MARET 2021
Desy Muliana Wenas, M.Si.
MIKROBIOLOGI
The science (logos) of small (micro) life (bios), or
The study of living things so small that they cannot be seen
with the naked eye.
Ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang berukuran kecil
dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Karakteristik:
Umumnya organisme bersel satu, tapi dapat membentuk grup sel.
Menggambarkan struktur
kapang menggunakan
mikroskop temuannya
Robert Hooke
1664
Anthony van Leeuwenhoek(1632-1723)
ialah orang yang pertama kali
mengetahui adanya dunia
mikroorganisme. Dengan mikroskop
ciptaannya ia dapat melihat bentuk
mahkluk-mahkluk kecil yang
sebelumnya itu tidak diduga sama
sekali keadaannya.
2. Generasi spontan lawan biogenesis
Sejak adanya teori nuftah penyakit ini Pada era ini ditandai dengan
pada tahun 1900, telah terjadi dipakainya metode dan alat
persekutuan yang dekat antara
mikrobiologi, kedokteran, dan bidang- yang mutakhir, seperti misalnya
bidang mikrobiologi terapan lainnya. mikroskop elektron,
Disamping itu, mikroorganisme telah
menjadi sistem model untuk kromatografi, sampai dengan
mempelajari banyak sekali proses
biologis yang mendasar bagi banyak
komputer. Masalah-masalah
organisme hidup. Penemuan- pelik yang sebelumnya belum
penemuan baru terus dibuat. Spesies terungkap dan belum
mikroorganisme baru terus ditemukan
dan banyak proses biologis sedang dijelaskan misalnya antibiotik,
ditelaah melalui mikroorganisme. vaksin, serum, sekarang telah
diketahui
RUANG LINGKUP
PROKARIOT (Procharyote)
Organisme yang memiliki sel Prokariotik (Procharyotic cells)
EUKARIOT
Organisme yang memiliki sel Eukariotik (Eucharyotic cells)
EUKARIOT & PROKARIOT
Eukaryotes, organisme yang memiliki nucleus yang dibungkus oleh membran
inti.
Prokaryotes, organisme tanpa membrane-bound nucleus, sehingga materi
genetiknya terdapat di sitoplasma.
Eukaryotes and prokaryotes are organisms because they contain all of the
enzymes required for their replication and possess the biologic equipment
necessary for the production of metabolic energy.
Taksonomi & Klasifikasi
Mikroorga nisme
Taksonomi
Ilmu yang mempelajari teori klasifikasi yang
mencakup dasar prinsip serta aturan
klasifikasi
Klasifikasi
Praktek taksonomi yaitu proses penataan
organisme ke dalam suatu kelompok
(takson) berdasarkan hubungan kemiripan
(similaritas) atau hubungan kekerabatan
(evolusioner)
Adalah organisme yang berukuran
sangat kecil dan hanya dapat diamati
dengan menggunakan mikroskop
Taksonomi
Ilmu yang mempelajari teori klasifikasi yang
mencakup dasar prinsip serta aturan
klasifikasi
Klasifikasi
Praktek taksonomi yaitu proses penataan
organisme ke dalam suatu kelompok
(takson) berdasarkan hubungan kemiripan
(similaritas) atau hubungan kekerabatan
(evolusioner)
Carl Linnaeus (1735 M)
Dunia Plantae (tumbuhan) Ernst Haeckel
Dunia Animalia (hewan) (1866)
Dunia Plantae
Dunia Animalia
Dunia Protista
Herbert Copeland
(1956)
Kingdom Animalia
Kingdom Plantae R.H. Whittaker
Kingdom Protista (1969)
Kingdom Monera Dunia Monera
Dunia Protista
Carl Richard Woese (1977) Dunia Fungi
Kingdom Animalia Dunia Plantae
Kingdom Plantae Dunia Animalia
Kingdom Protista
Kingdom Mycota (dunia jamur)
Kingdom Eubacteria
Kingdom Archaebacteria
Cavalier-Smith (1998)
Kingdom Animalia
Kingdom Plantae
Kingdom Protista (protozoa)
Kingdom Chromista
Kingdom Eumycota
Kingdom Eubacteria
Kingdom Archaebacteria
Plantae (Tumbuhan)
Tumbuhan merupakan kelompok organisme
yang memperoleh makanan secara autotrof
(membuat makanan sendiri) dengan proses
fotosintesis.
Terdiri dari 3 :
Lumut
Tumbuhan paku
Tumbuhan berbiji
Animalia
Paramaecium Euglena
Fungi : Alga eukaryotik :
EUKARIOT
Organisme yang memiliki sel Eukariotik (Eucharyotic cells)
PATOGEN
A pathogen is an organism with the potential to
cause disease.
EUKARIOT & PROKARIOT
Eukariot, organisme yang memiliki membran inti / membran nukleus.
Prokariot, organisme tanpa membran inti sehingga materi genetik terdapat di
sitoplasma.
Eukaryotes and prokaryotes are organisms because they contain all of the
enzymes required for their replication and possess the biologic equipment
necessary for the production of metabolic energy.
ALL PROCHARYOTES ARE UNICELLULAR ORGANISMS
TEORI
~ Awalnya Organisme Eukariot berasal dari prokariot.
PROTISTA
The “true nucleus” of eukaryotes (from Gr karyon “nucleus”) is
only one of their distinguishing features.
The membrane-bound organelles, the microtubules, and the
microfilaments of eukaryotes form a complex intracellular
structure unlike that found in prokaryotes.
The agents of motility for eukaryotic cells are flagella or cilia—
complex multistranded structures that do not resemble the
flagella of prokaryotes. Gene expression in eukaryotes takes
place through a series of events achieving physiologic integration
of the nucleus with the endoplasmic reticulum, a structure that has
no counterpart in prokaryotes.
Eukaryotes are set apart by the organization of their
cellular DNA in chromosomes separated by a distinctive
mitotic apparatus during cell division. In general, genetic
transfer among eukaryotes depends upon fusion of
haploid gametes to form a diploid cell containing a full
set of genes derived from each gamete. The life cycle of
many eukaryotes is almost entirely in the diploid state, a
form not encountered in prokaryotes.
Fusion of gametes to form reproductive progeny is a highly specific event
and establishes the basis for eukaryotic species. This term can be applied
only metaphorically to the prokaryotes, which exchange fragments of
DNA through recombination. Taxonomic groupings of eukaryotes
frequently are based on shared morphologic properties,and it is
noteworthy that many taxonomically useful determinants are those
associated with reproduction. Almost all successful eukaryotic species are
those in which closely related cells, members of the same species, can
recombine to form viable offspring. Structures that contribute directly or
indirectly to the reproductive event tend to be highly developed and—
with minor modifications among closely related species—extensively
conserved.
PROTISTA
Microbial eukaryotes—protists—are members of the four
following major groups: algae, protozoa, fungi, and slime
molds.
It should be noted that these groupings are not necessarily
phylogenetic: Closely related organisms may have been
categorized separately because underlying biochemical
and genetic similarities may not have been recognized.
PROTISTA
Secara umum ditemukan di Laut
Biasanya Uniselular (ada yang multiseluler, contohnya Kelp)
Bersifat Eukariotik
Reproduksi : beberapa Aseksual, beberapa seksual, beberapa
keduanya
Kebanyakan heterotroph, beberapa autotrof
Secara umum, Kingdom Protista untuk makhluk hidup yang tidak
dapat dikategorikan dalam Kingdom Animalia, Tumbuhan
maupun Fungi. 3 Kategori utama: Animal-like, Plant-like, Fungi-like
ALGA
(PLANT-LIKE PROTISTS)
Fotosintesis
Tidak memiliki akar, daun, biasanya uniselular
Klasifikasi Alga
berdasarkan tipe dinding selnya
ALGAE
The term “algae” has long been used to denote all organisms that
produce O2 as a product of photosynthesis. One major subgroup
of these organisms—the bluegreen bacteria, or cyanobacteria—
are prokaryotic and no longer are termed algae. This
classification is reserved exclusively for photosynthetic eukaryotic
organisms.
All algae contain chlorophyll in the photosynthetic membrane of
their subcellular chloroplast. Many algal species are unicellular
microorganisms. Other algae may form extremely large
multicellular structures. Kelps of brown algae sometimes are
several hundred meters in length.
EUGLENOID
Fotosintesis
Bergerak menggunakan
flagella untuk berenang dan
menangkap mangsa
DINOFLAGELA
Kebanyakan plankton
Merupakan
Dasar rantai makanan
DIATOM
Memproduksi setengah dari total oksigen di dunia
PROTOZOA (ANIMAL-LIKE PROTISTA)
Heterotrofik: patogen, parasit, predator
Diklasifikasikan berdasarkan cara pergerakan:
1.Pseudopods: bergerak menggunakan pseudopodia (False-feet)
~ engulf dengan fagositosis
ex:Amoeba
2. Flagela : bergerak dengan flagel
ex : Trypanosoma, menyebabkan sleeping sickness
3. Silia : bergerak dengan silia
ex : Paramecium
ANIMAL LIKE-PROTISTA:
1. PSEUDOPOD
Protozoa yang bergerak
menggunakan pseudopodia
Contoh : Amoeba
ANIMAL LIKE-PROTISTA:
2. FLAGELATA
Faculty of Pharmacy
NATIONAL INSTITUTE OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
Moh. Kahfi II, Jagakarsa, Jakarta 12640
Virus dan Virus Corona
~ WHAT IS VIRUS?
~ CORONA VIRUS
~ SYMPTOMS C
~ PREVENTION
~ HOAX NEWS
Virus
•Acellular
microorganism that
infect living cells.
C
C
C
•Virion consists of
Genetic materials (DNA or RNA)
covered with nucleocapsid
(protein layer).
C
C
GENETIC
MATERIAL
C
C
How Do Viruses Infect Cells?
•As nonliving organisms, Virus can infect the cells of living
organisms.
•Usually specific to the host.
•For example, the chickenpox virus infects humans, but
does not infect dogs.
(For Corona virus case, Scientists suspects bat as animal
source)
•Some viruses can jump
species
•Swine flu virus (originated
in pigs) jumped to human
hosts.
•Viruses make a person sick
when they get into the
cells and make more
viruses, which kills the
cells.
CORONA VIRUSES
C
•As the virus multiplies, your immune system attempts to
find the viruses and the cells infected and kill them before
they can make more viruses.
•This “war” is what makes you feel bad and causes
symptoms like running nose, fever, and congestion.
(continue….) How do viruses infect cell?
Once inside the body, the virus proteins attach to the cell surface
and the cell takes in the virus where it then releases its contents.
C
fatigue
headache
High concentrations of cytokines were recorded in
plasma of critically ill patients infected with 2019-nCoV.
C
C
C
CURE FOR CORONA VIRUS ?
C
NONE
VACCINE ?
NOT YET READY
What can we do ?
•Avoiding close contact with those who are
sick.
•Frequent hand-washing, especially after
direct contact with ill people or their
environment.
•Avoiding unprotected contact with farm or
wild animals.
What can we do? (2)
1. Wear a mask
2. Wash hand
C
3. Cover your mouth
(sneezing / coughing)
4. Maintain distance to
sick one
How to wear a mask
1.Wash hands / use antiseptic gels before wear a mask
2.Wear Mask correctly
3.Avoid touching mask or face
4.The mask can only be used once.
5.Repeated used mask can transfer germ.
6.Breath calmly in your mask. No need to inhale so harsh.
If you wear a mask correctly, you will get any blurry
glasses.
N95 respirator
PROTOZOA
Secara Umum
Awalnya makhluk hidup yang ada di bumi dikelompokkan
oleh Aristoteles menjadi 2 kingdom, yaitu kingdom Plantae (tumbuhan) dan
kingdom Animalia (hewan). Ditemukannya mikroskop dan dunia
mikroorganisme mendorong para ahli untuk memperbaiki sistem
pengelompokan tersebut. Sebagai contoh, apakah Euglena termasuk
kelompok hewan atau tumbuhan? Euglena mampu melakukan fotosintesis
seperti tumbuhan dan mampu bergerak seperti hewan.
Oleh karena itu, perlu adanya kingdom ketiga. Tahun 1886, seorang ahli
Jerman bernama Ernst Haeckel memperkenalkan kingdom ketiga yang disebut
Protista untuk menempatkan organisme yang bukan hewan ataupun
tumbuhan.
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler atau multiseluler. Protista
belum memiliki diferensiasi jaringan.Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan
hewan, tumbuhan, dan jamur dalam memperoleh nutrisinya. Protista dibedakan
ke dalam 3 subkingdom, yaitu subkingdom Protozoa (Protista mirip hewan);
subkingdom Algae (Protista mirip tumbuhan); subkingdom Myxomycophyta
(slime mould / jamur lendir).
Protista yang menyerupai hewan dikenal dengan nama protozoa (protos =
pertama, zoon = hewan). Sebagian protozoa adalah hewan eukariotik bersel
tunggal dan mikroskopis. Protozoa dapat hidup pada air tawar, air laut, tanah,
bahkan ada juga yang hidup di dalam tubuh organisme lain. Seluruh kegiatan
hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel
antara lain membran plasma, sitoplasma dan mitokondria.
Sebagian besar hidup bebas, sedangkan lainnya merupakan parasit. Dalam
ekosistem perairan, protozoa hidup bebas sebagai zooplankton, maupun
sebagai zoobentos. Protozoa parasit sering menyebabkan penyakit serius
pada manusia, misalnya malaria, disentri, dan giardiasis.
Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual, yaitu dengan cara
pembelahan biner dan membentuk spora serta secara seksual yaitu melalui
konjugasi. Hewan ini memilki alat gerak berupa cilia, flagel, dan kaki semu
(pseudopia), tetapi ada juga yang tidak memiliki alat gerak.
Berdasarkan alat geraknya, protozoa memiliki 4 filum yaitu Rhizopoda
(Sarcodina), Flagellata (Mastigophora), Ciliata, dan Sporozoa.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.
PROTOZOA
Ciri-Ciri Protozoa
1. Organisme eukariot bersel tunggal (uniseluler)
2. Bentuk sel umumnya tetap kecuali Rhizopoda
3. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
4. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu
(pseudopodia), bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel).
5. Hidup bebas di laut, air tawar atau tanah, bersimbiosis atau parasit
6. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
7. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun
basah.
8. Protozoa tidak mempunyai dinding sel
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.
• Cara Hidup
Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan
sampah organisme. Sebagai pemangsa bakteri, protozoa berperan penting
dalam mengontrol jumlah bakteri di alam.
• Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Umumnya hidup
bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa
spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang
bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai
vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh
di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.
• Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual (vegetatif)
dengan cara pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan inti
yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel
baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba, Paramaecium, Euglena.
Protozoa bersilia membelah dengan arah transversal setelah terlebih dahulu
melakukan konjugasi. Protozoa berflagel membelah dengan arah longitudinal.
Beberapa Protozoa lain akan membelah berulang kali (multiple fission) yang
menghasilkan banyak anak sel.
Sebagian Protozoa melakukan reproduksi secara seksual (generatif) dengan
penyatuan sel generatif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif.
Reproduksi seksual dengan peleburan inti sel pada organisme yang belum
jelas alat kelaminnya disebut konjugasi.
Klasifikasi Protozoa
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.
1. Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda (Sarcodina) berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Rhizo artinya
akar, poda artinya kaki, pseudo artinya palsu. Rhizopoda ialah hewan bersel
satu dapat membentuk kaki semu (pseudopodia).Timbulnya kaki semu
yang menjulur disebabkan oleh adanya aliran
sitoplasma yang menekan bagian tertentu dari sel, hal ini menyebabkan
Rhizopoda tidak memiliki bentuk tetap.
2. Flagellata (Mastigophora)
mempunyai flagel (cambuk) sebagai alat geraknya, sehingga disebut kelas
Flagellata atau Mastigophora. Selain sebagai alat gerak, flagel juga digunakan
untuk mendapatkan makanan, karena getaran flagel menyebabkan terjadinya
aliran air sekitar hewan tersebut yang membawa makanan dalam bentuk
pertikel padat Sebagian besar flagellata mempunyai dua flagellum. Letak
flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior) sehingga saat bergerak
seperti mendorong sel, dan ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga
saat bergerak seperti menarik sel.
Flagellata yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun air
laut, dan ada yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan. Flagellata yang
hidup bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap
dan kecoa kayu. Flagellata membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang
dimakan serangga tersebut.
Beberapa contoh Flagellata yaitu, Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox
globator, Trypanosoma gambiens, Leishmania, Trichonympha campanula,
Trypanosoma brucei, Trichomonas vaginalis, dan Leishmania.
3. Ciliata (Cilliophora)
Yang menjadi ciri khas dari kelas ciliata, ialah adanya tonjolan
protoplasma yang membentuk rambut-rambut getar atau silia dan
berfungsi sebagai alat gerak. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau
hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga
merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke
sitoplasma. Makanan yang terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam
sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke
sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Cilliata mempunyai bentuk tetap karena adanya lapisan pelikel yang
meyelubungi tubuhnya sebagai penguat yang lentur.
Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata
juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun
parasit. Namun hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Contoh
Ciliata yang hidup bersimbiosis ada dalam perut hewan pemakan rumput dan
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.SI.
4. Sporozoa
Sporozoa berasal dari bahasa Yunani, spore artinya biji, dan zoa artinya
hewan. Sporozoa adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang
pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis
spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Dalam
siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Sporozoa
umumnya bersifat parasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan.
2. Struktur Anatomi
• Sistem Pencernaan
• Sistem Reproduksi
1. Entamoeba histolytica
2. Entamoeba gingivalis
3. Balantidium coli
7. Leishmania
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale dapat tetap hidup, meskipun tidak
aktif di dalam sel hati penderita malaria selama berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Akibatnya, di kemudian hari penyakit malaria dapat kambuh
lagi. Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memotong
siklus hidup Plasmodium, yaitu dengan cara mencegah adanya genangan air
atau menutup tempat penampungan air. Cara ini menyebabkan nyamuk tidak
dapat tumbuh menjadi dewasa. Cara lainnya adalah dengan memberi obat
(misalnya obat kina) kepada si penderita.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
FUNGI
MORFOLOGI FUNGI
Fungi sebagai organisme eukariot, selnya paling tidak mempunyai satu nukleus
atau inti dengan membran intinya, retikulum endoplasma dan mitokondria.
Sel fungi mirip sel tumbuhan tingkat tinggi dan sel hewan dan jauh lebih maju
dari sel mikroorganisme pada umumnya.
Hampir semua sel fungi mempunyai dinding sel kaku yang mengandung khitin
dan/atau selulosa. Tubuh fungi dapat uniseluler atau multiseluler.
Hifa merupakan suatu tubulus yang mengandung nucleus (inti) dengan jumlah
lebih dari satu (bahkan dapat berjumlah ratusan), yang dilingkupi sitoplasma.
Biasanya sitoplasma dalam suatu hifa dapat saling bertukar. Beberapa hifa
dapat terbagi menjadi beberapa sel oleh adanya septa atau dinding pemisah
pada tempat-tempat tertentu sepanjang hifa.
Dalam tiap-tiap sel yang dibatasi septa tersebut dapat terkandung satu nukleus
(hifa uninukleat), juga ada yang mengandung lebih dari satu nukleus yang
disebut hifa multinukleat.
Beberapa species fungi lain, hifanya tidak mengandung septa sehingga hifa
tersebut tidak terbagi menjadi beberapa sel. Hifa semacam ini disebut hifa
nonseptat atau hifa aseptat.
Septa yang membatasi tiap-tiap sel tidak sepenuhnya membatasi sitoplasma
sel yang berdekatan melainkan masih ada pori yang memungkinkan terjadinya
perpindahan sitoplasma dan nukleus antara sel-sel tersebut sebagaimana
terjadi pada hifa non septat.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
Ada tidaknya septa ini sering digunakan sebagai salah satu cirri dalam
identifikasi. Kapang atau moulds cenderung tumbuh dengan baik pada
permukaan substrat alami maupun substrat buatan di laboratorium.
Dalam keadaan ini hifa yang menembus medium dan menyerap nutrisi dari
medium disebut hifa vegetatif atau hifa substrat. Hifa ini juga berfungsi menjaga
menjaga agar kapang tersebut dapat melekat atau menempelkan dirinya pada
substrat yang tersedia.
Selain hifa vegetatif dalam suatu kapang ada hifa yang berfungsi lain yang
biasanya tumbuh di permukaan medium (ke arah udara). Hifa yang membentuk
miselium di permukaan medium berfungsi menghasilkan alat reproduksi berupa
spora bagi kapang tersebut. Hifa semacam ini disebut hifa reproduktif.
Adanya spora yang dihasilkan hifa reproduktif pada permukaan kapang
menyebabkan warna permukaan kapang tersebut dapat berbeda-beda
bergantung dari warna spora yang sedang dihasilkannya. Misalnya talus
kapang dapat berwarna putih, kuning, hijau, biru kehijauan, merah, coklat atau
hitam.
Dengan dihasilkannya spora dalam jumlah yang sangat banyak pada
permukaan kapang, menyebabkan spora dengan mudah dapat disebarkan
oleh angin ke segala arah dan bila ditemukan tempat yang cocok akan
membentuk individu baru. Hal ini menyebabkan kapang merupakan salah satu
kontaminan yang umum ditemukan di laboratorium. Di samping itu spora
kapang juga sering bertindak sebagai agen terjadinya alergi atau bahan yang
bersifat alergen.
Kapang dapat ditemukan secara luas di berbagai habitat di alam dan juga
dapat ditemukan pada roti atau nasi basi, keju atau buah-buahan. Bila
miselium-miselium dari kapang membentuk suatu struktur yang lebih padat,
lebih terorganisasi.
Kapang pada umumnya dapat diidentifikasi dari morfologinya. Uji
makroskopik dapat didasarkan atas karakteristik-karakteristik tertentu seperti
kecepatan tumbuh, topografi, tekstur permukaan (misalnya seperti kapas,
seperti beludru atau seperti tepung) dan pigmentasi.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
Khamir (Yeast)
Khamir merupakan fungi uniseluler dan kebanyakan dari mereka termasuk
dalam divisi Ascomycotina. Sel khamir dapat berbentuk bola, oval atau silindris
dengan ukuran diameter bervariasi antara 3-5 µm. Sel khamir dapat sangat
bervariasi baik dalam hal bentuk atau ukurannya. Hal ini bergantung dari umur
dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagel atau organ-organ penggerak
lainnya. Sel khamir jauh lebih besar dari bakteri dan dapat dibedakan dari sel
bakteri selain karena perbedaan ukuran juga dari keberadaan struktur-struktur
internalnya. Contoh khamir yang paling populer adalah dari genus
Saccharomyces.
Kebanyakan sel khamir memperbanyak diri dengan cara membentuk tunas
(budding). Meskipun demikian ada sebagian kecil sel khamir yang dapat
memperbanyak diri dengan membelah diri sama besar (binary fission). Dalam
proses pertunasan, mula-mula diawali dengan lisisnya dinding sel pada daerah
tertentu. Dengan tidak adanya dinding sel pada daerah tersebut, menyebabkan
terjadinya tekanan dari isi sel keluar membentuk struktur seperti balon yang
dikelilingi dinding sel induknya. Bagian ini kemudian membesar, nucleus
membelah secara mitosis dan nukleus hasil pembelahan kemudian berpindah
menuju tunas yang terbentuk tadi. Tunas baru yang sudah terbentuk dan sudah
dilengkapi dengan nukleus kemudian melanjutkan pertumbuhannya. Setelah
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
pertumbuhan cukup, akhirnya tunas akan melepaskan diri dari sel induknya dan
siklus replikasi telah lengkap. Sel khamir yang telah melepaskan tunasnya
seringkali meninggalkan tanda berupa bekas luka (bud scar) pada dinding
selnya.
Beberapa spesies khamir dapat menghasilkan tunas lebih dari satu sebelum
pemisahan tunas terjadi. Bila setelah terbentuk satu tunas tidak dilanjutkan
dengan pemisahan tunas, maka suatu rantai sel berbentuk bola dapat
terbentuk. Kegagalan dalam memisahkan tunas-tunas baru yang terbentuk
secara terus menerus akan menyebabkan dihasilkannya suatu rantai sel
khamir yang memanjang yang menyerupai hifa (benang) dan disebut
pseudohyphae.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
Sel khamir dapat tumbuh setelah ditanamkan pada media agar selama 1
sampai 3 hari. Selama waktu tersebut, khamir akan menghasilkan koloni
berwarna pucat keruh dan umumnya mempunyai diameter 0.5-3.0 mm.
Sebagian kecil spesies dapat menghasilkan pigmen, tetapi kebanyakan hanya
menghasilkan warna krem. Di bawah mikroskop dan secara morfologi koloni,
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
Dimorfisme
Sebagian besar spesies fungi hanya mempunyai satu macam bentuk
pertumbuhan yaitu sebagai ragi saja tau sebagai kapang saja. Tetapi ada
beberapa spesies yang dapat berada dalam kedua bentuk tersebut,
bergantung dari kondisi lingkungannya. Hal ini berarti bahwa mereka dapat
berada dalam bentuk uniseluler berupa ragi atau berada dalam bentuk
multiseluler berupa kapang. Kondisi semacam ini disebut dimorfisme atau
berada dalam dua bentuk.
Fase ragi timbul bilamana organisme tersebut hidup sebagai parasit atau
patogen dalam jaringan, sedangkan fase kapang timbul bila organisme
merupakan saprofit dalam tanah atau medium. Perubahan bentuk
pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan disekitarnya.
Beberapa fungi patogen dapat berada dalam keadaan dimorfisme tergantung
keadaan termperatur sekitarnya. Mereka tumbuh sebagai ragi dan bersifat
patogen pada suhu 37°C dan sebagai kapang yang tidak patogen pada suhu
25°C atau 30°C. Pada fungi domorfisme lain, morfogenesisnya ditentukan oleh
factor-faktor lain seperti keadaan nutrisi, karbondioksida, kepadatan sel, umur
kultur dan kombinasi dari factor-faktor tersebut. Terjadi tidaknya dimorfisme
sering digunakan dalam identifikasi fungi-fungi patogen di laboratorium.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
Cendawan
Fungi yang berukuran cukup besar dan memiliki tubuh buah atau fruiting
bodies, maka fungi disebut cendawan atau mushroom. Cendawan umumnya
dapat kita lihat tanpa mikroskop dan dapat ditemukan pada berbagai tempat
seperti di tanah, kayu lapuk, di permukaan akar tumbuhan konifer atau di
tempat-tempat lain yang lembab.
• Struktur tubuh fungi terdiri atas sel eukariotik yang tersusun oleh dinding
sel yang mengandung zat kitin. Uniknya zat kitin pada jamur mirip dengan
zat kitin pada kerangka luar arthropoda. Zat kitin ini tersusun atas
polisakarida, sifatnya kuat dan fleksibel.
• Benang-benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut dengan hifa.
• Hifa pada jamur dapat bercabang-cabang yang nantinya akan
membentuk jaringan yang disebut miselium.
• Miselium ini yang akan membentuk jalinan hingga terbentuknya tubuh
buah seperti pada jamur merang.
• Selain itu, hifa pada jamur juga memiliki pembatas atau sekat antar sel
yang disebut septa. Septa pada jamur memiliki pori yang cukup besar
sehingga organel sel dapat mengalir dari sel ke sel lainnya.
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
• Pada beberapa jenis jamur, hifa tidak memiliki sekat yang disebut dengan
hifa asepta. Hifa ini merupakan massa sitoplasma yang panjang dan
mengandung ratusan hingga ribuan nucleus yang disebut dengan hifa
senositik. Inti sel yang jumlahnya banyak disebabkan pembelahan inti sel
yang berulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.
• Adapun hifa yang bercabang-cabang dan membentuk miselium
memungkinkan jamur mengabsorbsi nutrisi lebih banyak.
• Jamur yang sifatnya parasitisme memiliki hifa yang termodifikasi yang
dinamakan dengan haustorium.
• Nah, haustorium ini memiliki ujung yang fungsinya menembus jaringan
host dan mengabsorbsi nutrisi dari host.
• Adapun hifa pada sebagian miselium berdiferensiasi membentuk alat
reproduksi yang fungsinya menghasilkan spora. Miselium ini dinamakan
dengan miselium generatif.
Berikut ini terdapat dua reproduksi pada fungi (jamur), antara lain:
• 1. Zygomicota
• 2. Ascomycota
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
• 3. Basidiomycota
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
Yang merugikan :
• 4. Deuteromycota
• 1. Zygomicota
Antara lain:
1. Rhizopus oligosporus
2. Rhizopus stolonifer
3. Rhizopus nigricans
4. Pilobolus
5. Mucor mucedo
• 2. Ascomycota
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
Antara lain:
1. Aspergillus
2. Penicillium
3. Saccharomyces
4. Neurospora
5. Higrophorus
6. Morcella Deliciosa
• 3. Basidiomycota
Antara lain:
1. Pucinia graminae
2. Volvariella Volvacea (jamur merang)
3. Ustilago maydis
4. Auricularia polytricha (jamur kuping),
5. Pleurotus ostreatus – wild,
6. Amanita palloides
7. Ganoderma sp
8. Polyporus acularius
9. Phellinus sp
MIKROBIOLOGI ISTN DESY MULIANA WENAS, M.Si.
• 4. Contoh Deuteromycota
Antara lain:
MIKROBIOLOGI &
VIROLOGI
reproduksi,& PERTUMBUHAN
faktor pertumbuhan
FAKULTAS FARMASI
Institut Sains dan Teknologi Nasional
Tujuan Pembelajaran
1. Mhs mengetahui dan memahami proses & mekanisme
pertumbuhan mikroba
2. Mhs mampu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba
Sumber/Reference:
Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Karya: M. J. Pelczar Jr. And E. C. S. Chan.
1986. UI Press
Mikrobiologi Terapan. Karya: M. A. Krisno Budiyanto. 2004. Penerbit
UMM
Bioteknologi Pertanian. Karya: Triwibowo Yuwono. 2008. Penerbit:
Gadjah Mada University Press
Probiorik. Basis Ilmiah, Aplikasi dan aspek Praktis. Karya: Prof. Dr. H.
Soeharsono. 2010. Penerbit Widya Padjajaran
1
4/12/2020
UKURAN ORGANISME
PERTUMBUHAN MIKROBA
Istilah dlm pertumbuhan Mo.
Pertumbuhan Generasi
Laju Pertumbuhan Waktu Generasi/Generation time/doubling time
(Eksponensial)
2
KURVE PERTUMBUHAN MIKROBA
FASE PERTUMBUHAN CIRI-CIRI
Lamban (Lag) Setelah inokulasi/awal inkubasi
Mulai terjadi peningkatan ukuran sel & pembelahan sel
Ditandai pe + komponen makromolekul, akt. metabolik, dan
kerentanan terhadap zat kimia dan faktor fisik.
Mrp periode penyesuaian yg sangat penting untuk penambahan
metabolit pd sel, menuju tingkat yg setaraf dg sintesis sel maks.
Log/Eksponensial Sel membelah dengan laju yang konstan-seimbang
Sel membelah dengan kecepatan konstan yang ditentukan oleh sifat
intrinsik Mo. dan kondisi lingkungan.
Aktivitas metabolik konstan
kecepatan peningkatan dapat diekspresikan dengan fungsi
eksponensial alami.
Statis / Stationary Penumpukan prod. beracun-limbah , perub pH & ber(-) nutrien
Beberapa sel mati dan yang lain tumbuh dan membelah
Jumlah sel hidup menjadi tetap
Kasus, sel dalam biakan yg populasinya tidak tumbuh dapat mengalami
penyimpangan pertumbuhan (memanjang-membengkak scr abnormal)
Penurunan/Kematian Saat medium mulai kehabisan nutrien, sel yg mati lebih cepat dp
(Decline / Death) terbentuknya sel-sel baru
Laju kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial
Bergantung pada spesiesnya, semua sel mati dalam waktu beberapa
hari atau beberapa bulan.
REPRODUKSI
Aseksual
1.Fission (Pembelahan Sel)
A. Binary Fission, sel anak yg dihasilkan 2
Simple Binary Fission (Irregular Binary Fission), mis: Amoeba, bakteri
Longitudinal Binary Fission, mis:Euglena
Transverse Binary Fission, mis: Paramecium, Planaria
Oblique Binary Fission, mis; Ceratium
3
A. Binary Fission B. Multiple Fission
REPRODUKSI
Aseksual
2. Produksi Spora Reproduksi
3. Fragmentasi pertmbuhan berfilamen (Pemotongan hifa/filamen)
4
Seksual Reproduksi
mll 1. Konjugasi penyatuan fisik sementara antara dua individu yang disertai
pertukaran bahan nukleus. (terjadi pada org yg belum jelas jenis kelaminnya).
dijumpai pd. kelas Ciliata. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah
dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
Mll 2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di
dalam tubuh nyamuk.
Istilah waktu lipat-dua menampilkan waktu generasi rata-rata dlm biakan, biasanya
ditentukan oleh kelipatan-dua masa mikroba dlm biakan. Sebaiknya waktu
generasi ditentukan dgn perhitungan. Peningkatan massa sel ditentukan dlm
interval waktu yg diketahui & waktu generasi dihit. dr nilai yg diperoleh.
Persamaan (2) disusun kembali menjadi :
t Dimasukkan
n = ------- ke dlm Nt = No2 x t/g ..................(3)
g Persamaan 1
Dengan mengkonversi menjadi bentuk logaritmik, maka diperoleh rumus untuk
menghitung waktu generasi yaitu.... (Jlh Mo ditentukan dlm kondisi berat kering)
ln 2 t 0,69 t
g = ------------------ = -------------------- .................................................(4)
ln Nt – ln No ln Nt – ln No
5
Kecepatan/Laju Pertumbuhan dan Waktu Generasi
Untuk menghit. laju pertumbuhan spesifik / laju pertumbuhan eksponensial Mo,
digunakan bentuk logaritmik dg persamaan (3) :
ln 2 t
ln Nt = t ----------- + ln No ................................(5)
g
U. fase pertumbuhan eksponensial, ekspresi (ln 2)/g konstan, maka persamaan (5)
dapat diganti menjadi ln Nt = t + ln No .............................(6)
Ketika nilai t dipetakan pd. absis dan nilai ln Nt pd. ordinat, diperoleh garis lurus
dan konstan mrp. lereng dari garis lurus tersebut. Hal tsb menentukan laju
pertumbuhan masa bakteri sbg. fungsi waktu. Oleh karena itu disebut laju
pertumbuhan spesifik (specific growth rate atau instataneous growth rate) konstan.
Nilainya dapat ditentukan dengan grafik atau dengan perhitungan :
ln 2 0,69 ln Nt - ln No
µ = -------- = ----------- ................. (7). µ = ------------------------
g g ∆t
dimana waktu t mrp interval waktu t1 - t2 slm masa bakteri meningkat menjadi
nilai Nt.
6
A. PENGHITUNGAN JUMLAH MIKROBA SECARA KESELURUHAN
K.1 K.2
K.4 K.3
7
.............................B1. PLATE COUNT (HITUNGAN CAWAN)
Cara menghitung sel relatif (CFU / ml):
CFU/ml = Jumlah koloni x faktor pengenceran
Contoh
Penanaman 1 ml larutan Mo. dilakukan dari tabung pengenceran
10-6 dengan metode pour plate. Setelah diinkubasi 24 jam pada
cawan petri dapat dihitung Mo sebanyak 50 koloni. Berapakah
jlh Mo dari suspensi tersebut???
Jawab
Pour plate : koloni = 50 = 50 x 106 CFU’s / 1 ml
Fp = 1/10 -6 = 50 000 000 CFU’s / 0,1 ml
SP = 1 ml = 5,0 x 107 CFU’s / ml
8
.............................................. STANDARD PLATE COUNT (SPC)
Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka
hanya dari pengenceran terendah yang dilaporkan.
10-2 10-3 10-4 SPC Keterangan
15 1 4 1,5 x 103 1 & 4 < dari 30
Bila diperoleh perhitungan > 300 dari semua pengenceran, maka
hanya dari pengenceran terTINGGI yang dilaporkan.
10-2 10-3 10-4 SPC Keterangan
TNTT NNRRN1 358 3,6 x 10 1 & 4 < dari 30
Bila ada 2 cawan dari pengenceran rendah dan tinggi yg berurutan dengan
jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi dari jumlah koloni pengenceran
tertinggi dan terendah ≤ 2, maka jumlah yang dilaporkan adalah nilai rata-
rata. Jika hasil bagi dari pengenceran tertinggi dan terendah > 2 maka
jumlah yang dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran terendah.
9
............................................ STANDARD PLATE COUNT (SPC)
Teknik perhitungan :
10
B3. TEKNIK OPTICAL DENSITY /OD (Tkt. Kekeruhan)
Perhitungan Populasi Mo. Menggunakan metode Turbinitas dg
bantuan spektrofotometer (λ 400 – 600 nm)
Syarat: kultur Mo. Harus mengand. Min. 107 CFU/ml (kalau <<
Error-nya tinggi)
11
Lamban Pertumbuhan Fase Statis Penurunan Populasi / decline
cepat /Log
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN MIKROBA:
1. Faktor Fisik ; 2. Faktor Nutrisi
A. Faktor Fisik
1. Suhu/Temperatur
a. Psikrofil (Tumbuh opt. T. 0 – 30oC)
b. Mesofil (Tumbuh opt. T .25 – 40oC)
c. Termofil (Termofil Fakultatif 25-5oC; Termofil obligat 45-75oC)
PSYCHROPHILES MESOPHILES THERMOPHILES
25oC - 45oC
50-80oC
12
1/29/2018
13
1/29/2018
Kebutuhan pH bagi Mo
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KAPANG
KHAMIR
Kapang
BAKTERI ASAM LAKTAT
Khamir
Staphilococcus aureus
Bakteri Asam Laktat
Staphylococcus aureus
Salmonella spp
Salmonella spp
C. botulinum V. parahaemolytiicus
C. perfringens
14
B. Faktor Fisik Pertumbuhan Mo.
4. Kondisi Lain - Lain
Bbrp Mo mbutuhkan persyaratan tambahan u. pertumbuhan opt.
Misal;
Mo. Fotoautotrofik mbutuhkan cahaya sbg sumber energi
pertumbuhannya
Mo. Halofilik yg sering dijumpai di air asin/laut, makanan asin,
dll, hanya akan tumbuh apabila mediumnya mengd. Konsentrasi
garam tinggi
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN MIKROBA:
B. Faktor Nutrisi
Persyaratan Nutrisi:
1. Sumber Energi
Kemotrof Oksidasi senyawa kimia
15
Persyaratan Nutrisi:
2. Semua Mo membutuhkan karbon, baik yang bersumber dari CO2
maupun senyawa organik (gula-gula/KH lainnya)
Fotolitotrof
Autotrof/Litotrof
Sumber karbonnya CO2 Kemolitotrof
2. Karbon
Heterotrof/Organotrof Fotoorganotrof
Sumber Karbon: S. Organik Kemoorganotrof
...........Persyaratan Nutrisi:
3. Semua Mo membutuhkan Nitrogen, baik bersumber dari Nitrogen
atmosferik, Nitrogen anorganik maupun Nitrogen organik
4. Semua Mo membutuhkan Belerang (sulfur) dan Phosphor.
Kebutuhan belerang/sulfur dapat dipenuhi baik dari unsur sulfur murni
(unsuri), sulfur organik maupun sulfur anorganik.
Kebutuhan fosfor umumnya dlm bentuk unsur fosfat (garam2. fosfat)
16
Contoh: Media Pertumbuhan Mo. Sulfur bubuk 10 g
(NH4)2SO4 0,4 g
A. Autotrof (Thiobacillus thiooxidans) KH2PO4 4,0 g
– Mo. Kemoautotrof CaCl2 0,25 g
Klp ini hanya membutuhkan air, garam2
MgSO4.7H2O 0,5 g
anorganik dan CO2 u. Pertumbuhannya,
FeSO4 0,01 g
slanjutnya mensintesis CO2 menjadi
metabolit organik esensial Air 1000 ml
CO2
Pseudomonas (bakteri “pintar”) mengg. >100 syw organik sbg satu2nya sumber C & energi)
MEDIA BAKTERIOLOGIS
TIFE MEDIA
Pengelompokan Jenis - Ciri Contoh
Sumber Nutrien Alamiah Susu; susu skim
Buatan Campuran zat-zat kimia
17
TIPE MEDIA .............................Lanjutan
Catatan:
untuk memperbaiki kualitas nutrisi medium, umumnya mll pe+ ekstrak khamir (5
g/l) (mengd. Vit. B dan substansi lain menunjang pertumbuhan Mo)
Penyiapan media; Hrs aseptis & higienis
18
Pemilihan Media dan Kondisi Inkubasi
Hal yang harus diperhatikan u. Kultivasi di Lab.
1. Inokulasi (penanaman) Mo. pd medium dg kand. Nutrisi sesuai
2. Inkubasi Mo - dilakukan pd kondisi (lingk fisik) yg sesuai
19
Media Umum Pertumbuhan Mo.
8. Acid Potato Dextrose Agar/APDA, media umum untuk mendukung
pertumbuhan bbg fungi (terutama yeast dan khamir)
Komposisi: PDA 39 g, As. Laktat 85% (atau As. Tartarat) 1 ml, aquades 1 liter
Adanya As. Laktat akan me(-) pH menjadi ± 4,8 yg dpt menghambat
pertumbuhan sebagian besar bakteri, namun As. Laktat mungkin pula
mencegah/menghambat sporolasi bbrp fungi
9. Potato Dextrose Agar (PDA) untuk menumbuhkan/mengidentifikasi
yeast dan kapang.
PDA mengd. sumber KH dlm jlh cukup td 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa shg baik u. pertumbuhan kapang dan khamir tttp. kurang baik u.
pertumbuhan bakteri.
10. Violet Red Bile Agar/VRBA , dpt digunakan u. perhitungan kelompok
bakteri Enterobactericeae (E.coli). VRBA mengd violet kristal bersifat basa, sdg
sel mikroba-asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Campuran
garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak
menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri.
Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar
merupakan agen pemadat.
Td; yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar).
20
Media Umum Pertumbuhan Mo.
13. Mac Conkey Agar (MCA), media selektif untuk gram negatif, baik
Enterobacteriateae maupun yang non fermented basil gram negative, sedangkan
bakteri lain umumnya tidak tumbuh / tumbuh dengan tidak subur.
Media ini menghambat pertumbuhan bakteri garam positif yg disebabkan oleh
garam empedu dan kristal violet.
Bakteri gram negatif yg tumbuh dibedakan dlm kemampuan fermentasi laktosa.
Koloni dari bakteri yang memfermentasekan laktosa berwarna merah bata dan
di kelilingi oleh endapan garam empedu.
Endapan ini di sebabkan oleh penguraian laktosa menjadi asam yamg bereaksi
dengan garam empedu. Bakteri yang tidak memfermentasekan laktosa biasanya
bersifat pathogen. Golongan bakteri ini tidak memperlihatkan perubahan pada
media. Warna koloni di lihat pada bagian koloni terpisah.
14. Salmonella Shigella Agar (SSA) media khusus u. Mo basil gram
negatif pathjogen enteric
Komposisi: Ekstrak sapi = 5 gram ; Proteose peptone = 5 gram; Laktosa = 10
gram ; Garam bile no.3 = 8,5 gram; Natrium sitart = 8,5 gram ; Ferrik sitrat = 1
gram; Agar = 13,5 gram ; Merah netral = 0,025 gram; Hijau brilliant = 0,33
gram ; Aquadest = 1000mL
dll
21