Anda di halaman 1dari 13

PENYULUHAN EXTRAK DAUN SIRSAK DAN EKSTRAK KAYUMANIS

TERHADAP TERAPI PENGOBATAN MALARIA

DOSEN PEMBIMBING:
NHADIRA NHESTRICIA,MKM.,Apt.

OLEH KELOMPOK 8
DWIKI ARDIANSYAH (066118184)
ZALFA MAHARANI PUTRI (066118185)
ZEINHARA ENGGAR D FANA (066118186)

DASAR-DASAR FARMASI SOSIAL DAN EKONOMI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................4
2.1 Penyakit Malaria............................................................................................4
2.2 Penyebaran penyakit Malaria.........................................................................5
2.3 Penyakit Malaria di daerah Papua..................................................................6
2.4 Dampak penyakit Malaria di Papua...............................................................7
2.5 Pencegahan Malaria.......................................................................................7
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................9
3.2 Kritik..............................................................................................................9
3.3 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan
aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
(Maharani, 2013).
Salah satu penyakit yang terjadi di lingkungan masyarakat adalah malaria.
Malaria merupakan penyakit parasitik terpenting di dunia. Satu milyar orang
diperkirakan berisiko tertular penyakit ini dan 2,5 juta penderita malaria
diperkirakan meninggal dunia setiap tahun. Penyakit malaria lebih banyak
terjadi pada anak-anak berusia dibawah 5 tahun. Penyebab dari penyakit
malaria adalah parasit Plasmodium, sedangkan penularannya pada manusia
diperantarai oleh nyamuk Anopheles betina (Soedarto, 2009).
Data dari Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization atau WHO
(2015) menunjukkan bahwa jumlah kasus malaria secara global telah turun
dari perkiraan 262 juta kasus pada tahun 2000 menjadi 214 juta kasus pada
tahun 2015. Jumlah kasus malaria terbanyak ada di Afrika yaitu sebesar 88%.
Kematian pada balita yang disebabkan oleh malaria juga diperkirakan telah
menurun dari 723 ribu kematian pada tahun 2000 menjadi 306 ribu kematian
pada tahun 2015. Namun demikian, penyakit malaria ini masih menjadi
pembunuh utama bagi anak-anak terutama di wilayah sub-Sahara Afrika
dengan kematian terjadi setiap 2 menit pada 1 anak. Permasalahan penyakit
malaria di Indonesia cenderung menurun. Terdapat 465.764 kasus positif
malaria di tahun 2010 dan pada tahun 2015 telah menurun menjadi 209.413
kasus. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang tidak luput
dari kasus malaria. Angka kesakitan malaria di Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2014 mencapai 0,05‰ penduduk. Angka ini sudah mencapai target
nasional karena < 1 ‰. Kabupaten Purworejo adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Jawa Tengah yang selalu menyumbangkan kasus malaria setiap

1
tahunnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK)
Purworejo (2013;2014) serta data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
(Dinkes Jateng) (2015), Kabupaten Purworejo merupakan kabupaten yang
menyumbangkan jumlah kasus malaria terbanyak di Provinsi Jawa Tengah.
Jumlah kasus malaria di Kabupaten Purworejo meningkat dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2015. Pada tahun 2013 tercatat ada 712 kasus malaria
dengan API 0,98‰. Selanjutnya pada tahun 2014 meningkat menjadi 803
kasus dengan API 1,13‰ dan pada tahun 2015 kembali meningkat menjadi
1.411 kasus dengan angka kesakitan atau API mencapai 1,96‰. Berdasarkan
hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa angka kesakitan malaria Kabupaten
Purworejo pada tahun 2014 dan 2015 belum memenuhi target nasional sebesar
< 1 per 1000 penduduk. Pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
tahun 2016, Kabupaten Purworejo menargetkan capaian untuk angka
kesakitan malaria (API) sebesar 0,9 per 1000 (‰) penduduk (Pemerintah
Kabupaten Purworejo, 2016). Data register malaria yang didapatkan dari
bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK
Purworejo (2016) dan data dari Puskesmas Kaligesing (2016) menunjukkan
terdapat 304 kasus malaria di wilayah Kabupaten Purworejo pada periode
Januari-Juli 2016. Jumlah kasus tertinggi berada di wilayah kerja Puskesmas
Kaligesing. Berdasarkan data register malaria dari Puskesmas Kaligesing
(2015;2016), kenaikan jumlah kasus malaria di wilayah Puskesmas Kaligesing
dari tahun 2015 sampai dengan periode Januari-Juli 2016 terjadi di tiga desa
yaitu Desa Pandanrejo, Desa Pucungroto dan Desa Sudorogo. Desa Sudorogo
ini merupakan desa dengan kenaikan tertinggi dan merupakan desa dengan
jumlah kasus malaria tertinggi yaitu sebanyak 23 kasus. Seluruh kasus ini
merupakan kasus indigenous yaitu kasus yang terjadi akibat penularan lokal
atau setempat.

1.2 Tujuan
1.mengetahui tentang penyaakit malaria
2.mengetahui bahaya dari penyakit malaria
3.mengetahui penyakit malaria di daerah papua

2
4.mengetahui dampak malaria di papua
5.mengetahui cara pencegahan penyebaran penyakit malaria
1.3 Rumusan Masalah
1. Penyakit malaria
2. Bahaya penyakit malaria
3. Penyakit malaria di daerah papua
4. Dampak penyakit malaria di papua
5. Menanggulangi penyakit malaria

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit yang berkembang di wilayah tropis yang disebabkan
oleh parasit yang ditularkan kepada orang-orang melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina. Parasit yang dibawa oleh nyamuk ini adalah
parasit Plasmodium dan yang paling mematikan adalah Plasmodium Falciparum.
Parasit malaria tumbuh di negara-negara dengan iklim hangat yang cukup panas
seperti Afrika sub-Sahara, Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Sebelumnya di tahun 2017, juga terdapat 12 kabupaten di daerah Papua Barat
masih berstatus endemis tinggi pada malaria. Di tahun yang sama Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada 219 juta kasus malaria di 90 negara
serta kematian yang disebabkan malaria mencapai 435.000.
Ada  empat jenis malaria yang  ada di dunia , yaitu:
1. Malaria Tertiana
Malaria tertiana disebabkan oleh parasit P. vivax. Karenanya, malaria ini
juga dikenal dengan nama malaria vivax. Malaria ini paling sering terjadi, dan
diderita penduduk bumi. Malaria tertiana memiliki gejala demam yang terjadi
setiap 48 jam atau dua hari sekali. Karena itulah, malaria ini disebut tertiana.
Dalam istilah Romawi, tertiana berarti kejadian hari pertama kemudian 48 jam
kemudian adalah hari ketiga. Penyakit malaria jenis ini banyak menjangkit
penduduk di wilayah tropis dan sub-tropis, termasuk di Indonesia. Gejala awal
penyakit malaria tertiana adalah menggigil dan kemudian berkeringat. Demam
yang terjadi setiap 48 jam ini berlangsung selama 1 - 8 jam dan kemudian mereda.
2. Malaria Quartana
Penyakit malaria yang kedua adalah malaria yang disebabkan oleh parasit
p. Malariae. Malaria jenis ini memiliki gejala demam yang terjadi setiap 72 jam
sekali atau sekitar 3,5 hari. Penyakit ini sudah muncul sejak zaman peradaban
Yunani. Kemudian parasitnya, juga mudah menyebar dan bisa dijumpai di Eropa,
Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, bahkan Amerika Serikat dan Amerika
Selatan. Selain dibawa oleh nyamuk anopheles, parasit ini bisa menjangkit
seseorang akibat menerima transfusi darah dari orang yang mengidap malarai

4
quartana. Selain demam, penderita malaria quartana juga mengalami sakit kepala
hingga hilang kesadaran.
3. Malaria Tropika
Malaria tropika merupakan malaria yang berat, teman-teman.
Penyebabnya adalah parasit P. falciparum. Malaria tropika juga disebut dengan
malaria tertiana maligna atau malaria falciparum. Parasit malaria ini adalah yang
paling ganas yang pernah menyerang manusia, teman-teman.
Malaria tropika bisa menjangkit penduduk di daerah tropis dan sub-tropis. Pada
masa Yunani kuno, malaria tropika menyebabkan penurunan populasi karena
akibat yang disebabkan sangat parah. Sedangkan pada Perang Dunia I dan II,
jumlah orang yang meninggal dunia karena malaria tropika lebih banyak
dibandingkan orang yang meninggal akibat perang. Demam pada malaria ini
berlangsung sekitar 24 - 48 jam sekali.
4. Malaria Ovale
Jenis malaria yang terakhir adalah malaria ovale. Malaria ovale
disebabkan oleh parasit P. ovale.Malaria ini jarang terjadi pada manusia dan
disebut dengan malaria tertiana ringan. Malaria ini juga banyak tersebar di
wilayah tropis, namun juga ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat.
Malaria ini adalah jenis yang dianggap paling tidak mengkhawatirkan
dibandingkan tiga jenis malaria lain- nya. Namun, meski namanya malaria tertiana
ringan, penyakit ini agak sulit didiagnosa, teman-teman. Sebabnya, parasit P.
ovale memiliki kemiripan dengan P. Vivax.

2.2 Penyebaran penyakit Malaria


Dilansir dari Web MD malaria disebar oleh nyamuk betina yang akan
menggigit dan mengisap darah seseorang yang sudah mengidap malaria atau
binatang seperti monyet yang mengandung parasit. Ketika nyamuk berpindah
menggigit orang berikutnya, ia menyuntikkan parasit ke orang itu. Begitulah cara
penyebaran penyakit ini. “Setelah parasit masuk ke tubuh Anda, nyamuk akan
melakukan perjalanan ke hati, di mana mereka berkembang biak. Parasit ini akan
menyerang sel darah merah, yang merupakan sel-sel penting dalam darah yang

5
membawa oksigen. Parasit masuk ke dalamnya, bertelur, dan berkembang biak
hingga sel darah merah hancur,” tulis Web MD.
Penularan juga tergantung pada kondisi iklim yang dapat mempengaruhi
jumlah dan kelangsungan hidup nyamuk, seperti curah hujan, suhu dan
kelembaban. Epidemi malaria dapat terjadi ketika iklim dan kondisi lain tiba-tiba
mendukung penularan di daerah di mana orang memiliki kekebalan tubuh sedikit
terhadap malaria. Bagi ibu hamil dan anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun
sangat rentan.
Gejala malaria biasanya mulai sekitar 10 hingga 15 hari setelah gigitan
nyamuk. Tanda-tandanya akan mirip dengan gejala pilek dan flu, seperti sakit
kepala, kelelahan dan pegal-pegal. Tapi dalam beberapa hari akan muntah-
muntah, diare, kulit yang menguning(jaundice) karena kehilangan sel darah
merah, lalu bisa jadi gagal ginjal. Paling ekstrem malaria bisa menyebabkan
mengalami koma. Perlu kepekaan dan kewaspadaan jika berada di daerah yang
rawan malaria, karena gejala malaria tidak selalu muncul dalam 2 minggu. Orang-
orang yang tinggal di daerah dengan banyak kasus malaria juga terkadang sudah
menjadi kebal karena sudah sering terpapar.
2.3 Penyakit Malaria di daerah Papua
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong, dr Lidia Kurniawan, melalui
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Agustinus.H.Wabia,
SKM.M.Kes, membenarkan, bahwa   hingga Agustus 2019, masih ada 5 kampung
dengan  67 kasus penyakit malaria, yang menjadi prioritas pencegahan dan 
pengendaliannya. Keberadaan kasus tersebut,  masing-masing di kampung
Selewok Distrik  Mega  dengan  13 kasus, kampung Arar Distrik Mayamuk  11
kasus, kampung  Klayas  11 kasus  dan  kampung  Wasingsan Distrik Seget 23
kasus serta kampung Dulbatan Distrik  Salawati Selatan sebanyak  9 kasus atau
seluruhnya 67 kasus.
Tindakan yang dilakukan Dinas Kesehatan  Kabupaten Sorong, menurut 
Wabia, adalah melalui dua  pendekatan. Antara lain,  pendekatan  Multi Blood
Survei  (MBS)  dan Indoor Residual Spriying (IRS). Dikatakannya,  pendekatan
MBS tersebut adalah melakukan pemeriksaan darah penduduk di lima kampung

6
tersebut. Jika terdapat penduduk yang  terinfeksi  penyakit   malaria, maka
dilakukan pengobatan hingga sembuh.
Kemudian, pendekatan IRS  yaitu dilakukan penyemprotan  di dinding-dinding
rumah untuk memutus mata rantai  infeksi yang  disebabkan oleh  parasit
plasmodium yang ditularkan  melalui  gigitan nyamuk anopheles betina.
Langkah selanjutnya, kata Wabia adalah dengan mengadakan penyelidikan
epimiologi terhadap penduduk  di kawasan lima kampung tersebut. “Jadi mereka
(penduduk)  ditanyai tentang riwayat  sakit malaria sebelumnya. Apakah obat
yang diminum sudah sesuai aturan atau tidak, lalu  obat yang diberikan diminum
secara teratur atau tidak,”katanya.
Langkah berikutnya, penderita ditanyai mengenai  kegiatannya di waktu sore
hingga pagi apakah  berada di kawasan  bebas malaria atau tidak. Apakah orang
yang berkunjung ke rumahnya hingga bermalam berasal dari daerah  rawan
penyakit malaria atau tidak. Penyelidikan seperti itu, dilakukan untuk menyerap
informasi mengenai sumber  masuknya  penyakit  itu ke  lima kampung yang 
sebagian warganya terinfeksi  penyakit malaria  tersebut.

2.4 Dampak penyakit Malaria di Papua


Malaria campuran di tengarai sudah tersebar di seluruh kabupaten dan kota di
papua.malaria akan mulai muncul dan dirasakan penderitnya setelah 10-15 hari di
gigit nyamuk tersebut.Kepala unit pelaksanaan teknis,TB dan Malaria Dinkes
Kesehatan papua,dr.Berry wopari menyebutkan ada tiga faktor utama maraknya
penderita malaria di papua,yaitu nyamuk dewasa jentik nyamuk dan plasmodium
atau bibit penyakitnya.Dari ketiga faktor tersebut,limgkungan sangat
mempengaruhi tumbuh kembangnya bibit malaria.sesuai data Kementrian
Kesehatan RI pada malaria menurut kabupaen/kota di Indonesia tahun
20017,sekitar 10,7 juta penduduk yang tinggal di daerah endemis malaria.Daerah
tersebut adalah Papua dan Papua Barat tercatat ada 261.617 kasus malaria yang
menewaskan setidaknya 100 orang.
2.5 Pencegahan Malaria
WHO merekomendasikan beberapa pencegahan yang bisa dilakukan. Menurut
WHO pencegahan itu bisa dilakukan dengan tidur dengan memakai kelambu.

7
Namun yang paling direkomendasikan adalah kelambu insektisida atau Long-
lasting insecticidal nets (LLIN). Cara ini harus ditanggapi dengan baik oleh
pemerintah yaitu dengan menyediakannya secara gratis. Lalu, penyemprotan
dalam ruangan dengan insektisida residu. Indoor residual spraying (IRS) dengan
insektisida adalah cara ampuh untuk mengurangi penularan malaria dengan cepat.
Penyemprotan bila dilakukan selama 3-6 bulan, tergantung pada formulasi
insektisida yang digunakan dan jenis IRS yang disemprotkan.

8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit yang berkembang di wilayah ropis yang di
sebabkan oleh parasit yang di tularkan kepada orang-orang melalui gigitan namuk
anopheles betina.parasit yang di bawa oleh nyamuk ini adalah parasit parasite
plasmodium dan yang paling mematikan adalah plasmodium falciparum.Parasit
malaria ini tumbuh di Negara-negara dengan iklim hangat yang cukup panas seprti
Afrika sub-Sahara,Asia Tenggara,Amerika Latin dan Timur Tengah.ada empat
jenis malaria yang ada di dunia,yaitu:malaria tertian,malaria quartana,malaria
tropika, malaria ovale.Ada beberapa cara yang dapat mencegah malaria.WHO
merekomendasikan beberapa pencegahan yang bisa di lakukan.antara lain:dengan
menggunakan kelambu insektisida atau Long-lasting insecticidal
nets(LLIN),penyemprotan dalam ruangan dengan insektisida residu.indor
residual malaria dengan cepat.penyemprotan bila di lakukan selam 3-6 bulan.

3.2 Kritik
Malaria sering terjadi di daerah tropis seperti di Indonesia,seharusnya
pemerintah harus sering melakukan penyuluhan mengenai penyakit malaria mulai
dari penyebabnya,penanganan yang tepat di lakukan saat sudah terkena malaria
dan cara penangulangannya agar masyarakat tidak salah penanganan bila terkena
penyakit malaria.

3.3 Saran
Di harapkan pemerintah agar lebih memperhatikan dan melakukan
penangulangan terhadap penyakit ini.seperti melakukan penyuluhan secara
intensif guna memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara
pencegahan dan menanggulangi malaria yaitu dengan menggunakan kelambu
insektisida dan penyemprotan ruangan dengan insektisida residu,selain itu
pemerintah juga harus melakukan surveilens malaria secara menyeluruh,baik
pemantauan parasit dan spesies vektor serta kepadatan vektor malaria

9
10
DAFTAR PUSTAKA

BPS Purworejo. 2016. Statistik Daerah Kecamatan Kaligesing 2016. Purworejo:


Badan Pusat Statistik.
Dinkes Jateng. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014.
Semarang:DinkesJateng.http://www.dinkesjatengprov.go.id/v2015/doku
men/profi l2014/Profi l_2014.pdf [16 Mei 2016].
Dinkes Jateng. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.
Semarang:DinkesJateng.http://dinkesjatengprov.go.id/v2015/dokumen/pro
fi l2015/Profi l_2015_fi x.pdf [25 Januari 2017].
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2015. Rencana Aksi
Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-
2019. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
DKK Purworejo. 2013. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo Tahun
2013. Purworejo: Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo.
DKK Purworejo. 2014. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo Tahun
2014. Purworejo: Dinas Kesehatan Kabupaten
Soedarto. 2009. Pengobatan Penyakit Parasit. Jakarta: CV. Sagung Seto.

11

Anda mungkin juga menyukai