Anda di halaman 1dari 10

KEHIDUPAN SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT PESISIR DESA BAGAN PERCUT

KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG


Bagas Rizki Prioutomo
ABSTRAK

Negara kesatuan republik Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang sebagian
besar wilayahnya merupakan perairan. Dengan kekayaan alam yang berlimpah baik dari
darat maupun perairan menjadikan banyak penduduk Indonesia yang memanfaatkannya dan
menggantungkan hidup dari kekayaan alam Indonesia. Seperti pada masyarakat pesisir yang
menggantungkan kehidupannya pada kekayaan alam perairan terutama laut. Masyarakat
pesisir merupakan sekumpulan orang atau penduduk yang melakukan aktivitas sosial dan
ekonomi di daerah pesisir. Kehidupan yang dekat dengan laut membuat mereka memiliki
kehidupan sosial serta kebudayaan tersendiri dan khas dari daerah lainnya. Salah satu
contohnya terdapat pada Desa Bagan Percut Kecamatan Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang..
Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk memahami karakteristik sosial budaya masyarakat
pesisir khususnya Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatakan kualitatif
yang bertujuan untuk mengenal dan memahami suatu fenomena, sehingga dapat
mendeskripsikan dan menggambarkan realita yaitu karakteristik sosial budaya dari
masyarakat pesisir. Metode pengumpulan data dengan menggunakan studi literatur dari
jurnal serta sumber informasi tertulis lainnya serta wawancara langsung dengan masyarakat
desa Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Hasil
penelitian menunjukkan masih banyak kebudayaan masyarakat desa Bagan Percut
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang masih salah persepsi dan perlu
diberikan edukasi oleh pemerintah dan peran pemerintah lebih memperhatikan masyarakat
desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang masih banyak
kemiskinan serta dalam upaya kelestarian budaya dan kearifan lokal masyarakat agar tidak
hilang dan dapat menjadi daya tarik wisata dan membantu perekonomian mereka.
PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan jumlah
pulau yang kurang lebih 17.500 buah serta dikenal dengan kekayaan flora dan fauna yang
berlimpah membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam
yang berlimpah. Negara Indonesia merupakan kepulauan sehingga kurang lebih dua per tiga
negara kita adalah kepulauan. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki garis pantai yang
terpanjang di dunia setelah Kanada, yang kurang lebih sepanjang 81.000 KM. Dengan ini sudah
tentu Negara Indonesia memiliki sumber daya yang sangat berlimpah baik pada daratan maupun
pada perairannya yang bisa dimanfaatkan oleh negara.

Penduduk daerah pesisir merupakan salah satu masyarakat yang sangat bergantung pada sumber
daya alam laut. Mereka memiliki hubungan yang erat dengan lingkungannya dan percaya bahwa
lingkungan memiliki ruh dan harus dihormati. Mereka mempunyai kehidupan sosial budaya yang
sangat unik serta memiliki ciri khas pada identitasnya sebagai masyarakat pesisir. Dalam
memnfaatkan sumber daya alam kelautan, mereka mempunyai aturan-aturan tersendiri yang
ditujukan untuk menghormati serta menjaga laut. Masih banyak lagi keunikan dari masyarakat
pesisir yang terkadang masih belum kita ketahui.

Penelitian ini berdasarkan pengalaman saya melakukan mini riset pada desa Bagan Percut
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang beberapa watu yang lalu. Tujuan utama
pada penelitian ini yaitu untuk memahami karakteristik sosial budaya masyarakat pesisir
khususnya Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang khas
serta masih identik sampai ini.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatakan kualitatif


yang bertujuan untuk mengenal dan memahami suatu fenomena, sehingga dapat
mendeskripsikan dan menggambarkan realita yaitu karakteristik sosial budaya dari masyarakat
pesisir. Metode pengumpulan data dengan menggunakan studi literatur dari jurnal serta sumber
informasi tertulis lainnya serta wawancara langsung dengan masyarakat desa Desa Bagan Percut
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir pada umumnya telah menjadi bagian masyarakat yang pluraristik tapi
masih tetap memiliki jiwa kebersamaan. Artinya bahwa struktur masyarakat pesisir rata-rata
merupakan gabungan karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan. Karena, struktur
masyarakat pesisir sangat plurar, sehingga mampu membentuk sistem dan nilai budaya yang
merupakan akulturasi budaya dari masing-masing komponen yang membentuk struktur
masyarakatnya.

Masyarakat pesisir yang hidup Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang yang hidup dekat laut membuat mereka memiliki konsep tersendiri dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Dua contoh yang sangat sederhana dan sering di jumpai adalah bahwa
kemudahan aksesibilitas dari dan ke sumber mata pencaharian lebih terjamin, yaitu dengan
pemanfaatan potensi perikanan dan laut yang terdapat di sekitarnya, seperti penangkapan ikan,
pengumpulan atau budidaya rumput laut, dan sebagainya. Selain itu bahwa mereka lebih mudah
mendapatkan kebutuhan akan MCK (mandi, cuci dan kakus), dimana mereka dapat dengan serta
merta menceburkan dirinya untuk membersihkan tubuhnya; mencuci segenap peralatan dan
perlengkapan rumah tangga, seperti pakaian, gelas dan piring; bahkan mereka lebih mudah
membuang air (besar maupun kecil). Selain itu, mereka juga dapat dengan mudah membuang
limbah domestiknya langsung ke pantai/laut. Namun tetap saja kemiskinan masih menjadi
permaalahan. Banyak yang melaut hanya saat musim penangkapan saja, dan bila musim tangkap
telah lewat dan memasuki musim panceklik maka mereka akan tidak akan bekerja atau menjadi
pengangguran
Tabel Pekerjaan Pada Desa Bagan Percut

No Pekerjaan Jumlah
1 PNS/TNI/POLRI 54
2 Pertanian 645
4 Perdagangan 78
5 Angkutan 43
6 Pelajar/Mahasiswa 558
7 Industri Rumah Tangga 14
8 Jasa Masyarakat 37
9 Nelayan 4
10 Tidak Bekerja 660
Sumber : BPS Kecamatan Percut Sei Tuan 2020

Selain itu masyarakat pesisir Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan masyarakat yang di luar
pesisir. Karakteristik masyarakat pesisir ini dapat dilihat dari beberapa aspek yang kesemua
aspek tersebut dipengaruhi oleh unsur sosial dan budaya dari masyarakat pesisir. Sifat ini sangat
erat kaitannya dengan sifat usaha di bidang perikanan itu sendiri. Karena sifat dari usaha-usaha
perikanan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lingkungan, musim dan pasar, maka
karakteristik masyarakat pesisir juga terpengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Beberapa
diantaranya sebagai berikut

Ketergantungan pada Kondisi Lingkungan

Pada masyarakat pesisir Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
yang mayoritas merupakan nelayan, maka mereka sangat bergantung pada alam terutama sumber
daya kelautan. Hal ini memiliki dampak yang sangat penting bagi kondisi kehidupan sosial
ekonomi masyarakat pesisir. Kehidupan masyarakat pesisir menjadi sangat tergantung pada
kondisi lingkungan dan sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan, khususnya pencemaran.

Ketergantungan pada Musim

Selain itu pada masyarakat pesisir khususnya pada yang berkerja sebagai nelayan, mereka sangat
bergantung mereka pada musim. Ketergantungan pada musim ini semakin besar bagi para
nelayan kecil. Pada musim penangkapan para nelayan sangat sibuk melaut. Sebaliknya, pada
musim peceklik kegiatan melaut menjadi berkurang sehingga banyak nelayan yang terpaksa
menganggur.
Kondisi ini juga memiliki dampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat pantai secara
umum dan kaum nelayan khususnya. Pada saat musim melaut, mereka mampu memenuhi
kebutuhan mereka bahkan mungkin bisa membeli barang-barang yang mahal seperti kursi-meja,
lemari, dan sebagainya. Sebaliknya, pada musim paceklik pendapatan mereka menurun drastis,
sehingga kehidupan mereka juga semakin buruk.

Karena hal ini pendapatan nelayan tidak menentu setiap harinya. Pada satu hari mungkin
memperoleh tangkapan yang sangat tinggi, tapi pada hari berikutnya bisa saja tidak mendapatkan
apa-apa. Selain itu hasil tangkapan dan pendapatan nelayan juga sangat dipengaruhi oleh jumlah
nelayan yang beroperasi di suatu daerah penangkapan.

Ketergantungan Pada Pasar

Karakteristik lainnya dari masyarakat pesisir khususnya yang bekerja sebagai nelayan adalah
ketergantungan kepada pasar. Tidak seperti petani padi, para nelayan dan petani tambak ini
sangat tergantung pada keadaan pasar. Hal ini disebabkan karena komoditas yang dihasilkan oleh
mereka itu harus dijual baru bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Karakteristik ini memiliki dampak yang sangat besar, yakni masyarakat perikanan sangat peka
terhadap harga. Perubahan harga produk perikanan sangat mempengaruhi kondisi sosial ekonomi
masyarakat perikanan.

Karakteristik Sosial-Budaya Masyarakat Pesisir

Pada aspek sosial masyarakat pesisir, terdapat beberapa ciri perilaku sosial. Ciri sosial itu
diantaranya :
1. Etos kerja tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kemakmuran.
2. Kompetitif dan mengandalkan kemampuan diri untuk mencapai keberhasilan.
3. Apresiasi terhadap prestasi seseorang dan menghargai keahlian.
4. Terbuka dan ekspresif, sehingga cenderung “kasar”.
5. Solidaritas sosial yang kuat dalam menghadapi ancaman bersama atau membantu sesama
ketika menghadapi musibah.
6. Kemampuan adaptasi dan bertahan hidup yang tinggi.
7. Bergaya hidup “konsumtif “.
8. Demonstratif dalam harta-benda (emas, perabotan rumah, kendaraan, bangunan rumah,
dan sebagainya) sebagai manifestasi “keberhasilan hidup”.
9. ”Agamis”, dengan sentimen keagamaan yang tinggi.
10. ”Temperamental”, khususnya jika terkait dengan ”harga diri”.
Dalam hubungan sosial terdapat pola yang unik, yaitu pola hubungan yang bersifat patron-klien.
Pada dasarnya, hubungan patron-klien berkenaan dengan: (a) hubungan di antarapara pelaku atau
perangkat para pelaku yang menguasai sumber daya yang tidak sama; (b) hubungan yang bersifat
khusus (particularistic), hubungan pribadi dan sedikit banyak mengandung kemesraan
(affectivity); (c) hubungan yang berdasarkan asas saling menguntungkan dan saling memberi dan
menerima (Legg, 1983:10-29). Prinsip-prinsip relasi patron-klien berlaku juga pada masyarakat
nelayan. Unsur-unsur sosial yang berpotensi sebagai patron adalah pedagang (ikan) berskala
besar dan kaya, nelayan pemilik (perahu) (orenga, Madura), juru mudi (juragan laut atau
pemimpin awak perahu), dan orang kaya lainnya. Mereka yang berpotensi menjadi klien adalah
nelayan buruh (pandhiga, Madura) dan warga pesisir yang kurang mampu sumber dayanya.
Dikarenakan pola hubungan patron-klien inilah akhirnya tercipta stratifikasi sosial dalam
kehidupan masyarakat pesisir. Stratifkasi sosial yang terjadi pada masyarakat nelayan umumnya
terbagi atas 3 strata kelompok yakni :
a. Strata pertama dan yang paling atas adalah mereka yang memiliki kapal motor lengkap
dengan alat tangkapnya. Mereka ini biasanya dikenal dengan nelayan besar atau modern.
Biasanya mereka tidak ikut melaut. Operasi penangkapan diserahkan kepada orang lain.
Buruh atau tenaga kerja yang digunakan cukup banyak, bisa sampai dua atau tiga
puluhan.
b. Strata kedua adalah mereka yang memiliki perahu dengan motor tempel. Pada strata ini
biasanya pemilik tersebut ikut melaut memimpin kegiatan penangkapan. Buruh yang ikut
mungkin ada tapi terbatas dan seringkali merupakan anggota keluarga saja.
c. Strata terakhir adalah buruh nelayan. Meskipun para nelayan kecil bisa juga merangkap
menjadi buruh, tetapi banyak pula buruh ini yang tidak memiliki sarana produksi apa-apa,
hanya tenaga mereka itu sendiri.

Kemiskinan masih menjadi salah satu masalah pada Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang. Walaupun telah ada bantuan dari pemerintah kepada nelayan
berupa alat tangkap ikan namun tetap saja bantuan yang diberikan oleh pemerintah masih belum
merata dalam memberikan bantuan pada nelayan. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan
Bapak Syaiful Amri (28) yang merupakan penduduk asli disana, terdapat pembagian bantuan alat
penangkapan ikan pada nelayan namun bantuan tersebut tidak merata dan hanya sebagian dari
nelayan saja yang menerima bantuan tersebut.

Masyarakat pesisir Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
memiliki organisasi bidang keagaamaan. Salah satunya mengikuti kegiatan keagamaan berupa
tahlil ini dengan tujuan bahwa ketika salah satu dari mereka tertimpa musibah maka juga ada
yang mendoakan.

Pada tingkat pendidikan masyarakat pesisir Desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang sudah sadar akan pentingnya pendidikan terbukti dengan banyaknya
jumlah pelajar maupun mahasiswa yang ada. Namun dikarenakan faktor ekonomi dan
penghasilan yang tidak menentu, banyak dari anak nelayan yang tidak melanjutkan pendidikan
atau putus ditengah jalan dan lebih memilih untuk bekerja di laut. Berdasarkan Hasil Wawancara
saya dengan salah satu masyarakat pesisir Desa Bagan Percut Sei Tuan yaitu bapak Dedi
Syahputra, beliau mengakatakan bahwa masyarakat disana sudah ada dan banyak yang mau
bersekolah. Namun keterbatasan biaya serta penghasilan orang tua mereka yang tidak menentu
membuat mereka sulit untuk mengenyam ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun putus
ditengah jalan saat sedang menempuh pendidikan.

Pada aspek kebudayaan, masyarakat pesisir terdapat sistem gender. Sistem Gender sendiri adalah
pembagian kerja secara seksual dalam masyarakat nelayan yang didasarkan pada kebudaayaan
yang telah ada. Sistem gender yang merupakan produk kebudayaan diwariskan secara turun
temurun secara sosial. Pada masyarakat nelayan sistem gender yang ada yaitu dari segi
pekerjaan. Pekerjaan yang terkait dengan laut merupakan bidang bagi para pria, sementara pada
wilayah darat merupakan bidang bagi para wanita. Pekerjaan-pekerjaan di laut seperti
menangkap ikan dan melaut menjadi ranah bagi para pria, diakrenakan pekerjaan di laut
membutuhkan fisik yang kuat, harus cepat dalam mengambil tindakan dan beresiko tinggi.
Sementara pada pekerjaan di darat merupakan ranah bagi kaum wanita. Para wanita mengerjakan
pekerjaan domestic dan kegiatan-kegiatan sosial-budaya dan ekonomi. Saat saya beberapa waktu
lalu melakukan mini riset pada Desa Bagan Percut Kecamatan Sei Tuan, saya mengamati bahwa
para wanita biasanya melakukan aktivitas di darat yang dapat membantu perekonomian seperti
berjualan makanan kaki lima ataupun kegiatan lainnya.

Aspek budaya selain itu yang khas pada masyarakat desa Bagan Percut Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupatan Deli Serdang yaitu adanya tradisi kenduri laut. Tradisi ini dilaksanakan sebagai
perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT. Prosesi Kenduri Laut diawali dengan zikir dan doa
bersama selama 3 hari berturut-turut dipimpin oleh seorang ustadz yang bertujuan untuk menolak
bala. Prosesi selanjutnya yaitu dengan pemotongan hewan berupa kambing oleh kepala desa
setempat dan dilanjutkan dengan pemberian santunan terhadap anak yatim piatu dan makan-
makan dengan masyarakat sekitar serta tamu yang di undang. Kebudayaan lain dari masyarakat
bagan percut yaitu saat hendak membangun rumah, mereka biasanya mengambil pasir dari laut
ataupun pesisir pantai. Hal ini merupakan cara mereka dalam menghemat dana dalam
pembangunan rumah namun tentu saja hal ini tidak baik untuk dilakukan dan akan berdampak
pada pengrusakan lingkungan. Selain itu masyarakat desa Bagan Percut Kecamatan Percut
Kabupaten Sei Tuan yang sudah berkeluarga hanya sedikit sekali yang menggunakan KB.
Berdasarkan hasil penelitian Suci Nanda Resti dkk pada tahun 2019, bahwa mereka enggan
menggunakan KB sebagai alat kontrasepsi dan lebih memilih jamu dan obat-obatan tradisional.
Hal ini dikarenakan kebudayaan yang sudah turun menurun dari orang tua mereka dan masih
dipercaya hingga kini.

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil penelitian pada desa Bagan Percut Kecamatan Percut Kabupaten Deli
Serdang, pada kehidupan sosial mereka terdapat hubungan patron-klien serta stratifikasi
sosial di dalamnya.
2. Para nelayan desa Bagan Percut Kecamatan Percut Kabupaten Deli Serdang juga gemar
dalam berorganisasi yang umumnya merupakan organisasi yang berhubungan dengan
pekerjaan mereka. Tujuannya adalah sebagai wadah interaksi antara para nelayan serta
pula wadah interaksi antara nelayan dengan pemerintah. Namun bantuan yang diberikan
oleh pemerintah masih saja belum merata diberikan kepada nelayan desa Bagan Percut
Kecamatan Percut Kabupaten Sei Tuan Selain itu juga terdapat organisasi yang
berhubungan dengan keagamaan seperti perwiridan.
3. Pada kehidupan mereka terdapat pembagian pekerjaan dengan sistem gender, dimana
para wanita pada sektor darat sementara sektor laut merupakan ranah bagi para laki-laki.
Hal ini merupakan perwujudan kehidupan budaya dalam kehidupan sosial mereka.
4. Masih banyak dari masyarakat desa Bagan Percut Kecamatan Percut Kabupaten Deli
Serdang yang belum memiliki jamban yang sehat.
5. Pada tingkat pendidikan desa Bagan Percut Kecamatan Percut Kabupaten Deli Serdang
sudah sadar akan pentingnya pendidikan namun terhalang oleh faktor ekonomi.
6. Terdapat Upacara Kenduri Laut yang bertujuan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.
7. Masih Sedikit masyarakat usia subur yang menggunakan KB.

SARAN

1. Pemberian bantuan kepada masyarakat khususnya nelayan desa Bagan Percut Kabupaten
Deli Serdang lebih diperhatikan lagi agar lebih merata.
2. Pemberian edukasi mengenai jamban sehat kepada masyarakat desa Bagan Percut
Kecamatan Percut Kabupaten Deli Serdang.
3. Pemerintah turut dalam pelestarian Kenduri Laut agar tidak hilang dan dikembangkan
agar dapat menjadi daya tarik wisata desa Bagan Percut Kecamatan Percut Kabupaten
Deli Serdang.
4. Pemberian edukasi mengenai penggunaan KB agar tingkat kelahiran tidak tinggi.
5. Pemberian bantuan pendidikan pada anak-anak desa Bagan Percut Kecamatan Percut
Kabupaten Deli Serdang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Harian Andalas, 2017. https://harianandalas.com/sumatera-utara/kenduri-laut-bagan-


percut-momentum-lestarikan-budaya-melayu diakses pada 29 November 2020 15:55
WIB.
2. Wahyudin, Yudi, 2015. Sistem Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir.
3. Kusnadi, Kebudayaan Masyarakat Nelayan.
4. Ellen & Hikmah, 2012. Hubungan Patron-Klien Pada Usaha Budidaya Udang Windu
(Penaeus Monodon) Dan Bandeng (Chanos Chanos) Di Kabupaten Indramayu, Jawa
Barat. Buletin Riset Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 7 No. 2.
5. Suci, Ernawati & Surya, 2019. Analisis Unmet Need Kb Pada Wanita Pasangan Usia
Subur (Pus) Di Wilayah Pesisir Pantai Desa Bagan Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang Tahun. Jurnal Kebidanan. Vol. 4 No. 2.
6. Rio & Bella, 2019. Determinan Kepemilikan Jamban Sehat Di Bagan Desa Percut. Jurnal
Kesmas Vol. 2 No. 1.

7. Katalog Kecamatan Percut Sei Tuan 2020.

Anda mungkin juga menyukai