Anda di halaman 1dari 10

Kultura Volume: 12 No.

1 Maret 2011

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI KELAPA GENJAH Bambang Hermanto, SP, MSi.1 Abstrak Analisis pendapatan usaha tani kelapa genjah .Tujuan untuk mengetahui (a) Berapa besar pengaruh faktor luas lahan, tenaga kerja, dan biaya pengangkutan berpengaruh terhadap produksi usaha tani kelapa genjah (b) Berapa besar pendapatan yang diperoleh usaha tani kelapa genjah. Berdasarkan Pertimbangan populasi dalam penelitian digunakan metode tehnik acak sederhana (Simple Random Sampling). Pendapatan yang diperoleh petani kelapa genjah adalah sebesar Rp. 23.695.000,- dengan tingkat rata-rata sebesar Rp.789.833,-. Analisis pendapatan usaha tani kelapa genjah Kelurahan Pematang Pasir Teluk Nibung Tanjung Balai Provinsi Sumatera Utara menyatakan bahwa luas lahan, tenaga kerja, dan pengangkutan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha tani kelapa genjah pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pendahuluan Latar Belakang Kelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting bagi Indonesia disamping kakao, kopi, lada, dan vanili. Komoditi ini telah lama dikenal dan sangat berperan bagi kehidupan bangsa Indonesia baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun aspek sosial budaya. Kelapa telah di tanam hampir di seluruh Indonesia dan luas arealnya pun terus meningkat. Kalau pada tahun 1986 luas areal perkebunan kelapa baru 3.113.000 ha, maka pada tahun 1990 telah mencapai 3.334.000 ha. Dan pada tahun 1993 luas perkebunan kelapa mencapai 3.624.000 ha. Namun yang menjadi sentral produksinya adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, NTT, dan Maluku. Produksi buah kelapa Indonesia rata-rata 15,5 milyar butir/tahun atau setara dengan 3,02 juta ton kopra, 3,75 juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton debu sabut (Agustian.dkk , 2003). Adanya potensi yang sangat besar harus dimanfaatkan agar tingkat pendapatan petani juga dapat ditingkatkan. Namun, sampai saat ini masih ada beberapa kendala yang menyebabkan pendapatan petani kelapa masih rendah. Kendalanya adalah pengolahan lahan yang masih bersifat
1

Dosen Yayasan UMN Al Washliyah Medan

Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011

tradisional dan kurangnya industri pengolahan kelapa. Masalah di atas menyebabkan petani tidak mempunyai alternatif lain untuk memasarkan kelapanya. Padahal dari komoditi ini dapat diperoleh aneka olahan yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang baik. Aneka olahan itu adalah arang batok, serat sabut kelapa, kelapa parut kering, gula kelapa, nata de coco dan lain-lain. Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Hampir seluruh bagian pohon, dari akar, batang, daun sampai buahnya dapat digunakan untuk kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari. Daun yang masih muda digunakan sebagai bungkus ketupat, hiasan, ataupun bahan baku obat tradisional. Daun yang tua dianyam dan digunakan sebagai atap. Lidinya digunakan untuk membuat sapu. Batang kelapa digunakan sebagai bahan baku perobatan, mebel dan bahan bangunan. Akar kelapa digunakan sebagai bahan baku bir atau zat warna (Sarmidi, 2009). Buah kelapa terdiri dari sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa. Berat buah kelapa yang telah tua kira-kira 2 kg per butir. Buah kelapa digunakan hampir seluruh bagiannya. Airnya merupakan minuman segar, dapat diproses lebih lanjut menjadi nata de coco dan kecap. Sabut menjadi bahan baku tali, anyaman keset, matras, jok kendaraan. Industri pengolahan buah kelapa umumnya masih terfokus kepada pengolahan hasil daging buah sebagai hasil utama, sedangkan industri yang mengolah hasil samping buah (by-product) seperti; air , sabut, dan tempurung kelapa masih secara tradisional dan bahan baku untuk membangun industri pengolahannya masih sangat besar. Tidak hanya dari segi jumlah, dari segi jenis produk hilirpun, pengolahan hasil buah kelapa juga masih mempunyai peluang cukup besar. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti tentang Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Genjah di Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Tanjung Balai, Sumatera Utara. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor luas lahan, tenaga kerja, dan biaya pengangkutan terhadap produksi usaha tani kelapa genjah di kelurahan Pematang Pasir. Untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh usaha tani kelapa genjah di Kelurahan Pematang Pasir. Tinjauan Pustaka
2

Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011

Sejarah Kelapa Sawit Dari sekian banyak jenis palem, kelapa (coco nucifera L) merupakan jenis yang paling dikenal dan banyak tersebar di daerah tropis. Namun, sampai saat ini daerah asal tanaman kelapa belum dapat dipastikan. banyak uraian yang menerangkan mengenai latar belakang dan asal usul kelapa. Di dalam pustaka Sansekerta tanaman kelapa sudah dikenal di India pada permulaan tahun Masehi dan diperkirakan tanaman tersebut sudah ada sejak abad 500 tahun sebelumnya. Sedangkan di Srilanka kelapa sudah ditemukan pada abad pertama Masehi. Pada waktu yang sama diperkirakan tanaman kelapa telah dikenal di daerah Melayu sebab pada saat itu sudah terdapat hubungan laut antara India dan Cina (Awang. S.A, 1991). Di Indonesia, seperti halnya sejarah kelapa dunia, belum dapat dipastikan kapan mulai di budidayakan secara sistematis. Diduga pembudidayaan kelapa di Indonesia telah berlangsung minimal 100 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dengan ditemukannya relief pohon kelapa yang di dinding Candi Borobudur. Posisi Indonesia yang secara tradisional menjadi produsen kopra, minyak dan bungkil, dewasa ini tengah mengalami kemunduran. Dengan produksinya yang ratarata 0,624 ton/ha/tahun kopra, mengakibatkan realisasi ekspor komoditi ini terus menurun dari tahun ke tahun. Tingkat produksi kelapa Indonesia yang rendah disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya: 1. Sebagian tanaman telah tua / rusak sehingga tidak lagi produktif, 2. Varietas / jenis kelapa yang ditanam sebagian besar hanya memiliki kemampuan produksi yang rendah, 3. Perlakuan budidaya sangat minim, 4. Adanya serangan hama / penyakit yang berkesudahan, dan 5. Masih belum terperbaikinya sistem pengolahan dan tata niaga hasil. (Djoehana, 1985) Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis, dapat dijumpai baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Pohon ini dapat tumbuh dan berbuah dengan baik di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-450 m dari permukaan laut. Pada ketinggian 450-1000 m dari permukaan laut, walaupun pohon ini dapat tumbuh, waktu berbuahnya lebih lambat, produksinya lebih sedikit dan kadar minyaknya rendah (Sarmidi, 2009).

Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011

Kelapa dapat tumbuh di pinggir laut hingga dataran tinggi. Kelapa dapat dibedakan menjadi kelapa varietas dalam dan hibrida. Ada juga yang membedakannya menjadi 3 varietas, yaitu dalam, genjah dan hibrida. Setiap varietas dibagi lagi dalam beberapa jenis (Samosir, 1992). Landasan Teori Kelapa merupakan tanaman perkebunan / industri dengan batang lurus, famili Palmae. Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama, atau disebut juga Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narlie, tenga, temuai, coconut. Kelapa juga disebut pohon kehidupan, karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia, seperti batang, daun, bunga, buah. Dari buah kelapa dapat diambil sabut, tempurung, air dan daging buah. Daging buahnya pun dapat menjadi bahan baku produk lain, seperti kopra, minyak goreng, santan, kelapa paut kering, dan lain-lain (Sarmidi, 2009). Suatu usahatani dikatakan efektif apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaikbaiknya; dan dikatakan efesiensi apabila pemanfaatan sumber daya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 1995). Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktifitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input dan output tersebut dalam bentuk persamaan, tabel atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Joesron, dkk, 2003). Sebagai proses produksi yang komersial, maka pemasaran pertanian merupakan syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan pertanian. Pemasaran pertanian dapat menciptakan nilai tambah melalui guna tempat, guna bentuk, dan guna waktu. Dengan demikian pemasaran pertanian dianggap memberikan nilai tambah yang dianggap sebagai kegiatan produktif (Sudiyono, 2004). Di dalam ilmu ekonomi, kita kenal apa yang disebut fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Dalam bentuk matematika sederhana fungsi produksi ini dituliskan sebagai : Y = f (x1,x2, . . . , xn) Dimana : Y adalah hasil produksi fisik x1, . . . , xn = faktor-faktor produksi

Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011

Dalam produksi pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor-faktor produksi sekaligus yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan biaya produksi. Untuk dapat menggambarkan fungsi produksi secara jelas dan menganalisa peranan masing-masing faktor produksi maka dari sejumlah faktor-faktor produksi itu salah satu faktor produksi dapat dianggap variabel (berubahubah) sedangkan faktor-faktor produksi lainnya konstan (Mubyarto, 1994). Biaya produksi dapat didefenisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut (Sukirno, 2002). Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani swasembada, khususnya faktor tenaga kerja petani dan anggota keluarganya. Dalam usahatani swasembada atau usahatani keluarga, faktor tenaga kerja keluarga petani merupakan unsur penentu, terutama bagi usahatani yang tergantung musim. Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produksi, dan kualitas produk. Rumah tangga tani yang umumnya sangat terbatas kemampuannya dari segi modal, peranan tenaga kerja keluarga sangat menentukan. Jika masih dapat diselesaikan oleh tenaga kerja sendiri maka tidak perlu mengupah tenaga kerja luar keluarga yang berarti menghemat biaya (Tohir, 1991). Pedapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan. Pendapatan adalah jumlah yang ditagih kepada pelanggan atas barang ataupun jasa yang diberikan kepada mereka (Niswonger, 1992). Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran dan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada pengaruh faktor luas lahan, tenaga kerja, dan biaya pengangkutan terhadap produksi usahatani kelapa genjah di Kelurahan Pematang Pasir. 2. Ada pengaruh pendapatan usahatani kelapa genjah di Kelurahan Pematang Pasir. Metode Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian, dengan adanya analisis maka data menjadi lebih dimengerti agar dapat memecahkan masalah sekaligus dapat mencapai tujuan penelitian. Untuk identifikasi masalah 1 digunakan rumus Cobb Douglas, sebagai berikut: Y = a. X1b1. X2b2. X3b3. e
5

Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011

Kemudian fungsi Cobb Douglas dilogaritmakan sebagai berikut: Ln Y = Ln a + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + e Keterangan : Y = Produksi (gandeng) Ln x1 = Luas lahan (ha) Ln x2 = Tenaga kerja (Rp) Ln x3 = Biaya pengangkutan (Rp) a = Intercept b1, b2, b3 = Koefisien Regresi e = Standart error Untuk menguji pengaruh variabel tersebut secara serempak, maka menggunakan uji F, yakni : r2 /k Fhitung = (1 r ) / ( n k 1) Keterangan : r2 = Koefisien determinasi n = Jumlah sampel k = Derajat bebas pembilang n k 1 = Derajat bebas penyebut Dengan kriteria uji hipotesis adalah : Jika Fhitung > Ftabel maka tolak Ho atau terima Ha (Hipotesis diterima) Jika Fhitung < Ftabel maka terima Ho atau tolak Ha (Hipotesis ditolak) Untuk menguji secara persial digunakan uji T dengan rumus sebagai berikut : thitung = r n2 1 r2

Dengan kriteria uji hipotesis adalah : Jika thitung < ttabel maka terima Ho dan tolak Ha (Hipotesis ditolak) Jika thitung > ttabel maka terima Ha dan tolak Ho (Hipotesis diterima) Jika - thitung < - ttabel maka terima Ha dan tolak Ho (Hipotesis diterima) Jika - thitung > - ttabel maka terima Ho dan tolak Ha (Hipotesis ditolak)
6

Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011

(Sudjana, 1992). Untuk identifikasi masalah 2 digunakan rumus sebagai berikut: = TR TC

Keterangan : Pd = Keuntungan TR = Total Penerimaan TC = Total biaya (Soekartawi, 1999).

Hasil Dan Pembahasan Penelitian


a. Hasil analisis dan perhitungan hipotesis dari luas lahan, tenaga kerja, dan biaya

pengangkutan terhadap produksi kelapa genjah di Kelurahan Pematang Pasir. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, usahatani kelapa genjah di Kelurahan Pematang Pasir pada masing-masing sampel, maka diperoleh persamaan fungsi Regresi Linier Berganda seperti Tabel berikut: Tabel. Rata-rata Luas Lahan, Tenaga Kerja, dan Biaya Pengangkutan Terhadap Produksi Kelapa Genjah Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2010. No 1 2 3 4 5 6 7 Variabel Koefisien t-hitung t-tabel Konstanta -0.239 -0.191 2.056 Luas Lahan (X1) 0.203 2.500 2.056 Tenaga Kerja (X2) 0.213 2.357 2.056 Biaya Pengangkutan 0.327 1.122 2.056 (X3) R. Square 0.523 F-hitung 9.499 F-tabel 2.98 Dari hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut : LogY = -Log 0.239 + 0.203 LogX1 + 0.213 LogX2 + 0.327 LogX3 + e Dari rumus di atas kemudian dikonversikan ke dalam rumus Cobb Douglas sebagai berikut : Y = -0,239 X10.239 . X20.203 + X30.213
7

Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011

Interpretasi Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Kelapa Genjah (x1) Berdasarkan hasil perhitungan Cobb Douglass menunjukkan bahwa variabel x1 (luas lahan) berpengaruh positif terhadap variabel Y (produksi kelapa) sebesar 0,203 artinya semakin tinggi tingkat luas lahan maka semakin besar produksi kelapa dengan kata lain apabila luas lahan ditambah 1 Ha maka produksi kelapa meningkat sebesar 0,203 kg/Ha, dengan asumsi ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap konstan). Interpretasi Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi Kelapa Genjah (x2) Berdasarkan hasil perhitungan Cobb Douglass menunjukkan bahwa variabel x2 (tenaga kerja) berpengaruh positif terhadap variabel Y (produksi kelapa) sebesar 0,213 artinya semakin tinggi upah tenaga kerja maka semakin besar produksi kelapa dengan kata lain apabila upah tenaga kerja ditambah Rp 1 maka produksi kelapa meningkat sebesar Rp 0,213, dengan asumsi ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap konstan). Interpretasi Pengaruh Biaya Pengangkutan Terhadap Produksi Kelapa Genjah(x 3) Berdasarkan hasil perhitungan Cobb Douglass menunjukkan bahwa variabel x3 (biaya pengangkutan) berpengaruh positif terhadap variabel Y (produksi kelapa) sebesar 0,327 artinya semakin tinggi biaya pengangkutan maka semakin besar produksi kelapa dengan kata lain apabila biaya pengangkutan ditambah Rp 1 maka produksi kelapa meningkat sebesar Rp 0,327, dengan asumsi ceteris paribus (faktor-faktor lain dianggap konstan). thitung luas lahan (x1) Berdasarkan pengujian uji-t bahwa thitung > ttabel (2.500 > 2.056) artinya terima Ha tolak Ho (hipotesis diterima) dengan kata lain variabel x1 (luas lahan) berpengaruh nyata secara signifikan terhadap variabel y (produksi kelapa) pada tingkat kepercayaan 95%. thitung tenaga kerja (x2) Berdasarkan pengujian uji-t bahwa thitung > ttabel (2.357 > 2.056) artinya terima Ha tolak Ho (hipotesis diterima) dengan kata lain variabel x2 (tenaga kerja) berpengaruh nyata secara signifikan terhadap variabel y (produksi kelapa) pada tingkat kepercayaan 95%. thitung biaya pengangkutan (x3)

Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011

Berdasarkan pengujian uji-t bahwa thitung < ttabel (1.122 < 2.056) artinya terima Ho tolak Ha (hipotesis ditolak) dengan kata lain variabel x3 (biaya pengangkutan) tidak berpengaruh nyata secara signifikan terhadap variabel y (produksi kelapa) pada tingkat kepercayaan 95%. Fhitung Berdasarkan pengujian uji F menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel (9.499 > 2.98) artinya terima Ha tolak Ho (hipotesis diterima) dengan kata lain variabel x1, x2, x3 secara serempak berpengaruh nyata secara signifikan terhadap produksi kelapa (y) pada tingkat kepercayaan 95%. Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan perhitungan di atas menunjukkan bahwa variabel x1, x2, dan x3 mampu memberikan penjelasan terhadap variabel y sebesar 52.30 % sedangkan sisanya 47.70 % tidak dimasukkan dalam model estimasi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara statistik diketahui bahwa faktor luas lahan, tenaga kerja, dan biaya pengangkutan berpengaruh positif terhadap produksi usahatani kelapa genjah di Kelurahan Pematang Pasir. 2. Secara statistik diketahui bahwa faktor luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh negatif. 3. Pada thitung ada pengaruh yang nyata terhadap luas lahan dan tenaga kerja pada tingkat kepercayaan 95%, sedangkan terhadap biaya pengangkutan tidak ada pengaruh yang nyata pada tingkat kepercayaan 95% di Kelurahan Pematang Pasir. 4. Pada Fhitung ada pengaruh yang nyata terhadap luas lahan, tenaga kerja, dan biaya pengangkutan pada tingkat kepercayaan 95% di Keluraha Pematang Pasir. 5. Pendapatan yang diperoleh petani di Kelurahan Pematang Pasir dalam satu bulan yaitu sebesar Rp 23,695,000.- dengan tingkat rata-rata sebesar Rp 789,833.-. 6. Ada perbedaan pendapatan antara usahatani kelapa genjah di Keluraha Pemtang Pasir, dimana hasil pengujian dengan thitung diperoleh bahwa thitung > ttabel (2.565 > 1.706) dengan kata lain luas lahan, tenaga kerja, dan biaya pengangkutan secara serempak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani kelapa genjah pada tingkat kepercayaan 95%. positif terhadap produksi usahatani kelapa genjah, sedangkan biaya pengangkutan berpengaruh

Kultura Volume: 12 No.1 Maret 2011

Daftar Pustaka Amin, Sarmidi, 2009, Cocopreneurship, Aneka Peluang Bisnnis dari Kelapa, Edisi I, Andi, Yogyakarta. Anonim, 2010, Kelapa, Cocos nucifera, www. warintek. progressio. or. id/ perke-bunan/ kelapa. htm. Joesron, dkk, 2003, Teori Ekonomi Mikro, edisi I, Salemba 4, Tati Suhartati, Jakarta. Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Mubyarto, 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, Edisi III, Pustaka LP3ES, Jakarta. Samosir, Y., 1992, Asal-usul Penyebaran Kelapa dalam Kelapa (Cocos Nucifera, L.), Asosiasi Litbangbun, Puslitbun Marlihat-Bandar Kuala Pematang Siantar, p. 29-44. Setyamidjaja, Djoehana, 1985, Bertanam Kelapa Hibrida, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Soekartawi, 1994, Pembangunan Pertanian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soekartawi, 1995, Analisis Usahatani, UI Press, Jakarta. Soekartawi, 1999, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, CV Rajawali, Jakarta. Sudjana, 1992, Metode Statistik, Tarsiti, Bandung. Suhardiman, P., 1991, Bertanam Kelapa Hibrida, Penebar Swadaya, Jakarta. Suhardiman, P., 1991, Bertanam Kelapa Hibrida, Penebar Swadaya, Jakarta. Sukirno. S, 2002, Pengantar Teori Mikroekonomi , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tohir, K.A., 1991, Seuntai Pengetahuan Usahatani Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai