Anda di halaman 1dari 190

MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGY

MARET 2021
Desy Muliana Wenas, M.Si.
MIKROBIOLOGI
The science (logos) of small (micro) life (bios), or
The study of living things so small that they cannot be seen
with the naked eye.
Ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang berukuran kecil
dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Fungi dan Alga? Nematoda? Virus ?


MIKROORGANISME ?
Makhluk hidup atau organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Karakteristik:
Umumnya organisme bersel satu, tapi dapat membentuk grup sel.

Apa saja yang termasuk Mikroorganisme ?


Semua organisme prokariotik (bakteri) dan beberapa eukariotik (Fungi dan Protista)
PERANAN MIKROORGANISME
Microorganisms have a tremendous impact on all life and the
physical and chemical make-up of our planet.
They are responsible for cycling the chemical elements essential for
life, including carbon, nitrogen, sulfur, hydrogen, and oxygen
More photosynthesis is carried out by microorganisms than by green
plants.
It has been estimated that 5 × 1030 microbial cells exist on earth.
PERANAN MIKROORGANISME DALAM KESEHATAN
Membantu proses pencernaan dengan memecah senyawa.
Dimanfaatkan di bidang Bioteknologi terutama dalam pengembangan vaksin,
antibiotic, rekayasa genetik.
PERANAN MIKROORGANISME PADA EKOSISTEM
Mendaur ulang Karbon sehingga dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan,
Mendaur ulang Nitrogen
Membentuk gula pada ekosistem laut
KERUGIAN MIKROORGANISME
Dapat menimbulkan penyakit seperti malaria, cacing pita
Mikroorganisme dalam jumlah banyak dapat menghasilkan racun pekat.
PATOGEN
A pathogen is an organism with the potential to
cause disease.
PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

Menurut Michael J. Pelczar perkembangan mikrobiologi terdiri dari


beberapa tahapan periode dalam sejarah mikrobiologi sebagai
berikut
1. Mikroskop dan penemuan dunia jasad renik
2. Generasi spontan lawan biogenesis
3. Teori nuftah fermentasi
4. Teori nuftah penyakit
5. Perkembangan mikrobiologi di Era Modern
1. Penemuan mikroskop dan jasad renik

Menggambarkan struktur
kapang menggunakan
mikroskop temuannya

Robert Hooke
1664
Anthony van Leeuwenhoek(1632-1723)
ialah orang yang pertama kali
mengetahui adanya dunia
mikroorganisme. Dengan mikroskop
ciptaannya ia dapat melihat bentuk
mahkluk-mahkluk kecil yang
sebelumnya itu tidak diduga sama
sekali keadaannya.
2. Generasi spontan lawan biogenesis

Aristoteles (300 SM) telah


Penemuan animalculus di alam,
menimbulkan rasa ingin tahu berpendapat, bahwa kehidupan
mengenai asal usulnya. Menurut berasal dari bahan atau benda mati
teori abiogenesis (Generatio yang mengalami penghancuran.
Spontanea), animalculus timbul
dengan sendirinya dari bahan- Konsepsi ini dikenal sebagai teori
bahan mati. Sebagian ahli sebagai spontan atau abiogenesis
menganut teori biogenesis, (abio,”tidak hidup”: genesis “asal”).
dengan pendapat bahwa Aristoteles berpendapat, bahwa
animalculus terbentuk dari
“benih” animalculus yang selalu organisme hidup (makhluk-makhluk
berada di udara kecil) terjadi dari benda mati
Needam mengadakan eksperimen-
eksperimen dengan daging yang
direbus. Meskipun air rebusan
tersebut disimpannya rapat- rapat
dalam botol tertutup, namun
timbulah mikroorganisme dengan
kata lain menurutnya kehidupan
dapat timbul dari benda
mati(Abiogenesis) Sehingga ia
menyimpulkan bahwa jasad-jasad
renik (mikroorganisme) tersebut
terjadi secara spontan dari daging.
Lazzaro spallanzani mengatakan
bahwa perebusan dan kemudian
penutupan botol-botol berisi air
rebusan yang dilakukan Needham itu
tidak sempurna.

Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba


yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari
air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan
di udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah
terjadi kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air
kaldu tersebut. Jadi eksperimen ini menentang teori
abiogenesis.
Francesco Redi melakukan
pembantahan teori
generatio spontania.Redi
melakukan serangkaian
penelitian menggunakan
tiga kerat daging segar
yang diletakkan dalam
tiga wadah
Percobaan Louis pasteur
Berdasarkan hasil-hasil percobaan
ilmuwan yang juga seseorang
biologiwan bernama Louis Pasteur ini,
dapat meyakinkan khalayak bahwa
tidak ada kehidupan baru yang
dapat timbul dari benda mati, maka
muncullah teori “Biogenesis” yaitu
“Omne vivum ex ovo, omne ovum ex
vivo“ yang berarti “semua kehidupan
itu berasal dari telur, dan semua telur
itu berasal dari sesuatu yang hidup”.
3. Teori Nutfah Fermentasi

Fermentasi merupakan proses Suatu bahan yang ditumbuhi


yang menghasilkan alkohol oleh mikroba akan mengalami
atau asam organik, misalnya perubahan susunan kimianya.
terjadi pada bahan yang
Perubahan kimia yang terjadi
mengandung karbohidrat.
Pembusukan merupakan ada yang dikenal sebagai
proses peruraian yang fermentasi (pengkhamiran)
menghasilkan bau busuk, dan pembusukan
seperti pada peruraian (putrefaction).
bahan yang mengandung
protein.
Pada zaman dahulu, orang
memperbaiki mutu produk-produk
fermentasinya dengan cara
mencoba-coba, tanpa menyadari
bahwa mutu sesungguhnya
bergantung kepada penyediaan
atau perbaikan kondisi bagi Pasteur menemukan
pertumbuhan mikroorganisme sebuah proses yang
pelaku fermentasi tersebut. disebut dengan
Barulah setelah Pasteur menelaah pasteurisasi
peranan mikroorganisme dalam
proses fermentasi pada
pembuatan anggur maka orang
menjadi mengerti bahwa
mikroorganisme itulah yang
menyebabkan terjadinya
fermentasi
4. Teori Nutfah Penyakit

Koch menemukan adanya bakteri


Tahap-tahap kerja Postulat Koch
penyebab terjadi penyakit antraks. Inilah
pertama kalinya suatu bakteri dapat tersebut mempunyai 4 dalil, yaitu :
dibuktikan sebagai penyebab penyakit
hewan. Selanjutnya Koch dan kawan- 1. Mikroorganisme tertentu selalu dapat
kawan menemukan bakteri penyebab dijumpai berasosiasi dengan penyakit tertentu.
tuberculosis dan cholera. Khusus mengenai
Robert Koch yang sampai sekarang
namanya tetap dikenang dan dihargai 2. Mikroorganisme itu dapat diisolasi dan
ditumbuhkan menjadi biakan murni di
karena jasajasa besarnya di bidang laboratorium.
mikrobiologi kedokteran dan
kemanusiaan. Berkat penelitian Koch ini 3. Biakan murni mikroorganisme tersebut akan
maka ihwal dan penyebab penyakit TBC, menimbulkan penyakit itu bila disuntikkan pada
tifus, difteri, kolera dan gonorhu serta hewan yang rentan.
antraksdapat terungkap dan dipisahkan 4. Penggunaan prosedur laboratorium
secara murni. memungkinkan diperolehnya kembali
mikroorganisme yang disuntikkan itu dari
hewan yang dengan sengaja diinfeksi dalam
percobaan
5. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI DI ERA MODERN

Sejak adanya teori nuftah penyakit ini Pada era ini ditandai dengan
pada tahun 1900, telah terjadi dipakainya metode dan alat
persekutuan yang dekat antara
mikrobiologi, kedokteran, dan bidang- yang mutakhir, seperti misalnya
bidang mikrobiologi terapan lainnya. mikroskop elektron,
Disamping itu, mikroorganisme telah
menjadi sistem model untuk kromatografi, sampai dengan
mempelajari banyak sekali proses
biologis yang mendasar bagi banyak
komputer. Masalah-masalah
organisme hidup. Penemuan- pelik yang sebelumnya belum
penemuan baru terus dibuat. Spesies terungkap dan belum
mikroorganisme baru terus ditemukan
dan banyak proses biologis sedang dijelaskan misalnya antibiotik,
ditelaah melalui mikroorganisme. vaksin, serum, sekarang telah
diketahui
RUANG LINGKUP
PROKARIOT (Procharyote)
Organisme yang memiliki sel Prokariotik (Procharyotic cells)

EUKARIOT
Organisme yang memiliki sel Eukariotik (Eucharyotic cells)
EUKARIOT & PROKARIOT
Eukaryotes, organisme yang memiliki nucleus yang dibungkus oleh membran
inti.
Prokaryotes, organisme tanpa membrane-bound nucleus, sehingga materi
genetiknya terdapat di sitoplasma.
Eukaryotes and prokaryotes are organisms because they contain all of the
enzymes required for their replication and possess the biologic equipment
necessary for the production of metabolic energy.
Taksonomi & Klasifikasi
Mikroorga nisme
Taksonomi
Ilmu yang mempelajari teori klasifikasi yang
mencakup dasar prinsip serta aturan
klasifikasi
Klasifikasi
Praktek taksonomi yaitu proses penataan
organisme ke dalam suatu kelompok
(takson) berdasarkan hubungan kemiripan
(similaritas) atau hubungan kekerabatan
(evolusioner)
Adalah organisme yang berukuran
sangat kecil dan hanya dapat diamati
dengan menggunakan mikroskop
Taksonomi
Ilmu yang mempelajari teori klasifikasi yang
mencakup dasar prinsip serta aturan
klasifikasi
Klasifikasi
Praktek taksonomi yaitu proses penataan
organisme ke dalam suatu kelompok
(takson) berdasarkan hubungan kemiripan
(similaritas) atau hubungan kekerabatan
(evolusioner)
Carl Linnaeus (1735 M)
 Dunia Plantae (tumbuhan) Ernst Haeckel
 Dunia Animalia (hewan) (1866)
Dunia Plantae
Dunia Animalia
Dunia Protista
Herbert Copeland
(1956)
Kingdom Animalia
Kingdom Plantae R.H. Whittaker
Kingdom Protista (1969)
Kingdom Monera Dunia Monera
Dunia Protista
Carl Richard Woese (1977) Dunia Fungi
Kingdom Animalia Dunia Plantae
Kingdom Plantae Dunia Animalia
Kingdom Protista
Kingdom Mycota (dunia jamur)
Kingdom Eubacteria
Kingdom Archaebacteria
Cavalier-Smith (1998)
Kingdom Animalia
Kingdom Plantae
Kingdom Protista (protozoa)
Kingdom Chromista
Kingdom Eumycota
Kingdom Eubacteria
Kingdom Archaebacteria
Plantae (Tumbuhan)
Tumbuhan merupakan kelompok organisme
yang memperoleh makanan secara autotrof
(membuat makanan sendiri) dengan proses
fotosintesis.

Organisme yang masuk dalam kingdom ini


memiliki beberapa ciri, yakni multiseluler,
eukariotik, berdinding sel selulosa, dan
mengandung pigmen fotosintesis.

Terdiri dari 3 :
Lumut
Tumbuhan paku
Tumbuhan berbiji
Animalia

Animalia adalah semua organisme yang


bersifat heterotrof, yakni organisme yang
tidak mampu membuat makanannya sendiri
dan harus memakan organisme yang lain.
Fungi
Fungi adalah organisme yang memperoleh
makananannya secara heterotrof, yakni
memperolehnya dari makhluk hidup lain atau
parasit, ataupun dengan absorpsi atau menyerap
dari saprofit, yakni makhluk hidup yang telah
mati.

Ciri yang dimiliki jamur yakni multiseluler,


eukariotik, memiliki dinding sel dari bahan kitin,
serta tidak memiliki pigmen fotosintesis.

Pengelompokan jamur disebabkan temuan bahwa


jamur bukan berdinding selulosa melainkan dari
kitin.
Alasan yang lainnya adalah jamur tidak memiliki
kemampuan membuat makanan sendiri seperti
tumbuhan pada umumnya.
Kingdom MONERA
Organisme yang dikategorikan ke dalam
kingdom monera yakni semua organisasi yang
tidak memiliki selaput inti, maka disebut juga
dengan organisme prokariotik.

Contoh dari organisme yang masuk dalam


kingdom ini adalah ganggang biru-hijau dan
juga bakteri.

Yang masuk dalam kelompok plantae adalah


semua ganggang selain ganggang biru-hijau
(monera), lumut, paku-pakuan, dan tumbuhan
biji.
Kingdom Monera

Organisme yang masuk dalam kingdom ini masih


sama seperti sebelumnya, hanya saja mengalami
pemecahan kategori dalam salah satu
anggotanya yakni bakteri.
Berdasarkan penelitian dengan biologi molekular,
ARN ribosom pada bakteri terdapat beberapa
perbedaan, sehingga pada bakteri dipecah lagi
menjadi eubacteria dan archaebacteria.
Perbedaan terletak pada kemampuan hidupnya.
Eubacteria  bakteri hidup di lingkungan biasa
dengan menjadikan karbon sederhana sebagai
sumber penghasil gas metan.
Archaebacteria  bakteri yang mampu hidup di
lingkungan ekstrim, laut kadar garam ekstrim,
sumber air panas, atau tempat dengan pH tinggi.
Kingdom Protista

Protista merupakan organisme dengan


selaput inti dan memiliki sel tunggal.

Protista dipecah lagi menjadi tiga bagian


yang lebih beragam menjadi prosista mirip
hewan (Protozoa), Prosista mirip tumbuhan
(Ganggang), dan protista mirip jamur.

Karena semua protista tidak memiliki


pelindung yang bisa membuat tubuhnya selalu
basah, maka semua protista tergolong hidup
di air.
GRUP TAKSONOMI
Mikroorganisme
Protozoa :

Paramaecium Euglena
Fungi : Alga eukaryotik :

Eumycetes Gangg ang Hijau


(Jamur sejati)
G reen Alg ae Bakteri Ungu
Virus
Virus tidak merupakan sel prokariotik maupun prokariotik.
Tingkat Resmi Contoh
Domain Bacteria
Phylum Proterobacteria
Kelas Proteobacteria
Ordo Enterobacteriales
Famili Entobacteriaceae
Genus Escherichia
Species Echerichia coli
MIKROBIOLOGI
The science (logos) of small (micro) life (bios), or
The study of living things so small that they cannot be seen
with the naked eye.
Ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang berukuran kecil
dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Fungi dan Alga? Nematoda? Virus ?


PERANAN MIKROORGANISME
Microorganisms have a tremendous impact on all life and the
physical and chemical make-up of our planet.
They are responsible for cycling the chemical elements essential for
life, including carbon, nitrogen, sulfur, hydrogen, and oxygen
More photosynthesis is carried out by microorganisms than by green
plants.
It has been estimated that 5 × 1030 microbial cells exist on earth.
RUANG LINGKUP
PROKARIOT (Procharyote)
Organisme yang memiliki sel Prokariotik (Procharyotic cells)

EUKARIOT
Organisme yang memiliki sel Eukariotik (Eucharyotic cells)
PATOGEN
A pathogen is an organism with the potential to
cause disease.
EUKARIOT & PROKARIOT
Eukariot, organisme yang memiliki membran inti / membran nukleus.
Prokariot, organisme tanpa membran inti sehingga materi genetik terdapat di
sitoplasma.
Eukaryotes and prokaryotes are organisms because they contain all of the
enzymes required for their replication and possess the biologic equipment
necessary for the production of metabolic energy.
ALL PROCHARYOTES ARE UNICELLULAR ORGANISMS
TEORI
~ Awalnya Organisme Eukariot berasal dari prokariot.
PROTISTA
The “true nucleus” of eukaryotes (from Gr karyon “nucleus”) is
only one of their distinguishing features.
The membrane-bound organelles, the microtubules, and the
microfilaments of eukaryotes form a complex intracellular
structure unlike that found in prokaryotes.
The agents of motility for eukaryotic cells are flagella or cilia—
complex multistranded structures that do not resemble the
flagella of prokaryotes. Gene expression in eukaryotes takes
place through a series of events achieving physiologic integration
of the nucleus with the endoplasmic reticulum, a structure that has
no counterpart in prokaryotes.
Eukaryotes are set apart by the organization of their
cellular DNA in chromosomes separated by a distinctive
mitotic apparatus during cell division. In general, genetic
transfer among eukaryotes depends upon fusion of
haploid gametes to form a diploid cell containing a full
set of genes derived from each gamete. The life cycle of
many eukaryotes is almost entirely in the diploid state, a
form not encountered in prokaryotes.
Fusion of gametes to form reproductive progeny is a highly specific event
and establishes the basis for eukaryotic species. This term can be applied
only metaphorically to the prokaryotes, which exchange fragments of
DNA through recombination. Taxonomic groupings of eukaryotes
frequently are based on shared morphologic properties,and it is
noteworthy that many taxonomically useful determinants are those
associated with reproduction. Almost all successful eukaryotic species are
those in which closely related cells, members of the same species, can
recombine to form viable offspring. Structures that contribute directly or
indirectly to the reproductive event tend to be highly developed and—
with minor modifications among closely related species—extensively
conserved.
PROTISTA
Microbial eukaryotes—protists—are members of the four
following major groups: algae, protozoa, fungi, and slime
molds.
It should be noted that these groupings are not necessarily
phylogenetic: Closely related organisms may have been
categorized separately because underlying biochemical
and genetic similarities may not have been recognized.
PROTISTA
Secara umum ditemukan di Laut
Biasanya Uniselular (ada yang multiseluler, contohnya Kelp)
Bersifat Eukariotik
Reproduksi : beberapa Aseksual, beberapa seksual, beberapa
keduanya
Kebanyakan heterotroph, beberapa autotrof
Secara umum, Kingdom Protista untuk makhluk hidup yang tidak
dapat dikategorikan dalam Kingdom Animalia, Tumbuhan
maupun Fungi. 3 Kategori utama: Animal-like, Plant-like, Fungi-like
ALGA
(PLANT-LIKE PROTISTS)

Fotosintesis
Tidak memiliki akar, daun, biasanya uniselular
Klasifikasi Alga
berdasarkan tipe dinding selnya
ALGAE
The term “algae” has long been used to denote all organisms that
produce O2 as a product of photosynthesis. One major subgroup
of these organisms—the bluegreen bacteria, or cyanobacteria—
are prokaryotic and no longer are termed algae. This
classification is reserved exclusively for photosynthetic eukaryotic
organisms.
All algae contain chlorophyll in the photosynthetic membrane of
their subcellular chloroplast. Many algal species are unicellular
microorganisms. Other algae may form extremely large
multicellular structures. Kelps of brown algae sometimes are
several hundred meters in length.
EUGLENOID
Fotosintesis
Bergerak menggunakan
flagella untuk berenang dan
menangkap mangsa
DINOFLAGELA

Kebanyakan plankton

Merupakan
Dasar rantai makanan
DIATOM
Memproduksi setengah dari total oksigen di dunia
PROTOZOA (ANIMAL-LIKE PROTISTA)
Heterotrofik: patogen, parasit, predator
Diklasifikasikan berdasarkan cara pergerakan:
1.Pseudopods: bergerak menggunakan pseudopodia (False-feet)
~ engulf dengan fagositosis
ex:Amoeba
2. Flagela : bergerak dengan flagel
ex : Trypanosoma, menyebabkan sleeping sickness
3. Silia : bergerak dengan silia
ex : Paramecium
ANIMAL LIKE-PROTISTA:
1. PSEUDOPOD
Protozoa yang bergerak
menggunakan pseudopodia
Contoh : Amoeba
ANIMAL LIKE-PROTISTA:
2. FLAGELATA

Protozoa yang bergerak


dengan flagel
ex : Giardia, penyebab penyakit diare

Trypanosoma, penyebab sleeping sickness


(vektor nyamuk tse-tse, daerah Afrika)
ANIMAL LIKE-PROTISTA:
3. SILIA
Protozoa yang bergerak menggunakan silia
Ex: Paramaecium
PROTOZOA (ANIMAL LIKE PROTISTS)
A fourth major group of protozoa, the sporozoa, are strict parasites that are usually immobile;
most of which reproduce sexually and asexually in alternate generations by means of spores.
PLASMODIUM: PENYAKIT MALARIA
Plasmodium diinjeksi ke dalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk

Plasmodium hidup di dalam organ hati (liver)

Plasmodium berkembang biak dalam Sel Darah Merah


(Eritrosit)
Akhirnya nyamuk lain menggigit dan terbang
ke manusia lain. Gejala: Muntah, Panas, Koma
VIRUS
A viral particle consists of a nucleic acid molecule, either DNA or RNA,
enclosed in a protein coat, or capsid (sometimes itself enclosed by an
envelope of lipids, proteins, and carbohydrates).
Proteins—frequently glycoproteins—in the capsid determine the
specificity of interaction of a virus with its host cell.
The capsid protects the nucleic acid and facilitates attachment and
penetration of the host cell by the virus.
Inside the cell, viral nucleic acid redirects the host’s enzymatic
machinery to functions associated with replication of the virus.
ISTILAH
Prokariot
Eukariot
Patogen
Virus
VIRUS AND CORONA VIRUS
C
Desy Muliana Wenas, S.Si., M.Si.

Faculty of Pharmacy
NATIONAL INSTITUTE OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
Moh. Kahfi II, Jagakarsa, Jakarta 12640
Virus dan Virus Corona

~ WHAT IS VIRUS?
~ CORONA VIRUS
~ SYMPTOMS C

~ PREVENTION
~ HOAX NEWS
Virus

•Acellular
microorganism that
infect living cells.
C
C
C

•To live and reproduce, virus need to be inside a


host's cell.
•Outside the living cell, virus is in state
of independent particle called
virion.

•Virion consists of
Genetic materials (DNA or RNA)
covered with nucleocapsid
(protein layer).
C
C
GENETIC
MATERIAL

C
C
How Do Viruses Infect Cells?
•As nonliving organisms, Virus can infect the cells of living
organisms.
•Usually specific to the host.
•For example, the chickenpox virus infects humans, but
does not infect dogs.
(For Corona virus case, Scientists suspects bat as animal
source)
•Some viruses can jump
species
•Swine flu virus (originated
in pigs) jumped to human
hosts.
•Viruses make a person sick
when they get into the
cells and make more
viruses, which kills the
cells.
CORONA VIRUSES

Large group of virus


“Corona” means crown
SARS-CoV China 2003
MERS-CoV Saudi Arabia 2012
Different types C
2019 n-CoV China 2019

Respiratory (common cold, pneumonia)


Gastrointestinal (mild symptoms)
STRUCTURE OF CORONA VIRUS

Coronavirus's Glycoprotein can attach to host's Glycoprotein


to start the infection
3 types of Corona Virus
1st & 2nd types can be found in Mammals
3rd type only found in avians (birds)

• Corona Virus is a family with many members, but


only 6 types of corona virus (229E, NL63, HKU1,
MERS-CoV, SARS-CoV) that infected human.

• 2019 nCoV is the 7th type of CoV


• Other name : COVID-19 (by WHO)
Corona Virus

C
•As the virus multiplies, your immune system attempts to
find the viruses and the cells infected and kill them before
they can make more viruses.
•This “war” is what makes you feel bad and causes
symptoms like running nose, fever, and congestion.
(continue….) How do viruses infect cell?

• Viruses have a wide variety of


shapes, but most follow the same
basic pattern.
• Each has an envelope with
proteins.
• These proteins act like a key where
they attach to the host cell.
• A respiratory virus like the common
cold enters the body when you
breath in particles or transfer it from
surfaces to your eyes or nose.
C
C
C
C

Once inside the body, the virus proteins attach to the cell surface
and the cell takes in the virus where it then releases its contents.
C

Those contents include DNA that will integrate with the


host DNA and change the cell’s activities, causing it to
make more viruses using the cell’s own machinery.
These newly assembled viruses
leave the cell and then infect
other cells.
SYMPTOMS
Pneumonia
fever
cough C

fatigue
headache
High concentrations of cytokines were recorded in
plasma of critically ill patients infected with 2019-nCoV.
C
C
C
CURE FOR CORONA VIRUS ?
C
NONE
VACCINE ?
NOT YET READY
What can we do ?
•Avoiding close contact with those who are
sick.
•Frequent hand-washing, especially after
direct contact with ill people or their
environment.
•Avoiding unprotected contact with farm or
wild animals.
What can we do? (2)

•People with symptoms of acute respiratory infection


should practice cough etiquette:
1. Maintain distance
2. Cover cough and sneezes with disposable tissues or
clothing
3. Wash hands
What can we do? (3)

•Mask and PPE health care setting


•Prevent for ourself:
Maintain the healthy body, exercise
regularly, fruits, vitamin.
PREVENTION

1. Wear a mask
2. Wash hand
C
3. Cover your mouth
(sneezing / coughing)
4. Maintain distance to
sick one
How to wear a mask
1.Wash hands / use antiseptic gels before wear a mask
2.Wear Mask correctly
3.Avoid touching mask or face
4.The mask can only be used once.
5.Repeated used mask can transfer germ.
6.Breath calmly in your mask. No need to inhale so harsh.
If you wear a mask correctly, you will get any blurry
glasses.
N95 respirator

• N = Not resistant to oil-based aerosols


• 95 = Efficiency removing 0.3
mikrometer particles
References
• Novel Coronavirus(2019-nCoV) Situation Report – 22
• Seminar “Menyikapi Virus Corona 2019 n-CoV: Lembaga Eijkman untuk Indonesia”
• Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P). Januari 2020. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel
Coronavirus (2019-nCoV).
• Chaolin Huang*, Yeming Wang*, Xingwang Li*, Lili Ren*, Jianping Zhao*, Yi Hu*, Li
Zhang, Guohui Fan, Jiuyang Xu, Xiaoying Gu, Zhenshun Cheng, Ting Yu, Jiaan Xia, Yuan
Wei, Wenjuan Wu, Xuelei Xie, Wen Yin, Hui Li, Min Liu, Yan Xiao, Hong Gao, Li Guo,
Jungang Xie, Guangfa Wang, Rongmeng Jiang, Zhancheng Gao, Qi Jin, Jianwei
Wang†, Bin Cao†. 2020. Clinical features of patients infected with 2019 novel
coronavirus in Wuhan, China. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30183-5.
• https://www.youtube.com/watch?v=7KXHwhTghWI
• https://www.youtube.com/watch?v=wUgEhfo_qxU
C
C
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

PROTOZOA
Secara Umum
Awalnya makhluk hidup yang ada di bumi dikelompokkan
oleh Aristoteles menjadi 2 kingdom, yaitu kingdom Plantae (tumbuhan) dan
kingdom Animalia (hewan). Ditemukannya mikroskop dan dunia
mikroorganisme mendorong para ahli untuk memperbaiki sistem
pengelompokan tersebut. Sebagai contoh, apakah Euglena termasuk
kelompok hewan atau tumbuhan? Euglena mampu melakukan fotosintesis
seperti tumbuhan dan mampu bergerak seperti hewan.
Oleh karena itu, perlu adanya kingdom ketiga. Tahun 1886, seorang ahli
Jerman bernama Ernst Haeckel memperkenalkan kingdom ketiga yang disebut
Protista untuk menempatkan organisme yang bukan hewan ataupun
tumbuhan.
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler atau multiseluler. Protista
belum memiliki diferensiasi jaringan.Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan
hewan, tumbuhan, dan jamur dalam memperoleh nutrisinya. Protista dibedakan
ke dalam 3 subkingdom, yaitu subkingdom Protozoa (Protista mirip hewan);
subkingdom Algae (Protista mirip tumbuhan); subkingdom Myxomycophyta
(slime mould / jamur lendir).
Protista yang menyerupai hewan dikenal dengan nama protozoa (protos =
pertama, zoon = hewan). Sebagian protozoa adalah hewan eukariotik bersel
tunggal dan mikroskopis. Protozoa dapat hidup pada air tawar, air laut, tanah,
bahkan ada juga yang hidup di dalam tubuh organisme lain. Seluruh kegiatan
hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel
antara lain membran plasma, sitoplasma dan mitokondria.
Sebagian besar hidup bebas, sedangkan lainnya merupakan parasit. Dalam
ekosistem perairan, protozoa hidup bebas sebagai zooplankton, maupun
sebagai zoobentos. Protozoa parasit sering menyebabkan penyakit serius
pada manusia, misalnya malaria, disentri, dan giardiasis.
Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara
pembelahan biner dan membentuk spora serta secara seksual yaitu melalui
konjugasi. Hewan ini memilki alat gerak berupa cilia, flagel, dan kaki semu
(pseudopia), tetapi ada juga yang tidak memiliki alat gerak.
Berdasarkan alat geraknya, protozoa memiliki 4 filum yaitu Rhizopoda
(Sarcodina), Flagellata (Mastigophora), Ciliata, dan Sporozoa.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

PROTOZOA

Protozoa adalah protista yang menyerupai hewan. Protozoa berasal dari


bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Protozoa
merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti
(eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 3–1000 µm. Bentuk
sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah.
Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki
semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada
juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di
air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup
sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrof
dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme.
Di perairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa
meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organik dari organisme
mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk
mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan
aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas
(soliter).

Ciri-Ciri Protozoa
1. Organisme eukariot bersel tunggal (uniseluler)
2. Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda
3. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
4. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu
(pseudopodia), bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel).
5. Hidup bebas di laut, air tawar atau tanah, bersimbiosis atau parasit
6. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
7. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun
basah.
8. Protozoa tidak mempunyai dinding sel
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

• Ukuran dan Bentuk Tubuh


Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 3–1000µm. Bentuk sel sangat
bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya
dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu
(pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga
yang tidak memiliki alat gerak. Beberapa protozoa ada yang memiliki cangkang
dan ada yang tidak memiliki cangkang.

• Struktur dan Fungsi Tubuh


Sel protozoa umumnya terdiri dari membran sel, sitoplasma, vakuola makanan,
vakuola kontraktil dan inti sel.

1. Membran sel berfungsi sebagai pelindung serta pengatur pertukaran


makanan dan gas
2. Sitoplasma
3. Vakuola makanan untuk mencerna makanan
4. Vakuola kontraktil berfungsi mengeluarkan sisa makanan berbentuk cair
ke luar sel melalui membran selserta mengatur kadar air dalam sel.
Vakuola kontraktil merupakan vakuola yang selalu mengembang dan
mengempis
5. Inti sel berfungsi untuk mengatur aktivitas sel

• Cara Hidup
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan
sampah organisme. Sebagai pemangsa bakteri, protozoa berperan penting
dalam mengontrol jumlah bakteri di alam.

• Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Umumnya hidup
bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa
spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang
bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh
di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun.


Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa
laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada
di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak
bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan
ruminansia.
Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat
menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka
memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan
lainnya.

• Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual (vegetatif)
dengan cara pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan inti
yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel
baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba, Paramaecium, Euglena.
Protozoa bersilia membelah dengan arah transversal setelah terlebih dahulu
melakukan konjugasi. Protozoa berflagel membelah dengan arah longitudinal.
Beberapa Protozoa lain akan membelah berulang kali (multiple fission) yang
menghasilkan banyak anak sel.
Sebagian Protozoa melakukan reproduksi secara seksual (generatif) dengan
penyatuan sel generatif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif.
Reproduksi seksual dengan peleburan inti sel pada organisme yang belum
jelas alat kelaminnya disebut konjugasi.

Klasifikasi Protozoa
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

Berikut ini terdapat beberapa pembagian klasifikasi protozoa, terdiri atas:

1. Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda (Sarcodina) berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Rhizo artinya
akar, poda artinya kaki, pseudo artinya palsu. Rhizopoda ialah hewan bersel
satu dapat membentuk kaki semu (pseudopodia).Timbulnya kaki semu
yang menjulur disebabkan oleh adanya aliran
sitoplasma yang menekan bagian tertentu dari sel, hal ini menyebabkan
Rhizopoda tidak memiliki bentuk tetap.

Ciri-ciri rhizopoda, yaitu:

1. Pada alat geraknya berupa Pseudopodia “kaki semu” yang merupakan


penjuluran protoplasma sel.
2. Dapat hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah dan sebagian ada
yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.
3. Untuk jenis rhizopoda yang paling mudah diamati ialah Amoeba.
4. Ektoamoeba ialah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain
“hidup bebas” contoh: Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.
5. Entamoeba ialah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme,
contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
6. Amoeba proteus memiliki 2 jenis vakuola yakni vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
7. Entamoeba histolityca dapat menyebabkan disentri amoeba.
8. Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam
mulut radang gusi “Gingivitis”.
9. Foraminifera sp, Fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya
minyak bumi, tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah
globigerina.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

2. Flagellata (Mastigophora)
mempunyai flagel (cambuk) sebagai alat geraknya, sehingga disebut kelas
Flagellata atau Mastigophora. Selain sebagai alat gerak, flagel juga digunakan
untuk mendapatkan makanan, karena getaran flagel menyebabkan terjadinya
aliran air sekitar hewan tersebut yang membawa makanan dalam bentuk
pertikel padat Sebagian besar flagellata mempunyai dua flagellum. Letak
flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior) sehingga saat bergerak
seperti mendorong sel, dan ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga
saat bergerak seperti menarik sel.

Organisme tersebut mempunyai bentuk tubuh tetap karena memiliki selaput


elastis yang disebut pelikel. Flagellata dijumpai di laut dan di air tawar. Ada pula
yang hidup bersimbiosis, serta ada yang hidup parasit.
Flagellata ada yang mempunyai plastida (Fitoflagellata) dan ada yang tidak
mempunyai plastida (Zooflagellata). Fitoflagellata dapat berfotosintesis
(autotrof) sehingga bersifat holofitik, sedangkan Zooflagellata bersifat
holozoik.Salah satu contoh Fitoflagellata adalah Euglena.Bentuk tubuhnya
menyerupai daun yang mempunyai bintik mata dan berkloroplas.
Flagellata berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan pembelahan
biner membujur (longitudinal), misalnya pada Leismania donovani,
Trypanosoma sp, Euglena sp, Volvox globator. Sedangkan untuk reproduksi
generatif (seksual) terjadi pada fitoflagellata dengan cara konjugasi, misalnya
pada Volvox.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

Flagellata yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun air
laut, dan ada yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang
hidup bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap
dan kecoa kayu. Flagellata membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang
dimakan serangga tersebut.
Beberapa contoh Flagellata yaitu, Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox
globator, Trypanosoma gambiens, Leishmania, Trichonympha campanula,
Trypanosoma brucei, Trichomonas vaginalis, dan Leishmania.

3. Ciliata (Cilliophora)
Yang menjadi ciri khas dari kelas ciliata, ialah adanya tonjolan
protoplasma yang membentuk rambut-rambut getar atau silia dan
berfungsi sebagai alat gerak. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau
hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga
merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke
sitoplasma. Makanan yang terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam
sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke
sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Cilliata mempunyai bentuk tetap karena adanya lapisan pelikel yang
meyelubungi tubuhnya sebagai penguat yang lentur.

Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata
juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun
parasit. Namun hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Contoh
Ciliata yang hidup bersimbiosis ada dalam perut hewan pemakan rumput dan
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

berfungsi membantu hewan tersebut mencerna sellulosa yang terdapat dalam


rumput.
Makanannya adalah vartikel organik dan makhluk hidup lain yang
kecil misalnya bakteri, alga atau protozoa lainnya. Makanan tersebut
didorong oleh silia ke dalam sitosoma (mulut)
lalu melewati sitofaring (kerongkongan) masuk ke dalam vakuola makanan
untuk dicerna dengan enzim pencernaan, selanjutnya vakuola makanan akan
beredar ke seluruh bagian protoplasma dan
protoplasma akan menyerap zat-zat makanan dari vakuola tersebut.
Ciliata memiliki dua inti yaitu, makronukleusdan mikronukleus. Makronukleus
berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus. Makronukleus memiliki
fungsi vegetatif, yaitu untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Mikronukleus memiliki fungsi reproduktif, yaitu pada konjugasi. Contohnya
pada Paramaecium sp.
Ciliata melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif
(seksual). Reproduksi vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner membujur
(transversal) sepanjang selnya. Pembelahan diawali dengan pembelahan
mikronukleus dan diikuti dengan pembelahan makronucleus.
Reproduksi generatif dilakukan dengan konjugasi yaitu dengan cara
penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian
terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang
dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan satu individu baru.

Contoh cilliata yang mudah


ditemukan adalah Paramaecium caudatum. Sementara untuk contoh yang
lainnya adalah: Didinium, Stentor, dan Balantidium.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

4. Sporozoa
Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore artinya biji, dan zoa artinya
hewan. Sporozoa adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang
pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis
spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Dalam
siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Sporozoa
umumnya bersifat parasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan.

1. Ciri umum sporozoa


1. Tidak memiliki alat gerak
2. Tubuhnya berbentuk bulat panjang,
3. Ukuran tubuhnya hanya beberapa mikron, tetapi didalam usus
manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm.

2. Struktur Anatomi

• Sistem Pencernaan

Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari


tubuh inangnya.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

• Sistem Respirasi dan Sistem Ekskresi

Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.

• Sistem Reproduksi

Sporozoa melakukan reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif


(seksual). Sporozoa memiliki pergiliran antara fase seksual dan
aseksualnya. Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembentukan spora.
Reproduksigeneratif dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan
dengan penyatuan gamet jantan dan betina. Misalnya pada Plasmodium.
Pada Plasmodium peleburan gamet jantan dan gamet betina terjadi di dalam
tubuh nyamuk Anopheles betina.

1. Fase vegetatif / aseksual/ skizogoni

Berlangsung di dalam tubuh manusia.

• Siklus Eksoeritrositer (EE)

Nyamuk Anopheles betina mengisap darah manusia, sporozoit (bibit penyakit)


dalam air liur nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia. Sporozoit menyerang
butir-butir sel darah merah kemudian masuk ke hati menjadi skizont
kriptozoik. Skizont kriptozoik berkembang biak secara vegetatif dengan
membelah diri membentuk merozoit cryptozoik.

• Siklus Eritrositer (E)

Merozoit cryptozoik masuk ke dalam sel darah merah dan berkembang


menjadi bentuk tropozoit. Selanjutnya inti tropozoit tersebut mengalami
pembelahan secara berganda membentuk merozoit . Kemudian sel darah
merah pecah. Sebagian merozoit ada yang berkembang membentuk
gametofit, sedang sebagian yang lain ada yang menyerang sel darah merah
yang lain. Proses merozoit menyerang sel darah merah disebut sporulasi.

2. Fase generatif / seksual / sporogoni

Berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina.


Saat nyamuk menghisap darah manusia, gametosit ikut terbawa masuk ke
dalam tubuh nyamuk. Gametofit tersebut akan berkembang
menjadi mikrogamet (gamet jantan) dan makrogamet (gamet betina). Jika
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

terjadi pembuahan (gamet jantan membuahi gamet betina) maka akan


terbentuk zigot yang menempel di dinding lambung nyamuk.
Zigot akan berkembang menjadi Ookinet. Ookinet menembus dinding
lambung dan menempel di sebelah luar. Ookinet selanjutnya tumbuh
menjadi Ookista. Ookista membelah menjadi banyak. Tiap Ookista akan
membungkus diri dengan sedikit sitoplasma membentuk Oosit . Oosit akan
berkembang membentuk sporozoit baru yang tersebar ke dalam jaringan
tubuh nyamuk Anopheles termasuk ke dalam kelenjar liur.

Contoh Sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan


toksoplasmosis dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada
manusia.

Peranan Protozoa Dalam Kehidupan Manusia


Protozoa dapat menguntungkan dan merugikan manusia. Beberapa manfaat
protozoa antara lain :

• Mengendalikan populasi bakteri, sebagian protozoa memangsa


bakteri sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah
populasi bakteri di alam.
• Indikator minyak bumi, fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber
minyak bumi, gas, dan mineral.
• Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah
radiolarian yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

Protozoa yang merugikan bagi manusia, yaitu menyebabkan penyakit antara


lain sebagai berikut :

1. Entamoeba histolytica

Parasit dalam usus manusia dan


menyebabkan penyakit disentri.
Parasit masuk ke dalam tubuh
manusia melalui makanan yang
mengandung kista Entamoeba
karena tercemar kotoran. Disentri
merupakan penyakit pada
gangguan pencernaan yang
ditandai dengan peradangan usus
besar.

2. Entamoeba gingivalis

Hidup di rongga mulut (celah-celah gigi


atau gusi) manusia, yang menyebabkan
penyakit pada gusi

3. Balantidium coli

Parasit dalam usus besar


manusia dan dapat
menyebabkan diare
(balantidiosis)
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

4. Trypanosoma brucei menyebabkan penyakit tidur pada manusia di Afrika

Penyakit ini ditimbulkan oleh gigitan lalat,


yang dinamakan lalat tse-tse. Gejala
pertama yaitu adanya suatu benjolan kecil
yang berwarna merah. Apabila penyakit itu
akan berkembang, tanda-tanda dan gejala-
gejala akan nampak lebih lanjut dalam
waktu dua atau tiga minggu. Kebanyakan
dirasakan sakit kepala, nyeri urat syaraf,
tidak dapat tidur (insomnia), kehilangan
kesanggupan untuk mempersatukan pikiran
dan denyut nadi yang cepat.

5. Trypanosoma evansi penyebab penyakit surra pada ternak

6. Trichomonas vaginalis penyebab


penyakit pada alat kelamin wanita dan
saluran kelamin pria

7. Leishmania

penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel


darah manusia

8. Toxoplasma gondii yang menyebabkan


toksoplasmosis
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.

9. Plasmodium sp yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia

Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria,


yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae,
dan Plasmodium falciparum. Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium malariae meyebabkan
malaria kuartana, dan Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria
yang paling berbahaya, yaitu malaria tropiokana.

Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup, meskipun tidak
aktif di dalam sel hati penderita malaria selama berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Akibatnya, di kemudian hari penyakit malaria dapat kambuh
lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memotong
siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah adanya genangan air
atau menutup tempat penampungan air. Cara ini menyebabkan nyamuk tidak
dapat tumbuh menjadi dewasa. Cara lainnya adalah dengan memberi obat
(misalnya obat kina) kepada si penderita.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

FUNGI

Jamur (Fungi) merupakan kelompok organisme eukariot, kebanyakan


multiseluler namun ada yang uniseluler dengan ciri khas yaitu talusnya yang
berupa benang-benang hifa yang membentuk miselium dan memperoleh
makanan dengan cara menyerap zat organik secara langsung (bersifat
heterotrof).
Fungi adalah organisme eukariot yang mempunyai dinding sel dan pada
umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai karakteristik tumbuhan.
Namun demikian fungi secara fundamental dapat dibedakan dari tumbuhan
karena mereka tidak mempunyai klorofil. Dengan demikian mereka tidak
mampu melakukan proses fotosintesis menghasilkan bahan organik dari
karbondioksida dan air, sehingga mereka disebut organisme yang heterotrof.
Sifat heterotrof ini menyerupai sifat sel hewan. Beberapa sifat yang menyerupai
tumbuhan seperti disebutkan di atas, menyebabkan secara tradisional fungi
dikelompokan dalam kingdom tumbuhan. Namun karena keunikannya,
klasifikasi modern mengelompokan mereka dalam kingdom tersendiri yang
terpisah dari kingdom tumbuhan dan hewan.
Fungi dapat ditemukan dalam bentuk kapang pada permukaan sayuran, busuk,
sebagai ragi pada roti maupun sebagai cendawan (jamur berukuran besar yang
tumbuh di tanah atau pada kayu-kayu lapuk. Jadi fungi mempunyai berbagai
penampilan tergantung dari speciesnya. Telaah mengenai fungi disebut
mikologi, yang berasal dari bahasa Yunani ‘mykos’ yang berarti cendawan
(fungi berbentuk payung). Seperti telah disebutkan, fungi merupakan
organisme heterotrof sehingga memerlukan bahan organic dari luar untuk
kebutuhan nutrisinya.
Sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan
organik mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan
yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini
kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan
tanah. Disamping itu hasil penguraian dari fungi saprofit ini dapat
menghancurkan atau menguraikan sampah, kotoran hewan, bangkai hewan
dan bahanorganik lainnya, sehingga tidak terjadi penumpukan dari bahan
organik mati tersebut. Dengan demikian dapat mempertahankan
berlangsungnya siklus materi terutama siklus karbon, yang berperan bagi
kelangsungan hidup seluruh organisme. Fungi saprofit juga penting dalam
industri fermentasi misalnya dalam pembuatan bir, anggur, sider (cider),
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

produksi antibiotik, peragian roti, keju maupun makanan fermentasi lainnya.


Jadi sebagai saprofit, mereka dapat sangat menguntungkan bagi manusia.
Tetapi sebagai saprofit mereka juga dapat sangat merugikan bila mereka
melapukan kayu, tekstil, makanan dan bahan-bahan lain yang berguna.
Fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup yang
disebut inang. Fungi semacam itu dapat bersifat parasit obligat yaitu parasit
sebenarnya dan parasit fakultatif yaitu organisme yang mula-mula bersifat
parasit, kemudian membunuh inangnya, selanjutnya hidup pada inang yang
mati tersebut sebagai saprofit. Fungi parasit dapat menyerang tumbuhan,
hewan maupun manusia.
Dari 50.000 species fungi yang ada, sebenarnya hanya kurang dari 300 species
yang secara langsung bertindak sebagai agen penyakit pada manusia dan
hewan. Banyak fungi parasit bersifat patogen yang juga dapat bersifat saprofit
seperti Histoplasma capsulatum. Fungi seperti ini menunjukkan dimorfisme
atau mempunyai dua bentuk/dua sifat hidup yaitu dalam bentuk uniseluler
seperti ragi yang bersifat parasit dalam bentuk benang/kapang yang bersifat
saprofit.
Fungi saprofit maupun fungi parasit, dapat bertahan hidup dengan
mensekresikan enzim dari dalam tubuhnya untuk menguraikan /mendegradasi
berbagai macam materi organic dai substratnyamenjadi nutrisi sederhana yang
terlarut. Nutrisi yang telah berada dalam bentuk terlarut tersebut selanjutnya
diserap oleh selnya baik secara pasif maupun dengan transport aktif.
Disamping bersifat sebagai saprofit atau parasit, fungi dapat pula bersifat
sebagai simbion, yang artinya dapat bersimbiosis dengan organisme lain.
Simbiosis dengan alga menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan
simbiosis dengan akar tumbuhan konifer menghasilkan mikoriza. Tempat hidup
atau habitat dari fungi dapat sangat beragam.
Fungi dapat hidup di perairan terutama perairan tawar dan sebagian kecil di
laut. Tetapi sebagian besar fungi hidup pada habitat terrestrial baik pada tanah
maupun pada materi organik yang telah mati. Fungi seperti ini seperti telah
dijelaskan di atas, berperan sangat penting dalam proses mineralisasi karbon
organik di alam untuk kepentingan semua organisme.
Sejumlah besar fungi parasit hidup pada tumbuhan terestrial/darat dan
menyebabkan penyakit pada sebagian besar tumbuhan yang mempunyai nilai
ekonomi penting. Tumbuhan bernilai ekonomi penting yang sering diserang
diantaranya adalah kentang, cokelat, lada, cengkeh, tembakau, kina dan lain-
lain. Fungi parasit juga sering menyebabkan penyakit pada manusia karena
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

mereka dapat menyebabkan alergi, keracunan, maupun infeksi atau


pertumbuhan berlebihan.
Untuk dapat membiakan fungi di laboratorium, teknik-teknik dasar bakteriologis
dapat diterapkan. Namun karena fungi mempunyai ‘generation time’ (waktu
generasi) yang lebih panjang dari kebanyakan bakteri, maka dibutuhkan
kondisi kultur yang dapat memeliharanya lebih lama. Kondisi kultur yang
dibutuhkan misalnya dengan cara menghindarkan media dari kondisi
kekeringan. Disamping itu jumlah media yang disediakan dalam lempeng agar
lebih banyak daripada lempeng agar yang disediakan untuk bakteri, melapisis
tempat media dengan paraffin untuk mencegah kekeringan dan
menginkubasikannya dalam kamar/chamber yang lebih lembab.
Ada juga yang hidup bersama atau bersimbiosis dengan organisme lain.
Banyak jenis fungi yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan secara
langsung atau untuk memproses bahan makanan dan digunakan dalam
industri dan laboratorium. Saat ini ditemukan tidak kurang dari 100.000 jenis
fungi, ilmu yang mempelajari fungi disebut dengan Mikologi.

Kelompok Utama Fungi


3 Kelompok Utama Fungi:
1. Kapang / Mould
2. Khamir / Yeast
3. Cendawan

Ciri Ciri Fungi


Berikut ini secara umum ciri-ciri Fungi antara lain sebagai berikut :

1. Kapang (fungi multiselular) memiliki khas berupa hifa (bentuk benang-


benang) yang bergabung menjadi miselium, khamir (uniselular, kondisi
khusus bisa berbentuk multiselular) memiliki tubuh berbentuk bulat atau
oval, sedangkan cendawan (multiselular) memiliki tubuh buah.
2. Organisme eukariotik yang memiliki dinding sel.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

3. Dinding selnya tersusun dari zat kitin.


4. Fungi banyak dijumpai di tempat lembab, agak asam, pada bahan
makanan, pada bahan organik serta hidup sebagai saprofit dan parasit
pada tumbuhan, hewan maupun manusia.

MORFOLOGI FUNGI
Fungi sebagai organisme eukariot, selnya paling tidak mempunyai satu nukleus
atau inti dengan membran intinya, retikulum endoplasma dan mitokondria.

Sel fungi mirip sel tumbuhan tingkat tinggi dan sel hewan dan jauh lebih maju
dari sel mikroorganisme pada umumnya.

Hampir semua sel fungi mempunyai dinding sel kaku yang mengandung khitin
dan/atau selulosa. Tubuh fungi dapat uniseluler atau multiseluler.

Sedikit spesies dapat mempunyai flagella sehingga mereka dapat bersifat


motil. Kebanyakan selnya memiliki inti lebih dari satu atau multinukleat. Tubuh
suatu fungi disebut thalus.

Kapang (Mould / Mold)


Kapang atau moulds merupakan fungi multiseluler berbentuk koloni dari suatu
filamen atau benang. Koloni tersebut dibangun oleh suatu struktur dasar
berupa tubulus berbentuk silinder yang bercabang-cabang dengan diameter
bervariasi antara 2-10 µm dan disebut hifa. Lebar hifa dari suatu species
biasanya relatif konstan selama pertumbuhannya. Koloni dari hifa-hifa ini
biasanya kan tumbuh bersamasama di atas permukaan suatu media dan
membentuk suatu lempengan yang secara kolektif disebut miselium, yang
dapat dilihat secara mudah tanpa mikroskop. Perkembangan miselium terjadi
karena pertumbuhan dari masing-masing hifa dengan cara perpanjangan
ujung-ujung hifa dan percabangan dari hifa tersebut.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

Hifa merupakan suatu tubulus yang mengandung nucleus (inti) dengan jumlah
lebih dari satu (bahkan dapat berjumlah ratusan), yang dilingkupi sitoplasma.
Biasanya sitoplasma dalam suatu hifa dapat saling bertukar. Beberapa hifa
dapat terbagi menjadi beberapa sel oleh adanya septa atau dinding pemisah
pada tempat-tempat tertentu sepanjang hifa.
Dalam tiap-tiap sel yang dibatasi septa tersebut dapat terkandung satu nukleus
(hifa uninukleat), juga ada yang mengandung lebih dari satu nukleus yang
disebut hifa multinukleat.
Beberapa species fungi lain, hifanya tidak mengandung septa sehingga hifa
tersebut tidak terbagi menjadi beberapa sel. Hifa semacam ini disebut hifa
nonseptat atau hifa aseptat.
Septa yang membatasi tiap-tiap sel tidak sepenuhnya membatasi sitoplasma
sel yang berdekatan melainkan masih ada pori yang memungkinkan terjadinya
perpindahan sitoplasma dan nukleus antara sel-sel tersebut sebagaimana
terjadi pada hifa non septat.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

Ada tidaknya septa ini sering digunakan sebagai salah satu cirri dalam
identifikasi. Kapang atau moulds cenderung tumbuh dengan baik pada
permukaan substrat alami maupun substrat buatan di laboratorium.
Dalam keadaan ini hifa yang menembus medium dan menyerap nutrisi dari
medium disebut hifa vegetatif atau hifa substrat. Hifa ini juga berfungsi menjaga
menjaga agar kapang tersebut dapat melekat atau menempelkan dirinya pada
substrat yang tersedia.
Selain hifa vegetatif dalam suatu kapang ada hifa yang berfungsi lain yang
biasanya tumbuh di permukaan medium (ke arah udara). Hifa yang membentuk
miselium di permukaan medium berfungsi menghasilkan alat reproduksi berupa
spora bagi kapang tersebut. Hifa semacam ini disebut hifa reproduktif.
Adanya spora yang dihasilkan hifa reproduktif pada permukaan kapang
menyebabkan warna permukaan kapang tersebut dapat berbeda-beda
bergantung dari warna spora yang sedang dihasilkannya. Misalnya talus
kapang dapat berwarna putih, kuning, hijau, biru kehijauan, merah, coklat atau
hitam.
Dengan dihasilkannya spora dalam jumlah yang sangat banyak pada
permukaan kapang, menyebabkan spora dengan mudah dapat disebarkan
oleh angin ke segala arah dan bila ditemukan tempat yang cocok akan
membentuk individu baru. Hal ini menyebabkan kapang merupakan salah satu
kontaminan yang umum ditemukan di laboratorium. Di samping itu spora
kapang juga sering bertindak sebagai agen terjadinya alergi atau bahan yang
bersifat alergen.
Kapang dapat ditemukan secara luas di berbagai habitat di alam dan juga
dapat ditemukan pada roti atau nasi basi, keju atau buah-buahan. Bila
miselium-miselium dari kapang membentuk suatu struktur yang lebih padat,
lebih terorganisasi.
Kapang pada umumnya dapat diidentifikasi dari morfologinya. Uji
makroskopik dapat didasarkan atas karakteristik-karakteristik tertentu seperti
kecepatan tumbuh, topografi, tekstur permukaan (misalnya seperti kapas,
seperti beludru atau seperti tepung) dan pigmentasi.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

Khamir (Yeast)
Khamir merupakan fungi uniseluler dan kebanyakan dari mereka termasuk
dalam divisi Ascomycotina. Sel khamir dapat berbentuk bola, oval atau silindris
dengan ukuran diameter bervariasi antara 3-5 µm. Sel khamir dapat sangat
bervariasi baik dalam hal bentuk atau ukurannya. Hal ini bergantung dari umur
dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagel atau organ-organ penggerak
lainnya. Sel khamir jauh lebih besar dari bakteri dan dapat dibedakan dari sel
bakteri selain karena perbedaan ukuran juga dari keberadaan struktur-struktur
internalnya. Contoh khamir yang paling populer adalah dari genus
Saccharomyces.
Kebanyakan sel khamir memperbanyak diri dengan cara membentuk tunas
(budding). Meskipun demikian ada sebagian kecil sel khamir yang dapat
memperbanyak diri dengan membelah diri sama besar (binary fission). Dalam
proses pertunasan, mula-mula diawali dengan lisisnya dinding sel pada daerah
tertentu. Dengan tidak adanya dinding sel pada daerah tersebut, menyebabkan
terjadinya tekanan dari isi sel keluar membentuk struktur seperti balon yang
dikelilingi dinding sel induknya. Bagian ini kemudian membesar, nucleus
membelah secara mitosis dan nukleus hasil pembelahan kemudian berpindah
menuju tunas yang terbentuk tadi. Tunas baru yang sudah terbentuk dan sudah
dilengkapi dengan nukleus kemudian melanjutkan pertumbuhannya. Setelah
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

pertumbuhan cukup, akhirnya tunas akan melepaskan diri dari sel induknya dan
siklus replikasi telah lengkap. Sel khamir yang telah melepaskan tunasnya
seringkali meninggalkan tanda berupa bekas luka (bud scar) pada dinding
selnya.

Beberapa spesies khamir dapat menghasilkan tunas lebih dari satu sebelum
pemisahan tunas terjadi. Bila setelah terbentuk satu tunas tidak dilanjutkan
dengan pemisahan tunas, maka suatu rantai sel berbentuk bola dapat
terbentuk. Kegagalan dalam memisahkan tunas-tunas baru yang terbentuk
secara terus menerus akan menyebabkan dihasilkannya suatu rantai sel
khamir yang memanjang yang menyerupai hifa (benang) dan disebut
pseudohyphae.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

Pseudohifa pada khamir

Sel khamir dapat tumbuh setelah ditanamkan pada media agar selama 1
sampai 3 hari. Selama waktu tersebut, khamir akan menghasilkan koloni
berwarna pucat keruh dan umumnya mempunyai diameter 0.5-3.0 mm.
Sebagian kecil spesies dapat menghasilkan pigmen, tetapi kebanyakan hanya
menghasilkan warna krem. Di bawah mikroskop dan secara morfologi koloni,
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

kebanyakan spesies khamir sulit dibedakan karena perbedaannya yang sangat


kecil. Untuk membedakannya seringkali harus dilakukan tes fisiologi.
Khamir biasanya akan tumbuh subur pada habitat yang mengandung gula
seperti pada buah-buahan, bunga dan pada bagian gabus dari pohon.
Sejumlah spesies khamir dapat bersimbiosis dengan berbagai hewan terutama
serangga dan sebagian kecil bertindak sebagai patogen pada hewan dan
manusia. Ragi dengan nilai ekonomi paling penting yang saat ini dikenal adalah
khamir yang digunakan dalam pembuatan roti (‘baker’s’) dan dalam pembuatan
bir (‘brewer’s’), yang merupakan anggota dari genus Saccharomyces.
Khamir baker’s dan brewer’s mungkin merupakan fungi yang paling banyak
diteliti dan diketahui secar ilmiah sebab mereka merupakan sel eukariot yang
dapat dengan mudah dimanipulasi sebagai model yang sangat baik untuk
mempelajari berbagai masalah penting dalam biologi sel eukariot.

Dimorfisme
Sebagian besar spesies fungi hanya mempunyai satu macam bentuk
pertumbuhan yaitu sebagai ragi saja tau sebagai kapang saja. Tetapi ada
beberapa spesies yang dapat berada dalam kedua bentuk tersebut,
bergantung dari kondisi lingkungannya. Hal ini berarti bahwa mereka dapat
berada dalam bentuk uniseluler berupa ragi atau berada dalam bentuk
multiseluler berupa kapang. Kondisi semacam ini disebut dimorfisme atau
berada dalam dua bentuk.
Fase ragi timbul bilamana organisme tersebut hidup sebagai parasit atau
patogen dalam jaringan, sedangkan fase kapang timbul bila organisme
merupakan saprofit dalam tanah atau medium. Perubahan bentuk
pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan disekitarnya.
Beberapa fungi patogen dapat berada dalam keadaan dimorfisme tergantung
keadaan termperatur sekitarnya. Mereka tumbuh sebagai ragi dan bersifat
patogen pada suhu 37°C dan sebagai kapang yang tidak patogen pada suhu
25°C atau 30°C. Pada fungi domorfisme lain, morfogenesisnya ditentukan oleh
factor-faktor lain seperti keadaan nutrisi, karbondioksida, kepadatan sel, umur
kultur dan kombinasi dari factor-faktor tersebut. Terjadi tidaknya dimorfisme
sering digunakan dalam identifikasi fungi-fungi patogen di laboratorium.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

Cendawan
Fungi yang berukuran cukup besar dan memiliki tubuh buah atau fruiting
bodies, maka fungi disebut cendawan atau mushroom. Cendawan umumnya
dapat kita lihat tanpa mikroskop dan dapat ditemukan pada berbagai tempat
seperti di tanah, kayu lapuk, di permukaan akar tumbuhan konifer atau di
tempat-tempat lain yang lembab.

Berikut ini terdapat beberapa struktur fungi (jamur), antara lain:

• Struktur tubuh fungi terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh dinding
sel yang mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip dengan
zat kitin pada kerangka luar arthropoda. Zat kitin ini tersusun atas
polisakarida, sifatnya kuat dan fleksibel.
• Benang-benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan hifa.
• Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan
membentuk jaringan yang disebut miselium.
• Miselium ini yang akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh
buah seperti pada jamur merang.
• Selain itu, hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel
yang disebut septa. Septa pada jamur memiliki pori yang cukup besar
sehingga organel sel dapat mengalir dari sel ke sel lainnya.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

• Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak memiliki sekat yang disebut dengan
hifa asepta. Hifa ini merupakan massa sitoplasma yang panjang dan
mengandung ratusan hingga ribuan nucleus yang disebut dengan hifa
senositik. Inti sel yang jumlahnya banyak disebabkan pembelahan inti sel
yang berulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
• Adapun hifa yang bercabang-cabang dan membentuk miselium
memungkinkan jamur mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.
• Jamur yang sifatnya parasitisme memiliki hifa yang termodifikasi yang
dinamakan dengan haustorium.
• Nah, haustorium ini memiliki ujung yang fungsinya menembus jaringan
host dan mengabsorbsi nutrisi dari host.
• Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat
reproduksi yang fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan
dengan miselium generatif.

Reproduksi Fungi Cendawan (Jamur)

Berikut ini terdapat dua reproduksi pada fungi (jamur), antara lain:

• 1. Reproduksi Generatif (seksual)


Berikut reproduksi generatif (seksual), antara lain:

1. Biasanya jamur bereproduksi secara generative karena kondisi


lingkungan yang berubah atau pada kondisi darurat lainnya. Keturunan
yang dihasilkan memiliki genetic yang beragam dan lebih adaptif
terhadap perubahan lingkungan.
2. Reproduksi secara generative didahului dengan pembentukan spora
seksual yang memiliki jenis hifa yang berbeda.
3. Hifa (+) dan hifa (-) yang berkromosom haploid (n) mendekat dan
membentuk gametangium (organ yang menghasilkan gamet).
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

4. Gametangium berplasmogami yaitu peleburan sitoplasma dan kemudian


membentuk zigosporangium dikariotik (heterokarotik) dengan pasangan
nucleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium ini memiliki dinding
sel yang tebal dan kasar yang memungkinkan untuk bertahan pada
kondisi lingkungan yang buruk dan kering.
5. Bila kondisi lingkungannya membaik, zigosporangium akan menjadi
kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti yang
berkromosom diploid (2n).
6. Zigosporangium yang berinti haploid (2n) akan mengalami pembelahan
secara mitosis yang menghasilkan zigospora haploid (n) didalam
zigosporangium.
7. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium
bertangkai pendek dengan kromosom haploid (n).
8. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora-spora yang haploid (n)
yang memiliki keanekaragaman genetik.
9. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang sesuai, spora akan
berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan
tumbuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid (n).

• 2. Reproduksi Vegetatif ( Aseksual)


Berikut reproduksi vegetatif (aseksual), antara lain:

1. Pada jamur yang uniseluler reproduksi vegetative dilakukan dengan


pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru. Pada
jamur yang multiseluler dilakukan dengan cara fragmentasi hifa dan
pembentukan spora vegetative.
2. Fragmentasi hifa (pemutusan hifa), potongan hifa yang putus tumbuh
menjadi individu baru
3. Pembentukan spora vegetative yang berupa sporangiospora dan
konidiospora.
4. Jamur yang telah dewasa menghasilkan spongiofor (tangkai kotak
spora).
5. Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora).
6. Di dalam kotak spora pembelahan sel dilakukan secara mitosis dan
menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom yang haploid
(n).
7. Adapun jamur jenis lain menghasilkan konidiofor (tangkai konidia).
8. Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora). Di dalam
konidium terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan
banyak konidiospora dengan kromosom yang haploid (n).
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

9. Baik sporangiospora maupun konidiospora, bila jatuh di tempat yang


sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).

Klasifikasi Jamur (Fungi)


Berikut ini terdapat empat klasifikasi jamur, antara lain:

• 1. Zygomicota

1.1 Ciri-Ciri Zygomicota


Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri Zygomicota, antara lain sebagai berikut:

• Dinamakan zygomicota karena membentuk spora dengan dinding tebal


yang disebut dengan zigospora.
• Berhabitat di darat, tanah atau pada sisa organisme yang telah mati.
• Hidup sebagai saprofit (pengurai zat organic).
• Memiliki miselium bercabang banyak dan tidak bersekat.
• Memiliki hifa senositik
• Miselium memiliki tiga tipe hifa yaitu stolon, rizoid dan sporangiofor.
• Bereproduksi secara seksual dan aseksual
• Berperan dalam pembuatan makanan seperti Rhizopus oryzae pada
pembuatan tempe

1.2 Habitat Zygomicota


Berikut ini terdapat beberapa habitat Zygomicota, antara lain sebagai berikut:

1. Merupakan jamur terestrial (daratan)


2. Saprofit pada makanan/pada sisa tumbuhan dan hewan
3. Parasit pada manusia dan tumbuhan
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

4. Bersimbiosis saling menguntungkan dengan organisme lain

1.3. Daur Hidup Zygomicota


Berikut ini terdapat beberapa daur hidup Zygomicota, antara lain sebagai
berikut:

1. Hifa (+) dan Hifa (-) saling berdekatan.


2. Gametangium (+) dan Gametangium (-) saling bersinggungan.
3. Terjadi peleburan hingga terbentuk zygosporangium yang diploid (2n).
4. Ukuran zygosporangium bertambah besar dan memasuki masa
dormansi.
5. Zygosporangium berkecambah.
6. Sporangium terbentuk di ujung sporangiofor.
7. Sporangium akan pecah, dan spora akan tersebar ke luar, sehingga
terjadi reproduksi aseksual.
8. Terbentuklah individu baru
9. Reproduksi aseksual akan terjadi setelah sporangium pecah dan spora
tersebar, spora yang jatuh ke tempat yang baru akan menjadi individu
baru.

1.4 Peranan Zygomicota


Berikut ini terdapat beberapa peranan Zygomicota, antara lain sebagai berikut:

1. Rhizopus oryzae : Pembuatan tempe


2. Mucor javanicus : Pembuatan tape
3. Rhizopus stolonifer, Rhizopus nigricans, Mucor mucedo, Pilobolus :
saprofit pengurai sisa organisme/bahan yang terbuat dari produk
organisme

• 2. Ascomycota
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

2.1 Ciri-Ciri Askospora


Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri askospora , antara lain sebagai berikut:

• Menghasilkan askospora pada reproduksi generatif


• Memiliki talus uniseluler dan multiseluler
• Memiliki hifa yang bersepta dan tiap septa memiliki satu inti
• Dinding hifa diperkuat dengan selulosa dan bersifat heterokaritik
• Reproduksi vegetatif dengan memperbanyak konidia, spora, tunas dan
fragmentasi
• Reproduksi generatif dengan konjugasi yang digunakan untuk
membentuk askospora di dalam askus. Askus biasanya dibentuk dalam
tubuh buah dinamakan askokarp (askoma).

1.2 Daur Hidup Ascomycota


MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

1.3 Peranan Ascomycota


Berikut ini terdapat beberapa peranan askospora , antara lain sebagai berikut:

1. Saccharomyces cerevisiae : Pembuatan roti dan minuman beralkohol


(mengubah gula menjadi alkohol (etanol) dan karbon dioksida)
2. Saccharomyces ellipsoideus : Pembuatan wine dari buah anggur
3. Saccharomyces tuac : Pembuatan tuak dari air nira
4. Neurospora crassa : Oncom
5. Morchella esculenta dan Sarcoscypha coccinea : Tubuh buahnya dapat
dimakan
6. Penicillium notatum dan Penicilliumchrysogenum : Antibiotik
7. Penicillium camembertz dan Penicillium roqueforti : Keju

• 3. Basidiomycota
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

3.1 Ciri-Ciri Basidiomycota


Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri Basidiomycota, antara lain sebagai
berikut:

• Memiliki hifa yang bersepta dengan sambungan apit


• Bersifat saprofit
• Tubuh buah seperti payung
• Memiliki tangkai asimetris, pendek dan ada yang tidak bertangkai
• Basidiospora terdapat pada permukaan lamela atau bila yang terbentuk
dibagian bawah tudungnya
• Umumnya dinamakan dengan cendawan/mushroom
• Reproduksi aseksual dengan tunas, fragmentasi, dan konidia.
Sedangkan pada reproduksi secara seksual adalah dengan cara
membentuk basidiospora.
• Basidiospora menghasilkan basidium yang memiliki bentuk seperti gada.
Basidium ada yang bersekat, dan ada juga yang tidak bersekat.
• memiliki manfaat yang dalam kehidupan manusia seperti Auricularia
politricha (jamur kuping) dapat dimakan, Volvariella volcaea (jamur
merang) dapat dimakan, Ganodema applanatum digunakan sebagai obat
(makanan suplemen). Ustilago scitaminae (jamur karat).

3.2 Daur Hidup Basidomycota


MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

3.3 Peranan Basidomycota


Berikut ini terdapat beberapa peranan basidomycota, antara lain sebagai
berikut:

1. Jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur merang (Volvariella


volvacea), dan jamur shitake (Lentinula edodes) : Dapat dimakan tubuh
buahnya
2. Jamur kayu (Ganoderma) : Obat/makanan suplemen

Yang merugikan :

1. Jamur karat (Puccinia graminis) : Parasit pada daun tanaman pertanian


2. Punnicinia arachidis : Parasit pada tanaman kacang
3. Ustilago maydis : Parasit pada jagung
4. Amanita ocreata dan Amanita phalloides : Beracun dan mematikan bila
dimakan
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

5. Amanita muscaria : Menyebabkan halusinasi bila dimakan

• 4. Deuteromycota

4.1 Ciri-Ciri Deuteromycota


Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri deuteromycota, antara lain sebagai
berikut:

• Memiliki hifa yang bersepta dan tubuh mikroskopis


• Reproduksi vegetatif dilakukan dengan membentuk spora dan konidia.
• Reproduksi generatif belum diketahui sehingga mengapa Deuteromycota
disebut dengan jamur tak sempurna.
• Multiseluler
• Bersifat parasitisme atau menyebabkan penyakit pada makhluk hidup
lainnya.
• Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh jamur ini yaitu Kurap yang
disebabkan oleh Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton dan
panu oleh Tinea vesicolor.

4.1 Contoh Deuteromycota


Berikut ini terdapat beberapa contoh deuteromycota, antara lain sebagai
berikut:

1. Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air (tinea pedis atau


athlete’s foot).
2. Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
3. Malassazia furfur, penyebab panu (pityriasis versicolor).
4. Altenaria sp. hidup pada tanaman kentang.
5. Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
6. Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kulit kepala.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

Contoh Kingdom Fungi (Jamur)


Berikut ini terdapat beberapa contoh kingdom fungi (jamur), antara lain
sebagai berikut:

• 1. Zygomicota

Antara lain:

1. Rhizopus oligosporus
2. Rhizopus stolonifer
3. Rhizopus nigricans
4. Pilobolus
5. Mucor mucedo

• 2. Ascomycota
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

Antara lain:

1. Aspergillus
2. Penicillium
3. Saccharomyces
4. Neurospora
5. Higrophorus
6. Morcella Deliciosa

• 3. Basidiomycota

Antara lain:

1. Pucinia graminae
2. Volvariella Volvacea (jamur merang)
3. Ustilago maydis
4. Auricularia polytricha (jamur kuping),
5. Pleurotus ostreatus – wild,
6. Amanita palloides
7. Ganoderma sp
8. Polyporus acularius
9. Phellinus sp
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.

10. Gloeophyllum striatum

• 4. Contoh Deuteromycota

Antara lain:

• Epidermophyton menyebabkan penyakit pada sela jari kaki


• Mycosporium penyebab penyakit kurap.
• Fusarium
• Mycosporium, Verticellium, dan Cercos parasit pada tumbuhan.
4/12/2020

MIKROBIOLOGI &
VIROLOGI
reproduksi,& PERTUMBUHAN
faktor pertumbuhan

Desy Muliana Wenas

FAKULTAS FARMASI
Institut Sains dan Teknologi Nasional

Tujuan Pembelajaran
1. Mhs mengetahui dan memahami proses & mekanisme
pertumbuhan mikroba
2. Mhs mampu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba

Sumber/Reference:
 Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Karya: M. J. Pelczar Jr. And E. C. S. Chan.
1986. UI Press
 Mikrobiologi Terapan. Karya: M. A. Krisno Budiyanto. 2004. Penerbit
UMM
 Bioteknologi Pertanian. Karya: Triwibowo Yuwono. 2008. Penerbit:
Gadjah Mada University Press
 Probiorik. Basis Ilmiah, Aplikasi dan aspek Praktis. Karya: Prof. Dr. H.
Soeharsono. 2010. Penerbit Widya Padjajaran

1
4/12/2020

UKURAN ORGANISME

PERTUMBUHAN MIKROBA
Istilah dlm pertumbuhan Mo.

Pertumbuhan Generasi
Laju Pertumbuhan Waktu Generasi/Generation time/doubling time

(Eksponensial)

KURVE PERTUMBUHAN MIKROBA

2
KURVE PERTUMBUHAN MIKROBA
FASE PERTUMBUHAN CIRI-CIRI
Lamban (Lag)  Setelah inokulasi/awal inkubasi
 Mulai terjadi peningkatan ukuran sel & pembelahan sel
 Ditandai pe + komponen makromolekul, akt. metabolik, dan
kerentanan terhadap zat kimia dan faktor fisik.
 Mrp periode penyesuaian yg sangat penting untuk penambahan
metabolit pd sel, menuju tingkat yg setaraf dg sintesis sel maks.
Log/Eksponensial  Sel membelah dengan laju yang konstan-seimbang
 Sel membelah dengan kecepatan konstan yang ditentukan oleh sifat
intrinsik Mo. dan kondisi lingkungan.
 Aktivitas metabolik konstan
 kecepatan peningkatan dapat diekspresikan dengan fungsi
eksponensial alami.
Statis / Stationary  Penumpukan prod. beracun-limbah , perub pH & ber(-) nutrien
 Beberapa sel mati dan yang lain tumbuh dan membelah
 Jumlah sel hidup menjadi tetap
Kasus, sel dalam biakan yg populasinya tidak tumbuh dapat mengalami
penyimpangan pertumbuhan (memanjang-membengkak scr abnormal)
Penurunan/Kematian  Saat medium mulai kehabisan nutrien, sel yg mati lebih cepat dp
(Decline / Death) terbentuknya sel-sel baru
 Laju kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial
 Bergantung pada spesiesnya, semua sel mati dalam waktu beberapa
hari atau beberapa bulan.

REPRODUKSI
Aseksual
1.Fission (Pembelahan Sel)
A. Binary Fission, sel anak yg dihasilkan 2
 Simple Binary Fission (Irregular Binary Fission), mis: Amoeba, bakteri
 Longitudinal Binary Fission, mis:Euglena
 Transverse Binary Fission, mis: Paramecium, Planaria
 Oblique Binary Fission, mis; Ceratium

B. Multiple Fission, sel anak yg dihasilkan banyak, mis:


Amoeba, Plasmodium

3
A. Binary Fission B. Multiple Fission

REPRODUKSI
Aseksual
2. Produksi Spora Reproduksi
3. Fragmentasi pertmbuhan berfilamen (Pemotongan hifa/filamen)

4
Seksual Reproduksi
mll 1. Konjugasi penyatuan fisik sementara antara dua individu yang disertai
pertukaran bahan nukleus. (terjadi pada org yg belum jelas jenis kelaminnya).
dijumpai pd. kelas Ciliata. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah
dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
Mll 2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di
dalam tubuh nyamuk.

Kecepatan/Laju Pertumbuhan dan Waktu Generasi


Info kec. pertumbuhan menentukan keadaan/status kultur biakan Mo
 Jika satu dugaan waktu lipat-dua jumlah sel bakteri awal (No) pada waktu (g),
konsentrasi akhir Mo. (Nt) ialah: Nt = No2 x n ………………. (1)
Dimana n adalah jumlah pembelahan sel pada waktu t
 Waktu Lipat dua (Waktu Generasi) (g) g = t / n .......................(2)

 Istilah waktu lipat-dua menampilkan waktu generasi rata-rata dlm biakan, biasanya
ditentukan oleh kelipatan-dua masa mikroba dlm biakan. Sebaiknya waktu
generasi ditentukan dgn perhitungan. Peningkatan massa sel ditentukan dlm
interval waktu yg diketahui & waktu generasi dihit. dr nilai yg diperoleh.
Persamaan (2) disusun kembali menjadi :
t Dimasukkan
n = ------- ke dlm Nt = No2 x t/g ..................(3)
g Persamaan 1
 Dengan mengkonversi menjadi bentuk logaritmik, maka diperoleh rumus untuk
menghitung waktu generasi yaitu.... (Jlh Mo ditentukan dlm kondisi berat kering)
ln 2 t 0,69 t
g = ------------------ = -------------------- .................................................(4)
ln Nt – ln No ln Nt – ln No

5
Kecepatan/Laju Pertumbuhan dan Waktu Generasi
 Untuk menghit. laju pertumbuhan spesifik / laju pertumbuhan eksponensial Mo,
digunakan bentuk logaritmik dg persamaan (3) :
ln 2 t
ln Nt = t ----------- + ln No ................................(5)
g
 U. fase pertumbuhan eksponensial, ekspresi (ln 2)/g konstan, maka persamaan (5)
dapat diganti menjadi ln Nt = t + ln No .............................(6)
 Ketika nilai t dipetakan pd. absis dan nilai ln Nt pd. ordinat, diperoleh garis lurus
dan konstan mrp. lereng dari garis lurus tersebut. Hal tsb menentukan laju
pertumbuhan masa bakteri sbg. fungsi waktu. Oleh karena itu disebut laju
pertumbuhan spesifik (specific growth rate atau instataneous growth rate) konstan.
Nilainya dapat ditentukan dengan grafik atau dengan perhitungan :
ln 2 0,69 ln Nt - ln No
µ = -------- = ----------- ................. (7). µ = ------------------------
g g ∆t
dimana waktu t mrp interval waktu t1 - t2 slm masa bakteri meningkat menjadi
nilai Nt.

PENGHITUNGAN JUMLAH MIKROBA


A. PENGHITUNGAN JLH Mo SECARA KESELURUHAN
(LANGSUNG)
 Menghitung jumlah bakteri dlm satuan isi yang sangat kecil.
 Alat yang digunakan :Petroff-Hauser Chamber / Haemocytometer.
 Jumlah cairan yang terdapat antara coverglass dan alat ini mempunyai
volume tertentu sehingga satuan isi yang terdapat dalam satu bujur
sangkar juga tertentu.
 Ruang hitung terdiri dari 9 kotak besar dengan luas 1 mm².
Satu kotak besar di tengah, dibagi menjadi 25 kotak sedang dengan
panjang 0,2 mm.
Satu kotak sedang dibagi lagi menjadi 16 kotak kecil. Dg demikian satu
kotak besar tsb berisi 400 kotak kecil. Tebal dari ruang hitung ini
adalah 0,1 mm. Sel Bakteri yg tersuspensi akan memenuhi volume
ruang hitung, shg jlh bakteri per satuan volume dpt diketahui

6
A. PENGHITUNGAN JUMLAH MIKROBA SECARA KESELURUHAN

K.1 K.2

K.4 K.3

Pengamatan prokariot (bakteri dll) dg pembesaran 40 x 10


Rumus untuk Kotak sedang :
Jumlah sel/ml = jumlah sel x 2,5 x 105
Rumus untuk kotak kecil :
Jumlah sel/ml = jumlah sel x 4 x 106

Mo lebih besar (protozoa dll)-pembesaran 20 x 10. Rumus :


Jlh sel/ml = 1/(Ukuran CC x 0,0425*16*16))*1000*Jlh Mo dlm CC*P)

B. PENGHITUNGAN JLH Mo HIDUP (TIDAK LANGSUNG)

B1. PLATE COUNT/VIABLE COUNT (HITUNGAN CAWAN)


Dasar asumsi: Setiap sel Mo dalam suspensi akan tumbuh menjadi 1 (satu)
koloni dlm media pertumbuhan dan lingk sesuai
 Koloni yg tumbuh tdk selalu berasal dari satu sel Mo karena bbrp Mo
tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai.
digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml.
 Koloni yg tumbuh dari suspensi dibiakkan menggunakan pengenceran
bertingkat dari sampel yg ingin diketahui jlh Mo-nya
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung:
 Satu koloni dihitung 1 koloni
 Dua koloni yg bertumpuk dihitung 1 koloni
 Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni
 2 koloni berhimpitan dan msh dpt dibedakan dihitung 2 koloni.
 Koloni yg terlalu besar (>> setengah luas cawan) tdk dihitung.
 Koloni yg besarnya << setengah luas cawan dihitung 1 koloni

7
.............................B1. PLATE COUNT (HITUNGAN CAWAN)
Cara menghitung sel relatif (CFU / ml):
CFU/ml = Jumlah koloni x faktor pengenceran
Contoh
Penanaman 1 ml larutan Mo. dilakukan dari tabung pengenceran
10-6 dengan metode pour plate. Setelah diinkubasi 24 jam pada
cawan petri dapat dihitung Mo sebanyak 50 koloni. Berapakah
jlh Mo dari suspensi tersebut???
Jawab
Pour plate : koloni = 50 = 50 x 106 CFU’s / 1 ml
Fp = 1/10 -6 = 50 000 000 CFU’s / 0,1 ml
SP = 1 ml = 5,0 x 107 CFU’s / ml

STANDARD PLATE COUNT (SPC)


 Koloni yg dipilih untuk dihitung mengg cara SPC memiliki syarat khusus
berdasarkan statistic untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan.
 Perhitungan mengacu pada standar atau peraturan yang telah ditentukan.
Syarat –syaratnya sebagai berikut :

 Pilih cawan yang ditumbuhi koloni dengan jumlah 30-300 koloni.


> 300 (Too Numerous To Count/TNTC) atau TBUD (Terlalu Banyak
Untuk Dihitung). < 30 (Too Few To Count/TFTC).
10-2 10-3 10-4 SPC Keterangan
234 20 5 2,3 x 104 20 & 5 < dari 30
650 127 10 1,3 x 105 650 > 300 ; 10 < 30
TNTC TNTC 195 2,0 x 106 TNTC > 300

 Umumnya jlh koloni yg dilaporkan td 2 digit yaitu angka satuan


dan angka sepersepuluh yang dikalikan dengan kelipatan 10
(eksponensial), misal 2,3 X 104, bukan 2,34 X 104.

8
.............................................. STANDARD PLATE COUNT (SPC)
 Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka
hanya dari pengenceran terendah yang dilaporkan.
10-2 10-3 10-4 SPC Keterangan
15 1 4 1,5 x 103 1 & 4 < dari 30
 Bila diperoleh perhitungan > 300 dari semua pengenceran, maka
hanya dari pengenceran terTINGGI yang dilaporkan.
10-2 10-3 10-4 SPC Keterangan
TNTT NNRRN1 358 3,6 x 10 1 & 4 < dari 30
 Bila ada 2 cawan dari pengenceran rendah dan tinggi yg berurutan dengan
jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi dari jumlah koloni pengenceran
tertinggi dan terendah ≤ 2, maka jumlah yang dilaporkan adalah nilai rata-
rata. Jika hasil bagi dari pengenceran tertinggi dan terendah > 2 maka
jumlah yang dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran terendah.

10-2 10-3 10-4 SPC Keterangan


295 40 5 3,5 x 104 40000/29500 < 2
140 35 1 1,4 x 104 35000/14000 > 2

............................................... STANDARD PLATE COUNT (SPC)

Prosedur perhit. jlh bakteri dg. metode Plate Count.

9
............................................ STANDARD PLATE COUNT (SPC)
Teknik perhitungan :

B2. MOST PROBABLE NUMBER (MPN)


 Bdsr. Metode statistik (teori kemungkinan)
 Umum digunakan u. Mo (bakteri) pada air – mendeteksi adanya
bakteri coliform
 Nilai MPN ditentukan dg kombinasi jumlah tabung positif
tiap serinya stlh diinkubasi–dicocokkan dg nilai indek MPN

10
B3. TEKNIK OPTICAL DENSITY /OD (Tkt. Kekeruhan)
 Perhitungan Populasi Mo. Menggunakan metode Turbinitas dg
bantuan spektrofotometer (λ 400 – 600 nm)
 Syarat: kultur Mo. Harus mengand. Min. 107 CFU/ml (kalau <<
Error-nya tinggi)

B3. TEKNIK OPTICAL DENSITY /OD (Tkt. Kekeruhan)


Hal-Hal yg perlu dicari terkait perhitungan populasi Mo dg OD:
 Penentuan Pmax (terkait. Larutan/media yg digunakan) –
dicari mengg. Sistem Pmax pada spektrofotometer
 Standar Korelasi OD dengan populasi Mo (umumnya pakai
Larutan Max Farland)

Penentuan Pmax Penentuan Kurve standard

11
Lamban Pertumbuhan Fase Statis Penurunan Populasi / decline
cepat /Log

KURVE PERTUMBUHAN MIKROBA

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN MIKROBA:
1. Faktor Fisik ; 2. Faktor Nutrisi
A. Faktor Fisik
1. Suhu/Temperatur
a. Psikrofil (Tumbuh opt. T. 0 – 30oC)
b. Mesofil (Tumbuh opt. T .25 – 40oC)
c. Termofil (Termofil Fakultatif 25-5oC; Termofil obligat 45-75oC)
PSYCHROPHILES MESOPHILES THERMOPHILES

25oC - 45oC
50-80oC

12
1/29/2018

B. Faktor Fisik Pertumbuhan Mo.


2. Gas Atmosfer (Gas utama u .Mo : O2 & CO2)
a. Aerob (Hanya tumbuh bila ada O2 bebas)
b. Anaerob (Hanya tumbuh tanpa O2 bebas)
c. Anaerob Fakultatif (Tumbuh baik walaupun tanpa O2 bebas)
d. Mikroaerofil (Tumbuh bila ada O2 bebas dlm jlh kecil)
Pertumbuhan Mo. Pada Medium
Agar Tegak

Pertumbuhan Mo. pd Medium Cair

B. Faktor Fisik Pertumbuhan Mo.


3. Derajat Keasaman/pH
[pH opt u. Pertumbuhan Mo 6,5 – 7,5; pH min 0,5; pH maks. 9,5]
a. Acidofil
b. Neutrofil
c. Alkalinofil
Acidophiles Neutrophiles Alkalinophiles

13
1/29/2018

Kebutuhan pH bagi Mo

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KAPANG

KHAMIR
Kapang
BAKTERI ASAM LAKTAT
Khamir
Staphilococcus aureus
Bakteri Asam Laktat

Staphylococcus aureus
Salmonella spp
Salmonella spp

Escherichia colii colii


Escherichia

C. botulinum V. parahaemolytiicus

C. perfringens

B. Faktor Fisik Pertumbuhan Mo.

Pertumbuhan bbrp sp. Bakteri terkait pH


Kisaran pH untuk Pertumbuhan
BAKTERI
Batas Bawah Optimum Batas Atas
Thiobacillus thiooxidans 0,5 2,0 – 3,5 6,0
Acetobacter aceti 4,0 – 4,5 5,4 – 6,3 7,0 – 8,0
Staphylococcus aureus 4,2 7,0 – 7,5 9,3
Azotobacter spp. 5,5 7,0 – 7,5 8,5
Chlorobium limicola 6,0 6,8 7,0
Thermus aquaticus 6,0 7,5 – 7,8 9,5

14
B. Faktor Fisik Pertumbuhan Mo.
4. Kondisi Lain - Lain
 Bbrp Mo mbutuhkan persyaratan tambahan u. pertumbuhan opt.
Misal;
 Mo. Fotoautotrofik mbutuhkan cahaya sbg sumber energi
pertumbuhannya
 Mo. Halofilik yg sering dijumpai di air asin/laut, makanan asin,
dll, hanya akan tumbuh apabila mediumnya mengd. Konsentrasi
garam tinggi

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN MIKROBA:
B. Faktor Nutrisi
Persyaratan Nutrisi:

1. Semua Mo membutuhkan sumber energi, baik dari cahaya


matahari maupun oksidasi senyawa kimia/reaksi redoks

Fototrof Cahaya/Energi pancaran

1. Sumber Energi
Kemotrof Oksidasi senyawa kimia

15
Persyaratan Nutrisi:
2. Semua Mo membutuhkan karbon, baik yang bersumber dari CO2
maupun senyawa organik (gula-gula/KH lainnya)
Fotolitotrof
Autotrof/Litotrof
Sumber karbonnya CO2 Kemolitotrof
2. Karbon
Heterotrof/Organotrof Fotoorganotrof
Sumber Karbon: S. Organik Kemoorganotrof

Tife Sumber Energi Sumber C Contoh


Fototrof
 Autotrof Cahaya CO2 Chromatorium
 Heterotrof Cahaya Syw. Organik Rhodopseudomonas
Kemotrof
 Autotrof Oksidasi S. Anorganik CO2 Thiobacillus
 Heterotrof Oksidasi S. Organik Senyawa organik Escherichia coli

...........Persyaratan Nutrisi:
3. Semua Mo membutuhkan Nitrogen, baik bersumber dari Nitrogen
atmosferik, Nitrogen anorganik maupun Nitrogen organik
4. Semua Mo membutuhkan Belerang (sulfur) dan Phosphor.
Kebutuhan belerang/sulfur dapat dipenuhi baik dari unsur sulfur murni
(unsuri), sulfur organik maupun sulfur anorganik.
Kebutuhan fosfor umumnya dlm bentuk unsur fosfat (garam2. fosfat)

5. Semua Mo membutuhkan sejumlah kecil unsur logam (dlm ppm)


spt: Na, K, Mg, Fe, Cu dan Co untuk pertumbuhan normal.

6. Semua Mo membutuhkan sejumlah kecil vitamin/senyawa-


senyawa seperti vitamin untuk metabolisme normal, yang
dimanfaatkan sbg aktivator enzim atau substansi untuk perubahan
kimia.

7. Semua Mo membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolik dan


pertumbuhannya (nutrien Mo hrs dlm bentuk larutan)

16
Contoh: Media Pertumbuhan Mo. Sulfur bubuk 10 g
(NH4)2SO4 0,4 g
A. Autotrof (Thiobacillus thiooxidans) KH2PO4 4,0 g
– Mo. Kemoautotrof CaCl2 0,25 g
Klp ini hanya membutuhkan air, garam2
MgSO4.7H2O 0,5 g
anorganik dan CO2 u. Pertumbuhannya,
FeSO4 0,01 g
slanjutnya mensintesis CO2 menjadi
metabolit organik esensial Air 1000 ml
CO2

B. Heterotrof (Escherichia Coli) Glukosa 5g


– Mo. Kemoheterotrof NH4H2PO4 1g
Klp ini membutuhkan C-organik untuk KH2PO4 1g
pertumbuhannya. Dlm praktek Lab., NaCl 5g
glukosa digunakan scr luas sbg sumber C-
MgSO4.7H2O 0,2 g
organik, tetapi syw lain jg dpt digunakan
o. Mo lainnya. Air 1000 ml

Pseudomonas (bakteri “pintar”) mengg. >100 syw organik sbg satu2nya sumber C & energi)

MEDIA BAKTERIOLOGIS
TIFE MEDIA
Pengelompokan Jenis - Ciri Contoh
Sumber Nutrien Alamiah Susu; susu skim
Buatan Campuran zat-zat kimia

Status Fisik Padat-irreversble Serum darah terkoagulasi


Padat-reversible Nutrien Agar/NA
Setengah Padat Agar Lunak
Cair Kaldu Nutrien, Nutrien Broth

Indentifikasi Kompleks (komposisi Nutrien Agar (camp. Td bahan organik


kimia tdk diketahui) kompleks yg dipadatkan dg agar
Komponen Kimiawi/sintetik Amonium sulfat, glukosa, medium garam
Kimiawi (komposisi kimiawi
diketahui)

Menunjang Media diperkaya Kaldu infusi jantung


NA+CMC (u. Kultivasi Mo. Selulolitk)
pertumbuhan NA+amilum (u kultivasi Mo. Amilolitik)
Mo spesifik dll

17
TIPE MEDIA .............................Lanjutan

Pengelompokan Jenis - Ciri Contoh


Perbedaan Pertumbuhan; Media Differensial Agar eosin biru metilen
Beberapa tife sp. Tumbuh tapi
satu tife sp. Akan memp.
Penampilan yg khas
Pertumbuhan terpilih; Media terpilih Agar deoksikolat
artinya penghambatan satu tife
tanpa penghambatan tife yg lain

Pengukuran kuantitatif Media uji Medium uji vitamin B12


vitamin atau antibiotik

Catatan:
 untuk memperbaiki kualitas nutrisi medium, umumnya mll pe+ ekstrak khamir (5
g/l) (mengd. Vit. B dan substansi lain menunjang pertumbuhan Mo)
 Penyiapan media; Hrs aseptis & higienis

Karakteristik Bahan Kompleks umum yg digunakan sbg media

Bahan Mentah Ciri - Karakteristik Nilai Nutrisi


Ekstrak Daging Suatu ekstrak cair jaringan Mengd. Substansi jar. hewan
daging sapi yg empuk, yg dpt larut dlm air; meliputi
Sapi KH, syw N-organik, vit yg
dikonsentrasi menjadi pasta
larut dlm air, garam-garaman
Pepton Produk yg dihasilkan dr bahan Sumber utama N-organik;
mengd protein (daging, kasein, jg mengd. Vitamin, KH tgt
gelatin) mll proses degradasi dg bahan asal u prod. pepton
asam/enzim.
Terdpt bbg jenis (tgt bahan asal-
metode degradasinya) dg kemamp.
menunjang pertmbhan beragam
Agar KH kompleks dr alga marine ttt Sbg bahan pemadat media
dg menghilangkan substansi yg Dlm larutan cair akan
tdk dikehendaki membentuk gel (T<45oC)
Bukan sumber nutrien u. Mo
Ekstrak Khamir Ekstrak cair sel khamir (tersedia Sumber kaya vit. B; jg
komersial -bentuk bubuk) mengd N-organik & syw
karbon

18
Pemilihan Media dan Kondisi Inkubasi
Hal yang harus diperhatikan u. Kultivasi di Lab.
1. Inokulasi (penanaman) Mo. pd medium dg kand. Nutrisi sesuai
2. Inkubasi Mo - dilakukan pd kondisi (lingk fisik) yg sesuai

Media Umum untuk Kultivasi /Pertumbuhan Mo.


1. Nutrien Agar u. Mayoritas Mo (bakteri) tdk selektif (heterotrof)
Terbuat dari ekstrak beef, pepton dan agar
2. Nutrien Broth sama dg NA (namun kondisi cair, tanpa agar)
3. Lactose Broth media deteksi coliform, salmonellae & u. mgetahui
fermentasi lactosa oleh bakteri/Mo. Warna media kuning (fermentasi laktosa
terjadi); media merah-tdk terjadi fermentasi)
Terbuat dari 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa
4. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar) diperkenalkan De Mann,
Rogosa, dan Shape (1960).MRS agar mengd. polysorbat, asetat, magnesium,
dan mangan yang bertindak sbg. faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus.
Dpt diperkaya biar tidak sangat selektif, shg. Pediococcus dan Leuconostoc
serta jenis bakteri lain dapat tumbuh

Media Pertumbuhan Mo.


5. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) media mengd. laktosa
dan berfungsi mendeteksi Mo. Fermentasi laktosa/sukrosaseperti S. aureus, P.
aerugenosa, dan Salmonella serta E. coli. mhslkan koloni dg inti berwarna gelap
dg kilap logam. Sedangkan Mo. Lain tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen
blue akan mempertajam perbedaan tersebut
6. Trypticase Soy Broth (TSB) media broth diperkaya untuk tujuan umum
kultivasi bbg Mo terutama Mo/bakteri patogen.
Media TSB mengd kasein dan pepton kedelai yg menyediakan As. Amino dan
substansi N lainnya yg membuatnya menjadi media bernutrisi u.bbg Mo.,
dekstrosa sbg sumber energi dan NaCl mempertahankan kesetimbangan
osmotik. Dikalium fosfat sebagai buffer untuk mempertahankan pH.
7. Plate Count Agar (PCA) medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi
di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic
hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L
kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini
baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di
dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang
menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak
yeast mensuplai vitamin B kompleks.

19
Media Umum Pertumbuhan Mo.
8. Acid Potato Dextrose Agar/APDA, media umum untuk mendukung
pertumbuhan bbg fungi (terutama yeast dan khamir)
Komposisi: PDA 39 g, As. Laktat 85% (atau As. Tartarat) 1 ml, aquades 1 liter
Adanya As. Laktat akan me(-) pH menjadi ± 4,8 yg dpt menghambat
pertumbuhan sebagian besar bakteri, namun As. Laktat mungkin pula
mencegah/menghambat sporolasi bbrp fungi
9. Potato Dextrose Agar (PDA) untuk menumbuhkan/mengidentifikasi
yeast dan kapang.
PDA mengd. sumber KH dlm jlh cukup td 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa shg baik u. pertumbuhan kapang dan khamir tttp. kurang baik u.
pertumbuhan bakteri.
10. Violet Red Bile Agar/VRBA , dpt digunakan u. perhitungan kelompok
bakteri Enterobactericeae (E.coli). VRBA mengd violet kristal bersifat basa, sdg
sel mikroba-asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Campuran
garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak
menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri.
Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar
merupakan agen pemadat.
Td; yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar).

Media Umum Pertumbuhan Mo.


11. Peptone Glucose Yeast Extract Agar (PGYA), berfungsi untuk
isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir
Komposisi: Senyawa peptic sal. Cerna hewan (10 g); ekstrak yeast (5 g);
Dextrosa (20 g)Agar (15 g); aguades (1 liter)
12. Taurocholate Citrate Broom Thymul, Blue Suchrose Salt Agar
(TCBS) media selektif untuk Vibrio Cholera
Komposisi : Yeast extract (5 g); Bacteriological Peptone (10 gram); Sodium
thiosulphate (10 gram); Sodium Citrate (10 gram); Ox bile (8 gram); Sucrose
(20 gram ); Sodium Chloride (10 gram); Broom Thymol Blue (0,04 gram);
Thymol Blue (0,04 gram); Agar (14 gram); Aquadest = 1000mL; pH = 8,6
Mo. Hasil isolasi/pertumbuhan pada media TCBS;
Bakteri Koloni :
Vibrio parahaemolyticus kuning, tipis; Vibrio Alginiliticus biru, kekuningan
Vibrio Metchnicovin kuning(3,5mm); Vibrio Flufialis kuning (3,4mm)
Vibrio Vulnivicus biru, kehijauan (2,3mm); Vibrio mimicus biru, kehijauan
Jenis Entrococcus :
Jenis proteus kuning, kehijauan (1mm)
Jenis Pseudomonas biru, kehijauan (1mm)

20
Media Umum Pertumbuhan Mo.
13. Mac Conkey Agar (MCA), media selektif untuk gram negatif, baik
Enterobacteriateae maupun yang non fermented basil gram negative, sedangkan
bakteri lain umumnya tidak tumbuh / tumbuh dengan tidak subur.
Media ini menghambat pertumbuhan bakteri garam positif yg disebabkan oleh
garam empedu dan kristal violet.
Bakteri gram negatif yg tumbuh dibedakan dlm kemampuan fermentasi laktosa.
Koloni dari bakteri yang memfermentasekan laktosa berwarna merah bata dan
di kelilingi oleh endapan garam empedu.
Endapan ini di sebabkan oleh penguraian laktosa menjadi asam yamg bereaksi
dengan garam empedu. Bakteri yang tidak memfermentasekan laktosa biasanya
bersifat pathogen. Golongan bakteri ini tidak memperlihatkan perubahan pada
media. Warna koloni di lihat pada bagian koloni terpisah.
14. Salmonella Shigella Agar (SSA) media khusus u. Mo basil gram
negatif pathjogen enteric
Komposisi: Ekstrak sapi = 5 gram ; Proteose peptone = 5 gram; Laktosa = 10
gram ; Garam bile no.3 = 8,5 gram; Natrium sitart = 8,5 gram ; Ferrik sitrat = 1
gram; Agar = 13,5 gram ; Merah netral = 0,025 gram; Hijau brilliant = 0,33
gram ; Aquadest = 1000mL
dll

21

Anda mungkin juga menyukai