Anda di halaman 1dari 21

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan di

indonesia yang memiliki masa depan yang cukup cerah. Kelapa sawit bukanlah

tanaman asli Indonesia  namun kedatangan kelapa sawit ke Indonesia malah

menambah komoditas ekspor di Indonesia. Minyak olahan kelapa sawit menjadi

komoditas ekspor yang handal di Indonesia, pasar di dalam negeri cukup besar dan

pasaran ekspornya senantiasa terbuka.

Sejarah penyebaran tanaman kelapa sawit pada awalnya bangsa Portugis

mengenal tanaman kelapa sawit saat melakukan perjalanan ke Pantai Gading

(Ghana). Mereka heran ketika menyaksikan penduduk setempat menggunakannya

untuk memasak dan sebagai bahan kecantikan. Tanaman kelapa sawit masuk ke

Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai tanaman hias sekitar tahun 1848.

Daerah pertama di Indonesia yang diketahui sangat cocok untuk membudidayakan

tanaman kelapa sawit ini adalah Sumatera Utara.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dilakukan oleh beberapa perusahaan

perkebunan kelapa sawit. Di pulau Sumatera saja hingga tahun 1920 sudah puluhan

perusahaan perkebunan yang menanam kelapa sawit. Masa suram bagi tanaman

kelapa sawit sempat terjadi pada waktu penjajahan Jepang, yang mengakibatkan

kebun kelapa sawit diganti dengan tanaman pangan. Hal itu menyebabkan pabrik-

pabrik pengolahan tidak lagi berproduksi.

Di Indonesia, tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang banyak

dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta.

Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit secara kecil-kecilan. Hal ini
2

menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika

Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar

di dunia, tentu orang-orang yang mengelolanya, mulai dari pembibitan, penanaman

sampai ke teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku profesional.

Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa

sawit. Upaya perluasan perkebunan komoditas kelapa sawit dilaksanakan dengan

jangkauan daerah penanaman meluas ke luar dari daerah serta kelapa sawit

sebelumnya, yaitu dengan membangun perkebunan-perkebunan baru di Kalimantan,

Sulawesi dan Papua. Data menunjukkan kecendrungan peningkatan luas areal

perkebunan kelapa sawit, khususnya perkebunan rakyat.

Perkebunan kelapa sawit merupakan bidang usaha yang sangat menarik bagi

investor domestik maupun asing. Hal ini dapat terlihat dari pesatnya pertumbuhan

perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Daya tarik perkebunan kelapa sawit terletak

pada besarnya manfaat ekonomi (mikro dan makro), politik dan sosial yang

diperoleh dari usaha ini. Manfaat ini telah menempatkan komoditi kelapa sawit

sebagai salah satu unggulan dalam perekonomian nasional.

Secara nyata, rakyat indonesia telah merasakan manfaat ekonomi, politik dan

sosial dari perkebunan kelapa sawit, tetapi masih banyak kalangan yang jarang

akurat menterjemahkan manfaat-manfaat tersebut  terutama dalam kaitan dengan

prospek bisnis dan investasi. Hal ini mengakibatkan beberapa industri terkait ke k

hilir (forward-linkage industry) maupun industri terkait ke hulu (backward-linkage

industry) dengan perkebunan kelapa sawit tidak mampu merespon atau menindak

lanjuti dengan cepat dan tepat perkembangan yang pesat dalam perkebunan kelapa

sawit.
3

PTPN 5 Tandun merupakan pabrik pengolahan kelapa sawit dari mulai

tandan buah segar (TBS) yang kemudian melewati Penerimaan TBS (jembatan

timbang), Loading ramp (penampungan TBS pertama), Sterilizer (perebusan), Tipler

(penaungan), Thressern (pemipilan/perontokan), Digester (pencacahan/pemotongan),

Screw press (pengempaan/pemerasan), kemudian menjadi crude palm oil (CPO) dan

akhirnya sampai ke pengolahan limbah yang di olah menjadi biogas dan pupuk cair.

B. Tujuan Praktikum

1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui proses

pengolahan kelapa sawit.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan kelapa sawit mulai

dari penimbangan sampai CPO.

3. Agar mahasiswa dapat mempelajari proses pengolahan kelapa sawit yang

baik dan benar.

C. Manfaat Praktikum

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pengolahan kelapa sawit

di PTPN 5 Tandun.

2. Menambah wawasan kepada mahasiswa dalam proses pengolahan kelapa

sawit hingga produksi yang lebih baik.

3. Mempererat silaturahmi dan menjaga hubungan baik dengan perusahaan di

PTPN 5 Tandun.

4. Dan menjaga hubungan baik dengan sesama mahasiswa/i dalam kunjunan

ke PTPN 5 Tandun.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kelapa sawit saat ini merupakan salah satu jenis tanaman

perkebunan yang menduduki posisi penting di sektor pertanian umumnya, dan sektor

perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang

menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi

terbesar per hektarnya di dunia. Perkembangan ekspor yang terus meningkat disertai

dengan harga yang semakin membaik di pasar dalam negeri maupun pasar luar

negeri menunjukkan bahwa tanaman kelapa sawit cukup potensial untuk

dikembangkan (Khaswarina, 2001).

Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO- crude

palm oil) dan inti kelapa sawit (CPO) merupakan salah satu primadona tanaman

perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas bagi Indonesia. 

Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati

dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal

perkebunan kelapa sawit. Selama 14 tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan luas

areal perkebunan kelapa sawit sebesar 2,35 juta ha, yaitu dari 606.780 ha pada tahun

1986 menjadi hampir 3 juta ha pada tahun 1999 ( Wijayanti F, 2008.).

Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan

setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya

60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen.

Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh (brondolan)

dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas

dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Disamping itu ada kriteria lain tandan

buah yang dapat dipanen apabila tanaman berumur kurang dari 10 tahun, jumlah
5

brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir, jika tanaman berumur lebih dari 10

tahun, jumlah brondolan yang jatuh sekitar 15-20 butir (Utama dan Widjadja, 2004).

Kelapa sawit merupakan tanaman yang menyerbuk silang sehingga benih

yang dihasilkan tidak seragam sifatnya dan sifat unggul tidak dapat dipertahankan.

Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan bibit unggul maka varietas hibrida tenera

diperbanyak melalui kultur jaringan. Kelapa sawit hasil perbanyakan kultur jaringan

seringkali menghasilkan buah dan bunga abnormal, berbeda dengan tanaman dari

benih. Tanaman yang berasal dari benih sering terjadi abnormalitas saat mulai

berbunga, namun menjadi stabil berbunga dan berbuah normal pada umur 2,5 tahun

(Ahmad, 2010).

Minyak kelapa sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit (Elaeis

guinensis JACQ). Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah

(pericarp) dan inti (kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapis yaitu

lapisan luar atau kulit buah yang diseb but pericarp, lapisan sebelah dalam disebut

mesocarp atau pulp dan lapisan paling dalam disebut endocarp. Inti kelapa sawit

terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesocarp mengandung

kadar minyak rata-rata sebanyak 56%, inti (kernel) mengandung minyak sebesar

44%, dan endocarp tidak mengandung minyak (6). Minyak kelapa sawit seperti

umumnya minyak nabati lainnya adalah merupakan senyawa yang tidak larut dalam

air, sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan

nontrigliserida (7) (Pasaribu, 2004).

Menurut, Siregar (2001) tanaman kelapa sawit mempunyai tipe perakaran

dangkal sehingga umumnya tidak toleran terhadap cekaman kekeringan, yang sangat

membatasi pertumbuhan dan produksi. Cekaman kekeringan dapat menghambat

pembukaan pelepah daun muda, merusak hijau daun yang menyebabkan daun
6

tampak mengguning dan menggering, pelepah daun terkulai dan pupus patah. Pada

fase reproduktif cekaman kekeringan menyebabkan perubahan nisbah kelamin bunga

dan buah muda mengalami keguguran, dan tandan buah gagal menjadi rusak.

Akhirnya mengakibatkan gagal panen dan menurunkan produksi tandan buah segar

hingga 40% dan CPO hingga 21-65%.

Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan

budidaya kelapa sawit.Kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri untuk

mendapatkan hasil yang berkualitas.Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit

adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit.

Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan

buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan perlu

memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah

untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang

baik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat

panen, rotasi dan system panen, serta mutu panen (Fauzi , 2006).

Pengolahan tandan buah segar sampai diperoleh minyak sawit kasar (Crude

Palm Oil, CPO) dan inti sawit dilaksanakan melalui proses yang cukup panjang.

Secara ringkas urutan pengolahan kelapa sawit yang dimaksud adalah sebagai

berikut: Pengangkutan buah dari kebun ke pabrik, Perebusan buah (sterilisasi),

Pelepasan buah (stripping) dari tandan dan pelumatan (digesting) Pengeluaran

minyak (ekstraksi), Pemurnian dan penjernihan minyak (klarifikasi), Pemisahan biji

dari sisa-sisa daging buah, Pengeringan dan pemecahan biji, Pemisahan inti dari

cangkang (Zainal, 2014).


7

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat Dan Waktu

Praktikum dilaksanakan di PKS PTPN 5 Tandun, Jalan lintas Ujung Batu, di

Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Praktikum kunjungan

ini dilaksanakan sebanyak 1 kali, yaitu tanggal 9 April 2016.

B. Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah kelapa sawit dan alat

yang di gunakan adalah alat tulis berupa pensil, alat perekam, dan alat dokumentasi

berupa kamera.

C. Subjek Dan Objek

1. S ubjek

Dalam praktikum ini yang di jadikan subjek untuk mendapatkan data dan

informasi adalah Manajer dan Staff Manajer PTPN 5 Tandun.

2. Objek

Dalam praktikum ini yang di jadikan objek pengambilan data dan informasi

adalah pabrik pengolahan kelapa sawit PTPN 5 Tandun.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Adalah data yang di hasilkan dari wawancara di pabrik pengolahan kelapa

sawit PTPN 5 Tandun.

2. Data Skunder

Adalah data yang di hasilkan dari dukungan literatur seperti buku, internet,

dokumentasi dan lain-lain.


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil PTPN 5

PTPN 5 Tandun adalah adalah salah satu pabrik dari 12 unit PKS yang di

miliki, yang terletak di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

PTPN 5 berdiri pada tahun 1983 oleh PT. KESCO dengan luas areal _ 8 ha, yang

selanjutnya Commisioning dan Take Over Test (TOT) pada bulan Juni 1985 dengan

kapasitas Design 45 ton/jam. Hasil olahanya berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Inti

Sawit.

B. Manajemen Panen

1. Persiapan panen.

Persiapan panen merupakan pekerjaan yang mutlak dilakukan untuk

memutuskan tanaman belum menghasilkan (TBM) menjadi tanaman menghasilkan

(TM). Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi dengan

biayayang seminimal mungkin, kegiatan persipan tediri dari kesiapan kondisi areal,

penyediaan tenaga panen, pembagian seksi potong buah, penyediaan alat- alat kerja.

Kegiatan persiapan panen kelapa sawit yang dilakukan adalah :

a. Tanaman telah berumur 30 bulan, 60% pohon telah menghasilkan tandan matang

panen

b. Berat TBS rata-rata 3 kg

c. Membuat jalan pikul

d. Membuat tempat pengumpulan hasil (TPH).

e. Menyiapkan peralatan panen diantaranya dodos, egrek, bambu atau pipa, kampak,

angkomg, tojok, keranjang atau karung goni, gancu, ember, dan garuk.
9

2. Kriteria Matang Panen

Tanaman kelapa sawit berbunga dan membentuk buah pada umur 2 – 3 tahun.

Buah akan menjadi masak sekitar 5 – 6 bulan setelah penyerbukan. Panen dilakukan

pada saat buah kelapa sawit sudah matang yaitu kandungan minyak dalam tandan

buah segar (TBS) sudah maksimal. Buah yang tepat matang diartikan sebagai

buahyang memberikan kualitas dan kuantits minyak maksimal. Karena itu panen

buahsejauh mungkin di sinkronkan dengan saat tercapainya kondisi tepat matang

tersebut. Buah kelapa sawit yang matang ditandai dengan warna buah merah

mengkilat dan buah telah membrodol. Sifat kritis tersebut menjadi sangat nyata lagi

karena setelah buah melewati titik tepat matang kualitas minyak kelapa sawit mulai

menurun.

3. Rotasi dan sistem panen

Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai

panen berikutnya pada tempat yang sama. Dalam pemanenan kelapa sawit umumnya

menggunakan rotasi 14/10. Artinya satu areal panen harus dimasuki (diancak)

pemetik tiap 7/10 hari. Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang.

4. Cara pelaksanaan panen

Proses pemanenan kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tanda buah

segar (TBS), memungut brondolan, dan mengangkut dari pohon ke tempat

pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan panen dan pengangkutan ke

pabrik tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi perlu dilakukan dengan baik.

sehingga diperoleh buahdengan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas

minyak yang baik.


10

C. Manajemen Pengolahan Pasca Panaen

Buah kelapa sawit harus segera diangkut ke pabrik untuk segera diolah.

Penyimpanan yang terlalu lama akan menyebabkan kadar asam lemak bebas tinggi.

Pengolahan dilakukan paling lambat 8 jam setelah panen. Di pabrik buah akan di

timbang, direbus, dimasukkan ke mesin pelepas buah, dilumatkan didalam digester,

dipres dengan mesin untuk mengeluarkan minyak dan dimurnikan. Sisa pengepresan

berupa ampas dikeringkan untuk memisahkan biji dan sabut. Biji dikeringkan dan

dipecahkan agar inti (kernel) terpisah dari cangkangnya.

Tahapan dari pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai berikut:

1. Stasiun penerimaan TBS (Jembatan Timbang)

Jembatan timbang berfungsi untuk mengetahui jumlah TBS, CPO, kernel,

janjangan kosong, dan lain-lain  yang keluar masuk pabrik, yang memiliki kapasitas

30.000 kg. Hal ini bermanfaat dalam menentukan jumlah TBS yang dihasilkan pada

bagian perkebunan, jumlah upah yang akan dbayarkan pada karyawan dan untuk

penentuan rendemen minyak dan kernel bagi pabrik dalam setiap harinya.

2. Stasiun Loading Ramp (Penampungan TBS Pertama)

Loading ramp adalah tempat penampungan TBS sementara sebelum masuk

kedalam lory, dengan 20 pintu dan digerakkan secar berkala dengan kapasitas  12,5

ton TBS per pint. TBS dituang pada tiap-tiap sekat dan diatur dari pintu kepintu

sesuai dengan isian kapasitas. Di loading ram dilakukan sortasi untuk menentukan

mutu buah berdasarkan fraksi-fraksinya.

3. Stasiun sterilizer (Perebusan)

TBS yang masuk kedalam pabrik selanjutnya direbus di dalam sterilizaer.

Buah direbus dengan tekanan 2,5-3 atm dan suhu 130o C selama 50-60 menit.
11

Tujuan perebusan TBS adalah:

a. Menonaktifkan enzim lipase yang dapat menstimulir pembekuan freefatty

acid

b. Membekukan protein globulin sehingga minyak mudah dipisahkan dari air

c. Mempermudah perontokan buah

d. Melunakkan buah sehuingga  mudah diekstraksi

e. Mempermudah pelepasan inti dengan cangkang

4. Stasiun Tippler (Penaungan)

Tippler adalah alat yang digunakan untuk menuang lory dalam hoper  dengan

cara measukan lory tersebut dalam hopper dan dan kemudian hopper tersebut

berputar  kemudian TBM-TBM dari lory jatuh ke hoopper.

Perawatan Tippler:

a. Pemberian pelumas pada rantai tippler

b. Pelumasan pada bearing

c. Penggantian pelumas pada gear box

d. Pembersihan pada topler setiap pengantiang sip.

5. Stasiun Tresser (Pemipilan/Perontokan)

Dalam tahap ini buah selanjutnya dipisahkan dengan menggunakan mesin

tresher. Tandan kosong disalurkan ke temapat pembakaran  atau digunakan sebagai

bahan pupuk organic. Sedangkan buah yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa

kemesin pelumatan. Selama proses perontokan buah, minyak dan kernel yang

terbuang sekitar 0,03%.

6. Stasiun Digester (Pencacahan/pemotongan)


12

Proses pelumatan buah adalah dengan memotong dan mencacah buah di

dalam Digester yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu didalam Digester

sekitar 85-90oC.

Tujuan dari pelumatan buah adalah:

a. Menurunkan kekentalan minyak

b. Membebaskan sel-sel yang mengandung minyak dari serat buah

c. Menghancurkan dinding sel buah sampai terbentuk pulp

7. Stasiun Scerew Press (Pengempaan/Pemerasan)

Proses ini bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak dan melarutkan

sisa-sisa minyak yang terdapat didalam ampas. Proses pengempaan  dilakukan

dengan melakukan penekanan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang

bersuhu 95 oC.  Hasil dari pengempaan ini adalah minyak dan cake (serabut dan biji).

Prinsip kerjanya dengan mendorong bubur dari pangkal, dan ditahan pada

ujung bagian lain dan dibantu dengan Tekanan kempa yang  diatur oleh alat yang

berada diujung pengempaan yang dapat digerakkan maju mundur secara hidrolik.

Pada proses pengempaan dilakuka penyemprotn air panas agar minyak kasar yang

kental dturunkan viskositasnya sehingga pori -pori press cage tidak tersumbat.

Proses pengempaan tergantung pada tekanan yang diterima oleh bubur

brondolan. Tekanan yang terlalu kecil akan mengakibatkan tidak terperasnya seluruh

minyak dari bubur, sebaliknya bila tekanan terlalu besar maka akan banyak terjadi

pecahnya biji (nut). Kedua hal di atas tidak diinginkan, karena akan mengakibatkan

kerugian, dimana tekanan terlalu kecil berakibat pada kehilangan minyak dan

tekanan terlalu besar akan berakibat pada kehilangan kernel. Oleh karena itu, tekanan

diharapkan adalah tekanan optimal yang menghasilkan kondisi paling ideal, dimana

kehilangan minyak dan kehilangan kernel pada kondisi minimal. 


13

D. Manajemen Pengolahan Limbah

Dalam manajemen pengolahan limbah adalah mengolah limbah untuk bisa di

manfaatkan kembali, supaya bisa memenuhi kebutuhan dan mengurangi biaya

produksi dari pengolahan sawit. Dan yang perlu di perhatikan dalam pengolahan

limbah ini harus tersedia beberapa kolam serta parit-parit (pipa) untuk mengalirkan

pupuk cair ke perkebunan pabrik tersebut.

1. Biogas

Limbah sisa pengolahan kelapa sawit masih bisa di manfaatkan. Salah

satunya dengan memanfaatkan Biogas, dengan cara mengalirkan limbah cair ke

sebuah kolam yang tertutup oleh balon karet (Methane trap) yang berfungsi untuk

menangkap gas metan yang kemudian di olah menjadi bahan bakar untuk

menggerakan generator biogas dan menghasilkan listrik serta mengurangi emisi gas

rumah kaca.

Di PTPN 5 Tandun terdapat 2 generator yang bekerja masing-masing

menghasilkan daya 500 kilowatt. Generator tersebut adalah generator pembangkit

listrik tenaga biogas yang bahan bakunya berasal dari limbah cair sisa pengolahan

kelapa sawit yang di sebut gas metan.

2. Pupuk Cair

Limbah yang sudah difermentasi dan sudah diambil gas metannya akan di

alirkan ke 4 kolam penampungan dengan tujuan untuk menurunkan kadar pHnya

sehingga bisa dibuang dalam keadaan aman bagi lingkungan dan sebagian akan
14

dialirkan kembali melalui kolam-kolam penampungan kecil yang ada di kebun

sebagai tambahan nutrisi (pupuk cair) untuk tanaman kelapa sawit PTPN 5 tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tanaman kelapa sawit saat ini merupakan salah satu jenis tanaman

perkebunan yang menduduki posisi penting di sektor pertanian umumnya, dan sektor

perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang

menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi

terbesar per hektarnya di dunia.

Seperti kunjungan yang kami lakukakn ke PTPN 5 Tandun bebrapa minggu

yang lalu kami dapat mengetahui langsung bagaimana cara pengolahan kelapa sawit

dari mulai tandan buah segar (TBS) yang kemudian melewati Penerimaan TBS

(jembatan timbang), Loading ramp (penampungan TBS pertama), Sterilizer

(perebusan), Tipler (penaungan), Thressern (pemipilan/perontokan), Digester

(pencacahan/pemotongan), Screw press (pengempaan/pemerasan), kemudian

menjadi crude palm oil (CPO) dan akhirnya sampai ke pengolahan limbah yang di

olah menjadi biogas dan pupuk cair.

B. Saran

Dengan adanya praktikum ke PTPN 5 ini kita menambah pengatuhuan secara

langsung. Oleh karena itu untuk kita semua sebaiknya praktikum dilakukan dengan

sungguh-sungguh, karena dengan pengetahuan secara langsung di harapkan kita bisa

menerapkan ilmu tersebut ketika kita sudah terjun kelapangan langsung.


15

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2010. Laporan Kelapa Sawit. http://pertanian-hmj.blogspot.co.id/2010/07/


laporan-kelapa-sawit.html. Diakses 23 April 2016.

Amarda. 2009. Hasil Olahan Kelapa Sawit. http://amarda.wordpress.com/2009/


10/31/berbagai-hasil-olahan-dari-kelapa-sawit/. Diakses 25 April 2016.

Anggara. 2014. Produk-Produk Oleokimia Sawit. http://www.petanihebat.com.


Diakses 24 April 2016.

Arif. 2013. Cara Pemanenan Kelapa Sawit. http://arif.com/aksa/2013/cara_


pemanenan_kelapa_sawit.hml. Diakses 22 April 2016.

Deslia Prima, 2011, makalah Industri Kimia, http//www.scribd.com. Diakses 24


April 2016.

Fauzi . 2006. Teknologi Pasca Panen Sawit. https://fauzi.wordpress.com/200604/


30/teknologi_pasca_panen.Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Diakses 23 April 2016.

Fauzi, 2007. Kelapa Sawit. Jakarta. Penebar Swadaya

Fauzi, Yan. 2013. Pengolahan Hasil Panen Kelapa Sawit. http://id.wikipedia.org/


wiki/2013/Kelapa_sawit. Diakses 23 April 2016.

Hartono, 2002. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisa Usaha dan
Pemasaran. http://ditjenbun. Deptan.Go.id. 25 April 2016.

Hendra, Sagio. 2010. Industri Kelapa Sawit. http://hendrasagio.Blogspot.


com/2010/10/blog-post.html. Diakses 24 April 2016.

Ijad, Suhedar. 2011. Kelapa Sawit Untuk Kepentingan.http://www


suhendar.blogspot.com/2011/09/kelapa-sawit-butur-untuk-kepentingan.
html. Diakses 23 April 2016.

Lubis, Adlin U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guinnensis jacq) di Indonesia. Bandar
Kuala . Pusat Penelitian Marihat
16

Mustofa H. 2003. Strategi Pengembangan Industri Kimia Berbasis Kelapa di


Indonesia. http.//dekindo.com/mpipb/1231242- haritskun-4783/ kelapa
20%.pdf. di akses 24 April 2016.

Nusyiriwan. 2007. Pengolahan Limbah Kelapa Sawit. http://www.nusyiriwan.org/


pengolahan_limbah-kelapa-sawit.hml. Diakses 25 April 2016.

Pahan, Iyung. 2008. Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Jakarta. Penebar
Swadaya

Prabusetiawan, 2010, Industri Kimia Pabrik, http//www.Blogspot.com. Diakses 13


Maret 2016.

Purnomo, Kristianto. 2014. Produksi Kelapa Sawit. http:// Tribunnews .com


/read/2857531/pola-produksi-kelapa_sawit. Diakses 23 April 2016.

Resti. 2013. Makalah Pengolahan Sawit. https://www.academia.edu/4839872/


makalah_pengolahan_sawit. Diakses 25 April 2016.

Saimin. 2012. Teknik Pembibitan Kelapa Sawit. http://www teknik pembibitan


kelapa sawit.blogspot.co.id/2012.hml. Diakses 25 April 2016.

Samardi A. 2009. Teknologi Pengolahan Limbah. http://ocw.usu.ac.id/


course/teknologi pengolahan limbah/tkk322.pdf. diakses 25 April 2016.

Sastrosayono, 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka

Setyamidjaja, 2007. Kelapa Sawit. Yogyakarta. Kanisius

Sulistyono I. 2008. Prarancangan Pabrik Asam Lemak dari Minyak Sawit (skripsi).
Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta.
Agromedia Pustaka.

Widodo S. 2005. Kebijakan Pengembangan Industri Oleokimia Berbasis Minyak


Sawit di Indonesia.http://itb.ac.id/en/education/ 255832/ChapterII.pdf.
Diakses 23 April 2016.

Wijayanti F. 2008. Pemanfaatan Minyak Sawit (skripsi).FMIPA-UI.


http//www.acdimik.edu/2514992/pemanfaatan_minyak_sawit. Diakses 23
April 2016.

Zainal. 2014. Makalah Lengkap Tentang Sawit. http://ibar-rocker.blogspot.co.id/


2014/09/makalah-lengkap-tentang-sawit.html. Diakses 23 April 2016.
17

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Praktikum Teknologi Pasca Panen

No Hari, Tgl/Bln/Tahun Kegiatan Praktikum

1 Jum’at, 01 April 2016 - Pengarahan dari Asisten


- Penyuluhan serta pengenalan

PTPN 5

- Peninjauan ke pabrik kelapa


2 Sabtu, 09 April 2016
sawit (PKS) pengolahan TBS

hingga menjadi crude palm oil

(CPO), dan pengolahan limbah.


18

Lampiran 2. Dokumentasi Pelaksanaan Praktikum


1. Dokumentasi Penyusun Laporan

RIKI GUNAWAN M. IHSAN


19

2. Dokumentasi Stasiun Pengolahan TBS (Tandan Buah Segar)


BELLA RAHMENZA

Pengarahan sebelum masuk ke pabrik Stasiun pengumpul


CPO

Loading ramp Sterilizer area


20

Bagian sterilizer area Roli pengangkut TBS

Top cross conveyor Stasiun press

Stasiun tippler Stasiun thresser


21

Generator bahan bakar gas pembangkit listrik

Stasiun pengolahan jangkos dan serbuk kelapa sawit

Anda mungkin juga menyukai