Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cyanobacteria atau ganggang biru-hijau adalah filum (atau divisi)
bakteri yang mendapat energi melalui fotosintesis. Jejak fosil cyanobacteria telah
ditemukan sejak 3,8 miliar tahun lalu. Cyanobacteria sekarang adalah salah satu
kelompok terbesar dan terpenting bakteri di bumi.
Cyanobacteria ditemukan di hampir semua habitat yang bisa dibayangkan,
dari samudera ke air tawar ke batu sampai tanah. Mereka bisa bersel tunggal
ataukoloni. Koloni dapat membentuk filamen ataupun lembaran. Cyanobacteria
termasuk uniselular, koloni, dan bentuk filamen. Beberapa koloni filamen memiliki
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda : sel vegetatif
adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang baik, dan
tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim nitrogenase.
Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan
Gram negatif. Cyanobacteria tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan
meluncur sepanjang permukaan. Kebanyakan cyanobacteria ditemukan di air tawar,
sedangkan lainnya tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-
kadang melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut
kerak, tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan menyediakan energi bagi
inang, maka dalam makalah ini akan di bahas tentang gangang biru hujau.
B. Tujuan & Maksud
1. Untuk mengetahui apa itu gangang biru hijau
2. Untuk mengetahui divisi dan ciri ciri dari gangang biru hijau
3. Untuk mengetahui organisasi seluler ganggang biru hijau
4. Untuk mengetahui reproduksi ganggang biru hijau
5. Untuk mengetahui manfaat dari gangang biru hijau
6. Untuk mengetahui morfologi dari ganggang biru hijau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Singkat Mikrobiologi


Perkembangan mikrobiologi berawal dari ditemukannya mikroskop oleh
Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) yang membuka pengetahuan tentang
keberadaan mikrobia sebagai makhluk hidup selain manusia, hewan dan tumbuhan.
Leeuwenhoek melakukan pengamatan pada air cuka, air liur, genangan air hujan,
dengan menggunakan mikroskop sederhana hasil penemuannya yang mempunyai
daya perbesaran 50-300 kali. Leeuwenhoek menyebut makhluk-makhluk kecil
dalam pengamatannya sebagai “animalculus” atau hewan kecil yang merupakan
jenis-jenis mikrobia yang dikenal sekarang.

Setelah diketahui keberadaan makhluk renik yang kemudian disebut


mikrobia, timbul dua pendapat tentang asal-usul mikrobia. Aliran abiogenesis
(generatio spontanea)

berpendapat bahwa mikrobia terjadi secara spontan dari bahan-bahan yang


tidak hidup dalam suatu cairan bahan organic. Sedangkan aliran biogenesis
berpendapat bahwa mikrobia terjadi dari benih yang selalu ada di udara, jika benih
itu masuk ke dalam cairan bahan organic yang cocok maka akan tumbuh menjadi
mikrobia.

Perbedaan pendapat tersebut baru dapat dipecahkan 80 tahun kemudian


dengan adanya percobaan-percobaan yang dilakukan para ilmuwan diantaranya
yaitu:

a) Theodore Schwann : melewatkan udara melalui tabung membara ke dalam


labu berisi kaldu daging yang telah dididihkan, ternyatatidak ada mikrobia
pada kaldu dalam labu tersebut
b) John Tyndall : menempatkan tabung-tabung berisi kaldu steril di dalam
kotak bebas debu. Percobaan ini membuktikan bahwa mikrobia terbawa
partikel-partikel debu di udara

2
c) Louis Pasteur (1822-1895) : melakukan percobaan dengan menggunakan
labu yang dilengkapi dengan pipa panjang dan sempit berbentuk leher
angsa. Setelah kaldu dididihkan dan didiamkan ternyata tidak dijumpai
adanya mikrobia meskipun larutan di dalam labu dapat berhubungan
langsung dengan udara luar.

Melalui percobaan-percobaan tersebut akhirnya konsepsi biogenesis dapat


diterima sehingga membuka jalan bagi penemuan-penemuan penting berikutnya di
bidang mikrobiologi, antara lain :

1. Pasteur menemukan proses pasteurisasi untuk menghilangkan jenis-jenis


mikrobia yang tidak dikehendaki dan sering menyebabkan kegagalan dalam
pembuatan anggur. Dengan proses pemanasan pada suhu 62,8oC selama 30
menit, cukup efektif untuk membunuh mikrobia yang ada dalam sari buah
tanpa merusak aromanya

2. Melalui berbagai penelitian dapat diketahui bahwa penyakit dapat


disebabkan oleh mikrobia dan ditularkan dari seseorang ke orang lainnya.
Untuk membuktikan bahwa suatu penyakit disebabkan oleh mikrobia
tertentu., ditetapkan suatu criteria yang disebut Postulat Koch sesuai
dengan penemunya yaitu Robert Koch (1843-1919). Isi Postulat Koch
adalah sebagai berikut :
a. Suatu mikrobia merupakan penyebab penyakit jika mikrobia tersebut
ada pada setiap tingkatan penyakit

b. Mikrobianya harus dapat diisolasi dari jasad yang sakit dan dapat
ditumbuhkan dalam bentuk biakan murni

c. Jika biakan murni itu ditularkan ke jasad yang sehat harus dapat
menimbulkan penyakit yang sama

3
d. Mikrobianya harus dapat diisolasi kembali dari jasad yang sakit akibat
penularan dengan biakan murni hasil isolasi semula.

Penemuan selanjutnya yang di bidang mikrobiologi yaitu Serge


Winogradsky (1856-1953) menemukan bahwa beberapa bakteri tertentu dalam
tanah mampu menambat N2 dari udara dan mengubahnya menjadi senyawa N yang
dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai mutrien. Lembaga Pasteur berhasil
menemukan alat yang dapat menyaring bakteri. Penemuan ini selanjutnya
membuka jalan penemuan berikutnya yaitu adanya jasad lain penyebab penyakit
tertentu yang dapat lolos dari saringan bakteri yang kemudian diberi nama virus.
Penemuan virus bermula dari percobaan mengenai penyakit mozaik pada tanaman
tembakau. Ilmuwan bernama River menyusun postulat untuk penyakit yang
disebabkan virus. Postulat River (1937) menyatakan :

1. Virus harus berada di dalam sl inang


2. Filtrat bahan yang terinfeksi tidak mengandung bakteri atau mikrobia lain
yang dapat ditumbuhkan dalam media buatan.
3. Filtrat dapat menimbulkan penyakit pada jasad yang peka.
4. Filtra yang sama yang berasal dari hospes peka tersebut harus dapat
menimbulkan kembali penyakit yang sama.

Penggolongan mikrobia diantara jasad hidup

Jasad hidup mula-mula digolongkan menjadi dunia tumbuhan (Plantae) dan


dunia binatang (Animalia). Jasad hidup yang ukurannya besar dngan mudah dapat
digolongkan ke dalam Plantae atau Animalia, tetapi sulit untuk menggolongkan
mikrobia yang ukurannya sangat kecil. Selain karena ukurannya, adanya mikrobia
yang mempunyai sifat antara plantae dan Animalia juga menyulitkan dalam
penggolongan. Menurut teori evolusi, setiapjasad akan berkembang menuju ke sifat
Plantae atau Animalia. Hal ini digambarkan sebagai pengelompokan jasad beturut-
turut oleh Haeckel, Whittaker dan Woese. Berdasarkan perbedaan organisasi
selnya, Haeckel membedakan dunia tumbuhan (Plantae) dan dunia binatang
(animalia), dengan Protista. Protista untuk menampung jasad yang tidak dapat
dimasukkan pada golongan Plantae dan Animalia. Protista terdiri dari algae atau

4
ganggang, Protozoa, jamur atau fungi, dan bakteri yang mempunyai sifat
uniselluler, sosositik, atau multiselluler tanpa diferensiasi jaringan.

Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat prkembangan yaitu :


1. Jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio Monera), 2. Jasad
eukariotik uniselluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa (Divisio
Protista), dan 3. Jasad eukariotik multiselluler dan multinukleat yaitu Divisio
Fungi, Divisio Plantae, divisipo Animalia. Sdangkan Woese menggolongkan
jasad hidup terutama berdasarkan susunan kimia makromolekul yang terdapat di
dalam sel. Pembagiannya yaitu terdiri sari Arkhaebacteria, Eukaryota (Protozoa,
Fungi, Tumbuhan dan Binatang) dan Eubacteria.

Prokariotik dan Eukariotik

Berdasar tipe selnya, jasad hidup di alam dikelompokkan menjadi dua


yaitu :

1. Eukariotik yaitu jasad hidup yang selnya telah berkembang sempurna. Tipe
sel ini terdapat pada jasad tingkat tinggi (Plantae dan Animalia) dan
sebagian jasad protista (Protozoa, Fungi, dan sebagian besar Algae).
2. Prokariotik yaitu jasad yang tipe selnya sederhana. Jasad dengan tipe sel
sederhana meliputi bakteri dan ganggang biru.

Kelompok Utama Mikrobia

Mikrobia dikelompokkan menjadi dua berdasar tipe selnya, yaitu yang


termasuk Protista Prokariotik meliputi bakteri dan sianobakteri, dan yang termasuk
Protista Eukariotik adalah cendawan, algae, protozoa. Ciri-ciri umum dari masing-
masing mikrobia adalah sebagai berikut:

1. Bakteri :
a. Uniseluler
b. Bentuk : bola, batang, spiral
c. Ukuran diameter : 0,5 - 1µm, panjang 1,5 – 2,5 µm
d. Reproduksi : terutama secara aseksual dengan pembelahan biner

5
2. Sianobakteri :
a. Uniseluler
b. Ukuran lebih besar daripada bakteri
c. Dapat berfotosintesis
d. Reproduksi : dengan pembelahan biner atau pembelahan spora
3. Cendawan (Fungi)
a. Tak berklorofil
b. Ada yang multiseluler, ada yang uniseluler (khamir)
c. Reproduksi : ada yang seksual ada yang aseksual
4. Protozoa :
a. Merupakan protista eukariotik bersel satu
b. Tidak berklorofil
c. Tidak berdinding sel, ttapi mempunyai bahan penutup yang disebut
pelikel
d. ukuran : berkisar dari 1 µm sampai ratusan µm yang tampak dengan
mata biasa
5. Algae :
a. Merupakan protista eukariotik yang berklorofil
b. Ukuran berkisar dari yang mikroskopik sampai berukuran rasaksa
dengan panjang lebih dari 3 m
c. Reproduksi : terutama dengan pembelahan sederhana
d. Tempat hidup : terutama di perairan segar, air laut, dalam tanah
6. Virus :
a. Merupakan jasad aseluler
b. Bersifat parasit obligat, tidak dapat hidup bebas sehingga perlu sel
hidup lain untuk bisa hidup dan berkembang biak
c. Disebut host specific (spesifik inang) karena hanya dapat berkembang
biak dalam sel hidup tertentu
d. Struktur :terdiri dari seutas asam nukleat (DNA atau RNA) yang
terbungkus dalam lapisan protein
e. Ukuran : 20-25 nm sampai 200-300 nm, hanya dapat dilihat dengan
mikroskop electron

6
KLASIFIKASI CYANOBACTERIA
1. Ordo Chroococcales
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau –
hijauan. Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang
basah. Setelah pembelahan sel– sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir
tadi dan dengan demikian terbentuk kelompok – kelompok ataukoloni.
Contohnya Chrococcus dan Gleocapsa
1.1. Chroococcus
Bersel satu (uniseluler) hidup di dasar kolam atau tembok yang basah. Tubuhnya
diselubungi lendir. Bereproduksi dengan pembelahan biner. Sering terdapat sel
yang bergandengan dua atau empat. Sel tersebut merupakan sel yang yang gagal
berpisah dengan sel lain.
1.2. Gleocapsa
Bersel satu (uniseluler), berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran
dengan beberapa generasi sel yang terdapat di dalamnya. Membran kadang –
kadang ada yang berpigmen. Gleocapsa memilki selubung lendir seperti
chroococcus. Hidup di permukaan batu yang basah sehingga menyebabkan batu
licin.
2. Pleurocapsales
Berbentuk selcoccoid , agregat atau pseudo-filamen berkembang biak dengan
Baeocytes (spora internal). Contohnya Chroococcidiopsis, Pleurocapsa.
3. Oscillatoriales
Berbentuk benang filamen, tanpa heterosit atau akinet. Contohnya adalah Lyngbya,
Leptolyngbya, Microcoleus, Oscillatoria, Phormidium, Planktothrix.
3.1. Oscillatoria
Berbentuk benang (filament), yang tersusun atas sel-sel yang pipih dan rapat. Sel
tidak diselubungi lendir. Dapat bergerak maju dan mndur yan disebut gerak osilasi.
Belum diketahui penyebab alga ini bergerak. Diantara sel-sel yang pipih terdapat
sel yang mati. Adanya sel yang mati menyebabkan filamen terputus menjadi
beberapa hormogonium. Jika sel ini putus, maka terbetuklah hormogonium yang
akan tumbuh menjadi Oscillatoria baru.

7
4. Nostocales
Merupakan Cyanobacteria yang berbentuk filamen dan memiliki heterosit.
Contohnya Anabaena, Aphanizomenon, Calothrix, Cylindrospermopsis, Nostoc.
4.1. Nostoc
Tubuh Nostoc tersusun atas sel-sel yang berbentuk bola. Hidup di bebatuan atau di
tanah yang lembab. Nostoc menyebabkan permukaan bebatuan licin karena adanya
selubung lender kekuninan atau kecoklatan yang membungkus selnya. Di antara
sel-sel berbentuk bola itu terdapat sel yang tidak aktif karena sel tersebut
mengalami dormansi (tidur). Di dalam sel tersebt tersebut terkandung spora.
Ukurannya agak lebih besar dari sel-sel berbentuk bola sel ini disebut akinet.
Apabila spora telah masak akan tumbuh filamen baru.
4.2. Anabaena
Seperti halnya Nostoc, Anabaena tersusun atas sel-sel berbentuk bola.
Perbedaannya, disamping memiliki akinet, juga memilki heterosista. Heterosista
adalah penambat nitrogen.
5. Stigonematales
Merupakan cyanobacteria yang memiliki filamen dan menghasilkan hormogonia.
Contohnya Mastigocladus (Fischerella), Stigonema

Cyanobacteria/Cyanophyta atau alga hijau biru merupakan kelompok alga


prokariotik Organisme tersebut memiliki peran sebagai produsen dan penghasil
senyawa nitrogen di perairan (Prihantini, Nining Betawati dkk, 2008).
Ganggang hijau – biru memiliki klorofil yang berbeda dari klorofil bakteri
yang dapat berfotosintesis, dan diketahui bahwa oksigen dibebaskan oleh ganggang
hijau – biru pada saat

fotosintesis tetapi tidak terjadi pada bakteri. Ganggang hijau – biru memiliki
afinitas mirip bakteri sehingga disebut juga Cyanobacteria karena organisasi seluler
dan biokimianya.

Ganggang hijau – biru dari tahun ketahun semakin menarik dalam


Biogeologi Nannofosil dari ganggang ini ditemukan pada lapisan stromatolite yang
diperkirakan berusia 3 miliar tahun yang lalu Ganggang hijau – biru merupakan

8
organisme yang responsible terhadap akumulasi oksigen di bumi. Asal dari
ganggang hijau – biru tidak jelas).

tidak hanya ditemukan di habitat akuatik melainkan juga ditemukan di


habitat terestrial . Cyanobacteria ada yang hidup sebagai plankton dan ada pula
yang hidup sebagai bentos . Spesies-spesies yang bersifat planktonik umumnya
merupakan spesies-spesies yang mengakibatkan terjadinya ledakan populasi
(blooming) akibat eutrofikasi (pengayaan nutrisi). Eutrofikasi biasanya disebabkan
oleh proses alamiah atau akibat pencemaran. Keadaan perairan yang kaya nutrisi
tersebut menyebabkan pertumbuhan Cyanobacteria yang sangat cepat .
Cyanobacteria juga diketahui diketahui mampu tumbuh di padang gurun, padang
salju , dan sumber air panas.

9
BAB III
MENGENAL GANGGANG BIRU HIJAU

A. DEFINISI

Cyanobacteria/Cyanophyta atau alga hijau biru merupakan kelompok alga


prokariotik . Organisme tersebut memiliki peran sebagai produsen dan penghasil
senyawa nitrogen di perairan . Beberapa Organisme tersebut bersifat kosmopolit,
tidak hanya ditemukan di habitat akuatik melainkan juga ditemukan di habitat
terestrial . Cyanobacteria ada yang hidup sebagai plankton dan ada pula yang hidup
sebagai bentos . Spesies-spesies yang bersifat planktonik umumnya merupakan
spesies-spesies yang mengakibatkan terjadinya ledakan populasi (blooming) akibat
eutrofikasi (pengayaan nutrisi). Eutrofikasi biasanya disebabkan oleh proses
alamiah atau akibat pencemaran. Keadaan perairan yang kaya nutrisi tersebut
menyebabkan pertumbuhan Cyanobacteria yang sangat cepat . Cyanobacteria juga
diketahui diketahui mampu tumbuh di padang gurun, padang salju , dan sumber air
panas . Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang selalu beriklim hangat
sepanjang tahun menyebabkan sering mengalami blooming Cyanobacteria di
perairan tawar.

Studi tentang struktur komunitas mikroalga pada beberapa danau/situ dan


sungai di Indonesia mengindikasi bahwa banyak galur Cyanobacteria muncul
mendominansi perairan tertentu. Diantaranya blooming Microcystis aeruginosa
terjadi di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat pada tahun 1987 . Pada tahun 1991, sejumlah
ikan mati (405,5 ton) di Waduk Saguling Jawa Barat disebabkan oleh blooming
Microcystis. Pada tahun 1995 dilaporkan 3000 ton ikan mati di Waduk Jatiluhur
kemungkinan disebabkan oleh blooming alga . Blooming Microcystis terjadi di Situ
Rawa Besar dan Situ Rawa Kalong Depok pada tahun 1998 Berdasarkan observasi
pada tahun 2003 sampai dengan 2005, Microcystis masih sering mendominasi
kawasan perairan Situ Rawa Besar. Meskipun sudah ada beberapa data mengenai
blooming Cyanobacteria di berbagai daerah yang diikuti dengan kematian
organisme lain (ikan) tersebut, namun pengetahuan tentang galur-galur
Cyanobacteria Indonesia belum diketahui secara pasti.

10
B. DIVISI CYANOPHYTA

Cyanophyta merupakan suatu divisi (filum) bakteri yang mendapatkan


energi melalui fotosintesis. Cyanophyta termasuk dalam regnum (kerajaan)
monera. Ganggang hijau- biru merupakan salah satu contoh dari kelas
Cyanophyceae. Ganggang hijau – biru memiliki klorofil yang berbeda dari klorofil
bakteri yang dapat berfotosintesis, dan diketahui bahwa oksigen dibebaskan oleh
ganggang hijau – biru pada saat fotosintesis tetapi tidak terjadi pada bakteri.
Ganggang hijau – biru memiliki afinitas mirip bakteri sehingga disebut juga
Cyanobacteria karena organisasi seluler dan biokimianya.

Gambar 1.1 Cyanophyta

Ganggang hijau – biru dari tahun ketahun semakin menarik dalam


Biogeologi Nannofosil dari ganggang ini ditemukan pada lapisan stromatolite yang
diperkirakan berusia 3 miliar tahun yang lalu (Golubic,1976;Taylor,1981)
Ganggang hijau – biru merupakan organisme yang responsible terhadap akumulasi
oksigen di bumi. Asal dari ganggang hijau – biru tidak jelas ( Harold (Bold and
Michael J. Wynne, 1985). Ganggang hijau – biru bersifat prokariotik, struktur
selnya sama dengan struktur sel bakteri sehingga termasuk ke dalam monera.
Adapun ciri – ciri umum dari ganggang hijau – biru adalah sebagai berikut :

1. Bersel tunggal ( Uniseluler ), ada pula yang berkoloni


2. Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari
fikosianin dan fikoeritrin

11
3. Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulose, kadang –
kadang berlendir
4. Inti sel tidak memiliki membran ( prokariotik )

C. ORGANISASI SELULER

Ganggang hijau – biru berbeda dengan ganggang lainnya dalam organisasi


selulernya. Perbedaannya antara lain : mereka mirip bakteri, tidak memiliki
membran inti, susunan pigmen sitoplasmanya berbeda, dan tidak memiliki
mikokondria, aparatus golgi, retikulum endoplasma dan vakuola struktur selnya
lebih banyak mirip bakteri. Lamela fotosintetik atau tilakoid tidak di sertai oleh
membran ke bagian plastid seperti alga hijau dan tanaman lain. Dinding sel dari
beberapa ganggang hijau – biru memiliki substansi yang bervariasi seperti -e-
diaminopilemic dan asam muramic yang juga ditemukan di dinding sel bakteri
gram-negatif. Dengan demikian asam D-amino hanya ditemukan di dinding sel
ganggang hijau-biru dan bakteri. DNA dari ganggang hijau–biru tersebar di dalam
sel dan dikatakan prokariotik (Harold C. bold and john W. La Claire, 1961 ).

Dinding selnya mengandung pektin, hemiselulosa, dan selulosa yang


kadang – kadang berupa lendir, oleh sebab itu ganggang ini juga dinamakan
ganggang lendir ( Myxophyceae ). Sebagian dinding lendir ini berlekatan dengan
plasma, meskipun tidak selalu demikian, dan ini terbukti dari percobaan –
percobaan plasmolisis.

Pada bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil a, karotenoid


dan dua macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu : fikosianin yang berwarna
biru dan fikoeritin yang berwarna merah. Perbandingan macam – macam zat warna
ini amat labil, oleh sebab itu warna ganggang tidak tetap, kadang – kadang kebiru
– biruan. Gejala ini dianggap sebagai suatu penyesuaian diri terhadap sinar
(adaptasi kromatik), misalnya dalam cahaya hijau warnanya kebanyakan merah,
dalam cahaya merah menjadi hijau atau biru. Hal ini rupa – rupanya berhubungan
dengan proses asimilasi.

12
Di tengah–tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang
mengandung asam deoksi–ribonukleat dan asam ribonukleat. Kedua macam asam
nukleat itu telah terkumpul seperti dalam inti sel tumbuh – tumbuhan tinggi, tetapi
kromosom belum tampak. Bagian pusat dapat mengembang dan berpengaruh
terhadap turgor. Dalam sel – sel yang telah tua tampak juga vakuola.

Sebagai zat makanan cadangan ditemukan glikogen dan disamping itu butir – butir
sianofisin ( lipo – protein ) yang letaknya di periferi, dan volutin yang fungsinya
masih belum jelas Cyanophyceae umumnya tidak bergerak. Diantara jenis – jenis
yang berbentuk benang dapat mengadakan gerakan merayap yang meluncur pada
alas yang basah. Bulu cambuk tidak ada, gerakan itu mungkin sekali karena adanya
kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lendir.

D. REPRODUKSI

Cara perkembangbiakan ganggang hijau – biru dalah sebagai berikut :

1. Pembelahan sel

Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel – sel
tunggal, pada beberapa genera sel – sel membelah searah dan tidak saling terpisah
sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut
trikom. Tempat – tempat tertentu dari filamen baru setelah mengalami dormansi (
istirahat yang panjang ). Heterokist dapat mengikat nitrogen bebas di udara contoh
pada Gleocapsa.

Gambar 1.2 Proses pembelahan sel

Heterokist adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen (terlihat
dengan mikroskop cahaya) dan memiliki dinding yang transparan. Heterokist
terbentuk oleh penebalan dinding sel vegetatif. Sedangkan akinet terbentuk dari

13
penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan
makanan (granula cyanophycin) dan penebalan-penabalan eksternal oleh tambahan
zat yang kompleks. Studi ultrastruktur dari perkembangan akinet dilaporkan bahwa
akinet dari Anabaena doliolum susunannya terdapat diantara dua heterokist. Tyagi
(1974) menemukan bahwa potasium nitrat dan amonium klorida menghambat
pembentukan akinet, sedangkan glukosa akan meningkatkan pembentukan akinet.

2. Fragmentasi

Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian


membentuk individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada Oscillatoria. Pada
filamen yang panjang bila salah satu selnya mati maka sel mati itu membagi filamen
menjdi 2 bagian atau lebih. Masing – masing bagian disebut hormogonium.

Gambar 1.3 Proses fragmantasi

Fragmentasi juga dapat terjadi dari pemisahan dinding yang berdekatan pada
trikom atau karena sel yang mati yang mngkin menjadi potongan bikonkaf yang
terpisah atau necridia. Susunan hormogonium mungkin meliputi kerusakan
transeluler.

14
3. Spora

Gambar 1.4 Spora

Pada keadaan yang kurang menguntungkan cynobacteria akan membentuk


spora yang merupakan sel vegetatif spora membesar dan tebal karena menimbunan
zata makanan.

E. FOTOSINTESIS

Cyanobacteria adalah satu – satunya kelompok organisme yang mampu


mengurangi nitrogen dan karbon dalam kondisi tidak ada oksigen. Cyanobacteria
mempunyai klorofil dan karotenoid, selain itu juga mempunyai pigmen yang
disebut fikobilin yang terdiri dari fikosianin ( pigmen biru ) dan fikoeritrin ( pigmen
merah ). Komposisi pigmen yang bervariasi mengakibatkan warna tampilan
cyanobacteria berbeda – beda misalnya dari biru kehijauan sampai merah
kecoklatan. Absorbsi spektrum – spektrum sinar yang bervariasi akibat pigmen
yang berbeda menyebabkan cyanobacteria mampu menyerap cahaya lebih banyak
sehingga lebih efisien dalam penggunaan air dan CO2 pada fotosintesisnya.

F. MANFAAT CYANOPHYTA

Jenis ganggang hijau – biru bersel satu merupakan vegetasi perintis, hal ini
karena ganggang tersebut mampu atau dapat mengawali kehidupan sebelum
organisme lainnya dapat hidup di suatu tempat. Sejumlah ganggang hijau – biru
berfilamen ( bentuk benang ) dapat mengikat nitrogen ( N2 ) bebas dari atmosfer
dan diubah menjadi amoniak ( NH3 ). Hal ini dilakukan dalam hiterikista, sehingga
dapat berperan dalam proses menyuburkan tanah. Jenis ganggang hijau – biru yang
bermanfaat diantaranya :

15
1. Nostoc

Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh subur dan
memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu penyediaan nitrogen yang
digunakan untuk pertumbuhan padi.

2. Anabaena azollae

Hidup bersimbiosis dengan Azolla pinata ( paku air ). Paku ini mendapat
keuntungan berupa amoniak hasil fiksasi nitrogen oleh Anabaena azollae.

3. Spirullina

ganggang ini mengandung protein yang tinggi sehingga dijadikan sebagai sumber
makanan. Dibeberapa negara misalnya thailand dan Vietnam. Ganggang hijau biru
sudah dimanfaatkan untuk peningatan produksi pertanian. Namun, di indonesia
ganggang hijau – biru belum digunakan dan penelitian ganggang hijau – biru masih
sangat terbatas.

Spirulina memang memiliki kandungan yang sangat lengkap, dan baik untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Bayangkan, spirulina ternyata memiliki
kandungan zat besi 58 kali lebih banyak dari sayur bayam, dan 18 kali lebih tinggi
dari daging. Jenis ganggang yang satu ini juga mengandung beta carotene 25 kali
lebih banyak dari wortel, dan 100 kali lebih banyak dari pepaya, di samping
kandungan lain seperti vitamin, protein, mineral, lemak dan karbohidrat.

Oleh karena itu, Dr. Toni Sutomo, MPh menyimpulkan bahwa berkat segala
kandungan tersebut, spirulina berguna untuk meningkatkan immunity system
tubuh, menunjang fungsi cardiovascular dan keseimbangan cholesterol. Ia juga baik
untuk memperbaiki fungsi pencernaan, meningkatkan fungsi detox serta
mengurangi cancer risk dengan melindungi tubuh dari toxin. Memang, melalui
penelitian lebih dari 40 tahun yang dilakukan lebih dari 4000-an peneliti terkemuka
di seluruh dunia, berhasil menyimpulkan manfaat spirulina dalam memperbaiki dan
mempertahankan kesehatan :

16
1.Membantu metabolisme tubuh

a) Meningkatkan body immune dari bahaya toxin / benda asing (virus,


bakteri) yang membahayakan tubuh, termasuk : bahaya racun borak dan
formalin yang marak dewasa ini
b) Memperbaiki sistem pencernaan (digestion system)
c) Membantu fungsi dan kerja jantung dengan menjaga kadar cholesterol
darah
d) Membantu proses detox tubuh secara alamiah
e) Mengurangi resiko terserang kanker (cancer) dengan meningkatkan
kapasitas anti oxidant tubuh.
2. Membantu mengatasi gejala kekurangan sel darah (anemia)
3. Membantu penyembuhan tukak lambuing (peptic ulser)
4. Mengurangi resiko penyakit jantung
5. Membantu menyembuhkan penyakit hepatitis yang kronis maupun akut
6. Bermanfaat untuk orang lanjut usia, yang umumnya menderita penyakit
degeneratif kornis (tekanan darah tinggi / hypertension, jantung koroner, asam
urat tinggi, katarak, gangguan liver / ginjal, kencing manis / diabetes)
7. Mencegah dan membantu penyembuhan penyakit kanker (cancer).
8. Mencegah kerontokan rambut (karena mengandung Vitamin E, linoleat-acid
dan arachidonat-acid yang merupakan asal lemak penting dalam menjaga
kesehatan akar rambut)
9. Mempertahankan keindahan kulit (Skin Care).

G. MORFOLOGI

Alga hijau-biru ada yang uniseluler, ada yang membentuk koloni, ada pulayang
berbentuk benang. Sel alga hijau-biru tersusun (dari luar ke dalam) sebagai berikut:

a. Selubung lendir

Terdapat di sebelah luar dinding sel. Selubung lendir berfungsi mencegahsel dari
kekeringan. Selain itu lender memudahkan sel bergerak, Karena beberapaalga ini

17
dapat bergerak dengan gerakan osilasi (maju mundur). Belum dipastikanapa yang
menyebabkan alga ini bergerak.

b. Membran sel

Membran sel berfungsi mengatur keluar masuknya zat dari dan ke dalamsel.
Terdapat pelipatan membran sel kea rah dalam membentuk lamella fotosinetikatau
membran tilakoid. Pada membran tilakoid ini terdapat klorofil. Jadi berbedadengan
sele ukariotik yang memilki klorofil di dalam kloroplas, alga hijau-birutidak
memiliki kloroplas.

c. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak, gula,mineral,
enzim, ribosom, dan DNA. Di dalam sitoplasma inilah berlangsung
prosesmetabolisme sel.

d. Asam Inti atau Asam Nukleat (DNA)

DNA terdapat pada suatu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak


memilikimembrane inti. Karena itulah alga hijau-biru tidak digolongkan ke
dalamprokariotik.

e. Mesosom dan Ribosom

Ribosom merupakan organel untuk sintesis protein. Sedangkan


mesosommerupakan penonjolan membran sel ke arah dalam yang berperan sebagai
penghasil energi.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cyanobacteria/Cyanophyta atau gangang hijau biru merupakan kelompok
alga prokariotik Organisme tersebut memiliki peran sebagai produsen dan
penghasil senyawa nitrogen di perairan, dengan hal ini kita dapat mengetahui jenis-
jenis gangang dan manfaat masing masing dari setiap jenisnya seperti Nostoc,
Anabaena azollae, dan Spirullin .ciri ciri dari gangang hijau biru, Selain itu terkait
reproduksi seperti fragementasi, spora, dan pembelahan sel. tidak hanya ditemukan
di habitat akuatik melainkan juga ditemukan di habitat terestrial . Cyanobacteria
ada yang hidup sebagai plankton dan ada pula yang hidup sebagai bentos . Spesies-
spesies yang bersifat planktonik umumnya merupakan spesies-spesies yang
mengakibatkan terjadinya ledakan populasi (blooming) akibat eutrofikasi
(pengayaan nutrisi). Eutrofikasi biasanya disebabkan oleh proses alamiah atau
akibat pencemaran. Keadaan perairan yang kaya nutrisi tersebut menyebabkan
pertumbuhan Cyanobacteria yang sangat cepat . Cyanobacteria juga diketahui
diketahui mampu tumbuh di padang gurun, padang salju , dan sumber air panas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Prihantini, Nining Betawati, dkk. 2008. Biodiversitas Cyanobacteria Dari


Beberapa Situ/Danau Di Kawasan Jakarta-Depok-Bogor, Indonesia. Vol
12 No 1 Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Indonesia

Tugas.Biologi.2008.diakses.https://poexpoe.files.wordpress.com/2008/06/microso
ft-word-tugas-biologi.pdf.

http://www.academia.edu/6567424/CYANOBACTERIA.diakses 1 oktober
2018. 19:07 WIB.

http://utp.ac.id/new/wp-content/uploads/2017/08/MIKROBIOLOGI.pdf

20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai