Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA
ACARA III
EKSTRAKSI LIPID

OLEH :
ANDHIKA VERYANTO KURNIAJI
26040117140108
D / SHIFT 1 /KELOMPOK 4

ASISTEN:
MAULA NADIA
26020116140070

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN

No. Materi Nilai


1 Pendahuluan
2 TinjauanPustaka
3 MateridanMetode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 DaftarPustaka
8 Lampiran
TOTAL

Semarang, 21 Maret2018

AsistenPraktikum Praktikan

Maula Nadia Andhika Veryanto K,


2602011614070 26040117140108

Mengetahui,
KoordinatorAsisten

Nada KristianiGinting
26020114140085
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Minyak merupakan berbagai larutan organik yang tidak larut apabila
dicampur dengan air. Berbagai jenis minyak yang terdapat di bumi banyak
dimanfaatkan oleh manusia. Manusia memanfaatkan minyak menjadi beberapa
seperti minyak bumi, minyak nabati, minyak hewani dan berbagai macam minyak
lain yang banyak digunakan dalam keseharian manusia. Minyak sangat
bermanfaat sehingga banyak berbagai pengembangan dalam penelitian. Hasil
minyak serig dijumpai oleh manusia di berbagai produk.
Minyak tidak dapat larut dalam air, oleh karena itu sering kali minyak
diperlakukan secara berbeda. Lipid sering kali dijumpai dalam berbagai produk.
Lipid sering ditemukan dari berbagai produk, baik dari produk nabati maupun
produk hewani. Lipid sangat beragam, sering kali lipid dibutuhkan dalam
keseharian hidup manusia. Berbagai pengamatan terhadap kandungan lipid sudah
banyak dilakukan. Lipid sangat bermanfaat bagi keseharian manusia sehingga
berbagai pengamatan telah dilakukan. Pengamatan dilakukan untuk mendukung
pemanfaatan dan sumber lipid.
Lipid bermanfaat bagi manusia sehingga banyak diteliti baik secara manfaat
kandungan maupun reaksi terhadap produk lain. Pengamatan kali ini mengamati
kandungan lipid dalam kacang tanah. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi lipid dalam kacang tanh yang telah disediakan sehingga dapat diketahui
kondisi kacang tanah tersebut. Kacang tanah sering dimanfaatkan oleh manusia
sebagai bahan pangan, maka dari itu pengamatan ini penting diterapkan agar dapat
menentukan kadar lipid dalam produk. Penggunaan kacang tanah ini sebagai dasar
pengamatan, akan tetapi pada penerapan dilapangan proses dari pengamatanlah
yang akan lebih penting bagi praktikan. Mempelajari ekstraksi lipid sangat
penting, karena berbagai biota laut juga mengandung lipid untuk dapat
dikonsumsi, sehingga untuk dapat mempelajari lipid pada biota laut perlu ada
pemngamatan tentang lipid sebelumnya.
1.2. Tujuan
1. Menentukan kadar lipid dalam kacang.
2. Memahami proses ekstraksi lipid.

1.3. Manfaat
1. Memahami cara ekstraksi lipid.
2. Dapat mengetahui setiap bagian dan fungsinya dari alat ekstraksi lipid.
3. Dapat mengetahui kadar lipid suatu bahan makanan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan
senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi
perlu ditentukan terlebih dahulu. Pemilihan pelarut sangat penting karena jika
tidak sama polaritasnya, maka ekstraksi tidak akan pernah berjalan. Senyawa non
polar hanya dapat di ekstraksi dengan pelarut non polar. Sebaliknya pun juga
sama, yaitu senyawa polar hanya dapat diekstraksi dengan pelarut yang bersifat
polar.Lamanya proses ekstraksi juga bergantung pada apa bahan dan pelarut
dengan alat yang digunakan (Mukhriani, 2014).
Ekstraksi memiliki beberapa jenis, seperti medote maserasi dimana metode
ini adalah proses ekstraksi simplasi yang paling sederhana , menggunakan pelarut
yang cocok dengan beberapa kali pengadukan pada temperature ruangan. Metode
Perkolasi, merupakan ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut
melalui serbuk simplikasi yang telah dibasahi. Proses tersendiri dari tahap
pengembangan dan perkolasi, sebenarnya secara terus – menerus sampai
diperoleh ekstrak (Senja et al.,2014).
Refluks dan sokletasi merupakan metode ekstraksi dimana metode refluks
ini merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur yang tinggi titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan
adanya pendingin balik. Metode sokletasi merupakan ekstraksi menggunakan
pelarut yang selalu baru yang pada umumnya dilakukan dengan alat khusus
sehingga terjadi ekstraksi yang berkelanjutan dengan jumlah pelarut relatif
konstan dengan adanya pendingin balik (Mukhriani, 2014).
Metode ekstraksi memiliki banyak jenis, antara lain digesti, infus ,dekok
,dan destilasi uap. Digesti adalah maserasi kinetic pada temperatur yang lebih
tinggi dari temperature ruangan. Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada
temperatur pemanas air. Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dengan
temperatur titik didih air. Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa memuap dari
bahan dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial. Senyawa yang
menguap akan terikat dengan fase uap air dari ketel secara kontinue ( Senjaet et al
., 2014).

2.2. Sokletasi dan Destilasi


Ektraksi adalah salahsatu metode operasi yang digunakan dalamproses
pemisahan suatu komponen daricampurannya dengan menggunakan
sejumlahmassa bahan solven sebagai tenagapemisah. Ekstraksi dengan lemak
padat,proses ekstraksi ini digunakan khusus untukmengestraksi bunga-bungaan,
dalamrangka mendapatkan mutu dan rendemenpada percobaan ini adalah
ekstraksidengan menggunakan pelarut. Ekstraksi dengan pelarut ini biasa disebut
metode sokletasi (Hadi, 2012).
Kadar lemak dianalisa dengan metode soxlet. Ekstraksi pelarut
dapatmembantu mengeluarkan lemak yang tidak bisadikeluarkan oleh mesin
press. Proses ekstraksi menggunakan pelarut heksan mampumenurunkan kadar
lemak pasca pengepresan dari32,44% menjadi 4,43%. Metode soxlet sebenarnya
lebih ekonomis dibanding metode tekan yang mengeluarkan biaya lebih. Metode
soxlet biasanya lebih ekonomis dari pada metode tekan untuk mengidentifikasi
kandungan lipid. Berdasarkan dari konsumsi modal, metode soxlet biasa
digunakan oleh usaha mikro (Widayat, 2013).
Proses destilasi adalah salah satu proses pemisahan berdasarkan perbedaan
titik didih, dimana komponen yang mempunyai titik didih rendah akan menguap
dahulu. Proses ini sering kali digunakan untuk mengambil kembali solven dari
hasil ekstraksi. Proses destilasi dilakukan setelah proses ekstraksi. Destilasi
merupakan pemisahan setelah proses ekstraksi (Puspitasari dan Lean, 2017)
2.2.1. Sokletasi
Sokletasi merupakan metode cara panas yang dapat menghasilkan ekstrak
yang lebih banyak, pelarut yang digunakanmsedikit (efisiensi bahan), waktu yang
digunakan lebih cepat, dan sampel diekstraksi secara sempurna karena dilakukan
berulang-ulang. Selain itu, aktivitas biologis tidak hilang saat dipanaskan. Alat
yang digunakan dalam metode ini adalah sochlet dimana terdiri dari kondensor,
timble, sifon, vapor, dan boilng vast dengan kompor sebagai alat pemanas dan
disusun dari awah ke atas. Pada boiling vast, biasanya diletakkan batu khusus
yang berfungsi untuk meratakan panas supaya suhu stabil dan cepat naik sesuai
yang diinginkan (Puspitasari dan Lean, 2017).
2.2.2.Destilasi
Destilasi adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih
komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat
dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murni. Senyawa
yang terdapat dalam campuran itu akan menguap saat mencapai titik didih masing
masing. Destilator merupakan alat yang digunakan dalam metode ini yang terdiri
dari konsensor, boiling vast, kompor, thermometer, dan Erlenmeyer yang disusun
dari kanan ke kiri. Terdapat beberapa macam destilasi, antara lain destilasi
sederhana, destilasi bertingkat, destilasi aseotrop, uap, dan vakum yang masing-
masing sangat bermanfaat pada suatu keadaan tertentu (Walangare et al., 2013).

2.3. Kadar Lipid dalam Kacang


Lipid merupakan zat – zat gizi yang memiliki fungsi – fungsi biologis untuk
membantu metabolisme tubuh.Lipid ( Minyak atau Lemak ) merupakan
komponen bahan makanan yang penting. Istilah minyak atau lemak sebenarnya
tergantung apakah pada suhu kamar bahan tersebut dalam keadaan cair atau
padat.Bila pada suhu kamar dalam keadaan cair, maka disebut minyak, sebaliknya
bila dalamkeadaan padat disebut lemak.Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri
dari dua bentuk, yaitu yang tampak (visible) dan yang tidak tampak
(invisible).Lemak yang tampak misalnya mentega, margarin, minyak goreng dan
sebagainya(Hawa et al., 2015).
Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak
atau lemak dari sel-sel bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak.
Sebagai senyawa hidrokarbon, minyak dan lemak atau lipid pada umumnya tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic. Pemilihan bahan pelarut yang
paling sesuai untuk ekstraksi minyak dan lemak adalah dengan menentukan
derajat polaritasnya. Pada dasarnya suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut
yang sama polaritasnya. Polaritas minyak dan lemak berbeda-beda sehingga tidak
ada bahan pelarut umum (universal) untuk semua macam lipid. Lipid bermanfaat
sebagai cadangan energi bagi tubuh, penyusun membrane sel, dan sebagai hormon
dan vitamin (Faizal et al., 2009).
Lipid (lemak) adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan baik
secara actual maupun potensial dengan asam lemak. Sifat dari lemak secara umum
tidak larut dalam air. Hanya larut pada polaritas yang sama yaitu pelarut non
polar, mengandung banyak energi, lemak tidak berwarna, rasa hambar..Lemak
dapat diubah menjadi minyak dengan cara hidrogenasi menggunakan katalis nikel.
Lemak juga tidak memiliki bau, berat jenis lebih besar dari airLemak
berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut
dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter,
benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak bukan
merupakan subjek yang menarik untuk riset biokimia karena belum mengtahui
kelebihannya (Darmayasa, 2008).
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
didalam air, namun dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non polar,
seperti kloroform, atau eter.Istilah lipid kadang-kadang diartikan sama dengan
lemak, dan yang dikenal sebagai bahan makanan adalah mentega, minyak
tumbuhan, minyak daging sapi, kulit ayam, lemak yang terdapat dalam susu,
kuning telur, daging, kacang-kacangan dan lain-lain.Lemak mempunyai fungsi
seluler dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan
karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion, dan molekul air, keluar
dan masuk sel (Prasetiyo et al., 2015).

2.4. N -Heksana
N-Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkanan dengan rumus
kimia C8H14. Senyawa iini bersifaat non polar dan hidrofobik dimana dapat
digunakan sebagai pelarut senyawa non polar seperti minyak (lipid). Dalam
praktikum ekstraksi lipid, senyawa ini sangat berfungsi, fungsi tersbut adalah saat
pemisahan antara lipid dan senyawa itu sendiri pada proses destilasi yang
memanfaatkan titik didihnya, karena titik didih n-Heksana lebih rendah dari lipid.
Selain itu, n-Heksana juga merupakan bahan yang efisien di metode yang
menggunakan Soxhlet ini, selain juga efisien, senyawa ini juga bersifat inert, yaitu
dapat melarutkan senyawa yang sesuai dan cukup cepat serta memiliki harga yang
terjangkau (Inayah et al., 2012).

2.5. Kadar Lemak dan Rendeman


Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) minyak yang dihasilkan
dari ekstraksi tanaman aromatik. Rendemen menggunakan satuan persen (%).
Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan menandakan nilai minyak asiri
yang dihasilkan semakin benyak.Peningkatan rendemen atau perbandingan jumlah
minyak yang dihasilkan dapat dilakukan dengan dua pendekatan,Meratanya
distribusi pelarut ke padatan akan memperbesar rendemen yang dihasilkan,
banyaknya pelarut akan mengurangi tingkat kejenuhan pelarut, sehingga
komponen alginat dalam rumput laut akan terekstrak secara tepat dan sempurna
(Jayanudin et al., 2014).
Rendemen minyak merupakan persentase minyak kelapa yang dihasilkan
per satuan berat daging buah kelapa basah. Rendemen dihitung untuk mengetahui
banyaknya VCO (VCO) yang diperoleh dari proses sentrifugasi santan. Rendemen
ditentukan dengan menghitung bobot. Rendemen adalah perbandingan jumlah
(kuantitas) ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman.hitungan
rendemenekstrakRendemen menggunakan satuan persen (%). Semakin tinggi nilai
rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin
banyak(Anwar dan Reza, 2016).
Lipid dalam bentuk lemak dan minyak merupakan zat makanan yang
penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia, selain itu juga merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan proteinLemak dan
minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang
berbeda-beda. Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol,
sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung
asam lemak tidak jenuh (berbentuk cair). Lemak hewani ada yang berbentuk padat
(lemak susu, lemak babi, lemak sapi dan lemak lainnya (Mukhriani, 2014).
Lemak atau yang disebut lipid.lemak adalah garam yang terbentuk dari
penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin.
Lemak yang dapat mencair disebut minyak, sedangkan dalam bentuk padat
disebut lemak. Lemak tersusun dari molekul C, H dan O dengan jumlah atom
lebih banyak misal stearin C57H10O6.. Lemak adalah suatu ester alam yang
berasal dari hewan dan tanaman. Lemak yang berasal dari tanaman (lemak nabati)
disebut minyak, walaupun ada juga sebagian minyak dari hewan, misalnya
minyak ikan. Lemak dan minyak digolongkan ke dalam kelompok lipid.
Kandungan kimia lemak dan minyak sama, tetapi wujud fisiknya berbeda (Hawa
et al., 2015).
III. MATERI DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Hari, tanggal : Kamis, 01 Maret 2018
Waktu : 16.00 – 17.30 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Gedung E lantai 1, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro,
Semarang.
3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat Praktikum


Tabel 1. Alat Praktikum Acara III
No Nama Alat Gambar Fungsi

Berfungsi untuk
mengekstrak lipid dari
1. Alat Sokletasi
kacang dengan pelarut
n-Heksana

Berfungsi untuk
memisahkan lipid
dengan n-Heksana
2. Alat Destilasi dengan memanfaatkan
titik didih n-Heksana
yang lebih rendah dari
Lipid
Menampung Hasil n-
3. Erlenmeyer Heksana yang menguap
di proses destilasi tadi

Untuk mengukur
4. Gelas Beker banyaknya n-Heksana
yang digunakan

Berfungsi untuk
menimbang kacang
5. Neraca
ataupun n-Heksana yang
diperlukan

Berfungsi sebagai
6. Boiling Flask tempat reaksi oleh n-
Heksana dan Lipid

Berfungsi untuk
7. Kompor
memanaskan pelarut

3.2.2. Bahan Praktikum


Tabel 2. Bahan Praktikum Acara III
No Nama Bahan Gambar Fungsi
Larutan
1. Sebagai zat pelarut
n-Heksana

Sebagai pendingin uap


2. Air n-Heksana di
Kondensor

Sebagai perata panas di


3. Batu Didih boiling flask saat
dipanaskan

4. Kacang Sebagai zat terlarut

Untuk membersihkan
5. Tisu
alat alat praktikum

Untuk memisahkan
6. Kertas saring lipid dengan senyawa
lain
3.3. Diagram Alir
3.3.1. Proses Soxhletasi
Mulai

Alat bahan disiapkan dan Soxhlet dirakit

N-heksana dan batu didih dimasukkan ke


erlenmeyer diletakkan diatas kompor

Kertas saring dibentuk silindris

Thimble diberi kapas dan kertas saring berisi


kacang tanah tumbuk 20 gram

Kompor dinyalakan dan kran yang tersambung


selang dinyalakan

Uap pelarut dierlenmeyer naik kevapor dan


kondensor

Uap dikondensor bertemu air dan kembali ke fase


cair

Cairan menuju thimble dan sifon

Pelarut disiapkan turun kembali ke erlenmeyer

Dilakukan beberapa siklus ekstraksi sampai dirasa


telah cukup

Kompor dimatikan dan erlenmeyer ditunggu


hingga dingin
Proses selanjutnya yaitu destilasi

Selesai

3.3.2. Destilasi

Mulai

Alat bahan disiapkan dan destilator dirakit

Panci diisi air dan kompor dinyalakan

Kran yang terhubung selang dinyalakan

Air dipanaskan hingga suhu 60℃ - 70℃ didalam


panci

Hasil estraksi soxhlet dipindahkan ke destilator


.

Proses dihentikan ketika n-heksana telah menguap


dan pelarut berhenti menetes

Kompor dimatikan

Kadar Lipid dihitung

Selesai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Hasil Perhitungan
Tabel 3. Data hasil ekstraksi
Berat awal (gram) Berat akhir (gram) Berat sampel (gram)
316,01 318,2 20

berat akhir − berat awal


Kadar lipid = x 100%
berat sampel
318,20−316,01
= x 100%
20
= 10, 95%
4.2. Pembahasan
Praktikum ekstraksi lipid ini menggunakan alat sokletasi yaitu Soxhlet.
Terdapat beberapa tahap, yaitu pembentuan uap pelarut, proses kondensasi ,dan
ekstraksi yang nantinya akan menghasilkan satu tetes yang mengandung lipid dan
n-Heksana, satu tetes ini disebut dengan satu siklus. Proses ekstraksi ini harus
dilakukan dengan teliti karena kesalahan pengukuran sering terjadi dan dengan
adanya hal terbut, maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang kita inginkan.
Pemisahan antara lipid dan pelarut n-Heksana ini, kami menggunakan
metode destilasi, yaitu pemisahan dengan memanfaatkan titik didih masing-
masing senyawa maupun pelarut yang berbeda, terdapat beberapa tahap, antara
lain pembentukan uapan n-Heksana dan proses kondensasi. Hal ini akan terjadi
perlahan tiap tetes, setiap satu tetes inilah yang disebut satu siklus. Yang perlu
diperhatikan dari proses destilasi ini adalah pemasangan atau perangkaian alat
destilasinya yang berhubungan dengan air pada kondensor.
Praktikum lipid yang kami lakukan menunjukan bahwa kacang memiliki
kadar lipid sebesar 10, 95% setelah dihitung, dalam proses sokletasi maupun
destilasi, penentuan jumlah siklus tidak mempengaruhi kadar yang ada karena
kadar lipid pada kacang mutlak, kecuali dilakukan penambahan massa kacang
tanah tumbuk. Proses sokletasi biasanya memakan waktu 15 – 30 menit untuk
meratakan panas dan dihasilkannya satu siklus, sedangkan 10 – 15 menit untuk
proses destilasinya.
Kadar lipid dari hasil-hasil praktikum sebelumnya menujukan bahwa rata-
rata kandungan lipid pada kacang tanah berfariasi antara kelompok satu dengan
lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor yang
mempengaruhinya, antara lain ketidaktelitian pengukuran massa sampel maupun
boiling flask serta mungkin juga pelarut / n-Heksana, selain pengukuran, bahan
serta kualitas yang digunakan juga mempengaruhi hasil.Faktor sekitar juga dapat
mempengaruhi hasil seperti suhu ,senyawa lain yang tidak sengaja tercampur,
ataupun ketidak sengajaan pada salah satu tahap ekstraksi lipid tersebut.
Sokletasi merupakan metode ekstraksi lipid yang menggunakan Soxhlet
dimana alat ini tersusun atas kondensor, timble, vapor, sifon, dan kompor khusus.
Namun untuk pemisahan hasil ekstraksinya digunakan metode destilasi yang
memanfaatkan titik didih senyawa senyawa yang berbeda beda. Metode sokletasi
ini memang sangat umum digunakan dalam ekstraksi lipid pada bahan makanan,
namun dewasa ini metode sokletasi dapat digunakan tidak untuk ekstraksi lipid
saja, namun juga kandungan glukosa maupun senyawa lainnya yang dapat
diekstraksi.

Gambar 1. Alat Soxhlet

Keterangan :
1. Kondensor : Sebagai pendingin dan mempercepat
pengembunan
2. Timbal : Tempat sampel untuk diekstrak kandungannya
3. Vapor : Jalannya uap dari hasil penguapan pelarut
4. Sifon : Tempat yang menandakan setiap siklus
5. Boiling Flask : Tempat pelarut dan lipid hasil ekstraksi
6. Kompor : Sebagai pemanas larutan
Tambahan
1. Kertas saring : Sebagai pemisal lipid dan senyawa lain
2. Inlet : Saluran masuk air pada kondensor
3. Outlet : Saluran keluar air pada kondensor
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Kadar lipid pada kacang adalah sebanyak 10, 95 %
2. Ekstraksi lipid ini dilakukan dengan metode sokletasi dengan soxhlet dan
destilator yang pada tahap awal yaitu dengan alat soxhlet dan pemisahan
hasil ekstraksi dengan destilator.
5.2. Saran
1. Waktu mulai maupun berakhirnya praktikum diusahakan sesuai dengan
jadwal.
2. Pengawas praktikum harus lebih waspada terhadap praktikan karena
banyak benda yang mudah pecah.
3. Diharapkan praktik bisa lebih kompleks lagi dengan menggunakan
berbagai sampel sebagai pembanding.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, C dan RezaS.2016.Perubahan Rendemen dan Mutu Virgin Coconut


Oil(VCO)Pada Berbagai Kecepatan Putar dan Lama Waktu
Sentrifugasi.jurnal teknotan,10 (2) : 51 – 61.
Darmayasa, I.B.G.2008.Isolasi dan Identifikasi Pendegradasi Lipid (Lemak) Pada
Beberapa Tempat Pembuangan Limbah dan Estuari DAM Denpasar.jurnal
bumi lestari,8 (2) : 122 – 127.
Faizal,M.,P.Noprianto dan Rizky,A.2009.Pengaruh Jenis Pelarut, Massa Biji,
Ukuran Partikel Dan Jumlah Siklus Terhadap Yield Ekstraksi Minyak Biji
Ketapang.jurnal teknik kimia,16 (2) : 28 – 35.
Hawa,L.T.,I.Thohari dan L.E.Radiati.2015.Pengaruh Pemanfaatan Jenis dan
Konsentrasi Lipid Terhadap Sifat Fisik Edible Film Komposit Whey-
Porang.jurnal ilmu-ilmu peternakan,23 (1) : 35 – 43.
Inayah,N.,R.Ningsih dan T.K.Adi.2012.Uji Toksisitas dan Identifikasi Awal
Golongan Senyawa Aktif Ekstrak Etanol dan n-Heksana Teripang Pasir
(Holothoria Scabra) Kering Pantai Kenjeran Surabaya.alchemy,2 (1) : 92
– 100.
Jayanudin.,A.Z.Lestari dan F.Nurbayanti.2014.Pengaruh Suhu dan Rasio Pelarut
Ekstraksi Terhadap Rendemen dan Viskositas Natrium Alginat dari
Rumput Laut Coklat (Sargassum sp).jurnal integrasi proses,5 (1) : 51 –
55.
Mukhriani.2014.Ekstraksi, Pemisahan Senyawa,dan Isentifikasi Senyawa
Aktif.jurnal kesehatan,7 (2) : 361 – 368.
Prasetiyo,A.W.,Wignyanto dan A.F.Mulyadi.2015.Ekstraksi Eleouresin Jahe
(Zingibes Officinate, Rosc.) dengan Metode Ekstraksi Sokletasi.jurnal
industria,13(11) : 1 – 8.
Puspitasari, A.D dan Lean S.P.2017.Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan
Sokletasi Terhadap Kadar Fenolik Total Ekstrak Etanol Daun Kersen
(Muntingia Calabura). Jurnal ilmiah cendekia eksakta,2 (5) : 1 – 8.
Senja,R.Y.,ElisaI.,A.K Nugroho dan E.P.Setyowati.2014.Perbandingan Metode
Ekstraksi dan Variant Pelarut Terhadap Rendemen dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kubis Ungu.jurnal medis tradisional,19 (1) : 43 – 48.

Walangare, K.B.A;LumentaA.S.M;J.O.Wuwung;danB.A.Sugiarso.2013.Rancang
Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan Proses
Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Eektrik.jurnal teknik elektro
dan computer,1(2): 1 – 12.

Anda mungkin juga menyukai