Anda di halaman 1dari 23

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME dan dengan rahmat dan karunianya,
tugas ini dapat kami buat sebagai tugas kami.Sebagai bahan pembelajaran kami dengan harapan dapat di
terima dan di pahami secara bersama.
Dalam batas-batas tertentu makalah ini memuat tentang dasar dasar mikrobiologi. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah mikrobiologi lingkungan. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan atau
penguraian dalam tugas paper kami dengan harapan dapat di terima oleh Ibu dan dapat di jadikan
sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.

Jakarta, 22 Agustus 2019

Daftar Isi
1
Kata Pengantar................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................3
Latar Belakang...........................................................................................3
Rumusan Masalah......................................................................................3
Tujuan........................................................................................................3
BAB II............................................................................................................4
Sejarah Perkembangan Mikrobiologi.........................................................4
Tokoh-tokoh yang Berjasa dalam bidang Biologi......................................9
Pengertian Dan Istilah Yang Lazim digunakan dalam Mikrobilogi..........11
BAB III.............................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil
lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang
menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan virus
yang hanya nampak dengan mikroskop elektron (Dwidjoseputro, 1998).

Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah, di lingkungan


akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer (Pelczar dan Chan, 1986). Dalam
pertumbuhannya, mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan. Faktor lingkungan
tersebut adalah faktor fisik, faktor kimia, dan faktor biologi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana sejarah perkembangan mikrobiologi?
2. Siapa saja tokoh-tokoh yang berjasa dalam bidang mikrobiologi?
3. Apa pengertian dan istilah yang lazim digunakan dalam mikrobiologi?
4. Apa saja cabang-cabang ilmu yang berkaitan dengan mikrobiologi?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan mikrobiologi
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berjasa dalam bidang mikrobiologi
3. Untuk mengetahui pengertian dan istilah yang lazim digunakan dalam mikrobiologi
4. Untuk mengetahui cabang-cabang ilmu yang berkaitan dengan mikrobiologi

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

Awal terungkapnya dunia mikroba adalah dengan ditemukannya mikroskop oleh


Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana, dilengkapi satu
lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan bayangan jelas yang
perbesarannya antara 50-300 kali. Leeuwenhoek melakukan pengamatan tentang struktur
mikroskopis biji, jaringan tumbuhan dan invertebrata kecil, tetapi penemuan yang terbesar
adalah diketahuinya dunia mikroba yang disebut sebagai “animalculus” atau hewan kecil.
Animalculus adalah jenis-jenis mikroba yang sekarang diketahui sebagai protozoa, algae,
khamir, dan bakteri.

TEORI ABIOGENESIS DAN BIOGENESIS


Penemuan animalculus di alam, menimbulkan rasa ingin tahu mengenai asal usulnya. Menurut
teori abiogenesis, animalculus timbul dengan sendirinya dari bahanbahan mati. Doktrin
abiogenesis dianut sampai jaman Renaissance, seiring dengan kemajuan pengetahuan mengenai
mikroba, semakin lama doktrin tersebut menjadi tidak terbukti. Sebagian ahli menganut teori
biogenesis, dengan pendapat bahwa animalcules terbentuk dari “benih” animalculus yang selalu
berada di udara. Untuk mempertahankan pendapat tersebut maka penganut teori ini mencoba
membuktikan dengan berbagai percobaan. Fransisco Redi (1665), memperoleh hasil dari
percobaannya bahwa ulat yang berkembang biak di dalam daging busuk, tidak akan terjadi
apabila daging tersebut disimpan di dalam suatu tempat tertutup yang tidak dapat disentuh oleh
lalat. Jadi dapat disimpulkan bahwa ulat tidak secara spontan berkembang dari daging.
Percobaan lain yang dilakukan oleh Lazzaro Spalanzani memberi bukti yang menguatkan bahwa
mikroba tidak muncul dengan sendirinya, pada percobaan menggunakan kaldu ternyata
pemanasan dapat menyebabkan animalculus tidak tumbuh. Percobaan ini juga dapat
menunjukkan bahwa perkembangan mikrobia di dalam suatu bahan, dalam arti terbatas
menyebabkan terjadinya perubahan kimiawi pada bahan tersebut.

4
Percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur juga banyak membuktikan bahwa teori abiogenesis
tidak mungkin, tetapi tetap tidak dapat menjawab asal usul animalculus. Penemuan Louis Pasteur
yang penting adalah (1) Udara mengandung
mikrobia yang pembagiannya tidak merata, (2) Cara pembebasan cairan dan bahanbahan dari
mikrobia, yang sekarang dikenal sebagai pasteurisasi dan sterilisasi. Pasteurisasi adalah cara
untuk mematikan beberapa jenis mikroba tertentu dengan menggunakan uap air panas, suhunya
kurang lebih 62oC. Sterilisasi adalah cara untuk mematikan mikroba dengan pemanasan dan
tekanan tinggi, cara ini merupakan penemuan bersama ahli yang lain.

PENEMUAN BAKTERI BERSPORA


John Tyndall (1820-1893), dalam suatu percobaannya juga mendukung
pendapat Pasteur. Cairan bahan organik yang sudah dipanaskan dalam air garam yang mendidih
selama 5 menit dan diletakkan di dalam ruangan bebas debu, ternyata tidak akan membusuk
walaupun disimpan dalam waktu berbulan-bulan, tetapi apabila tanpa pemanasan maka akan
terjadi pembusukan. Dari percobaan Tyndall ditemukan adanya fase termolabil (tidak tahan
pemanasan, saat bakteri melakukan pertumbuhan) dan termoresisten pada bakteri (sangat tahan
terhadap panas). Dari penyelidikan ahli botani Jerman yang bernama Ferdinand Cohn, dapat
diketahui secara mikroskopis bahwa pada fase termoresisten, bakteri dapat membentuk
endospora. Dengan penemuan tersebut, maka dicari cara untuk sterilisasi bahan yang
mengandung bakteri pembentuk spora, yaitu dengan pemanasan yang terputus dan diulang
beberapa kali atau dikenal sebagai Tyndallisasi. Pemanasan dilakukan pada suhu 100oC selama
30 menit, kemudian dibiarkan pada suhu kamar selama 24 jam, cara ini diulang sebanyak 3 kali.
Saat dibiarkan pada suhu kamar, bakteri berspora yang masih hidup akan berkecambah
membentuk fase pertumbuhan / termolabil, sehingga dapat dimatikan pada pemanasan
berikutnya.

PERAN MIKROBA DALAM TRANSFORMASI BAHAN ORGANIK


Suatu bahan yang ditumbuhi oleh mikroba akan mengalami perubahan susunan kimianya.
Perubahan kimia yang terjadi ada yang dikenal sebagai fermentasi (pengkhamiran) dan
pembusukan (putrefaction). Fermentasi merupakan proses yang menghasilkan alkohol atau asam
organik, misalnya terjadi pada bahan yang mengandung karbohidrat. Pembusukan merupakan

5
proses peruraian yang menghasilkan bau busuk, seperti pada peruraian bahan yang mengandung
protein. Pada tahun 1837, C. Latour, Th. Schwanndon, dan F. Kutzing secara terpisah
menemukan bahwa zat gula yang mengalami fermentasi alkohol selalu dijumpai adanya khamir.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan gula menjadi alkohol dan CO2
merupakan fungsi fisiologis dari sel khamir tersebut. Teori biologis ini ditentang oleh Jj.
Berzelius, J. Liebig, dan F. Wahler. Mereka berpendapat bahwa fermentasi dan pembusukan
merupakan reaksi kimia biasa. Hal ini dapat dibuktikan pada tahun 1812 telah berhasil disintesa
senyawa organik urea dari senyawa anorganik. Pasteur banyak meneliti tentang proses
fermentasi (1875-1876). Suatu saat perusahaan pembuat anggur dari gula bit, menghasilkan
anggur yang masam. Berdasarkan pengamatannya secara mikroskopis, sebagian dari sel khamir
diganti kedudukannya oleh sel lain yang berbentuk bulat dan batang dengan ukuran sel lebih
kecil. Adanya sel-sel yang lebih kecil ini ternyata mengakibatkan sebagian besar proses
fermentasi alkohol tersebut didesak oleh proses fermentasi lain, yaitu fermentasi asam laktat.
Dari kenyataan ini, selanjutnya dibuktikan bahwa setiap proses fermentasi tertentu disebabkan
oleh aktivitas mikroba tertentu pula, yang spesifik untuk proses fermentasi tersebut. Sebagai
contoh fermentasi alkohol oleh khamir, fermentasi asam laktat oleh bakteri Lactobacillus, dan
fermentasi asam sitrat oleh jamur Aspergillus.

PENEMUAN KEHIDUPAN ANAEROB


Selama meneliti fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan adanya proses kehidupan yang
tidak membutuhkan udara. Pasteur menunjukkan bahwa jika udara dihembuskan ke dalam bejana
fermentasi butirat, proses fermentasi menjadi terhambat, bahkan dapat terhenti sama sekali. Dari
hal ini kemudian dibuat 2 istilah, (1) kehidupan anaerob, untuk mikroba yang tidak memerlukan
Oksigen, dan (2) kehidupan aerob, untuk mikroba yang memerlukan Oksigen. Secara fisiologis
adanya fermentasi dapat digunakan untuk mengetahui beberapa hal. Oksigen umumnya
diperlukan mikroba sebagai agensia untuk mengoksidasi senyawa organik menjadi CO2. Reaksi
oksidasi tersebut dikenal sebagai “respirasi aerob”, yang menghasilkan tenaga untuk kehidupan
jasad dan pertumbuhannya. Mikroba lain dapat memperoleh tenaga dengan jalan memecahkan
senyawa organik secara fermentasi anaerob, tanpa memerlukan Oksigen. Beberapa jenis mikroba
bersifat obligat anaerob atau anaerob sempurna. Jenis lain bersifat fakultatif anaerob, yaitu
mempunyai dua mekanisme untuk mendapatkan energi. Apabila ada Oksigen, energi diperoleh

6
secara respirasi aerob, apabila tidak ada Oksigen energy diperoleh secara fermentasi anaerob.
Pasteur mendapatkan bahwa respirasi aerob adalah proses yang efisien untuk menghasilkan
energi.

PENEMUAN ENZIM
Menurut Pasteur, proses fermentasi merupakan proses vital untuk kehidupan. Pendapat tersebut
ditentang oleh Bernard (1875), bahwa khamir dapat memecah gula menjadi alkohol dan CO2
karena mengandung katalisator biologis dalam selnya. Katalisator biologis tersebut dapat
diekstrak sebagai larutan yang tetap dapat menunjukkan kemampuan fermentasi, sehingga
fermentasi dapat dibuat sebagai proses
yang tidak vital lagi (tanpa sel). Pada tahun 1897, Buchner dapat membuktikan gagasan Bernard,
yaitu pada saat menggerus sel khamir dengan pasir dan ditambahkan sejumlah besar gula, terlihat
dari campuran tersebut dibebaskan CO2 dan sedikit alkohol. Penemuan ini membuka jalan ke
perkembangan biokimia modern. Akhirnya dapat diketahui bahwa pembentukan alkohol dari
gula oleh khamir, merupakan hasil urutan beberapa reaksi kimia, yang masing-masing dikatalisir
oleh biokatalisator yang spesifik atau dikenal sebagai enzim.

MIKROBA PENYEBAB PENYAKIT


Pasteur menggunakan istilah khusus untuk mengatakan kerusakan pada
minuman anggur oleh mikrobia, yaitu disebut penyakit Bir. Ia juga mempunyai dugaan kuat
tentang adanya peran mikroba dalam menyebabkan timbulnya penyakit pada jasad tingkat tinggi.
Bukti-buktinya adalah dengan ditemukannya jamur penyebab penyakit pada tanaman gandum
(1813), tanaman kentang (1845), dan penyakit pada ulat sutera
serta kulit manusia. Pada tahun 1850 diketahui bahwa dalam darah hewan yang sakit antraks,
terdapat bakteri berbentuk batang. Davaine (1863-1868) membuktikan bahwa bakteri tersebut
hanya terdapat pada hewan yang sakit, dan penularan buatan menggunakan darah hewan yang
sakit pada hewan yang sehat dapat menimbulkan penyakit yang sama. Pembuktian bahwa
antraks disebabkan oleh bakteri dilakukan oleh Robert Koch (1876), sehingga ditemukan
“postulat Koch” yang merupakan langkah-langkah untuk membuktikan bahwa suatu mikroba
adalah penyebab penyakit. Postulat Koch dalam bentuk umum adalah sebagai berikut:

7
1. Suatu mikroba yang diduga sebagai penyebab penyakit harus ada pada setiap tingkatan
penyakit.
2. Mikroba tersebut dapat diisolasi dari jasad sakit dan ditumbuhkan dalam bentuk biakan murni.
3. Apabila biakan murni tersebut disuntikkan pada hewan yang sehat dan peka, dapat
menimbulkan penyakit yang sama.
4. Mikrobia dapat diisolasi kembali dari jasad yang telah dijadikan sakit tersebut.

PENEMUAN VIRUS
Iwanowsky menemukan bahwa filtrat bebas bakteri -(cairan yang telah disaring dengan saringan
bakteri)- dari ekstrak tanaman tembakau yang terkena penyakit mozaik, ternyata masih tetap
dapat menimbulkan infeksi pada tanaman tembakau yang sehat. Dari kenyataan ini kemudian
diketahui adanya jasad hidup yang mempunyai ukuran jauh lebih kecil dari bakteri
(submikroskopik) karena dapat melalui saringan bakteri, yaitu dikenal sebagai virus. Untuk
membuktikan penyakit yang disebabkan oleh virus, dapat digunakan postulat River (1937),
yaitu:
1. Virus harus berada di dalam sel inang.
2. Filtrat bahan yang terinfeksi tidak mengandung bakteri atau mikroba lain yang dapat
ditumbuhkan di dalam media buatan.
3. Filtrat dapat menimbulkan penyakit pada jasad yang peka.
4. Filtrat yang sama yang berasal dari hospes peka tersebut harus dapat menimbulkan kembali
penyakit yang sama.

8
2.2 TOKOH – TOKOH YANG BERJASA DALAM BIDANG MIKROBIOLOGI
1. Antonie van Leeuwenhoek (1632 – 1723)
Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat
digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada
setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham abiogenesis, hasil pengamatan
Antony Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang
abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang
diberi judul “Living in a drop of water“.
Antonie van Leeuwenhoek sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional.
Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa
menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia juga
bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar
terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi. Pada tahun
1675 Antonie, membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, sehingga dia
bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air
jambangan bunga. Dari air hujan yang menggenang di kubangan dan dari air jambangan
bunga, ia memperoleh beraneka hewan bersel satu dengan menggunakan mikroskop
buatannya yang diperbesar hingga 300 kali. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda
kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-
benda bergerak itu dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang
sangat kecil.
Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan
berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus
maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Setelah Leeuwenhoek
menyingkapkan rahasia alam tentang animalcules (mikroba), timbul rasa ingin tahu para
ilmuan tentang asal usul mikroba tersebut. Ketika itu muncul dua pendapat terhadap asal
animalcules yang dilaporkan oleh Anthonie, satu pendapat mengatakan bahwa
animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi
misalnya. Pendapat ini mendukung terori yang mengatakan bahwa Makhluk hidup
9
berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis, konsep ini juga dikenal dengan
genaratio spontanea. Pendapat lain mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari
animalcules sebelumnya seperti halnya organisme tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini
disebut dengan biogenesis.

2. Aristoteles
Aristoteles telah berpendapat, bahwa mahluk-mahluk kecil terjadi begitu saja dari
benda mati. Generatio Spontanea alias abiogenesis klasik pertama kali dirumuskan secara
tuntas oleh Aristoteles. Dalam bukunya, Historia Animalium, Aristoteles menyatakan:

"Nah terdapat satu sifat hewan yang ternyata sama dengan tumbuhan. Karena
beberapa tumbuhan dihasilkan oleh benih tumbuhan, sementara tumbuhan yang lain muncul
sendiri dari pembentukan suatu prinsip elemental yang menyerupai benih; dan tumbuhan
yang jenis kedua ini pun ada yang menyerap gizi dari tanah dan ada yang tumbuh di dalam
tumbuhan lainnya sebagaimana dideskripsikan dalam traktat saya mengenai Botani. Maka
hewan juga ada yang dilahirkan oleh hewan induk yang sejenis, sementara yang lainnya
tumbuh secara spontan dan bukan dari makhluk yang sejenis."

Aristoteles memberikan contoh di buku tersebut:

"Belut tidak dihasilkan melalui persetubuhan, tidak pula ovipar. Tidak pernah ada
belut yang ditangkap yang memiliki milt ataupun telur; tidak pernah pula ditemukan belut
yang memiliki saluran ataupun saluran telur. Bahkan, semua jenis makhluk hidup berdarah
ini tidak dihasilkan melalui senggama ataupun bertelur. Hal ini secara absolut diperjelas
oleh hal berikut ini: di genangan rawa tertentu, setelah semua airnya dibuang dan
lumpurnya dikuras, belut-belutnya muncul kembali setelah turunnya hujan."
Sebagian menganggap bahwa generatio spontanea bukanlah suatu teori, melainkan
suatu konsep yang terkandung di dalam ajaran Aristoteles. Menurut ajarannya, makhluk
hidup - beberapa spesies tertentu - dapat muncul secara spontan (generatio spontanea) dari
benda mati disebabkan karena adanya gaya hidup (vital force).

10
3. Needham (1745 sampai 1750).

Seorang pria berkebangsaan Inggris yang selama 1745-1750 mengadakan eksperimen


dengan berbagai rebusan padi-padian, daging dan lain sebagainya. Pada tahun 1749 ia
melakukan penelitian dengan merebus sepotong daging dalam wadah selama beberapa menit
(tidak sampai steril). Air rebusan daging tersebut disimpan dan ditutup dengan tutup botol.
Setelah beberapa hari, air rebusan daging menjadi keruh disebabkan oleh adanya mikroba.
Needham berkesimpulan bahwa mikroba berasal dari air kaldu.

4. Spallanzani (1729 – 179)


Spallanzani adalah seorang tokoh ilmuwan dari Italia. Lazarro Spalanzani dalam tahun
1768 membantah pendapat Aristoteles dan Needham. Spallanzani mengadakan
pembuktian dengan air kaldu. Hasil percobaannya sama dengan Francisco Redi yaitu
makhluk hidup berasal dari sesuatu yang hidup. Spallanzani menjelaskan bahwa
kegagalan percobaan Nedham adalah karena Nedham tidak merebus tabung cukup lama
sampai semua organisme terbunuh dan Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan
rapat sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.

Eksperimennya yaitu untuk menunjukan bahwa kuman tidak terbunuh dari


kaldu daging yang steril. Prosedur percobaannya:
A. Labu I : Berisi cairan kaldu daging yang di panaskan dan setelah dingin
di biarkan terbuka beberapa hari.
11
B. Labu II : Berisi cairan kaldu daging yang di panaskan, kemudian di tutup
rapat-rapat dan di dinginkan dan di biarkan terbuka beberapa hari
Hasil dari eksperimennya : Labu I yang di biarkan terbuka kaldunya
berubah keruh yang berarti mengandung kuman yang berkembang pesat .
Pada labu II : yang di biarkan tertutup rapat, tidak di temui kuman dan
kaldu tetap tampak jernih
Kesimpulannya kaldu keruh karna tidak steril yang menyebabkannya
adalah pertumbuhan kuman yang terbawa oleh udara.

5. Louis Pasteur

Untuk memastikan pendapatnya, Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan


Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam labu yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya
gabus tersebut ditembus dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian
dipanaskan. Pipa leher angsa menyebabkan mikroba beserta debu atau asap akan
mengendap pada bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai kaldu.
Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup
(vital force) dari udara, tetapi ternyata jugs tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu.
Menurut Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara.
Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila
labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh
ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu sebagai tanda
mikroba telah berkembang.

Percobaan Louis Pasteur

12
Pasteur juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen.
Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udaram kemudian ia
menyimpulkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin
sedikit kontaminasi yang terjadi. Melalui percobaan ini, Louis Pasteur membuktikan
bahwa terdapat mikroorganisme di udara, air, dan tanah, yang dapat menyebabkan
kontaminasi pada air kaldu. Berdasarkan hasil percobaan ini, berkembanglah teori
biogenesis yang menyatakan bahwa:
omne vivum ex ovo (makhluk hidup berasal dari telur)
omne ovum ex vivo (telur berasal dari makhluk hidup)
omne vivum ex vivo (makhluk hidup berasa dari makhluk hidup sebelumnya).
6. Fransisco Redi
Francesco Redi adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, ia merupakan
orang pertama yang membantah teori generatio spontanea. Ia melakukan eksperimen
untuk mendapat fakta yang benar. Ia menggunakan daging segar yang diletakkan di
dalam tiga tabung. Perlakuan tabung I ditutup rapat, tabung II ditutup kain kasa dan
tabung III tidak ditutup dan dibiarkan terbuka. Setelah beberapa hari Francisco Redi
mendapatkan hasil eksperimen. Ternyata pada tabung I tidak ditemukan mikroba, tabung
II terdapat sedikit mikroba, dan tabung III terdapat banyak mikroba. Dari hasil
eksperimen ini. Francesco Redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat
dalam daging busuk di tabung II dan III bukanlah terbentuk dari daging yang membusuk,
tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap
disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada tabung III, yang
tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung,
sedangkan pada dagingnya yang membusuk ditemukan jumlah belatung yang relatif
sedikit.

Percobaan Fransesco Redi

13
Penelitian ini ditentang oleh penganut teori Abiogenesis. Menurut mereka, pada
tabung yang tertutup rapat, udara dan zat hidup tidak dapat masuk sehingga tidak
memungkinkan untuk adanya suatu kehidupan.

7. John Tyndal (1820-1893)


John Tyndall seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris mengatakan bahwa udara
dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisme dengan cara melakukan percobaan
dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar
masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti
spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung
dengan kaldu di dalamnya, namun tetap tidak ditemukan adanya mikroba. Tyndall
menunjukkan bahwa udara yang bebas debu tidak akan mencemari kaldu steril.
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kotak Tyndal (gambar 8). Seluruh
interior kotak Tyndall dilapisi dengan gliserin sebagai perangkap mikroorganisme. Kotak itu
praktis tertutup dari atmosfer kecuali untuk dua bukaan di kedua sisi kotak yang terhubung
ke saluran berbelit-belit yang memungkinkan udara masuk tapi debu yang terperangkap.
Setelah berdiri beberapa hari, partikel debu yang mengambang di udara di dalam kotak
menetap di bagian bawah, dan udara menjadi bebas debu, hal ini dapat diamati dengan
seberkas cahaya yang bersinar melalui jendela. Kemudian pipet dimasukkan melalui sumbat
karet di atas kotak, dan kaldu daging masukkan melalui pipet ke dalam tabung. Tabung
kemudian direndam dalam air garam mendidih selama 5 menit (cara sterilisasi dengan
pemanasan terputus ini kemudian dikembangkan, yang sekarang disebut sebagai
Tyndalisasi). Tyndall menemukan bahwa setelah kaldu dalam tabung didinginkan sampai
suhu kamar, tabung itu bebas dari pertumbuhan mikroba. Dengan demikian, eksperimennya
telah mengeliminasi teori generatio spontanea.

14
8. Franz Schulze (1836) dan Theodor Schwan (1837)
Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham, ada 2 peneliti yang mencoba
memecahkan kontroversi tentang peran udara. Franz Schulze di dalam tahun 1836
memperbaiki eksperimen Spalanzani dengan mengalirkan udara lewat suatu asam atau
basa yang keras ke dalam botol yang berisi daging yang telah dimasak terlebih dahulu.
Theodor Schwann di dalam tahun 1837 membuat percobaan serupa itu juga dengan
mengalirkan udara lewat pipa yang dipanasi menuju kedalam botol berisi kaldu yang
telah dipanasi berjam jam lamanya. Hasilnya, keduanya tidak menemukan adanya
mikroba disebabkan karena mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh
panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam
dan panas akan mengubah udara sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan mikroba.

9. H. Schroeder dan Th. Von Dusch (1854)

15
Schroeder dan Von Dusch menemukan suatu cara untuk menyaring udara yang
menuju kedalam botol berisi kaldu. Udara itu dilewatkan pada suatu pipa berisi kapas
yang steril. Dengan cara yang demikian ini ia tetap tidak mendapatkan mikroorganisme
baru di dalam kaldu.

10. Robert Koch


Mengadakan penelitian terhadap kuman-kuman anthrax yang menyerang ternak. Dalam
penelitiannya ia berhasil menghasilkan kuman anthrax dalam bentuk biakan murni dan
membuktikan yang diasingkan ini mampu menimbulkan penyakit yang sama yang
dimasukkan kedalam tubuh binatang percobaan yang peka. Berdasarkan penemuan ini
koch memformulasikan kritea mengenai kuman-kuman ini yang kita kenal sebagai
postulat koch, yaitu:
1. Kuman harus selalu dapat ditemukan didalm tubuh binatang yang sakit, tetapi tidak
dalam binatang yang sehat.
2. Kuman tersebut harus dapat diasingkan dan dibiakan dalam bentuk biakan murni
diluar tubuh binatang tadi.
3. Biakan murni kuman tersebut harus mampu menimbulkan penyakit yang sama pada
binatang percobaan.
4. Kuman tersebut dapat diasingkan kembali dari binatang percobaan tadi.
Pada tahun 1900, semua jenis kuman penyebab berbagai penyakit penting telah dapat
diketahui seperti Bacillus anthracis, Corynebacterium diptheriae, Salmonella thphosa,
Neisseria gonorrhorae, Clostridium perfringens, Clostridiumtetani, Shigella dysentriae,
Treponema Pallidum dan lain-lain.

16
2.3 PENGERTIAN DAN ISTILAH YANG LAZIM DIGUNAKAN DALAM MIKROBIOLOGI

1. Mikrobiologi : studi organisme hidup yang secara individual terlalu kecil untuk dilihat
tanpa bantuan mikroskop; cabang ilmu biologi yang mempelajari tantang kehiduapn jasad
renik; ilmu yang mempelajari tentang kehidupan mikroba secara umum, baik yang
memiliki sifat sebagai parasit amupun yang berguna bagi kehidupan manusia.
2. Mikroorganisme/Mikroorganisma/Mikrob/mikroba : bentuk kecil kehidupan; secara
individual terlalu kecil untuk dilihat tanpa bantuan mikroskop.
3. Isolasi : pemisahan dua atau lebih populasi sehingga mereka tidak dapat saling
mengawini; memisahkan mikroorganisme dari campurannya.
4. Isolat : biakan murni pertama yang dibuat dari sumber segar aslinya.
5. Kultur/Biakan : penanaman atau pemeliharaan sel atau jaringan dalam suatu
laboratorium.
6. Kultur murni : biaakan mikroorganisme yang hanya mengandung satu spesies tunggal
didalamnya.
7. Inkubasi : penjaga biakan dalam kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan.
8. Inokulasi :proses dimasukannya kuman atau bahan efektif ke dalam jarinagn hidup;
proses pemasukan bakteri, virus atau vaksin ke dalam tubuh yang dilakukan melalui luka
atau suatu alat yang digoreskan pada kulit tanapa menimbulkan infeksi.
9. Inokulum : bahan yang mengandung mikroba yang akan dimasukan ke dalam inang.
10. Aseptis : babas dari imfksi; terhindar dari gangguan mikroorganisme yang menyebabkan
penyakit.

17
11. Sepsis : ststus yoksis atau sakit yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme yang
masuk setalah berkontak dengan jaringan yang menghasilkan pus atau nanah.
12. Steril/Suci hama : tidak dapat berkembangbiak baik secara seksual maupun aseksual; suci
hama atau bersih dari kuman atau lingkungan.
13. Sterilisasi : proses pemusnahan atau pembasmian keseluruhan mikroba dan organisme
lain tang hidup dalam lingkungan atau material dengan menggunakan cara-cara fisik atau
menggunakan bahan kimia.
14. Pasteurisasi : pemanasan untuk membinasakan mikroorganisme patogen; cara membunuh
kuman patogen tanpa merusak bahan; caranya pemanasan hingga 62,9° C selama 30
menit (bertahan) atau pemanasan sampai 71,6° C selama tidak kurang dari 15 detik.
Pemanasan ini dilanjutkan dengan pendinginan cepat.
15. Agar : derivate polisakarida dari rumput laut; digunakan sebagai bahan pemadat dalam
medium bakteriologi.
16. Tyndalisasi : sterilisasi fraksi; pendekatan terhadap uap panas selama 30 menit setiap hari
selama hari berturut-turut untuk mematikan sel-sel vegetative.
17. Kontaminasi : pencemaran yang disebabkan masuknya unsure-unsur lain dalam tubuh;
proses masuknya suatu substansi atau mikrob atau virus atau unsure lain dalam suatu
medium.
18. Aerob : membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
19. Anaerob : hidup dalam ketiadfaan oksigen atmosfir.
20. Fakultatif anaerob : makhluk yang hidup secara aerob, tetapi dapat juga hidup secara
anaerob jika tidak ada oksigen; organisme yang dapat menggunakan oksigen bebas atau
dapat tumbuh secara anaerob.
21. Mikroaerofilik : mikroorganisme yang hidup paling baik pada tekanan oksigen yang
dikurangi.
22. Medium/media : substansi hara yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme;
substansi ini mungkin berupa medium cairan atau medium padat yang talah ditambahkan
agar.
23. Koloni : mikroorganisme yang berkambang dari sel tunggal atau kelompok sel; dapat
dilihat dengan mata biasa pada medium setengah padat.
24. Streak method inoculation/Inokulasi cara gores : proses dimasukkannya kuman atau
bahan efektif kedalam jaringan dengan cara gores; meremajakan kultur dengan medium
baru.
25. Pour plate method/Metode tuang : prosedur yang diraka untuk mendapatkan koloni
terpisah secara atau pada cawan agar hara. Proses ini terdiri atas inokulasi biakan
kedalam medium agar hara mencair yang dingin. Pencampuran dan penuangan
(kemudian penuangan) kedalam cawqan petri agar memadat. Biakan dapat diencerkan
apabila diperlukan dengan memindahkan alikuot dari tabung agar yang mencair ke yang
lain sebelum penuangan ke cawan.
26. Spred plata method/ Metode sebar : metode didalam penumbuuhan mikroorgamnisme
didalam nedia agar dengan menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya diatas
18
media agar yang telah memadat. Kelebihan metode ini adalah mikroorganisme yang
tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar.
27. Bakteri/Kuman : mikroorganisme bersel satu, prokarion, dan umumnya tidak berklorofil
dan dapat berkembangbiak secara cepat dengan cara menbalah diri; berdasarkan
bentuknya bakteri dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu bakteri berbentuk
batang, bulat dan spiral.
28. Archaebaccteria : domain yang anggotanya prokariotik yang bias hidup dilingkungan
yang ekstrim.
29. Virus : parasit intrasel obligat yang tidak mempunyai komponen-komponen tertentu yang
mutlak diperlukan untuk replikasinya sendiri dan harus bergantung kepada sel inang
untuk mendapatkan factor-faktor yang tidak dimilikinya; tidak mempunyai system
pmbangkit ATP dan ribosom untuk sintesis protein.
30. Actinomycetes : sejenis bakteri yang berbentuk seperti jamur, selnya panjang dan
bersususn membentuk cababg-cabang
31. Kapang/mold/fungus : jamur yang hidup sebagai saprofit yang menghasilkan lender;
jamur yang berukuran kecil dengan miselium dan spora yang jelas.
32. Yeast/khamir : jamur-jamur yang berkembangbiak dengan tunas kecambah; jamur
mikroskopis yang terdapat sebagai sel-sel sederhana yang bebas, umpamanya S.
cerevisal.
33. Antagonisma : kerja yang saling berbalasan dimana salah stu menguatkan dan yang lain
melemahkan suatu proses.
34. Antibiosis : hubungan antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis dimana jenis yang
satu menghambat pertumbuhan jenis yang lain; penghambatan perkembangan suatu
populasi karana pembentukan racun oleh populasi lain.
35. Antibiotik : zat organic yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat menghambat
atau membunuh mukroorganisme yang menyerang manusia dan hewan; senyawa yang
dihasilkan sutu mikroorganisme dalam kadar rendah yang mampu merusak
perkenbangbiakan mikroorganisme lain.
36. Antiseptis : zat yang terdapat didalam jarinagn makhluk hidup yang berfungsi untuk
menghambat atau menghancurkan mikroorganisme; zat yang digunakan pada permukaan
jarinag yang digunakkan untuk menahan pertumbuhan mikroorganisme.
37. Antiseptik : bahan kimia yang mencegah pertumbuhan, dengan menghambat
pertumbuhan atau memusnahkan mikroorganisme; digunakan untuk bagian tubuh
terutama kulit.
38. Autotrof : organisme yang dapat memenuhi bahan makanannya sendiri dengan cara
mensintasis dari bahan anorganik.
39. Heterotrof : organisme yang hanya ,mampu menggunakan matari organic mkhlik hidup
lain sebagai bahan baku makannannya.
40. Lisis (Lysis) : peristiwa hancurnya sel yang disebabkan oleh hancur atau larutnya selaput
plasma dan keluarnya isi sel; penghancuran atau pemecahan sel.

19
41. Gram positif : memperletakkan bakteri yang memiliki dinding sel peptidoglikan tebal
yang akan tetap menahan pewarnaan Gram awal sewaktu dicuci dengan alcohol 95
persen.
42. Gram negative : memperletakkan bakteri yang memiliki dinding sel peptidoglikan
molekul tunggal yang terikat pada satu sisis oleh membrane sitoplasma dan pada yang
lain oleh membrane luar; sel semacam itu dilunturkan warnanya dengan 95 persen
alcohol selama prosedur pewarnaan Gram.
43. Gram variable : suatu besaran yang harganya dapat bervariasi atau berubah pada sutu
situasi dalam sejenis pewarnaan dalam mikrobiologi untuk mewarnai bakteri.
44. Fermentasi : peragian, prose penguraian makanan oleh jamur dan bakteri yang
berlangsung dalam keadaan anaerob ( tidak memerlukan oksigen dari udara bebas )
dengan bantuan enzim; pemecahan senyawa organic oleh mikroba yang berlangsung
dalam suasana anaerob dengan menghsilkan energy.
45. CFU (Colony Forming Unit) : satuan pertumbuhan koloni-koloni unit; untuk mengetahui
populasi bakteri.
46. Pewarnaan (Staining) : suatu metode persiapan dengan menggunakan metal berat seperti
timah, uranium, atau tungsten untuk menguraikan electron gambar sehingga
menghasilkan kontras antara struktur yang berlainan dimana khususnya materi biological
banyak yang warnanya nyaris transparan terhadap electron (objek fase lemah).
47. Kurva pertumbuhan : representasi pertumbuhan populasi dalam pertumbuhan biakan.
48. Fiksasi : suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel agar tampak realistic
(seperti kenyataan) dengan menggunakan glutaraldehid dan osmium tetraksida.
49. Bakteriofag : sejenis virus yang menyerang dan menghancurkan bakteri.
50. Bakterioklorofil : klorofil bakteri yang dapat melakukan fotosintesis.
51. Basil : bakteri gilig atau berbentuk batang, bakteri ini tersusun mandiri dan ada yang
tersusun secara kelompok.
52. Kokus : bakteri yang memiliki bentu bulat atau hamper bulat.
53. Spiral : bakteri yang berbentuk spiral.
54. Hifa : komponen dasar penyusun jamur; setiap lembar benang penyusun tubuh jamur.
55. Miselium : kumpulan hifa pada jamur yang berfungsi untuk menyerap bahan makanan
(organic) dari lingkungan tempat hidup jamur; anyaman hifa yang membentuk talus
jamur.
56. Spora : alat perkembangbiakan yang terdiri atas satu atau beberapa sel yang dihasilkan
dengan cara seksual atau aseksual oleh jamur dan tumbuhan rendah.
57. Prokaryot : organisme bersel tunggal yang memiliki struktur sederhana, tidak memiliki
mitikondria dan alat golgi serta nucleus.
58. Eukaryot : organisme yang selnya mengandung nucleus yang jelas dari sitoplasma yang
dipisahkan oleh membrane.
59. Jarum inokulasi : membuat kultur dengan metode tusukan.
60. Jarum ose : sebagai alat untuk mengambil koloni bakteri ke medium yang akan
digunakan.
20
BAB III
PENUTUP

21
3.1 KESIMPULAN
Awal terungkapnya dunia mikroba adalah dengan ditemukannya mikroskop oleh
Leeuwenhoek (1633-1723). Beberapa tokoh menemukan teori hingga peran mikrobanya, yang
didalamnya terdapat pengertian dan istilah yang lazim dalam mokrobiologi. Hingga di hjabarkan
dalam dalam cabang – cabang ilmu yang berkaitan dengan mikrobiologi.

3.2 SARAN

Kami sangat mengakui dalam makalah tentang Mikrobiologi ini masih banyak
kekurangannya. Baik dari segi isi maupun tulisan. Oleh karena itu mohon di maklumi, mengingat
penulis masih dalam proses belajar. Kami berharap makalah ini dapat di gunakan untuk
menunjang proses belajar-mengajar.

22
Daftar Pustaka
http://murtisariutami.blogspot.com/2016/06/cabang-cabang-ilmu-mikrobiologi.html
http://www.ucmp.berkeley.edu/history/leeuwenhoek.html
http://www.beritaunik.net/top-10/10-penulis-yunani-kuno.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteur
http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1905/koch-bio.html
http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1908/ehrlich-bio.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Ulric_Neisser
http://en.wikipedia.org/wiki/Kitasato_Shibasabur%C5%8D
https://kliksma.com/2014/10/cabang-cabang-ilmu-mikrobiologi.html

23

Anda mungkin juga menyukai