Anda di halaman 1dari 11

PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787

Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

PERILAKU EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN SEROK


DI NEGERI HATIVE BESAR KOTA AMBON

ECONOMY BEHAVIOR OF SEROK FISHERMAN HOUSEHOLD


IN HATIVE BESAR AMBON

Yoisye Lopulalan1*, Dionisius Bawole1, Yolanda MTN Apituley1, Christiani KP Kayadoe1


1
Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura
*Penulis korespondensi: oislopu21@gmail.com
Diterima 27 Maret 2023 disetujui 17 Mei 2023

ABSTRAK
Potensi perikanan pelagis kecil yang banyak di perairan Kota Ambon dapat dilihat sebagai suatu
peluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat nelayan, khususnya nelayan tradisional seperti
Nelayan Serok di Negeri Hative Besar. Perilaku ekonomi atau pola pengambilan keputusan rumah tangga
diperlukan untuk memahami berbagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan rumah tangga nelayan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi kegiatan produktif yang dilaksanakan rumah tangga
nelayan serok di Negeri Hative Besar dalam sektor perikanan dan di luar sektor perikanan, (2) mendeskripsikan
perilaku pengambilan keputusan rumah tangga nelayan serok di Negeri Hative Besar yang bertindak sebagai
produsen, distributor dan konsumen, dan (3) mendeskripsikan keterlibatan rumah tangga nelayan serok di
Negeri Hative Besar dalam upaya mengurangi kemiskinan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian survei. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan
secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga nelayan serok memiliki
kegiatan produktif di dalam dan diluar sektor perikanan sebagai usaha untuk menghasilkan pendapatan
keluarga. Perilaku ekonomi rumah tangga nelayan serok sebagai produsen, distributor dan konsumen
dilakukan dengan tujuan dapat menghasilkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Keterlibatan rumah tangga nelayan serok dalam mengurangi kemiskinan dilihat dari beberapa tindakan melalui
peranan anggota keluarga, diversifikasi pekerjaan dan jaringan sosial.
.
Kata Kunci: perilaku ekonomi, rumah tangga, nelayan serok.

ABSTRACT
Potential of small pelagic fishery is abundant in Ambon City waters can be seen as an opportunity to
improve the welfare of fisherman community, especially traditional fisherman such as serok fisherman in
Hative Besar. Economic behavior or pattern of household decision making is needed to understand various
efforts in improving the welfare of fishermen household. This study aims to (1) identify productive activities in
fisheries sector and non-fishery sector by serok fisherman household in Hative Besar, (2) to describe the
behavior of serok fisherman household decision making that acts as a producer, distributor and consumers,
and (3) to describe the involvement of serok fisherman household in an effort to reduce poverty. The research
method used is survey research method. The sample is determined by using purposive sampling technique.
Data analysis was done descriptively qualitative. The results showed that serok fisherman household have
productive activities within and outside the fishery sector as an attempt to generate family income. The
economic behavior of serok fisherman household as producers, distributors and consumers is done in order
to generate income and meet household needs. The involvement of serok fisherman household in reducing
poverty is seen from some actions through the role of family members, job diversification and social
networking.

Keywords: economy behavior, household, serok fisherman.

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 20
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

Cara sitasi: Lopulalan, Y., Bawole, D., Apituley, Y. M. T. N., Kayadoe, C. K. P. 2023. Perilaku Ekonomi Rumah
Tangga Nelayan Serok di Negeri Hative Besar Kota Ambon. PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial
Ekonomi Perikanan dan Kelautan, 7(1): 20-31, DOI: https://doi.org/10.30598/papalele.2023.7.1.20/

PENDAHULUAN penangkapan, pengetahuan, dan keterampilan


Pembangunan yang dilaksanakan di (skill) mereka terbatas. Keterbatasan tersebut
Kota Ambon bertujuan untuk mencapai membuat nelayan serok belum mampu
kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia
mengupayakan adanya pertumbuhan ekonomi. secara optimal, namun usaha mereka telah
Tujuan tersebut dapat tercapai dengan adanya memberikan konstribusi bagi penerimaan
upaya pengembangan dan pengelolaan secara rumah tangga.
optimal terhadap sumberdaya alam yang Nelayan serok di Negeri Hative Besar
tersedia. Salah satu sumber daya alam potensial merupakan nelayan murni yakni nelayan yang
di Kota Ambon ditinjau dari besaran stok hanya menggantungkan hidupnya dari usaha
maupun peluang pemanfaatan dan perikanan dengan menggunakan alat tangkap
pengembangannya yang dapat menunjang serok, dan bukan nelayan murni yakni nelayan
tujuan pembangunan tersebut adalah sumber yang mempunyai pekerjaan lain sebagai upaya
daya perikanan khususnya ikan pelagis kecil. untuk bertahan hidup atau survive dan
Hal ini dilihat dari hasil penelitian dan analisis meningkatkan kesejahteraan rumah tangga
terhadap kelimpahan stok potensi lestari. Untuk mereka. Jika usaha yang ditekuni nelayan serok
jenis ikan pelagis kecil kelimpahan stoknya dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan
sebesar 1.407,7 ton/bulan dengan potensi lestari konsumsi rumah tangga, maka hal ini tentu
sebesar 735,4 ton/bulan, sementara berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan
pemanfaatannya sebesar 232 ton/bulan. kesejahteraan masyarakat secara umum di Kota
Sedangkan kelimpahan stok ikan pelagis besar Ambon.
yaitu 620,6 ton/bulan dengan maksimum Berdasarkan uraian tersebut maka
tangkap lestari (MSY) sebesar 310,3 ton/bulan pendekatan yang memperhatikan perilaku
dimana pemanfaatannya telah mencapai 127,1 ekonomi atau pola pengambilan keputusan
ton/bulan atau sebesar 41% dari MSY rumah tangga diperlukan untuk memahami
(Pemerintah Kota Ambon, 2016). berbagai upaya dalam meningkatkan
Permasalahan yang dihadapi sektor kesejahteraan rumah tangga nelayan. Oleh
perikanan dapat dilihat dalam berbagai bentuk, karena itu penelitian ini bertujuan (1)
salah satu di antaranya yaitu kemiskinan mengidentifikasi kegiatan produktif yang
nelayan. Sampai saat ini masih ada keluarga dilaksanakan rumah tangga nelayan serok di
nelayan yang dikategorikan keluarga kurang Negeri Hative Besar dalam sektor perikanan
mampu atau memiliki tingkat kesejahteraan dan di luar sektor perikanan, (2)
yang rendah. Biasanya nelayan tersebut mendeskripsikan perilaku pengambilan
tergolong nelayan tradisional, padahal realita keputusan rumah tangga nelayan serok di
sumber daya perikanan di Kota Ambon Negeri Hative Besar yang bertindak sebagai
memberi pengertian bahwa perikanan produsen, distributor dan konsumen, dan (3)
merupakan suatu bagian dari kegiatan ekonomi mendeskripsikan keterlibatan rumah tangga
yang dapat memberikan harapan untuk nelayan serok di Negeri Hative Besar dalam
memenuhi kehidupan manusia melalui upaya mengurangi kemiskinan.
berbagai usaha. Perikanan bertujuan
meningkatkan pendapatan nelayan sehingga METODOLOGI
mencapai tingkat kesejahteraan hidup yang Lokasi dan Waktu Penelitian
lebih baik (Suparmoko, 2006). Penelitian dilakukan di Negeri Hative
Salah satu nelayan tradisional yang ada Besar, salah satu Desa di Kota Ambon, pada
di Kota Ambon yang memanfaatkan ikan bulan Maret hingga Mei 2017.
pelagis kecil yaitu Nelayan Serok di Negeri
Hative Besar. Modal, alat operasional

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 21
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

Jenis dan Sumber Data fakta, sifat-sifat serta hubungan antara


Penelitian ini membutuhkan data primer fenomena yang diselidiki.
dan sekunder. Data primer bersumber dari Indikator yang akan dideskripsikan
rumah tangga nelayan serok di Negeri Hative terkait perilaku ekonomi rumah tangga nelayan
Besar sebagai responden. Data primer yang serok di Negeri Hative Besar yaitu kegiatan
diperlukan antara lain identitas rumah tangga produktif yang dilaksanakan rumah tangga
nelayan, pendidikan, kegiatan produktif dan nelayan serok dalam sektor perikanan dan di
curahan waktu kerja rumah tangga di sektor luar sektor perikanan, perilaku pengambilan
perikanan dan non perikanan, jumlah produksi keputusan rumah tangga nelayan serok ketika
dengan alat tangkap serok, biaya produksi, bertindak sebagai produsen, distributor dan
konsumsi pangan dan non pangan, perilaku konsumen, dan keterlibatan rumah tangga
rumah tangga sebagai produsen, distributor dan nelayan serok di Negeri Hative Besar dalam
konsumen, serta keterlibatan dalam upaya mengurangi kemiskinan).
mengurangi kemiskinan. Data sekunder
mengenai potensi perikanan dan kondisi umum HASIL DAN PEMBAHASAN
lokasi penelitian, diperoleh dari literatur Kegiatan Produktif Rumah Tangga Nelayan
maupun laporan yang berkaitan dengan Serok
penelitian yang dilakukan Kantor Dinas 1. Kegiatan Produktif dalam Sektor Perikanan
Kelautan dan Perikanan, Kantor Desa, Badan Kegiatan produktif dalam sektor
Pusat Statistik (BPS) dan lembaga lain. perikanan pada penelitian ini meliputi
kegiatan suami, istri, dan anak yang telah
Metode Pengumpulan Data mampu menghasilkan pendapatan bagi
Penelitian ini menggunakan metode keluarga. Kegiatan tersebut dapat dilihat
survei dengan teknik pemilihan responden seperti pada Tabel 1.
secara purposive sampling atau kesengajaan, Berdasarkan hasil penelitian
yakni suatu teknik pengambilan sampel diketahui bahwa suami dalam Rumah
berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu Tangga Nelayan Serok melakukan kegiatan
yang diperkirakan mempunyai sangkut paut on-fishing dan juga off-fishing hulu yang
erat dengan ciri dan sifat yang spesifik yang berupa penyediaan alat penangkapan,
dilihat dalam populasi (Achmadi dan Narbuko, sedangkan istri hanya melakukan kegiatan
2009). Sampel yang diambil adalah 15 rumah off-fishing hilir berupa pengolahan dan
tangga nelayan serok di Negeri Hative Besar pemasaran hasil tangkapan baik itu hasil
dari jumlah populasi sebanyak 29 rumah tangkapan suami maupun nelayan lain.
tangga. Data dikumpulkan melalui observasi, Dalam bahasa lokal kegiatan memasarkan
wawancara dengan menggunakan kuesioner disebut papalele. Anak dalam Rumah
terstruktur, serta dokumentasi. Tangga Nelayan Serok melakukan kegiatan
on-fishing dan off-fishing hilir yaitu
Metode Analisis Data pemasaran hasil tangkapan. Biasanya yang
Penelitian ini menggunakan metode melakukan penangkapan ikan adalah anak
analisis deskriptif kualitatif. Tujuan analisis laki-laki, yang membantu ayah mereka di
deskriptif untuk menggambarkan secara cermat luar jam sekolah (setelah pulang sekolah
karakteristik dari fakta-fakta yang terjadi saat ataupun saat sedang libur), sedangkan yang
ini (Arikunto, 2006). melakukan kegiatan pemasaran ikan adalah
Nazir (2003) mengatakan bahwa anak perempuan untuk membantu ibu
metode penelitian deskriptif adalah suatu mereka. Kegiatan pemasaran biasanya
metode yang digunakan dalam suatu sistem dimulai sejak subuh (pukul 05.00) dan
pemikiran ataupun suatu keadaan peristiwa selesai antara pukul 10.00 sampai 12.00.
sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah Kegiatan pemasaran hasil tangkapan hanya
untuk membuat deskriptif, gambaran secara dilakukan oleh anak perempuan saat sedang
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- libur sekolah. Curahan waktu kerja suami,
istri, dan anak dalam Rumah Tangga

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 22
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

Nelayan Serok di Sektor Perikanan dapat


dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 1 Kegiatan Produktif Dalam Sektor Perikanan


Status dalam Jumah Responden Persentase
No. Kegiatan
Rumah Tangga (Orang) (%)
Melakukan
15 dari 15 responden 100,00
penangkapan ikan
1. Suami
Membuat alat tangkap
9 dari 15 responden 60,00
(jaring dan serok)
Melakukan
13 dari 15 responden 86,66
pendistribusian ikan
2. Istri
Melakukan pengolahan
8 dari 15 responden 53,34
ikan
Melakukan
14 dari 21 responden 66,66
penangkapan ikan
3. Anak
Melakukan
4 dari 21 responden 19,04
pendistribusian ikan
Sumber: Data primer diolah, 2017.

Tabel 2. Curahan Waktu Kerja di Sektor Perikanan


Status dalam Curahan Waktu Kerja (Jam/Hari)
No. Total
Rumah Tangga 1–2 % 3–4 % 5–6 %
1. Suami 3 20,00 8 53,34 4 26,66 15
2. Istri 2 13,34 6 40,00 7 46,66 15
3. Anak 12 84,72 2 14,28 0 0,00 14
Sumber: Data primer diolah, 2017.

Persentase curahan waktu kerja suami setiap malam untuk membantu ayah mereka
adalah sebesar 53,33% untuk waktu kerja 3 – 4 melakukan penangkapan ikan.
jam per hari. Waktu yang diluangkan suami
dalam Rumah Tangga Nelayan Serok adalah 2. Kegiatan Produktif dalam Non Sektor
malam hari, karena kegiatan penangkapan ikan Perikanan
teri (Stolephorus sp.) menggunakan serok Kegiatan produktif dalam sektor
biasanya dilakukan pukul 19.00 hingga 22.00 non perikanan pada penelitian ini meliputi
dan waktu lainnya digunakan untuk menangkap kegiatan suami, istri dan anak yang telah
jenis hasil tangkapan lain dengan alat tangkap mampu menghasilkan pendapatan bagi
yang berbeda misalnya jaring atau pancing saat keluarga. Hasil penelitian menunjukkan
ikan teri sedang tidak dalam kondisi bahwa anak tidak mempunyai kegiatan
berkelimpahan. Persentase curahan waktu kerja produktif di dalam sektor non perikanan,
istri sebanyak 5 – 6 jam per hari sebanyak oleh sebab itu penelitian ini memfokuskan
46,66% orang. Hal ini karena istri melakukan pada kegiatan produktif dalam sektor
kegiatan pemasaran kurang lebih 5 jam. Ada perikanan yang dilakukan oleh suami dan
juga istri yang meluangkan waktunya untuk istri.
mengolah teri pepes untuk dijual ke pasar. Kegiatan di luar sektor perikanan
Persentase terbesar waktu kerja anak adalah dilakukan untuk menambah penghasilan
84,71% untuk curahan waktu 1 – 2 jam, karena keluarga, karena ketidakpastian musim juga
hampir keseluruhan anak dalam rumah tangga untuk mengisi waktu luang atau waktu
nelayan serok meluangkan waktu 1 – 2 jam kosong Rumah Tangga Nelayan Serok pada
pagi hingga siang hari, karena kegiatan

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 23
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

produktif dalam sektor perikanan biasa sektor non perikanan adalah 4 sampai 6 jam
dilakukan pada malam hari. Hasil penelitian per hari. Sedangkan kegiatan istri di dalam
ini membuktikan bahwa tidak semua sektor non perikanan antara lain petani,
Rumah Tangga Nelayan Serok memiliki bekerja di toko atau rumah makan milik
kegiatan produktif di dalam sektor non orang lain, menjalankan usaha kecil (kios)
perikanan. di rumah, dengan rata-rata curahan waktu
Kegiatan produktif dalam sektor istri 4 – 6 jam per hari. Berdasarkan hasil
non perikanan yang dilakukan oleh rumah wawancara dengan 15 unit Rumah Tangga
tangga nelayan serok sangat beragam, Nelayan Serok (15 orang suami dan 15
antara lain ada suami yang bekerja sebagai orang isteri), maka dapat diketahui
petani, supir mobil pangkalan, buruh persentase kegiatan rumah tangga dalam
bangunan, bekerja di toko milik orang lain, sektor non perikanan, seperti disajikan pada
dan menjalankan usaha kecil (kios) di Gambar 1.
rumah, dengan rata-rata waktu yang
dicurahkan suami untuk kegiatan dalam

Gambar 4. Kegiatan Produktif Rumah Tangga dalam Sektor Non Perikanan

Perilaku Ekonomi Rumah Tangga Nelayan mesin genset/alat penghasil listrik) yang
Serok digunakan adalah milik sendiri dengan
1. Perilaku Rumah Tangga sebagai Produsen. rata-rata modal total pengadaan
Penelitian ini memfokuskan pada keseluruhan input sebesar
produksi rumah tangga dengan Rp.3.500.000,00. Modal yang
menggunakan alat tangkap serok. Hasil dikeluarkan untuk pengadaan input
penelitian menjelaskan bahwa rumah berasal dari tabungan keluarga dan juga
tangga nelayan serok berperan sebagai dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
produsen dengan keputusan melakukan Ambon melalui Pemerintah Negeri
kegiatan sebagai berikut: Hative Besar. Selain modal, usaha ini
a. Menghasilkan output berupa hasil juga membutuhkan biaya operasi yaitu
tangkapan ikan teri (Stolephorus sp). biaya yang dikeluarkan untuk bensin
Dari hasil wawancara terhadap mesin genset dan biaya untuk rokok
15 responden, input (berupa alat yang dikeluarkan setiap hari dan berasal
tangkap serok, perahu, lampu, dan dari tabungan keluarga.

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 24
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

Produksi (hasil tangkapan) ini suami melakukan proses penangkapan


dominan dilakukan suami dengan cara dan sebagai penerimaan rumah tangga.
melakukan penangkapan di pantai Jika helper tersebut adalah anak sendiri
Negeri Hative Besar, dengan rata-rata maka upah diberikan dengan sebutan
waktu 3 – 4 jam/hari. Dalam penelitian ‘sekedar untuk uang jajan’, namun jika
ini karakteristik proses produksi helper tersebut adalah sanak saudara
sifatnya berburu ikan dan jumlah ikan maka upah akan diberikan sama rata
yang diperoleh tergantung pada musim, (dibagi dua) tetapi setelah bagian untuk
yakni musim panen dan paceklik. biaya bensin untuk penggunaan mesin
Tenaga Kerja dalam proses genset telah diambil dari hasil penjualan
penangkapan sebanyak dua orang produksi. Ada pula upah yang diberikan
dalam satu perahu yakni suami dan anak tidak dibagi sama rata tapi terserah
laki-laki atau sanak saudara yang masih pemberian dari rumah tangga tersebut,
mempunyai hubungan keluarga. Hal ini dengan perhitungan bagian rumah
diputuskan rumah tangga untuk tangga tersebut tentu lebih besar dari
membantu sanak saudara tersebut, serta yang diterima helper tersebut.
untuk mengurangi biaya atau upah yang Pencatatan hasil produksi, hasil
akan diberikan. penjualan, dan keuntungan bersih yang
Hasil produksi ikan teri diperoleh rumah tangga nelayan serok
(Stolephorus sp) tidak menentu, jika tidak dilakukan. Hal ini dikarenakan
sedang terjadi kelimpahan ikan maka kebiasaan rumah tangga tradisional
dalam sekali trip rumah tangga nelayan yang hanya sekedar memproduksi dan
serok bisa mengumpulkan 5 – 10 loyang menjual hasil produksi tanpa
ikan. Loyang tersebut merupakan melakukan pencatatan. Walau begitu,
loyang ukur yang digunakan oleh para responden mengaku bahwa
hampir semua rumah tangga serok. Satu pencatatan produksi penting dilakukan
loyang ikan teri (Stolephorus sp) setara agar rumah tangga dapat memiliki data
dengan 7 kg. Jika sedang terjadi musim produksi dan mengatur keuangannya
kurang ikan, rumah tangga nelayan dengan baik, namun hal tersebut masih
serok bisa saja tidak membawa pulang dianggap terlalu berlebihan. Pemikiran
hasil tangkapan, namun rata-rata setiap seperti ini didukung oleh tingkat
hari rumah tangga nelayan serok dapat pendidikan dan pengetahuan yang
menghasilkan 1 – 3 loyang ikan teri rendah dan juga kebiasaan turun
(Stolephorus sp) atau 7 – 21 kg ikan. menurun.
Hambatan yang diperoleh rumah tangga Rumah tangga nelayan serok
dalam proses produksi ini yaitu ketika mengaku bahwa keuntungan hasil
terjadi kerusakan mesin genset, serta produksi walaupun tidak tetap tetapi
cuaca dan keadaan di lokasi fishing mampu memenuhi kebutuhan sehari-
ground yang tidak mendukung (angin, hari, khususnya untuk kebutuhan
ombak, dan air keruh). pangan. Rata-rata keuntungan bersih
Saat berperan sebagai produsen, yang diterima rumah tangga nelayan
rumah tangga nelayan serok melakukan serok adalah Rp 300.000,00 – Rp
kegiatan menawarkan hasil produksi 600.000,00/hari saat musim kelimpahan
kepada konsumen yang dilakukan ikan, dan Rp 200.000,00 – Rp
secara langsung di pasar atau kepada 400.000,00 saat musim kurang ikan.
‘papalele’ untuk dijual kembali. Keuntungan bersih tersebut kemudian
Pembagian upah dalam proses dialokasikan untuk kebutuhan pangan
produksi ini dilakukan setelah hasil dan non pangan serta tabungan rumah
produksi tersebut telah dijual. Upah tangga.
diberikan kepada satu orang tenaga
kerja (helper) yang telah membantu

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 25
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

b. Menghasilkan output berupa olahan bersih yang didapatkan. Pemikiran


hasil tangkapan ikan. rumah tangga bahwa pencatatan
Hasil wawancara terhadap 15 memang penting namun berlebihan,
responden menunjukkan ada kegiatan disebabkan karena tujuan rumah tangga
produksi lain yang dilakukan selain melakukan produksi hanya untuk
produksi hasil tangkapan segar yakni kebutuhan sehari-hari serta
produksi ikan teri pepes dengan pengetahuan yang rendah.
menggunakan input antara lain bahan c. Menghasilkan output berupa jasa
baku ikan puri (teri) segar, tempurung menjahit serok.
kelapa dan daun pisang. Bahan baku Jasa merupakan salah satu hasil
tersebut bersumber dari hasil tangkapan produksi selain barang. Jasa yang
suami sehingga tidak memerlukan ditawarkan oleh rumah tangga nelayan
biaya, dan input lainnya pun didapatkan serok adalah menjahit alat tangkap
secara gratis dari alam sehingga tidak serok. Produksi ini bukan merupakan
ada biaya yang dikeluarkan untuk produksi rutin, karena hanya dilakukan
mengadakannya. ketika ada permintaan dari nelayan yang
Produksi ikan teri pepes ini juga ingin menggunakan alat tangkap
dominan dilakukan oleh istri. Proses serok namun tidak ahli dalam menjahit.
produksi dilakukan dengan cara Tenaga kerja dalam proses
meletakkan ikan teri dengan jumlah produksi ini adalah tenaga kerja tunggal
takaran “1 telapak tangan” atau setara yakni suami dalam rumah tangga
dengan “4 sendok makan” ke dalam nelayan serok, sehingga tidak ada
daun pisang. Setelah itu ditambahkan pembagian hasil. Pencatatan produksi
bumbu berupa garam atau lada pun tidak pernah dilakukan oleh rumah
secukupnya, namun ada juga yang tidak tangga karena produksi ini bukan
menambahkan bumbu. Jika sudah siap, merupakan produksi rutin dan tujuan
maka daun pisang tersebut dijepit dan produksi ini hanya untuk menambah
mulai diasapkan di atas tempurung pendapatan rumah tangga dalam
kelapa sampai kering. Setelah selesai, memenuhi kebutuhan sehari-hari
hasil produksi ditawarkan langsung
kepada konsumen di Pasar Mardika. 2. Perilaku Rumah Tangga sebagai
Tidak ada tenaga kerja Distributor.
tambahan yang digunakan dalam proses Distribusi merupakan salah satu
produksi ini, sehingga tidak ada keputusan rumah tangga nelayan serok
pembagian upah. Hasil penjualan untuk menyalurkan barang dan atau jasa
produksi sepenuhnya menjadi hasil produksi kepada konsumen. Sumber
pemasukan keluarga dan dialokasikan barang yang didistribusikan merupakan
untuk memenuhi kebutuhan dan produksi rumah tangga sendiri dan produksi
tabungan keluarga. Rata-rata rumah tangga tetangga lainnya. Pihak yang
keuntungan bersih/hari yang didapatkan dominan melakukan kegiatan distribusi
rumah tangga nelayan serok melalui adalah istri. Hasil produksi yang
proses produksi ikan pepes adalah Rp. didistribusikan adalah hasil tangkapan
200.000,00 – Rp. 250.000,00. Produk segar dan hasil olahan ikan teri pepes.
ini dihasilkan sekali dalam sehari jika Ada dua kemungkinan keputusan
hasil tangkapan suami sedang penyaluran hasil tangkapan, disalurkan
berkelimpahan. kepada orang lain (papalele) dan atau
Produksi olahan hasil tangkapan langsung kepada konsumen akhir.
yang dilakukan rumah tangga nelayan Biasanya hasil olahan (ikan teri pepes) akan
serok tidak memiliki pencatatan baik itu disalurkan rumah tangga langsung ke
berupa volume penjualan, biaya yang konsumen akhir dengan harga Rp.
dikeluarkan sampai pada keuntungan 10.000,00/3bungkus, sedangkan output

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 26
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

produksi berupa hasil tangkapan akan Pengeluaran atau konsumsi yang dilakukan
didistribusikan ke ‘papalele’ dengan harga rumah tangga terdiri dari konsumsi pangan
Rp 150.000,00 – Rp. 200.000,00 per loyang dan konsumsi non pangan.
ukur atau 7 kg ikan teri saat musim a. Konsumsi Pangan Rumah Tangga
kelimpahan ikan dan Rp 250.000,00 – Rp Konsumsi bahan pangan
300.000,00 saat musim kurang ikan. Selain merupakan kebutuhan pokok rumah
itu rumah tangga juga dapat menyalurkan tangga meliputi kebutuhan makanan
langsung ke konsumen akhir di pasar seperti beras, lauk pauk, minyak
dengan harga Rp. 10.000,00 untuk takaran goreng, bumbu dapur dan lain
2 – 3 “loko” atau genggam tangan. sebagainya. Setiap rumah tangga
Keputusan rumah tangga nelayan serok mengutamakan
mendistribusikan hasil tangkapan ke pemenuhan kebutuhan pangan untuk
‘papalele’ sebagai bentuk simpati atau jumlah tanggungan keluarga dari
peduli dengan kebutuhan orang lain dan pendapatan yang diterima. Oleh karena
atau agar rumah tangga tidak perlu lagi itu, suami dan atau istri akan berusaha
membawa hasil produksi ke pasar. Namun, meraih pendapatan yang cukup untuk
jika hasil tangkapan sedikit maka istri akan memenuhi kebutuhan pangan meski
langsung menjualnya sendiri ke pasar atau pendapatan total rumah tangga sedang
mendistribusikan langsung kepada menurun. Pendapatan rumah tangga
konsumen akhir untuk mendapatkan tersebut dominan dikelola oleh istri.
keuntungan yang lebih besar sehingga dapat b. Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga
memenuhi kebutuhan keluarga. Konsumsi non pangan rumah
Rumah tangga nelayan serok juga tangga nelayan serok meliputi
mengambil keputusan untuk menyalurkan pendidikan, kesehatan, listrik,
barang hasil produksi orang lain. Disinilah komunikasi, transportasi, sosial
para istri berperan sebagai ‘papalele’. kemasyarakatan serta kebutuhan
Keputusan ini diambil ketika rumah tangga lainnya. Kebutuhan non pangan rumah
nelayan serok tidak mempunyai hasil tangga akan terpenuhi ketika kebutuhan
produksi namun kebutuhan sehari-hari pangan telah lebih dulu dipenuhi.
harus tetap terpenuhi. Modal awal untuk Namun, ini tidak berlaku untuk jenis
membeli hasil tangkapan milik rumah kebutuhan non pangan yaitu
tangga lain untuk kembali dijual adalah Rp. pendidikan, sebab berdasarkan hasil
200.000,00 – Rp.250.000,00 untuk 1 loyang wawancara terhadap responden, mereka
atau setara dengan 7 kg ikan teri. mengaku bahwa kebutuhan prioritas
Penerimaan dari hasil distribusi yang harus dipenuhi selain kebutuhan
kemudian dialokasikan untuk bagian makan yaitu kebutuhan pendidikan
keuntungan bersih yang diperoleh rumah anak. Walaupun rumah tangga nelayan
tangga dan sebagian sebagai biaya operasi serok bersifat tradisional tetapi mereka
untuk melakukan proses distribusi maupun menganggap pendidikan anak sebagai
kebutuhan produksi. Keuntungan dari hasil suatu hal yang sangat penting untuk
distribusi dialokasikan rumah tangga untuk memperbaiki masa depan anak-anak,
memenuhi kebutuhan sehari-hari baik oleh karena itu kebutuhan pangan dan
kebutuhan pangan maupun non pangan. pendidikan menjadi hal wajib dipenuhi.
Untuk itu, suami dan atau istri akan
3. Perilaku Rumah Tangga sebagai berusaha meraih pendapatan yang
Konsumen. cukup untuk memenuhi kebutuhan
Pendapatan rumah tangga nelayan pendidikan anak.
serok dialokasikan untuk memenuhi Tidak ada pencatatan untuk
kebutuhan rumah tangga. Hal ini setiap pengeluaran rumah tangga. Oleh
disebabkan karena pendapatan berpengaruh sebab itu, responden hanya dapat
terhadap daya beli (Simanullang, 2006). memperkirakan tanpa mengetahui besar

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 27
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

pengeluaran yang pasti. Dari hasil menambah pemasukan ekonomi keluarga dapat
perkiraan tersebut biaya untuk dilihat dari aktifitas nelayan melakukan
konsumsi non pangan lebih kecil dari pekerjaan sampingan pada sektor non
biaya konsumsi pangan, itu berarti perikanan yang. Aktivitas tersebut diantaranya
tingkat kesejahteraan rumah tangga dengan melakukan kegiatan bertani, menjalani
masih rendah (Pancasasti, 2008). usaha kios, bekerja sebagai supir, dan lain
sebagainya yang bisa dilihat pada pembahasan
Keterlibatan Rumah Tangga dalam sebelumnya. Walaupun hasilnya juga terkadang
Mengurangi Kemiskinan juga tidak menentu tetapi paling tidak hal
Tindakan rumah tangga nelayan serok tersebut bisa sedikit membantu rumah tangga
untuk menghadapi kemiskinan antara lain nelayan untuk terus bisa menjaga kelangsungan
melalui: hidup keluarganya.
1. Peranan Anggota Rumah Tangga
Rumah tangga nelayan serok turut 3. Jaringan Sosial
berpartisipasi dalam mengurangi kemiskinan Jaringan sosial dimanfaatkan nelayan
dengan adanya motivasi rumah tangga untuk sebagai salah satu upaya dalam mengatasi
hidup lebih baik dengan cara giat bekerja, tekanan-tekanan ekonomi. Pada saat rumah
berusaha mengatur keuangan keluarga dengan tangga nelayan serok mengalami kesulitan
baik, serta berusaha dengan maksimal untuk kondisi keuangan nelayan biasanya meminjam
memfasilitasi kebutuhan pendidikan bagi anak- uang kepada kerabat (saudara), tetangga
anak. Oleh karena itu rumah tangga nelayan maupun kepada koperasi, dengan syarat akan
serok akan berusaha untuk mengoptimalkan dikembalikan pada jangka waktu yang telah
peran tenaga kerja anggota keluarga, salah ditentukan. Hal ini merupakan salah satu cara
satunya dapat dilihat dari peran istri nelayan yang dilakukan ketika keadaan tersebut adalah
yang membantu dalam bekerja dan membantu keadaan yang sangat mendesak.
perekonomian keluarga. Bentuk kegiatan
tersebut berupa kegiatan di sektor perikanan KESIMPULAN DAN SARAN
yakni melakukan pengolahan ikan, maupun non Kesimpulan
sektor perikanan yakni sebagai petani, Kegiatan produktif rumah tangga
menjalankan usaha kecil (kios), dan bekerja di nelayan serok di sektor perikanan berupa
toko milik orang lain. kegiatan on-fishing, kegiatan off-fishing hulu
Suami dan istri dalam rumah tangga berupa pembuatan alat tangkap dan off-fishing
nelayan serok mengaku bahwa pendidikan hilir berupa pengolahan dan pemasaran hasil,
sangat diperlukan dalam dunia kerja, untuk itu dengan rata-rata curahan kerja per hari suami
mereka akan berusaha dengan maksimal untuk yaitu 3 – 4 jam, istri 6 – 8 jam dan anak 1 – 2
mempersiapkan fasilitas pendidikan bagi anak- jam. Kegiatan produktif rumah tangga nelayan
anak mereka. Secara tidak langsung, rumah serok di sektor non perikanan meliputi
nelayan serok tersebut terlibat membantu pekerjaan suami sebagai petani, buruh
mengurangi kemiskinan dengan meningkatkan bangunan, supir mobil pangkalan, usaha kios
mutu dan kualitas sumber daya manusia untuk kecil, dan bekerja di toko milik orang lain serta
menghadapi persaingan pada dunia kerja. pekerjaan istri sebagai petani, usaha kios kecil
dan bekerja di toko atau rumah makan orang
2. Diversifikasi Pekerjaan lain. Rata-rata curahan waktu kerja suami dan
Diversifikasi merupakan salah satu istri dalam sektor non perikanan yaitu 4 – 6
upaya yang dilakukan oleh nelayan dalam jam/hari. Perilaku rumah tangga nelayan serok
mengatasi kemiskinan. Pendapatan nelayan sebagai produsen meliputi keputusan
yang tidak menentu dan sangat bergantung pada mengalokasikan input sehingga menghasilkan
hasil laut membuat nelayan berpikir keras untuk output berupa hasil tangkapan ikan teri dan
berusaha menambah penghasilan untuk hasil olahan ikan teri pepes, serta perilaku
kebutuhan hidup sehari-hari yang harus terus dalam proses penawaran output. Perilaku
dipenuhi. Bentuk diversifikasi pekerjaan untuk rumah tangga nelayan serok sebagai distributor

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 28
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

berupa keputusan untuk menyalurkan barang Kantor Negeri Hative Kecil. (2017). Profil
dan jasa produksi milik sendiri dan atau barang Negeri Hative Kecil. Pemerintah Negeri
produksi milik orang lain. Perilaku rumah Hative Kecil, Ambon.
tangga nelayan serok sebagai konsumen Makruf, A. (2015). Analisis Kesejahteraan
disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh Ekonomi Rumah Tangga Nelayan dan
dari hasil produksi dan distribusi. Prioritas Perilaku Ekonomi Rumah Tangga
rumah tangga adalah memenuhi kebutuhan Nelayan Melalui Moral Ekonomi dan
pangan dan kebutuhan non pangan berupa Derajat Kewirausahaan Nelayan
pendidikan anak. Semua proses kegiatan Kabupaten Sampang Jawa Timur.
ekonomi yang dilakukan rumah tangga tidak JMM17 Jurnal Ilmu Ekonomi dan
mempunyai pencatatan. Keterlibatan rumah Manajemen, 2 (2): 11-26.
tangga nelayan serok dalam mengurangi Mustasyfarina, W. (2012). Pandangan
kemiskinan ditunjukan dengan adanya Keluarga Nelayan tentang Keluarga
kesadaran dan pengetahuan bahwa masih Sakinah (Studi di Desa Tasikmadu
banyak masyarakat khususnya nelayan yang Kecamatan Watulimo Kabupaten
hidupnya belum sejahtera, adanya motivasi Trenggalek). Skripsi. Fakultas Syariah,
untuk hidup lebih layak dengan giat bekerja Universitas Islam Negeri Maulana
serta motivasi untuk menyekolahkan anak-anak Malik Ibraham. Malang.
agar nantinya hidup mereka lebih layak dan Nazmar, E. (2014). Upaya Peningkatan
sejahtera. Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Skala
Kecil dengan Memanfaatkan Waktu
Saran Luang di Luar Penangkapan Ikan (Off-
Kepada Rumah Tangga Nelayan Serok Fishing) di Kota Padang. e-Jurnal
di Negeri Hative Besar, sebaiknya harus ada Apresiasi Ekonomi, 2 (1): 15-25. ISSN:
pencatatan produksi, distribusi, dan konsumsi 2337-3997.
untuk pengembangan usaha milik rumah Pancasasti, R. (2008). Analisis Perilaku
tangga. Kepada Pemerintah Negeri Hative Ekonomi Rumah Tangga dan Peluang
Besar, sebaiknya perlu mencatat dan mengenal Kemiskinan Nelayan Tradisional (Studi
nelayan aktif agar penyaluran bantuan baik Kasus: Rumahtangga Nelayan
berupa modal, alat tangkap, dan lain sebagainya Tradisional di Kecamatan Kasemen
tidak salah sasaran melainkan dapat digunakan Kabupaten Serang Propinsi Banten.
secara efektif dan efisien untuk menunjang Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut
proses ekonomi (produksi, distribusi, dan Pertanian Bogor.
konsumsi) rumah tangga nelayan. Kepada Pemerintah Kota Ambon. (2016). Perikanan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon, https://www.ambon.go.id/perikanan/,
sebaiknya ada fungsi controlling yang langsung diakses pada 2 Maret 2017, 13.00 WIT.
dilakukan terhadap bantuan yang telah Sastrawidjaya. (2002). Nelayan Nusantara.
disalurkan kepada para nelayan melalui Pusat Riset Pengolahan Produk Sosial
Pemerintah Negeri agar bantuan tersebut tidak Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
sia-sia melainkan dapat menunjang Jakarta.
kesejahteraan nelayan. Kepada Para Simanullang, E.S. (2006). Analisis Model
Akademisi, sebaiknya perlu penelitian dan Peluang Kerja Suami dan Istri, Perilaku
pengabdian lanjutan terhadap nelayan serok di Ekonomi Rumah Tangga dan Peluang
Negeri Hative Besar supaya dapat dijadikan Kemiskinan (Studi Kasus:
refrensi bagi pengembangan kualitas usaha Rumahtangga Nelayan Tradisional di
nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan Kecamatan Pandan Kabupaten
hidup mereka. Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera
Utara). Tesis. Sekolah Pasca Sarjana.
DAFTAR PUSTAKA Institut Pertanian Bogor.
Achmadi dan Narbuko. (2009). Metode Syahrizal., S. Meiyenti., dan R. Ekaputra.
Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta. (2011). Aspek Tindakan dan Perilaku

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 29
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index
PAPALELE: Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan ISSN: 2580-0787
Volume 7 Nomor 1, Juni 2023, Halaman: 20-31

dalam Kemiskinan, Studi pada


Masyarakat Nelayan Kabupaten Pesisir
Selatan Sumatera Barat. Jurnal
Humanus, 10 (1): 25-35,
DOI: https://doi.org/10.24036/jh.v10i1.
483

Diterbitkan oleh: Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-UNPATTI 30
Website: https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/papalele/index

Anda mungkin juga menyukai