Olvi Cristianawati
Program Magister Sumberdaya Pantai
Universitas Diponegoro Semarang
Abstract
Bejalen village is located in Ambarawa subdistrict which has 470,720 hectars. There are
14,040 hectars of ponds and about 86 hectars rice fields as a good source for fish and
agritultural production. The agricultural output reached 14,040 tons of crops and the
production of fish amounted 1,533 tons. The Livelihood of community is fishermen. They work
everyday based on the old generation tradition. The research purpose has gained more
information about the fishermen culture, such as social, economic, and organisational
condition.
Keywords: culture, fishermen, swamp, social, economic, and organisational condition
terbentuk atas dasar ketidaksamaan dan peringatan Isra’ Miraj, dan Maulid Nabi.
sifat fleksibilitas yang tersebar sebagai Apabila terdapat masyarakat yang
sebuah sistem pertukaran pribadi. Dalam mempunyai hajat perkawinan, biasanya
pertukaran itu, berarti ada arus dari patron warga akan membantu dalam hal tenaga.
klien dan sebaliknya. Masyarakat Desa Bejalen tidak memiliki
Hubungan antara nelayan dengan tradisi yang disebut sedekah laut atau yang
patron yang menguasai sumberdaya tidak berhubungan dengan konservasi. Menurut
sama. Artinya, parton menguasai Koentjaraningrat (1990), kearifan lokal
sumberdaya modal jauh lebih besar yang ada di masyarakat merupakan suatu
daripada nelayan. Dengan ketidaksamaan bentuk budaya dan masyarakat yang telah
penguasaan sumberdaya itu, terjadilah terjadi secara turun temurun menjadi suatu
ikatan patron-klien. Masyhuri (1999) kebiasaan yang tidak dapat dilanggar.
menyatakan bahwa pada saat hasil Kearifan lokal berperan penting
tangkapan kurang baik, nelayan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
kekurangan uang. Pada akhirnya, ia Desa Bejalen, Kecamatan Ambarawa,
melepas barang-barang yang mudah dijual Kabupaten Semarang. Hubungan antar
dengan lebih murah kepada patron. warga dapat berjalan dengan baik,
Masyarakat perikanan setempat baik harmonis, dan berkesinambungan. Hal ini
itu yang bermata pencaharian sebagai dikarenakan terdapat rasa saling
nelayan mendapatkan dana untuk melaut menghormati antar warga sekitar.
berasal dari dana sendiri, pengolah hasil Kesadaran untuk mematuhi norma dan
perikanan mendapatkan dana atau modal adat istiadat yang berlaku sudah tertanam
untuk mengolah hasil perikanan dan dana dan dijalankan dengan baik. Kearifan lokal
sendiri, sedangkan pembudidaya berfungsi untuk menjaga kelestarian dan
mendapatkan dana untuk pembudidayaan kesinambungan aset yang dimiliki suatu
ada yang berasal dari bantuan anggota masyarakat, sehingga masyarakat dapat
keluarga, ada pula yang berasal dari terpenuhi kebutuhannya dan generasi
tengkulak. Kalau dana berasal dari hingga generasi berikutnya, tanpa
tengkulak tersebut, maka hasil budidanya menghabiskan aset tersebut.
akan dibagi dua antara pembudidaya
dengan tengkulak. 5. Penutup
Adapun hasil yang ingin diperoleh
4.3. Kearifan lokal yang Ada di dari hasil penelitian Sosiologi Masyarakat
Msyarakat Perikanan yang dilaksanakan di Desa
Terdapat beberapa tradisi yang Rawa Pening, Ambarawa, berdasarkan
berhubungan dengan pengelolaan SDI di karakteristik profil masyarakat, yaitu:
desa Bejalen, sehingga tidak ada peraturan 1. Menciptakan kebijakan dan aplikasi
adat dan pengaturannya secara tertulis. pembangunan kawasan pesisir dan
Masyarakat di sana hanya mengandalkan masyarakat nelayan yang terintegrasi
sanksi secara lisan atau teguran apabila ada atau terpadu di antara para pelaku
warganya yang bertolak belakang atau pembangunan.
melanggar peraturan. Adapun adat istiadat 2. Menciptakan konsistensi kuantitas
mengenai kelahiran antara lain adalah produksi (hasil tangkap) sehingga
brokohan, puputan dan selapanan. Apabila aktivitas sosial ekonomi perikanan di
ada kematian, maka warga sekitar desa-desa nelayan berlangsung terus.
mengadakan rukun kematian, yakni 3. Mengatasi masalah isolasi geografis
membatu perlengkapan yang dibutuhkan desa nelayan, sehingga menyulitkan
seperti pengadaan kursi, meja, dan lain- keluar masuk barang, jasa, kapital, dan
lain. Untuk adat istiadat dalam hal manusia. Berimplikasi melambatkan
keagamaan biasanya diadakan pengajian,