Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan, memiliki wilayah yang luas serta
masyarakat yang tinggal atau hidup di berbagai daerah seperti di daerah pegunungan dan
pesisir. Masyarakat yang hidup di daerah pegunungan dan pesisir pada dasarnya mereka sama-
sama menggantungkan pada Sumber Daya Alam yang ada di sekitarnya. Sumber Daya Alam
yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar, baik itu dari Sumber Daya Alam darat maupun Laut.
Sumber Daya Laut sangat membantu perekonomian masyarakat Indonesia, salah satunya yaitu
penangkapan ikan. Mayoritas orang-orang yang melakukan penangkapan ikan adalah orang-
orang yang hidupnya di daerah pesisir. Sebagian besar masyarakat yang hidup di wilayah
tersebut bermata pencaharian pokok sebagai nelayan. Masyarakat dan warga yang tinggal di
daerah pesisir biasanya banyak yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut tersebut.
Sumber daya laut atau hasil laut di Indonesia sangatlah banyak dan beragam sehingga hasil
dari laut bisa dijadikan sebagai penyanggah kehidupan dan ekonomi masyarakat yang tinggal
di daerah pesisir tersebut. Untuk diketahui bahwasanya nelayan bukan menjadi identitas yang
berdiri sendiri, melainkan terdiri dari berbagai macam dan jenis salah satunya adalah nelayan
buruh, nelayan juragan dan nelayan perorangan atau sendiri. Nelayan buruh merupakan
nelayan yang menggunakan alat tangkap ikan yang dimiliki oleh orang lain dan bukan milik
sendiri. Sedangkan nelayan juragan adalah orang yang memiliki alat tangkap ikan sendiri
bukan milik orang lain, tetapi pengoperasiannya dilakukan oleh orang lain. Dan nelayan
perorangan atau mandiri merupakan orang yang memiliki alat tangkap ikan sendiri bukan milik
orang lain, tetapi penggunaanya tidak melibatkan orang lain atau buruh1. Dalam menjalankan
fungsinya sebagai penangkap ikan, nelayan dibedakan menjadi tiga yaitu lapisan atas,
menengah dan bawah. Lapisan atas adalah pemilik modal, lapisan menengah adalah orang yang
dipercaya menukangi perahu dan menentukan hasil produksi oleh bos. Lapisan menengah
mempunyai dua bagian dalam hasil, sedangkan lapisan bawah adalah ABK yang menjual
jasanya kepada bos 2

1
Mulyadi, Ekonomi Kelautan. (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2005 ) Hl.7
2
M Syaiful Suib & Halimatus Sakdiyah, 2009, Tantangan Nelayan Dalam Menghadapi Era Globalisasi Ekonomi
Perspektif Ekonomi Islam (Studi Di Desa Sumberanyar Kec. PaitonProbolinggo),Jurnal Kajian Ekonomi dan
Perbankan,Vol.3. No.1, 2009,

1
Orang-orang yang tinggal di daerah pesisir biasanya menggantungkan hidupnya pada
laut dan beroperasi sebagai nelayan atau pencari ikan, dan kebiasaan atau keahlian yang
dimiliki masyarakat didapat dari hasil orang-orang terdahulu. Upaya yang dilakukan
masyarakat untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan banyak biasanya mereka akan
berpindah dari lokasi satu ke lokasi lainnya yang diperkirakan banyak menyimpan hasil laut.
Masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan tradisional di daerah pesisir biasanya hidup dalam
tingkat kesejahteraan yang kurang sejahtera dibanding masyarakat yang tinggal di daerah
bukan pesisir. Hal ini terlihat dari berbagai keadaan yang ada di masyarakat salah satunya
adalah sarana penunjang bidang kelautan khususnya alat-alat yang berkaitan dengan profesi
nelayan tersebut. Sangatlah disayangkan bahwa Negara kita yang terkenal sebagai Negara
maritim. Yang banyak terdapat pulau dan banyak lautan yang tersebar dari Sabang sampai
Marauke dan banyak menyimpan berbagai macam kekayaan sumber daya laut. Tetapi banyak
masyarakat yang tinggal dan mengandalkan hidupnya pada laut kehidupannya sangatlah di
bawah standar sejahtera. Salah satunya adalah di Desa Pulo Kecamatan Bandar Dua Kabupaten
Pidie Jaya
Dilihat dari indikator ekonomi yang ditetapkan oleh BKKBN, tingkat kesejahteraan
tidak pernah lepas dari pendapatan, karena unuk menetapkan tingkat kesejahteraan jika dikaji
lebih lanjut tidak lepas dari penghasilan yang diperoleh, besarnya pendapatan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, walaupun tingkat kesejahteraan ini tidak selalu dilihat
dari tingkat penghasilan, namun penghasilan akan berpengaruh besar terhadap penetapan
tingkat kesejahteraan. Penghasilan rata-rata masyarakat di Desa Pulo adalah sebagai berikut:

No Penghasilan Nelayan Jumlah Nelayan Presentase

(%)
1 Rp. 900.000,00 38 32,50
2 Rp. 1.000.000,00 38 42,50
3 Rp. 1.500.000,00 39 25,00
Total 115 100,00

Sedangkan Penghasilan rata-tara masyarakat prasejahtera Rp.897.000, masyarakat


sejahtera I Rp. 1.149.000 dan masyarakat sejahtera II Rp. 1.470.000.5 Jika dikaitkan dengan
UMK Desa Pulo yaitu Rp. 4.200.479 maka seluruh masyarakat di didesa Pulo yang diteliti bisa

2
dikategorikan masyarakat tidak mampu karena penghasilan mereka dibawah UMK3. Minimnya
pendapatan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut ini disebabkan juga
oleh musim ikan yang terjadi, karna tidak selamanya musim yang ada bisa mendatangkan hasil
tangkapanikan yang banyak. Karena ada beberapa musim tertentu yang mengharuskan para
pencari ikan atau nelayan untuk turun di sungai atau kali untuk mencari ikan. Musim kemarau
bisa dikatakan sebagai salah satu waktu yang tepat untuk mencarikan ikan karena pada saat ini
ikan akan berkumpul di satu tempat tertentu, inilah waktu yang tepat karena para nelayan akan
banyak mendapatkan berbagai macam jenis ikan ynag berbeda-beda. Tetapi jika sungai penuh
atau air pasang para nelayan akan kesulitan unuk mencari ikan karena ikan pada saat itu
menyebar keseluruh penjuru tempat. Dan ketika musim pasang tiba dan hasil tangkapan laut
berkurang maka para nelayan akan berputar arah mencari sumber lain untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka dengan cara berkebun, berdagang ataupun mejadi buruh. Ini semua
dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarga.
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan yang ada di Kampung
Nelayan, diperlukan indikator yang dapat memberikan gambaran secara jelas dan tepat.
Indikator dapat mengenai aspek sosial maupun ekonomi, karena kesejahteraan dapat dilihat
dari kedua aspek tersebut. Masalah kesejahteraan selalu berhubungan dengan konsep
kebutuhan, nelayan akan memenuhi kebutuhannya sampai terpenuhi maka barulah mereka
sejahtera4 Apabila musim peceklik tiba, banyak nelayan yang menggantungkan alat tangkap
ikan mereka, dan bahkan mereka hanya sibuk untuk memperbaiki alat- alat tangkap ikan
mereka. Pada masa inilah kebutuhan ekonomi keluarga mengalami penurunan yang sangat
signifikan. Ini juga disebabkan karena masyarakat hanya menggantungkan hidupnya pada laut
atau menjadi nelayan saja, tanpa membekali diri dengan keterampilan-keterampilan lainnya
yang berguna apabila musim peceklik ini tiba. Sehingga masyarakat masih bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya tidak hanya menjadi nelayan saja. Kesejahteraan secara ekonomi
masyarakat pesisir sangat bergantung pada sumberdaya perikanan baik perikanan tangkap di
laut maupun budidaya, yang hingga saat ini masih bersifat open access. Aktivitas ekonomi dan
pertambahan penduduk di daratan menyebabkan munculnya masalah di wilayah perairan
pesisir dan perairan. Akibatnya masyarakat yang bergantung pada sumberdaya pesisir semakin
kesulitan mendapatkan kesejahteraan akibat lingkungan pesisir yang semakin terdegradasi.
Turunnya kualitas lingkungan menyebabkan kemiskinan nelayan pun meningkat, sehingga

3
BKKBN,Pedoman Tata CaraPencatatan Dan Pelaporan Pendataan keluarga
4
Kusnadi. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.2002)

3
masyarakat nelayan yang hidup dan bergantung pada sumberdaya lautan mengupayakan
berbagai strategi untuk dapat bertahan hidup. Dilihat dari lingkupnya, kemiskinan nelayan
terdiri atas kemiskinan prasarana dan kemiskinan keluarga. Kemiskinan prasarana dapat
diidentifikasikan pada ketersediaan prasarana fisik di desa-desa nelayan, yang pada umumnya
masih sangat minim, seperti tidak tersedianya air bersih, jauh dari pasar, dan tidak adanya akses
untuk mendapatkan bahan bakar yang sesuai dengan harga standar. Kemiskinan prasarana
secara tidak langsung juga memiliki andil bagi munculnya kemiskinanDB keluarga,
kemiskinan prasarana juga dapat mengakibatkan keluarga yang berada garis kemiskinan (near
poor) bisa merosot ke dalam kelompok keluarga miskin 5 . Pendapatan yang diperoleh oleh
masyarakat di Desa Kampung Nelayan sagatlah di bawah kata sejahtera karena mereka tidak
memiliki penghasilan atau pendapatan yang tetap untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Karena pendapatan mereka semunya tergantung dari hasil tangkapan ikan dan hasil laut
lainnya. Apabila mereka tidak mendapatkan ikan dan hasil laut untuk dijual jelas mereka tidak
ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. jika dihitung pendapatan para
nelayan tersebut sangatlah jauh dari kata sejahtera, karena pendapatan mereka berkisar antara
RP. 900.000 - Rp.1.500.000 saja dalam perbulan. Hasil ini tidak seimbang dengan biaya yang
dikeluarkan untuk modal mereka untuk mecari ikan. Kurangnya tingkat kesejahteraan
masyarakat inilah yang menyebabkan dan mendorong masyarakat untuk pintar dalam mencari
peluang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka tidak hanya mengandalkan
profesinya sebagai seorang nelayan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka juga harus
ahli di berbagai bidang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 6.
Hasil wawancara dengan salah seorang Nelayan yang mengatakan bahwa cara atau
upaya yang dilakukan oleh nelayan dalam menghadapi kemiskinan tersebut adalah biasanya
mereka akan mencari sumber penghasilan lain selain menjadi seorang nelayan yaitu, berkebun,
berdagang, dan menjadi buruh dan pekerjaan lainnya. Inilah salah satu cara lain yang
digunakan oleh para nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka bersama keluarga.
Jumlah atau masyarakat yang ada di Kampung Pulo kecamatan bandar dua kabupaten Pidie
Jaya bisa dikatakan banyak yang berprofesi sebagai Nelayan, dengan banyaknya jumlah
masyarakat yang berprofesi sebagai Nelayan tidak menjadikan mereka nelayan hidup dalam
lingkup kesejahteraan. Bisa dikatakan bahwa Nelayan tradisional tergolong masyarakat yang
tidak mampu atau hidup dibawah garis sejahtera, ini terbukti dengan banyaknya masyarakat

5
Mulyadi, Ekonomi Kelautan. (Jakarta. PT RajaGrafindo Persada, 2007
6
Observasi , Prapenelitian, 2020

4
yang mendapatkan bantuan dari pemerintah salah satunya adalah mereka banyak yang
mendapatkan bantuan berupa beras raskin. Menjadi seorang Nelayan bagi mereka bukanlah
pilihan bagi mereka. apabila bisa memilih pasti mereka tidak mempunyai keinginan atau cita-
cita menjadi nelayan. Menjadi nelayan bagi mereka suatu hal yang harus mereka terima banyak
sekali alasan yang timbul salah satunya karena masalah keahlian dan minimnya lapangan kerja
didaerah tempat tinggal mereka yang mengharuskan mereka menjadi seorang nelayan.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Nelayan Tradisional Dalam Memenuhi Kebutuhan
Keluarga di Desa Pulo kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dikemukakan identifikasi masalah,
antara lain:
• Nelayan masih tergolong nelayan tradisional
• Nelayan masih menggunakan perahu, sampan dayung tradisional
• Masyarakat masih menggantungkan hidupnya sebagai nelayan
• Tidak ada keahlian lain selain menjadi nelayan
• Nelayan tidak memiliki penghasilan tetap
• Pengeluaran dan pendapatan nelayan tidak seimbang

C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu dan dana yang penullis miliki dan agar
pembahasan lebih terfokus serta tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian maka penulis
perlu membatasi kajian penelitian. Penelitian ini hanya terfokus pada strategi bertahan hidup
yang dilakukan Para Nelayan Tradisional yang ada di Kampung pulo kecamatan bandar dua
kabupaten Pidie Jaya dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang dapat dirumuskan adalah:
• Bagaimana Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Tradisional di Desa Pulo
kecamatan bandara dua kabupaten Pidie Jaya
• Bagaimana Strategi Bertahan Hidup Yang Dilakukan Masyarakat di Desa Pulo
kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya

5
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
• Ingin mengetahui kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan Tradisional di Desa Pulo
kecamatan bandar dua kanupaten Pidie Jaya
• Ingin mengetahui strategi bertahan hidup yang dilakukan masyarakat di Desa Pulo
kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
• Memberikan kontribusi dan sumbangsih bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya bagi pengembangan ilmu ekonomi dan umumnya bagi dunia pendidikan
• Memberikan pengetahuan tentang pengembangan ilmu ekonomi

2. Manfaat Praktis
• Sebagai masukan bagi pihak yang terkait dalam masalah ini, yaitu Para nelayan,
masyarakat, emerintah daerah diDesa Pulo kecamatan bandar dua kabupaten Pidie jaya
• Sebagai alternatif terhadap pemecahan masalah strategi yang dilakukan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan di Desa Pulo kecamatan bandar dua kabupaten Pidie jaya

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kajian Pustaka
1. Strategi Bertahan Hidup
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian strategi adalah cara yang
teliti atau tepat untuk mencapai tujuan bersama7 Strategi adalah cara yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yang berkaitan dengan ide atau gagasan. Sedangkan menurut Pusat Bahasa
Kemdiknas dijelaskan bahwa strategi adalah cara atau upaya yang dilakukan individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama dengan baik. Sedangkan bertahan berasal dari kata
tahan yang artinya ialah tetap keadaannya (kedudukannya) meskipun mengalami berbagai hal.
Sedangkan bertahan sendiri artinya ialah tetap pada tempatnya (kedudukannya tersebut), tidak
beranjak. Selain itu bertahan juga dapat diartikan sebagai mempertahankan diri terhadap
serangan, godaan dan lain sebagainya. Sedangkan arti dari kata hidup ialah masih terus ada,
bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya 8 . Untuk mengatasi masalah ekonomi yang
menyangkut pemenuhan kebutuhan hidup dibutuhkan berbagai strategi bertahan hidup. Edi
Suharto menyatakan bahwa definisi dari strategi bertahan hidup (coping strategis) adalah
kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Dalam konteks keluarga miskin, strategi
penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenapanggota keluarga
dalam mengelola segenap asset yang dimilikinya. Bisa juga disamakan dengan kapabilitas
keluarga miskin dalam menanggapi goncangan dan tekanan (Shock and Stress) 9 Masyarakat
memiliki cara atau upaya untuk bertahan hidup ketika menghadapi masa-masa sulit dalam
kehidupan mereka. salah satu upaya yang dilakukan oleh masyarakat bisa dengan mengubah
cara berfikir mereka. yang biasanya mereka hanya mengandalkan satu pekerjaan saja untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka, mereka bisa mulai mencoba pekerjaan lainnya yang bisa
meningkatkan perekonomian keluarga mereka salah satunya adalah berdagang, bertani,
berkebun atau bekerja di PT daerah mereka tinggal. Berdasarkan pengertian diatas dapat
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan istilah strategi bertahan hidup adalah upaya yang
diperbuat masyarakat untuk tetap bertahan dalam keadaan yang sama atau baik dalammenjalani

7
Pusat bahasa kemdiknas
8
Poewodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka , 1922) hlm 355
9
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. (Bandung: PT Repika Aditama.Suhartono,
2009), hlm 29

7
kehidupan mereka. strategi bertahan hidup pada dasarnya ialah suatu cara untuk memenuhi
kebutuhanhidup mereka, walaupun keadaaan dalam hidupnya dalam keadaan yang sulit dan
memprihatinkan. Tetapi dapat bertahan hidup dengan berbagai upaya atau cara yang bisa
dikerjakan.
• Strategi Aktif
Strategi aktif, yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga (misalnya
melakukan aktifitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau
tanaman liar di lingkungan sekitar dan lain-lainnya10 Berdasarkan penjelasan yang di jelaskan
di atas dapat dijelaskan bahwa cara aktif atau strategi aktif ialah cara untuk bertahan hidup
yang dilakukan oleh sekelompok keluarga dengan upaya mengoptimalkan semua potensi yang
dimiliki keluarga guna meningkatkan kesejahtraan keluarga.
• Strategi Pasif
Strategi pasih ialah cara bertahan hidup dengan cara mengecilkan atau mengurangi
kebutuhan pengeluaran dalam keluarga. Contohnya ialah kebutuhan pakaian, rumah, makanan,
dan pendidikan11 Strategi pasif yaitu mengurangi pengeluaran keluarga (misalnya pengeluaran
pangan, sandang, pendidikan dan lainnya12 strategi ini merupakan salah satu caramasyarakat
miskin untuk bertahan hidup. Pekerjaan sebagai nelayan yang biasanya dikerjakan oleh
masyarakat di Desa, para nelayan yang memperoleh upah dari nelayan yang sangat kecil,
membuat para nelayan selalu mengutamakan kebutuhan pokok seperti kebutuhan dalam hal
membeli kebutuhan pokok, dari pada kebutuhan lainnya seperti rumah dan kendaraan. Cara
hidup irit ini dilakukan oleh para nelayan guna mensiasati kebutuhan pokok keluarga mereka.
Nelayan biasanya menerapkan hidup hemat dengan cara berhati-hati dalam membelanjakan
uang mereka. Sikap hemat terlihat pada kebiasaan keluarga nelayan yang membiasakan untuk
makan dengan lauk seadanya dan hanya membeli daging ketika hari besar seperti hari raya idul
fitri.
• Strategi Jaringan
Strategi Jaringan merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara
menjalin relasi baik formal maupun dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan

10
Syuryani, strategi bertahan hidup rumah tangga nelayan tradisional dalam mengatasi kemiskinan (studi kasus
pada desa bagan cempedak kecamatan rantau kopar kabupaten rokan hilir) Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober
2017, Riau: Universitas Riau
11
Dinna Febriani, Strategi Bertahan Hidup Petani Penggarap Di Desa Sarilamak Jorong Sarilamak Kecamatan
Harau Kabupaten Lima Puluh Kota JOM FISIP Vol. 4 No. 1 Februari 2017, Riau: Universitas Riau
12
Syuryani, strategi bertahan hidup rumah tangga nelayan tradisional dalam mengatasi kemiskinan (studi kasus
pada desa bagan cempedak kecamatan rantau kopar kabupaten rokan hilir) Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober
2017, Riau: Universitas Riau

8
kelembagaan. Contohnya: meminjam uang kepada tetangga, mengutang di warung atau toko,
memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bankdan sebagainya 13
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi jaringan adalah
strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada kerabat, tetangga
dan relasi lainnya baik secara formal maupun informal ketika dalam kesulitan, seperti
meminjam uang ketika memerlukan uang secara mendadak.

2. Kebutuhan Keluarga
Masyarakat memiliki keinginan dasar untuk mengamankan kelagsungan hidup mereka.
bagaimanapun setiap individu biasanya memiliki kebutuhan hidup yang berbeda-beda setiap
individunya. Kebutuhan dasar manusia ialah bagian-bagian yang diperlukan oleh masyarakat
dalam menjaga kesetabilan fisiologis atau psikologis yang memiliki maksud untuk menjaga
kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan menjadi bagian psikologi yang mengantarkan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan dan menjadi cara masyarakat untuk berusaha. Maka dari
itu kebutuhan keluarga ialah semua yang diperlukan oleh kelompok keluarga guna
mempertahankan hidup demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik 14
• Macam-Macam Kebutuhan
Abraham Maslow mengungkapkan semua stimulus atau motivasi ialah reaksi atau
anggapan individu atas berbagai macam tipe dasar kebutuhan 15
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan psikologis ialah keinginan yang paling dasar dan mendesak yang harus
segera di laksanakan atau dipenuhi paling penting oleh masyarakat dalam menjalankan
kehidupanya. Ini menjelaskan bahwa disetiap diri masyarakat selalu merasa kekurangan dalam
hidupnya. Besar kemungkinan bahwa setiap individu akan termotivasi apabaila dalam
kehidupanya membutuhkan banyak sekali kebutuhan.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologi terpenuhi, maka kan muncul kebutuhan lainnya. Salah
satunya ialah kebutuhan akan rasa aman yang menjadi kebutuhan setiap masyarakat dalam
menjalankan hidupnya. Kebutuhan akan rasa aman akan menyebabkan setiap masyarakat atau

13
Syuryani, strategi bertahan hidup rumah tangga nelayan tradisional dalam mengatasi kemiskinan (studi kasus
pada desa bagan cempedak kecamatan rantau kopar kabupaten rokan hilir) Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober
2017, Riau: Universitas Riau
14
Alwisol, Psikologi Kepribadian (Malang: UMM Press, 2007), hlm. 218
15
Iskandar, “Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslom Terhadap Peningkatan Kinerja
Pustakawan”Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al- Hikmah,Vol. 4 No. 1, Januari –
Juni (2016), hal. 27.

9
manusia memiliki keinginan untuk mengamankan pemberian-pemberian yang telah diraih
dalam kehidupanya. Dan mengamankan dari sendiri dari bahaya cidera, ancaman dan lainnya.
3. Kebutuhan untuk diterima (social needs)
Setelah kebutuhan fisiologikal dan keamanan telah dicapai, maka keinginan masyarakat
tertuju pada keinginan untuk memperoleh teman. Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa
dalam menjalankan kehidupannya tanpa bantuan dan perhatian dari manusia lainnya. Manusia
juga merasa senang apabila mereka diperhatikan dan diterima ditengah-tengah masyarakat
dimaan mereka tinggal.
4. Kebutuhan untuk dihargai (self esteem needs)
Pada tinggat selanjutnya, tertuju pada kebutuhan masyarakat akan penghormatan atau
penghargaan, ini berhubungan dengan keinginan mempunyai rasa cinta atau menerima
perhatian atau perlakuan istimewa, penghargaan dan perhatian dari orang lain.kebutuhan untuk
dihargai menujukkan motivasi untuk diakui, tanggung jawab yag besar status yang tinggi dan
pengakuan atas konstribusi pada organisasi.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization)
Kebutuhan terakhir adalah kebutuhan dengan tingkatan tertinggi, ini adalah salah satu
ebutuhan untuk mengembangkan potensi yang dimilki oleh setiap individu, dan kebutuhan
yang mengupayakan akan perubahan kearah yang lebih baik. Kebutuhan ini dapat terwujud
dengan cara memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mepersentasikan
kemampuan dan bakat yang dimilikinya ditengah masyarakat lainnya.

B. Studi Relevan
Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil-hasil penelitian terdahulu
yang menjadi pendukung kevalidan penelitian ini
N Nama Metode
Judul Penelitian Kesimpulan
o Peneliti Penelitian
Strategi bertahan hidup Berdasarkan
“Manusia Gerobak” di penelitian ini
Nanta perkotaan (studi kasus tujuan peneliti
1 Loberta Kualitatif
pada “Manusia untuk
(2014)16 Gerobak” di Daerah mendeskripsikan

16
Loberta, Nanta. Strategi Bertahan Hidup “Manusia Gerobak” di Perkotaan (Studi kasus pada “Manusia
Gerobak” di Daerah Manggarai, Jakarta Selatan), Jakarta:Universitas Negeri Jakarta, 2014

10
Manggarai, Jakarta bagaimana
Selatan) kehidupan sosial

ekonomi “manusia
Gerobak” di
jakarta
Dan untuk
mendeskripsikan
bagaimana strategi
“manusia gerobak”
untuk
Mempertahankan
hidupnya
Berdasarkan
penelitian ini
tujuan peneliti
Untuk
Upaya orang tua dalam Mendeskripsikan
memenuhi kebutuhan upaya orang tua
pendidikan anak pada dalam memenuhi
Mutoharoh keluarga nelayan kebutuhan
2 (2016 17
Desa Bandengan Kualitatif
Pendidikan anak
Kecamatan Jepara pada keluarga
Kabupaten Jepara nelayan di Desa
Bandengan
Kecamatan
Jepara Kabupaten
Jepara.

17
22Mutoharoh, Upaya Orangtua dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak pada keluarganelayanDesa
Bandengan Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara, Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2016

11
Berdasarkan
penelitian ini
tujuan peneliti
Kontribusi keluarga Deskriftif
untuk mengetahui
nelayan terhadap dengan
Anggi Kontribusi
pemenuhan kebutuhan mengggunak
Sonya keluarga nelayan
3 keluarga di an
Thresia terhadap
18
Kampung nelayan Pendekatan
(2017 pemenuhan
seberang kualitatif
kebutuhan
keluarga
Di kampung
nelayan seberang.
Berdasarkan
penelitian ini
tujuan peneliti
Analisis faktor-faktor
untuk mengetahui
yang mempengaruhi
faktor-faktor apa
Asmita pendapatan nelayan sajakah yang
4 syahma tangkap di Desa Kuantitatif mempengaruhi
(201619 Galesong Kota
pendapatan
Kecamatan Galesong
nelayan di desa
Kabupaten Takalar
galesong kota
kecamatan
galesong
kabupaten takalar.

Thresia, Anggin Sonya, Kontribusi Keluarga Nelayan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga di Kampung
18

Nelayan Seberang,Medan: Universitas Sumatera Utara, 2017


19
24Syahma, asmita, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tangkap Di Desa
Galesong Kota Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, Makassar: Universitas Negeri Makassar, 2016

12
Berdasarkan
penelitian ini
tujuan

Peranan Masyarakat penelitiuntuk

Nelayan Terhadap mengetahui sejauh

Peningkatan Ekonomi mana peranan


Nurfadhila
Di Desa Kenje masyarakat
5 hT Kualitatif
Kecamatan nelayan dalam
(2016)20
Campalagian peningkatkan

Kabupaten Polewali ekonomi di desa

Mandar kanje kecamatan


campalagian
kabupaten
polewali mandar

20
Nurfadhilah T, Peranan Masyarakat Nelayan Terhadap Peningkatan Ekonomi Di Desa Kenje Kecamatan
Campalagian Kabupaten Polewali Mandar, Makassar: Universitas Islam Negeri Makassar, 2016

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengkaji tentang strategi bertahan hidup
masyarakat nelayan dalam memenuhi kebutuhan keluarga (Studi Kasus Pada Buruh Nelayan
Di Desa Pulo kecamatan bandar dua kanupaten Pidie Jaya Mengenai penelitian kualitatif
Bogdan dan Taylor, yang dikutip oleh Lexi J. Moleong mendefinisikan metode penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati 21 Ada beberapa alasan memilih
metode penelitian kualitatif dalam penulisan skripsi dengan judul Strategi Bertahan Hidup
Masyarakat Nelayan Tradisional Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Pulo kecamatan
bandar dua kabupaten Pidie Jaya. Melihat judul diatas, maka layak apabila peneliti ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif, sebab dengan menggunakan metode tersebut akan
diperoleh hasil berupa temuan-temuan terbaru yang secara natural dipaparkan dilapangan.
Pemaparan dimaksud adalah berangkat dari suatu realita baku yang dapat ditangkap, diamati
oleh peneliti berupa keadaan sosial ekonomi yang terjadi di Desa Pulo kecamatan bandar dua
kabupaten Pidie Jaya Maka dari itu untuk menjawab hal ini kiranya hanya bisa dilakukan
melalui penelitian kualitatif, karna penelitian kualitatif akan menghasilkan data deskriptif
berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Tidak bisa
dilakukan melalui penelitian kuantitatif yang hanya mengolah angka-angka.

B. Lokasi dan Objek Penelitian


1. Lokasi
Lokasi adalah suatu keadaan atau tempat dimana subjek berdomisili yang mempengaruhi
kegiatan, keadaan, dan yang berhubungan dengan prilaku subjek 22 Situasi sosial dalam
penelitian ini adalah di Desa Pulo kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya Mengapa
peneliti tertarik meneliti di Desa Pulo kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya, karena
peneliti melihat belum adanya strategi yang baik yang diterapkan oleh nelayan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.

21
Lexi J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2011) hal. 4
22
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: Referensi, 2013 ) hlm. 94

14
2. Objek penelitian
Objek yang diteliti adalah para nelayan yang ada di Pulo kecamatan bandar dua kabupaten
Pidie Jaya. Penelitian ini menggunakan teknik “porposive sampling” adalah peneliti
menetapkan lebih awal siapa saja yang menjadi sampelnya, dan menyebutkan statusnya
masing-masing sesuai dengan keinginan atau tujuan penelitian. Prinsipnya dalam teknik
porposive sampling ini harus mewakili unsur subjek yang ditetapkan dalam sebuah situasi
sosial, agar data yang dihimpun dapat terwakili dari seluruh karakter yang ada dalam situasi
sosial penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini yang ditetapkan sebagai sample, tahap
pertama ditarik sebQFGL]agai “key informan” (informan kunci). Biasanya orang yang tunjuk
sebagai informan kunci ini adalah pimpinan suatu lembaga atau orang yang dipandang lebih
tahu tentang situasi dan kondisi penelitian (social setting)23 Sampel adalah sebagain atau wakil
populasi yang diteliti. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan sampel adalah bagian
populasi yang hendak diteliti dan mewakili karakteristik populasi. Apabila populasi penelitian
berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun apabila
populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih24 Maka dengan ini telah ditetapkan bahwa kunci informasinya adalah para
nelayan, sedangkan tokoh masyarakat, tokoh agama,dan kepala desa hanyalah dijadikan
sebagai informan tambahan.

C. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
• Data Primer
Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh seorang peneliti umumnya dari hasil
observasi terhadap situasi sosial dan atau diperoleh dari tangan pertama atau subjek (informen)
melalui proses wawancara25 Dalam hal ini berkaitan dengan para nelayan yang ada di Desa
Pulo Kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya peneliti melakukan pertanyaan- pertanyaan
yang membutuhkan jawaban. Data primer ini dapat berupa catatan sosial para nelayan yang
ada di Kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya. Data primer yang penulis maksudkan
dalam penelitian ini adalah data tentang Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Nelayan Dalam
Memenuhi Kebutuhan Keluarga, khususnya mengenai:

23
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: Referensi, 2013 ) hlm. 95
24
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm.134-185
25
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006) hlm. 101

15
• Bagaimana Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan di Desa Pulo kecamatan bandar
dua kabupaten Pidie jaya
• Bagaimana Kondisi Pemukiman Di Desa Pulo kecamatan bandar dua kabupaten Pidie
Jaya
• Bagaimana Strategi Bertahan Hidup Yang Dilakukan Masyarakat di Desa Pulo
kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya .
Adapun manfaat atau kegunaan data primer adalah:
• Data primer langsung bersangkutan dengan keperluan peneliti atau dikumpulkan untuk
mencapai tujuan penelitian.
• Tidak ada resiko kadaluarsa (out of date) karena baru dikumpulkan setelah proyek
penelitian dirumuskan.
• Semua pekerjaan pengumpulan data statistik dipegang sendiri oleh peneliti. Ia akan
menelaahnya dengan cara yang dikehendaki.
• Peneliti mengetahui kualitas dari metode-metode yang dipakainya, karena ialah yang
mengaturnya sejak permulaan.

• Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti, tapi telah
berjenjang melalui sumber tangan kedua atau ketiga. Data skunder dikenal juga sebagai data-
data pendukung atau pelengkap data utama yang dapat digunakan oleh peneliti. Jenis data
skunder ini dapat berupa gambar- gambar, dokmentasi, grafik, manuscrif, tulisan-tulisan
tangan, dan berbagai dokumentasi lainnya. Prinsip data pendukung atau skunder ini adalah
selain diluar data utama yang sumbernya dapat juga diperoleh langsung atau tidak langsung
oleh peneliti juga dapat berupa datanya sendiri yang berupa dokumentatif yang dihimpun dari
sebuah situasi sosial26 Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa data seperti, historis
dan geografis Desa Pulo kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya struktur Desa Pulo
kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya, jumlah nelayan Desa Pulo kecamatan bandar dua
kabupaten Pidie Jaya jumlah masyarakat, keadaan sarana dan prasarana di Desa Pulo
kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya Prinsip data pendukung atau skunder ini adalah
selain diluar data utama yang sumbernya dapat juga diperoleh langsung atau tidak langsung
oleh peneliti juga dapat berupa datanya sendiri yang berupa dokumentatif yang dihimpun dari
sebuah situasi sosial

26
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm. 100

16
Adapun manfaat atau kegunaan data skunder adalah:
• Lebih murah, cukup pergi keperpustakaan atau mencatat dari penerbit-penerbit.
• Lebih cepat untuk mengumpulkan data primer dapat diperlukan waktu sampai 60-90
hari, sedangkan data skunder hanya beberapa hari saja.
• Seorang peneliti pada kenyataannya tidak selalu mampu mengumpulkan data primer,
misalnya sensus penduduk, data siswa atau mahasiswa dan sebagainya.

2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh 27
Apabila penelitian ini
menggunakan observasi maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, penulis mengklasifikasikan menjadi tiga
tingkatan huruf p dari bahasa Inggris yaitu: Person yaitu sumber data yang bisa memberikan
data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket, Place yaitu
sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak, Paper yaitu sumber
data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol lain Untuk
mempermudah mengidentifikasi sumber data penulis mengklasifikasikannya menjadi tiga
tingkatan huruf P dari bahasa Inggris yaitu: Person yaitu sumber data yang bisa memberikan
data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket, dan dalam
P pertama person yaitu data berupa orang, yaitu berupa Nelayan Di Desa Pulo kecamatan
bandar dua kabupaten Pidie Jaya. Place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak. Diam misalnya jumlah sarana dan prasaran Di Desa Pulo
kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya dan wujud benda bergerak misalnya keadaan sosial
Di Desa Pulo kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya. Paper yaitu sumber data yang
menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol lain. Misalnya jumlah
nelayan Desa Pulo kecamatab bandar dua kabupaten Pidie Jaya

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi data-data yang
diinginkan, peneliti dalam hal ini menerapkan beberapa metode sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi menurut Djama’an dan Aan Komariah berarti pengamatan atau peninjauan
secara cermat. Sedangkan menurut Alwasilah C, yang dikutip dari buku Metodologi Penelitian

27
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:2006) hlm. 129

17
Kualitatif. Menyatakan bahwa observasi adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan
terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya 28 Dari
pendapat tersebut terdapat satu kesamaan pemahaman bahwa observasi adalah pengamatan
terhadap sesuatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Dengan demikian pengertian
observasi penelitian kualitatif adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui
keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya pengumpulan data penelitian.
Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah melihat secara langsung keadaan dan fakta yang
terjadi dilapangan berupa keadaan sosial di Di Desa Pulo kecamatan bandar dua kabupaten
Pidie Jaya mengenai Strategi Bertahan Hidup Masyarakat Nelayan Dalam Memenuhi
Kebutuhan Keluarga.
Peneliti sengaja memilih observasi karena sangat bermanfaat dan berguna secara signifikan
terhadap pemecahan masalah penelitian atau sesuai dengan tujuan penelitian. Data diperoleh
berkat adanya peneliti di lapangan dengan mengadakan pengamatan secara langsung. Manfaat
pengamatan demikian ialah:
• Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistih atau
menyeluruh.
• Pengamatan langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi
tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya.
• Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa dan
karena itu tidak akan terungkapnya dalam wawancara.
• Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden
dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan
nama lembaga.
• Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti
memperoleh gambaran yang lebih kompherensif.
• Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga
memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial, dengan
berada secara pribadi dalam lapangan peneliti mempunyai kesempatan mengumpulkan

28
Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung: Alfabeta, 2012) hal.104-111

18
data yang kaya, yang dapat dijadikannya dasar untuk memperoleh data yang lebih
banyak, lebih terinci dan lebih cermat29

2. Wawancara
Wawancara adalah bentuk perbincangan, seni bertanya dan mendengar 30
Dan
wawancara juga ialah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewancara
(interviewer) sebagai pengaju atau pemberi jawaban atar pertanyaan itu. Maksud diadakannya
wawancara antara lain: mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, dan kepedulian, merekonstruksi kebulatan-kebulatan harapan pada masa
yang akan mendatang, memverifikasi mengubah dan memperluas informasi dari orang lain
baik manusia, dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan
oleh peneliti sebagai pengecekan anggota 31 wawancara juga proses tanya jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi- informasi atau keterangan-keterangan.
Dewasa ini teknik wawancara banyak dilakukan di Indonesia sebab merupakan salah
satu bagian yang terpenting dalam setiap survei. Tanpa wawancara penelitian akan kehilangan
informasi yang hanya dapat diperoleh dengan bertanya langsung kepada responden. Seperti
kita lihat atau dengan lewat teknik wawanca, televisi atau radio, merupakan teknik yang baik
untuk menggali informasi di samping sekaligus berfungsi memberi penerangan kepada
masyarakat32 Dalam penelitian ini yang diwawancara adalah, peneliti melakukan wawancara
terhadap kepala Desa, para nelayan, dan masyarakt sekitar tentang Strategi Bertahan Hidup
Masyarakat Nelayan Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Desa Pulo kecamatan bandar
dua kabupaten Pidie Jaya
Adapun manfaat atau kegunaan metode wawancara adalah: kegunaannya terletak pada
keluwesan. Artinya, wawancara dapat dengan mudah disesuaikan dengan kondisi yang terjadi
pada saat wawancara berlangsung. Selain itu, melalui wawancara dapat juga diungkap hal-hal
yang tersembunyi yang mungkin tidak dapat diungkap dengan metode lain, asalkan
pewancaranya memiliki keterampilan yang dibutuhkan. wawancara juga proses tanya jawab
dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Dewasa ini

29
Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung: Alfabeta, 2012) hal.104-111
30
Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, Handbook Of Qualitative Research, ( California: Teller, Road
Thousand Oaks, 2008) hlm.43
31
Basrowi dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif,(Jakarta: Rineka Cipta, 2008) hlm. 127
32
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi penelitian.(Jakarta: Bumi Aksara, 2012) hlm.83

19
teknik wawancara banyak dilakukan di Indonesia sebab merupakan salah satu bagian yang
terpenting dalam setiap survai. Tanpa wawancara penelitian akan kehilangan informasi yang
hanya dapat diperoleh dengan bertanya langsung kepada responden. Seperti kita lihat atau
dengan lewat teknik wawanca, televisi atau radio, merupakan teknik yang baik untuk menggali
informasi di samping sekaligus berfungsi memberi penerangan kepada masyarakat.

3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang
berbentuk tulisan misalnya, catatan harian, sejarah kehidupan. Dokumentasi yang berbentuk
gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbetuk karya
misalnya, karya seni yang dapat berupa gambar, patung dan lain-lain 33 Data yang di
dokumentasikan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah, peneliti
mendokumentasikan berupa data historis dan geografis, struktur Organisasi, jumlah nelayan,
dan keadaan sarana dan prasarana, dan foto-foto yang berkaitan dengan penelitian di Desa Pulo
kecamatan bandar dua kabupaten Pidie Jaya

E. Metode Pengecekan Keabsahan Data


Teknik pemeriksaan keabsahan data merupakan fokus yang sangat menentukan dalam
penelitian kualitatif. Untuk mendapatkan kepercayaan data maka dilakukan teknik
perpanjangan keikutsertaan, kecermatan pengamatan, dan triangulasi
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan
tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan
keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di
lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan keikutsertaan
peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.
Mengapa demikian, karena pertama, peneliti dengan perpanjangan keikutsertaannya akan
banyak mempelajari kebudayaan, dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan
oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden, dan membangun
kepercayaan subjek. Dengan demikian, penting sekali arti perpanjangan keikutsertaan peneliti

33
Sugiyono , Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2012) hlm.240.

20
guna berorientasi dengan situasi, juga guna memastikan apakah konteks itu dipahami dan
dihayati.
2. Ketekunan/keajengan pengamatan
Keajengan pengamatan berarti mencari secara konsisten interprestasi dengan berbagai
cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan dan tentatif. Dan ketekunan pengamatan
bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur- unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut
secara rinci.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Triangulasi dengan sumber,
berarti membandingkan dan mengecek baik drajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan
jalan:
• Membandingkan data hasil pengamatan dengan data wawancara.
• Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan
secara pribadi.
• Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa
yang dikatakan sepanjang waktu.
• Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi,
orang berada, orang pemerintahan .
• Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan. Pada
triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi yaitu:
• Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penenlitian beberapa teknik
pengumpulan data.
• Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Teknik triangulasi jenis ketiga ini adalah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Cara lain ialah
membandingkan hasil pekerjaan seseorang analis dengan analis lainnya. Tringulasi dengan
teori, berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan

21
satu atau lebih teori. Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan
data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan

F. Metode Analisis Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk analisis kualitatif, yakni suatu
pendekatan penelitian yang mengungkap situsi sosial tertentu dengan mendeksripsikan
kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis
data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Setelah penulis mengadakan
penelitian maka selanjutnya banyak sekali dilakukan seleksi data dan baru kemudian
dikelompokkan dari masing-masing data sehingga terlihat perbedaan dan persamaan satu sama
lain. Sehingga nampaklah gambaran yang bisa diyakini berdasarkan konsep dan penelitian
yang dilakukan dan dituangkan dalam bentuk laporan yang berbentuk tesis sedangkan bentuk
sajiannya khusus menjelaskan masalah yang akan diselidiki itu. Analisis data kualitatif
dilakukan dengan analisis domain dan analisis taksonomi sebelum ditafsirkan untuk menyusun
kesimpulan penelitian.
1. Analisis Domain
Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum
dan menyeluruh dari objek atau penelitian atau situasi sosial. Data yang diperoleh dari grand
tour dan minitour question. hasilnya berupa gambaran umum tentang objek yang diteliti, yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam analisis ini informasi yang diperoleh belum
mendalam, masih dipermukaan, namun sudah menemukan domain-domain atau kategori dari
situasi sosial yang diteliti. Pada analisis ini penulis mengemukakan tentang Strategi Bertahan
Hidup Masyarakat Nelayan Tradisional Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Di Desa Pulo
2. Analisis Taksonomi
Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan domain- domain atau
kategori dari situasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang dipilih oleh peneliti dan
selanjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu diperdalam lagi melalui pengumpulan
data di lapangan. Pengumpulan data dilakukan secara terus menerus melalui pengamatan,
wawancara mendalam dan dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi banyak. Oleh
karena itu pada tahap ini diperlukan analisis lagi yang disebut analisis taksonomi Jadi analisis
taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan domain ynag
telah ditetapkan. Dengan demikian domian yang telah ditetapkan menjadi cover term oleh
peneliti dapat diurai secara lebih rinci dan mendalam melalui analisis taksonomi

22
3. Analisis Komponensial
Dalam analisis taksonomi, yang diurai adalah domain yang telah ditetapkan menjadi
fokus. Melalui analisis taksonomi, setiap domain dicari elemen yang serupa dan serumpun. Ini
diperoleh melalui observasi dan wawancara serta dokumentasi yang terfokus. Pada analisis
komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam
domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan yang kontras. Data ini dicari melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi

23

Anda mungkin juga menyukai