Anda di halaman 1dari 3

A.

Latar Belakang
Sebagai Negara Maritim 70% luas Indonesia terdiri dari lautan, yang sebagian
besar kekayaan lautnya belum dieksplorasi secara maksimal,malahan masyarakat
yang tinggal di wilayah pesisir/nelayan tingkat kehidupannya jauh tertinggal
dibandingkan dengan masyarakat lain yang hidup didaratan.Seperti:petani,
pedagang, dan pegawai. Sebagian besar angggota keluarga masyarakat pesisir
mengandalkan nasib pada hasil tangkapan ikan suami. Isteri hanya berfungsi
sebagai ibu rumah tangga semata-mata. Hasil tangkapan ikan para suami
dipasarkan oleh kelompok lain yang tergolong lebih mapan tingkat kehidupan
ekonominya seperti saudagar/juragan pedagang ikan. Kelompok juragan sebagian
besar melakukan fungsi ganda yaitu selainsebagai pengepul juga sebagai rentenir.
Disatu sisi nelayan harus membayar bunga tinggi atau membeli barang yang
disediakan juragan dengan harga lebih tinggi, disisi lain nelayan juga berkewajiban
menjual ikan kepada juragan dengan harga relatif lebih murah sebagai balas budi
atas pemberian pinjaman dana untuk memenuhi kebutuhan.
Membicarakan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia, khususnya
di wilayah Bendar selalu berkait erat dengan nelayan (pelaku) dan sistem perikanan.
Salah satu sistem upah yang dipraktekkan masyarakat nelayan adalah sistem bagi
hasil perikanan. Nelayan penggarap berbagi hasil dengan nelayan pemilik. Oleh
karena keberadaan ekonomi masyarakat nelayan yang tidak banyak bergeser pada
arah peningkatan maka nelayan cenderung bukan lagi jenis pekerjaan yang
menjanjikan. Tidak sedikit nelayan yang beralih profesi lain. Penurunan jumlah
nelayan ini disebabkan oleh pencemaran kawasan perairan, liberalisasi kawasan
pesisir. Tinggi-nya tingkat pencemaran di laut membuat jumlah ikan berkurang
karena habitatnya mulai rusak dan tercemar. Sektor pariwisata mengusir nelayan di
wilayah pariwisata sering kali menuntut ketiadaan nelayan, misalnya di Bali,
Wakatobi, dan Raja Ampat. Nelayan dilarang menangkap ikan dengan alasan wila-
yah pariwisata, akan mencemari, dan sebagai-nya. Fenomena di atas bermuara
pada kesejahteraan masyarakat nelayan yang cenderung memprihatinkan. Padahal
di era reformasi ini model ekonomi kerakyatan termasuk sektor perikanan menjadi
pusat perhatian di negeri ini. Masyarakat nelayan menjadi objek issu yang
diperebutkan oleh banyak kalangan (terutama oleh para politisi), meskipun realita di
lapangan jauh panggang dari api. Pada Kenya-taannya, masyarakat nelayan tetap
sebagai masyarakat miskin yang kumuh dan tidak berdaya.
Desa Bendar merupakan desa yang terletak di pinggir Sungai Juwana,
berjarak sekitar 14 km arah timur Kabupaten Pati atau sekitar 2,5 km arah timur
Kecamatan Juwana. Secara administratif desa ini berada dalam Kecamatan
Juwana, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Desa Bendar mempunyai luas
198,197 ha atau sekitar 3,54% dari keseluruhan luas Kecamatan Juwana seluas
5.592,598 ha. Desa Bendar terletak di daerah pantai, dengan ketinggian tanah dari
permukaan laut 5,80 meter, banyaknya curah hujan 36,80 mm per tahun dan suhu
udara rata-rata 34ºc. Sedangkan batas-batas wilayahnya adalah sebelah utara
dengan Desa Growong Lor, sebelah selatan dengan Desa Bumirejo, sebelah barat
dengan Sungai Silugonggo dan Desa Bajomulya, serta sebelah timur dengan Desa
Trimulyo. Jarak desa ini dari Kecamatan Juwana adalah 2 km, dengan Kabupaten
Pati 14 km, dengan Propinsi Jawa Tengah 91 km, dan jarak dengan Ibukota Negara
661 km (Monografi Desa Bendar, 2018). Mata pencaharian mayoritas penduduk
Desa Bendar adalah nelayan dengan jumlah sebesar 55,7% . Karena itulah desa
Bendar dikenal sebagai desa Nelayan. Berdasarkan hasil wawancara salah satu
nelayan dan pemilik kapal di Bendar mengatakan bahwa sekali melaut hasil
maksimal ikan yang diperoleh 300 ton untuk melaut selama 1 bulan dengan
membawa 20 anak buah kapal. Ikan tangkapannya berupa ikan tongkol, kapasan,
muniran, tunul, abangan, rajungan, telo dan pari. Dalam setahun, nelayan bisa 7
sampai 8 kali melaut. Itu hasil dari satu kapal, sedangkan penduduk Bendar banyak
yang mempunyai kapal.
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat
berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan
kondisi diri sendiri. Oleh karena itu, pemberdayaan adalah sebuah proses dan
tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.Sedangkan sebagai
tujuan, pemberdayaanmenunjuk pada pemberdayaan keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh sebuahperubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti
memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan
tugas-tugas kehidupannya.
Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan
kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena didalam habitat pesisir terdapat
banyak kelompokmasyarakat nelayan diantaranya:kelompok masyakatnelayan
tangkap, nelayan budidaya/tambak, nelayan pengepul/pedagang ikan, nelayan
pengolah ikan, serta buruh nelayan/ABK.
Setiap kelompok masyarakat tersebut haruslah mendapat penanganan dan
perlakuan khusus sesuai dengan kelompok, usaha, dan aktivitas ekonomi
mereka.Pemberdayaan masyarakat tangkap misalnya, mereka membutuhkan
sarana penangkapan dan kepastian wilayah tangkap.Berbeda dengan kelompok
masyarakat tambak, yang mereka butuhkan adalah modal kerja dan modal investasi,
begitu juga untuk kelompok masyarakat pengolah dan buruh. Kebutuhan setiap
kelompok yang berbeda tersebut, menunjukkan keanekaragaman pola
pemberdayaan yang akan diterapkan untuk setiap kelompok tersebut.Dengan
demikian program pemberdayaan untuk masyarakat pesisir haruslah dirancang
dengan sedemikian rupa dengan tidak menyamaratakan antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya apalagi antara satu daerah dengan daerah pesisir
lainnya.Berangkat dari fenomena di atas, maka penulis mengangkat tema makalah ”
Model Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Desa Bendar”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu model pemberdayaan masyarakat ?
2. Bagaimana model pemberdayaan masyarakat nelayan desa bendar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu model pemberdayaan masyarakat ?
2. Untuk mengetahui model pemberdayaan masyarakat nelayan desa
bendar?
https://media.neliti.com/media/publications/241462-model-pemberdayaan-ekonomi-
masyarakat-ne-b238362b.pdf

file:///C:/Users/Win8/AppData/Local/Temp/1042-49-3338-1-10-20180913.pdf

https://docplayer.info/191544836-Pemberdayaan-masyarakat-desa-bendar-kecamatan-
juwana-kabupaten-pati-menuju-desa-sentra-kerupuk-ikan.html

https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpkm/article/view/14593/pdf

http://repository.radenintan.ac.id/2528/1/RAHMATULLIZA.pdf

Anda mungkin juga menyukai