Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia industri memiliki peranan yang penting dalam

perekonomian masyarakat. Industri menjadi faktor penunjang kegiatan

ekonomi yaitu mengolah bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi

barang jadi yang tidak lain adalah untuk mendapatkan keuntungan.

Industri adalah bidang yang menggunakan keterampilan, dan

ketekunan kerja. Industri umumnya dikenal sebagai mata rantai

selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang

berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan

pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah.

Buah kelapa merupakan sumber utama penghasil minyak nabati

yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai penghasil

minyak bisa di jadikan produk olahan yaitu kopra.

Pengolahan kopra meliputi proses penguapan air dari daging buah

kelapa, dimana kadar air awal daging buah kelapa segar yang mencapai

50% diturunkan hingga kadar air 5-7% melalui proses pengeringan (Amin,

2009).

Dalam kehidupan sehari-hari, beberapa cara pengeringan

dikombinasikan sebagaimana yang dilakukan oleh petani kelapa pada

umumnya. Namun, pada tingkat petani kadar air kopra yang dihasilkan

1
tidak seragam sehingga tidak memenuhi standar yang ditetapkan untuk

ekspor kopra (Warisno, 2003).

Kelapa (Cocos nucifera L ) merupakan komoditas strategis yang

memiliki peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat

Indonesia. Manfaat tanaman kelapa tidak saja terletak pada daging

buahnya yang dapat diolah menjadi santan, kopra, dan minyak kelapa,

tetapi seluruh bagian tanaman kelapa mempunyai manfaat yang besar,

sehingga kelapa juga disebut sebagai “pohon kehidupan” (Sarmidi 2009

dalam Ayu Lestari, 2014:3).

Standar mutu kopra di Indonesia adalah kadar air maksimum 5 %,

kadar minyak minimum 65 %, asam lemak bebas maksimum 5 %,

serat maksimum 8 % dan tidak mengandung jamur.

Berbagai jenis-jenis industri di Kabupaten Kepulauan Selayar

merupakan industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga. Alat yang

digunakan pun masih sederhana dan masih banyak menggunakan tenaga

manusia yaitu dengan menggunakan peralatan tradisional yakni

pengasapan di atas tungku yang terbuat dari bambu dan bisa memakan

waktu tiga sampai empat hari tergantung dari kondisi cuaca, walaupun

demikian kopra selayar tidak bisa dianggap remeh, hasil produksi kopra

tradisional tidak hanya dipasarkan di pasar tradisional di Selayar, tapi juga

hampir setiap bulan ratusan ton kopra dikirim ke kota-kota di luar

kepulauan selayar, ke Surabaya, Jakarta, Makassar dan juga kota besar

2
lainnya di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan kopra produksi Selayar

salah satu kopra yang berkualitas di Sulawesi Selatan. Distribusi

pemasaran petani kopra Selayar dilihat dari harga yang ditawarkan oleh

pembeli, jika harga pembelian kopra di makassar sama dengan harga yang

di tawarkan di Selayar, maka petani kopra akan menjual ke pembeli di

Selayar. Kesimpulannya strategi pemasaran cenderung mencari harga yang

lebih tinggi dari harga yang ditawarkan dari setiap daerah.

Para ahli antropologi menjelaskan berbagai macam sistem mata

pencaharian atau sistem ekonomi hanya terbatas pada sistem-sistem yang

bersifat tradisional saja, terutama perhatian terhadap kebudayaan suatu

suku bangsa secara holistik. Ahli antropologi memperhatikan sistem

produksi lokalnya termasuk sumber alam, cara mengumpulkan modal, cara

pengetahuan dan pengaturan tenaga kerja, teknologi produksi, sistem

distribusi di pasar-pasar yang dekat saja, dan proses konsumsinya. Adapun

proses, sistem distribusi, dan pemasaran yang lebih jauh dari pasar sekitar

komunitas yang menjadi lokasi dari penelitian, biasanya tidak mendapat

perhatian lagi para ahli antropologi. Penelitian dan analisis terhadap

proses-proses itu diserahkan kepada para ahli ekonomi (Koentjaraningrat,

2009:275-278).

Selayar, salah satu industri rumah tangga yang pokok dan bertahan

hingga sekarang ini ialah kopra. Kopra merupakan salah satu produk

turunan kelapa yang sangat penting, kemudian merupakan bahan baku

pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Sumber daya kelapa

3
sesungguhnya memiliki potensi yang sangat besar dan perlu dioptimalkan

pengelolaannya sehingga kembali menjadi sebagai salah satu motor

perekonomian. Kelapa memiliki kontribusi dan peran strategis hampir

pada semua bidang kehidupan yaitu ekonomi, pangan, kesehatan, energi,

lingkungan, kontruksi, sosial budaya, seni kerajinan dan pariwisata (Ayu

Lestari, 2014:4).

Kabupaten kepulauan selayar sebagai wilayah kepulauan merupakan

salah satu wilayah produsen kelapa terbesar di Sulawesi selatan, terkhusus

di desa kalaotoa kecamatan pasilambena yang rata- rata penduduknya

berpropesi sebagai petani kelapa. Sebagai tanaman mayoritas di wilayah

tersebut idealnya masyarakat mampu memaksimalkan pemanfaatan kelapa

yang di jadikan pendapatan produktif dalam meningkatkan pendapatan

masyarakat disana. Karena masyarakat di sana belum menyadari dan

memanfaatkan bagian pohon kelapa secara menyeluruh, persaingan pasar

semakin meningkat yang membuat hasil produksi dan jumlah pohon

kelapa yang tidak seimbang.

. Menurut catatan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Kepulauan Selayar, pada tahun 2014 produksi kelapa mencapai 19.476,00

ton, dalam angka tersebut kecamatan pasilambena menyumbang 2.026,80

ton produksi yang diperoleh melalui pengolahan lahan pertanian oleh

masyarakat sendiri.

Pasilambena adalah salah satu kecamatan yang ikut serta dalam

pembuatan kopra di Kabupaten Kepulauan Selayar. Di kecamatan tersebut

4
terdapat. 1,134 Ha lahan yang memproduksi 2,026.92 ton kelapa menjadi

kopra pada tahun 2014 (Kecamatan Pasilambena dalam angka 2015).

Jumlah produksi kelapa di kecamatan Pasilambena mengalami

peningkatan yang signifikan, dalam rentan waktu 5 tahun terakhir, mulai

dari tahun 2010, produksi kelapa hanya 1.780,92 dengan luas lahan 918

Ha dan pada tahun 2015 angka produksi mengalami peningkatan kurang

lebih sekitar 30% menjadi 2.026,92 dengan luas lahan 1.134 Ha, jumlah

produksi kelapa tersebut kemudian diolah menjadi kopra oleh petani.

Peningkatan produksi tersebut menunjukkan bahwa kopra merupakan

salah satu komoditas unggulan petani di Selayar khususnya di Kecamatan

Pasilambena dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Pembuatan kopra di Pasilambena masih menggunakan tenaga

manusia, mereka memanfaatkan sebagian lahan pertanian dan halaman

rumah sebagai tempat produksinya.Tenaga kerja yang digunakan juga

masih diambil dari anggota keluarga, kerabat dekat dan tetangga. Mereka

diberikan upah berdasarkan jenis yang dikerjakan, seperti pemanjat kelapa,

pengupas kelapa dan orang yang ditugaskan untuk memanggang kelapa

yang akan dijadikan kopra. Hasilnya dijual kepada pengepul atau

pengusahakopra yang ada di tiap desa dan kemudian dijual ke ibu kota

kabupaten dan selanjutnya diditribusikan ke luar daerah Kabupaten

Kepulauan Selayar.

Dengan pentingnya industri kopra tradisional di Selayar sebagai

salah satu sub-sektor ekonomi, maka saya tertarik untuk meneliti dengan

5
pendekatan sosial-budaya. Berbeda dengan kajian-kajian antropologi

sebelumnya, yang melihat industri kopra sebagai sistim ekonomi lokal

tertutup, maka saya justru melihatnya dalam konteks eksternal. Artinya

bahwa industri kopra dapat tumbuh dan masih bertahan hingga sekarang

karena ditopang oleh pasar regional dan bahkan global. Dengan latar

belakang tersebut kajian ini diberi judul “Pengeloaan Kopra Dalam

Konteks Komunitas Lokal Di Kalaotoa Kecamatan Pasilambena

Kabupaten Kepulauan Selayar”.

6
B. Fokus Masalah

1. Bagaimana cara pengelolaan industri kopra di Desa Kalaotoa

Kecamatan Pasilambena Kabupaten Kepulauan Selayar?

2. Bagaimana rantai pemasaran produksi kopra Selayar ke daerah-daerah

pasar regional di Indonesia, sejak 10 tahun terakhir?

3. Bagaimana efek industri kopra terhadap kondisi sosial ekonomi

Rumah Tangga petani kelapa Di Desa Kalaotoa Kec. Pasilambena?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

a. Mendeskripsikan bagaimana cara pegelolaan industri kopra di

Desa KalaotoaKecamatan Pasilambena Kab. Kepulauan

Selayar

b. Menggambarkan rantai jaringan pemasaran kopra Selayar Ke

daerah regional di indonesia sejak 10 tahun terakhir.

c. Menjelaskan efek dari industri kopra terhadap kondisi sosial-

ekonomi petani kelapa di Desa Kalaotoa Kecamatan

Pasilambena Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Manfaat

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi terkait industri kopra tradisional di Kabupaten Kepulauan

Selayar sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan dalam penelitian

selanjutnya. Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat

7
menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan dalam perumusan kebijakan

pemerintah setempat untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat

khususnya kesejahteraan petani.

8
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL

1. Petani

Petani dalam kehidupan sehari-hari bukanlah sesuatu hal yang

asing bagi masyarakat indonesia. Petani merupakan salah satu peran yang

digeluti oleh seseorang dalam kegiatannya sebagai pengelola sumber daya

alam. Berikut ini adalah beberapa pengertian petani yang saya dapatkan

dari berbagai sumber.

Petani adalah seseorang atau masyarakat yang pekerjaannya

bercocok tanam pada tanah pertanian. Definisi petani menurut Anwas

(1992 :34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan

cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan

tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.

Slamet (2000 18-19), petani adalah petani yang memiliki tanah

sendiri, bukan penyakap maupun penyewa.(htt://xerma.blogspot.co.id).

Pengertian lain yakni, Menurut wikipedia Indonesia menyebutkan

bahwa petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian,

utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk

menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah, dan

lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut

untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

9
Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah

atau lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud

dari kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau

mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani

tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini

diterapkan, berarti pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada

orang lain walau hasilnya tidak banyak. Apabila bermaksud mengolah

sendiri, tentu harus benar-benar bisa membagi waktu, tetapi kemungkinan

akan kesulitan kalau tanahnya lebih dari satu petak.

2. Industri Tradisional

Industri merupakan suatu bentuk usaha guna memproduksi barang

melalui proses produksi. Menurut Made Sandi industri adalah suatu bentuk

usaha guna memproduksi barang jadi melalui proses produksi

penggarapan dalam jumlah yang besar, sehingga barang produksi tersebut

dapat diperoleh dengan harga yang rendah namun dengan kualitas

setinggi-tingginya. (www.pengertianpakar.com)

Menurut UU No.3 Tahun 2014, industri adalah seluruh bentuk

kegiatan ekonomi yang mengelola bahan baku dan atau memanfaatkan

sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki

nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk juga jasa industri.

10
Konsep industri yang relevan dengan penelitian ini adalah sektor

industri yang dapat dilihat melalui jumlah tenaga kerja atau jenis industri

berdasarkan jumlah tenaga kerja, antara lain : (1) Industri Rumah

tangga;yaitu industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerjanya

berjumlah antara satu sampai dengan empat orang. (2) industri kecil;

adalah industri yang jumlah karyawannya atau tenaga kerjanya berjumlah

antara 5 sampai dengan 19 orang. (3) Industri sedang atau industri

menengah;Adalah industri yang jumlah karyawan atau tenaga kerjanya

berjumlah antara 20 hingga 99 orang.

Seperti yang telah saya uraikan pada pendahuluan, yakni skala

industri di kecamatan Pasilambena masuk dalam kategori industri rumah

tangga dikarenakan tenaga kerja yang dipakai adalah sekitar 1 sampai 4

orang.

1. Kegiatan Produksi

Produksi merupakan salah satu unsur pokok dalam kegiatan

perekonomian dimana seseorang atau badan tertentu melakukan

pengelolaan atau pemanfaatan sumber daya yang ada. Dalam kaitannya

dengan penelitian ini, saya mengambil beberapa konsep penting dalam

ilmu ekonomi, yakni

11
a. Jenis-jenis produksi berdasarkan hasil produksi

1) Produksi barang; produksi barang bertujuan untuk menghasilkan

barang yang siap untuk memenuhi kebutuhan. Seperti gula,

pakaian, tas, meja, almari, dan lain sebagainya

2) Produksi jasa; produksi jasa adalah suatu produksi yang

kegiatannya menghasilkan jasa untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Seperti konsultan, guru, bengkel dan sebagainya.

b. Jenis-jenis produksi berdasarkan sektor produksi

1) Produksi sektor primer : kegiatan produksi yang menghasilkan

bahan dasar dan bahan baku yaitu terdiri dari bidang produksi

atraktif dan agraris

2) Produksi sektor sekunder ; kegiatan produksi yang mengolah

bahan mentah menjadi bahan setengah jadi. Produksi sektor ini

terdiri dari bidang industri dan kerajinan, yaitu dengan

menciptakan kegunaan bentuk

3) Produksi sektor tersier : kegiatan produksi yang mendukung

bidang lain dengan cara menyalurkan hasil produksi atau

menghubungkan dengan pihak lain. Produksi bidang ini terdiri

dari produksi bidang perdagangan dan jasa; yang menciptakan

kegunaan guna waktu, tempat, pemilikan dan pelayanan.

12
3. Penelitian Terdahulu

Sesuai dengan objek penelitian ini saya mencoba memberikan hasil

peninjauan saya, di antaranya adalah :

(1) HubunganHarga Kopra terhadap Tingkat Produksi Kopra di

Kabupaten Minahasa Selatan oleh Ayu Lestari Rusno (2014) yakni :

kelapa merupakan komoditas strategis yang memiliki peran sosial, budaya

dan ekonomi bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Manfaat kelapa tidak

hanya terletak pada daging buahnya yang dapat dikelola menjadi santan,

kopra dan minyak kelapa, tertapi seluruh bagian tanaman kelapa

mempunyai manfaat yang besar, sehingga kelapa juga disebut sebagai

“Pohon Kehidupan” (Sarmidi, 2009).Kopra merupakan salah satu prodak

turunan kelapayang sangat penting, kemudian merupakan bahan baku

pembuatan minyak kelapa.

Dalam penelitiannya dia menyebutkan bahwa produksi buah

kelapa saat ini semakin terancam. Berbagai permasalahan dirasakan

ditingkat petani, industri pengolahan dan pemasaran. Permasalahan yang

dihadapi juga beragam, mulai dari teknik budidaya, skala usaha, teknologi

pengolahan, pemasaran produk, sumber daya manusia, akses permodalan,

infrastruktur, kesenjangan informasi, dan dukungan kebijakan. Sumber

daya kelapa sesungguhnya memiliki potensi yang sangat besar dan perlu

dioptimalkan pengelolaannya sehingga kembali menjadi salah satu motor

perekonomian. Kelapa memiliki kontribusi dan peran strategis hampir

13
pada semua bidang kehidupan, yaitu di bidang ekonomi, pangan,

kesehatan, energi, lingkungan, kostruksi, sosial budaya, seni dan kerajinan,

serta pariwisata.

Di Minahasa Selatan produktivitas kelapa menurun. Hal ini

disebabkan oleh pohon kelapa yang kian menua dan ancaman penyakit

busuk pucuk kelapa. Keadaan harga yang berfluktuasi menyebabkan

krisis yang melanda petani kelapa dimana mereka dirugikan dari segi

pendapatan. Dalam penelitiannya Ia menyebutkan anjloknya harga kopra

disebabkan karena negara tujuan ekspor, yaitu negara-negara eropa

mengalami krisis ekonomi sehingga mengakibatkan permintaan kopra

menurun dan diikuti oleh penurunan harga.

(2) Penelitian yang dilakukan oleh Stefen Popoko (2013) yang berjudul :

Pengaruh Biaya Pemasaran terhadap Tingkat Pendapatan Petani Kopra

di Kecamatan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara; pada

umumnya, kelapa di kabupaten Halmahera utara dipasarkan dalam bentuk

primer, atau belum diolah lebih lanjut. Penggunaan hasil pertanian tanpa

olahan tersebut pun dipusatkan untuk pangan semata. Dengan demikian

nilai ekonomi dari produk hasil kelapa tersebut sangat rentan terhadap

fluktuasi musim yang menyebabkan nilai jualnya rendah dan

menimbulkan kerugian di pihak petani.Sebagai salah satu produksi kelapa,

pendapatan petani kelapa di kecamatan Tobelo Selatan sangat ditentukan

oleh kontribusi hasil usaha tani komoditi kelapa tersebut. pendapatan

petani disamping dipengaruhi oleh tingkat produktivitas per satuan luas

14
juga sangat dipengaruhi oleh mampu tidaknya petani memasarkan hasil

usaha taninya kepada petani dengan harga yang memadai. Penyebab

rendahnya pendapatan petani adalah kesenjangan harga di tingkat petani

dibandingkan dengan harga pada tingkat konsumen akhir. Hal ini terjadi

karena besarnya keuntungan yang diambil oleh pedagang perantara dan

besarnya biaya yang dikeluarkan dalam memasarkan kopra sampai pada

tingkat konsumer akhir.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan bagian yang sangat penting dan terhadap

berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama dalam pengumpulan data.

Sebab data yang diperoleh penelitian merupakan gambaran dari obyek

penelitian.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui

pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan melalui data yang

subyektif bukan melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi

lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah

ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara

mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan

kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita

empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakkan metode

deskriptif.

Menurut Keirl dan Miller dalam Maleong yang dimaksud dengan

penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan

sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia pada kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya”.

16
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut

Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian

fakta dengan interpretasi yang tepat oleh peneliti. Penelitian deskriptif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang

berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang

hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-

pandangan, serta proses-proses yang sedang berlansung dan pengaruh-

pengaruh dari suatu fenomena..

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pulau Kalaotoa Kecamatan Pasilambena

Kabupaten Kepulauan Selayar. Ada pun pertimbangan pemilihan lokasi

ini yakni, dikarenakan Pulau tersebut merupakan salah satu penghasil

kopra di Kepulauan Selayar.

3. Teknik Penentuan Informan

Dalam penelitian ini pemilihan informan dilakukan secara sengaja

(Purposive). Ada pun informan dalam penelitian ini adalah :

17
a) Petani Kelapa

b) Masyarakat yang biasa terlibat dalam pembuatan kopra.

c) Tokoh masyarakat

4. TeknikPengumpulan Data

Pengumpulan data dalam metode ini dilakukan dengan teknik

wawancara, observasi dan studi kepustakaan.

a) Observasi

Metode pengamatan (Observasi) yaitu teknik penelitian dengan

cara mengamati situasi dan kondisi lingkugan fisik serta prilaku

masyarakat yang berkaitan erat dengan masalah penelitian. Metode

ini digunakan untuk mengumpulkan data yang mencakup benda-

benda material, perilaku, serta kondisi lingkungan fisik.

b) Wawancara ( Interview )

Moleong (2005 : 186) mengemukakan bahwa wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu.

Lincoln dan Guba (1985: 266) dalam Moleong (2005) menegaskan

alasan mengapa harus melakukan wawancara, antara lain:

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan ;

mengkonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang

18
dialami masa lalu ; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai

yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan dating ;

memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang

diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia

( triangulasi) ; dan memverifikasi, mengubah dan memperluas

konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan

anggota.

Metodewawancara (Intervew) dimana peneliti mengajukan

pertanyaan kepada informan yang dipandang memiliki

pengetahuan yang banyak berkenaan dengan masalah studi, serta

mampu memberikan informasi tersebut dengan baik. Wawancara

dilakukan dengan mengacu pada istrumen berupa pedoman

wawancara (Interview Guide) yang telah dibuat sebelumnya, yang

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

5. StudiKepustakaan

Studi kepustakaan yaitu teknik penelitian dengan cara

mempelajari literatur-literatur yang berisikan kosep-konsep dan teori-

teori yang mendukung data berkenaan dengan masalah peneliitian.

6. Analisis Data

Proses selanjutnya adalah analisis data, yakni dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu

wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan

19
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan

sebagainya.

Dalamproses ini diperlukan beberapa tahap, semua data yang

diperoleh dari penelitian lapangan akan dianalisis secara kualitatif

yang dimulai dengan olah data, yaitu mengkategorikan atau

menggolong-golongkan data yang terkumpul sesuai dengan

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Secara ideal, tidak ada atau kurang

sekali data yang tidak relevan terkoleksi karena semuanya diseleksi

berdasarkan rumusan masalah yang terurai dalam beberapa pertanyaan

penelitian. Kemudian dilakukan reduksi data sebagai langkah kedua

dalam analisis. Hal ini terjadi karena melimpahnya data yang sama,

artinya, jadi pembuangan dilakukan karena melebihi jumlah yang

dibutuhkan untuk menjawab setiap pertanyaan penelitian.

Langkah ketiga dalam analisis data adalah penyajian data.

Penyajian data dengan analisis kualitatif kebanyakan melalui deskriptif

atau penjelasan (biasa diperkuat dengan data kuantitatif dala table-

tabel silang), dengan mengacu kepada konsep-konsep yang digunakan.

Berikut langkah keempat ialah penarikan kesimpulan, yakni dengan

mengabstraksi data yang sudah disajikan dalam deskripsi atau

pembahasan (sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan

penelitian), tetapi yang juga harus berdasarkan pada pertanyaan dan

konsep yang digunakan.

20

Anda mungkin juga menyukai