Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MIKROBIOLOGI
“SEJARAH MIKROBIOLOGI”

Disusun Oleh :
Anwar Fuady
(066118162)
Reni Lestari
(066118181)
Siti Aisah (066118188)
Risman Ramdani (066118193)
Renita Yuniawati (066118195)
Khoerul Akbar (066118203)
Jessica Tetti (066118204)
Rizna Nurliana (066118206)
M. Hamlatul Arsi (066118209)
Nurma Marcella (066118212)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan
mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-
kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik

Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal),
beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju,
anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agen biokontrol, serta
yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme tidak dapat dipisahkan
dengan lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena berperan
sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam
proses-proses pembusukan, humifikasi dan mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu
yang dapat mengikat zat lemas (N) dari udara bebas sehingga dapat menyuburkan tanah.

Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran


sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak bumi di dasar-dasar samudra
sampai proses pembuatan tempe, semuanya merupakan pekerjaan' mikroorganisme. Bukan
cuma itu, sekarang mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai
bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan
dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam
cakupan mikrobiologi.

Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai


penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung dan flu babi yang akhir-akhir
ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis
mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini antara lain ;
1. Agar mahasiswa dapat memahami apa itu mikrobiologi
2. Agar mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan mikrobiologi
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis-jenis dari mikrobiologi
4. Aplikasi mikrobiologi dalam kebidanan
C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah mikrobiologi

2. Aplikasai mikrobiologi dalam kebidanan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Mikrobiologi

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Mikros = kecil, Bios = hidup, dan Logos =
ilmu. Secara definitif mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang
sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) yang tak dapat dilihat dengan mata biasa tanpa
bantuan suatu peralatan khusus.

Untuk pertama kalinya organisme tersebut dilihat dan digambarkan kurang lebih 300
tahun yang lalu. Namun demikian, baru pada tahun 1870-an peranannya sebagai penyebab
penyakit menjadi dimengerti dan diterima. Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang
besar dan beragam, dan terdapat hampir di mana-mana di alam ini. Mikroorganisme juga
merupakan bentuk kehidupan yang tersebar paling luas dan terdapat paling banyak di planet
ini. Mereka terdapat di aliran air, danau, sungai, dan laut. Mereka terdapat pada permukaan
tubuh kita dan di dalam mulut, hidung, dan rongga rongga tubuh lainnya. Mikroorganisme
paling banyak terdapat di tempat-tempat yang mengandung nutrient, kelembaban, dan suhu
yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya.

Di antara mikroorganisme tersebut ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,


tetapi banyak pula yang merugikan yaitu yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Mikrobiologi mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik, seperti di mana adanya,
ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya juga dengan kelompok organisme lainnya.

Mikrobiologi meliputi berbagai disiplin ilmu seperti bakteriologi, imunologi, virology,


mikologi dan parasitologi. Dalam Mikrobiologi kedokteran, dipelajari mikroorganisme yang
ada kaitannya dengan penyakit (infeksi) dan dicari jalan pencegahan, penanggulangan serta
pemberantasannya.

B. Mikroskop dan Penemuan Dunia Mikroorganisme

Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) dari Belanda merupakan orang yang pertama
melaporkan pengamatannya dengan keterangan dan gambar gambar yang teliti. Selama
hidupnya ia telah membuat lebih dari 250 mikroskop berlensa tunggal dengan kekuatan
pembesaran 200 – 300 kali. Pada tanggal 9 Juni 1675, Leeuwenhoek menulis dalam buku
hariannya, “mengumpulkan air hujan dalam cawan”, dan pada tanggal 10 Juni ia
melanjutkan, "Sambil mengamati air tersebut aku berkhayal bahwa aku menemukan
makhluk-makhluk hidup, tetapi karena amat sedikitnya serta tidak terdapati dengan mudah,
maka hal ini tak dapat kuterima sebagai hal yang benar”. Keesokan harinya kembali
melakukan pengamatan dan mencatat, "Tak ada pikiran padaku bahwa akan tampak makhluk
hidup, tetapi setelah kuamati maka dengan penuh kagum aku melihat seribu makhluk hidup
dalam setetes air. Makhluk hidup itu merupakan jenis terkecil yang pernah kulihat sampai
kini”. Pada tanggal 17 September 1683, Leeuwenhoek mengamati bakteri dalam suspensi
tartar yang dikoreknya dari sela-sela giginya. Ia membuat sketsa sel bakteri dengan bentuk
bulat (kokus), batang (basilus), dan spiral (spirilum).

C. Teori Abiogenesis dan Teori Biogenesis

1. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)

Berdasarkan penemuan dari Leeuwenhoek tersebut, pada masa itu mereka


menganggap bahwa jasad renik (makhluk hidup) berasal dari bahan mati yang mengalami
penghancuran. Teori ini dikenal dengan Generatio Spontanea atau abiogenesis, yaitu
kehidupan berasal dari benda mati. Teori ini dicetuskan oleh bangsa Yunani Kuno dan
bertahan untuk beberapa lama.

Pada tahun 1749, John Needham salah satu pendukung abiogenesis melakukan
percobaan dengan memasak daging yang terdapat mikroorganisme. Ia berkesimpulan bahwa
jasad-jasad renik tersebut berasal dari daging (benda mati).

2. Kegagalan Teori Abiogenesis dan Lahirnya Teori Biogenesis

Beberapa tokoh yang menolak teori Abiogenesis adalah :

a. Lazaro Spallanzani (1729 - 1799), ia mendidihkan kaldu daging, yaitu suatu larutan
nutrient dalam labu selama satu jam dan ditutup rapat-rapat, sehingga tidak terdapat jasad
renik dalam labu tersebut.

b. Franz Schulze (1815 - 1873) mengalirkan udara melewati larutan asam pekat ke dalam
labu kaldu daging yang dididihkan. Maka dalam labu tersebut tidak terdapat mikroorganisme
karena terbunuh oleh larutan asam tersebut.

c. Theodor Schwann (1810 – 1882) melewatkan udara melalui tabung yang membara ke
dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan. Maka di dalam labu tersebut tidak terdapat
mikroba karena terbunuh oleh panas yang luar biasa.

d. Schroder dan von Dusch (1850) melakukan percobaan dengan melewatkan udara melalui
tabung berisi kapas ke dalam labu berisi kaldu yang sebelumnya dipanaskan. Mikroba
disaring ke luar dari udara oleh serat-serat kapas dan dengan demikian dicegah masuk ke
dalam labu. Maka tidak terdapat mikroba yang tumbuh dalam kaldu

tersebut.

e. John Tyndall (1870) menciptakan sebuah kotak bebas debu dan menempatkan tabung-
tabung berisi kaldu steril di dalamnya. Selama udara dalam kotak itu bebas debu, maka
selam itu pula kaldu dalam tabung tetap steril. partikel-partikel debu mengendap dan
tertahan pada tabung berleher angsa yang menuju ke dalam kotak. Inilah bukti bahwa
mikroba terbawa oleh partikel-partikel debu. f. Louis Pasteur (1822 - 1895) ahli kimia yang
ikut serta dalam menentang teori Abiogenesis. Ia mempersiapkan larutan nutrient dalam
labu yang dilengkapi dengan lubang panjang dan sempit berbentuk “leher angsa'. Kemudian
ia memanaskan larutan nutrient itu dan udara dibiarkannya lewat keluar masuk tanpa
perlakuan dan tanpa disaring. Tak ada mikroba dalam larutan itu karena partikel-partikel
debu yang mengandung mikroba tidak mencapai larutan nutrient dalam tabung dan
mengendap di bagian tabung berbentuk huruf U.

3. Teori Nutfah Fermentasi

Semenjak jaman purbakala telah banyak dilakukan pembuatan makanan dan minuman
yang merupakan hasil fermentasi jasad renik, seperti minuman anggur di Yunani, pembuatan
bir di Mesopotamia, bir beras/nasi di Cina, kecap dari kacang di Jepang dan Cina, susu yang
difermentasikan di Balkan dan minuman alkohol (koumiss) dari susu unta yang diragikan di
Asia Tengah.
Pada jaman dahulu, orang memperbaiki mutu produk-produk fermentasinya dengan
mencoba-coba. Setelah Pasteur menelaah peranan mikroorganisme dalam fermentasi pada
pembuatan anggur maka orang menjadi mengerti bahwa mikroorganisme yang
menyebabkan terjadinya fermentasi.

Untuk mencapai hasil yang baik, maka mikroba yang sudah ada dalam sari buah harus
dihilangkan dan fermentasi yang baru dimulai dengan Biakan, yaitu suatu pertumbuhan
mikroorganisme yang diambil dari tong anggur yang dinilai baik. Pasteur menyarankan agar
menghilangkan tipe-tipe mikroba yang tidak diinginkan itu dengan pemanasan dengan suhu
62,80C selama setengah jam. Hal ini disebut dengan pasteurisasi yang digunakan secara
meluas pada industri

fermentasi.

4. Teori Nutfah Penyakit

Fracastoro dari Verona (1546) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad
renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang ditularkan dari seseorang ke orang lain.

Von Plenciz dari Vienna (1762) berpendapat bahwa bukan hanya makhluk hidup saja
yang dapat menyebabkan penyakit, tetapi juga berbagai jasad renik menimbulkan
bermacam-macam penyakit. Konsep parasitisme, yaitu adanya organisme yang hidup pada
atau di dalam organisme lain dengan mengambil nutrient dari padanya.

Oliver Wendell Holmes (1843) seorang fisikawan dan sastrawan menyatakan bahwa
demam nifas itu (demam yang timbul ketika baru melahirkan) yang sering fatal, menular dan
boleh jadi disebabkan oleh mikroorganisme yang dibawa oleh bidan dan dokter, dari ibu yang
satu kepada yang lain.
Ignaz Philip Semmelweis (1840) ahli fisika Hongaria mempelopori penggunaan prosedur
obstetric (kebidanan) yang dapat mengurangi kemungkinan infeksi yang disebabkan jasad-
jasad renik. Edward Jenner (1749-1823) menyusun suatu konsep tentang vaksinasi dan
berhasil membangkitkan/menimbulkan kekebalan pada orang orang terhadap cacar
(smallpox) dengan jalan memvaksinasinya memakai cacar sapi (cowpox).
Louis Pasteur (1877) menangani masalah antraks, penyakit pada sapi, domba dan
terkadang manusia. Setelah mengamati penyebab penyakit itu darid arah hewan yang mati
karena penyakit tersebut, maka ia manumbuhkannya dalam labu-labu di laboratorium.
Robert Koch (1870-an) dari Jerman, juga menangani masalah antraks. Ia mengisolasi
bakteri bentuk batang dengan ujungnya agak persegi (basilus) dari darah biri-biri yang mati
karena antraks. Ia berhasil mengasingkan kuman antraks dalam bentuk biakan murni (pure
culture) dengan mempergunakan medium, dan membuktikan bahwa kuman tersebut dapat
menimbulkan penyakit yang sama bila dimasukkan ke dalam tubuh binatang percobaan.
Berdasarkan penemuan tersebut lahirlah Postulat Koch, yaitu:
a. Mikroorganisme tertentu selalu dapat dijumpai berasosiasi dengan penyakit
tertentu.

b. Mikroorganisme itu dapat diisolasi dan ditumbuhkan menjadi biakan murni di

laboratorium.

c. Biakan murni mikroorganisme tersebut harus mampu menimbulkan penyakit

yang sama pada binatang percobaan.

d. Penggunaan prosedur laboratorium memungkinkan diperolehnya kembali

mikroorganisme yang disuntikan itu dari hewan yang dengan sengaja diinfeksi

dalam percobaan.
Kemudian Koch menemukan bakteri yang menimbulkan tuberculosis dan kolera. Pada
tahun 1900, semua jenis mikroorganisme penyebab pelbagai penyakit penting telah dapat
diketahui seperti Bacillus anthracis, Corynebacterium diptheriae, Salmanolla typhosa,
Neisseria gonorrhoeae, Clostridium perfringens, Clostridium tetani, Shigella dysentriae,
Treponema pallidum dan lain-lain.
1. Aplikasi Dalam Bidang Kebidanan

Semenjak dipastikannya bahwa jasad renik merupakan penyebab penyakit tertentu,


banyak perhatian ditujukan kepada pengembangan cara cara untuk pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit tersebut. Penyebab etiologis (agen kausatif) untuk sebagian
besar penyakit bacterial yang dikenal masa kini ditemukan secara berturut-turut dalam
waktu singkat antara tahun 1876 dan 1898.

Aplikasi mikrobiologi dalam bidang kesehatan terdiri atas ilmu pengobatan, yaitu
etiologi dan diagnosis penyakit menular, dan kesehatan masyarakat, yaitu cara-cara
pengendalian timbulnya dan tersebarnya penyakit.
Metode pencegahan dan pengobatan untuk memberantas penyakit karena
mikroorganisme meliputi imunisasi (missal vaksinasi), antisepsis (cara-cara untuk
meniadakan atau mengurangi kemungkinan infeksi), kemoterapi (perawatan pasien dengan
bahan kimia), dan cara-cara kesehatan masyarakat (missal pemurnian air, pembuangan
limbah, dan pengawetan makanan). Untuk lebih jelasnya akan di bahas dalam bab tersendiri.
2. Imunisasi

Sekitar 1880 Pasteur mengisolasi bakteri yang menjadi penyebab kolera ayam dan
menumbuhkannya pada biakan murni dengan menggunakan teknik-teknik dasar yang
dikemukakan Koch. Ia melakukan percobaan demonstrasi di depan masyarakat mengenai
prinsip imunisasi pada dua kelompok ayam. Mula-mula ayam-ayam diinokulasi dengan
biakan bakteri kolera berumur beberapa minggu dan ayam-ayam ini tetap sehat. Beberapa
minggu kemudian Pasteur menginokulasi ayam-ayam tersebut dengan biakan segar bakteri
kolera ayam. Biakan virulen yang segar ini tidak membuat ayam-ayam itu sakit, tetapi
membunuh ayam ayam yang belum diinokulasi dengan biakan yang teratenuasi (kurang
virulen) sebelumnya. Percobaan ini menunjukkan bahwa biakan 'tua' bakteri kolera ayam,
sekalipun tidak mampu menimbulkan penyakit, dapat menyebabkan ayam-ayam itu
menghasilkan substansi pelindung yang disebut antibodi di dalam darahnya.

3. Fagositosis

Dalam waktu yang bersamaan, Elie Metchnikoff (1845 - 1916) yang bekerja di
laboratorium Pasteur, mengamati bahwa leukosit, semacam sel dalam darah manusia dapat
memakan bakteri penyebab penyakit yang ada dalam tubuh. pelindung terhadap infeksi ini
dinamakan fagosit atau "pemakan sel” dan prosesnya disebut fagositosis. Dari pengamatan
ini Metchnikoff membuat hipotesis bahwa fagosit merupakan barisan pertahanan pertama
yang penting bagi si penderita terhadap mikroorganisme yang menyerbu tubuhnya.

4. Antisepsis

Sepsis berarti infeksi; antisepsis berkenaan dengan cara-cara pemberantasan atau


pencegahan infeksi. Dalam tahun 1864 seorang ahli bedah Inggris, Joseph Lister (1 827-1912)
mencatat 45% dari pasiennya meninggal setelah pembedahan. Kemudian ia mencari cara
untuk mencegah angka kematian akibat pembedahan yang terinfeksi mikroba, maka Lister
menggunakan larutan encer asam karbolat (fenol) untuk merendam perlengkapan bedah
dan menyemprot ruang bedah. Kemudian luka dan torehan yang dilindungi dengan cara ini
jarang terjadi kena infeksi dan dengan cepat menjadi sembuh. Sekarang banyak sekali
macam zat kimia, seperti alkohol dan larutan iodium, dan teknik fisik seperti saringan udara
dan lampu ultraviolet germisidal yang digunakan untuk menurunkan jumlah mikroba di
kamar bedah dan kamar anak-anak untuk merawat bayi yang prematur.

5. Kemoterapi

Paul Ehrlich (1845-1915) ahli fisika Jerman mengembangkan bahan-bahan kimia yang
dapat membunuh mikroba tanpa merugikan si penderita.
Gerhard Domagk (1930) seorang ilmuwan Jerman menemukan sekelompok senyawa
sulfonamide (obat sulfa) efektif untuk pengobatan beberapa infeksi oleh bakteri.
Pada tahun 1929, Alexander Fleming seorang bekteriologiwan Skotlandia melaporkan
hasil penelitiannya tentang suatu substansi yang dihasilkan jamur Penicillium notatum yang
menghambat pertumbuhan bakteri pada medium biakan laboratorium. Penisilin adalah
antibiotik, suatu substansi yang dihasilkan oleh satu mikroorganisme yang dalam jumlah
yang sangat kecil dapat menghambat pertumbuhan jasad renik lain. Penemuan penisilin
membuka jalan bagi penemuan dan produksi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari tinjauan teori di atas dapat disimpulkan bahwa Mikroorganisme berasal dari benda
hidup. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi . Dalam sejarah
kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti
keberadaannya. mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai
bahan makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan
dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam
cakupan mikrobiologi. Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung
perkembangan mikrobiologi. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain:

1.Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam


menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset,
dan bakteri lain. Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi
infeksi oleh bakteri.

2. Penerapan mikrobiologi dalam kebidanan memiliki dampak yang positif. Misalnya :


manfaat imunisasi yaitu melindungi komunitas dari serangan penyakit, dan manfaat
pemberian ASI terhadap buah hati .
DAFTAR PUSTAKA

Madigan et al., 1995. Biology of microorganisms, Prentice Hall, Inc., New


Jersey.
Pelczar, MJ dan EJS, Chan 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta
Subandi, 2014. Mikrobiologi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung
Schlegel, H.G., 1986. General microbiology, Cambridge University Press,
Cambridge.

Anda mungkin juga menyukai