Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Mikrobiologi

2.1

Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai jasad hidup yang berukuran
mikroskopis. Dalam bahasa Yunani mikrobiologi dibagi menjadi tiga kata yaitu micros artinya
kecil, bios artinya hidup, logos artinya ilmu. Jasad hidup yang berukuran mikroskopis itu disebut
mikroorganisme, mikroba, protista, atau jasad renik.
Jasad hidup yang termasuk dalam mikroba sangat beranekaragam antara lain bakteri,
protozoa, microalgae, jamur lender, fungi, bahkan virus. Mikroba merupakan bentuk kehidupan
yang tersebar paling luas dan terdapat paling banyak di bumi. Nikroba terdapat pada permukaan
tubuh manusia, dalam mulut, hidung, organ tubuh makluk hidup, sampai dilingkungan sekitar.
Mikroba terdapat paling banyak dan berkembang sangat baik pada tempat-tempat yang
mengandung nutrisi, kelembaban, dansuhu yang sesuai untuk pertumbuhan dan reproduksinya.
Mikroba dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang telah melanda peradaban manusia.
Namun mikroba juga mempunyai peranan penting

pada lingkungan kehidupan manusia.

Perkembangan tentang mikroba tidak lepas dari kemajuan IPTEK manusia.


Mikrobiologi dapat dibagi menjadi beberapa disiplin ilmu. Pengelompokan ini dapat
berdasarkan tipe mikroba (pendekatan taksonomi) dan berdasarkan aktivitas mikroba
(pendekatan fungsional). Pendekatan Taksonomi antara lain: bakteriologi yang mempelajari
tentang bakteri, mikologi yang mempelajari tentang jamur, fikologi yang mempelajari ganggang,
protozoogi yang mempelajari protozoa dan virology yang mempelajari tentang virus. Pendekatan
Fungsional antara lain : mikrobiologi industry mempelajari tentang aktivitas mikroba yang
bermanfaat bagi manusia, mikrobiologi kedokteran mempelajari tentang kesehatan dan penyakit,
mikrobiologi pertanian mempelajari peranan mikroba pada tanah, tanaman dan hewan.
Mikrobiologi pangan mempelajari peranan mikroba dalam produksi, pengawetan, dan perusakan
bahan pangan. Terakhir Ekologi Mikroba mempelajari tentang mikroba di lingkungan
alamiahnya.

Pendapat lama mengenai penyakit dan pembusukan

Beberapa pendapat ilmuwan terdahulu mengenai mikroba yang menyebabkan penyakit


dan pembusukan antara lain:
1.

Girolamo Francastoro (1546) adalah ilmuwan pertama yang menyatakan bahwa penyakit dan
beberapa tipe pembusukan disebabkan oleh suatu bahan penular yang disebut: contagion,
penularan melalui udara atau melalui persentuhan dengan benda yang tercemar.

2.

Edwar Jenner (1798) beliau mengamati bahwa penyakit cacar sapi (cowpox) dapat ditularkan
dari sapi ke manusia. Beliau juga menemukan bahwa bilur cacar sapi digunakan untuk vaksinasi
manusia dari penyakit cacar yang lebih ganas yaitu smallpox.

3. Ignas Semmelweis (1850) meneliti penakit demam pasa persalinan (childbed fever) disebabkan
bahan-bahan organic pembusuk ditularkan pada bayi dan ibu hamil oleh dokter yang tidak
membasuh tangan sehabis otopsi. Beliau menyarankan agar memakai kapur clorida untuk
membasuh tangan sebelum menolong ibu hamil melahirkan.
A. Penemuan Mikroba
Antonie Van Leuwenhoek (1632-1723) adalah ilmuwan pertama yang mengetahui adanya
dunia mikroba. sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya
adalah sebagai wine terster di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk
mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan
mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah
seorang penemu mikrobiologi. Leewenhoek mwnggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana
untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan
banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia
menyebut benda-benda bergerak tadi dengan animalcule yang menurutnya merupakan hewanhewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati bendabenda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih
banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250
mikroskop yang mampu memperbesar 200-300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil
pengamatannya tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya
yang pertama pada tanggal 7 September 1674 Beliau menggambarkan adanya hewan yang
sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih
dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah
bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-

penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang
akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.
Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal
animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu mengatakan animalcules ada karena
proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung
terori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses
abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa
animalcules tadi berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi.
Pendapat atau teori ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai
perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian
ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih
dari 100 tahun. Didalam sejarah mikrobiologi, Leuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak
batu pertamanya.

2.2

Kontroversi mengenai Teori Generation Spontanea


Pada SM orang percaya bahwa jasad renik itu muncul sebagai akibat dari dekomposisi

jaringan tumbuhan atau hewan yang sudah mati. Konsep ini menyatakan bahwa setiap makhluk
hidup berasal dari bahan mati, dan di kenal sebagai generasi spontan atau abiogenesis (abio,
berarti tidak hidup, genesis, berarti asal).
Dari zaman Aristoteles (300SM) pula orang percaya bahwa jasad hidup dapat terjadi
secara spontan dari benda tidak hidup (generation spontanea). Paham Generation spontanea di
anut pula oleh John Needham (1713-1781), pada tahun 1749 ia melakukan percobaan
menggunakan pelbagai rebusan padi-padian dan daging. Semua rebusan disimpan rapat-rapat
dalam botol tertutup namun tetap timbul mikroba. Dari percobaan tersebut John Needham
menyimpulkan bahwa jasad-jasad (mikroorganisme) berasal dari padi-padian dan daging.
Francisco Redi (1665) pada percobaannya menunjukan bahwa ulat atau belatung tidaklah
terjadi dari daging yang membusuk melainkan berkembang dari telur yang diletakkan oleh indk
lalat pada daging tersebut.
Penemuan mikroba oleh Antonie Van Leuwenhook turut mempengaruhi pandangan orang
mengenai Generation Spontanea.

Pada tahun 1768 Lazzaro Spallanzani(1729-1799) merusaha mematahkan teori generation


spontanea. Spallanzani melakukan penelitian dengan mendidihkan kaldu daging, yaitu suatu
larutan nutrient dalam labu selama satu jam, lalu wadah itu di tutup rapat-rapat. Dari penelitian
ini tidak ditemukan jasad renik di dalam labu.
Namun percobaan ini tidak dapat mematahkan teori generatin spontanea yang diyakini Needham.
Needham bersikeras bahwa generasi spontan memerlukan udara, sedangkan udara dikelurkan
dari labu selagi percobaan Spallanzani.
Theodor Schwann ( 1815-1873) pada tahun 1827 melakukan percobaan yang sama
seperti percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani tetapi menggunakan tabung gelas leher
panjang. Udara masih tetap bisa masuk kedalam tabung melalui leher tabung yang dipanaskan
untuk menghindari kontaminasi dari udara. Frans Schulzer (1815-1873) pada tahun 1836
melakukan percobaan yang sama namun bedanya udara melewati larutan asam/basa pekat ke
dalam tabung yang berisi kaldu yang sudah dididihkan. Dari kedua percobaan ini tidak
ditemukan adanya microbe. Namun percobaan di atas belum dapat meyakinkan mereka yang
menyokong konsep generation spontanea, kerena mereka beranggapan bahwa daya hidup
microbe telah rusak akibat pemanasan dan udara yang lewat asam/basa telah mengalami
perubahan sehingga tidak memungkin timbulnya microbe. Sekitar tahun 1850 Schroder dan Van
Dusch melakukan percbaan dengan melewatkan udara melalui tabung yang berisi kapas ke
dalam kaldu yang sudah di panaskan. Microbe tersaring oleh serat-serat kapas sehingga microbe
tidak masuk ke dalam kaldu dan di dalam labu tidak ditemukan jasad renik yang tumbuh. Dari
semua rangkaian percobaan yang telah dilakukan belum juga dapat meruntuhkan konsep
generation spontanea.
Akhirnya pada tahun 1865 seorang ilmuan yang bernama Louis Pasteur melakukan
percobaan. Pasteur mempersiapkan larutan nutrien yang dilengkapi dengan lubang panjang dan
sempit berbentuk leher angsa.
Kemudian ia memanaskan larutan nutrien tanpa perlakuan khusus (udara dibiarkan keluar masuk
labu tanpa di saring). Dan dari percobaan ini tidak ditemukan adanya jasat renik di dalam labu.
Pasteur memberi sebuah alasan bahwa partikel-partikel debu yang mengandung microbe tidak
mencapai larutan nutrien, microbe terjebak dan mengendap pada bagaian tabung yang berbentuk
leher angsa atau berbentuk huruf U. Percobaan ini dapat meyakinkan orang bahwa tidak ada
kehidupan yang timbul dari benda mati. Dalam keberhasilan percobaannya ini Pasteur berkata

karena aku telah melindunginya dari mereka, dan aku masih tetap menjaganya agar terhindar dari
mereka, yaitu benda yang ada di luar kekuasaan manusia untuk menciptakannya; aku telah
melindungi mereka dari nutfah yang melayang-layang di udara, aku telah menghindarkan mereka
dari kehidupan.
Di dalam kegembiraannya Pasteur melintarkan beberapa pernyataan yang amat mengena
terhadap mereka yang tidak sependapat dengannya tidak ada suatu keadaa apapun sebagaimana
dikenal pada masa kini yang dapat mengiakan bahwa makhluk-makhluk mikroskopis itu
menjelma di dunia tanpa nutfah, tanpa induk seperti dirinya sendiri. Mereka yang menganut hal
tersebut telah menjadi korban ilusi, percobaan-percobaan yang kurang cermat, di kaburkan oleh
kesalahan-kesalahan yang mereka tidak sanggup melihatnya dan tidak tahu bagaimana cara
menghindarinya.
Dengan runtuhnya Generation spontanea maka terbukalah jalan baru untuk teori
Biogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori ini
memiliki tiga semboyan yaitu:
1. Omne vivum ex ovo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari telur;
2. Omne ovom ex vivo yang berarti semua telur berasal dari makhluk hidup;
3. Omne vivum ex vivo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

2.3

Teori Kuman Penyebab Penyakit


Sebelum tahun 1880 masih banyak orang yang percaya bahwa penyakit menular

merupakan akibat kutukan roh jahat. Walaupun demikian ada yang tidak mempercayai hai
tersebut. Bagi mereka penyakit disebabkan oleh sesuatu benda ridak hidup, misalnya Fracatoro
(1546) menganggap penyebab penyakit adalah contagion.
Mikroba pathogen yang pertama ditemukan adalah fungi. Benedict Prevost (1807)
menyatakan bahwa fungi penyebab penyakit pada tumbuhan. Agustino Bassi (1835) menemukan
fungi penyebab penyakit ulat setera, dan J Schoenlein dan David Gruby (1839) menemukan
penyebab penyakit kulit yang dimanakan ring worm. Pada waktu yang sama B. Lagenbeck juga
menemukan khami rpenyebab penyaki tmulut pada manusia. Fungs ipenyebabpenyakit kentang
pertama kali dikarakterisasi oleh M.J. Berkeley (1845) sedang Anton de Barry (1853)
mempelajari daur hidup fungi penyebab penyakit pada kentang.Walaupun demikian, pendapat
bahwa penyebab penyakit adalah mikroba baru diterima secara umum setelah Luis Pasteur dan
Robert Koch mempostulatkan bahwa penyakit menular disebabkan olah mikroba.Oleh karena

itu, kedua orang ini dianggap sebagai pendiri teori kuman penyebab penyakit (germ theory of
disease).
Louis Pasteur mengembangkan vaksin yang melindungi manusia dan ternak dar ipenyakit
seperti penyakit kuli tpada babi, kolera pada ayam, antraks dan rabies dengan menggunakan
jasad penyebab penyakit dalam bentuk non verulen (vaksin).Robert Koch menemukan bukti
yang meyakinkan mengenai keterkaitan mikroba tertentu dengan penyaki tmenular tentu,
misalnya Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks yang menyerang sapi, sedangkan
Mycobacteriumtuberculosis menyebabkan penyakit tuberkolosis. Koch yang pertama kali
mempunyai gagasan dan dapat pula melaksanakan untuk mengadakan biakan murni. Untuk
membuktikan bahwa mikroba ataua genetiologis penyebab penyakit. Koch mengembangkan
suatu cara untuk menentukan mikroba penyakit. Kriteria yang digunakan dalam penentuan ini
disibut postula Koch.
` Postulat Koch
1. Mikroba tertentu selalu dapat di jumpai bila penyakit tertentu sedang terjangkit.
2. Mikroba itu dapatdi isolasi dan ditumbuhkan dalam biakan murni di laboratorium.
3. Biakan murni mikroba tersebu takan menimbulkan penyakit yang sama bila ditularkan pada
hewan lain
4. Mikroba itu dapat di isolasi kembali dari hewan yang sengaja di infeksi serta dapat ditimbulkan
dalam biakan murni di laboratorium.
Meskipun mempunyai kelemahan tetapi postulat Koch tersebut tetap merupakan
problem rutin dalam bakteriologi. Penyelidikan lebih lanjut menyatakan bahwa postulat tersebut
tidak selalu berlaku. Missal, basil tipus (salmonella typhosa) dapat dijadikan biakan murni tetapi
bila ditularkan pada hewan yang sehat tidak akan menimbulkan penyakit tipus. Basil dalam
biakan murni tersebut telah kehilangan daya virulensinya.Lagi pula tidak setiap orang atau
hewan harus jatuh sakit setelah ditulari mikroba pathogen. Orang atau hewan yang kebetulan
telah mempunyai antibody dalam tubuhnya tidak akan mudah jatuh sakit seperti orang atau
hewan yang tidak mempunyai antibody dalam tubuhnya. Orang atau hewan yang tidak jatuh
sakit tadi mempunyai imunitas atau kekebalan terhadap mikroba pathogen tersebut. Kelemahan
postulat Koch yang lain lagi ialah bahwa tidak semua mikroba pathogen dapat ditimbulkan
dalam biakan murni seperti treponemapallidum penyebab sifilis, mycobacterium leprae
penyebab lepra. Walaupun kelemahan ini telah berkurang karena telah ditemukan medium yang
cocok untuk mikroba pathogen.

2.4

Penemuan penting dalam perkembangan mikrobiologi


Penemuan penting yang berkaitan dengan perkembangan mikrobiologi dapat

dikelompokan atas pengembangan teknik dan munculnya bidang kajian khusus dalam
mikrobiologi misalnya ekologi mikroba, immunologi, mikrobiologi industri, virologi,
mikrobiologi kedokteran. Berkembangnya Biologimolekuler dan rekayasa genetika tidak dapat
dilepaskan dari penemuan di bidang mikrobiologi.
A. Penemuan bidang teknik mikrobiologis
Pengembangan dalam bidang ini khususnya terkait dengan Robert Koch, baik
assistennya maupun rekan-rekannya. Seorang rekan Koch yaitu: Paul Ehrlich (1854-1915)
mengembangkan

cara

pewarnaan

untuk

mengidentifikasi

bakteri

penyebab

penyakit

tuberkulosis. Walter Hesse memperkenalkan penggunaan agar sebagai bahan pemadat media
pertuumbuhan bakteri yang sangat bermanfaat hingga sekarang ini. Richard Petri (1852-1921)
asisten Koch yang lain menciptakan cawan petri sehingga memudahkan penumbuhan bakteri
pada media agar.Seorang ilmuwan Denmark, Christian Gram (1853-1935) mengembangkan
metode pewarnaan untuk mendemonstrasikan adanya bakteri dalam jaringan hewan. Bedasarkan
pewarnaan ini maka bakteri dapat digolongkan atas 2 tipe yaitu gram positif dan gram negatif.
Tehnik pewarnaan ini dikenal dengan pewarnaan gram. Lowis Pasteur di tahun 1860-an
mengamati bahwa mikroba bertanggung jawab terhadap perubahan kimiawi yang terjadi dalam
makanan dan minuman. Pasteur mengamati bahwa mempengaruhi pertumbuhan khamir dalam
cairan yang mengandung glukosa. Apabila tersedia oksigen maka sel khamir tumbuh dengan
baik karena tidak dihasilkan alkholol. Jika oksigen tidak tersedia maka pertumbuhan khamir
hanya sedikit tetapi dihasilkan alkohol, hal ini dikenal sebagai efek Pasteur. Tehnik Pasteurisasi
juga dikembangkan oleh Pasteur untuk mematikan mikroba penyebab penyakit tetapi tidak
membunuh mikroba yang bermanfaat.
B. Ekologi Mikroba
Penemuan yang dilakukan oleh Lowis Pasteur dan Robert Koch tidak hanya memicu
para ilmuwan untuk meneliti mikroba penyebab penyakit tetapi juga mikroba yang terdapat di
alam. Sergei Winogradsky (1856-1953) dan Martinus Beijerinck (1851-1931)berhasil
mengisolasi bakteri penambat nitrogen, bakteri fotosintetik serta bakteri nitrifikasi. Pada tahun
1888, Beijerick menemukan bakteri bintil akar pada tanaman leguminosae.

C. Immunologi
Penemuan teknik media padat, teknik pewarnaan dan teknik kultur murni telah memacu
penelitian tentang mikroba sehingga memudahkan karakterisasi mikroba pathogen. Paul Ehrlich
dan Von Behring pada tahun 1890-an mengembangkan antitoksin untuk difteri. Ehrlich
mengajukan hipotesis mengenai immunitas ( hipotesis humoral ). Elie Metchnikoff
mengembangkan fagositosis yang erat kaitannya dengan immunitas ( hipotesis selular ).
D. Mikrobiologi industri
Upaya pengobatan penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen terus
dikembangkan melalui pencarian bahan kimia diantaranya Paul Ehrlich menemukan salvarsan
untuk mengobati sifilis. Gerhard Domagk menggunakan solfonamida untuk membasmi sejumlah
bakteri. Pada tahun 1928, Alexander Fleming menemukan penisilin yang ditemukan pada jamur
Penisillium notatum yang dapat melawan bakteri pathogen dan kemudian pada tahun 1941
Howard Florey dan Chain berhasil mengisolasi penisilin sehingga membuka kemungkinan
pengembangan industry antibiotika. Pada pertengahan tahun 1940-an, Selman Waksman dan
rekan-rekannya menemukan antibiotika yang yang dihasilkan bakteri yang tergolong genus
Streptomyces. Diantara antibiotika Streptomisin dan tetrasiklin merupakan antibiotika yang
dihasilkan Streptomyces yang efektip untuk membasmi mikroba pathogen.
E. Virologi
Dmitri Iwanosky (1892) menemukan agen penyebab mosaic pada tembakau yang
ternyata berukuran lebih kecil dari pada bakteri. Beijerinck (1899) kemudian berhasil
mengkristalkan agen penyebab mosaic tersebut dan Kristal yang dihasilkan juga bersifat infektif,
virus yang menyerang daun tembakau tersebut dikenal dengan TMV ( Tobacco Mozaic Virus ).
Loeffer dan Frosch (1898) menemukan virus penyebab penyakit pada kuku dan mulut ternak.
William Twort (1915) dan Felixd Herelle (1917) menemukan virus yang menyerang bakteri
yang dikenal dengan bakteriofage. Reed (1900)menemukan virus yang menyebabkan
menemukan penyakit demam kuning pada manusia, virus ini dapat menular dari manusia satu ke
manusia lainnya melalui perantara nyamuk Aedes.
F. Mikrobiologi Kedokteran
Salah satu penemuan penting dalam biologi kedokteran ialah diperkenalkannya asam
karbolat sebagai disenfektan dalam pembedahan oleh Joseph Lister (1827-1912). Penggunaan
disinfektan dan antiseptik telah mencegah infeksi selama proses pembedahan.

G. Biologi Molekuler
Perkembangan biologi molekuler diawali dengan ditemukannya DNA sebagai materi
genetik oleh Oswald Avery, Colin Mcleod dan Miclyn Mcarty. Sebelumnya Griffith (1928)
menemukan adanya transpormasi pada bakteri Diplococcus pneumonia yang juga diduga sebagai
akibat adanya materi yang berpidah dari satu bakteri ke bakteri lain. Ditemukan DNA sebagai
materi genetic telah memacu penelitian mengenai struktur DNA serta mekanisme pewarisan sifat
oleh materi genetik tersebut. Pada tahun 1953, James Waston dan Francis Crick mengajukan
model struktur dan fungsi DNA. Model struktur DNA yang diajukan oleh kedua ilmuan ini telah
memicu revolusi biologi molekuler. Selanjutnya pada tahun 1960, J. Monod dan F. Jacob
mengemukakan mekanisme pengendalian ekspresi gen serta ditemukan kode genetika oleh M.
Nirenberg, H. Matthaei, G. Khorana. Mekanisme pembentukan ATP dalam sel (teori
khemiosmetik) diajukan oleh Peter Mitchell. Kurun waktu 1970-an sampai pada awal 1980-an
merupakan peletakan dasar-dasar genetika.
Tabel 1: Daftar ilmuan yang berjasa di bidang mikrobiologi
No
1

Nama
Antonie

Leeuwenhook
Lazzarro Spallanzani

3
4
5

Tahun
Van 1677

Theodor Schwann
Anton de Bary
Louis Pasteur

Sumbangan
Penemuan mikroba dan mikroskop sederhana

1767

Eksperimen

pertama

menentang

generatio

1837
1853
1857

Spontanea
Ragi berperan dalam permentasi alcohol
Fungsi penyebab karat pada tanaman
Tiap jenis permentasi mempunyai organisme yang
spesifik
Teori Generatio Spontanea tumbang
Teknik Pasteurisasi
Vaksin untu kolera ayam, anthrax dan rabies
Antiseptik untuk pembedahan

Joseph Lister

1861
1864
1880
1867

Robert Koch

1876

Bacillus

1881

membentuk spora.
Biakan murni, teknik pewarnaan mikroba serta

1877
1884
1884
1887

postulat Kock
Endospora pada bakteri yang tahan panas
Imunnitas seluler
Pewarnaan Gram untuk bakteri.
Cawan petri untuk menumbuhkan bakteri

8
9
10
11

Ferdinand Cohn
Elie metchnikoff
Hans Christian Gram
Richard J. Petri

antracis

penyebab

anthrax

dan

12
13
14
15
16

Dmitri Iwanosky
Martinus Beijerinck
Erwin F. Smith
Emil von Behring
Paul Ehrlick

1892
1898
1890-an
1890-an
1890-an

Tobacco Mozaic Virus


Tobacco Mozaic Virus
Bakteri penyebab penyakit pada tanaman
Antitoksin dipteri
Imunitas humoral

Anda mungkin juga menyukai