DOSEN PEMBIMBING:
NHADIRA NHESTRICIA,MKM.,Apt.
OLEH KELOMPOK 8
DWIKI ARDIANSYAH (066118184)
ZALFA MAHARANI PUTRI (066118185)
ZEINHARA ENGGAR D FANA (066118186)
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................4
2.1 Penyakit Malaria............................................................................................4
2.2 Penyebaran penyakit Malaria.........................................................................5
2.3 Penyakit Malaria di daerah Papua..................................................................6
2.4 Dampak penyakit Malaria di Papua...............................................................7
2.5 Pencegahan Malaria.......................................................................................7
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................9
3.2 Kritik..............................................................................................................9
3.3 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tahunnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK)
Purworejo (2013;2014) serta data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
(Dinkes Jateng) (2015), Kabupaten Purworejo merupakan kabupaten yang
menyumbangkan jumlah kasus malaria terbanyak di Provinsi Jawa Tengah.
Jumlah kasus malaria di Kabupaten Purworejo meningkat dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 2013 tercatat ada 712 kasus malaria
dengan API 0,98‰. Selanjutnya pada tahun 2014 meningkat menjadi 803
kasus dengan API 1,13‰ dan pada tahun 2015 kembali meningkat menjadi
1.411 kasus dengan angka kesakitan atau API mencapai 1,96‰. Berdasarkan
hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa angka kesakitan malaria Kabupaten
Purworejo pada tahun 2014 dan 2015 belum memenuhi target nasional sebesar
< 1 per 1000 penduduk. Pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
tahun 2016, Kabupaten Purworejo menargetkan capaian untuk angka
kesakitan malaria (API) sebesar 0,9 per 1000 (‰) penduduk (Pemerintah
Kabupaten Purworejo, 2016). Data register malaria yang didapatkan dari
bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK
Purworejo (2016) dan data dari Puskesmas Kaligesing (2016) menunjukkan
terdapat 304 kasus malaria di wilayah Kabupaten Purworejo pada periode
Januari-Juli 2016. Jumlah kasus tertinggi berada di wilayah kerja Puskesmas
Kaligesing. Berdasarkan data register malaria dari Puskesmas Kaligesing
(2015;2016), kenaikan jumlah kasus malaria di wilayah Puskesmas Kaligesing
dari tahun 2015 sampai dengan periode Januari-Juli 2016 terjadi di tiga desa
yaitu Desa Pandanrejo, Desa Pucungroto dan Desa Sudorogo. Desa Sudorogo
ini merupakan desa dengan kenaikan tertinggi dan merupakan desa dengan
jumlah kasus malaria tertinggi yaitu sebanyak 23 kasus. Seluruh kasus ini
merupakan kasus indigenous yaitu kasus yang terjadi akibat penularan lokal
atau setempat.
1.2 Tujuan
1.mengetahui tentang penyaakit malaria
2.mengetahui bahaya dari penyakit malaria
3.mengetahui penyakit malaria di daerah papua
2
4.mengetahui dampak malaria di papua
5.mengetahui cara pencegahan penyebaran penyakit malaria
1.3 Rumusan Masalah
1. Penyakit malaria
2. Bahaya penyakit malaria
3. Penyakit malaria di daerah papua
4. Dampak penyakit malaria di papua
5. Menanggulangi penyakit malaria
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit yang berkembang di wilayah tropis yang disebabkan
oleh parasit yang ditularkan kepada orang-orang melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina. Parasit yang dibawa oleh nyamuk ini adalah
parasit Plasmodium dan yang paling mematikan adalah Plasmodium Falciparum.
Parasit malaria tumbuh di negara-negara dengan iklim hangat yang cukup panas
seperti Afrika sub-Sahara, Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Sebelumnya di tahun 2017, juga terdapat 12 kabupaten di daerah Papua Barat
masih berstatus endemis tinggi pada malaria. Di tahun yang sama Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada 219 juta kasus malaria di 90 negara
serta kematian yang disebabkan malaria mencapai 435.000.
Ada empat jenis malaria yang ada di dunia , yaitu:
1. Malaria Tertiana
Malaria tertiana disebabkan oleh parasit P. vivax. Karenanya, malaria ini
juga dikenal dengan nama malaria vivax. Malaria ini paling sering terjadi, dan
diderita penduduk bumi. Malaria tertiana memiliki gejala demam yang terjadi
setiap 48 jam atau dua hari sekali. Karena itulah, malaria ini disebut tertiana.
Dalam istilah Romawi, tertiana berarti kejadian hari pertama kemudian 48 jam
kemudian adalah hari ketiga. Penyakit malaria jenis ini banyak menjangkit
penduduk di wilayah tropis dan sub-tropis, termasuk di Indonesia. Gejala awal
penyakit malaria tertiana adalah menggigil dan kemudian berkeringat. Demam
yang terjadi setiap 48 jam ini berlangsung selama 1 - 8 jam dan kemudian mereda.
2. Malaria Quartana
Penyakit malaria yang kedua adalah malaria yang disebabkan oleh parasit
p. Malariae. Malaria jenis ini memiliki gejala demam yang terjadi setiap 72 jam
sekali atau sekitar 3,5 hari. Penyakit ini sudah muncul sejak zaman peradaban
Yunani. Kemudian parasitnya, juga mudah menyebar dan bisa dijumpai di Eropa,
Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, bahkan Amerika Serikat dan Amerika
Selatan. Selain dibawa oleh nyamuk anopheles, parasit ini bisa menjangkit
seseorang akibat menerima transfusi darah dari orang yang mengidap malarai
4
quartana. Selain demam, penderita malaria quartana juga mengalami sakit kepala
hingga hilang kesadaran.
3. Malaria Tropika
Malaria tropika merupakan malaria yang berat, teman-teman.
Penyebabnya adalah parasit P. falciparum. Malaria tropika juga disebut dengan
malaria tertiana maligna atau malaria falciparum. Parasit malaria ini adalah yang
paling ganas yang pernah menyerang manusia, teman-teman.
Malaria tropika bisa menjangkit penduduk di daerah tropis dan sub-tropis. Pada
masa Yunani kuno, malaria tropika menyebabkan penurunan populasi karena
akibat yang disebabkan sangat parah. Sedangkan pada Perang Dunia I dan II,
jumlah orang yang meninggal dunia karena malaria tropika lebih banyak
dibandingkan orang yang meninggal akibat perang. Demam pada malaria ini
berlangsung sekitar 24 - 48 jam sekali.
4. Malaria Ovale
Jenis malaria yang terakhir adalah malaria ovale. Malaria ovale
disebabkan oleh parasit P. ovale.Malaria ini jarang terjadi pada manusia dan
disebut dengan malaria tertiana ringan. Malaria ini juga banyak tersebar di
wilayah tropis, namun juga ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat.
Malaria ini adalah jenis yang dianggap paling tidak mengkhawatirkan
dibandingkan tiga jenis malaria lain- nya. Namun, meski namanya malaria tertiana
ringan, penyakit ini agak sulit didiagnosa, teman-teman. Sebabnya, parasit P.
ovale memiliki kemiripan dengan P. Vivax.
5
membawa oksigen. Parasit masuk ke dalamnya, bertelur, dan berkembang biak
hingga sel darah merah hancur,” tulis Web MD.
Penularan juga tergantung pada kondisi iklim yang dapat mempengaruhi
jumlah dan kelangsungan hidup nyamuk, seperti curah hujan, suhu dan
kelembaban. Epidemi malaria dapat terjadi ketika iklim dan kondisi lain tiba-tiba
mendukung penularan di daerah di mana orang memiliki kekebalan tubuh sedikit
terhadap malaria. Bagi ibu hamil dan anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun
sangat rentan.
Gejala malaria biasanya mulai sekitar 10 hingga 15 hari setelah gigitan
nyamuk. Tanda-tandanya akan mirip dengan gejala pilek dan flu, seperti sakit
kepala, kelelahan dan pegal-pegal. Tapi dalam beberapa hari akan muntah-
muntah, diare, kulit yang menguning(jaundice) karena kehilangan sel darah
merah, lalu bisa jadi gagal ginjal. Paling ekstrem malaria bisa menyebabkan
mengalami koma. Perlu kepekaan dan kewaspadaan jika berada di daerah yang
rawan malaria, karena gejala malaria tidak selalu muncul dalam 2 minggu. Orang-
orang yang tinggal di daerah dengan banyak kasus malaria juga terkadang sudah
menjadi kebal karena sudah sering terpapar.
2.3 Penyakit Malaria di daerah Papua
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong, dr Lidia Kurniawan, melalui
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Agustinus.H.Wabia,
SKM.M.Kes, membenarkan, bahwa hingga Agustus 2019, masih ada 5 kampung
dengan 67 kasus penyakit malaria, yang menjadi prioritas pencegahan dan
pengendaliannya. Keberadaan kasus tersebut, masing-masing di kampung
Selewok Distrik Mega dengan 13 kasus, kampung Arar Distrik Mayamuk 11
kasus, kampung Klayas 11 kasus dan kampung Wasingsan Distrik Seget 23
kasus serta kampung Dulbatan Distrik Salawati Selatan sebanyak 9 kasus atau
seluruhnya 67 kasus.
Tindakan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong, menurut
Wabia, adalah melalui dua pendekatan. Antara lain, pendekatan Multi Blood
Survei (MBS) dan Indoor Residual Spriying (IRS). Dikatakannya, pendekatan
MBS tersebut adalah melakukan pemeriksaan darah penduduk di lima kampung
6
tersebut. Jika terdapat penduduk yang terinfeksi penyakit malaria, maka
dilakukan pengobatan hingga sembuh.
Kemudian, pendekatan IRS yaitu dilakukan penyemprotan di dinding-dinding
rumah untuk memutus mata rantai infeksi yang disebabkan oleh parasit
plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Langkah selanjutnya, kata Wabia adalah dengan mengadakan penyelidikan
epimiologi terhadap penduduk di kawasan lima kampung tersebut. “Jadi mereka
(penduduk) ditanyai tentang riwayat sakit malaria sebelumnya. Apakah obat
yang diminum sudah sesuai aturan atau tidak, lalu obat yang diberikan diminum
secara teratur atau tidak,”katanya.
Langkah berikutnya, penderita ditanyai mengenai kegiatannya di waktu sore
hingga pagi apakah berada di kawasan bebas malaria atau tidak. Apakah orang
yang berkunjung ke rumahnya hingga bermalam berasal dari daerah rawan
penyakit malaria atau tidak. Penyelidikan seperti itu, dilakukan untuk menyerap
informasi mengenai sumber masuknya penyakit itu ke lima kampung yang
sebagian warganya terinfeksi penyakit malaria tersebut.
7
Namun yang paling direkomendasikan adalah kelambu insektisida atau Long-
lasting insecticidal nets (LLIN). Cara ini harus ditanggapi dengan baik oleh
pemerintah yaitu dengan menyediakannya secara gratis. Lalu, penyemprotan
dalam ruangan dengan insektisida residu. Indoor residual spraying (IRS) dengan
insektisida adalah cara ampuh untuk mengurangi penularan malaria dengan cepat.
Penyemprotan bila dilakukan selama 3-6 bulan, tergantung pada formulasi
insektisida yang digunakan dan jenis IRS yang disemprotkan.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit yang berkembang di wilayah ropis yang di
sebabkan oleh parasit yang di tularkan kepada orang-orang melalui gigitan namuk
anopheles betina.parasit yang di bawa oleh nyamuk ini adalah parasit parasite
plasmodium dan yang paling mematikan adalah plasmodium falciparum.Parasit
malaria ini tumbuh di Negara-negara dengan iklim hangat yang cukup panas seprti
Afrika sub-Sahara,Asia Tenggara,Amerika Latin dan Timur Tengah.ada empat
jenis malaria yang ada di dunia,yaitu:malaria tertian,malaria quartana,malaria
tropika, malaria ovale.Ada beberapa cara yang dapat mencegah malaria.WHO
merekomendasikan beberapa pencegahan yang bisa di lakukan.antara lain:dengan
menggunakan kelambu insektisida atau Long-lasting insecticidal
nets(LLIN),penyemprotan dalam ruangan dengan insektisida residu.indor
residual malaria dengan cepat.penyemprotan bila di lakukan selam 3-6 bulan.
3.2 Kritik
Malaria sering terjadi di daerah tropis seperti di Indonesia,seharusnya
pemerintah harus sering melakukan penyuluhan mengenai penyakit malaria mulai
dari penyebabnya,penanganan yang tepat di lakukan saat sudah terkena malaria
dan cara penangulangannya agar masyarakat tidak salah penanganan bila terkena
penyakit malaria.
3.3 Saran
Di harapkan pemerintah agar lebih memperhatikan dan melakukan
penangulangan terhadap penyakit ini.seperti melakukan penyuluhan secara
intensif guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara
pencegahan dan menanggulangi malaria yaitu dengan menggunakan kelambu
insektisida dan penyemprotan ruangan dengan insektisida residu,selain itu
pemerintah juga harus melakukan surveilens malaria secara menyeluruh,baik
pemantauan parasit dan spesies vektor serta kepadatan vektor malaria
9
10
DAFTAR PUSTAKA
11