Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN, PERMASALAHAN, POTENSI DAN TATANAN

NELAYAN PESISIR
Andhika Veryanto Kurniaji
26040117140108, Kelas D, Ilmu Kelautan
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari beribu-ribu
pulau, dimana dua per tiga wilayahnya terdiri dari lautan. Wilayah Indonesia memiliki
keanekaragaman hayati dan potensi perikanan laut yang menjadi aset yang sangat besar untuk
mengembangkan sumber daya kelautan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun untuk
mendapat hasil yang maksimal dari pengolahan sumber daya kelautan dan pantai terdapat banyak
tantangan. Tantangan ini mengenai sumber daya manusia yang mempunyai kualitas rendah dan
kurangnya pengolahan oleh manusia itu sendiri.
Masyarakat di kawasan pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Nelayan
digolongkan sebagai pekerja, yaitu orang-orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi
penangkapan ikan atau binatang air lainnya atau tanaman air, baik secara langsung maupun tidak
langsung sebagai mata pencahariannya.
ISI
Sebagai suatu masyarakat yang tinggal dikawasan pesisir, masyarakat nelayan mempunyai
karakteristik sosial tersendiri yang berbeda dengan masyarakat yang lain. Hal ini tidak menunjukkan
perbedaan tentang permasalahan yang ada. Seperti masyarakat yang lain, masyarakat nelayan
menghadapi sejumlah masalah politik, sosial dan ekonomi yang kompleks. Masalah-masalah tersebut
antara lain kemiskinan, kesenjangan sosial dan tekanan-tekanan ekonomi, keterbatasan akses modal,
teknologi dan pasar, kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi, kualitas sumberdaya masyarakat
yang rendah, keterbatasan akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik, degradasi sumberdaya
lingkungan, serta belum kuatnya kebijakan yang berorientasi pada kemaritiman.

Sesuai potensi yang ada dalam melakukan penangkapan ikan sebagai sumber mata pencaharian
selain dipengaruhi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan faktor alam juga dipengaruhi pula
faktor sosial, budaya dan ekonomi. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian
yang menggambarkan karakteristik kebudayaan masyarakat nelayan khususnya pada masyarakat
nelayan. Dimana masyarakatnya sebagian besar menggantungkan hidupnya sebagai nelayan, baik
nelayan tangkap maupun nelayan pengolah. Potensi alam yang mendukung nelayan ini harus
dimanfaatkan untuk melakukan penangkapan dan pengolahan ikan sebagai sumber mata
pencaharian.
Nelayan Indonesia mayoritas adalah nelayan tradisional dimana hanya mengandalkan perahu
motor tempel dalam melaut serta pengetahuan astronomi dan meteorologi yang digunakan masih
tradisional. Kehidupan nelayan terutama nelayan tradisional dianggap sebagai kelompok masyarakat
miskin dan seringkali dijadikan objek eksploitatif oleh para pemilik modal. Harga ikan sebagai
sumber pendapatannya dikendalikan oleh para pemilik modal atau para pedagang / tengkulak
sehingga distribusi pendapatan menjadi tidak merata.
Perubahan sosial merupakan ciri khas masyarakat dan kebudayaan, baik itu masyarakat
tradisional maupun masyarakat modern. Dalam masyarakat modern perubahan itu sangat cepat,
sedang dalam masyarakat tradisional sangat lambat. Tentang perubahan sosial, sering terbayangkan
sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu tertentu, perbedaan keadaan yang diamati antara sebelum
dan sesudah jangka waktu tertentu. Konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan (1)
perbedaan (2) pada waktu yang berbeda (3) diantara keadaan sistem sosial yang sama.
Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada
hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budi daya. Komunitas nelayan adalah
kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal didesa-desa atau pesisir. Komunitas
nelayan adalah komunitas gotong royong, kebutuhan gotong royong dan tolong menolong terasa
sangat penting pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya besar dan
pengerahan tenaga yang banyak. Seperti saat berlayar. Membangun rumah atau tanggul penahan
gelombang di sekitar desa.

Dalam satu kelompok nelayan sering juga ditemukan perbedaan kohesi internal, dalam pengertian
hubungan sesama nelayan maupun hubungan bermasyarakat. Terdapat pembedaan jenis nelayan
anatara lain nelayan subtensi, nelayan asli, nelayan rekreasi, dan nelayan komersial. Nelayan
subsisten (subsistence fishers), yaitu nelayan yang menangkap ikan hanya untuk memenuhi
kebutuhan sendiri. Sedangkan nelayan komersial (commercial fishers), yaitu mereka yang
menangkap ikan untuk tujuan komersial atau dipasarkan baik untuk pasar domestik maupun pasar
ekspor. Kelompok nelayan ini dibagi dua, yaitu nelayan skala kecil dan skala besar.

PENUTUP

Dapat diperhatikan bahwa ciri-ciri karakteristik kebudayaan masyarakat pesisir tidak jauh
berbeda dengan masyarakat darat pada umumnya. Terdapat berbagai permasalahan permasalahan,
serta berbagai pembedaan terhadap berbagai kemampuan, serta minat untuk melakukan penangkapan.
Pada dasarnya jika dilihat dalam suatu tatanan masyarakat pesisir utamanya nelayan terdapat struktur
yang berpengaruh terhadap cara hidup masing masing bagian. Tidak hanya hal tersebut, dalam
tatanan nelayan juga terdapat kelompok nelayan dengan tujuan saling membantu dan mengembangkan,
serta memperoleh hasil maksimal. Demikianlah sebenarnya masyarakat pesisir harus diperhatikan,
karena kekayaan dan sebenarnya kemampuan pesisir dalam menghasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ayunintyas, R., Imron, A., dan Maskur. 2010. Kehidupan Nelayan Masyarakat Dusun Kapuran
Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kota Agung Kabupaten Tanggamus. FKIP
Unila Bandar Lampung.

Husen, I. S. 2012. Dinamika Perubahan Sosial Masyarakat Nelayan dalam Meningkatkan Taraf
Hidup di Kelurahan Mafututu Kota Tidore Kepulauan.

Anda mungkin juga menyukai