Anda di halaman 1dari 50

RUANG LINGKUP MIKROBIOLOGI

SERTA BAKTERIOLOGI

Naimah 2211E2126
Thyas Norma Aulia 2211E2160
Yossi Fitria Ningsih 2211E2184

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ANALIS BAKTI ASIH
2023
1. Mikrobiologi

1.1 Arti dan Ruang LingkupMikrobiologi


Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu mic
ros artinya kecil/renik, bio artinya hidup/kehidupan, da
n logos artinya ilmu/pikiran. Dengan demikian, mikrob
iologi adalahilmu pengetahuan tentang makhluk hidup
yang kecil (jasadrenik = mikroorganisme = mikroba).
Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) merupaka
n ilmuwan berasal dari Belanda, yang pertama kali mel
ihat sel tunggal dan mengamati darah, cairan mani, fese
s dan email gigi. Leeuwenhoek juga berperan dalam sej
arah sel, yaitu membuat dan menggunakan mikroskop s
erta menyebut sel sebagai satuan kehidupan.Dengan mi
kroskop ciptaannya, beliau dapat melihat bentuk makhl
uk-makhluk kecil yang sebelumnya tidak terduga sama
sekali keberadaannya. Mikroskop buatan Leeuwenhoek
memberikan pembesaran hingga 300 kali. Dari air huja
n yang menggenang dikubangan-kubangan dan dari air
jambang, diperoleh hewan bersel satu, yang beliau beri
nama Infusoria atau ”hewan tuangan”.
Antara tahun 1674-1683, Leeuwenhoek terus
menerus mengadakan hubungan dengan lembaga “Roy
al Society” diInggris. Leeuwenhoek melaporkan hal-ha
l yang diamatinya dengan menggunakan mikroskop ke
pada lembaga tersebut. Laporan-laporan tersebut disert
ai dengan gambar-gambar mikroorganisme yang beran
eka ragam. Di dalam sejarah, Leeuwenhoek dipandang
sebagai orang pertama yang meletakkan batu pertama d
ibidang mikrobiologi.
Beberapa ilmu yang dipelajari dalam mikrobiologi
antara lain:
1. Bakteriologi : bakteri/kuman
2. Virologi : virus
3. Mikologi : jamur
4. Imunologi : sistem kekebalan tubuh
Beberapa lapangan kerja yang berkaitan dengan
mikrobiologi antara lain:
1. Mikrobiologi pertanian
2. Mikrobiologi laut
3. Mikrobiologi industry
4. Mikrobiologi kedokteran.
Mikrobiologi kedokteran merupakan pengetahuan
tentang organisme penyebab penyakit infeksi pada
manusia, dan reaksi manusia terhadap infeksi tersebut
yang melibatkan beberapa aspek antara lain :
1. Etiologi
2. Pathogenesis
3. Diagnosis laboratoium
4. Prognosis
5. Pedoman dalam pengobatan : uji antibiotika
6. Epidemiologi > mencari sumber infeksi
7. Pengendalian infeksi

1.6 Asal bakteri


Aristoteles berpendapat bahwa makhluk-makhluk
kecil itu berasal dari benda-benda yang mati. Pendapat
ini juga dianut oleh Needham, seorang pendeta asal
Irlandia yang selama tahun 1745-1750 mengadakan
eksperimen-eksperimen dengan berbagai rebusan padi-
padian, daging danlain sebagainya. Meskipun air
rebusan tersebut disimpan dan ditutup dengan sangat
rapat dalam botol bertutup, namun tetap muncul
mikroorganisme, dengan kata lain kehidupan baru
dapat muncul dari benda mati. Pendapat ini dikenal
sebagai teori abiogenesis (a = tidak; bios = hidup;
genesis = kejadian) atau teori generatio spontanea
(makhluk-makhluk baru itu terjadi begitu saja).
Spallanzani (1729-1799) pada tahun 1768
membantah pendapat Aristoteles dan Needham dengan
mengatakan bahwa perebuan yang dilanjutkan dengan
penutupan botol-botol yang telah berisi air rebusan
tersebut tidak sempurna. Spallanzani sendiri merebus
sepotong daging sampai berjam- jam lamanya,
kemudian air rebusan tadi ditutupnya di dalam botol,
dengan percobaan tersebut tidak diperoleh
mikroorganisme baru. Hasil eksperimen Spallanzani ini
belum benar-benar meyakinkan. Sebagian orang pada
waktu itu berpendapat bahwa tutup botol yang rapat
itu tidak memungkinkan masuknya udara (oksigen)
yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan mikro
organisme.
Schultzepada tahun 1836 memperbaiki
eksperimenSpallanzani dengan mengalirkan udara
lewat suatu asam atau basa yang keras kedalam botol
berisi kaldu yang telah direbus dengan baik terlebih
dahulu. Schwann pada tahun 1837 membuat
eksperimen serupa itu juga dengan mengalirkanudara
lewat pipa yang dipanasi menuju ke botol- botol berisi
kaldu yang telah dipanasi berjam-jam lamanya. Maka
baik Spallanzani dan Schwann tidak menemukan
mikroorganisme dalam kaldunya. Namun masih
banyak orang yang belum percaya dengan eksperimen
kedua sarjana tersebut dengan mengemukakan bahwa
udara yang lewat asam atau basa ataupun lewat pipa
panas itu telah mengalami perubahan sedemikian rupa,
sehingga tidak memungkinkan timbulnya kehidupan
makhluk- makhluk baru
Heike Schroeder dan Theodor Von dusch (1854)
menemuakan suatu ide untuk menyaring udara yang
menuju ke dalam botol berisi kaldu. Udara tersebut
dilewatkan suatu pipa berisi kapas yang steril. Dengan
cara demikian, mereka tidak mendapatkan
mikroorganisme baru di dalam kaldu dan dengan
demikian tumbanglah teori abiogenesis.
Lebih meyakinkan lagi percobaan yang dilakukan
oleh Louis Pasteur pada tahu 1865, dimana Pasteur
menggunakan suatu botol berisi kaldu dengan ditutup
oleh suatu pipa yang melengkung seperti leher angsa.
Dengan ide yang istimewa ini, Pasteur dapat
meyakinkan pada khalayak, bahwa tidak ada
kehidupan baru yang dapat timbul dari benda mati.
Maka disimpulkanlah pendapat itu dengan ucapan
omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, yang artinya
“semua kehidupan berasal dari telur, dan semua telur
itu berasal dari sesuatu yang hidup”. Pasteur
sebenarnya seorang sarjana kimia, akan tetapi jasa-
jasanya dibidang mikrobiologi demikian banyak,
sehingga Pasteur layak disebut sebagai pelopor
mikrobiolo.
1.6 Membedakan Benda Mati Dengan

Mikroorganisme

1. Makhluk hidup mengadakan pertukaran zat


atau metabolism, yaitu mengambil zat makanan
dan membuang sisa makanan
2. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan, dari
yang semula kecil, kemudian bertambah besar
3. Makhluk hidup mengadakan pembiakan atau
reproduksi, dari jumlah yang sedikit menjadi
banyak
4. Makhluk hidup mempunyai tanggapan terhadap
pengaruh dari luar.
5. Makhluk hidup mengadakan gerak, meskipun
terkadang sulit untuk diamati. Banyak
mikroorganisme yang sama sekali tidak
bergerak, namum mereka tetap termasuk
makhluk hidup karena memenuhi keempat
kriteria lainnya
1.6 Yang termasuk mikroorganisme

Umumnya diambil kesepakatan, bahwa semua


makhluk yang berukuran mikron atau lebih kecil lagi
itu kita sebut mikroorganisme. 1 mikron disingkat
menjadi 1 µ = 0,001 mm. jadi yang termasuk dalam
golongan ini adalah:
1. Bakteri
2. Cendawan atau jamur tingkat rendah
3. Radi (yeast) yang menurut sistematik
(taksonomi) termasuk dalam bangsa jamur
juga
4. Ganggang
5. Hewan bersel satu atau protozoa
6. Virus yang hanya Nampak dengan
mikroskop electron,
oleh karena itu dikatakan sebagai makhluk ultra
mikroskopik. Jika ukuran bakteri diukur menggunakan
satuan mikron, maka pengukuran virus menggunakan
satuan yang disebut milimikron (mµ); 1 mµ = 0,001 µ.
Mikroskop elektron dapat memperbesar bayangan
sampai beberapa ratus ribu kali, sehingga dapat
mengamati morfologi dari banyak virus.
1.6 Sejarah
1. Zaman dahulu : penyakit adalah hukuman
Tuhan ->perlu pengorbanan
2. Kegiatan mikroba sejak pra-sejarah:
pembusukan makanan, peragian, bau khas
pembusukan protein, penyakit infeksi.
3. Aristoteles (300 SM) : makhluk hidup kecil
dari benda mati -> teori Generatio spontanea
/ abiogenesis.
4. Varo dan Columella (100 SM) : penyakit
disebabkan oleh organisme yang tidak
terlihat (animalia minuta) -> napas dan
makanan.
5. Hipocrates mengemukakan bahwa penyebab
infeksi ada 2 faktor yaitu:
a. Intrinsik: pembawaan penderita
b. Ekstrinsik: di luar, berhubungan
dengan udara
6. Fracastorius (1546): syphilis adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh
suatu agen hidup -> contagium vivum
seminaria morbid
7. Perkembangan mikrobiologi mulai abad ke-
17 -> ilmuwan berpendapat bahwa penyakit
cacar, cholera, pes dan sebagainya
disebabkan oleh jasad hidup yang sangat
kecil (mikroba) -> Lucretius : the seeds of
disease
8. Samson von Helmont (1652) -> generatio
spontanea makroskopik
9. Athanasius Kircher (1659) -> “cacing-
cacing” kecil dalam darah penderita pes
10. Robert Boyle (1663) : demam mungkin
suatu proses peragian sedangkan peragian
dan pembusukan sering tanpa sebab 
memperkuat teori Generatio spontanea
11. Awal kemajuan mikrobiologi : Anthonie
van Leeuwenhoek (1674-1683) berhasil
melihat makhlukmakhluk kecil dengan
menggunakan “mikroskop” -> bulat, batang,
spiral.
12. Francesco Redi : orang pertama yang
menyangkal Generatio spontanea -> muncul
teori biogenesis -> makroskopik
13. Louis Joblot (1718) : penentang Generatio
spontanea secara mikroskopik
14. John Tuberville Needham (1749) : masih
mendukung Generatio spontanea
15. Lazzaro Spallanzani (1768) : membantah
Aristoteles dan Needham, kemudian
teorinya disempurnakan oleh Schultz (1836)
dan Schwann (1837)
16. Von Plenciz (1762) : tiap penyakit
penyebabnya berbeda.Plenciz
mengumpulkan sifat-sifat khas dari masing-
masing penyakit
17. Edward Jenner (1778) : mempelajari
kekebalan terhadap cacar. Pada tahun 1798,
Jenner melakukan imunisasi cacar
18. Augustinus Bassi (1835) : penyakit
muskardin pada ulat sutera disebabkan oleh
jamur
19. Oliver Wendell Holmes (1843) dan Ignaz
Semmelweis (1846): demam masa nifas
ditularkan oleh tangan yang tercemar
(penolong persalinan) dapat diatasi dengan
mencuci tangan menggunakan antiseptic
20. Louis Pasteur (1857) : memecahkan teori
Generatio spontanea (percobaan labu balon
berleher U) -> timbul teori “omne vivum ex
ovo, omne ovum ex vivo ”
Dikenal sebagai Bapak
Mikrobiologimodern, dengan beberapa
penemuan :
 Udara mengandung bakteri
 Peragian ternyata aktivitas mikroba
 Asam cuka, asam susu, asam
mentega, dihasilkan dari jenis
bakteri tertentu Menemukan
cara membuat bir
 Cara-cara sterilisasi uap
(autoclave) dan udara panas (oven)
 Bakteri penyebab penyakit ulat
sutera
 Mempelajari dasar-dasar
imunologi modern dengan

mencontoh Jenner :
1. Vaksinasi cholera pada unggas (1877)
2. Vaksinasi anthraks pada domba
(1881)
3. Imunisasi rabies (1886)
21. John Tyndall : menyaring bakteri dari udara
-> spora
22. Robert Koch : Bapak Mikrobiologi Modern
->penemuan berupa :
 Pembiakan bakteri dengan medium
padat (1881)
 Pewarnaan bakteri dengan aniline
 Mengemukakan Postulat Koch untuk
menemukan bakteri
 Beberapa bakteri yang ditemukan :
Bacillus anthraxcis (1876) : penyebab
anthraxs
 Mycobacterium tuberculosis (1882):
penyebab tuberkulosa
 Vibrio cholera (1883) : penyebab
cholera
Tidak semua bakteri memenuhi Postulat
Koch,
antara lain:
 Mycobacterium leprae > penyebab
lepra : biakan invitronegatif
 Treponema pallidum > penyebab
sifilis : biakan invitronegatif
 Salmonella typhosa > penyebab
tifus abdominalis :hewan coba
negative
23. Lord Joseph Lister (1854) : menggunakan
asam karbolat sebagai antiseptik pada
pembedahan Bapak pembedahan Antiseptik
24. Pada 1871 ; diketemukan filter penyaring
bakteri, antara lain :
 Filter Chamberland : dari porselen
 Filter Seitz : dari asbes
 Filter Berkefield : dari tanah diatomi
 Filter kolodion : dari membran
dengan pori pori bertingkat
25. Hansen (1874) : Mycobacterium leprae
Neisser (1879) : Neisseria gonorrhoeae >
gonore (GO)
Ogston (1881) : Staphylococcus
Loeffler (1884) : Corynebacterium
diphteriae > difteri
Nicolaier (1884) : mengamati bakteri
tetanus
pada tanah
Schaudin & Hoffman : Treponema pallidum
Kitasato : Clostridium tetani (tetanus),
Pasteurella pestis (pes)
Shiga : Shigella dysenteriae > disentri
26. Iwanowsky (1892) : penyebab penyakit
menular yang tidak dapat disaring oleh
filter, dan tidak dapat dilihat dengan
mikroskop ”contagium fluidum vivum”
virus
1.6 Mikrobiologi Serba Guna
Ilmu pengetahuan terkait mikroorganisme dapat
diaplikasikan untuk membantu memperbaiki
kesejahteraan hidup manusia terutama dibidang
kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka
mikrobiologi memliki cabang-cabang keilmuan
diantaranya mikrobiologi pertanian, mikrobiologi /
bakteriologi kedokteran, mikrobiologi perusahaan.
Dalam mikrobiologi pertanian, para sarjana seperti
Schlosing dan Muntz (Perancis, 1873), Hellrieger dan
Wilfarth (Jerman, 1887), Winogradsky (Rusia, 1889),
Beyerinck (Belanda, 1890) menemukan bakteri-bakteri
yang dapat menyusun nitrat dari amoniak dan
persenyawaan nitrogen (N) yang organik.Waksman
(USA, 1940) terkenal karena menemukan
Streptomyces sp., suatu mikroorganisme tanah yang
menghasilkan streptomisin. Penemuan-penemuan
tersebut penting bagi kemajuan dalam bidang
pertanian.
Dalam mikrobiologi perusahaan, Nicolas Appert
(Perancis, 1810) merupakan seorang perintis usaha
dalam pengawetan makanan. Appert lah yang memulai
mengawetkan makanan dengan terlebih dahulu
memanasi, kemudian menutup makanan tersebut rapat-
rapat. Oleh Pasteur ditunjukkan bahwa banyak terdapat
perubahan kimia pada bahan makanan itu yang
disebabkan karena aktivitas mikroorganisme. Misalnya
: pembentukan alkohol oleh sel-sel ragi (yeast);
asamnya susu oleh bakteri laktat; busuknya makanan
karena berbagai bakteri dan cendawan (jamur).
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan oleh Fuchs,
Lister, Von Hessling menambah daftar bukti-bukti
akan kebenaran pendapat Pasteur.
Berbagai bakteri dan cendawan merupakan
penghasil bermacam-macam zat organik dan
antibiotika. Dalam biokimia, mikroorganisme
memegang peran penting dalam menganalisa system
enzim dan komposisi suatu bahan makanan. Genetika
maju pesat sejak digunakannya mikroorganisme
sebagai makhluk-makhluk percobaan.
Dalam bakteriologi kedokteran, Varro, bangsa
Romawi, telah mempunyai pendapat, bahwa penyakit
tertentu itu disebabkan oleh sesuatu yang dibawa oleh
udara yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui
mulut atau hidung. Akan tetapi banyak khalayak
beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh
makhluk halus dan pendapat ini pun masih berlaku
terutama pada masyarakat di pedalaman.
Fracastorius (Italia, 1546) berkat pengamatannya
mengenai penularan penyakit-penyakit, seperti pes,
cacar dan tuberculosis, berpendapat bahwa suatu
“seminaria” (benih) yang tular menular (contagion)
dari seseorang kepada seseorang yang lain.
Pada abad ke-19 orang baru tahu, bahwa penyakit
itu disebabkan oleh suatu mikroorganisme. Hal ini
dikarenakan adanya mikroskop yang dapat
memperlihatkan makhlukmakhluk kecil itu. Pada tahun
1840, Henle, seorang ahli ilmu penyakit berkebangsaan
Jerman menyatakan bahwa suatu penyakit tertentu itu
disebabkan oleh suatu kelompok mikroorganisme
tertentu pula.
Pernyataan ini kemudian diperkuat oleh Robert
Koch (1843-1910). Pendapat Henle itu semula juga
sudah dimiliki oleh Plencis (Austria, 1762), akan tetapi
sarjana ini mengatakan bahwa tipa penyakit disebabkan
oleh berbagai jenis mikroorganisme. Pernyataan yang
menyatakan bahwa suatu penyakit itu disebabkan oleh
sesuatu yang tertentu, hal tersebut dibuktikan oleh
Wollstein (Vienna, 1787) dengan menggesekkan
sesuatu yang diambilnya dari rongga hidung kuda yang
menderita penyakit pilek (flu) kepada rongga hidung
kuda yang sehat, maka selang beberapa waktu kuda
yang tadinya sehat menjadi sakit pilek (flu) pula.
Holmes (1843) dan Semmelweiss (1847)
berpendapat bahwa tangan atau alat yang digunakan
oleh klinisi yang menolong persalinan atau oleh dokter
yang mengadakan pembedahan perlu sekali
didesinfeksi terlebih dahulu supaya tidak
membawa/menularkan bibit penyakit kepada pasien
yang lain.
Pollender (1849) dan Davaine (1850) menemukan
adanya mikroorganisme di dalam darah ternak yang
menderita penyakit anthrax, dan darah yang
mengandung mikroorganisme tersebut dapat
menjangkiti ternak yang sehat. Brauell (1857) berhasil
pula menularkan penyakit anthrax kepada ternak yang
sehat dengan cara inokulasi.
Bakteriologi kedokteran maju dengan sedemikian
pesatnya, karena hasil penelitian Robert Koch. Koch
yang pertama kali mempunyai gagasan dan dapat pula
melaksanakan gagasan untuk mendapatkan pure
culture. Berdasarkan hal itulah, Koch mengemukakan 4
dalil yang terkenal sebagai Postulat Koch (1882).
Keempat dalil Postulat Koch tersebut adalah :
 Bakteri harus selalu dapat ditemukan dalam
tubuh hewan yang sakit, tetapi tidak dalam
hewan yang sehat
 Bakteri harus dapat diasingkan dan
dibiakkan dalam bentuk biakan murni di
luar hewan sakit tersebut
 Biakan murni tersebut harus dapat
menimbulkan penyakit yang sama pada
hewan coba
 Bakteri harus dapat diasingkan kembali dari
hewan coba
Meskipun terdapat kelemahan-kelemahannya,
akan tetapi postulat Koch ini tetap merupakan prosedur
rutin dalam bakteriologi modern. Berdasarkan hal
tersebut, pantaslah jika Robert Koch mendapat julukan
sebagai bapak dari bakteriologi modern.
Eksperimen lebih lanjut menyatakan bahwa,
keempat dalil postulat Koch tersebut tidak selalu
berlaku. Misalnya : bakteri tiphus (Salmonella
typhosa) dapat di pure culture, namun hasil yang
diambil dari pure culture tersebut tidak lagi mampu
untuk menimbulkan penyakit tiphus pada hewan
sehat.Bakteri yang di pure culture tersebut telah
kehilangan dayavirulensinya. Selain itu tidak setiap
orang atau hewan mesti jatuh sakit setelah ditulari
bakteri pathogen. Orang atau hewan yang telah
mempunyai antibodi dalam tubuhnya sehingga tidak
mudah jatuh sakit
Kelemahan Postulat Koch yang lain lagi adalah
bahwa tidak semua bakteri pathogen dapat di Pure
culture. Akan tetapi kelemahan ini kelemahan ini dapat
diminimalisir, karena telah banyak ditemukan resep-
resep media yang disukai oleh bakteri pathogen.
Perkembangan bakteriologi kedokteran diikuti oleh
perkembangan ilmu mengenai pencegahan dan
pengobatan penyakit. Imunologi dan serologi
merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat
dengan bakteriologi.
Pencegahan penyakit dengan menggunakan vaksin
serta pengobatan dengan berbagai serum merupakan
usaha-usahayang bersangkutan erat dengan
bakteriologi kedokteran untuk meringankan
penderitaan serta menambah kesejahteraan hidup umat
manusia. Mengenai perkembangan mikrobiologi dapat
disimpulkan, bahwa mikrobiologi maju dengan
pesatnya setelah :
a. Penemuan serta penyempurnaan
mikroskop
b. Jatuhnya teori abiogenesis
c. Orang yakin bahwa pembusukan itu
disebabkan oleh mikroorganisme
d. Dibuktikan bahwa penyakit itu disebabkan
oleh bibit penyakit.
Mikroorganisme memegang peranan penting
sekali, bahkan eksistensinya merupakan persyaratan
mutlak bagi terbinanya semua kehidupan yang lain.

2. Bakteriologi

2.1 Sejarah
Bakteri berasal dari kata "bakterion" (bahasa
Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Bakteri
adalah merupakan mikroba bersel satu dan bakteri juga
adalah organisme uniselulerprokariotik yang hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Bakteri
ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Belanda
bernama Anthony van Leewenhoek. Leeuwenhoek
kemudian menerbitkan anekaragam gambar bentuk
bakteri pada tahun 1684. Sejak saat itu, ilmu yang
mempelajari bakteri mulai berkembang. Ilmu yang
mempelajari bakteri disebut bakteriologi.
Bakteri adalah organisme yang paling banyak
jumlahnya dan tersebarluas dibandingkan makhluk
hiduplainnya. Bakteri merupakan salah satu makhluk
hidup yang jumlahnya banyak yang ada disekitar
kita ,bakteri pun ada dimana-mana contohnya tas,
buku, pakaian, dan lainnya.
Bakteri merupakan makhluk hidup yang dapat
berkembang biak dengan cara membelah Diri yaitu
pembelahan biner melintang yang diawali dengan
terbentuknya dingding melintang yang memisahkan
satu sel bakteri menjadi dual sel anak. Dua sel bakteri
ini mempunyai bentuk dan ukuran identik.
2.2 Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacte
ria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup.
Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyak
an uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel ya
ng relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskele
ton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloropl
as.
Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dala
m artikel mengenai prokariota, karena bakteri merup
akan prokariota, untuk membedakan mereka dengan
organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebu
t eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk s
emua prokariota atau untuk kelompok besar mereka,
tergantung pada gagasan mengenai hubungan merek
a.Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari se
mua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-m
ana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organis
me lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Keban
yakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran
0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm
dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya
memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, te
tapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglika
n). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yan
g berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok l
ain.

2.3 Struktur sel


Seperti prokariota (organisme yang tidak memil
iki selaput inti) pada umumnya, semua bakteri memi
liki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakt
eri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri d
apat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram
positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan
struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki d
inding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yan
g tebal dan asam teichoic. Sementara bakteri Gram n
egatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida - terdir
i atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis
terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan
membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lain
nya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untu
k bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri
juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang memb
antu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan bi
ofilm formation. Bakteri juga memiliki kromosom, r
ibosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granu
la makanan, vakuola gas dan magnetosom. Beberapa
bakteri mampu membentuk endospora yang membu
at mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan e
kstrim.

2.4 Morfologi/bentuk bakteri


Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi
tiga golongan besar, yaitu: Kokus (Coccus) dalah
bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
1. Mikrococcus, jika kecil dan Tunggal
2. Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
3. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan
membentuk bujursangkar
4. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
5. Staphylococcus, jika bergerombol
6. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang
berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai
variasi sebagai berikut:
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk
rantai
Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk
lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang
dari setengah lingkaran
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah
lingkaran
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh
karena itu untuk membandingkan bentuk serta
ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada
umumnya bakteri yang usianya lebih muda
ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah
tua.

2.5 Alat gerak bakteri


Gambar alat gerak bakteri:
A-Monotrik; B-Lofotrik; C-Amfitrik; D-Peritrik;
Banyak spesies bakteri yang bergerak
menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang
berbentuk lengkung dan sebagian yang berbentuk
batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri
kokus jarang sekali memiliki flagel. Ukuran flagel
bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikro, dan
panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki,
bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

1. Atrik, tidak mempunyai flagel.


2. Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu
ujungnya.
3. Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah
satu ujungnya.
4. Amfitrik, mempunyai sejumlah flagel pada kedua
ujungnya.
5. Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan
tubuhnya.

2.6 Ciri-ciri Bakteri


Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :

1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12
s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-
rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata
air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak
mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan
dinding selnya mengandung peptidoglikan

2.7 Struktur Bakteri


Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu :
Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis
bakteri) Meliputi: dinding sel, membran plasma,
sitoplasma, ribosom, DNA, dan
granulapenyimpanan.
Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri
tertentu), Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria,
klorosom, Vakuola gas dan endospora.
2.8 Struktur dasar sel bakteri
Struktur dasar bakteri :

1. Dinding sel : Tersusun dari peptidoglikan yaitu


gabungan protein dan polisakarida (ketebalan
peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri
gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri
gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma : adalah membran yang
menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein, bersifat semipermeable,
berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke
dalam sel.
3. Sitoplasma : adalah cairan sel, merupakan tempat
berlangsungnya reaksi metabolik. Sitoplasma adalah
cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel, plasma
= cairan)
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam
sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA, sebagai
tempat sintetis protein. Ribosom merupakan organel
yang berfungsi dalam sintetis protein atau sebagai
pabrik protein.
5. Klorosom : adalah struktur yang berbeda tepat
berada dibawah membrane plasma dan mengandung
pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses
fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri
yang melakukan fotosintesis.

2.9 Bentuk Bakteri


Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat
(kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta
terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut
kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :

 Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus


tunggal.
 Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus
berdempetan.
 Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus
berdempetan berbentuk segi empat.
 Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus
berdempetan membentuk kubus
 Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri
kokus berdempetan membentuk rantai.
 Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri
kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :

 Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil Tunggal


 Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil
berdempetan
 Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil
berdempetan membentuk rantai.
3. Bakteri Spirilia :

 Spiral yaitu bentuk sel bergelombang


 Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
 Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma.

2.10 Cara Perkembangbiakan bakteri:


Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau
berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak
kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada
bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel
membelah menjadi dua. Reproduksi bakteri secara
seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik
dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik
disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan
tiga cara yaitu:

1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi


genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke
sel bakteri yang lainnya.
2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu
sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan
perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage
(virus bakteri).
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik
berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel
dengan membentuk struktur seperti jembatan
diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya
terjadi pada bakteri gram negatif.

2.11 Pengaruh lingkungan terhadap bakteri


Kondisi lingkungan yang mendukung dapat
memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri.
Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah
suhu, kelembapan, dan cahaya.

1) Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri
dibagi menjadi 3 golongan:

1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada


daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan suhu optimum
15°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah
suhu antara 15° – 55°C, dengan suhu optimum 25°
– 40°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di
daerah suhu tinggi antara 40° – 75°C, dengan suhu
optimum 25° – 40°C
Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan
bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu
93° – 94°C.
2) Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan
kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%.
Pengurangan kadar air dari protoplasma
menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti,
misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
3) Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses
pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya merusak sel
mikroorganisme yang tidak berklorofil. Sinar
ultraviolet dapat menyebabkan terjadinya ionisasi
komponen sel yang berakibat menghambat
pertumbuhan atau menyebabkan kematian.
Pengaruh cahaya terhadap bakteri dapat digunakan
sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan
makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan
seperti suhu tinggi, kekeringan atau zat-zat kimia
tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob
dan beberapa spesies dari Clostridium yang anaerob
dapat mempertahankan diri dengan spora. Spora
tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora.
Endospora dibentuk oleh penggumpalan
protoplasma yang sedikit sekali mengandung air.
Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap
keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila keadaan
lingkungan membaik kembali, endospora dapat
tumbuh menjadi satu sel bakteri biasa. Letak
endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada
salah satu ujungnya.

2.12 Peranan Bakteri

1. Bakteri menguntungkan :
1) Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau
hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran
organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein,
karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2,
gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih
sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini
sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan
dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari
sampah-sampah organik.
2) Bakteri nitrifikasi

Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu


yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak
yang berlangsung secara aerob di dalam tanah.
Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit.
Proses ini dinamakan nitritasi.
Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri
nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
3) Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat
menguntungkan karena menghasilkan senyawa
yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi
sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk
sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik
karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang
di permukaan air menjadi berlimpah.
4) Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu
mengikat nitrogen bebas dari udara dan
mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat
diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya
mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut
berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah
pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup
bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang
hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum,
Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum
rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis
dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium
leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk
nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang
bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan
sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia,
dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan
tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain
bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat
nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari
inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat
nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat
nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan
senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat
tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi
penambahan nitrogen yang dapat menambah
kesuburan tanah.
5) Bakteri usus
Bakteri Entamoeba coli hidup di kolon (usus besar)
manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa
pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan
vitamin K yang penting dalam proses pembekuan
darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan
ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu
mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang
lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding
usus.

6) Bakteri fermentasi
Beberapa makanan hasil fermentasi dan
mikroorganisme yang berperan:
No. Nama produk atau makanan Bahan baku
Bakteri yang berperan
1. Yoghurt susu Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus
2. Mentega susu Streptococcus lactis
3. Terasi ikan Lactobacillus sp.
4. Asinan buah-buahan Lactobacillus sp.
5. Sosis daging Pediococcus cerevisiae
6. Kefin susu Lactobacillus bulgaricus dan
Srteptococcus lactis

7) Bakteri penghasil antibiotik


Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dan mempunyai daya hambat
terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa
bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:

1. Bacillus brevis, menghasilkan terotrisin


2. Bacillus subtilis, menghasilkan basitrasin
3. Bacillus polymyxa, menghasilkan polimixin

2.13 Bakteri merugikan :


1. Bakteri perusak makanan
Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam
makanan. Mereka mengubah makanan dan
mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin
(racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan
manusia. Contohnya:
1. Clostridium botulinum, menghasilkan racun
botulinin, seringkali terdapat pada makanan
kalengan
2. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan
asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
3. Leuconostoc mesenteroides, penyebab
pelendiran makanan
2. Bakteri denitrifikasi
Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan
berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi
sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi
amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan
denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan
Pseudomonas denitrificans.
3. Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang
menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan
tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
No. Nama bakteri Penyakit yang
ditimbulkan

1. Salmonella typhosa Tifus


2. Shigella dysenteriae Disentri basiler
3. Vibrio comma Kolera
4. Haemophilus influenza Influensa
5. Diplococcus pneumoniae Pneumonia (radang
paru-paru)
6. Mycobacterium tuberculosis TBC paru-paru
7. Clostridium tetani Tetanus
8. Neiseria meningitis Meningitis (radang selaput
otak)
9. Neiseria gonorrhoeae Gonorrhaeae (kencing
nanah)
10. Treponema pallidum Sifilis atau Lues atau raja
singa
11. Mycobacterium leprae Lepra (kusta)
12. Treponema pertenue Puru atau patek

Bakteri penyebab penyakit pada hewan:


No. Nama bakteri Penyakit yang
ditimbulkan

1. Brucella abortus Brucellosis pada sapi


2. Streptococcus agalactia Mastitis pada sapi
(radang payudara)
3. Bacillus anthracis Antraks
4. Actinomyces bovis Bengkak rahang pada sapi
5. Cytophaga columnaris Penyakit pada ikan

Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:


No. Nama bakteri Penyakit yang
ditimbulkan

1. Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk


batang padi
2. Xanthomonas campestris Menyerang tanaman
kubis
3. Pseudomonas solanacaerum Penyakit layu
pada famili terung-terungan
4. Erwinia amylovora Penyakit bonyok pada
buah-buahan.
4. Dekomposisi
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses
degradasi organisme atau proses pembusukan
mayat. Proses pembusukan berawal dari
mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang
hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut
mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam
tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah
terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak
berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang
datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari
udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini
menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan cara
menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi
aktif, menghancurkan jaringan otot, atau
menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut
protease. Kemudian dengan berbagai jenis
metabolisme, mikroorganisme mulai memakan
jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja
proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi
dalam organisme mati.
5. Bakteri heterotrof
Tidak semua mikroorganisme mampu
mendegradasi mayat. Kebanyakan mereka berasal
dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini
membutuhkan molekul-molekul organik dari
organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan
hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri
autotrof yang mampu menghasilkan makanan
sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta
bantuan dari cahaya matahari atau sumber energi
kimia lainnya.
Jenis bakteri heterotrof biasanya hidup dan
berkembang biak pada organisme mati. Mereka
mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa
organik pada organisme mati. Molekul-molekul
besar seperti protein, karbohidrat, lemak, atau
senyawa organik lain didekomposisi metabolisme
tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul
tunggal seperti asam amino, metana, gas CO2, serta
molekul-molekul lain yang mengandung enam
nutrisi utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa
karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O),
fosfor (P), serta sulfur (S).
6. Kumpulan unsur organik
Tubuh mayat adalah tempat hidup, sumber
makanan, serta tempat berkembang biak bakteri-
bakteri tersebut, karena tubuh terdiri dari kumpulan
protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik
dan anorganik lain. Secara biologis, tubuh makhluk
hidup (khususnya manusia) kumpulan dari unsur-
unsur organik seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur
anorganik seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu, Mn,
atau Ni. Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan
bakteri heterotrof sebagai sumber nutrisi alias
makanan utama mereka. Sementara cairan-cairan
dengan pH (tingkat keasaman suatu larutan) tertentu
yang berada dalam tubuh manusia adalah media
kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi
bakteri-bakteri tersebut.

7. Bau busuk
Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya
mengganggu, namun juga membahayakan.
Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan
protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh
bakteri fermentasi menggunakan enzim protease.
Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang
disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis
bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini
mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam
tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat,
hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida.
Produk asam asetat ini menimbulkan bau.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses
kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya
Methanothermobacter thermoautotrophicum yang
biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan
pembuangan limbah (septic tank). Asam asetat
direaksikan dalam sel methanogen dengan gas
hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan
metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam
bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.
Selain asam asetat dan gas metana, beberapa
bakteri menghasilkan gas hidrogen sulfida yang
baunya seperti telur busuk. Lebih dari itu, bau busuk
mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam
bersifat racun, karena mampu mereduksi konsentrasi
elektrolit dalam tubuh.
Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan
adalah cairan asam dan cairan lain yang
mengandung protein toksik. Jika cairan-cairan ini
sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena
makanan, bukan hanya produk beracun yang dapat
masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof
patogen seperti clostridium.
Bakteri serta produk beracun ini dapat
menginfeksi manusia lewat kontaminasi makanan,
minuman, atau luka di kulit. Karena adanya saluran
masuk ini, maka berbagai penyakit seperti malaria,
diare, degradasi sel darah merah, lemahnya sistem
pertahanan tubuh, infeksi pada luka (tetanus),
bengkak, atau infeksi pada alat kelamin menjadi
ancaman yang serius.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini
adalah dengan menjaga makanan dan minuman tetap
steril, yaitu dengan dipanaskan. Mencuci tangan dan
kaki dengan sabun antiseptik cair sebelum makan.
Menjaga lingkungan agar steril dengan cara
menyemprotkan obat pensteril.
Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah
pertumbuhannya dengan cara meminum obat
antibiotik atau suntik imunitas. Sifat-sifat inilah
yang harus dipahami dengan cara mengikuti
prosedur standar penanganan mayat. Antara lain
menggunakan masker standar minimal WHO (tipe
N-95), memakai sarung tangan khusus, serta
mencuci tangan sebelum dan sesudah mengangkat
satu mayat. Langkah terbaik adalah segera
menguburkan mayat.

Daftar pustaka

Alcamo IE (2001). Fundamentals of microbiology. Boston:


Jones and Bartlett. ISBN 0-7637-1067-9.
Atlas RM (1995). Principles of microbiology. St. Louis: Mosby.
ISBN 0-8016-7790-4.
Martinko JM, Madigan MT (2005). Brock Biology of
Microorganisms, 11th ed., Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall.
ISBN 0-13-144329-1.
Holt JC, Bergey DH (1994). Bergey's manual of determinative
bacteriology, 9th ed., Baltimore: Williams & Wilkins. ISBN 0-
683-00603-7.
Hugenholtz P, Goebel BM, Pace NR (1998). "Impact of culture-
independent studies on the emerging phylogenetic view of
bacterial diversity". J Bacteriol 180 (18): 4765–74.
Funke BR, Tortora GJ, Case CL (2004). Microbiology: an
introduction, 8th ed,, San Francisco: Benjamin Cummings.
ISBN 0-8053-7614-3.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri"

Anda mungkin juga menyukai