TANAMAN TAHUNAN
Di susun Oleh :
MUHAMAD AGUST SYAFRIZAL
CAA 117 123
Rasa syukur yang luar biasa saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan juga Inayah-Nya kepada kita semua, sehingga
saya bisa menyelesaikan makalah Budidaya Tanaman Tahunan tentang Strategi
Budidaya Kelapa (Cocos nucefera L) dan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis
jacq)
Makalah ini telah saya susun secara maksimal agar bisa memuaskan
pembaca, dan saya mendapatkan informasi dari berbagai sumber sehingga pembuatan
makalah ini bisa berjalan lancar. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu
dari mata kuliah Budidaya Tanaman Tahunan. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh sekali dari kata sempurna dan masih terdapat
banyak sekali kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan makaalah ini. Semoga makalah ini bisa
berguna bagi kita semua amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
Hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya jenis tanah untuk menjamin
ketersediaan air dan ketersediaan bahan organik dalam jumlah besar yang berkaitan
dengan jaminan ketersediaan air (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Tanah yang
sering mengalami genangan air umumnya tidak disukai tanaman kelapa sawit karena
akarnya membutuhkan banyak oksigen. Drainase yang jelek bisa menghambat
kelancaran penyerapan unsur hara dan proses nitrifikasi akan terganggu, sehingga
tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N). Karena itu, drainase tanah yang akan
dijadikan lokasi perkebunan kelapa sawit harus baik dan lancar, sehingga ketika
musim hujan tidak tergenang (Sastrosayono, S., 2003).
Pada strategi budidaya kelapa mengupayakan hasil dari buah kelapa tersebut.
Bagaimana mendapatkan buah yang berkualitas dan terbaik, sehingga akan
meningkatkan hasil penjualan dan tidak mengecewakan kepada para konsumen
tentunya. Tanaman Kelapa berakar serabut yang terdiri atas akar primer, skunder,
tertier dan kuartier. Akar-akar primer pada umumnya tumbuh ke bawah, sedangkan
akar skunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke bawah. Akar
kuartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah.
Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan
batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Titik tumbuh batang
kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun. Di batang
terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh (Sunarko, 2008).
Pertumbuhan awal daun berikutnya akan membentuk sudut. Daun pupus yang tumbuh
keluar masih melekat dengan daun lainnya. Arah pertumbuhan daun pupus tegak lurus
ke atas dan berwarna kuning. Anak daun (leaf let) pada daun normal berjumlah 80-120
lembar (Sastrosayono, S., 2003).
Penyemaian
Kecambah dimasukkan polybag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan
atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu
lembab. Simpan polybag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4
bulan dan berdaun 4-5 helai bibit dipindah tanamkan. Bibit dari dederan dipindahkan ke
dalam polybag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang
diayak. Sebelum bibit ditanam, siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per
liter air. Polybag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan
dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan
genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
3.2 Pengendalian Hama dan Penyakit
3.2. 1 Hama Tungau
Penyebabnya tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala
terlihat pada daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara Semprot Pestisida atau Natural BVR.
b. Ulat Setora
Penyebabnya adalah (Setora nitens). Bagian yang diserang adalah daun. Gejala yang
terlihat pada daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian dengan cara
penyemprotan dengan Pestisida
3.2.2. Penyakit
a. Root Blast
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Rhizoctonia lamellifera) dan (Phythium Sp). Bagian
diserang akar. Gejala dapat dilihat dari bibit di persemaian mati mendadak, tanaman
dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian dengan cara pembuatan
persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit
berumur lebih dari 11 bulan (Zaman, 2006).
b. Garis Kuning
Penyebab dari penyakit ini yaitu (Fusarium oxysporum). Bagian diserang daun. Gejala
terdapat bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun,
daun mengering. Pengendalian dengan cara inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman
muda.
c. Dry Basal Rot
Penyebab penyakit ini yaitu (Ceratocyctis paradoxa). Bagian diserang batang. Gejala
terdapat pada pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan
kering. Pengendalian dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.
2.6. Panen Kelapa (Cocos nucefera L)
2.6.1 Ciri, Umur Panen dan Cara Panen
Ciri buah kelapa yang sudah bisa di panen sekitar berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit
kering, berwarna coklat, kandungn air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring.
Berikut cara panen buah kelapa yang baik dan benar, yaitu :
a. Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak,
sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa parutan kelapa
kering (desiccated coconut).
b. Cara dipanjat: dilakukan pada musim kemarau saja. Keuntungan yaitu : 1) dapat
membersihkan mahkota daun dan 2) dapat memilih buah kelapa siap panen dengan
kemampuan rata-rata 25 pohon per-orang. Kelemahan adalah merusak pohon, karena
harus membuat tataran untuk berpijak.
c. Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya
dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rata-rata 100
pohon/orang/hari.
3.3. Panen Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq)
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah pada umur 2,5 tahun. Buah masak 5,5 bulan
setelah penyerbukan. Buah yang dapat dipanen adalah buah yang telah matang panen.
Ciri-ciri buah kelapa sawit matang yang sudah bisa dipanen adalah sedikitnya ada 5
buah yang jatuh dari tandan (brondolan). Panen kelapa sawit dilakukan setiap 2
minggu sekali. Pemanenan dilakukan untuk umur <7 tahun menggunakan alat dodos
dengan lebar 10- 12,5 cm dengan gagang pipa besi atau tongkat kayu dan untuk kelapa
sawit umur >7 tahun menggunakan egrek yang disambung dengan pipa alumunium
atau batang bambu. Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang
menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. Tandan
buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm.
Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Selanjutnya
tandan dan brondolan dikumpulkan di TPH.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia.
Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah
antara 120º Lintang Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang
dikehendaki antara 2.000-2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata
sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan
suhu optimum berkisar 240-380C
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan
setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya
60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri
tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang
beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang
beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah
brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah
brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah
segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perkebunan Dati I Provinsi Irian Jaya. 1992. Budi Daya Kelapa Sawit.
Jayapura: Balai Informasi Irian Jaya