Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIKNOLOGI MINYAK NABATI
PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
 
 
 
 
 
 
 

NAMA KELOMPOK                      :  1. MAULIDYA TUNGGA DEWI


2. MUHAMMAD ARIF
3. PUTRI SETIOWATI
JUDUL PRAKTIKUM                  : PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
HARI/TANGGAL                           : Kamis, 30 Januari 2020
KELOMPOK                                   : III (TIGA)
SMESTER                                        : V (LIMA)
NAMA INSTRUKTUR/DOSEN   : ARIF ADHIKSANA, S.ST.,M.MT.
 
 
 
 

PROGRAM STUDI PETRO DAN OLEO KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
RINTISAN POLITEKNIK NEGERI PASER
PDD POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya yang berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga laporan ini bisa selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan para pembaca.


Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Samarinda, 02 Januari 2019
Penyusun
 
 

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1.TUJUAN PERCOBAAN.........................................................................................................1
1.2.DASAR TEORI......................................................................................................................1
1.2.1.      Definisi minyak dan lemak.....................................................................................1
1.2.2.      Minyak kelapa murni (virgin coconut oil)...............................................................2
1.2.3.      Saponifikasi sabun..................................................................................................3
1.2.4.      Bahan-bahan untuk pembuatan sabun..................................................................3
1.2.5.      Fitting.....................................................................................................................4
BAB II METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................................5
2.1.ALAT DAN BAHAN...............................................................................................................5
2.1.1.      Alat.........................................................................................................................5
2.1.2.      Bahan.....................................................................................................................5
2.2.PROSEDUR KERJA...............................................................................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................7
3.1.DATA PENGAMATAN..........................................................................................................7
3.2.PEMBAHASAN....................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................10
4.1.KESIMPULAN....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan pada percobaan pembuatan sabun pada praktikum teknologi minyak nabati
yaitu :

         Memahami sifat fisik minyak nabati

         Memahami sifat kimia minyak nabai

         Mampu membuat sabun ari mnyak nabati

1.2.DASAR TEORI

1.2.1.      Definisi minyak dan lemak

Lemak dan minyak merupakan senyawa yang sering dijumpai pada


kehidupan sehari-hari, baik yang digunakan sebagai bahan pangan ataupun non
pangan. Perbedaan yang mendasar antara lemak dan minyak dapat dilihat dari
wujudnya pada suhu kamar, dimana minyak berwujud cair sedangkan lemak
berwujud padat. Minyak umumnya berasal dari tetumbuhan, contohnya minyak
jagung, minyak zaitun, minyak kacang, minyak sawit, dan lain sebagainya.
Sedangkan lemak banyak dihasilkan dari hewan seperti lemak sapi, lemak babi, dan
lain sebagainya.

Walaupun minyak dan lemak memiliki wujud yang berbeda akan tetapi
keduanya memiliki struktur dasar yang sama. Lemak dan minyak adalah trimester
dari gliserol yang dinamakan trigliserida. Struktur geometri dari trigliserida seperti
terlihat pada gambar 2.1.

1
Gambar 2.1. Struktur Trigliserida

Trigliserida ini yang menentukan suatu senyawa tersebut dikatakan lemak


atau minyak. Trigliserida daapt berwujud padat atau cair, dalam hal ini tergantung
dari komposisi asam lemak yang menyusunnya. Sebagian besar minyak nabati
berbentuk cair karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh, yaitu asam
oleat, asam linoleat atau asam linolenat dengan titik cair yang rendah. Lemak
hewani pada umumnya berbentuk padat pada suhu kamar karena banyak
mengandung asam lemak jenuh, misalnya asam palmitat dan stearat yang
mempunyai titik cair lebih tinggi.

Lemak atau minyak berbeda dengan lilin, karena lilin merupakan ester dari
monohidroksi alkohol dan asam lemak rantai panjang. Jenis alkohol yang
menyusunnya merupakan senyawa hidrokarbon rantai panjang, dengan jumlah atom
karbon C16-C36. Rantai karbon asam lemak penyusunnya terdiri dari C24-C36. Lilin
tersebut secara kimia bersifat tidak larut dalam pelarut lemak. Contoh polah lilin
lebah, lilin ikan paus, dan lilin karnauba. Komponen asam lemak yang ada dalam
lemak atau minyak dapat dilihat pada tabel 2.1.

Minyak dan lemak (trigliserida) yang diperoleh dari berbagai sumber


mempunyai sifat fisiko – kimia yang berbeda satu sama lain, karena perbedaan
jumlah dan jenis ester yang terdapat di dalamnya.

Tabel 2.1. Asam lemak yang umum diperoleh dari lemak dan minyak

2
Ada dua macam jenis trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan campuran.
Gliserida dalam minyak dan lemak bukan merupakan gliserida sederhana (3 gugus
hidroksil dalam gliserol berikatan dengan 3 asam dari jenis yang sama), tetapi
merupakan gliserida campuran yaitu molekul gliserol berikatan dengan radikal asam
lemak yang berbeda.

1.2.2.      Minyak kelapa murni (virgin coconut oil)

Minyak kelapa murni (Inggris: virgin coconut oil) adalah minyak


kelapa yang dibuat dari bahan baku kelapa segar, diambil minyaknya atau kernel-
nya, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali,
tanpa bahan kimia dan RDB.

Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan senyawa-


senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan
kandungan utama asam laurat ini memiliki sifat antibiotik, anti bakteri dan jamur.

Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO),
adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk
dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening, berbau
harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.

1.2.3.      Saponifikasi sabun

3
1.2.4.      Bahan-bahan untuk pembuatan sabun

Pada dasarnya semua minyak atau asam lemak bebas dapat diubah menjadi
sabun, namun ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan agar bahan tersebut
dapat digunakan sebagai bahan baku antara lain ketersediaan bahan baku dalam
jumlah besar dan harga yang murah.

Minyak yang dapat digunakan dalam industry sabun antara lain.

      Minyak kelapa sawit

      Minyak kelapa

      Minyak kacang tanah, dll.

Akan tetapi di Indonesia sebagian besar industry sabun menggunakan asam


lemak bebas dari hasil samping industry fraksinasi minyak kelapa sawit dan dari
minyak kelapa sawit dalam bentuk CPO maupun CPKO.

1.2.5.      Fitting

Selama pencucian, glycerol discovery dari sabun. Pada saat yang sama
impurities lain seperti warna, suspended, dan pengotor-pengotor lainnya juga
dihilangkan. Hasil yang berupa sabun, bagaimanapu juga tidak dapat langsung

4
digunakan untuk mencuci karena belum memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Hal
ini dikarenakan sabun masih berbentuk kasar, kandungan lemak yang sedikit, dan
kandungan larutan garam. Ada beberapa impurities yang masih terkandung atau
tidak terpisahkan dalam proses pencucian. Oleh karena itu perlu dilakukan fitting
pada sabun dengan tujuan :

         Untuk menunjukkan warna dari sabun.

         Untuk memindahkan alkali berlebih dari dadih basah menuju ke unit


pencucian.

         Untuk mengatur alkali bebas dan klorida dari sabun.

         Mengkondisikan dan memindahkan udara dari dadih.

Fitting umumnya dilakukan dengan dua tahap. Sabun didihkan dan


ditambahkan air asin untuk membuat sabun lebih halus dari sebelumnya, setelah
memastikan bahwa konsentrasi alkali sekitar 0,2% sebagai Na2O kemudian
didiamkan selama 2 jam agar terpisah. Selanjutnya pada tahap kedua memindahkan
impurities sisa seperti warna, logam, dan untuk memproduksi sabun yang sudah
bagus yang memiliki ratio yang spesifik antara alkali dengan kloridanya.

5
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1.ALAT DAN BAHAN

2.1.1.      Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :


1.      Hot Plate
2.      Beaker glass 100 ml, 250ml, dan 500ml
3.      Stirrer
4.      Gelas ukur 100 ml
5.      Batang pengaduk
6.      Spatula
7.      Aluminium foil
8.      Timbangan analitik
9.      Cetakan
10.  Botol semprot

2.1.2.      Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :


1.      Asam Stearat 37,5 g
2.      Minyak Kelapa 75 gr
3.      NaOHn 30% 73,5 ml
4.      Gliserin 60 ml
5.      Aquadest
6.      Gula pasir halus 50 gr
7.      Alkohol 96%

6
2.2.PROSEDUR KERJA

1.      Menimbang asam stearat sebanyak 37,5 gr dan diaduk dengan bantuan


stirrer dengan suhu hot plate 70  hingga asam stearat meleleh.
2.      Memasukkan minyak zaitun sebanyak 75 gr dan diaduk dengan bantuan
stirrer dengan suhu Hot Plate 75  selama ± 5-10 menit.
3.      Menambahkan sedikit demi sedikit NaOH sebanyak 37,5 ml sambil diaduk
dengan batang pengaduk dengan suhu hot plate 80
4.      Menambahkan gliserin sebanyak 60 ml, alkohol 96% sebanyak 60 ml
aditif,  kemudian aduk menggunakan bantuan stirrer gunakan suhu hot plate
sebesar 100  tunggu hingga 90 menit.
5.      Setelah semua tercampur tambahkan gula halus sebanyak 50 gr.
6.      Jika semua larut tuang larutan sabun kedalam cetakkan.
7.      Diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras sempurna.
8.      Mengeluarkan sabun dari cetakkan dan menimbang semua berat sabun.
9.       Mencatat berat seluruh sabun.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Data pengamatan penimbangan sabun

No Wadah + isi sabun Wadah kosong


1 222 gram 11,6418 gram
 

3.2.PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan percobaan pembuatan sabun bening yang


bertujuan untuk memahami sifat fisik minyak nabati, memahami sifat kimia minyak
nabati, mampu membuat sabun dari minyak nabati menggunakan bahan baku
minyak kelapa murni (virgin coconut oil).
Fungsi utama sabun mandi yaitu untuk mengangkat kotoran, sel-sel kulit
mati, mikroorganisme dan menghilangkan bau badan. Sabun dapat mengangkat
kotoran dari kulit karena memiliki dua gugus yang berbeda kepolarannya, yaitu
gugus nonpolar dan gugus polar. Gugus non polar adalah gugus yang tidak suka air
(hidrofobik), sehingga dapat mengikat kotoran pada kulit. Gugus polar adalah gugus
yang suka air (hidrofilik) yang ketika dibilas maka kotoran akan terikat dengan air
bilasan (Hart, 1990).
Pada proses pembuatan sabun, penambahan NaOH harus dilakukan dengan
jumlah yang tepat. Apabila NaOH yang ditambahkan terlalu pekat atau jumlahnya
berlebih, maka alkali bebas yang tidak berikatan dengan trigliserida atau asam
lemak akan terlalu tinggi memberikan pengaruh negatif yaitu iritasi pada kulit.
Sebaliknya, apabila NaOH yang ditambahkan terlalu encer atau jumlahnya terlalu
sedikit, maka sabun yang dihasilkan akan mengandung asam lemak yang tinggi.

8
Asam lemak bebas pada sabun mengganggu proses emulsi sabun dan kotoran pada
saat sabun digunakan (Kamikaze, 2002).

Gliserin merupakan produk samping dari pemecahan minyak atau lemak


untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin tidak berwarna, higroskopis, dapat
bercampur dengan air maupun etanol (95%). Digunakan sebagai humektan,
sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit selain itu sebagai pelarut.
Pada pembuatan sabun transparan, gliserin bersama dengan sukrosa dan alkohol
berfungsi dalam pembentukan struktur transparan (Hambali dkk, 2005).

Dalam hal ini etanol cenderung berfungsi sebagai preservative (bahan


pengawet) yang dapat menghambat timbulnya ketengikan pada berbagai produk
berbahan baku minyak atau lemak, tetapi dalam pembuatan sabun transparan,
alkohol adalah bahan yang paling penting untuk membentuk tekstur transparan
Universitas Sumatera Utara sabun. Di sisi lain, penggabungan etanol dengan asam
lemak akan menghasilkan sabun dengan kelarutan yang tinggi (Shrivastava, 1982).

Gula merupakan senyawa organik murni yang terbanyak diproduksikan


orang. Gula berupa kristal yang sangat mudah larut dalam air, terlebih lagi air
mendidih. Dapat digunakan sebagai humektan, perawatan kulit, dan yang utama
adalah membantu terbentuknya transparansi sabun (Purnamawati, 2006).

Penambahan asam lemak yang lemah, seperti asam sitrat, dapat menurunkan
pH sabun. Asam sitrat dalam sabun kemampuannya sebagai penyapu logam-logam
berat dalam air sadah, asam sitrat berfungsi sebagai chelating agent, yaitu senyawa
yang dapat mengikat logam Mg dan Fe, asam sitrat juga dapat berfungsi sebagai
antioksidan (Wasitaatmadja, 1997).

Sabun tidak lengkap bila tidak ditambahkan parfum sebagai pewangi.


Pewangi ini harus berada dalam pH dan warna yang berbeda. Biasanya dibutuhkan
wangi parfum yang tidak sama untuk membedakan produk masingmasing.

9
 

10
BAB IV
PENUTUP
4.1.KESIMPULAN

Kesimpulan pada percobaan pembuatan sabun bening pada praktikum ini yaitu :
1.      Sifat fisik minyak nabati sebagai berikut :
a.       Warna
b.     Odor dan flavor
c.       Kelaruutan
d.      Titik cair dan polymorphism
e.       Titik didih
f.       Titik lunak
g.      Sliping point
h.      Titik leleh
i.        Bobot jenis
j.        Titik asap
k.      Titik kekeruhan
2.      Sifat kiimia minyak nabati sebagai berikut :
a.       Hidroolisa
b.      Oksidasi
c.       Hidrogenasi
d.      esterifikasi
3.      Membuat sabun dari minyak nabati yaitu menggunakan bahan baku minyak
kelapa murni (virgin coconut oil). Setelah dilakukan penimbangan, berat sabun
yang dihasilkan sebesar 210,3582 gram.

11
DAFTAR PUSTAKA
Suminar, Hart..2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas.Jakarta: Erlangga
Fessenden dan Fessenden.1982.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Dua.Jakarta:Erlangga
Qisti, R. 2009. Sifat Kimia Sabun Transparan dengan Penambahan Madu pada
Konsentrasi yang Berbeda. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Anonim.2011.Asam Lemak.http://id.wikipedia.org

12

Anda mungkin juga menyukai