Disusun Oleh :
ANTHONI KHATAMI
1554201058
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Makalah Tanaman Agribisnis Perkebunan
Tumpang Sari Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) dan Jagung Manis (Zea mays)”
Makalah ini berisikan informasi tentang Tumpang Sari Tanaman Kelapa sawit dan
Jagung Manis yang lebih khususnya membahas tentang segala macam perlakuan yang bisa
diberikan pada tanaman Kelapa Sawit dan Jagung. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Tumpang sari dan budidaya tanaman
Kelapa sawit dan jagung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Anthoni Khatami
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Pratikum 2
BAB II TINAUAN PUSTAKA
2.1 Tumpang Sari 3
2.2 Tanaman Kelapa Sawit 3
2.3 Tanaman Jagung 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tumpang Sari Kelapa Sawit Jagung 5
3.2. MorfologiTanaman Jagung 6
3.3. Pengertian Tanaman Kelapa Sawit 8
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpan 9
4.2 Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis
tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan
sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang
menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per
hektarnya di dunia. Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan
datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka
perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapasawit secara tepat
agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian
hama dan penyakit.
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi
andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit
memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan
kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara.
Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah
propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan produksi
167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar
17.3 juta ton CPO.
Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian yang
berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat dalam pembangunan
perekonomian Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat menjadi penggerak
pembangunan nasional karena dengan adanya dukungan sumber daya yang besar, orientasi
pada ekspor, dan komponen impor yang kecil akan dapat menghasilkan devisa non migas
dalam jumlah yang besar. Produktivitas kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya
yang diterapkan. Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat
penting dan menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek pemeliharaan tanaman
yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit adalah pengendalian hama dan
penyakit. Pengendalian hama dan penyakit yang baik dapat meningkatkan produksi dan
produktivitas tanaman.
Jenis tanah di Riau di dominasi oleh Podsolik Merah Kuning (PMK) yang dikenal
mengandung sedikit unsur hara, sedikit mengandung bahan organik, dan pH yang rendah
(Surtinah & Lidar, 2012).
Pada penelitian tentang jagung manis (Surtinah dan Nurwati, 2017), kadar gula biji
jagungmanis yang ditanam bercampur dengan varietas lain, diperoleh kadar gula biji jagung
manis varietas Master Sweet adalah 13,3%, kondisi ini sesuai dengan deskripsi varietas
Master Sweet.
(Surtinah, Susi, dan Lestari, 2016) melaporkan bahwa kadar gula tertinggi biji jagung
manis varietas Master sweet adalah 14,95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ZPT
Hormax yang diberikan pada budidaya jagung manis varietas Master Sweet dapat
meningkatkan kadar gula biji, sehingga kualitas jagung manis dapat ditingkatkan.
Pada penelitian tentang jagung manis (Surtinah dan Nurwati, 2017), kadar gula biji
jagung manis yang ditanam bercampur dengan varietas lain, diperoleh kadar gula biji jagung
manis varietas Master Sweet adalah 13,3%, kondisi ini sesuai dengan deskripsi varietas
Master Sweet.
Tanaman Kelapa sawit berakar serabut yang terdiri atas akar primer, sekunder, tertier
dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah, sedangkan akar sekunder,
tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke bawah. Akar kuartier berfungsi
menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. Akar-akar kelapa sawit banyak berkembang di
lapisan tanah atas sampai kedalaman sekitar 1 meter dan semakin ke bawah semakin sedikit
(Setyamidjaja, 2006).
Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang
yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang kelapa sawit
terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batang terdapat pangkal pelepah-
pelepah daun yang melekat kukuh (Sunarko, 2008). Pertumbuhan awal daun berikutnya akan
membentuk sudut. Daun pupus yang tumbuh keluar masih melekat dengan daun lainnya.
Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let)
pada daun normal berjumlah 80-120 lembar (Setyamidjaja, 2006).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Iklim
Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-
rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada antara 25-27°C, yang
menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik jangan terlalu tinggi. Semakin besar
variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga
mengalami merata sepanjang tahun.
B. Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter
lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Jenis tanah yang baik
untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu,
aluvial, dan organosol/gambut tipis.
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit
miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur, subur,
permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan permukaan
tanah. Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang
cukup dan hara yang tinggi secara alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang
kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam
menentukan batas-batas yang tajam mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara
tipe-tipe tanah memang relatif sulit.
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH
optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya dijumpai
pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau gambut
mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan
organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH rendah.
3.1.2 Teknik budidaya tanaman kelapa sawit
A. Persiapan Lahan
Pembukaan lahan merupakan salah satu tahapan kegiatan dalam budidaya Kelapa
Sawit yang sudah ditentukan jadwalnya berdasarkan tahapan pekerjaan yang akan dilakukan
sesuai dengan jenis lahannya (areal) hutan, areal alang-alang, areal gambut.
Supaya areal tersebut dapat ditanami Kelapa sawit maka areal tersebut harus bersih
dari vegetasi atau semak belukar yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
tanaman pokok. Sedangkan untuk memudahkan dalam pengelolaan tanaman Kelapa sawit
dibutuhkan suatu perencanaan tata ruang kebun yang direncanakan pada saat pembukaan
lahan dan sebelum penanaman Kelapa sawit
B. Pembibitan
Bibit merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan tanaman
yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi pada masa selanjutnya.
Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan budidaya tanaman
kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan sesuai standar teknis diharapkan dapat dihasilkan
bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki
kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi
kondisi cekaman lingkungan pada saat pelaksanaan penanaman (transplanting).
Menurut Setyamidjaja, (2006), untuk menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas
seperti tersebut di atas, diperlukan pedoman kerja yang dapat menjadi acuan, sekaligus
kontrol selama pelaksanaan di lapang. Untuk itu berikut ini disampaikan tahapan pembibitan,
mulai dari persiapan, pembibitan awal dan pembibitan utama.
C. Media Tanam
Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas baik, misalnya
tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm. Tanah yang digunakan harus memiliki
struktur yang baik, gembur, serta bebas kontaminasi (hama dan penyakit, pelarut, residu dan
bahan kimia). Bila tanah yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir dengan
perbandingan pasir : tanah = 3 : 1 (kadar pasir tidak melebihi 60%). Sebelum dimasukkan ke
dalam polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan ayakan kasar berdiameter 2 cm.
Proses pengayakan bertujuan untuk membebaskan media tanam dari sisa-sisa kayu, batuan
kecil dan material lainnya.
1. Penyiraman
Ø Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7 – 8
mm pada hari yang bersangkutan.
Ø Air untuk menyiram bibit harus bersih dan cara menyiramnya harus dengan semprotan
halus agar bibit dalam polybag tidak rusak dan tanah tempat tumbuhnya tidak padat. Ø
Kebutuhan air siraman ± 2 liter per polybag per hari, disesuaikan dengan umur bibit.
2 .Penyiangan
Ø Gulma yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan,
dikored atau dengan herbisida
Ø Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan atau disesuaikan dengan
pertumbuhan gulma.
Ø Pengawasan bibit ditujukan terhadap pertumbuhan bibit dan perkembangan gangguan
hama dan penyakit
Ø Bibit yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus
dibuang.
Ø Pembuangan bibit (thinning out) dilakukan pada saat pemindahan ke main nursery, yaitu
pada saat bibit berumur 4 bulan dan 9 bulan, serta pada saat pemindahan bibit ke lapangan.
4. Pemupukan
Ø Pemupukan bibit sangat penting untuk memperoleh bibit yang sehat, tumbuh cepat dan
subur.
Ø Pupuk yang diberikan adalah Urea dalam bentuk larutan dan pupuk majemuk.
H. Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen
jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon
terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah
yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah
yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
Untuk media budidaya jgung manis hampir sama dengan Cara Budidaya Pepaya
California, anda terlebih dahulu harus mencari lokasi yang tepat. Adapun hal yang harus anda
perhatikan dalam cara budidaya jagung manis ketika mencari lokasi yang tepat dan setelah
anda memilih lokasi anda sudah mulai bisa mempersiapkan media tanam :
Pastikan lokasi dekat dengan tempat tinggal anda sehingga mempermudah anda untuk
pengecekan lahan dan tanaman nantinya.
Pastikan lokasi bebas dari berbagai macam limbah dan memiliki tanah bertekstur
gembur dan subur.
Pastikan juga lokasi memiliki tanah lahan yang luas minimal seluas 3m x 3m hingga
5m x 5m dan tidak ternaungi oleh apapun, agar jagung manis yang anda tanam
mendapatkan penyinaran cukup.
Langkah selanjutnya yaitu membuat lahan tanam sebagai media budidaya. Pertama
buatlah patokan ataupun batas lahan tanam anda dan bersihkan lahan tanam dari batu
kerikil ataupun rumput liar yang tumbuh.
Setelah itu anda bisa membajak tanah menggunakan cangkul hingga tanah lahan
benar- benar memiliki tekstur tanah yang gembur dengan kedalaman hingga mencapai
kurang lebih 30cm.
Ukur pH tanah, jika pH memiliki kadar keasaman tinggi, anda bisa melakukan
pengapuran menggunakan dolmit hingga pH mencapai 6 hingga diatas 7.
setelah anda selesai melakukan pengapuran, selanjutnya anda juga harus melakukan
pemupukan terlebih dahulu untuk memberi nutrisi tambahan pada tanah. Anda
anda bisa menggunakan berbagai macam jenis pupuk, akan lebih baik dan sehat jika
anda menggunakan pupuk kandang ataupun kompos. Selain itu kedua jenis pupuk ini
juga lebih ramah lingkungan sehingga tidak merubah tekstur tanah.
Buatlah gundukan panjang dangan jarak kurang lebih 1 meter setiap deretnya, anda
bisa mulai mempersiapkan media tanam selama 2 minggu sebelum masa tanam tiba.
Untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas baik, anda harus memilih bibit jagung
yang baik pula. Untuk jagung manis sendiri ada beberapa jenis yang bisa anda pilih berbeda
jika anda melakukan Cara Budidaya Jamur Kancing, jenis- jenis tersebut dibedakan dari
banyaknya kandungan gula yang ada pada jagung manis.
Pilihlah bibit yang sesuai dengan keinginan anda, selain itu ada dua cara dalam mendapatkan
bibit jagung manis :
Sebelumnya, perlu anda ketahui semakin banyak kandungan gula yang ada pada
jagung manis maka rasanya akan semakin lunak dan manis. Sebaliknya jika anda
memilih bibit dengan sedikit kandungan gula maka kandungan patinya lebih banyak
sehingga rasanya tidak terlalu empuk, jagung manis jenis ini akan lebih baik jika
digunakan sebagai bahan dasar tepung jagung.
Untuk bibit jagung, anda dapat membelinya secara langsung di toko ataupun di
petaninya langsung. Akan lebih praktis jika anda membeli bibit yang siap tanam tanpa
ada proses penyemaian benih.
Adapun cara ke dua yaitu dengan melakukan proses penyemaian benih jagung manis
terlebih dahulu.
Caranya anda hanya perlu menyemaikan benih jagung manis pada media semai, tray
yang sudah anda isi dengan tanah campuran pupuk. Adapun perbandingannya yaitu
2 :1.
Setelah benih bertunas, anda bisa memindahkannya ke dalam polibag ataupun pot- pot
kecil dan lakukan proses perawatan berupa proses penyiraman dan pemupukan hingga
tunas menjadi bibit dengan ketinggian kurang lebih 10 cm.
Langkah selanjutnya dalam cara budidaya jagung manis yaitu memindahkan bibit
yang sudah layak untuk dibudidayakan. Adapun cara yang tepat agar bibit dapat tumbuh
subur hingga panen nantinya :
Pertama, buatlah lubang tanam pada media budidaya dengan jarak sekitar 40 cm
hingga 70cm tiap lubang tanam.
Untuk ukuran lubang tanam sendiri buatlah dengan diameter kurang lebih 10 cm dan
kedalaman yang baik yaitu sekitar 10 hingga 20 cm.
Masukkan seetiap bibit ke dalam lubang tanam yang telah anda buat, untuk setiap
lubang tanam anda hanya bisa mengisinya dengan satu buah bibit tanaman saja.
Setelah itu tutup lubang dengan tanah campuran pupuk dan sedikit padatkan agar bibit
jagung anda dapat berdiri kokoh dan tidak mudah tumbang jika terkena air ataupun
angin.
4. Perawatan dan Panen Jagung Manis
Adapun hal yang harus anda perhatikan dalam cara budidaya jagung manis yaitu
ketika anda melakukan proses perawatan agar jagung manis anda tumbuh subur dan berbuah
baik :
Anda harus rutin melakukan proses penyiraman, untuk proses penyiraman lakukan
sebanyak 2 hingga 3 kali dalam sehari.
Selain itu anda juga harus melakukan penyiangan dan pemupukan, untuk penyiangan
dan pemupukan bisa anda lakukan setiap 2 minggu sekali secara rutin.
Penting bagi anda untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tanaman jagung manis
anda agar tidak terserang hama dan penyakit. Anda bisa menyemprotkan pestisida
secukupnya untuk mengatasi hama jagung manis.
Anda bisa memanen jagung manis jika jagung sudah siap panen dengan ciri buahnya
yang berwarna kuning dan tangkai yang mulai layu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
1. Lahan kering tadah hujan dengan curah hujan merata sepanjang tahun, yang memiliki
penyebaran luas berpeluang untuk pengembangan integrasi tanaman perkebunan (kepala
sawit) dengan tanaman pangan sebagai tanaman sela (jagung). Baik hasil utama tanaman
pangan maupun limbah tanaman dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak untuk menunjang
pengembangan sistem tanaman-ternak.
3. Pada kebun kelapa sawit seluas 2,5 ha dengan 143 pohon tiap hektar, dapat diusahakan
tanaman pangan sebagai tanaman sela selama 2 tahun. Pada tahun ketiga, dimana sudah
mulai dipanen kelapa sawit, tanaman pangan sebagai tanam sela harus pindah ke lokasi lain
(seluas sekitar 0,7 ha) masih dapat ditangani tenaga kerja keluarga disamping mengelola
kebun kelapa sawit.
4. Untuk mengelola ternak yang mungkin diintegrasikan dalam sistem kelapa sawit-tanaman
pangan, diperlukan penelaahan ketersediaan tenaga kerja lebih terinci. Secara ekologis dan
ekonomis sistem integrasi tanaman perkebunan-tanaman pangan-ternak menguntungkan,
dimungkinkan secara teknis dan dapat meningkatkan pendapatan, serta melestarikan
lingkungan.
4.2 Saran
Dalam tumpang sari kelapa sawit dan jagung perlu inovasi dan penelitian yang intensif dan
komperatif agar produksi maksimal dan bisa jadi contoh bagi petani yang ingin mencobanya.
DAFTAR PUSTAKA
Edi, W dan Zainal, M. 2003. Tanaman Sela di Antara Pertanaman Kelapa Sawit.
Efendi, S. 1984. Membangun Pertanian Lahan Kering yang Tangguh. Prosiding Pertemuan
Teknis Penelitian Pola Usahatani Menunjang Transmigrasi. Cisarua, 27-28 Februari
1984.
Karima, S.,S., Nawawi, M., Herlina, N., 2013. Pengaruh Saat Tanam Jagung dalam
Tumpangsari Tanaman Jagung (Zea mays, L) dan Brokoli (Brassica oleraceae, L var.
botrytis). J. Produksi Tanaman Vol. 1 (3):1 – 7.
Marliah, A., Jumini, Jamilah, 2010. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan pada Sistem
Tumpangsari Beberapa Varietas Jagung Manis dengan Kacang Merah terhadap
Pertumbuhan dan Hasil. J. Agrista Vol. 14 (1): 30 – 38.
Prasetyo, E.I. Sukardjo dan H. Pujiwati. 2009. Produktivitas lahan dan NKL
pada tumpang sari jarak pagar dengan tanaman pangan. Jurnal AktaAgrosia. 12 (1) :
51-55.
Setyamidjaja, D. 1993. Budidaya Tanaman Perkebunan Utama. UT. Jakarta.Judul Jurnal
Media Pertanian Vol. 1 No. 2 Tahun 2016 Hal. 55 – 61 Media Komunikasi Hasil
Penelitian dan Review Literatur Bidang Ilmu Agronomi ISSN 2503 – 1279 di upload
27 April 2018.
Syafruddin, Nurhayati, dan R. Wati, 2012. Pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan
hasil beberapa varietas jagung manis. Jurnal Floratek Vol 7 (1).
Lidar, S. "Surtinah.(2012). Respon Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt)
Akibat Pemberian Tiens Golden Harvest." Jurnal Ilmiah Pertanian 8.2: 1-5.
Surtinah, Surtinah. "Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays
saccharata, Sturt) di Pekanbaru." Jurnal Ilmiah Pertanian 13.2 (2017).
MANIS, DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG. "KORELASI ANTARA WAKTU PANEN
DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)." Jurnal
Ilmiah Pertanian Vol 9.1 (2012).
Surtinah 2012. Korelasi antara waktu panen dan kadar gula biji jagung manis (Zea mays
saccharata, Sturt). Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 9 (1):1-6.
-------2013. Analisis Data Penelitian Tanaman Budidaya. Unilak Press. Pekanbaru.
-------2013. Menguji 3 Varietas jagung manis di Rumbai Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Pertanian
(Edisi khusus) Vol. 1 (1):1-10.