PENDAHULUAN
1
hara yang diserap sangat tergantung kondisi lahan setempat. Mengingat pada
kondisi tertentu pupuk mengalami penguapan, tercuci, erosi, dan fiksasi broschat
(2011). Pemupukan melalui ketiak pelepah (axillary application) kelapa sawit
kini mulai digunakan di beberapa perkebun kelapa sawit (Adiwiganda, 2007).
Untuk memenuhi kebutuhan akan unsur hara dalam jumlah yang besar
seperti unsur nitrogen, fosfor, dan kalium, dalam hal ini nitrogen adalah unsur
yang dapat di serap secara langsung oleh tanaman tanpa melalui akar yang
nantinya dapat dijadi percobaan untuk pengaplikasian pemupukan melalui ketiak
pelepah kelapa sawit. Sebelum dilakukan pengaplikasian dengan memanfaatkan
metode pemupukan melalui ketiak pelepah, banyak aspek-aspek yang harus
dipertimbangkan salah satunya adalah keberadaan bahan organik yang ada pada
ketiak pelepah kelapa sawit, Tanaman kelapa sawit memiliki dua fase dimana
fase yang pertaman fase tanaman belum menghasilkan (TBM) yang merupakan
tanaman yang dipelihara sejak bulan penanaman pertama sampai dipanen pada
umur 30-36 bulan. Proses TBM merupakan proses pertumbuhan awal tanaman
di lapangan sebelum memasuki fase produksi. Yang kedua ada tanaman
menghasilkan (TM) merupakan fase tanaman yang mulai menghasilkan tandan
buah segar (TBS), biasanya umur mulai panen di suatu perusahaan perkebunan
berkisar 28 s.d 36 bulan.Dalam penelitian ini memilih kelapa sawit tanaman
menghasilkan umur 11 tahun. Diduga kelapa sawit tanaman menghasilkan umur
11 tahun memiliki bahan organik yang jumlahnya cukup banyak, dilihat dari
banyaknya tanaman yang menempel dibagian ketiak pelepah disertai banyaknya
tanaman tersebut melakukan penyerbukan dan dari segi umurnya.
Menurut Lubis (2008) pemeliharaan tanaman dilakukan pada saat
tanaman belum menghasilkan atau TM. Masa TBM ini berlangsung selama 2,5
tahun atau 30 bulan yaitu sampai tanaman mulai di panen. Pemeliharaan masa
TBM di bagi dalam 3 tahap yaitu : (1) Pemeliharaan tahun I berlangsung selama
12 bulan ; (2) Pemeliharaan tahun II berlangsung selama 12 bulan ; (3)
Pemeliharaan tahun III berlangsung selama 6 bulan.
Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal jika dipelihara dengan
baik. Pemeliharaan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) meliputi:
Konsolidasi tanaman, penyisispan tanaman, pemeliharaan piringan pohon,
2
pemeliharaan penutup tanah, pemupukan, tunas pasir, kastrasi, pengendalian
hama, jalan pikul, tempat pemungutan hasil, jalan teras, dan parit drainase,
Analisa daun, dan inventarisasi pohon (Purba ddk., 2010).
Kondisi iklim, tanah, dan bentuk wilayah merupakan faktor lingkungan
yang utama, yang memengaruhi keberhasilan pengembangan tanaman kelapa
sawit. Disamping faktor lainnya seperti bahan tanaman (genetis) dan perlakuan
kultur teknis yang diberikan.
Produksi per Ha kelapa sawit saat ini mencapai 7-9 ton CPO \Ha.
Masalah yang dihadapi dimasa mendatang adalah bidang manajemen sehingga
daya saing semakin kuat. Hal ini di tunjukan adanya sering terjadi kelangkaan
minyak sawit atau spekulsi yang tinggi sehingga membuat harga tidak stabil,
sehingga sering sekali pemerintah menetapkan kebijakan regulasi yang berubah-
ubah.
1.3 Tujuan
3
1.4 Manfaat
b. Manfaat praktis
1) Siswa memiliki keahlian dalam melakukan Teknik perawatan tanaman
kelapa sawit;
2) Siswa mendapatkan pengalaman dalam melakukan dan menjalankan
sebuah usaha di bidang industri kelapa sawit;
3) Siswa dapat mengetahui manfaat dan kegunaan minyak kelapa sawit.
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Elaeis odora
5
baja, tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak
bumi.
Industri perkebunan kelapa sawit merupakan sektor unggulan dan
memiliki daya saing di pasar internasional yang di mana Indonesia merupakan
Negara penghasil CPO terbesar di dunia, dengan produksi mencapai kurang
lebih dari 43 juta ton per tahun 2019. Industri ini berperan dalam menyediakan
kesempatan kerja lebih dari 2 juta orang, menghasilkan devisa dan pendapatan
negara selain migas.
Pembangunan kelapa sawit baik yang dilakukan oleh perkebunan
besar maupun oleh masyarakat telah berkembang dengan sangat pesat.
Awal tahun 1968, areal kelapa sawit yang semula hanya terbatas di tiga
wilayah (Sumatera Utara, Aceh dan Lampung) saat ini sudah berkembang di 22
daerah Provinsi. Luas areal tahun 1968 seluas 105.808 ha dengan produksi
167.669 ton, pada tahun ke tahun telah meningkat menjadi 3,61 persen.
Sedangkan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia juga jadi yang terluas di
seluruh dunia yang seluas 11,75 Juta Hektar.
6
pertumbuhan yang memanjang. Ketebatan batang tergantung kekuatan
pertumbuhan daun-daunnya.
3. Daun
Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk.
Susunan ini menyerupai susunan daun pada tanaman kelapa. Panjang
pelepah daun sekitar 7,5 - 9 m. Jumlah anak daun pada setiap pelepah
berkisar antara 250-400 helai. Produksi pelepah daun selama satu tahun
mencapai 20-30 pelepah. Terdiri dari bagian :
a. Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib).
b. Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat.
c. Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang.
d. Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai pelindung dari
kuncup dan memberi kekuatan pada batang.
4. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon
(monoeciousdiclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga
sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Umumnya tanaman kelapa sawit
melakukan penyerbukan silang. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan
panjang sementara bunga betina terlibat lebih besar dan mekar.
5. Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam,ungu, hingga
merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan
yang muncul dari tiap pelepah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan
minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang,
kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan
buah akan rontok dengan sendirinya. Buah terkumpul di dalam tandan.
Dalam satu tandan terdapat sekitar 1.600 buah. Tanaman normal akan
menghasilkan 20-22 tandan per tahun. Jumlah tandan buah pada tanaman tua
sekitar 12-14 tandan per tahun. Berat setiap tandan sekitar 25-35 kg. buah
terdiri dari tiga lapisan :
7
a. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b. Mesosokarp, serabut buah. Merupakan bagian yang mengandung
minyak dengan rendemen paling tinggi.
c. Endoskarp, cangkang pelindung inti. Merupakan lapisan keras dan
berwarna hitam.
o
akan didapat pada suhu berkisar antara 25 - 27 C, karena pada suhu
tersebut produksi buah meningkat dan mencapai maksimal. Tanaman itu
tumbuh sempurna di ketinggian 0 - 500 m dari permukaan laut dengan
kelembaban 80 - 90% sawit membutuhkan ilkim dengan curah hujan stabil,
200 - 2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan
dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan mempengaruhi
perilaku pembungaan dan produksi buah sawit (Sunarko,2003).
8
batang dan daunnya tidak mengindikasikan pruduksi buah baik. Kesuburan
tanah bukan merupakan syarat mutlak bagi perkebunan kelapa sawit.
BAB III
METODE PRAKTEK
Adapun alat dan bahan praktek kerja usaha yang di lakukan adalah sebagai
berikut:
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam PKU ini di uraikan dalam tabel 3.1. berikut ini:
9
merata pada objek yang di lindungi
Berfungsi untuk memotong pelepah maupun tandan dengan
4. Dodos
cara di dorong
Berfungsi untuk memotong pelepah maupun tandan dengan
5. Egrek
cara di Tarik
Berfungsi untuk mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh
6. Alat k3
dari potensi bahaya di tempat kerja
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan dalam PKU di uraikan pada tabel
3.2 di bawah ini:
10
8. Pupuk TSP Fungsinya untuk memacu perkembangan akar tanaman,
sehingga akar jadi lebih lebat, sehat dan kuat, serta mampu
Menyusun asam Nukleat
9. Fungsinya untuk membantu mempercepat dan
meningkatkan pertumbuhan bunga pada tanaman, sehingga
tanaman akan lebih cepat melakukan penyerbukan serta
Pupuk Borate dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan cara menjaga
kondisi tanah , air permukaan dan air tanah dari kontaminasi
zat-zat lain yang berbahaya bagi tanah dan tanaman, dan
pupuk borate juga dapat meningkatkan unsur hara yang
sangat di butuhkan tanaman
10. Gliposat Fungsinya untuk mengendalikan gulma rumput dan daun
lebar yang mempunyai perakaran dalam
Fungsinya untuk mematikan tumbuhan cepat, yaitu dengan
11. Paraquat
cara merusak membran sel
Fungsinya untuk pengendalian gulma secara tepat dan
12. Ally hemat untuk pembentukan anakan yang optimal dan
menguntungkan
13. Garlon Fungsinya untuk mengendalikan jenis gulma anakan kayu
14. Starane Fungsinya untuk mengendalikan jenis gulma kacangan
11
3.3.1. Rawat Piringan (Circle weeding)
a. Mencaabut semua vegetasi yang tumbuh dalam piringan sawit atau tebas
hingga rata tanah menggunakan parang, atau dengan cara lain keruk
semua gulma dalam piringan menggunakan pacul.
b. Garuk sisa gulma yang telah ditebas dengan parang keluar dari piringan
dengan Jarak 1 – 1,5 Mater dari Pokok Kelapa Sawit
c. Menghindari pembajakan tanah atau merusak tanah di area piringan karena
bisa merusak akar sawit
12
3.3.4. Rawat Gawangan Chemis.
Prosedur gawangan chemis adalah sebagai Berikut :
a. Menyiapkan Larutan semprot, Di pastikan di lakukan pencampuran
herbisida dengan menggunakan takaran agar sesui dengan konstrasinya
b. Waktu penyempotan Herbisida, Di atur waktu penyemprotan supaya bisa
berjalan secara efektif
c. Pemilihan Nozel Semprot, Menentukan nozel yang di pakai agar
penggunakan herbisida bisa lebih efektif
d. Menetukan herbisa menurut cara kerjanya, Herbisida dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu herbisida kontak dan herbisida
sistemik/translokasi.
13
Pelaksanaan konsolidasi paling lambat dilakukan 6 bulan setelah penanaman dan
hanya dilakukan sekali saja, tidak memiliki rotasi seperti kegiatan perawatan
yang lain.
3.3.8. Pemupukan
memupuk sawit yang baik adalah Memupukan yang sesuai dengan
aturan. Pemberian dosis yang tepat, penyebaran pupuk di tempat yang tepat dan
pemilihan waktu pemupukan yang tepat.
kegiatan memotong dan membersihkan tanaman dari sisa sisa pelepah yang
14
BAB IV
PEMBAHASAN
15
Jalan tikus adalah jalan yang dibuat diantara dua barisan tanaman yang
berfungsi sebagai jalan para pekerja rawat maupun jalan untuk memudahkan
pengawasan pekerjaan secara keseluruhan.
Contoh Penyimpangan
- Bila pada saat pelaksanaan rawat, ada path yang masih relatih bersih
maka path tersebut tidak perlu dilakukan rawat (selektif).
- Pada tempat tertentu path sudah semak sebelum tiba rotasi. Untuk itu
perlu perlakuan khusus yang harus dikomsultasikan Ka. Kebun.
Standar Piringan
16
- Rawat piringan dilakukan 6 kali setahun (rotasi 60 hari) dengan 3 kali
khemis dan 3 kali manual secara bergantian
Contoh Penyimpangan
- Bila pada saat pelaksanaan rawat, ada piringan yang masih relatif bersih
maka piringan tersebut tidak perlu dilakukan rawat (selektif).
- Bila lebar piringan yang dikerjakan tidak memenuhi standar, mandor
harus menyuruh karyawan untuk mengulangi pekerjaan.
- Bila pada saat rawat dijumpai lalang dipiringan maka lalang harus
ditinggalkan.
- Pada tempat tertentu piringan sudah semak sebelum tiba rotasi. Untuk itu
perlu perlakuan khusus yang harus dikonsultasikan dengan Ka. Kebun.
Standar Rawat
- Areal kebun baik piringan, gawangan, path maupun parit / sungai harus
bebas lalang.
- Bebas lalang yang dimaksud adalah bebas lalang kategori sheet, sporadis
maupun kategori wiping.
- Pemberantasan lalang kategori wiping dilakukan rutin dan secara khemis
dengan rotasi 90 hari.
- Pemilihan dan penetapan kebutuhan herbisida yang akan digunakan
harus dikordinasikan dengan Ka. Kebun.
- Bila memberantas lalang kategori sheet dan sporadis dengan
penyemprotan harus :
1) Menggunakan air bersih (bukan air yang berlumpur dan keruh).
17
2) Dilakukan pada pagi / siang hari saat cuaca cerah.
- Penggunaan alat semprot harus di kalibrasi dulu, dan tata cara
pelaksanaanya harus ditanyakan kepada Ka. Kebun.
- Bila pemberantasan lalang kategori Wiping :
1. Dosis harus dikonsultasikan dengan Ka. Kebun
2. Mengunakan air bersih
3. Mengunakan lap dari kain
4. Dilakukan pada pagi / siang hari saat cuaca cerah
Contoh Penyimpangan
Standar Gawangan
- Pada TBM I / II areal (gawangan) harus dipenuhi LCC (kacangan) 100
%.
- Pada TBM III selain LCC 100 % ditolerir adanya rumput-rumputan
lunak (paitan, dan sebagainya).
- Rawat gawangan harus dilaksanakan rutin dengan rotasi 60 – 90 hari (4 –
6 kali setahun) secara maksimal.
- Gulma anak kayu, keladi-keladian, pisang-pisangan, araso harus dicabut
tidak boleh dibabat.
- Bila rawat dilakukan secara khemis, pemilihan dan penetapan dosis dan
kebutuhan herbisida harus dikonsultasikan dengan Ka.Kebun.
Contoh Penyimpangan
18
- Pada areal rendahan, gulma tumbuh lebih cepat sehingga sudah
semak sebelum tiba rotasi.
- Bila anak kayu tumbuh bersama-sama lalang, hanya anak kayu yang
di ambil, sedangkan lalang di tinggalkan.
- Terhadap hal-hal tersebut perlu perlakuan khusus yang harus di
konsultasikan dengan kepala kebun.
19
Biaya Babat Gawangan ( Weeding Gawangan Manual )
20
- Gawangan menggunakan herbisida Metsufuron methyl sesuai dosis
gulmanya.
HERBISIDA
Herbisida Sistemik
Biasa digunakan untuk pengendalian gulma yang mempunyai
rhizome atau umbi seperti lalang ( imparta cylindrical ) atau teki
( cyperus rotundus ). Herbisida ini akan diserap melalui daun dan
dibawah kebagian rhizome atau umbinya kemuadian bahan aktifnya
mematikan bakau tunas yang tumbuh setiap ruas akar lalang atau setiap
umbi. Ciri-ciri herbisida ini berhasil menjalankan tugasnya apabila
terlihat noda hitam pada bakal tunas di atas. Hal tersebut berarti bakal
tunasnya telah mati. Untuk jenis gulma seperti mikania (Mikania
cordata ), herbisida pun ini efektif membunuh gulma sampai ke
akarnya beberapa hari setelah penyerapan berlangsung. Biji bijian tidak
akan mati masih terlindung,namun biji gulma yang telah tumbuh,
beberapa jenis gulma akan mati dan beberapa jenis lainnya akan tetap
hidup ada beberapa jenis herbisida sistemik ini, mengendalikan lalang
atau daun berdaun sempit (Grasses) lainnya, gulma berumbi seperti teki
tekian serta untuk yang berdaun lebar (Broad leaves) masing masing
produk mempunyai spesipikasi sendiri misalnya:
- Herbisida yang menggandung bahan aktif glyphosate, baik sekali
untuk mengendalikan lalang dan teki.
- Herbisida yang menggandung bahan aktif 2,4 D atau 2,4,5T baik
sekali untuk menggendalikan gulma berdaun lebat.
Efek kematian terjadi hampir ke seluruh bagian gulma, mulai dari
daun hingga sampai perakaran. Dengan demikian, proses
pertumbuhan kembalijuga terjadi sangat lambat sehingga rotasi
pengendalian dapat lebih lama (Panjang). Penggunaan herbisida
21
sistematik secara keseluruhan dapat menghemat waktu, tenaga kerja,
dan biaya aplikasi.
Herbisida Kontak
Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan
jaringan jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan herbisida,
terutama gulma yang berwarna hijau. Herbisida jenis ini bereaksi sangat
cepat dan efektif jika digunakan untuk memberantas gulma yang masih
muda dan berwarna hijau, serta gulma yang memiliki system perakaran
yang tidak meluas.
Herbisida jenis ini di kenal karena mengakibatkan efek bakar
yang langsung dapat diilihat terutama pada penggunaan dengan kadar
tinggi, seperti asam sulfat 70%, besi sulfat 30%, tembaga sulfat
40%.Paraquat sebagai herbisida kontak, molekulnya dapat
menghasilkan
peroksida radikal yang dapat memecah membrane sel, akhirnya
seluruh juga rusak. Herbisida kontak merusak bagian tumbuhan yang
terkena dan tidak ditransolasikan kebagian lain.
Herbisida kontak merlukan dosis dan air pelarut yang lebih besar
agar bahan aktifkan mereka keseluruhan permukaan gulma dan
diperoleh efek pengendalian yang lebih baik. Dengan demikian, prestasi
kerja yang di
Sensus pohon adalah menghitung jumlah pohon kelapa sawit tiap blok
pada suatu areal afdeling. Dengan sensus pohon akan di ketahui apakah jumlah
pohon tiap blok telah sesuai atau belum terhadap standar.
22
- Jumlah pohon tiap blok harus sesuai dengan standar jarak tanam atau
kerapatan pohon yaitu 143 pohon atau Ha.
- Sensus pohon harus dilakukan setelah selesai penanaman dan tidak
boleh lebih dari 6 bulan.
- Pelaksanaan sensus harus memakai form sensus yang telah di
sediakan.
- Hasil sensus harus di petakan tiap blok.
- Kode-kode dalam peta harus mengikuti aturan yang sudah ada.
- Sensus di lakukan setahun sekali oleh petugas sensus.
- Kepala afdeling harus melakukan cross check terhadap hasil sensus
yang dibuat petugas.
4.1.8. Konsolidasi
Standar Konsolidasi
23
Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan
berkurangnya kekuatan dispresi air hujan, mengurangi jumlah serta
kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air kedalam
tanah, sehingga mengurangi erosi.
Tumbuhan atau tanaman yang sesuai untuk digunakan sebagai
penutup tanah dan digunakna dalam sistem pergiliran tanaman harus
memenuhi syarat-syarat :
4.1.10. Pemupukan
Jenis-Jenis Pupuk
Ciri-Ciri Pupuk
- NPK 13:8:27:4
24
Warna Putih, bentuk butiran, higrokopis atau menyerap air, larut
dalam air.
- Solid
Warna hitam, bentuk cairan padat
- Tankos
Warna abu-abu, tidak larut dalam air.
Pelaksanaan Pemupukan
- Waktu Pemupukan
Waktu pemupukan ialah saat dimana pemupukan dilakukan.
Konteks waktu yang di maksud di sini adalah waktu dalam kaitannya
dengan cuaca atau musim. Di PT. Harlitama Agri Makmur
pemupukan dilakukan per 6 bulan (2 kali setahun).
- Standar Waktu Pemupukan
Pemupukan, khususnya urea tidak boleh dilakukan pada musim
kemarau (CH<75 mm).
Pemupukan tidak boleh dilakukan pada musim hujan besar
(CH>200 mm).
Pemupukan harus dilakukan pada awal musim hujan atau akhir
musim hujan.
Penetapan waktu pemupukan harus di konsultasikan dengan
kepala kebun.
Contoh Penyimpangan
4.1.11. Kastrasi
25
pemeliharaan tanaman kelapa sawit, perlu diperhatikan pertumbuhan vegetative
(akar, batang, dan daun) dan pertumbuhan bunga dan buah.
Contoh Penyimpangan
- Bila pada saat rawat jalan panen masih bersih, rawat bisa di
tinggalkan (selektif).
26
- Pada areal yang sudah menutup biasanya jalan panen tidak perlu lagi
di rawat kecuali pinggir jalan.
- Terhadap hal-hal khusus diluar standar, kepala afdeling harus
mengkonsultasikan dengan kepala kebun.
TPH atau tempat pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat
khusus untuk mengumpulkan hasil panen (TBS dan Brondolan) dari dalam blok,
sehingga hasil terkumpul, hasil per pemanen bisa di ketahui dan mempercepat
pengangkutan.
Standar TPH
Contoh Penyimpangan
- Bila pada waktu pelaksanaan rawat TPH masih bersih maka TPH
tersebut tidak dirawat (rawat secara selektif).
4.2.3 Pemupukan
Jenis-Jenis Pupuk
Ciri-Ciri Pupuk
27
- NPK 13:8:27:4
Warna Putih, bentuk butiran, higrokopis atau menyerap air, larut
dalam air.
- Borat
Warna putih, bentuk butir halus, larut dalam air
- Solid
Warna hitam, bentuk cairan padat
- Tankos
Warna abu-abu, tidak larut dalam air.
Pelaksanaan Pemupukan
- Waktu Pemupukan
Waktu pemupukan ialah saat dimana pemupukan dilakukan.
Konteks waktu yang di maksud di sini adalah waktu dalam kaitannya
dengan cuaca atau musim. Di PT. Harlitama Agri Makmur
pemupukan dulakukan per 6 bulan (2 kali setahun).
- Standar Waktu Pemupukan
Pemupukan, khususnya urea tidak boleh dilakukan pada musim
kemarau (CH<75 mm).
Pemupukan tidak boleh dilakukan pada musim hujan besar
(CH>200 mm).
Pemupukan harus dilakukan pada awal musim hujan atau akhir
musim hujan.
Penetapan waktu pemupukan harus di konsultasikan dengan
kepala kebun.
Contoh Penyimpangan
Dosis Pemupukan
28
Dosis pemupukan adalah jumlah satuan pupuk (biasanya dalam
gram) yang diberikan kepada pohon kelapa sawit pada tiap pemberian
(aplikasi).
Di PT. Harlitama Agri Makmur dosis yang digunakan sebagai
berikut :
4.2.4 Kastrasi
Tujuan Kastrasi
29
- Menjaga sanitasi tanaman, sehinga tanaman menjadi lebih bersih, dengan
demikian bisa manghambat atau mengurangi kemungkinan perkembangan
hama dan penyakit seperti Tirathaba, Maranus, tikus dan sebagainya;
30
- Ulat berwarna coklat muda dengan bentuk tubuh makin kecil
kebelakang, di bagian sayap mempunyai garis hitam dan kuning
pada bagian tenggah.
c) Gejala Serangan
Gejala ulat ini berupa daun berlubang-lubang dimulai dari pinggir
daun. Ulat yang baru menetas sudah mulai makan daun, dimana bekas
serangannya beruba bercak-bercak transparan pada daun.
2. Tikus
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang
berlaku. Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan dinyatakan dalam Rp/ton,
karena merupakan biaya eksploitasi yaitu pengeluaran untuk memperoleh
pendapatan dari hasil produksi. Biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan
(TBM) dan biaya perawatan merupakan komponen biaya yang menentukan
tinggi rendahx biaya yang harus di keluarkan dalam perawatan kelapa Sawit.
Jenis biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha kelapa sawit di PT.
HARLITAMA AGRI MAKMUR terdiri dari beberapa jenis biaya yaitu biaya
tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak
dipengaruhi oleh banyaknya kapasitas produksi. Biaya tetap dalam usaha kelapa
sawit yang meliputi biaya penyusutan peralatan seperti parang, egrek/aret, dodos
dan tangki semprot/sprayer. Selanjutnya biaya tidak tetap (variabel) adalah biaya
31
yang besarnya berubah secara proporsional dengan kapasitas produksi yang
diusahakan. Jumlah biaya tidak tetap yang dikeluarkan oleh petani kelapa sawit
berbeda-beda jumlahnya tergantung pada luasnya lahan dan lamanya masa
perawatan sampai saat panen. Total rata-rata biaya yang dikeluarkan petani
untuk biaya tenaga kerja dalam mengelola usahatani kelapa sawit yang terdiri
dari tenaga kerja untuk pemupukan, penunasan, penyemprotan gulma,
pembersihan piringan dan tenaga kerja panen TBS. Kemudian jumlah rata-rata
biaya yang dikeluarkan oleh PT. HARLITAMA AGRI MAKMUR untuk
pemupukan, selain itu juga petani menggunakan pestisida untuk
penanggulangan gulma pada usahatani sawit.
1. Biaya Tetap
32
UREA Rp. 5.591
KIESERITE Rp. 2.981
BORATE Rp. 14.900
DOLOMITE Rp. 1.650
33
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam laporan praktek kerja usaha ini adalah :
1) Pembibitan kelapa sawit yang baik dan benar memperhatikan beberapa
aspek yakni pemilihan benih, proses pengecambahan benih,proses
pembibitan,serta pemeliharaan bibit tanaman kelapa sawit hingga siap
untuk di Jual.
2) Faktor faktor yang dapat mempengaruhi proses pembibitan tanaman
kelapa sawit terbagi menjadi 2 (dua) yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. faktor internal dapat berupa gen dan hormon, sedangkan faktor
eksternal berupa nutrisi, cahaya matahari, air dan kelembapan, suhu,
maupun tanah.
3) Usaha pembibitan tanaman kelapa sawit layak untuk di lakukan karena
dari hasil analisis usaha pembibitan tanaman kelapa sawit yang kami
lakukan memberikan nilai penerimaan yang sangat menguntungkan,
sehingga usaha pembibitan tanaman kelapa sawit sangat baik untuk di
kembangkan/ di jadikan sebagai usaha karena memiliki hasil yang baik.
5.2. Saran
34
]
DAFTAR PUSTAKA
Lubis. 2006. Kelapa Sawit (Elais guineesis jcaq). Pusat Penelitian Kelapa Sawit
Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta
35
(Elaeis guinensis Jacq.) Sumatera barat.
LAMPIRAN
36
37