara individu makhluk tersebut.
Ciri-ciri khusus yang dimiliki makhluk hidup itu merupakan “faktor pembeda” antara
individu-individu makhluk hidup lain. Keanekaragaman individu ini mencakup ;
 Keanekaraman tingkat gen : merupakan tingkat keanekaragaman paling
rendah. Gen adalah materi hereditas di dalam kromosom yang
mengendalikan sifat makhluk hidup. Gen terdapat di setiap inti sel
makhluk hidup. Gen pada makhluk hidup memiliki perangkat dasar yang
sama, tetapi memiliki susunan yang berbeda. Hal ini menyebabkan setiap
makhluk hidup memiliki fenotipe maupun genotipe yang berbeda.
Keanekaragaman gen juga dapat dikemukakan melaui hibridisasi atau
perkawinan silang antara species satu dengan species yang berbeda sifat
atau melaui proses domestikasi. Contoh : perbedaan warna pada bunga,
variasi kelapa (kelapa kopyor, kelapa gading, kelapa hijau), variasi
mangga (mangga golek, mangga arum manis, mangga kuini).
 Keanekaragaman tingkat jenis : Adanya perbedaan yang bisa
ditemukan pada kelompok atau komunitas pada berbagai spesies yang
hidup disuatu habitat tertentu. Umumnya tingkat spesies dianggap sebagai
yang paling alami untuk melihat keragaman seluruh organisme. Selain itu
spesies juga merupakan focus utama dari mekanisme evolusi, dan asal
muasal. Kepunahan spesies adalah agen utama dalam mengatur
keanekaragaman hayati yang ada. Keanekaragaman hayati tingkat jenis
menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang terdapat pada berbagai
jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau familia
yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan

7
sifat. Contoh : Famili Fellidae : kucing, harimau, singa. Famili Palmae :
kelapa, aren, palem, siwalan, lontar. Famili Papilionaceae : kacang tanah,
kacang buncis, kacang panjang, kacang kapri. Familia graminae : rumput
teki, padi, jagung. Genus Ipomoea : ketela rambat (Ipomoea batatas)
dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis). Genus Ficus : pohon beringin
(Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes).9
2. Keanekaragaman Populasi
Kata Populasi berasal dari bahasa Latin : populus = rakyat, penduduk.
Populasi itu suatu kelompok individu sejenis atau se-spesies. Di dunia ini terdapat
banyak sekali populasi makhluk hidup yang bervariasi (beranekaragam) jenis atau
spesiesnya. Apabila berbicara tentang populasi makhluk hidup, kita harus
menyebutkan nama jenis individu makhluk hidup yang merupakan anggota populasi
itu, dan kita membatasi mengenai waktu dan tempatnya. Populasi makhluk hidup
selalu menyangkut tentang nama jenis individu, waktu dan tempat(ekosistem).
Dalam keanekaragaman makhluk hidup terdapat kurva bentuk bel (Genta)
atau disebut Kurva Normal, adalah suatu kurva yang menggambarkan
(menunjukkan) wilayah distribusi frekuensi variasi (keanekaragaman) dalam suatu
populasi. Melihat bentuknya yang demikian itu, maka kita dapat menarik
kesimpulan bahwa nilai variabel di ujung-ujung kurva distribusi,memperoleh
frekuensi yang paling rendah (sedikit). Sedang nilai variabel yang ditengah-tengah
kurva distribusi, memperoleh frekuensi yang tinggi (banyak). 10

D. Teori Evolusi
Menurut Charles Darwin Evolusi adalah perubahan genotip pada suatu
populasi yang berlangsung secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang
sangat panjang. Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies
sebelumnya. Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi.
Seleksi alam merupakan gagasan murni dari Darwin. Sementara teori pertama
di atas telah ada sejak jama Yunani kuno, hanya saja Darwin menjelaskannya secara
lebih tajam dan detil. Berikut ini adalaah Ciri-ciri proses evolusi:
9
Heri Pusnama, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 36
10
Heri Pusnama, Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 37

8
1. Evolusi adalah perubahan dalam satu populasi Bukan perubahan individu.
2. Perubahan yang terjadi hanya frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan sebagian
besar sifat gen tidak berubah.
3. Evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya.
Dengan kata lain harus ada perubahan genetik dalam evolusi.
4. Dalam evolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor
pengarah sehingga evolusi adalah perubahan yang selektif.
Ada beberapa teori dari para ahli yang menjadi dasar dari teori evolusi, di
antaranya sebagai berikut:
1. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).
Aristotelesmengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika
alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari
bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
2. Teori evolusi Anaximander (500 SM).
Anaximander berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik
mirip ikan dan mengalami proses evolusi.
3. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).
Empedoclas mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal dari lumpur
hitam yang mendapat sinar dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup.
Evolusi terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian
berkembang menjadi sempurna dan akhirnya menjadi beraneka ragam seperti
sekarang ini.
4. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang tokoh
evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi terjadi karena bagian
fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul
Zoonamia yang menentang teori evolusi dari Lamarck.
5. Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788).
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam
sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.

9
6. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya
yang terkenal berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell
berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka
waktu yang lama.
7. Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck.
Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan
Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya dalam bukunya berjudul
“Philoshopic”. Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut.
Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan
melalui proses adaptasi lingkungan.
Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya. Organ
yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan organ
yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan
menghilang. Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut
Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa
daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena
terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang
dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi. Teori Lamarck ditentang oleh
Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin) yang mengatakan bahwa populasi
jerapah adalah heterogen, ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang.
Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan
tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan
diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati dan
perlahan-lahan mengalami kepunahan.11

11
E.Ganilin, L. Jendela Iptek: Evolusi, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hal. 32

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teori Asal Mula Kehidupan
- Teori Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda
tak hidup atau makhluk hidup ada dengan sendirinya.
- Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
- Teori Cosmozoic menyatakan makhluk hidup berasal dari “spora
kehidupan” yang berasal dari ruang angkasa. Teori ini mengemukakan
bahwa kehidupan di bumi diperkirakan berasal dari ruang angkasa
- Penciptaan (Special Creation) menyatakan bahwa makhluk hidup
diciptakan oleh tuhan seperti apa adanya. Teori ini mengemukakan bahwa
kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan
2. Reproduksi aseksual adalah jenis perkembangbiakan yang dilakukan oleh sel
tubuh tanpa melibatkan sel kelamin. Pada hewan, perkembangbiakan seperti
ini, umumnya hanya dijumpai pada hewan rendah, misalnya Paramaecium,
Amoeba dan Euglena (membelah diri); Hydra dan ubur-ubur (bertunas);
bintang laut dan Planaria (fragmentasi).
Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan makhluk hidup yang
melibatkan gamet (sel kelamin). Dengan demikian yang dimaksud reproduksi
seksual bukan hanya perkembangbiakan melalui perkawinan, tetapi
partenogenesis pun termasuk di dalamnya. Contoh reproduksi seksual yang
melibatkan penyatuan gamet jantan dan betina umumnya kita jumpai pada
hewan tingkat tinggi, seperti ikan, amfibi, reptil, burung dan mamalia
3. Keanekaragaman adalah tata majemuk yang mengacu pada jumlah spesies.
Keanekaragaman dapat dikarenakan oleh adanya proses evolusi atau adaptasi.
Adaptasi merupakan proses penyesuain diri makhluk hidup terhadap
lingkungannya untuk dapat bertahan hidup.
4. Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies
baru. Sedangkan, berdasarkan ilmu biologi, evolusi merupakan cabang

11
biologi yang mempelajari sejarah asal-usul makhluk hidup dan keterkaitan
genetik antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Darwin adalah pemikir
yang sangat hebat, di zaman yang seperti dulu dia sudah mampu
mengemukakan atau mencetuskan teori di saat orang-orang bingung atas teori
tentang asal-usul makhluk hidup. Dalam teori darwin terdapat dua
pembahasan pkok yaitu bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
yang lebih dulu ada sebelum makhluk hidup sekarang ini ada. Dan yang
satunya adalah makhluk hidup itu berevolusi dengan melakukan seleksi alam

12
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A., Tuhan dan Manusia, Jakarta: Pustakakarya Gravitatama, 1991.


Cesar, J. Ilmu Pengetahuan Populer: Rekombinan ADN. Jilid 5, Edisi ke-10. Jakarta:
Widiadara, 2003.
E.Ganilin, L. Jendela Iptek: Evolusi, Jakarta: Balai Pustaka, 2000.
Heri Pusnama, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Kimbal, J.W. Biologi, Jilid 3, Cetakan ke-3, Jakarta: Erlangga. 1999.
Sumarjito, Biologi untuk SMA Kelas XII IPA, Yogyakarta: Primaga. 2008.
Ville, Cinude. A, dkk. Biologi Umum, Cilacap Jakarta: Erlangga, 1999.
Syahminan, Mengenal Manusia Lewat Al-Qur’an, Jakarta: Bina Ilmu, 1984.

13

Anda mungkin juga menyukai