0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah mikrobiologi, termasuk penemuan mikroskop, perdebatan asal usul mikroba, penemuan bakteri sebagai penyebab penyakit, dan kontribusi ilmuwan seperti van Leeuwenhoek, Pasteur, dan Koch dalam bidang mikrobiologi.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah mikrobiologi, termasuk penemuan mikroskop, perdebatan asal usul mikroba, penemuan bakteri sebagai penyebab penyakit, dan kontribusi ilmuwan seperti van Leeuwenhoek, Pasteur, dan Koch dalam bidang mikrobiologi.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah mikrobiologi, termasuk penemuan mikroskop, perdebatan asal usul mikroba, penemuan bakteri sebagai penyebab penyakit, dan kontribusi ilmuwan seperti van Leeuwenhoek, Pasteur, dan Koch dalam bidang mikrobiologi.
(Bahasa Yunani : mikros : kecil, bios : hidup, logos : kata atau ilmu) Antoni van leeuwenhoek (1623 1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme. Mikrobiologi mencakup pengetahuan tentang virus (Virologi); bakteri (Bakteriologi); hewan bersel satu (Protozoologi); dan jamur (Mikologi) Setelah penemuan mikroskop para ahli mulai mempersoalkan asal-usul mikroba, pada waktu itu timbul 2 aliran : 1. Aliran Abiogenesis (Generatio spontanea) : Mikroba terjadi secara spontan dari bahan- bahan tidak hidup dalam suatu cairan bahan organik. 2. Aliran Biogenesis Mikroba terjadi dari benih yang selalu ada di udara dan jika benih itu masuk ke dalam cairan bahan organik yang cocok untuk pertumbuhannya, maka akan tumbuh suatu mikroba. 1. Dari mana asal Bakteri? Aristoteles (300 sebelum masehi) dan Needham berpendapat : mahluk hidup kecil tumbuh dari benda yang mati. Pendapat ini terkenal sebagai teori Abiogenesis (a = tidak, bios = hidup, genesis = kejadian) atau teori generatio spontanea. Spallanzani membantah pendapat Aristoteles dan Needham : tidak ada mikroorganisme baru dari benda mati oleh karena mikroorganisme butuh oksigen. Schultze tahun 1836 memperbaiki eksperimen Spallanzani dengan mengalirkan udara lewat suatu asam atau basa yang keras. Schwann th 1837 mengalirkan udara lewat pipa namun seperti Schultze tidak dapat menemukan mikroorganisme. H. Schrocder dan Th.von Dusch (1854) menemukan suatu akal untuk menyaring udara yang menuju ke dlm botol, dilewatkan suatu kapas steril , dengan cara ini tidak mendapatkan mikroorganisme. Dengan demikian tumbanglah teori Abiogenesis. Louis Pasteur tahun 1865, dengan menggunakan suatu pipa yang melengkung seperti leher angsa. Dengan akal yang istemewa ini Pasteur dapat meyakinkan kepada khalayak bahwa tidak ada kehidupan baru yang dapat timbul dari barang mati. Maka disimpulkanlah pendapat itu dengan ucapan : Omne vivum ex ovo, Omne ovum ex vivo , yang berarti semua kehidupan itu berasal dari sesuatu yang hidup. Sehingga selayaknyalah ia disebut seorang pelopor mikrobiologi. Pasteur yang menemukan cara membebaskan cairan dan bahan-bahan dari mikroba adalah dengan : 1. Pasteurisasi : Pasteurisasi susu merupakan cara untuk membunuh beberapa jenis mikroba dengan uap air panas (temperatur hanya setinggi 62C). 2. Sterilisasi : sterilisasi menggunakan otoklaf, cara ini merupakan hasil penemuan bersama dengan penyelidik-penyelidik lain. Pernyataan Pasteur belum memberi jawaban atas pertanyaan Dari mana asal bakteri? dan dari mana asal kehidupan? Jawaban bergantung kepada pandangan hidup seseorang, dan dengan demikian terletak diluar bidang Science. 2. Bagaimana membedakan barang mati dengan Tidaklah mudah bagi seseorang untuk mikroorganisme? mengatakan dg tegas apakah sesuatu yang sangat halus itu termasuk mahluk hidup ataukah barang mati belaka. Pada umumnya dapatlah kita berikan kriteria hidup itu sbb : A. Mahluk hidup mengadakan pertukaran zat atau metabolisme, yaitu mengambil zat makanan dan membuang sisa makanan. B. Mahluk hidup mengalami pertumbuhan, semula kecil, kemudian bertambah besar. C. Mahluk hidup mengadakan pembiakan atau reproduksi, semula jumlahnya sedikit, kemudian jumlah itu menjadi besar. D. Mahluk hidup mempunyai tanggapan thd pengaruh dari luar, tanggapan mana berguna bagi keselamatan hidupnya. E. Mahluk hidup mengadakan gerak, meskipun kadang-kadang sukar untuk diamati, banyak mikroorganisme yg sama sekali tdk mempunyai gerak, namun mereka tetap termasuk mahluk hidup, karena memenuhi keempat kriteria lainnya. 3. Apakah yang termasuk mikrooganisme itu? Pada umumnya kita mengambil ketentuan, bahwa semua mahluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi itu kita sebut mikroorganisme. 1 mikron disingkat menjadi 1 = 0,001 mm. Jadi yang termasuk golongan itu ialah : A. Bakteri B. Cendawan atau jamur tingkat rendah. C. Ragi yg menurut sistematik masuk bangsa jamur juga. D. Ganggang yang bersahaja E. Hewan bersel satu atau protozoa. F. Virus yg hanya nampak dengan mikroskop elektron dan oleh karenanya dikatakan mahluk ultramikroskopik. Kalau besar kecilnya bakteri itu diukur dengan mikron, maka pengukuran besar kecilnya virus menggunakan satuan milimikron disingkat m; 1m = 0,001 . Mikroskop elektron dapat memperbesar bayangan sampai beberapa ratus ribu kali. 4. Timbulnya Bakteriologi Kedokteran Penemuan tentang bakteri sebagai kuman penyebab penyakit, pada hewan tingkat tinggi didasarkan atas penyelidikan penyakit Antraks (suatu penyakit menular) pd hewan ternak yg juga dpt menular pd manusia. Hasil penyelidikan mengenai penyakit antraks ini merupakan permulaan berkembangnya bakteri kedokteran. Pada permulaan th 1850, telah diketahui bahwa dlm darah hewan yg menderita Antraks terdapat bakteri-bakteri berbentuk batang. Penyelidikan diantara th 1863-1868 oleh Davaine menunjukkan bhw bakteri itu hanya dpt diketemukan pd hewan yg sakit. Penularan pada hewan yg sehat dengan darah hewan yg sakit dpt menimbulkan penyakit yg sama. Pembuktian yg menentukan bahwa bakteri tertentu adalah penyebab penyakit antraks dilakukan oleh Robert Koch th 1876. Robert Koch dengan alat yang sederhana dan dengan hewan-hewan percobaan memperoleh hasil sbb : A. Ia membuktikan bhw tikus dpt diinfeksi dengan bahan-bahan yg berasal dari hewan yg sakit. Cara penularan itu dpt dilakukan dlm suatu seri yg terdiri dari 20 ekor tikus. Pada setiap hasil penularan selalu diketemukan gejala penyakit yang sama. B. Ia berusaha pula untuk menumbuhkan bakteri penyebab penyakit itu, dapat dilakukan dg memindahkan sedikit potongan limpa (bahan yg terinfeksi hebat) dari hewan yg sakit ke dalam setetes serum darah yg steril. Pengamatan selama berjam-jam menunjukkan bahwa bakteri yg mula-mula berbentuk batang kecil itu, kemudian tumbuh menjadi benang-benang panjang yang mengandung butiran-butiran yg berbentuk bulat telur. C. Jika bahan yang berspora tsb dipindahkan ke dlm serum darah yg baru, maka akan timbul menjadi bentuk benang kembali. Bakteri tsb kemudian dipindahkan berturut-turut hingga delapan kali, dan selanjutnya disuntikkan lagi pada tikus-tikus yg sehat. Tikus tadi akan menjadi sakit dengan gejala penyakit Antraks. Hasil percobaan diatas menjelaskan kriteria, apakah yg harus dipenuhi untuk menyatakan bhw suatu penyakit yg disebabkan oleh mikroba. Kriteria tsb kemudian dikenal dengan Postulat Koch. Postulat Koch dalam bentuk umumnya berbunyi sbb : a. Suatu mikroba merupakan penyebab penyakit, jika mikroba ada pada setiap tingkatan penyakit. b. Mikrobanya harus diisolasi (dpt diisolasi) dari jasad yg sakit itu, dan dapat ditimbulkan dlm bentuk biakan murni. c. Penyakit yang sama harus dpt ditumbuhkan kembali, jika biakan murni tsb disuntikkan (ditularkan) pada hewan-hewan sehat yang peka terhadap penyakit tsb. d. Mikrobanya harus dapat diisolasi kembali dari jasad percobaan-percobaan yg peka, yg telah dijadikan sakit dengan penyuntikan (penularan)memakai biakan murni yang telah diisolasi semula. Jika syarat-syarat tsb dapat dipenuhi oleh suatu mikroba, maka barulah dpt dikatakan bhw mikroba itu adalah penyebab penyakit. Penyelidikan yg dilakukan dibawah pimpinan Koch memusatkan perhatiannya pada usaha isolasi, munumbuhkan (kultur) dan determinasi mikroba (bakteri) penyebab penyakit pada manusia, sedang penyelidikan yang dilakukan dibawah pimpinan Pasteur mengadakan analisa- analisa percobaan untuk menetapkan bagaimanakah penyembuhan serta kekebalan (Immunitas) dapat terjadi.
Dalam waktu 25 th kemudian, boleh dikatakan
kebanyakan dari bakteri-bakteri penyebab infeksi telah dapat diketahui, begitu juga metoda- metoda penyembuhan, maupun pencegahan thd beberapa macam penyakit, baik secara immunisasi ataupun dengan usaha vaksinasi telah dapat di kembangkan.