SERTA BAKTERIOLOGI
Naimah 2211E2126
Thyas Norma Aulia 2211E2160
Yossi Fitria Ningsih 2211E2184
Mikroorganisme
mencontoh Jenner :
1. Vaksinasi cholera pada unggas (1877)
2. Vaksinasi anthraks pada domba
(1881)
3. Imunisasi rabies (1886)
21. John Tyndall : menyaring bakteri dari udara
-> spora
22. Robert Koch : Bapak Mikrobiologi Modern
->penemuan berupa :
Pembiakan bakteri dengan medium
padat (1881)
Pewarnaan bakteri dengan aniline
Mengemukakan Postulat Koch untuk
menemukan bakteri
Beberapa bakteri yang ditemukan :
Bacillus anthraxcis (1876) : penyebab
anthraxs
Mycobacterium tuberculosis (1882):
penyebab tuberkulosa
Vibrio cholera (1883) : penyebab
cholera
Tidak semua bakteri memenuhi Postulat
Koch,
antara lain:
Mycobacterium leprae > penyebab
lepra : biakan invitronegatif
Treponema pallidum > penyebab
sifilis : biakan invitronegatif
Salmonella typhosa > penyebab
tifus abdominalis :hewan coba
negative
23. Lord Joseph Lister (1854) : menggunakan
asam karbolat sebagai antiseptik pada
pembedahan Bapak pembedahan Antiseptik
24. Pada 1871 ; diketemukan filter penyaring
bakteri, antara lain :
Filter Chamberland : dari porselen
Filter Seitz : dari asbes
Filter Berkefield : dari tanah diatomi
Filter kolodion : dari membran
dengan pori pori bertingkat
25. Hansen (1874) : Mycobacterium leprae
Neisser (1879) : Neisseria gonorrhoeae >
gonore (GO)
Ogston (1881) : Staphylococcus
Loeffler (1884) : Corynebacterium
diphteriae > difteri
Nicolaier (1884) : mengamati bakteri
tetanus
pada tanah
Schaudin & Hoffman : Treponema pallidum
Kitasato : Clostridium tetani (tetanus),
Pasteurella pestis (pes)
Shiga : Shigella dysenteriae > disentri
26. Iwanowsky (1892) : penyebab penyakit
menular yang tidak dapat disaring oleh
filter, dan tidak dapat dilihat dengan
mikroskop ”contagium fluidum vivum”
virus
1.6 Mikrobiologi Serba Guna
Ilmu pengetahuan terkait mikroorganisme dapat
diaplikasikan untuk membantu memperbaiki
kesejahteraan hidup manusia terutama dibidang
kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka
mikrobiologi memliki cabang-cabang keilmuan
diantaranya mikrobiologi pertanian, mikrobiologi /
bakteriologi kedokteran, mikrobiologi perusahaan.
Dalam mikrobiologi pertanian, para sarjana seperti
Schlosing dan Muntz (Perancis, 1873), Hellrieger dan
Wilfarth (Jerman, 1887), Winogradsky (Rusia, 1889),
Beyerinck (Belanda, 1890) menemukan bakteri-bakteri
yang dapat menyusun nitrat dari amoniak dan
persenyawaan nitrogen (N) yang organik.Waksman
(USA, 1940) terkenal karena menemukan
Streptomyces sp., suatu mikroorganisme tanah yang
menghasilkan streptomisin. Penemuan-penemuan
tersebut penting bagi kemajuan dalam bidang
pertanian.
Dalam mikrobiologi perusahaan, Nicolas Appert
(Perancis, 1810) merupakan seorang perintis usaha
dalam pengawetan makanan. Appert lah yang memulai
mengawetkan makanan dengan terlebih dahulu
memanasi, kemudian menutup makanan tersebut rapat-
rapat. Oleh Pasteur ditunjukkan bahwa banyak terdapat
perubahan kimia pada bahan makanan itu yang
disebabkan karena aktivitas mikroorganisme. Misalnya
: pembentukan alkohol oleh sel-sel ragi (yeast);
asamnya susu oleh bakteri laktat; busuknya makanan
karena berbagai bakteri dan cendawan (jamur).
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan oleh Fuchs,
Lister, Von Hessling menambah daftar bukti-bukti
akan kebenaran pendapat Pasteur.
Berbagai bakteri dan cendawan merupakan
penghasil bermacam-macam zat organik dan
antibiotika. Dalam biokimia, mikroorganisme
memegang peran penting dalam menganalisa system
enzim dan komposisi suatu bahan makanan. Genetika
maju pesat sejak digunakannya mikroorganisme
sebagai makhluk-makhluk percobaan.
Dalam bakteriologi kedokteran, Varro, bangsa
Romawi, telah mempunyai pendapat, bahwa penyakit
tertentu itu disebabkan oleh sesuatu yang dibawa oleh
udara yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui
mulut atau hidung. Akan tetapi banyak khalayak
beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh
makhluk halus dan pendapat ini pun masih berlaku
terutama pada masyarakat di pedalaman.
Fracastorius (Italia, 1546) berkat pengamatannya
mengenai penularan penyakit-penyakit, seperti pes,
cacar dan tuberculosis, berpendapat bahwa suatu
“seminaria” (benih) yang tular menular (contagion)
dari seseorang kepada seseorang yang lain.
Pada abad ke-19 orang baru tahu, bahwa penyakit
itu disebabkan oleh suatu mikroorganisme. Hal ini
dikarenakan adanya mikroskop yang dapat
memperlihatkan makhlukmakhluk kecil itu. Pada tahun
1840, Henle, seorang ahli ilmu penyakit berkebangsaan
Jerman menyatakan bahwa suatu penyakit tertentu itu
disebabkan oleh suatu kelompok mikroorganisme
tertentu pula.
Pernyataan ini kemudian diperkuat oleh Robert
Koch (1843-1910). Pendapat Henle itu semula juga
sudah dimiliki oleh Plencis (Austria, 1762), akan tetapi
sarjana ini mengatakan bahwa tipa penyakit disebabkan
oleh berbagai jenis mikroorganisme. Pernyataan yang
menyatakan bahwa suatu penyakit itu disebabkan oleh
sesuatu yang tertentu, hal tersebut dibuktikan oleh
Wollstein (Vienna, 1787) dengan menggesekkan
sesuatu yang diambilnya dari rongga hidung kuda yang
menderita penyakit pilek (flu) kepada rongga hidung
kuda yang sehat, maka selang beberapa waktu kuda
yang tadinya sehat menjadi sakit pilek (flu) pula.
Holmes (1843) dan Semmelweiss (1847)
berpendapat bahwa tangan atau alat yang digunakan
oleh klinisi yang menolong persalinan atau oleh dokter
yang mengadakan pembedahan perlu sekali
didesinfeksi terlebih dahulu supaya tidak
membawa/menularkan bibit penyakit kepada pasien
yang lain.
Pollender (1849) dan Davaine (1850) menemukan
adanya mikroorganisme di dalam darah ternak yang
menderita penyakit anthrax, dan darah yang
mengandung mikroorganisme tersebut dapat
menjangkiti ternak yang sehat. Brauell (1857) berhasil
pula menularkan penyakit anthrax kepada ternak yang
sehat dengan cara inokulasi.
Bakteriologi kedokteran maju dengan sedemikian
pesatnya, karena hasil penelitian Robert Koch. Koch
yang pertama kali mempunyai gagasan dan dapat pula
melaksanakan gagasan untuk mendapatkan pure
culture. Berdasarkan hal itulah, Koch mengemukakan 4
dalil yang terkenal sebagai Postulat Koch (1882).
Keempat dalil Postulat Koch tersebut adalah :
Bakteri harus selalu dapat ditemukan dalam
tubuh hewan yang sakit, tetapi tidak dalam
hewan yang sehat
Bakteri harus dapat diasingkan dan
dibiakkan dalam bentuk biakan murni di
luar hewan sakit tersebut
Biakan murni tersebut harus dapat
menimbulkan penyakit yang sama pada
hewan coba
Bakteri harus dapat diasingkan kembali dari
hewan coba
Meskipun terdapat kelemahan-kelemahannya,
akan tetapi postulat Koch ini tetap merupakan prosedur
rutin dalam bakteriologi modern. Berdasarkan hal
tersebut, pantaslah jika Robert Koch mendapat julukan
sebagai bapak dari bakteriologi modern.
Eksperimen lebih lanjut menyatakan bahwa,
keempat dalil postulat Koch tersebut tidak selalu
berlaku. Misalnya : bakteri tiphus (Salmonella
typhosa) dapat di pure culture, namun hasil yang
diambil dari pure culture tersebut tidak lagi mampu
untuk menimbulkan penyakit tiphus pada hewan
sehat.Bakteri yang di pure culture tersebut telah
kehilangan dayavirulensinya. Selain itu tidak setiap
orang atau hewan mesti jatuh sakit setelah ditulari
bakteri pathogen. Orang atau hewan yang telah
mempunyai antibodi dalam tubuhnya sehingga tidak
mudah jatuh sakit
Kelemahan Postulat Koch yang lain lagi adalah
bahwa tidak semua bakteri pathogen dapat di Pure
culture. Akan tetapi kelemahan ini kelemahan ini dapat
diminimalisir, karena telah banyak ditemukan resep-
resep media yang disukai oleh bakteri pathogen.
Perkembangan bakteriologi kedokteran diikuti oleh
perkembangan ilmu mengenai pencegahan dan
pengobatan penyakit. Imunologi dan serologi
merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat
dengan bakteriologi.
Pencegahan penyakit dengan menggunakan vaksin
serta pengobatan dengan berbagai serum merupakan
usaha-usahayang bersangkutan erat dengan
bakteriologi kedokteran untuk meringankan
penderitaan serta menambah kesejahteraan hidup umat
manusia. Mengenai perkembangan mikrobiologi dapat
disimpulkan, bahwa mikrobiologi maju dengan
pesatnya setelah :
a. Penemuan serta penyempurnaan
mikroskop
b. Jatuhnya teori abiogenesis
c. Orang yakin bahwa pembusukan itu
disebabkan oleh mikroorganisme
d. Dibuktikan bahwa penyakit itu disebabkan
oleh bibit penyakit.
Mikroorganisme memegang peranan penting
sekali, bahkan eksistensinya merupakan persyaratan
mutlak bagi terbinanya semua kehidupan yang lain.
2. Bakteriologi
2.1 Sejarah
Bakteri berasal dari kata "bakterion" (bahasa
Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Bakteri
adalah merupakan mikroba bersel satu dan bakteri juga
adalah organisme uniselulerprokariotik yang hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Bakteri
ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Belanda
bernama Anthony van Leewenhoek. Leeuwenhoek
kemudian menerbitkan anekaragam gambar bentuk
bakteri pada tahun 1684. Sejak saat itu, ilmu yang
mempelajari bakteri mulai berkembang. Ilmu yang
mempelajari bakteri disebut bakteriologi.
Bakteri adalah organisme yang paling banyak
jumlahnya dan tersebarluas dibandingkan makhluk
hiduplainnya. Bakteri merupakan salah satu makhluk
hidup yang jumlahnya banyak yang ada disekitar
kita ,bakteri pun ada dimana-mana contohnya tas,
buku, pakaian, dan lainnya.
Bakteri merupakan makhluk hidup yang dapat
berkembang biak dengan cara membelah Diri yaitu
pembelahan biner melintang yang diawali dengan
terbentuknya dingding melintang yang memisahkan
satu sel bakteri menjadi dual sel anak. Dua sel bakteri
ini mempunyai bentuk dan ukuran identik.
2.2 Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacte
ria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup.
Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyak
an uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel ya
ng relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskele
ton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloropl
as.
Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dala
m artikel mengenai prokariota, karena bakteri merup
akan prokariota, untuk membedakan mereka dengan
organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebu
t eukariota. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk s
emua prokariota atau untuk kelompok besar mereka,
tergantung pada gagasan mengenai hubungan merek
a.Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari se
mua organisme. Mereka tersebar (berada di mana-m
ana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organis
me lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Keban
yakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran
0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm
dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya
memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, te
tapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglika
n). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yan
g berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok l
ain.
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12
s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-
rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata
air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak
mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan
dinding selnya mengandung peptidoglikan
1) Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri
dibagi menjadi 3 golongan:
1. Bakteri menguntungkan :
1) Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau
hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran
organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein,
karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2,
gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih
sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini
sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan
dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari
sampah-sampah organik.
2) Bakteri nitrifikasi
6) Bakteri fermentasi
Beberapa makanan hasil fermentasi dan
mikroorganisme yang berperan:
No. Nama produk atau makanan Bahan baku
Bakteri yang berperan
1. Yoghurt susu Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus
2. Mentega susu Streptococcus lactis
3. Terasi ikan Lactobacillus sp.
4. Asinan buah-buahan Lactobacillus sp.
5. Sosis daging Pediococcus cerevisiae
6. Kefin susu Lactobacillus bulgaricus dan
Srteptococcus lactis
7. Bau busuk
Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya
mengganggu, namun juga membahayakan.
Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan
protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh
bakteri fermentasi menggunakan enzim protease.
Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang
disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis
bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini
mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam
tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat,
hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida.
Produk asam asetat ini menimbulkan bau.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses
kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya
Methanothermobacter thermoautotrophicum yang
biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan
pembuangan limbah (septic tank). Asam asetat
direaksikan dalam sel methanogen dengan gas
hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan
metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam
bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.
Selain asam asetat dan gas metana, beberapa
bakteri menghasilkan gas hidrogen sulfida yang
baunya seperti telur busuk. Lebih dari itu, bau busuk
mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam
bersifat racun, karena mampu mereduksi konsentrasi
elektrolit dalam tubuh.
Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan
adalah cairan asam dan cairan lain yang
mengandung protein toksik. Jika cairan-cairan ini
sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena
makanan, bukan hanya produk beracun yang dapat
masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof
patogen seperti clostridium.
Bakteri serta produk beracun ini dapat
menginfeksi manusia lewat kontaminasi makanan,
minuman, atau luka di kulit. Karena adanya saluran
masuk ini, maka berbagai penyakit seperti malaria,
diare, degradasi sel darah merah, lemahnya sistem
pertahanan tubuh, infeksi pada luka (tetanus),
bengkak, atau infeksi pada alat kelamin menjadi
ancaman yang serius.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini
adalah dengan menjaga makanan dan minuman tetap
steril, yaitu dengan dipanaskan. Mencuci tangan dan
kaki dengan sabun antiseptik cair sebelum makan.
Menjaga lingkungan agar steril dengan cara
menyemprotkan obat pensteril.
Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah
pertumbuhannya dengan cara meminum obat
antibiotik atau suntik imunitas. Sifat-sifat inilah
yang harus dipahami dengan cara mengikuti
prosedur standar penanganan mayat. Antara lain
menggunakan masker standar minimal WHO (tipe
N-95), memakai sarung tangan khusus, serta
mencuci tangan sebelum dan sesudah mengangkat
satu mayat. Langkah terbaik adalah segera
menguburkan mayat.
Daftar pustaka