I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
indonesia yang memiliki masa depan yang cukup cerah. Kelapa sawit bukanlah
komoditas ekspor yang handal di Indonesia, pasar di dalam negeri cukup besar dan
untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan. Tanaman kelapa sawit masuk ke
Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai tanaman hias sekitar tahun 1848.
perkebunan kelapa sawit. Di pulau Sumatera saja hingga tahun 1920 sudah puluhan
perusahaan perkebunan yang menanam kelapa sawit. Masa suram bagi tanaman
kelapa sawit sempat terjadi pada waktu penjajahan Jepang, yang mengakibatkan
kebun kelapa sawit diganti dengan tanaman pangan. Hal itu menyebabkan pabrik-
Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit secara kecil-kecilan. Hal ini
2
menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika
Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar
Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa
jangkauan daerah penanaman meluas ke luar dari daerah serta kelapa sawit
Perkebunan kelapa sawit merupakan bidang usaha yang sangat menarik bagi
investor domestik maupun asing. Hal ini dapat terlihat dari pesatnya pertumbuhan
perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Daya tarik perkebunan kelapa sawit terletak
pada besarnya manfaat ekonomi (mikro dan makro), politik dan sosial yang
diperoleh dari usaha ini. Manfaat ini telah menempatkan komoditi kelapa sawit
Secara nyata, rakyat indonesia telah merasakan manfaat ekonomi, politik dan
sosial dari perkebunan kelapa sawit, tetapi masih banyak kalangan yang jarang
prospek bisnis dan investasi. Hal ini mengakibatkan beberapa industri terkait ke k
lanjuti dengan cepat dan tepat perkembangan yang pesat dalam perkebunan kelapa
sawit.
3
tandan buah segar (TBS) yang kemudian melewati Penerimaan TBS (jembatan
Screw press (pengempaan/pemerasan), kemudian menjadi crude palm oil (CPO) dan
akhirnya sampai ke pengolahan limbah yang di olah menjadi biogas dan pupuk cair.
B. Tujuan Praktikum
C. Manfaat Praktikum
di PTPN 5 Tandun.
PTPN 5 Tandun.
ke PTPN 5 Tandun.
4
Tanaman kelapa sawit saat ini merupakan salah satu jenis tanaman
perkebunan yang menduduki posisi penting di sektor pertanian umumnya, dan sektor
perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang
menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi
terbesar per hektarnya di dunia. Perkembangan ekspor yang terus meningkat disertai
dengan harga yang semakin membaik di pasar dalam negeri maupun pasar luar
Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO- crude
palm oil) dan inti kelapa sawit (CPO) merupakan salah satu primadona tanaman
Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati
perkebunan kelapa sawit. Selama 14 tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan luas
areal perkebunan kelapa sawit sebesar 2,35 juta ha, yaitu dari 606.780 ha pada tahun
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan
setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya
60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.
Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan)
dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas
dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Disamping itu ada kriteria lain tandan
buah yang dapat dipanen apabila tanaman berumur kurang dari 10 tahun, jumlah
5
brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir, jika tanaman berumur lebih dari 10
tahun, jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15-20 butir (Utama dan Widjadja, 2004).
yang dihasilkan tidak seragam sifatnya dan sifat unggul tidak dapat dipertahankan.
Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan bibit unggul maka varietas hibrida tenera
diperbanyak melalui kultur jaringan. Kelapa sawit hasil perbanyakan kultur jaringan
seringkali menghasilkan buah dan bunga abnormal, berbeda dengan tanaman dari
benih. Tanaman yang berasal dari benih sering terjadi abnormalitas saat mulai
berbunga, namun menjadi stabil berbunga dan berbuah normal pada umur 2,5 tahun
(Ahmad, 2010).
Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis
guinensis JACQ). Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah
(pericarp) dan inti (kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu
lapisan luar atau kulit buah yang diseb but pericarp, lapisan sebelah dalam disebut
mesocarp atau pulp dan lapisan paling dalam disebut endocarp. Inti kelapa sawit
terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesocarp mengandung
kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung minyak sebesar
44%, dan endocarp tidak mengandung minyak (6). Minyak kelapa sawit seperti
umumnya minyak nabati lainnya adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam
pembukaan pelepah daun muda, merusak hijau daun yang menyebabkan daun
6
tampak mengguning dan menggering, pelepah daun terkulai dan pupus patah. Pada
dan buah muda mengalami keguguran, dan tandan buah gagal menjadi rusak.
Akhirnya mengakibatkan gagal panen dan menurunkan produksi tandan buah segar
mendapatkan hasil yang berkualitas.Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit
adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit.
Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan
memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah
untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang
baik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat
panen, rotasi dan system panen, serta mutu panen (Fauzi , 2006).
Pengolahan tandan buah segar sampai diperoleh minyak sawit kasar (Crude
Palm Oil, CPO) dan inti sawit dilaksanakan melalui proses yang cukup panjang.
Secara ringkas urutan pengolahan kelapa sawit yang dimaksud adalah sebagai
dari sisa-sisa daging buah, Pengeringan dan pemecahan biji, Pemisahan inti dari
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah kelapa sawit dan alat
yang di gunakan adalah alat tulis berupa pensil, alat perekam, dan alat dokumentasi
berupa kamera.
1. S ubjek
Dalam praktikum ini yang di jadikan subjek untuk mendapatkan data dan
2. Objek
Dalam praktikum ini yang di jadikan objek pengambilan data dan informasi
1. Data Primer
2. Data Skunder
Adalah data yang di hasilkan dari dukungan literatur seperti buku, internet,
A. Profil PTPN 5
PTPN 5 Tandun adalah adalah salah satu pabrik dari 12 unit PKS yang di
miliki, yang terletak di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau.
PTPN 5 berdiri pada tahun 1983 oleh PT. KESCO dengan luas areal _ 8 ha, yang
selanjutnya Commisioning dan Take Over Test (TOT) pada bulan Juni 1985 dengan
kapasitas Design 45 ton/jam. Hasil olahanya berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Inti
Sawit.
B. Manajemen Panen
1. Persiapan panen.
(TM). Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan
biayayang seminimal mungkin, kegiatan persipan tediri dari kesiapan kondisi areal,
penyediaan tenaga panen, pembagian seksi potong buah, penyediaan alat- alat kerja.
a. Tanaman telah berumur 30 bulan, 60% pohon telah menghasilkan tandan matang
panen
e. Menyiapkan peralatan panen diantaranya dodos, egrek, bambu atau pipa, kampak,
angkomg, tojok, keranjang atau karung goni, gancu, ember, dan garuk.
9
Tanaman kelapa sawit berbunga dan membentuk buah pada umur 2 – 3 tahun.
Buah akan menjadi masak sekitar 5 – 6 bulan setelah penyerbukan. Panen dilakukan
pada saat buah kelapa sawit sudah matang yaitu kandungan minyak dalam tandan
buah segar (TBS) sudah maksimal. Buah yang tepat matang diartikan sebagai
buahyang memberikan kualitas dan kuantits minyak maksimal. Karena itu panen
tersebut. Buah kelapa sawit yang matang ditandai dengan warna buah merah
mengkilat dan buah telah membrodol. Sifat kritis tersebut menjadi sangat nyata lagi
karena setelah buah melewati titik tepat matang kualitas minyak kelapa sawit mulai
menurun.
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai
panen berikutnya pada tempat yang sama. Dalam pemanenan kelapa sawit umumnya
menggunakan rotasi 14/10. Artinya satu areal panen harus dimasuki (diancak)
pemetik tiap 7/10 hari. Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang.
pabrik tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi perlu dilakukan dengan baik.
Buah kelapa sawit harus segera diangkut ke pabrik untuk segera diolah.
Penyimpanan yang terlalu lama akan menyebabkan kadar asam lemak bebas tinggi.
Pengolahan dilakukan paling lambat 8 jam setelah panen. Di pabrik buah akan di
dipres dengan mesin untuk mengeluarkan minyak dan dimurnikan. Sisa pengepresan
berupa ampas dikeringkan untuk memisahkan biji dan sabut. Biji dikeringkan dan
janjangan kosong, dan lain-lain yang keluar masuk pabrik, yang memiliki kapasitas
30.000 kg. Hal ini bermanfaat dalam menentukan jumlah TBS yang dihasilkan pada
bagian perkebunan, jumlah upah yang akan dbayarkan pada karyawan dan untuk
penentuan rendemen minyak dan kernel bagi pabrik dalam setiap harinya.
kedalam lory, dengan 20 pintu dan digerakkan secar berkala dengan kapasitas 12,5
ton TBS per pint. TBS dituang pada tiap-tiap sekat dan diatur dari pintu kepintu
sesuai dengan isian kapasitas. Di loading ram dilakukan sortasi untuk menentukan
Buah direbus dengan tekanan 2,5-3 atm dan suhu 130o C selama 50-60 menit.
11
acid
Tippler adalah alat yang digunakan untuk menuang lory dalam hoper dengan
cara measukan lory tersebut dalam hopper dan dan kemudian hopper tersebut
Perawatan Tippler:
bahan pupuk organic. Sedangkan buah yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa
kemesin pelumatan. Selama proses perontokan buah, minyak dan kernel yang
dalam Digester yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu didalam Digester
sekitar 85-90oC.
dengan melakukan penekanan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang
bersuhu 95 oC. Hasil dari pengempaan ini adalah minyak dan cake (serabut dan biji).
Prinsip kerjanya dengan mendorong bubur dari pangkal, dan ditahan pada
ujung bagian lain dan dibantu dengan Tekanan kempa yang diatur oleh alat yang
berada diujung pengempaan yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik.
Pada proses pengempaan dilakuka penyemprotn air panas agar minyak kasar yang
kental dturunkan viskositasnya sehingga pori -pori press cage tidak tersumbat.
brondolan. Tekanan yang terlalu kecil akan mengakibatkan tidak terperasnya seluruh
minyak dari bubur, sebaliknya bila tekanan terlalu besar maka akan banyak terjadi
pecahnya biji (nut). Kedua hal di atas tidak diinginkan, karena akan mengakibatkan
kerugian, dimana tekanan terlalu kecil berakibat pada kehilangan minyak dan
tekanan terlalu besar akan berakibat pada kehilangan kernel. Oleh karena itu, tekanan
diharapkan adalah tekanan optimal yang menghasilkan kondisi paling ideal, dimana
produksi dari pengolahan sawit. Dan yang perlu di perhatikan dalam pengolahan
limbah ini harus tersedia beberapa kolam serta parit-parit (pipa) untuk mengalirkan
1. Biogas
sebuah kolam yang tertutup oleh balon karet (Methane trap) yang berfungsi untuk
menangkap gas metan yang kemudian di olah menjadi bahan bakar untuk
menggerakan generator biogas dan menghasilkan listrik serta mengurangi emisi gas
rumah kaca.
listrik tenaga biogas yang bahan bakunya berasal dari limbah cair sisa pengolahan
2. Pupuk Cair
Limbah yang sudah difermentasi dan sudah diambil gas metannya akan di
sehingga bisa dibuang dalam keadaan aman bagi lingkungan dan sebagian akan
14
sebagai tambahan nutrisi (pupuk cair) untuk tanaman kelapa sawit PTPN 5 tersebut.
A. Kesimpulan
Tanaman kelapa sawit saat ini merupakan salah satu jenis tanaman
perkebunan yang menduduki posisi penting di sektor pertanian umumnya, dan sektor
perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang
menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi
yang lalu kami dapat mengetahui langsung bagaimana cara pengolahan kelapa sawit
dari mulai tandan buah segar (TBS) yang kemudian melewati Penerimaan TBS
menjadi crude palm oil (CPO) dan akhirnya sampai ke pengolahan limbah yang di
B. Saran
langsung. Oleh karena itu untuk kita semua sebaiknya praktikum dilakukan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, 2002. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisa Usaha dan
Pemasaran. http://ditjenbun. Deptan.Go.id. 25 April 2016.
Lubis, Adlin U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guinnensis jacq) di Indonesia. Bandar
Kuala . Pusat Penelitian Marihat
16
Pahan, Iyung. 2008. Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta. Penebar
Swadaya
Sulistyono I. 2008. Prarancangan Pabrik Asam Lemak dari Minyak Sawit (skripsi).
Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta.
Agromedia Pustaka.
LAMPIRAN
PTPN 5