Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI BERTAHAN HIDUP RUMAH TANGGA NELAYAN

TRADISIONAL DALAM MENGATASI KEMISKINAN


(Studi Kasus Pada Desa Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten
Rokan Hilir)

Oleh : Syuryani
Email : Syuryani.0469@gmail.com
Dosen Pembimbing : Dr. Hesti Asriwandari, M.Si
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru
28293-Tlpn/ Fax. 0761-63277

ABSTRAK
Penelitian ini di latar belakangi oleh kemiskinan nelayan tradisional di Desa Bagan
Cempedak. Nelayan tradisional yang hanya menggunakan sampan dan dayung untuk mencari
ikan tidak mampu bersaing dengan nelayan modern yang menggunakan perahu bermotor
dengan alat tangkap yang canggih, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya nelayan tradisional
melakukan pekerjaan sampingan yang di lakukan setiap anggota keluarga nelayan tradisional.
Dengan rumusan masalah untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi nelayang tradisional
pada saat sekarang dan untuk mengetahui strategi dalam rumah tangga nelayan tradisional
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Teori yang digunakan adalah teori moral ekonomi
petani James C.Scott. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuantitatif Deskriptif,
dimana populasi dan sampel di ambil secara homogen. Teknik pengambilan sampel berupa
Simple Random Sampling yaitu peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk
memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel, dengan jumlah nelayan tradisional 42
responden. Dari hasil penelitian di lapangan bahwa kondisi sosial ekonomi nelayan
tradisional di Desa Bagan Cempedak pada saat sekarang sangat memprihatinkan rendahnya
pendapatan mereka karena keterbatasan teknologi, rendahnya pendidikan dan tidak memiliki
modal serta alat tangkap yang sangat sederhana membuat mereka harus bekerja lebih giat lagi
agar kebutuhan hidup mereka terpenuhi, serta strategi yang dilakukan rumah tangga nelayan
tradisional yaitu seperti melakukan strategi aktif, pasif/mengurangi dan strategi jaringan.
Aktif yaitu menambah atau memperpanjang jam kerja, pasif/mengurangi yaitu mengurangi
pengeluaran disaat misim ikan tidak ada dan berhemat ketika musim sulit dalam bekerja, dan
strategi jaringan yaitu melakukan peminjaman kepada tetangga kerabat ataupun dengan toke,
dan berhutang untuk sebagai modal usaha yang dilakukan nelayan tradisional agar
kemiskinan dalam rumah tangga mereka bisa teratasi. Kemudian alasan nelayan tetap
bertahan bekerja sebagai nelayan tradisional adalah karena rendahnya pendidikan, sulitnya
mencari pekerjaan, dan usia tua yang sudah tidak bisa bekerja yang berat.

Kata Kunci: Kemiskinan, Nelayan Tradisional, Strategi Bertahan Hidup.

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1


STRATEGY FOR HOUSEHOLD LIVING HOUSEHOLD
TRADITIONAL IN POVERTY POVERTY
(Case Study in Bagan Cempedak Village, Rantau Kopar Sub-District, Rokan Hilir
Regency)

By: Syuryani
Email: Syuryani.0469@gmail.com
Supervisor: Dr. Hesti Asriwandari, M.Si
Department of Sociology Faculty of Social and Political Sciences
Riau University
Campus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru
28293-Tlpn / Fax. 0761-63277

ABSTRACT
This research is in the background by the poverty of traditional fishermen in Bagan
Cempedak Village. Traditional fishermen who use only canoes and paddles to search for fish
are unable to compete with modern fishermen using motorized boats with sophisticated
fishing gear, to meet the needs of traditional fisherman life doing side job which is done by
every family member of traditional fisherman. With the formulation of the problem to know
the socio-economic condition of traditional imagery at the present time and to know the
strategy in the household of traditional fishermen in fulfilling their life needs. The theory
used is the economic moral theory of farmer James C.Scott. This research uses descriptive
Quantitative research method, where the population and samples taken in homogeneous. The
sampling technique is Simple Random Sampling, the researcher gives the same right to each
subject to get the chance to be selected as sample, with the number of traditional fisherman
42 respondents. From the results of research in the field that the socio-economic conditions of
traditional fishermen in the Village Bagan Cempedak at the present time is very concern low
their income due to technological limitations, low education and lack of capital and fishing
equipment is very simple to make them have to work harder for their needs of life Fulfilled,
and the traditional household fishermen's strategy is to do such as active, passive / reducing
strategy and network strategy. Active is to increase or extend working hours, passive /
reduces the reduced expenditure when fish miss the fish and do not save when the season is
difficult at work, and network strategy is to lend to neighbors relatives or with toke, and owe
to as business capital by traditional fishermen So that poverty in their household can be
overcome. Then the reason for the fisherman to survive working as a traditional fisherman is
due to low education, difficulty finding jobs, and old age who can not work hard.

Keywords: Poverty, Traditional Fisherman, Strategy Survive.

Pendahuluan baik itu dari Sumber Daya Alam darat


Indonesia merupakan sebuah negara maupun Laut. Sumber Daya Laut sangat
kepulauan, memiliki wilayah yang luas membantu perekonomian masyarakat
serta masyarakat yang tinggal atau hidup di Indonesia, salah satunya yaitu penangkapan
berbagai daerah seperti di daerah ikan. Mayoritas orang-orang yang
pegunungan dan pesisir. Masyarakat yang melakukan penangkapan ikan adalah orang-
hidup di daerah pegunungan dan pesisir orang yang hidupnya di daerah pesisir.
pada dasarnya mereka sama-sama Sebagian besar masyarakat yang hidup di
menggantungkan pada Sumber Daya Alam wilayah tersebut bermata pencaharian
yang ada di sekitarnya. Sumber Daya Alam pokok sebagai nelayan.
yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar,

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2


Sebagaimana diketahui, nelayan nelayan adalah masyarakat paling miskin
bukanlah suatu entititas tunggal. Mereka dibanding anggota masyarakat subsistem
terdiri dari beberapa kelompok, yang dilihat lainnyan.
dari segi pemikiran alat tangkap dapat Kusniadi (2002: 45). Suatu ironi
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: bagi sebuah Negara Maritim seperti
nelayan buruh, nelayan juragan, dan Indonesia bahwa ditengah kekayaan laut
nelayan perorangan. Nelayan buruh adalah yang begitu besar masyarakat nelayan
nelayan yang bekerja dengan alat tangkap merupakan golongan masyarakat yang
milik orang lain. Sebaliknya nelayan paling miskin.
juragan adalah nelayan yang memiliki alat Pencaharian sebagai nelayan.
tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Khususnya di Desa Rangau Kecamatan
Adapun nelayan perorangan adalah nelayan Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir,
yang memiliki peralatan tangkap sendiri, hampir rata-rata penduduknya bekerja
dan dalam pengoperasiannya tidak sebagai nelayan, karena tidak ada lagi
melibatkan orang lain. pekerjaan yang bisa mereka lakukakan
Kabupaten Rokan Hilir adalah salah kecuali manangkap ikan yang ada di sungai.
satu Kabupaten yang ada di Propinsi Riau. Rendahnya tingkat kesejahteraan
Perbatasan antara negara tetangga yaitu nelayan juga disebabkan oleh rendahnya
negara Malaysia. Dapat di lihat dalam produktifitas dan pendapatan akibat adanya
kehidupan sehari-hari dari masyarakat fluktuasi musim ikan, musim merupakan
nelayan yang sifatnya masih tradisional, masalah besar yang di hadapi tiap tahun.
dengan menggunakan perahu sampan dan Musim bagi nelayan tradisional tidak
dayung, mereka harus mendayung selamanya mendatangkan hasil. Ada musim
sampannya menuju tengah-tengah sungai musim tertentu yang mengharuskan nelayan
dan dalam hal ini belum tentu hasil yang tradisional harus ke sungai menangkap
dicapai bisa untuk memberi makan pada ikan. Ketika musim kemarau ikan akan
keluarganya, mengingat alat yang banyak dan di sanalah nelayan mendapat
dipergunakan relatif sederhana walaupun keuntungan yang besar, jenis ikan yang
kekayaan lautan yang seharusnya dicapai didapat seperti ikan sepat, ikan baung, ikan
itu masih berlimpah.. selais, dan banyak lagi jenis ikan lainnya.
Jumlah penduduk indonesia 210 juta jiwa Jika air sungai pasang, ikan akan sulit
(BPS tahun 2010), pada saat ini setidaknya ditangkap dan di dapatkan. Di situlah
terdapat 2 juta rumah tangga yang tingkat ke ujian nelayan di uji. Biasanya
menggantungkan hidupnya pada sektor jika ikan sulit di tangkap, para nelayan di
perikanan. Dengan asumsi tiap rumah desa rantau kopar memiliki usaha
tangga nelayan memiliki 6 jiwa maka sampingan seperti berkebun, ataupun
sekurang-kurangnya terdapat 12 juta jiwa mengambil upah agar mereka tidak berhenti
yang menggantungkan hidupnya sehari-hari bekerja, dan keluarga mereka bisa makan
pada sumber laut termasuk pesisir. Mereka dan anak-anak mereka bisa sekolah.
pada umumnya mendiami daerah Perubahan musim akan
kepulauan, sepanjang pesisir termasuk mempengaruhi perubahan pola kerja dalam
danau dan sepanjang aliran sungai. keluarga nelayan (Prasodjo, 1993). Musim
Penduduk tersebut tidak seluruhnya peceklik, umum nelayan tradisional
menggantungkan hidupnya dari kegiatan menganggur atau hanya sekedar
menangkap ikan, akan tetapi masih ada memperbaiki atau membuat alat
bidang-bidang lain seperti usaha pariwisata penangkapan. Biasanya pada saat ini
bahari, nelayan merupakan salah satu kondisi ekonomi keluarga mengalami
bagian dari anggota masyarakat yang penurunan, karena menggantungkan
mempunyai tingkat kesejahteraan paling hidupnya pada laut saja. Penghasilan
rendah. Dengan kata lain, masyarakat mereka disadari oleh hasil yang di dapatkan

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 3


dari usaha mencari ikan di sungai saja. yang mewah dan lain-lain. Secara sosial,
Tingkat pendapatan yang relatif rendah atau kemiskinan pada masyarakat nelayan
bahkan tidak ada sama sekali membuat tradisional dapat dilihat dari rendahnya
mereka harus memenuhi kebutuhan hidup tingkat pendidikan keluarga, tingkat
melalui upaya-upaya tertentu. kesehatan dan lain-lain.
Fenomena kemiskinan nelayan di Jumlah pendapatan yang didapat
Desa bagan cempedak di dalam rumah oleh para nelayan di Desa Bagan Cempedak
tangga tertutup (family clossed) yaitu sangat memprihatikan, para nelayan di Desa
organisasi ekonomi yang mana kebutuhan Bagan Cempedak ini tidak memiliki
dari masyarakat di penuhi sendiri dan penghasilan yang tetap. Penghasilan
produksi hanya untuk masyarakatnya nelayan sangat bergantung pada hasil
sendiri kemudian sebagiannya di jual tangkapan ikan, jika nelayan tidak berhasil
belikan kepada tetangga sekitar. Pada mendapatkan ikan maka mereka tidak akan
masyarakat nelayan Desa sungai rangau mendapatkan penghasilan untuk memenuhi
dapat didefenisikan secara fisik dan sosial. kebutuhan keluarga, dan jika ikan yang
Secara fisik, kemiskinan dapat dicirikan didapatkan sedikit, biasanya mereka
oleh kepemilikan rumah tempat tinggal menjadikannya sebagai lauk untuk
yang sangat sederhana, yaitu berupa rumah dikonsumsi. Jika dikalkulasikan jumlah
semi permanen dan rumah yang terbuat dari penghasilan rata-rata nelayan didesa Bagan
dinding kayu atau papan. Selain itu dapat Cempedak berkisar antara Rp. 700.000 –
pula terlihat dari keterbatasan pemilikan Rp. 1000.000 perbulan. Jumlah pendapatan
barang-barang yang dapat menunjukan ini tidak sebanding dengan biaya
status sosial yang rendah seperti tidak pengeluaran yang semakin hari kebutuhan
memiliki emas, perabotan rumah tangga pokok semakin meningkat.
Strategi rumah tangga nelayan yang dialami oleh para nelayan ini
dalam menghadapi kemiskinan yaitu sesungguhnya juga tidak lepas dari
dengan cara mencari pekerjaan sampingan pengaruh yang ada disekitar lingkungan
seperti berkebun, mengambil upah motong tempat tinggal mereka.
rumput, dan bekerja lainnya. Karena bagi
mereka jika tidak pandai mencari Kerangka Teoritis
pekerjaan maka keluarga mereka tidak Dalam the making of the english
makan. Kaum perempuan di desa-desa working class, E.P. Thompson
nelayan tidak sekedar membantu suami memperkenalkan konsep ekonomi moral
mencari nafkah, tetapi sangat menentukan (moral economy) dalam dunia akademik.
kelangsungan hidup keluarga. Konsep ini digunakan oleh James C. Scott
Sebagaimana hasil penelitian yang telah untuk menjelaskan tindakan ekonomi yang
dilakukan (Kusnadi, 2001), mobilitas terjadi pada masyarakat Asia tenggara.
vertikal nelayan terjadi berkat dukungan Dalam bukunya, the moral economy of the
para istri mereka yang memiliki kecakapan peasant: rebellion and subsistence in
berdagang. Jumlah nelayan di Desa Bagan southeast asia, Scott melihat tindakan
Cempedak dapat dikatakan banyak karena ekonomi pedesaan di Asia Tenggara
hampir seluruh kepala keluarga didesa ini berbeda dri tindakan ekonomi yang ada
mendapatkan jatah raskin. pada masyarakat Barat.
Hal ini tidak dapat dipungkiri, Dalam mendefenisikan ekonomi
bahwa citra nelayan terutama pada nelayan moral, menurut Scott, petani akan
tradisional masih dikatakan sebagai memperhatikan etika subsistensi dan
golongan yang tidak mampu atau miskin. norma resiprositas yang berlaku dalam
Nelayan bahkan dikatakan sebagai masyarakat mereka. Etika subtensi
masyarakat yang termiskin dari kelompok merupakan perspektif di mana petani yang
masyarakat yang lainnya. Kemiskinan tipikal memandang tuntutan yang tidak

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 4


dapat dielakan atau sumber daya yang garis batas krisis
dimilikinya dari pihak sesama warga desa, subsistensi.
tuah tanah, atau pejabat. Tuntutan ini  Pengorbanan rasa harga
dinilai, pertama bukanlah dari tingkat diri, beban orang lain.
absolutnya, tetapi atas dasar bagaimana Perumusah Masalah
tuntutan-tuntutan yang diajukan tersebut Merujuk pada latar belakang yang telah
dapat mempersulit atau meringankan diuraikan diatas, perumusan masalah yang
masalah yang sedang dihadapi oleh petani. akan di telaah lebih lanjut dalam penelitian
Berdasarkan pandangan Scott, ini adalah mengenai kemiskinan pada
kekurangan pangan merupakan masyarakat nelayan dan strategi bertahan
konsekuensi dari suatu kehidupan yang hidup yang dilakukan oleh rumah tangga
begitu dekat dengan garis batas dari krisis nelayan dalam mengatasi kemiskinan
subsistensi. Suatu panen yang gagal buka tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
berarti kekurangan makanan tetapi jua 1. Bagaimana kondisi sosial
bermakna pengorbanan rasa harga diri ekonomi nelayan tradisional di
karena menjadi beban orang lain atau Desa Bagan Cempedak pada
menjual apa yang tersisa dari miliknya saat sekarang?
yang ada, misalnya menjual sepesekian 2. Bagaimana strategi nelayan
keping (tumpak) sawah dari luas tanah tradisional di Desa Bagan
yang memang dimilikinya sedikit. ( Cempedak dalam memenuhi
Damsar, 2009: 230). kebutuhan hidup keluarganya?
Sedangkan resiprositas akan timbul Metode Penelitian
apabila ada sebagian dari anggota Penelitian ini pada dasarnya
masyarakat menghendaki adanya bantuan bersifat kuantitatif deskriptif, yakni
dari anggota masyarakat yang lain hal ini penggambaran bagaimana masyarakat
akan menyebabkan berbagai etika dan nelayan mempertahankan kelangsungan
perilaku dari petani. hidupnya. Dengan populasi 200 jumlah
nelayan dan yang menjadi sampel
A. Etika Subsistensi sebanyak 42 orang nelayan tradisional,
Perspektif petani Sampel adalah sebagian atau wakil
memandang tuntutan-tuntutan yang populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto,
tidak dapat dielakkan atas sumber 2006: 131). Penelitian sampel baru boleh
daya yang dimilikinya dari pihak dilaksanakan apabila keadaan subjek di
lain. dalam populasi benar-benar homogen.
 Tuntutan bukan dilihat dari Teknik pengambilan sampel yang peneliti
nilai absolutnya. lakukan adalah simple random sampling
 Dapat mempersulit atau yaitu peneliti memberi hak yang sama
meringankan masalah yang kepada setiap subjek untuk memperoleh
sedang dihadapi. kesempatan dipilih menjadi sampel.
 Tetap berada di atas tingkat Teknik yang dilakukan dengan cara
krisis subsistensi. observasi dan wawancara dengan
 Apa yang tersedia cukup responden, dengan menggunakan data
memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, dan dengan
pokoknya. dilakukan analisa data. Setelah data
 Bukan pada tingkat didapat, dikumpulkan dari lapangan maka
tuntutannya itu sendiri tahap selanjutnya adalah dengan mengolah
B. Etika Subsistensi Muncul dan menganalisis data. Analisis data
 Kekawatiran akan pangan. adalah proses penyederhanaan data
 Konsekuensi dari kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca
kehidupan dekat dengan dan diinterprestasikan. Analisis data

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 5


dilakukan dengan cara menerangkan data deskriptif dimaksudkan untuk
kedalam bentuk diagram dan tabel menggambarkan kecendrungan maksimun
frekuensi dengan analisa deskriptif yang dan minimum.
lengkap dengan persentase. Analisa
Syuryani, Strategi Bertahan Hidup Rumah Tangga Nelayan Tradisional Dalam Mengatasi
Kemiskinan (studi Kasus Pada Desa Bagan Cempedak Kecamatan Rantau Kopar Kabupaten
Rokan Hilir
Dalam masalah ini penulis menggunakan ada yang memiliki jenis alat tangkap hanya
kuantitatif deskriptif. satu saja, ada juga yang memiliki dua
hingga tiga alat tangkap sederhana. Tabel
Hasil Dan Pembahasan di bawah ini menunjukan jenis alat
tangkap nelayan tradisional.
1. Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan Tabel .1.
Tradisional Pada Saat Sekarang Jenis Alat Tangkap Nelayan
tradisional
A. Perahu dan jenis Alat Tangkap No Jenis Alat Jumlah Jumlah
Motoritas usaha penangkapan Tangkap Nelaya Menabur
merupakan salah satu alat yang sangat n Alat
penting bagi nelayan, karena jika tidak Tangkap
adanya perahu nelayan tidak bisa ke sungai 1 Pengila, 7 3-5
untuk mencari ikan. Perahu yang jaring, jala
digunakan nelayan tradisional untuk 2 Pengilar, 9 2-3
mencari ikan yaitu berupa sampan dan Jaring
dayung yang terbuat dari kayu dan diberi 3 Pengilar 5 15-20
tempat duduk. Kesulitan yang biasanya di 4 Pengilar, 7 2
hadapi nelayan tradisional yaitu persaingan jaring,
antara nelayan yang lain yang pancing
menggunakan perahu bermotor dan alat 5 Pengilar, 1 8-6
tangkap yang memadai. jala,
Jenis alat tangkap nelayan pancing
tradisional yaitu berupa pengilar atau 6 Pengilar, 7 6-13
dalam bahasa daerah Desa Bagan pancing
Cempedaknya pengila, lukah, jaring, kait 7 Jaring 1 4
(pancing) dan jala. Semua alat tangkap 8 Pengilar, 5 3-2
tersebut tidaklah di miliki oleh nelayan Jala
tradisional, karena nelayan tradisional Total 42
hanya mampu membuat dan membeli satu
Sumber: data lapangan 2016
jenis alat saja, jika mereka hanya memiliki
alat tangkap seperti pengilar, mereka akan
B. Jumlah Penghasilan Nelayan
membuat pengilar tersebut dengan banyak
Tradisional
dan menyebarkannya di berbagai tempat di
Penghasilan yang dimaksud adalah
sungai, dan jika hanya memiliki alat
segala penghasilan yang diperoleh oleh
tangkap jaring, sama halnya dengan alat
nelayan tradisional baik dari hasil tangkap
tangkap pengila, mereka akan
yang tidak banyak maupun hasil usaha
menyebarkannya juga. Peralatan alat
kerja sampingan nelayan tradisional yang
tangkap tersebut sudah ada sejak zaman
menjadi penunjang ekonomi keluarga
dulu, hingga alat tangkap tersebut sudah
nelayan tradisional sendiri.
turun temurun.
Tabel .2.
Setiap nelayan mempunyai
Distribusi Responden Berdasarkan
beberapa jenis alat tangkap yang berbeda,
Penghasilan

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 6


N Penghasila Jumla Persenta berlindung anggota keluarga dari keadaan
o n Nelayan h se (%) alam sekitarnya, dari segi fisik rumah
Tradisiona Nelaya berarti suatu bangunan tempat kembali
l n dari berpergian, bekerja, tempat tidur, dan
1 Rp. 21 50,1 tempat beristrahat memulihkan kondisi
700.000,00 fisik dan mental yang lebih dari
2 Rp. 15 35,7 melaksanakan tugas sehari-hari. Berikut
900.000,00 dibawah ini disajikan bentuk atau kondisi
3 Rp. 6 14,2 rumah responden dari tabel dibawah ini:
1.000.000, Tabel .4.
00 Jenis Rumah Responden
Total 42 100 N Jenis Jumlah Persent
Sumber: Data Lapangan 2016 o Rumah Respon ase (%)
den
C. Jumlah Tanggungan Keluarga 1 Papan/Ka 32 76,2
Jumlah tanggungan merupakan yu
banyaknya anggota keluarga yang terdiri 2 Batu 9 21,4
dari istri, dan anak serta orang lain yang 3 Batu/Kera 1 2,4
turut serta dalam keluarga berada atau mik
hidup dalam satu rumah dan makan Total 42 100
bersama yang menjadi tanggungan kepala Sumber: Data Lapangan
keluarga jumlah anggota keluarga yang 2016
menjadi tangung jawab kepala keluarga
dalam memberikan nafkah. E. Frekuensi Makan Dan
Tabel .3. Mengkonsumsi Daging Dalam
Jumlah Tanggungan Keluarga Sehari

No Jumlah Jumla Persenta


Tanggunga h se
n Oran (%)
g
1 1-3 20 47,6
2 4-6 22 52,4
Sumber: Data Lapangan 2016 Total 42 100
Kebutuhan pangan atau makan
D. Jenis Rumah merupakan kebutuhan yang sangat
Kondisi atau jenis rumah yang mempengaruhi kehidupan manusia pada
dimaksud adalah keadaan rumah yang umumnya sebagai asupan kekuatan
menjadi tempat berkumpul dan tempat manusia agar
bisa menjalankan aktifitas dengan baik, responden dan mengkonsumsi daging dalam
normal, dan sehat, tanpa adanya asupan sehari, seperti tabel dibawah ini:
makanan yang bergizi tubuh akan Tabel .5.
kekurangan gizi vitamin enzim dan Distribusi Berdasarkan Makan
kabrohidrat yang mengakibatkan tubuh dan Mengkonsumsi Daging Dalam Sehari
lemah sakit dan tidak bisa melakukan No Pola Konsums Jumlah Persentas
aktifitas sehari-hari. Begitu juga dengan maka i Daging Respond e
keluarga nelayan tradisional, agar bisa n en (%)
menjalankan aktifitasnya dengan sehat dan 1 3 kali Dua kali 2 4,8
normal. Berikut adalah frekuensi makan sehari sebulan
2 3 kali Tidak 3 7,1

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 7


sehari pernah Jamban/WC merupakan salah satu
3 3 kali Sekali 37 88,1 unsur yang terpenting dalam rumah tangga.
sehari semingg Selain untuk menjaga kesehatan keluarga
u juga untuk mempermudah nelayan
Semua Total 42 100 tradisional melakukan MCK, buang air besar
Responde atau BAB
n sembarangan bukan lagi zamannya, dampak
Sumber: Data Olahan 2016 BAB sembarangan sangat buruk bagi
kesehatan dan keindahan,
F. Aset Rumah Tangga
Aset rumah tangga yang di maksud selain jorok berbagai jenis penyakit bisa
adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh ditularkan, sebagai gantinya BAB harus di
rumah tangga baik itu yang berupa rumah tempat yang semestinya yaitu di
tangga barang berharga kepemilikan lahan jamban/WC.
dan tanah atau kendaraan bermotor da Tabel .6.
lainnya meliputi TV, kulkas, pendingin Distribusi Responden
ruangan/AC, mesin cuci, mobil, perkebunan, Memiliki Jamban/WC
perhiasan, dan lainnya. N Jenis Jumlah Persenta
semua dari responden memiliki aset o Jamban/ Respond se
rumah tangga yang serba ada, buktinya WC en (%)
hanya ada 1 responden atau (2,4%) nelayan 1 Kamar 24 57,1
tradisional yang memiliki aset terbanyak, Mandi
seperti memiliki seperda motor, Tv, kulkas, Pribadi
kebun, tabungan dan tanah, dan yang paling 2 Sungai/tid 18 42,9
sedikit ada 3 responden atau ( 7,2% ) ak
responden hanya memiliki aset Tv dan tanah Memiliki
saja, dan responden yang lain memiliki aset Total 42 100
seperti sepeda motor, Tv dan tanah ada 12 Sumber: Data Lapangan 2016
responden atau (28,5%) responden, dan
responden yang memiliki aset seperti sepeda H. Ketersediaan Air Bersih
motor, Tv, kulkas, kebun dan tanah ada 9 Air merupakan salah satu pokok
atau ( 21,4% ) responden, bahkan ada kehidupan, berbagai macam fungsi air
nelayan yang hanya memiliki aset seperti menjadikannya salah satu kebutuhan
sepeda motor, Tv, kulkas dan tanah ada 2 konsumsi yang sangat perlu diperhatikan
orang nelayan atau (4,8%) nelayan, bahkan kebersihan selain untuk konsumsi air juga
hanya ada 4 responden atau (9,6%) digunakan untuk berbagai kebutuhan lainnya
responden yang memiliki aset seperti sepeda seperti kebutuhan untuk mandi, masak,
motor, Tv, dan kulkas saja, dan juga 5 mencuci dan sebagainya. Terlepas dari
responden nelayan atau (11,9%) nelayan fungsinya keberadaan air bersih bagi
tradisonal yang memiliki aset seperti sepeda responden merupakan kebutuhan yang
motor, Tv dan kebun, bahkan kebun tersebut paling dasar untuk diutamakan.
bukan sepenuhnya milik nelayan, sedangkan Tabel .7.
6 responden atau (14,2%) responden nelayan Distribusi Responden Berdasarkan
tradisional yang memiliki aset hanya sepeda Ketersediaan Air Bersih Untuk
motor, dan Tv saja, begitulah kondisi Dikonsumsi
ekonomi nelayan tradisional pada saat N Jenis Jumlah Persentas
sekarang. o Air Responde e (%)
Bersih n
G. Jenis Jamban/WC
1 Air 0 0

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 8


Galon 1. Pekerjaan dan Usaha Sampingan
Kemasa Pekerjaan atau usaha sampingan
n merupakan usaha yang diperbuat oleh
2 Air 2 4,8 responden setelah melakukan pinjaman
Hujan modal sebagai antisipasi jika musim ikan
3 Sumur 7 16,6 atau musim penceklik terjadi. Untuk melihat
4 Sumur 33 78,6 pekerjaan dan usaha sampingan yang
Bor dijalani responden dari pinjaman modal yang
Total 42 100 mereka dapatkan tersebut dapat dilihat
Sumber: Data Lapangan dalam distribusi responden berdasarkan
2016 pekerjaan dan usaha sampingan untuk tetap
Pada saat sekarang kondisi nelayan bertahan hidup akibat musim ikan yang tidak
tradisional pada Desa Bagan Cempedak menentu. Berikut tabel di bawah ini:
memang memprihatinkan, karena ikan saat
sekarang sangat susah dan sangat sulit untuk Tabel .1.
ditangkap, bahkan di beri umpan pun ikan Distribusi Responden Berdasarkan
tidak ada yang terperanjak lagi. Bahkan Pekerjaan
nelayan modern pun yang memiliki alat yang dan Usaha Sampingan yang Dijalani
lebih canggih juga tidak banyak N Bidang Jumlah Persentas
mendapatkan ikan, ini di karenakan ikan o Usaha Responde e
pada saat sekarang bukan pada musimnya, n (%)
kondisi alam dan air sungai yang tidak 1 Mengambi 18 42,9
menentu membuat ikan sulit di dapat. ( l Upah/
sumber nelayan di Desa Bagan Cempedak) Buruh
Bangunan
2. Strategi Rumah Tangga Nelayan 2 Berkebun 12 28,6
Tradisional dalam Memenuhi 3 Berdagang 7 16,6
Kebutuhan Hidup
Edi Suharno (2003) menyatakan 4 Tidak 5 11,9
strategi bertahan hidup (coping strategis) Bekerja
dalam mengatasi goncangan dan tekanan Total 42 100
ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai Sumber: Data Lapangan 2016
cara, cara tersebut dikelompokkan menjadi Bertahan menjadi seorang nelayan
tiga kategori yaitu: tradisional, bukanlah suatu pilihan bagi
A. Strategi Aktif nelayan di Desa Bagan Cempedak, tetapi
Strategi aktif, yaitu strategi yang menjadi nelayan adalah pekerjaan yang
mengoptimalkan segala potensi keluarga terpaksa menurut mereka, berbagai alasan
(misalnya melakukan aktifitasnya sendiri, yang mereka ucapkan, dari sulitnya mencari
memperpanjang jam kerja, memanfaatkan pekerjaan, pendidikan rendah, tidak adanya
sumber atau tanaman liar di lingkungan lowongan pekerjaan, hingga karena usia
sekitar dan lain-lainnya. Dari 42 responden yang sudah tua mereka tetap bekerja sebagai
terdapat semua dari responden yang aktif nelayan tradisional.
ataupun menambah pekerjaan mereka seperti
aktif berkebun, mengambil upah ataupun 2. Peran Anggota Keluarga
berdagang dan berjualan, strategi yang Kesulitan yang terjadi akibat
diterapkan tersebut agar kebutuhan hidup penghasilan yang tidak stabil dan
mereka terpenuhi. Dalam penelitian ini dikarenakan air sungai yang tidak menentu,
responden yang memiliki strategi aktif yaitu tentunya berakibat pada kesulitan rumah
seperti: tangga nelayan tradisional dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, dan semakin

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 9


menyulitkan mereka dalam mengatasi Hal tersebut juga dilakukan oleh
kemiskinan yang terus membayangi rumah tangga Bapak Syamsidar, dalam
kehidupan rumah tangga nelayan, melihat memenuhi kebutuhan hidup rumah
hal tersebut anggota keluarga nelayan tangganya ketika musim ikan yang tidak
tradisional berusaha mengoptimalkan peran menentu, istri dan anaknya juga membantu
tenaga kerja anggota keluarga dalam bekerja untuk membantu perekonomian
berusaha mengatasi masalah kemiskinan keluarganya, seperti berkebun mengambil
kesulitan dalam memenuhi kehidupan hidup, upah dan mencari kangkung air yang di
yang salah satunya dapat dilihat dari peran sungai untuk dijual.
istri nelayan yang membantu dalam bekerja “ibu touih ikuik apak pakai sampan
yang tentunya turut membantu ke kobon, kobon ibu jauh, apak
perekonomian keluarga yang secara tidak kadang udah nengok pengila, mencai
langsung penghasilan dari keluarga bisa pangkek untuk di jua, ibu kadang
sedikit bertambah dan paling tidak sedikit mencai kangkong di ai, udah tu
mengurangi beban suami untuk mencari nanam ladu di kobon, poi subuh
nafkah. Tabel dibawah akan menjelaskan samu apak, balik potang ai jam 5
peran anggota keluarga berdasarkan istri dan samu apak”.
anak nelayan tradisional.
(ibu sering ikut bapak pakai sampan
Tabel .3. ke kebun, kebun ibu jauh, terkadang
Distribusi Peran Anggota bapak kalau udah liat pengilar,
Keluarga Berdasarkan Istri mencari kayu rotan untuk di jual , ibu
N Peran Jumlah Persenta kadang mencari kangkung air,
o Istri Responde se (%) setelah itu menanam cabe di kebun,
n pergi setelah subuh sama bapak,
1 Membant 27 64,2 pulangnya jam 5 sore sama Bapak).
u (tanggal 27 desember 2016)
2 Tidak 15 35,8
Membant Bagi para istri atau anak perempuan
u dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup
Total 42 100 keluarga rasanya sudah lebih dari cukup, jika
Sumber: Data Olahan istri yang membantu dengan cara berkebun,
Lapangan 2016 anak perempuan nelayan membantu dengan
Berikut tabel yang menjelaskan anak bekerja di luar daerah yaitu bekerja jadi
nelayan tradisional juga membantu penunggu toko baju milik orang lain, dengan
perekonomian keluarga dan kebutuhan hidup gaji yang lumayan, setidaknya itu bisa
mereka sehari-hari: membantu kedua orang tuanya.
Tabel .4. “aku sadar nyo omak ayah aku
Distribusi Peran Anggota uyang susah, jadi itu adu yang aku
Keluarga Berdasarkan Anak bisa tolong nyo, koju apu namu nyo
N Peran Jumlah Frekuen tulah asalkan halal, nak kuliah tak
o Anak Responde si (%) mampu do, cumu sampai tamat SMA
n adunyo”.
1 Membant 17 40,5
u (saya sadar ayah ibu saya orang
2 Tidak 25 59,5 susah, jadi cuma itu yang saya bisa
Membant bantu, kerja apa saja yang penting
u halal, mau kuliah tapi tidak mampu,
Total 42 100 cuma sampai tamat SMA saja).
(Tanggal 27-12-2016)
Sumber: Data Olahan Lapangan 2016

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 10


adan ikan ini menjadi opsi/pilihan bagi
Sedangkan bagi anak laki-laki rumah tangga nelayan tradisional dalam
biasanya membantu orang tuanya bekerja rangka menyeimbangi pendapatan dan
mencari ikan di sungai, atau pun mencari pengeluaran semisal mengurangi
pekerjaan lain, seperti mengambil upah, pengeluaran pangan untuk membeli barang-
bekerja di PT yang ada di kota Duri, barang yang bila dibandingkan tidak terlalu
setidaknya hasilnya pun bisa di nikmati oleh penting di bandingkan kebutuhan konsumsi,
keluarga sendiri. Penerapan strategi ini telah dari 42 responden ternyata semua responden
membantu menambah pendapatan rumah juga menjawab akan mengurangi
tangga nelayan dalam mencukupi kebutuhan pengeluaran pangan tersebut.
hidup sehari-hari.
“ibu nak moli sangku untuk masak
B. Strategi Pasif/Mengurangi gulai, dah padek lamu nak
Strategi pasif yaitu mengurangi menggantilah tapi te isuk lah bau,
pengeluaran keluarga (misalnya pengeluaran olon dai duik le awak nak hemat,
pangan, sandang, pendidikan dan lainnya. lagian masih bisa di pakai, kalau
1. Mengurangi Pengeluaran Sandang memang tak bisa bau lah diboli”.
dan Pangan
Mengurangi pengeluaran keluarga (Ibu mau beli baskom kecil untuk
seperti sandang merupakan alternatif yang masak gulai, sebenarnya udah lama
dipilih oleh responden sebagai strategi pasif mau digantikan tapi besok-besok
untuk mengurangi pengeluaran dalam rangka sajalah, belum ada uang, kita ini mau
menyeimbangi pendapatan dan pengeluaran hemat, lagian masih bisa dipakai,
rumah tangga semisal pengeluaran kalau memang sudah rusak dan tidak
sebelumnya makan-makanan yang enak layak lagi baru ibu beli). (Tanggal
menjadi makan-makanan yang biasa saja, 27-02-2017).
dari 42 responden semua mereka yang
mengurangi pengeluaran sandang tersebut. C. Strategi jaringan
“Dulu waktu musim ikan banyak, Strategi jaringan seperti menjalin
kami ko moh makan sodap touih, relasi, baik formal maupun informal dengan
setiap minggu, kadang 3 kali lingkungan sosialnya dan lingkungan
seminggu, ibuk buek makanan ntah kelembagaan misalnya: (meminjam uang
apo-apo, tapi kinin ko ikan tak ado tetangga, menghutang di warung,
do, payahlah nak nyobuik kinin ko, memanfaatan program kemiskinan,
bahkan makan kinin apo dai nyolah meminjam uang ke rentenir, toke/tengkulak,
yang di masak”. koperasi, finance atau bank). Meminjam
buat modal usaha ataupun kebutuhan sehari-
(Dulu saat musim ikan banyak, kami hari adalah menjadi pilihan yang harus
sekeluarga makan enak terus, setiap dijalani oleh keluarga rumah tangga
minggu, kadang tiga kali seminggu, tradisional. Adapun strategi jaringan yang
ibu bikin makanan terus berbagai manfaatkan oleh responden di antaranya
jenis makanan, tapi sekarang ikan dapat dilihat dibawah ini:
tidak ada, susah menyebutnya 1. Pinjaman Modal Usaha Sebagai
sekarang, bahkan makan sekarang ini Strategi Bertahan Hidup
apa adanya saja dan apa saja yang Pinjaman merupakan penyedia uang
bisa di masak). (Tanggal 27-02- atau tagihan berdasarkan persetujuan atau
2017) kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak
pembiayaan dengan pihak lain, yang
Mengurangi pengeluaran keluarga mewajibkan pihak meminjam atau nelayan
pada saat musim penceklik atau musim tidak tradisional melunasi uangnya dalam rangka

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 11


tertentu. Dalam hal ini pinjaman yang “kalau ibu dan apak minjam samu
dilakukan nelayan tradisional untuk kaom kerabat adunyo, awak minjam
membayar kredit keperluan rumah tangga, untuk makan kebutuhan sehai hai
dan modal usaha perkebunan, nyo, jadi moh ndok ponah banyak
perikanan/tambak ikan, dan berdagang. minjam do”.
Untuk mengetahui berapa responden yang
melakukan pinjaman dapat dilihat dalam (kalau Ibu sama Bapak minjam sama
tabel dibawah ini: saudara kerabat saja, kita minjam
hanya untuk makan dan kebutuhan
Tabel .1. sehari-hari saja, jadi tidak pernah
Distribusi Responden yang minjam banyak-banyak). (Tanggal 27
Meminjam Uang Sebagai Strategi desember 2016)
Jaringan Bertahan Hidup
N Melakuka Jumlah Persentas 3. Jumlah Pinjaman
o n Responde e Jumlah pinjaman merupakan
Pinjaman n (%) nominal hutang atau jumlah
1 Ya 36 85,8 pinjaman yang dipinjam oleh nelayan
2 Tidak 6 14,2 tradisional sendiri. Untuk melihat
Total 42 100 dostribusi responden berdasarkan
Sumber: Data Olahan Lapangan banyak pinjaman dapat dilihat pada
2016 tabel dibawah ini:

2. Tempat Melakukan Pinjaman Tabel .3.


Tempat melakukan pinjaman Distribusi Renponden
merupakan instansi yang memberikan Berdasarkan Jumlah
pinjaman berupa modal di saat musim ikan Pinjaman yang Dipinjam
tidak ada membutuhkan modal sebagai N Jumlah Jumlah Persenta
usaha bertahan hidup dan kebutuhan hidup o Pinjam Respond se
sehari-hari. Untuk melihat distribusi an en (%)
responden yang melakukan peminjaman 1 <Rp. 27 64,4
terhadap instansi seperti ke kerabat, toke, 800.000
dan tetangga, dapat dilihat pada tabel 2 Rp. 5 11,9
dibawah ini: 1.000.00
Tabel .2. 0–
Distribusi Responden Berdasarkan 2.000.00
Tempat/Instansi 0
Melakukan Pinjaman 3 Rp. 4 9,5
N Tempat/Inst Jumlah Persenta 5.000.00
o ansi Respond se (%) 0
Pinjaman en Tidak 6 14,2
1 Kerabat 26 61,9 Meminjam
2 Toke 8 19,1 Total 42 100
3 Tetangga 2 4,8 Sumber: Data Olahan Lapangan 2016
4 Tidak 6 14,2
“minjam Ibu ndok ponah banyak do,
Meminjam
sekitar limu atuih tigu atuih adunyo,
Total 42 100 takuik ndok tolok maya nyo”.
Sumber: Data Lapangan 2016.
(Ibu pinjam nggak pernah banyak,
Cuma sekitar lima ratus ribu atau tiga

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 12


ratus ribu saja, takut ibu tidak disekolahkan pun, tempat sekolah
sanggup membayarnya). (Tanggal 27 jauh, biaya tidak ada, terpaksa
desember 2016). Bapak membantu Ayah Bapak
mencari ikan). (Penelitian tanggal 27
4. Alasan Nelayan Masih Bertahan Februari 2017)
Sebagai Nelayan Perjuangan yang nelayan lakukan
Pekerjaan merupakan suatu cara yang kadang kala tidak sebanding dengan apa
digunakan seseorang untuk memperoleh yang mereka dapatkan, hasil tangkapan yang
pendapatan. Kadang kala pekerjaan tersebut mereka dapatkan kadang di jual kadang
menyenangkan, membosankan dan penuh untuk makan mereka saja, mengingat
resiko, yaitu seperti pekerjaan menjadi sekarang ikan susah di dapat nelayan tidak
seorang nelayan. Menjadi seorang nelayan berharap banyak, yang terpenting mereka
tidaklah mudah, dimana pekerjaan tersebut bisa makan, dan keluarga mereka bisa
mempunyai resiko yang tinggi, pekerjaan mereka bisa melanjutkan hidup. Nelayan di
tersebut membutuhan fisik dan mental yang anggap sebagai masyarakat yang tidak
tangguh, alasan nelayan tetap bertahan mampu dari segi ekonomi, merupakan suatu
bekerja sebagai nelayan adalah pendidikan kenyataan sosial yang tidak dapat di pungkiri
rendah serta sulitnya mencari pekerjaan, di Indonesia. Di lingkungan tempat tinggal
seperti tabel dibawah ini: nelayan, mereka di anggap golongan yang
Tabel .5. memiliki status sosial yang rendah karena
Distribusi Nelayan Tradisional kekurangan dari segi ekonomi.
Berdasarkan Dari strategi-strategi diatas, seperti
Alasan Tetap Bekerja Sebagai strategi aktif, pasif/mengurangi dan strategi
Nelayan jaringan yang dilakukan oleh nelayan
N Alasan Jumlah Persentas tradisional di Desa Bagan Cempedak maka
o Nelayan Responde e dapat dilihat berapa banyak responden yang
n (%) memanfaatkan strategi adaptasi sebagai
1 Pendidika 11 26,1 strategi bertahan hidup dari fluktuasi musim
n Rendah ikan yang tidak menentu hingga
2 Sulit 18 42,9 mempertambah jam kerja ataupun memiliki
Mencari pekerjaan sampingan, melakukan
Pekerjaan peminjaman atau berhutang dapat dilihat
3 Tidak 9 21,4 pada tabel di bawah ini:
Ada Tabel .6.
Lowonga Strategi Bertahan Hidup Nelayan
n Tradisional
Pekerjaan N Strategi Jumlah Persenta
4 Karena 4 9,6 o Adaptasi Respond se
Usia Tua en (%)
Total 42 100 1 Aktif - 37 88,1
Sumber: Data Olahan Lapangan Pasif/
2016 mengurang
“abah apak dulu ndok mampu i- Jaringan
menyekolahkan apak do, iduik susah, 2 Aktif - 5 11,9
ondak disekolahkan pun, umah Pasif
sekolah jauh, biaya tak dai, tepaksu Total 42 100
tee apak nolong abah apak mencai Sumber: Data Olahan Lapangan
ikan”. 2016
(Ayah Bapak dulu tidak mampu Maksud dari tabel di atas
sekolahkan bapak, hidup susah, mau adalah strategi aktif dan

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 13


pasif/mengurangi yang dilakukan sudah tua, sehingga sulit untuk
oleh responden terdapat semua bekerja yang lainnya.
responden yang melakukan strategi 3. Strategi untuk menghadapi
tersebut, aktif yang dimaksud adalah masalah perekonomian keluarga
mereka memperpanjang jam kerja nelayan Desa Bagan Cempedak
dan melakukan pekerjaan sampingan yang mengalami kesulitan dalam
untuk tetap bertahan hidup, dan memenuhi kebutuhan hidup
mengurangi (pasif) pengeluaran keluarganya yaitu dengan strategi
mereka ketika musim penceklik atau aktif, pasif/mengurangi dan
musim tidak ada ikan, sedangkan strategi jaringan. Aktif yaitu
strategi jaringan terdapat 37 menambah jam kerja ataupun
responden yang melakukan jaringan, memiliki pekerjaan sampingan,
seperti meminjam dan berhutang, dan dan pasif/mengurangi yaitu
terdapat 5 orang responden yang mengurangi pengeluaran ketika
tidak melakukan pinjaman ataupun musim ikan tidak ada, dan
berhutang, ini dikarenakan mereka jaringan yaitu melakukan
tidak mampu membayarnya. pinjaman kepada saudara,
tetangga, melakukan pola nafkah
PENUTUP ganda, dan melakukan pekerjaan
6.1. Kesimpulan sampingan guna menambah
1. Masalah kemiskinan yang penghasilan keluarga.
terjadi pada masyarakat nelayan 4. Selain itu juga nelayan
tradisional pada Desa Bagan tradisional di Desa Bagan
Cempedak tidak terlepas dari Cempedak hanya menggunakan
berbagai faktor penyebab sampan dan dayung, memiliki alat
kemiskinan. Faktor penyebab tangkap yang sederhana yang
kemiskinan tersebut berupa tidak memadai, bahkan mereka
perubahan musim tangkapan, harus bersaing kuat dengan
faktor ini telah menyebab nelayan yang memiliki motoritas
ketidakpastian hasil tangkapan perahu bermotor dan alat tangkap
para nelayan, sehingga pada saat yang modern.
sedang musim tidak menangkap 6.2. Saran
ikan para nelayan sangat Berdasarkan hasil penelitian
kesusahan untuk memenuhi ini, beberapa hal yang dapat di
kebutuhan konsumsi sehari-hari. usulkan sebagai berikut:
2. Nelayan Desa Bagan 1. Mengoptimalkan kerjasama antar
Cempedak masih bertahan nelayan agar nelayan dapat
menjadi nelayan dikarenakan meningkatkan hasil tangkapan
rendahnya tingkat pendidikan ikan.
nelayan serta sulitnya mencari 2. Meningkatkan tingkat dan mutu
pekerjaan, keluarga nelayan Desa pendidikan warga Desa Bagan
Bagan Cempedak dan akibat dari Cempedak guna mencerdaskan
rendahnya pendidikan tersebut masyarakatnya, perlu diadakan
menyebabkan susahnya nelayan pelatihan dan penyuluhan tentang
untuk mengakses peluang-peluang inovasi tentang cara menangkap
kerja yang tersedi, karena terbatas ikan agar para nelayan menjadi
kemampuan dan keahlian, serta sejahtera.
sebagian nelayan juga di 3. Perlu dibentuk kelompok-
karenakan faktornya usia yang kelompok nelayan dan kegiatan
pendampingan baik oleh petugas

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 14


penyuluhan, LSM dan lain-lain, Mangkuprawira, S. 1993. Pendekatan
agar nelayan dapat dikoordinir Pengentasan
dalam wadah organisasi. Kemiskinan Oleh Perguruan Tinggi.
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat.
Daftar Pustaka IPB; Bogor.
Redfield Robert, 1985. Masyarakat Petani
Cholil Mansyur, 1984. Sosiologi dan
Masyarakat Kota dan Desa. Kebudayaan, Jakarta : CV Rajawali
Usaha Nasional; Surabaya. Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi
SuatuPengantar. PT Raja Gravindo Persada;
Damsar, 2009. Pengantar Sosiologi Jakarta.
Ekonomi. Kencana; Satria, Arif, 2002. Pengantar Sosiologi
Jakarta. Mayarakat
Djenen Bale, 1994. Analisis pola Pesisir. PT Pustaka Cidesindo;
Pemukiman di Jakarta.
Lingkungan Perairan di Indonesia. Setyohadi, Tuk, 1998. Pemberdayaan
Departemen Pendidikan Dan Nelayan dan
Kebudayaan; Jakarta. Kelautan Dalam Kerangka
Darwin, M.S.P. 2002. Karakteristik Konsepsi Benua Maritim Indosenia
Kemiskinan dalam Proseding Simposium
Masyarakat Nelayan di Kecamatan Perikanan Indonesia II Ujung
Syiah Kuala Banda Aceh. Skripsi Pandang 2-3 Desemner 1997. Pusat
Institut Pertanian Bogor ; Bogor. Penelitian dan Pengembangan
Forum HEDS, BKS PTN wilayah barat, Perikanan Bekerja Sama Dengan
2007. Japan Internasition.
Prosiding Seminar Hasil Sitorus, M. T. Felix, 1998. Penelitian
Pengembangan Diri 2006 Bidang Kualitatif :
Ilmu Sosiologi. Prosiding Seminar Suatu Pengantar. DOKISH.
(PPD). Jakarta. Fakultas Pertanian ; Institut Pertanian
Kusnadi, 2002. Konflik Sosial Nelayan Bogor.
Kemiskinan Soemardjan, Selo. Alfian. Tan Mely G,
dan Perebutan Sumberdaya 1984. Jurnal
Perikanan.LKiS; Yogyakarta Sosiologi Indonesia. Ikatan Sosiologi
Kusnadi, 2003. Akar Kemiskinan Nelayan. Indonesia; Jakarta.
LkiS; Suyanto, Bagong. 2003. Upaya
Yogyakarta. Menyejahterakan
Pahmi Sy, 2010. Perspektif Baru Nelayan di Jatim Meningkatkan
Antropologi Produktivitas atau Diversifikasi?.
Pedesaan. Gaung Persada Press; http://www. kompas.co.id.
jakarta. /kompascetak
Kusnadi, 2000. Nelayan : Strategi /0304/23/jatim/272420.htm. Di
Adaptasi dan akses pada tanggal 16 februari 2016
Jaringan Sosial. Humaniora Utama pukul 19.04 wib.
Press ; Sabarno Dwirianto, 2013. Komplikasi
Bandung. Sosiologi Tokoh
Lewis, Oscar. 1966. Kebudayaan Dan Teori. Pekanbaru: UR Press.
kemiskinan dalam
Parsudi suparlan (ed), Kermiskinan
Diperkotaan. Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.

Jom FISIP Volume 4 No. 2 Oktober 2017 Page 15

Anda mungkin juga menyukai