PRAKTIKUM BIOKIMIA
ACARA III
EKSTRAKSI LIPID
OLEH :
ANDHIKA VERYANTO KURNIAJI
26040117140108
D / SHIFT 1 /KELOMPOK 4
ASISTEN:
MAULA NADIA
26020116140070
SEMARANG
2018
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN
Semarang, 21 Maret2018
AsistenPraktikum Praktikan
Mengetahui,
KoordinatorAsisten
Nada KristianiGinting
26020114140085
I. PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
1. Memahami cara ekstraksi lipid.
2. Dapat mengetahui setiap bagian dan fungsinya dari alat ekstraksi lipid.
3. Dapat mengetahui kadar lipid suatu bahan makanan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan
senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi
perlu ditentukan terlebih dahulu. Pemilihan pelarut sangat penting karena jika
tidak sama polaritasnya, maka ekstraksi tidak akan pernah berjalan. Senyawa non
polar hanya dapat di ekstraksi dengan pelarut non polar. Sebaliknya pun juga
sama, yaitu senyawa polar hanya dapat diekstraksi dengan pelarut yang bersifat
polar.Lamanya proses ekstraksi juga bergantung pada apa bahan dan pelarut
dengan alat yang digunakan (Mukhriani, 2014).
Ekstraksi memiliki beberapa jenis, seperti medote maserasi dimana metode
ini adalah proses ekstraksi simplasi yang paling sederhana , menggunakan pelarut
yang cocok dengan beberapa kali pengadukan pada temperature ruangan. Metode
Perkolasi, merupakan ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut
melalui serbuk simplikasi yang telah dibasahi. Proses tersendiri dari tahap
pengembangan dan perkolasi, sebenarnya secara terus – menerus sampai
diperoleh ekstrak (Senja et al.,2014).
Refluks dan sokletasi merupakan metode ekstraksi dimana metode refluks
ini merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur yang tinggi titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan
adanya pendingin balik. Metode sokletasi merupakan ekstraksi menggunakan
pelarut yang selalu baru yang pada umumnya dilakukan dengan alat khusus
sehingga terjadi ekstraksi yang berkelanjutan dengan jumlah pelarut relatif
konstan dengan adanya pendingin balik (Mukhriani, 2014).
Metode ekstraksi memiliki banyak jenis, antara lain digesti, infus ,dekok
,dan destilasi uap. Digesti adalah maserasi kinetic pada temperatur yang lebih
tinggi dari temperature ruangan. Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada
temperatur pemanas air. Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dengan
temperatur titik didih air. Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa memuap dari
bahan dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial. Senyawa yang
menguap akan terikat dengan fase uap air dari ketel secara kontinue ( Senjaet et al
., 2014).
2.4. N -Heksana
N-Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkanan dengan rumus
kimia C8H14. Senyawa iini bersifaat non polar dan hidrofobik dimana dapat
digunakan sebagai pelarut senyawa non polar seperti minyak (lipid). Dalam
praktikum ekstraksi lipid, senyawa ini sangat berfungsi, fungsi tersbut adalah saat
pemisahan antara lipid dan senyawa itu sendiri pada proses destilasi yang
memanfaatkan titik didihnya, karena titik didih n-Heksana lebih rendah dari lipid.
Selain itu, n-Heksana juga merupakan bahan yang efisien di metode yang
menggunakan Soxhlet ini, selain juga efisien, senyawa ini juga bersifat inert, yaitu
dapat melarutkan senyawa yang sesuai dan cukup cepat serta memiliki harga yang
terjangkau (Inayah et al., 2012).
Berfungsi untuk
mengekstrak lipid dari
1. Alat Sokletasi
kacang dengan pelarut
n-Heksana
Berfungsi untuk
memisahkan lipid
dengan n-Heksana
2. Alat Destilasi dengan memanfaatkan
titik didih n-Heksana
yang lebih rendah dari
Lipid
Menampung Hasil n-
3. Erlenmeyer Heksana yang menguap
di proses destilasi tadi
Untuk mengukur
4. Gelas Beker banyaknya n-Heksana
yang digunakan
Berfungsi untuk
menimbang kacang
5. Neraca
ataupun n-Heksana yang
diperlukan
Berfungsi sebagai
6. Boiling Flask tempat reaksi oleh n-
Heksana dan Lipid
Berfungsi untuk
7. Kompor
memanaskan pelarut
Untuk membersihkan
5. Tisu
alat alat praktikum
Untuk memisahkan
6. Kertas saring lipid dengan senyawa
lain
3.3. Diagram Alir
3.3.1. Proses Soxhletasi
Mulai
Selesai
3.3.2. Destilasi
Mulai
Kompor dimatikan
Selesai
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Hasil Perhitungan
Tabel 3. Data hasil ekstraksi
Berat awal (gram) Berat akhir (gram) Berat sampel (gram)
316,01 318,2 20
Keterangan :
1. Kondensor : Sebagai pendingin dan mempercepat
pengembunan
2. Timbal : Tempat sampel untuk diekstrak kandungannya
3. Vapor : Jalannya uap dari hasil penguapan pelarut
4. Sifon : Tempat yang menandakan setiap siklus
5. Boiling Flask : Tempat pelarut dan lipid hasil ekstraksi
6. Kompor : Sebagai pemanas larutan
Tambahan
1. Kertas saring : Sebagai pemisal lipid dan senyawa lain
2. Inlet : Saluran masuk air pada kondensor
3. Outlet : Saluran keluar air pada kondensor
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Kadar lipid pada kacang adalah sebanyak 10, 95 %
2. Ekstraksi lipid ini dilakukan dengan metode sokletasi dengan soxhlet dan
destilator yang pada tahap awal yaitu dengan alat soxhlet dan pemisahan
hasil ekstraksi dengan destilator.
5.2. Saran
1. Waktu mulai maupun berakhirnya praktikum diusahakan sesuai dengan
jadwal.
2. Pengawas praktikum harus lebih waspada terhadap praktikan karena
banyak benda yang mudah pecah.
3. Diharapkan praktik bisa lebih kompleks lagi dengan menggunakan
berbagai sampel sebagai pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
Walangare, K.B.A;LumentaA.S.M;J.O.Wuwung;danB.A.Sugiarso.2013.Rancang
Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan Proses
Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Eektrik.jurnal teknik elektro
dan computer,1(2): 1 – 12.