Anda di halaman 1dari 18

KARYA ILMIAH

“ PRATIKUM BIOLOGI UJI BIOGENESIS TENTANG TEORI ASAL USUL


KEHIDUPAN DAN EVOLUSI “

KELOMPOK 10
JULIA PUTRI MAHARANI
RISKA AMELIA
REGINA QUEEN TADIRA M
ROHMATIN NAZILA

KELAS
XII IPA 3

GURU PEMBIMBING
Dra. Remita Erlinda

SMAN 8 KOTA JAMBI


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan metode ilmiah yang berjudul
“PRATIKUM BIOLOGI UJI BIOGENESIS TENTANG TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN
DAN EVOLUSI ”

Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala –
kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra.Remita Erlinda s,pd sebagai pembimbing, orang tua
dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya
ilmiah ini dapat terselesaikan.

Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat
hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima
masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya
ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna. Amin.

Jambi, 30 januari 2024

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. I


DAFTAR ISI ………………………………………………………………..……………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………...…………………………………….…………………...…1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………...……..……………...……. 1
1.3 Tujuan ……………………………………………...……………..…………………...….1
1.4 Manfaat ………………………………………………...…………..………………..…...2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal mula kehidupan menurut para ahli………………………………………..……..… 3
2.2 Hubungan Daging Dan Kaldu Terhadap Teori Evolusi………...…………………..…… 4
2.3 Pembuktian Air Kaldu Dan Daging Menghasilkan Mikroorganisme …………………... 5
2.4 Penyebab munculnya belatung pada daging sapi ……………………………………….. 5
2.5 Evolusi ……………………………………………………………………………...…… 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ……………………………………………….………...…………….. 7
3.2 Waktu dan Tempat ……………………………………………….…………..….………. 7
3.3 Alat dan Bahan ……………………………………………………...………..….……… 7
3.4 Langkah Kerja ………………………………………………………….……..………….7
3.5 Jadwal Penelitian ……………………………………………………….…….....………. 8
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian ……………………………………….…………..…………….….……. 9
4.2 Analisis Data ………………………………………………………….……….……….. 11
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……...……………..……………………………………………….………
12
5.2 Saran ………………………………………………………...………………….……… 12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….…………….
LAMPIRAN……………………………………………………………………..…………………

ii
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pembahasan tentang asal-usul kehidupan mempersoalkan dari mana makhluk hidup


itu berasal, dimana terbentuknya, kapan kejadian itu berlangsung dan bagaimana proses
pembentukkanya (Syamsuri, 1997).
Orang yang pertama kali mengemukakan teori asal usul kehidupan adalah
Aristoteles. Teori yang dikemukakannya dikenal sebagai teori generatio spontanea, yang
berarti makhluk hidup terbentuk secara spontan. Teori ini dikenal juga sebagai teori
abiogenesis, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Teori
abiogenesis tersebut kemudian ditumbangkan oleh Louis Pasteur, dengan teorinya yang
disebut biogenesis. Teori biogenesis menyatakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup yang ada sebelumnya. Makhluk hidup berasal dari telur dan telur berasal dari
makhluk hidup (Syamsuri, 1997).
Yang melatarbelakangi pratikum ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui asal usul
kehidupan yang sebenarnya, yaitu makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Berdasarkan teori Aristoteles yang didukung oleh John Needham dan Anthony .V. L.
mereka berpendapat bahwa asal usul kehidupan berasal dari benda mati atau tak hidup, teori
ini disebut abiogenesis. Sementara itu Franscisco Redi, L. Spalanzanni dan Louis Pasteur
memiliki pendapat yang berbeda dan bertentangan dengan teori abiogenesis, yaitu teori
biogenesis. Teori biogenesis menyatakan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup
pula. Hal ini melatarbelakangi kami untuk membuktikan kedua teori asal usul tersebut
dengan melakukan percobaan yang dilakukan oleh John Needham, Anthony Van
Leewenhoek, Redi, Spallanzani dan Pasteur.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana asal mula kehidupan merurut para ahli ?
1.2.2 Apa hubungan daging dan kaldu terhadap teori evolusi ?
1.2.3 Apakah air kaldu dan daging menghasilkan mikroorganisme?
1.2.4 Apa yang menyebabkan munculnya belatung pada daging sapi ?
1.2.5 Bagaimanakah asal mula kehidupan ?
1.2.6 Apa itu evolusi ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 untuk menjelaskan asal mula kehidupan dengan beberapa teori para ilmuan
1.3.2 untuk mengetahui apa saja hubungan daging dan kaldu terhadap teori evolusi
1.3.3 untuk mengetahui apakah air kaldu dan daging menghasilkan mikroorganisme
1.3.4 menjelaskan penyebab munculnya mikroorganisme ( belatung ) pada daging sapi
untuk mengetahui apa itu evolusi
1.4 MANFAAT
1.4.1 untuk menambah wawasan dan pengetahuaan.
1.4.2 untuk mengetahui ap aitu evolusi .
1.4.3 untuk memberikan pengalaman bagi penulis dan pembaca.
1.4.4 untuk mengetahui proses terbentuknya makhluk hidup.
1.4.5 untuk mengetahui penyebab munculnya mikroorganisme pada daging.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Mula Kehidupan Merurut Para Ahli


A.Teori Abiogenesis (Generatio Spontanae)
Teori Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Orang
yang pertama kali mengemukakan teori ini adalah Aristoteles (384-322 SM). Teori ini
diperoleh dari pengamatan keadaan lingkungan disekitarnya. Misalnya cacing berasal dari
tanah atau ulat berasal dari daging, sehingga diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup
berasal dari benda tak hidup. Namun, semakin banyak orang mempelajari biologi maka
orang mulai meragukan teori abiogenesis. Keraguan tersebut berhasil diyakinkan oleh
Anthony Van Leeuwenhoek pada abad ke-17. Leeuwenhoek menemukan mikroskop yang
dapat memperlihatkan mikroorganisme, sperma, sel darah, dan mikroorganisme lainya.
B. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup yang ada sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian.
1. Percobaan Francesco Redi
Pada tahun 1668, seorang dokter italia yang bernama francesco redi melakukan
percobaan untuk menunjukan bahwa ulat tidak muncul dari daging yang membusuk
melainkan dari telur lalat. Pada percobaannya, francesco redi menggunakan 2 buah
toples yang berisi daging. Toples pertama diisi daging dan ditutup dengan rapat.
Toples kedua diisi dengan daging dan di biarkan terbuka. Setelah di diamkan
beberapa hari, daging pada toples pertama tidak mengandung ulat. Sebaliknya pada
toples kedua dagingnya mengandung ulat. Dari percobaan tersebut francesco redi
menyimpulkan bahwa ulat yang terdapat pada toples kedua berasal dari lalat. Lalat
yang hinggap pada daging tersebut bertelur, dan telurnya tersimpan dalam daging
tersebut kemudian menetas dan menjadi ulat

Hasil percobaan ini tidak dapat diterima oleh para pendukung teori abiogenesis, karena pada
toples pertama yang tertutup rapat udara tidak dapat masuk, sehingga kehidupan tidak dapat
terjadi. Untuk membuktikan kebenaran teorinya, maka francesco redi melakukan percobaan yang
kedua. Pada percobaannya kali ini daging diletakkan. pada toples yang tidak ditutup dengan kain
kasa sehingga udara masih dapat masuk, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil dari percobaan
tersebut adalah daging membusuk dan pada daging terdapat beberapa ulat. Kesimpulan yang
diambil dari percobaan ini adalah bahwa ulat tidak berasal dari daging yang membusuk melainkan
dari lalat yang hinggap di kain kasa dan telurnya jatuh di atas daging

3
2. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Penelitian mengenai biogenesis juga dilakukan oleh pendeta berkebangsaan italy,
Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765. la mencoba membuktikan bahwa
mikroorganisme yang ditemukan oleh Leeuwwenhoek tidak muncul dengan
sendirinya. Spallanzani melakukan percobaan dengan dua buah labu yang berisi air
kaklu nutrien yang dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan
hingga suhu mencapai 15°C dan dibiarkan terbuka.
Labu kedua diisi air nutrien, kemudian dipanaskan hingga mendidih (100°C), dan
disumbat dengan gabus. Sesudah itu kedua labu didinginkan dan didiamkan selama
satu minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu pertama air kaldu sedangkan pada
labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung
mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah
beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau.

Dari percobaan spallanzani ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas mikroorganisme pada labu
pertama menyebabkan air kaldu menjadi berbau.Mikroorganisme ini berasal dari udara karena
labu tidak tertutup. Pada labu kedua tidak terjadi perubahan pada kaldu, karena mikroorganisme
dari udara luar tidak dapat masuk.

3. Percobaan Louis Pasteur


Penelitian spallanzani disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang ahli biokimia dan
mikrobiologi dari perancis. Pasteur juga mendidihkan gelas labu berisi kaldu, tetapi
leher labu tidak di tutup rapat-rapat melainkan dibentuk seperti huruf S atau leher
angsa, sehingga ujungnya tetap terbuka (udara dapat masuk). Labu berleher angsa
diisi dengan air kaldu nutrien,
kemudian didihkan hingga steril. Setelah itu labu didinginkan dan didiamkan. Setelah
beberapa hari air kaldu dalam labu leher angsa tetap jernih, meskipun udara dapat
masuk kedalam tabung.
Mikroorganisme yang ada di udara tidak dapat mencapai air kaldu karena terjebak
dalam leher labu yang panjang. Tetapi jika labu berleher angsa ini dimiringkan,
sehingga iar kaldu bersentuhan dengan udara yang terperangkap dileher labu, maka
beberapa hari kemudian air kaldu menjadi keruh. Percobaan ini membuktikan bahwa
mikroorganisme pada air kaldu berasal dari mikroorganisme yang ada di udara, bukan
berasal dari air kaldu.
2.2 Hubungan Daging Dan Kaldu Terhadap Teori Evolusi
Daging dan kaldu tidak secara langsung terkait dengan teori evolusi. Namun, dalam
konteks
4
sejarah perkembangan teori asal-usul kehidupan, terdapat kaitan antara kaldu dan pandangan
tentang kehidupan yang muncul dari benda mati. Pada masa lampau, terdapat pandangan bahwa
makhluk hidup berasal dari benda mati, seperti yang diamati ketika daging membusuk dan
muncul larva lalat. Hal ini terkait dengan teori abiogenesis yang kemudian disangkal oleh teori
biogenesis, yang menyimpulkan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan. Meskipun tidak
secara langsung terkait, pemahaman tentang asal-usul kehidupan ini turut memengaruhi
pandangan evolusi.
Dalam konteks evolusi biologi, teori evolusi membahas tentang perubahan sifat-sifat
genetik dalam populasi makhluk hidup dari generasi ke generasi. Teori evolusi tidak berkaitan
langsung dengan konsep kaldu atau daging, melainkan lebih terkait dengan mekanisme
perubahan genetik dan seleksi alam.
2.3 Pembuktian Air Kaldu Dan Daging Menghasilkan Mikroorganisme
Air kaldu dan daging dapat menghasilkan mikroorganisme, terutama jika kaldu dibiarkan
terbuka selama waktu yang lama. Sebagai contoh, percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur
menunjukkan bahwa kaldu yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari akan menjadi lebih
keruh dan mengandung mikroorganisme. Hal ini disebabkan oleh interaksi antara air kaldu
dengan udara yang mengandung mikroba.
Pada percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, kaldu yang dibiarkan terbuka selama
beberapa hari menjadi lebih keruh dan mengeluarkan aroma, sementara kaldu yang dibiarkan
tertutup tetap bening. Hasil percobaan ini menyangkal teori abiogenesis, yang mengemukakan
bahwa kehidupan berasal dari benda mati. Selain itu, percobaan yang dilakukan oleh Lazzaro
Spallanzani menunjukkan bahwa mikroorganisme yang ada pada air kaldu bukan berasal dari
cairan (benda tak hidup), melainkan dari organisme yang terdapat di udara.
Jumlah mikroba pada air kaldu daging sapi dengan perlakuan gelombang ultrasonik lebih
sedikit dibandingkan air kaldu daging sapi tanpa perlakuan gelombang ultrasonik. Hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan gelombang ultrasonik dapat membantu mengurangi jumlah
mikroba pada air kaldu.
2.4 Penyebab Munculnya Belatung Pada Daging Sapi
Belatung muncul pada daging sapi karena telur lalat diletakkan di atas daging yang
membusuk. Hal ini telah dibuktikan melalui percobaan oleh ilmuwan seperti Francesco Redi.
Teori biogenesis juga menjelaskan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya,
sehingga belatung tidak muncul secara spontan dari daging yang busuk. Lingkungan lembab
juga mempengaruhi pertumbuhan belatung.

5
Percobaan oleh Francesco Redi menunjukkan bahwa belatung tidak muncul secara spontan dari
daging yang busuk, melainkan berasal dari telur lalat yang diletakkan di atas daging tersebut.
Lingkungan lembab juga memengaruhi pertumbuhan belatung, di mana belatung akan
berkembang pesat dalam kondisi lembab.
2.5 Evolusi
Evolusi terutama berkaitan dengan asal usul kehidupan di bumi. Kondisi dan bentuk
kehidupan di bumi sama sekali berbeda dengan apa yang kita lihat sekarang. Segalanya
berevolusi dari satu bentuk ke bentuk lainnya untuk mendapatkan peluang bertahan hidup yang
lebih baik.
Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar
evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan
menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru.
Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar
populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang
baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara
organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum
atau langka dalam suatu populasi.
Perubahan yang terjadi pada kromosom dan gen merupakan materi dasar dari evolusi,
isolasi biasanya menyebabkan munculnya spesies baru dan seleksi alam oleh adanya perbedaan
reproduksi dan mutasi. Evolusi juga mengemukakan bahwa semua jenis makluk hidup
sebenarnya berasal dari makluk terendah. Sesuai dengan peredaran zaman dan perubahan
geologi-astronomi terjadi perubahan berangsur pada makluk hidup sampai kini. Berdasarkan
pemikiran evolusi, manusia digolongkan sebagai hewan. Hewan sendiri mengalami tingkat
perkembangan dan bentuk seperti makluk terendah, mulai dari virus, bakteri, protozoa, cacing,
ikan sampai pada mamalia.
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam praktikum kali ini kami menggunakan metode penelitian eksperimen yang
termasuk dalam metode penelitian kuantitatifmMetode praktikum biogenesis meliputi
pengamatan dan percobaan untuk membuktikan teori biogenesis, yang menyatakan
bahwa kehidupan berasal dari kehidupan yang lain, bukan dari benda mati.
3.2 Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan Praktikum ini adalah:
1. Tempat : Didalam Ruang Kelas XII IPA 3,SMAN 8 Kota Jambi.
2. Waktu : Jum’at – Senin
3. Tanggal : 26 – 29 Januari 2024
3.3 Alat Dan Bahan
1) Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Daging ½ onsBahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
2. Cup plastik 6 buah
3. Kain kassa 2 buah
4. Plastik bening ¼ 2 buah
5. Karet pengikat/ karet caluk 4 buah
3.4 Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah :
1. Siapkan ½ ons daging segar, lalu siapkan pula air kaldu.
2. Setelah itu potong daging menjadi 3 bagian, dan bagi air kaldu menjadi 3
bagian.
3. Masukan masing-masing 1 daging pada 3 cup plastik, lalu masukan juga
masing masing 3 bagian kaldu ke dalam 3 cup.
4. Untuk cup pertama berisi daging dan kaldu yang dibiarkan terbuka.
5. Pada cup kedua tutup dengan 1 lembar kain kassa pada daging dan kaldu
lalu ikat rapat kain kassa untuk menutupi cup yang berisi daging dan
kaldu.
6. Untuk cup ketiga berisi daging dan kaldu juga ditutup rapat
menggunakan plastik kemudian di tutup rapat dengan diikat oleh karet.
7. Lalu simpan 6 cup pada ruang yang sejuk.
8. Amati perubahan daging dan kaldu pada masing-masing cup 4 hari berturut-
turut.
7
3.5 Jadwal Penelitian

NO. NAMA KEGIATAN TANGGAL PELAKSANAAN


1. Praktek Kamis, 25 Januari 2024
2. Pengamatan hari pertama Jumat, 26 Januari 2024
3. Pengamatan hari kedua Sabtu, 27 Januari 2024
4. Pengamatan hari ketiga Minggu, 28 Januari 2024
5. Pengamatan hari keempat dan Senin, 29 Januari 2024
Pembuatan karya ilmiah

8
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

HARI/ HASIL PENGAMATAN


TANGGA DAGING KALDU
L
T1 T2 T3 T1 T2 T3
(TB) (TK) (TP) (TB) (TK) (TP)
Kamis/25- Warna Warna Warna Warna Warna Warna
01-2024 daging Daging Daging bening, bening, bening,
segar, segar, segar, tidak tidak tidak Tidak
tidak Tidak berbau, berbau, berbau, berbau,
berbau, berbau, Tidak tidak ada tidak ada tidak ada
tidak Tidak berlendir, endapan endapan Endapan
berlendir, berlendir, tidak ada
ada lalat tidak ada belatung
hinggap. Lalat dan lalat
hinggap. hinggap

Jum’at/ 26- Warna Warna Warna Agak Keruh, Keruh,


daging daging daging keruh, tidak tidak
01-2024
merah, merah, merah,
tidak ada berbau,tidak berbau,
berbau, tidak tidak
bau,tidak ada endapan
tidak tidak ada
berbau, berbau, ada
endapan
berlendir, tidak tidak
endapan,
ada telur
berlendir, berlendir,
dan lalat
tidak ada
hinggap. tidak ada belatung,
telur, ada

9
Sabtu/ Warna Warna Warna Warna Keruh, Keruh,
27-
01-2024 daging daging Daging keruh, berbau, ada berbau, ada
merah merah, merah, ada bau, sedikit Sedikit
keabu- berbau, Tidak tidak ada endapan endapan
abuan, berlendir, berbau, endapan,
berbau, ada telur, berlendir,
tidak dan ada tidak ada
berlendir, Lalat Belatung
ada telur hinggap dan lalat
dan Hinggap
belatung,
dan
banyak
lalat
hinggap.
Minggu/ Warna Wama Warma Warna Keruh, ada Keruh, ada
28-
01-2024 daging daging Daging keruh, bauu ada bau, ada
keabu- merah Merah ada bau, banyak banyak
abuan, keabu- kecoklatan, ada endapan di endapan
sangat abuan, Sedikit sedikit bawahnya dibawahnya
bau, tidak berbau, berbau, endapan
berlendir, berlendir, berlendir,
ada telur ada telur tidak ada
dan Dan Belatung
belatung, belatung, dan lalat
dan ada dan ada Hinggap
lalat Lalat
hinggap. hinggap

10
Warna Warna Warna Warna Warna Warna
Senin/
29-
01-2024 daging daging Daging keruh keruh, Keruh
abu-abu keabu- Merah sangat berbau, ada berbau, ada
kehitaman, abuan, kecoklatan, bau, endapan endapan
sangat sangat berbau dan sedikit warna Warna
bau, tidak bau, berlendir, endapan coklat Coklat
berlendir, berlendir, tidak ada dibawahnya dibawah.
ada telur ada telur Belatung
dan Dan dan lalat
belatung, belatung, hinggap.
dan ada dan ada
lalat Lalat
hinggap. hinggap

4.2 ANALISIS DATA

Percobaan Fransisco Redi (Daging)


Dari hasil pengamatan didapatkan hasil, ternyata pada T3 tidak tumbuh belatung sama
sekali. Sedangkan pada T2 lalat hinggap di atas kasa dan banyak belatung tumbuh diatas kasa
serta ada sedikit yang tumbuh di daging. Pada T1 lalat hinggap di atas daging dan banyak
belatung tumbuh di daging.Pada kondisi T3, tidak adanya belatung yang tumbuh disebabkan
tidak adannya ruang bagi lalat untuk hinggap karena toples tersebut ditutup rapat. Sedangkan
pada toples T3 hanya ada sedikit saja belatung yang tumbuh, baik di atas kasa maupun di
dasarnya.
Hal ini disebabkan adanya ruang bagi lalat untuk hinggap dan bereproduksi namun tidak
dapat menjangkau dasar daging, dan belatung serta telur hanya dapat tumbuh diatasnya, dan
hanya beberapa yang tumbuh didasarnya. Dan pada T1, banyaknya belatung dan lalat yang
hinggap disebabkan begitu luasnya ruang yang terbuka sehingga dengan mudahnya lalat
masuk dan bereproduksi.
Percobaan Lazzaro Spallanzani( Kaldu)

Pada T1 air kaldu memiliki sedikit endapan karena udara dapat bersirkulasi dengan bebas
dengan bebas ke dalam tabung begitu juga serangga dapat masuk dengan mudah ke dalam
tabung. Pada T2 dan ke T3 (tertutup kain kasa dan tertutup plastik) udara tidak leluasa masuk
ke dalam tabung begitu juga serangga sehingga belatung tidak terdapat belatung tetapi di
tabung yang tertutup kain kasa terdapat telur serangga berwarna coklat dibawahnya.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Ada banyak teori yang membahas tentang konsep kehidupan, beberapadiantaranya
seperti teori nebula, teori big-bang, teori biogenesis, teoribiogenesis, dan terori evolusi
kimia (teiro biologi modern).
Spalanzzani dan Francesco Redi merupakan penganut teori biogenesisSpallanzani
melakukan percobaan menggunakan media air kaldu yangmasing-masing diletakkan
dalam dua stoples yang berbeda, stoplespertama ditutup rapat dan stoples yang lainnya
dibiarkan terbuka.Francesco Redi juga melakukan percobaan dengan menggunakan
duairisan daging yang diletakkan kedalam dua stoples yang berbeda,stoples pertama
ditutup dengan kain kasa dan yang lainnya dibiarkanterbuka. Hasilnya sama, yaitu
terdapat lebih banyak mikroorganismepada stoples yang terbuka. Asal-usul kehidupan
yang sebenarnya adalah yang disarankan padateori biogenesis, yaitu makhluk hidup
berasal dari makhluk hidupsebelumnya.

5.2 Saran
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup tidak muncul begitu
saja atau tidak terjadi secara spontan melainkan makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup yang sebelumnya sebagaimana para ilmuwan teori evolusi biogenesis
mengatakan:

 Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

 Makhluk hidup berasal dari telur.

 Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah dkk. 2007. BIOLOGI 3. Erlangga : Jakarta Slamet. 1999. Sains Biologi.
Jakarta : Bumi AksaraAnonim. 2012. Asal Usul Kehidupan http://www.google.co.id
sshttp://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi_(istilah
Dwidjoseputro,D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Kimbal, Jhon W. 1983. Biologi Edisi 5 Jilid 3. Erlangga : Jakarta

Supatmo, Ir.A. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Rineka Cipta : Jakarta

Syamsuri, Istamar. 2000. Biologi 2000. Erlangga : Jakarta


LAMPIRAN

HARI PERTAMA

TERTUTUP PLASTIK TERTUTUP KASA TERBUKA


HARI KEDUA

TERTUTUP PLASTIK TERTUTUP PLASTIK TERTUTUP KASA

TERTUTUP KASA TERBUKA TERBUKA


HARI KETIGA

TERTUTUP PLASTIK TERTUTUP PLASTIK TERTUTUP KASA


TERBUKA TERBUKA
HARI KEEMPAT

TERTUTUP PLASTIK TERTUTUP PLASTIK TERTUTUP KASA

TERTUTUP KASA TERBUKA TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai