Anda di halaman 1dari 15

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu perencanaan yang penting dalam pendirian suatu perusahaan /pabrik
adalah apa yang disebut dengan Factory Planning. Factory planning adalah
perencanaan yang meliputi : Penentuan lokasi suatu pabrik (Plant location);
perencanaan bangunan pabrik (Planning the building); penyusunan peralatan
pabrik (Plant layout); penerangan, kebisingan,dan udara dalam pabrik (Industrial,
lighting, noise, and plant climate).
Lokasi penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi kedudukan
perusahaan dalam pesaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan
tersebut. Sebelum suatu perusahaan memualai operasi produksinya,
pimpinan/pemilik perusahaan itu harus menentukan lebih dahulu di mana letak
gedung perusahaan tersebut. Tetapi banyak perusahaan kurang memperhatikan
pentingnya lokasi pabrik. Biasanya jika ada kesempatan untuk mendirikan
perusahaannya di suatu tempat atau daerah, maka pemilik akan mendirikan
perusahaannya di daerah/tempat itu.
Sebenarnya penentuan lokasi pabrik tidaklah mudah, banyak faktor lain yang
perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi itu, dan lokasi tersebut harus
mempunyai keuntungan untuk jangka panjang termasuk pertimbangan akan
kemungkinan untuk memperbesar atau memperluas pabrik pada masa yang akan
datang. Apabila pabrik itu perlu diperbesar dikemudian hari, sedangkan tanah
yang tersedia kecil sehingga tidak memungkinkan untuk diperbesar, maka
keadaan ini akan menimbulkan persoalan penempatan pabrik yang baru (re-
location). Dalam hal ini ada 2 kemungkinan yaitu apakah pabrik yang lama
ditutup dan seluruhnya dipindahkan ke tempat yang baru atau pabrik yang lama
beroperasi sedangkan di tempat yang baru didirikan pabrik yang baru sebagai
tambahan.

1
Indonesia memiliki lahan perkebunan kelapa terluas di dunia, dengan luas areal
mencapai 3,86 juta hektare (ha) atau 31,2 persen dari total areal dunia sekitar 12
juta ha. Sebahagian besar (98%) dari total luas perkebunan kelapa di indonesia
merupakan perkebunan rakyat, dan sisanya berupa perkebunan negara dan
perkebunan swasta.Persebaran kebun kelapa hampir merata di seluruh Indonesia,
dengan sebaran terbanyak berada di Sumatera mencapai 34,5%, Jawa 23,2%,
Sulawesi 19,6%, Bali, NTB dan NTT 8,0%, Kalimantan 7,2%, Maluku dan Papua
7,5% (Deptan, 2005) Bila dilihat menurut propinsi, kebun kelapa terluas berada di
propinsi Riau (15,28%), disusul Jawa Tengah (7,68%), Jawa Timur (7,67%),
Sulawesi Utara (7,27%), Sulawesi Tengah (4,78%), dan Jawa Barat (4,60%), serta
beberapa derah lainnya.Total produksi kelapa tahun 2007 mencapai 3,3 juta ton
setara kopra, atau sebesar 29,8% dari total produksi dunia sebesar 10,3 juta ton
(APCC, 2008). Produksi kelapa terbesar kedua adalah philipina 2,10 juta ton
(18%), india 1,85 juta ton (17,1%), Srilangka 0,51 juta ton (5,0%), papua
Nueginea 0,17 juta ton (2,0%), dan negara lainnya 2,39 juta ton (28,1%)
Meskpun potensinya begitu besar secara nasional maupun di dunia, namun kelapa
belum menjadi komoditas unggulan. Berbagai permasalahan masih dirasakan di
tingkat petani, industri pengolah dan pada tingkat pemasaran. Permasalahan yang
dihadapi juga beragam mulai dari teknis budidaya, skala usaha, teknologi
pengolahan, pemasaran produk, sumber daya manusia, akses permodalan,
infrastruktur, kesenjangan informasi dan dukungan kebijakan.
Sumber daya kelapa sesungguhnya memiliki potensi yang sangat besar dan perlu
dioptimalkan pengelolaannya sehingga kembali menjadi sebagai salah satu motor
penggerak perekonomian nasional. Kelapa memiliki kontribusi dan peran strategis
hampir pada semua bidang kehidupan, yaitu di bidang ekonomi, pangan,
kesehatan, energi, lingkungan, konstruksi, sosial budaya, seni dan kerajinan, serta
pariwisata.

2
1.2 Tujuan
1. Mengetahui gambaran umum perusahaan
2. Menganalisis proses produksi
3. Menganalisis system produksi dan operasi perusahaan

3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa

Kelapa menurut tanaman perkebunan atau industri berupa pohon batang lurus dari
famili palmae. Ada 2 pendapat mengenai asal usul kelapa yaitu Amerika Selatan
menurut D.F. Cook Fan Martius Becari dan Thor Herjer Dahl dan dari Asia atau
Indo Pasifik menurut Berri,Werth, Mearil, Mayurathan, Lepes Ma dan
Pureseglove. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco de Gamma atau dapat
juga disebut Nux Indica, Al Djanz Al Kind, Ganz-Ganz, Nargil, Narlie, Tenga,
Temu ai, Coconut dan Pohon kehidupan.
Tanaman kelapa (Coconus nucifera. L) merupakan tanaman serbaguna atau
tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia sehingga pohon ini sering disebut
pohon kehidupan (Tree Of Life) karena hampir seluruh bagian dari
pohon,akar,batang,daun dan buahnya dapat digunakan untuk kebutuhan
kehidupan manusia sehari-hari.
Jika diperhatikan daun muda dapat dipergunakan sebagai pembungkus ketupat
dan sebagai bahan baku obat tradisional, daun tua dapat dianyam dan
dipergunakan sebagai atap,sedangkan lidinya sebagai sebagai bahan pembuat
sapu lidi. Batang Kelapa dapat dipergunakan sebagai bahan baku perabotan,
meaubel atau furniture atau bahan bangnan dan jembatan darurat. Akar kelapa
dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bir atau bahan baku pembuat zat
warna.
Buah kelapa terdiri dari sabut,tempurung,daging buah dan air kelapa. Berat buah
kelapa yang telah matang kira-kira 2 kg. Buah kelapa dapat dipergunakan hampir
pada seluruh bagiannya. Airnya untuk minuman segar atau dapat diproses lebih
lanjut menjadi nata de coco atau kecap.

4
Daging buah dapat langsung dikonsumsi atau sebagai bahan bumbu berbagai
masakan atau diproses menjadi santan kelapa, kelapa parutan kering (desicated
coconut) serta minyak goreng. Daging buah dapat pula diproses menjadi kopra.
Cairan nira kelapa dapat diproses menjadi gula kelapa. Ketandan buah yang baru
tumbuh sampai posisi tegak diambil cairannya dan menghasilkan nira. Nira ini
dapat diproduksi sebagai minuman dan gula kelapa.
Jenis Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera. L) termasuk famili Palmae dibagi tiga :
1. Kelapa Dalam
Kelapa dalam dengan varietas Viridis (Kelapa Hijau), Rubescens (Kelapa Merah),
Macrocorpu (Kelapa Kelabu), dan Sakarina (Kelapa Manis)
2. Kelapa Genjah
Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (Kelapa Gading), Regia (Kelapa Raja),
Pumila (Kelapa Puyuh) dan Pretiosa (Kelapa Raja Malabar)
3. Kelapa Hibrida

Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki kebun kelapa (Cocos


nucifera) terluas di dunia, seluas 3.745.000 ha, yang hampir seluruhnya adalah
perkebunan rakyat dan merupakan sumber penghasilan sekitar dua setengah juta
keluarga petani. Luas areal perkebunan kelapa di Indonesia sebagian besar
diusahakan sebagai perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh pelosok nusantara
dengan rincian pulau Sumatera 32,9 persen, Jawa 24,3 persen, Sulawesi 19,3
persen, Kepulauan Bali, NTB dan NTT 8,2 persen, Maluku dan Papua 7,8 persen,
dan Kalimantan 7,5 persen (Nogoseno,2003). Pertanaman kelapa di Indonesia
tersebut merupakan 31,2 persen dari total luas areal kelapa dunia. Peringkat kedua
diduduki Filipina (25,8 persen), disusul India (16,0 persen), Sri Langka (3,7
persen) dan Thailand (3,1 persen). Namun demikian, dari segi produksi ternyata
Indonesia hanya menduduki posisi kedua setelah Filipina. Ragam produk dan
devisa yang dihasilkan Indonesia juga di bawah India dan Sri Lanka. Perolehan
devisa dari produk kelapa mencapai US$ 229 juta atau 11 persen dari ekspor

5
produk kelapa dunia pada tahun 2003 (Anonim, 2007). Bagi masyarakat
Indonesia, kelapa merupakan bagian dari kehidupannya karena semua bagian
tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan
budaya. Di samping itu, arti penting kelapa bagi masyarakat juga tercermin dari
luasnya areal perkebunan rakyat yang mencapai 98 persen dari 3,74 juta ha dan
melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga petani. Pengusahaan kelapa juga
membuka tambahan kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan
dan hasil samping yang sangat beragam. Secara tradisional, penggunaan produk
kelapa adalah untuk konsumsi segar, dibuat kopra atau minyak kelapa. Seiring
perkembangan pasar dan dukungan teknologi, permintaan berbagai produk
turunan kelapa semakin meningkat seperti dalam bentuk tepung kelapa
(desiccated coconut), serat sabut, arang tempurung dan arang aktif. Dalam
sepuluh tahun terakhir, penggunaan domestik kopra dan butiran kelapa masih
meningkat tetapi dengan laju pertumbuhan sangat kecil.

2.2 Pengertian Proses Produksi

Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode, dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dan dana) yang
ada. Secara ekstrem proses produksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses
produksi secara terus menerus (continuous processes) dan proses produksi yang
terputus-putus (intermittent processes).

1. Proses produksi yang terus menerus (continuous processes)

Merupakan proses produksi yang membutuhkan waktu singkat/pendek (short


run) dalam persiapan (set up) peralatan untuk perubahan yang cepat guna
dappat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti, misalnya terlihat
dalam pabrik yang menghasilkan produknya untuk atau berdasarkan pesanan
seperti pabrik kapal atau bengkel/las.

6
2. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes)

Merupakan proses produksi yang membutuhkan waktu yang panjang tanpa


adanya perubahan-perubahan daripada pengaturan danpenggunaan mesin serta
peralatannya. Proses seperti ini terdapat dalam pabrik yang menghasilkan
produknya untuk pasar (produksi massal) seperti pbarik susu atau pabrik ban.

2.3 Pengertian Sistem Produksi dan Operasi


Sistem merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan tergantung
serta saling pengaruh dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang
keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan system
produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara
terpadu, menyatu, dan menyeluruh dalam pentransformasin masukan menjadi
keluaran.
Sistem produksi memiliki masukan yang dapat berupa bahan baku, komponen
atau bagian dari produk, barang setengah jadi, formulir-formulir para pemesan
atau langganan dari para pasien. Keluaran dari system produksi dapat berupa
barang jadi, barang setengah jadi, bahan-bahan kimia, pelayanan kepada pembeli
dan pasien, serta fomulir-formulir yang telah selesai diisi dan diproses.

7
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Survei ini dilaksanakan pada Sabtu, 06 April 2019 bertempat di PT. Sari Segar
Husada di Jl. Raya Bakauheni Tarahan Lampung Selatan.

3.2 Metode Pengambilan Sampel


Dalam survey ini menggunakan dua sumber data yaitu primer dan sekunder. Pada
data primer didapatkan dengan cara menemui narasumber secara langsung
melalui proses wawancara untuk mendapatkan data. Sedangkan, pada metode
sekunder didapatkan berdasarkan literature dari jurnal dan artikel ilmiah.

3.3 Analisis Data


Data yang diperoleh diambil dengan menggunakan teknik pengumpulan data
secara wawancara langsung dan teknik dokumentasi.
Teknik pengumpulan data secara wawancara diperoleh melalui wawancara secara
langsung dengan responden yaitu Wakil Kabag QAD PT. Sari Segar Husada
dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun. Sedangkan pengumpulan
data dengan teknik dokumentasi diperoleh dengan mengumpulkan data-data dari
PT. Sari Segar Husada

8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


PT. Sari Segar Husada telah terlibat dalam industri pengolahan kelapa sejak tahun
1986. Perusahaan ini adalah salah satu produsen produk kelapa terbesar di
Indonesia.
Portofolio beragam produk yang dihasilkan meliputi: kelapa kering, krim kelapa,
santan, air kelapa, dan gel kelapa. Tidak hanya dibuat untuk pasar ritel, produk
kelapa ini juga dikhususkan untuk Industri Makanan dan Makanan terutama untuk
tambahan rasa dan bahan kesehatan. Perusahaan ini juga sudah mengirimkan
produknya ke luar negeri seperti ke Asia, Australia, Eropa dan Amerika.
Sebagai perusahaan internasional, perusahaan ini menjaga kualitas produk dan
diversifikasi produk dengan mematuhi standar internasional. Saat ini, perusahaan
telah disertifikasi dengan ISO: 22000, Kosher, dan Halal, menjadikan perusahaan
ini menjadi salah satu perusahaan kompetitif yang diakui oleh pelanggan di
seluruh dunia.
Perusahaan juga percaya bahwa produk yang baik berasal dari teknologi yang
hebat. Selama bertahun-tahun, perusahaan ini telah melengkapi diri dengan
teknologi terbaru dari Eropa dan Amerika Serikat untuk menciptakan produk
terbaik yang dapat disediakan. Perusahaan juga menerapkan standar kebersihan
yang tinggi di pabrik untuk memastikan bahwa produk bersih dan aman bagi
pelanggan.
VISI DAN MISI Perusahaan
Kami berusaha untuk menyoroti kebaikan kelapa dengan terhubung dengan mitra
berharga di seluruh dunia.
Untuk mencapai ini, kami mempromosikan kondisi produk kami yang sehat.
Kami mengekstrak apa yang baik dari kelapa dan mempertahankan keadaan
alaminya dengan tidak menggunakan pengawet tambahan, pewarna makanan, dan
perasa buatan selama proses produksi. Kami mendedikasikan untuk kualitas

9
terbaik yang dapat kami tawarkan sehingga pelanggan akhir kami dapat
menikmati manfaat utama dari produk kami.
Kejujuran dan integritas adalah nilai-nilai utama kami untuk menjaga hubungan
positif dengan para pemangku kepentingan. Kami mendengarkan kebutuhan mitra
dan pelanggan kami dan bertindak sesuai dengan itu. Kami juga menghargai nilai-
nilai berbeda yang mungkin dibagikan oleh mitra kami, sehingga kami dapat
memastikan bahwa saling menguntungkan dapat dicapai.
Tanggung jawab sosial dan keberlanjutan juga menjadi fokus utama kami. Kami
menekankan pentingnya sumber yang bertanggung jawab, sambil memastikan
bahwa pemasok kami diperlakukan sesuai dengan peraturan. Kami ingin
menjadikan kami, pemasok, dan pelanggan kami tumbuh bersama sebagai satu.

4.2 Lokasi Pabrik, Bangunan, Layout dan Alat, Penerangan dan Udara Dalam
Pabrik
4.2.1 Lokasi Pabrik
PT. Sari Segar Husada bergerak dalam bidang pengolahan kelapa yang
berlokasi di Jl. Raya Bakauheni Tarahan Lampung Selatan ini mulai
beroperasi pada tahun 1991.
4.2.2 Bangunan
Tipe bangunan yang dimiliki PT. Sari Segar Husada adalah high building
dengan kondisi bangunan permanen. Tipe bangunan ini merupakan tipe
bangunan dimana ruang gerak di atas kepala sangat luas. Jika direncanakan
dengan baik, hampir semua dinding vertikalnya dapat diberi jendela untuk
mendapatkan penerangan dan sirkulasi udara yang baik.

10
4.2.3 Layout Perusahaan

4.2.4 Penerangan dan Udara Dalam Pabrik


PT. Sari Segar Husada memiliki penerangan yang berasal dari gas engine
dari PLTG dan PLN. Hal ini dimaksudkan jika terjadi pemadaman oleh
PLN maka secara otomatis penerangan yang berasal dari PLTG akan hidup.
Untuk udara dan kebisingan dalam pabrik tidak ada, hanya terdapat limbah
yang akan diolah sendiri berdasarkan IPAL dengan bantuan analisa pihak
ketiga dari luar seperti BPOM dan BPLH.

4.3 Proses Produksi


4.3.1 Seleksi Bahan
1. Penerimaan bahan baku dari Palembang, Bengkulu, Jambi dan
Lampung
2. Bahan tersebut ditimbang beratnya
3. Kemudian dilakukan penyortian berdasarkan ukuran dan kualitasnya

11
4. Masukkan bahan tersebut ke storage (petak) maisng-masing berisi
250 rb butir. Petak berjumlah 8
5. Sortir kembali untuk dipisahkan dari bahan yang sudah mengalami
kebusukan
6. Kemudian bahan dialirkan ke ruang produksi dengan conveyor belt.
7. Persiapan produksi
8. Bahan dikupas menjadi daging buah
9. Kemudian bahan dicuci sampai bersih
10. Terakhir bahan disortir kembali berdasarkan kualitasnya

4.3.2 Proses Pembuatan Santan


1. Daging buah putih di parut pada mesin grinder
2. Hasil parutan di press dengan mesin press dan diambil santan
3. Bahan di press kembali
4. Santan dialirkan ke balance tank kemudian menuju tangki
penyimpanan
5. Lakukan pastuerisasi atau pemanasan santan untuk membunuh
mikroorganisme
6. Masukkan santan ke blending tank untuk mencampur seluruh santan
dengan bahan sesuai keinginan konsumen
7. Sterilisasi santan untuk membunuh mikroorganisme yang masih ada
8. Masukkan santan ke tangki aseptic untuk mencegah mikroorganisme
tumbuh
9. Lakukan filling bahan
10. Inkubasi kimia dan mikro, jika produk yang dihasilkan bagus maka
dapat didistribusikan ke konsumen

4.3.3 Tepung Kelapa


1. Parutan kelapa yang telah diperas santannya dikeringkan ke mesin
dryer

12
2. Kemudian grinding kembali lalu tambahkan SO2 agar lebih tahan
lama
3. Bahan kemudian di screening atau diayak berdasarkan ukuran
Medium 7-18 mes
Fine 10-35 mes
4. Terkahir adalah packing

4.3.4 Coco Water (Air Kelapa)


1. Kelapa dikupas kemudian dipisahkan airnya
2. Air kelapa dialirkan ke balance tank
3. Setelah itu air dialirkan ke tangki penyimpanan
4. Kemudian air di pastuerisasi untuk membunuh mikroorganisme
5. Air dimasukkan ke blending tank untuk dicampur dengan formula
atau bahan lain sesuai keinginan konsumen
6. Air dimasukkan ke aseptic tank untuk mencegah mikroorganisme
tumbuh
7. Lakukan filling bahan
8. Air tersebut kemudian dipacking ( dilakukan inkubasi secara kimia
dan mikro, jika memenuhi kriteria yang ditetapkan maka akan
didistribusikan)

4.3.5 Nata de coco


1. Air kelapa di fermentasi membentuk lembaran
2. Lembaran dipotong sesuai standar
3. Kemudian dimasak sesuai untuk membunuh mikroorganisme
4. Lalu nata de coco ditambahkan formula sesuai selera konsumen
5. Packing nata de coco (dilakukan inkubasi kimia dan mikro)

13
4.4 Sistem Produksi dan Operasi Perusahaan

Input
Bahan (Kelapa)

Bengkulu,Jambi,

Palembang dan
Lampung

Proses
Proses di atas

Output
Santan, Tepung
Kelapa, Coco Water
dan Nata de coco

14
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil dari suvey wawancara pada PT. Sari Segar Husada yang berlokasi di Jl.
Raya Bakauheni Tarahan Lampung Selatan mendapatkan data bahwa
perusahaan ini bergerak dibidang pengolahan tanaman perkebunan yaitu kelapa.
Adapun produk yang dihasilkan perusahaan berupa coco water,santan,tepung
kelapa dan nata de coco. Perusahaan ini berdiri tahun 1990 dengan jumlah
tenaga kerja 900 orang.
Perusahaan ini menggunakan jenis bangunan permanen bertipe high building
yang bertujuan agar mendapatkan sirkulasi udara dan penerangan alami. Dalam
survey ini kami tidak mendapatkan layout pabrik dan alat dikarenakan hal
tersebut merupakan rahasia perusahaan yang tidak boleh diberikan. Penggunaan
penerangan perusahaan berasal dari gas engine PLTG dan PLN. Sedangkan
untuk gangguan suara tidak terdapat gangguan dikarenakan tidak adanya mesin
yang menghasilkan suara yang bising. Hal ini juga berlaku bagi penanganan
udara pabrik karena tidak terdapat pencemaran udara. Dalam hal pengolahan
limbah, perusahaan menggunakan system IPAL dan pihak ketiga untuk
menganalisis seperti BPOM dan BPLH.

5.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

15

Anda mungkin juga menyukai