Anda di halaman 1dari 4

KAULAS, OLAHAN RUMPUT LAUT KHAS DESA BICOLI

Oleh : Andiherry
Indonesia dikenal sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
sumber daya alam lautan yang melimpah. Dengan luas lautan sekitar 5.8 juta km 2
dengan garis pantai sepanjang 81.00 km yang merupakan garis pantai produktif
terpanjang kedua di dunia. Bahkan sebagian besar kekayaan Indonesia adalah dari
lautan. Mengutip Kementrian Perikanan dan Kelautan (KKP) RI, potensi lestari
sumber daya ikan laut di Indonesia di perkirakan sebesar 12,54 juta ton pertahun yang
tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).
Namun sumber daya laut tidak hanya berupa ikan, ada sekitar 555 spesies rumput laut
dan 950 biota terumbu karang dan belum sepenuhnya diambil nilai ekonominya.
Membahas mengenai kekayaan dan sumber daya lautannya, tentunya kita juga
harus membahas kekayaan di Laut Timur Indonesia, yaitu kekayaan Provinsi Maluku
Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Desa Bicoli khususnya. Umumnya masyarakat
Maluku Utara sebagian besar menggantungkan hidup dari penghasilan laut. Hampir
rata-rata para penduduk khususnya pria di Maluku Utara adalah nelayan. mereka
mengambil hasil laut untuk dikonsumsi dan dijual kembali sebagai penghasilan
mereka, kemudian sebagai penunjang kesejahteraan para nelayan, pemanfaatan
berbagai hasil laut yang ada di Maluku Utara bisa diolah menjadi produk lokal yang
bernilai jual tinggi. Di Desa Bicoli sendiri terdapat berbagai macam jenis tumbuhan
laut hidup yang bisa dikelola, contohnya rumput laut yang ada dan tumbuh subur di
pesisir pantai. Kawasan pesisir pantai Desa Bicoli terdapat spesies rumput laut yang
dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, dimana rumput laut ini menjadi makanan khas
tersendiri dari Desa Bicoli. Masyarakat Bicoli sendiri menyebut rumput laut ini
dengan sebutan “Kaulas”.
Kaulas pastinya masih terdengar asing di telinga orang-orang yang belum
mengetahuinya. Kaulas adalah rumput laut berjenis Alga yang berwarna hijau dan
juga kecoklatan. Jenis rumput laut ini tumbuh subur di pesisir pantai Desa Bicoli.
Cara pengolahannya juga cukup unik tidak seperti pengolahan pada umumnya.
Pengolahan Kaulas ini dilakukan dengan mencampurkan berbagai macam rempah
seperti tomat, cabai dan juga bawang merah serta sedikit minyak kelapa sudah
menjadikan Kaulas makanan siap saji yang khas dari Desa Bicoli itu sendiri. Rasa
dari Kaulas yang diolah cukup mengundang perhatian lidah-lidah pencinta kuliner
yang baru pertama kali mencobanya. Walaupun dibuat dengan teknik sederhana,
Kaulas masih menyimpan rasa yang unik pada saat dimakan. Cara pengambilan
Kaulas dibilang cukup mudah dengan cara mencabutnya secara perlahan kemudian
langsung dimasukan ke dalam tempat yang sudah disiapkan, lalu diolah dan siap
dimakan. Metode pengambilan yang tentunya tidak merusak ekosistem dari Kaulas
tersebut telah lama dilakukan oleh masyarakat Desa Bicoli sehingga rumput laut ini
tetap subur di dalam habitatnya. Dari sekian banyak pengunjung yang sudah
merasakan Kaulas ada salah satu dokter di Ternate yang memberikan tanggapan
positif,
“Kaulas punya gizi yang tinggi karena tidak mengubah tekstur dari rumput
laut,” tuturnya.
Kaulas tentunya pasti menggugah selera tiap penikmatnya, Karena
mempunyai daya tarik tersendiri bagi mereka yang baru pertama mencoba makanan
laut yang satu ini. Rasa yang tentunya masih otentik, belum terjamah oleh indra
perasa para pecinta kuliner laut. Kaulas sudah lama telah dikonsumsi oleh pribumi
disana, namun masyarakat Desa Bicoli tidak mengambil nilai ekonomi dari tumbuhan
laut yang satu ini.
Jika Jepang memiliki Nori atau rumput laut yang dimakan berdampingan
dengan sushi, maka Desa Bicoli memiliki Kaulas yang dimakan berdampingan
dengan sagu. Antara Nori dan Kaulas keduanya dibuat dari bahan berjenis rumput
laut, akan tetapi Nori dari Jepang sudah dikenal dan dijual bebas, sedangkan Kaulas
belum banyak diketahui khalayak ramai dan belum dijual bebas. Hanya segelintir
orang saja yang pernah singgah di Desa Bicoli yang pernah mencicipi kenikmatan
dari kaulas.
Saya rasa Kaulas dengan rasa yang khas dari Desa Bicoli dapat dijadikan
sebagai suatu olahan makanan yang mempunyai nilai jual tersendiri dengan
mengembangkan budidaya rumput laut di Desa Bicoli, dan menginofasikan cara
pengolahannya. Kaulas juga bisa diolah menjadi cemilan yang kaya akan Gizi dan
Nutrisi pastinya diperlukan oleh tubuh kita.
Adapun dalam upaya membudidayakan jenis rumput laut di Indonesia dimana
sejauh ini masih dilakukan dengan cara tradisional, bersifat sederhana, dan belum
banyak mendapat input teknologi dari luar. Menurut Bambang Priono, ada faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam budidaya rumput laut, yakni Pemilihan lokasi
yang memenuhi persyaratan bagi jenis rumput laut yang akan dibudidayakan. Hal ini
perlu karena ada perlakuan yang berbeda untuk tiap jenis rumput laut; Pemilihan bibit
atau seleksi bibit, penyediaan bibit, dan cara pembibitan yang tepat. Metode budidaya
yang tepat, Pemeliharaan selama musim tanam, Metode panen dan perlakuan pasca
panen yang benar.
Dari rangkaian peristiwa dan fakta yang telah dipaparkan di atas, rumput laut
bisa dijadikan tumbuhan unggulan yang dapat dibudidayakan. Oleh karena itu dengan
adanya Kaulas sebagai makanan khas dapat menjadi potensi yang besar sebagai
penggerak roda ekonomi kreatif bagi masyarakat Desa Bicoli maupun Maluku Utara,
tentunya dengan cara memanfaatkan sumber daya laut di bidang kuliner. Tumbuhan
laut yang satu ini hanya tumbuh subur di Desa Bicoli, saya kira hal ini patut di
manfaatkan agar tidak menjadi mubazir karena sesuatu yang telah diciptkan oleh
Tuhan wajib manusia kelola dengan baik dan benar agar dapat menunjang kebutuhan
manusia itu sendiri. Berdasarkan pemanfaatan sumber daya laut Maluku Utara,
Halmahera Timur Desa Bicoli dapat menjadi salah satu Desa potensial yang
menawarkan produk ungulan bercita rasa lokal dari hasil lautnya. Dari hal-hal kecil
seperti inilah kita dapat mendorong pemerintah daerah dan juga para pemuda serta
swasta agar melihat keuntungan ekonomi dari Kaulas itu sendiri dan juga turut
memberikan perhatian lebih kepada potensi kekayaan laut supaya bisa
menyeimbangkan ekosistem rumput laut Kaulas.
Sebagai hipotesa, penulis memiliki pandangan bahwa potensi besar yang ada
pada Kaulas bisa menjadi primadona kedepannya karena Kaulas memiliki kualitas
dan nilai jual yang tinggi sebagai produk hasil kelautan. Salah satu tumbuhan laut
yang sehat dan bisa diolah menjadi makanan atau cemilan yang tentunya bisa
bersaing dengan produk rumput laut lainnya. Dari langkah awal ini bisa berdampak
besar kedepannya jika kita memiliki niat yang baik. Niat yang baik inilah dapat
menjadikan Maluku Utara sebagai daerah yang bisa ikut mengambil andil dalam
ekspor maupun impor hasil pengolahan rumput laut.
Berkaca pada kopra yang sudah menjadi ikon daerah dan turut memberikan
posisi Maluku Utara dalam mengekspor hasil alamnya sampai keluar daerah
sehingga menunjang ekonomi petani kopra itu sendiri. Berdasarkan hal itu
pengolahan dan produksi rumput laut harus lebih dilihat oleh kacamata para sarjana
dan ilmu pengetahuan yang bersifat empiris. Hal ini tentunya bisa menjadi acuan bagi
generasi muda yang harusnya bisa bertukar konsep dalam hal pemanfaatan sumber
daya kelautan, lewat langkah-langkah yang strategis juga kolektif kemudian
dukungan dari pemerintah maupun swasta bisa menjadikan Kaulas sebagai opsi
ekspor impor ataupun ikon dalam dunia kuliner laut. Oleh karena itu kekayaan laut
Indonesia bagian timur harus lebih diperhatikan dan dikelola agar dapat mengambil
nilai ekonomi dari potensi tumbuhan laut yaitu rumput laut itu sendiri.
Hemat penulis berdasarkan apa yang telah penulis sajikan ke dalam paragraf
yang berisi fakta potensi dari Kaulas, dengan harapan nantinya bisa menjadi sumber
acuan dalam memilih langkah yang serius dalam mengelola hasil kelauatan di daerah
Maluku Utara. Harapan yang besar turut menjadi motivasi agar penulis terus mencari
berbagai potensi kelautan yang memiliki nilai ekonomi dan semakin dikenal oleh
masyarakat di dalam daerah maupun di luar daerah, dan juga selalu menyuarakan
pesan “jangan buang sampah di laut”, karena laut adalah sumber yang menghidupi
kehidupan umat Manusia.
BAHAN BACAAN
Tri Prasetyo Anggi, 2021. “Laut Indonesia, Potensi Sumber Daya Alam Laut”,
https://alharki.sch.id/laut-indonesia-potensi-sumber-daya-alam-lautan/ , diakses 11
Oktober 2022 pukul 19.30.
Priono Bambang, 2016. “Budidaya Rumput Laut Dalam Upaya Peningkatan
Industrialisasi Perikanan”,
https://web.archive.org/web/20180720020008id_/http://ejournal-
balitbang.kkp.go.id/index.php/ma/article/download/355/358 , diakses 11 Oktober
2022 pukul 19.45.

BIODATA NARASI
Andi Heri, atau biasa dekenal dengan nama “Mondol” lahir di Bicoli pada
tanggal 06 Desember 1998 dan sekarang menetap di Kota Ternate. Menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Atas pada tahun 2016 di SMA Negeri 2 Kota Ternate,
kemudian melanjutkan pendidikan Strata-1 di Universitas Khairun Kota Ternate pada
tahun 2021 dan mengambil jurusan Hukum. diluar pendidikan saya sebagai seorang
Sarjana Hukum saya memiliki hobi yang berkaitan dengan dunia musik, juga sosial
dan soal lingkungan dan Budaya serta aktif dalam komunitas maupun Organisasi
salah satunya yaitu Rapublik Nort Maluku menjadi satu wadah sehingga terbentuk
landasan agar selalu menyampaikan pesan lewat hal-hal yang saya tulis di dalam
lagu maupun puisi.
Nomor Kontak : 081347149612
Email : andiherry123@gmail.com
Instagram : andiherry_
Facebook : @andiherry

Anda mungkin juga menyukai