Anda di halaman 1dari 8

HERMENEUTIKA p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439

VOL. 5, NO. 2, AGUSTUS 2021 http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

PENGATURAN KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP


DI INDONESIA

1
Abd. Asis , Slamet Sampurno S. 2, Marthen Napang 3, Dara Indrawati 4
,
Siti Isti Dwi Pratiwi 5, Ervinadia Ghita Syahfitri 6
1,2,3,4,5,6
Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar

DOI: http://dx.doi.org/10.33603/hermeneutika.v3i2
Diterima: 14 Juni 2021; Direvisi: 16 Juli 2021; Dipublikasikan: Agustus 2021

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pengaturan kapal pengangkut ikan
hidup berdasarkan perundang-undangan di Indonesia. Tipe penelitian ini adalah penelitian
hukum normatif, dengan menggunakan pendekatan konsep (conceptual approach), dan
pendekatan perundang-undangan (statute approach). Data yang digunakan adalah data
sekunder yang terdiri dari bahan hukum primerdan bahan hukum sekunder. Bahan hukum
yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.15/PERMEN-KP/2020 tentang Kapal
Pengangkut Ikan Hidup bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengangkutan
ikan hidup, serta mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan yang bertanggung jawab, perlu
mengganti Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 15/PERMEN-KP/2016
tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 32/PERMEN-KP/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 15/PERMEN-KP/2016 tentang Kapal Pengangkut
Ikan Hidup. Aturan ini juga mengatur agar kapal pengangkut ikan hidup harus sesuai
spesifikasi dan fungsinya sebagaimana yang telah diatur yakni kapal yang memiliki palkah
yang dirancang untuk mengangkut ikan hidup, memiliki sirkulasi air atau memiliki sirkulasi
udara (aerator).

Kata kunci: Indonesia, kapal pengangkut ikan hidup, pengaturan.

1
Abd. Asis
Email: asisfhuh@yahoo.co.id
2
Slamet Sampurno S.
Email: slametsampurno@unhas.ac.id
3
Marthen Napang
Email: marthennapang@unhas.ac.id
4
Dara Indrawati
Email: daraindrawati@unhas.ac.id
5
Siti Isti Dwi Pratiwi
Email: stistidwiprtw@gmail.com
6 Ervinadia Ghita Syahfitri

Email: ervinadiaghitasyahfitri@yahoo.com
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

I. PENDAHULUAN
Masyarakat nelayan secara dihadapi oleh nelayan di Negeri ini.
geografis adalah masyarakat yang hidup, Masalah pertama adalah pada aset, di
tumbuh, dan berkembang di kawasan mana antara lain nelayan masih sulit
pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara mendapatkan bantuan kapal, lalu belum
wilayah darat dan laut. Sebagai suatu semua nelayan mendapatkan asuransi jiwa
sistem, masyarakat nelayan terdiri atas yang diberikan oleh KKP, hingga
kategori-kategori sosial yang membentuk tingginya biaya solar. Kemudian masalah
kesatuan sosial. Menurut Sebenan, bahwa berikutnya ada pada sektor
masya-rakat di kawasan pesisir sebagian keuangan. Nelayan disebut masih kurang
besar berprofesi sebagai nelayan yang dalam akses permodalan untuk biaya
diperoleh secara turun-temurun dari nenek operasional melaut (contohnya
moyang mereka.1 Karakteristik masyarakat perlengkapan laut). Juga masih ada
nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis pemanfaatan solar oleh pihak yang
sumber daya yang digarapnya, sehingga seharusnya tidak berhak. Nelayan juga
untuk mendapatkan hasil tangkapan yang masih kurang pengetahuan mengenai
maksimal, nelayan harus berpindah- pemanfaatan pendapatan untuk
pindah. Selain itu, risiko usaha yang tinggi pengembangan usaha. Isu sektor
menyebabkan masyarakat nelayan hidup penangkapan ikan juga penting dicarikan
dalam suasana alam yang keras, yang solusinya, di mana akses nelayan
selalu diliputi ketidakpastian dalam Indonesia untuk mendapatkan informasi
menjalankan usahanya.2 Nelayan seakan cuaca, gelombang perairan, arah angin
sudah kuat dalam menahan terpaan beban masih terbatas. Lantas informasi lokasi
hidup sebagaimana ia menahan kerasnya persebaran ikan masih didapat secara
ombak dan kencangnya angina pada saat konvensional, penanganan kondisi darurat
melaut untuk mencari ikan demi masih kurang, hingga akses informasi
menghidupi dirinya dan keluarganya. mengenai ikan yang dibutuhkan pasar
Kawasan perairan yang luas dan masih kurang. Masalah berikutnya yang
kekayaan sumber daya perikanan dan dihadapi nelayan di Indonesia adalah
kelautan yang melimpah ternyata belum penyimpangan dan pengelolaan, di mana
100 persen dioptimalkan oleh nelayan di informasi lokasi dan kapasitas
Indonesia. Berbagai problematika terus penyimpanan pendingin masih terbatas.
melingkari kehidupan nelayan di Negeri Lalu fasilitas penyimpanan pendingin di
ini. Apa sajakah isu-isu yang dihadapi oleh pelabuhan masih kurang dan hasil
nelayan di Indonesia? Adakah solusinya?. tangkapan akan menurun kualitasnya jika
Kementerian Komunikasi dan Informatika tanpa kepastian penjualan dan fasilitas
beserta Kementerian Kelautan dan penyimpanan pendingin. Sedangkan
Perikanan Republik Indonesia sendiri permasalahan yang terakhir ada pada
mencoba untuk memetakan isu-isu yang bidang pemasaran, di mana nelayan masih
kurang akses untuk mengetahui harga
pasar hasil tangkap yang dapat
1
Martha Wasak, 2012. Keadaan Sosial-Ekonomi menyebabkan fluktuasi harga. Kemudian
Masyarakat Nelayan di Desa Kinabuhutan,
Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa
masih munculnya tengkulak dalam jalur
Utara, Sulawesi Utara. Pasific Journal. Vol. 1 (7), distribusi, dan kurangnya dukungan untuk
hlm. 1339 pengembangan pemasaran elektronik.3
2
Tini Suryaningsi, Kemiskinan Masyarakat
Nelayan di Desa Aeng Batu-Batu, Kecamatan
Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi
3
Sulawesi Selatan, Handep, Volume 1, Nomor 1, Indonesiabaik.id, Problematika Nelayan
Desember 2017, hlm. 50 Indonesia, lihat
Hermeneutika : Jurnal Ilmu Hukum
182 VOL. 5, NO. 1, FEBRUARI 2021
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

Masyarakat nelayan yang kurangnya informasi yang didapatkan oleh


kehidupannya tergantung dari pengelolaan para kelompok nelayan.
potensi sumber daya perikanan sehingga
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya. Nelayan sebagai suatu II. METODE PENELITIAN
masyarakat yang tinggal di kawasan Tipe penelitian ini adalah penelitian
pesisir, masyarakat nelayan mempunyai hukum normatif,6 dengan menggunakan
karakteristik sosial yang berbeda dengan pendekatan konsep (conceptual approach),
masyarakat yang tinggal di wilayah dan pendekatan perundang-undangan
daratan. Masyarakat yang berada di (statute approach).7 Data yang digunakan
kawasan pesisir struktur masyarakatnya adalah data sekunder yang terdiri dari
bersifat heterogen, memiliki semangat bahan hukum primer dan bahan hukum
kerja tinggi, tingkat solidaritas sosial yang sekunder. Bahan hukum yang terkumpul
kuat, serta mudah terbuka terhadap kemudian dianalisis secara kualitatif.8
perubahan dan interaksi sosial. Akan
tetapi, masalah kemiskinan masih mendera III. HASIL PENELITIAN
sebagian masyarakat pesisir, sehingga Kapal Pengankut Ikan Hidup
fakta sosial ini terkesan ironis di tengah- Kapal pengangkut ikan hidup
tengah kekayaan sumber daya pesisir merupakan sebuah transportasi yang
lautan.4 Kondisi ini juga melekat pada digunakan selama proses ekspor maupun
masyarakat nelayan yang berada di domestik, bertujuan untuk
Kabupaten Takalar khususnya yang berada mempertahankan ikan dalam keadaan tetap
di Kecamatan Galesong Utara di Desa hidup. Kapal pengangkut ikan hidup
Aeng Batu-Batu dengan jumlah penduduk termasuk kapal pengangkut ikan, yang
sebanyak 5.159 jiwa atau 1.380 Kepala mana muatan utama kapal pengangkut
Keluarga yang di mana jumlah penduduk ikan hidup (KPIH) adalah air dan ikan
miskinnya mencapai 306 Kepala Keluarga yang berenang bebas didalamnya. Oleh
yang tergolong miskin, yang sebagian karena itu, maka jenis muatan di dalam
besar berprofesi sebagai nelayan dengan palka KPIH adalah merupakan muatan
jumlah penduduk 1.071 jiwa.5 Belum lagi jenis liquid (cair).9 Menurut Ananda10
permasalahan untuk meningkatkan dengan adanya kapal ikan hidup, ikan
efisiensi dan efektivitas pengangkutan ikan dapat diekspor dalam keadaan hidup
hidup, serta mewujudkan pengelolaan
sumber daya ikan yang bertanggung jawab 6
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian
masih menjadi masalah tersendiri bagi Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta:
Masyarakat Kelompok Nelayan Desa PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 13
7
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,
Aeng Batu-Batu, Kecamatan Galesong Jakarta: Kencana Prenada, 2010, hlm. 35
Utara, Kabupaten Takalar akibat 8
Kadarudin, Penelitian di Bidang Ilmu Hukum
(Sebuah Pemahaman Awal), Semarang: Formaci
http://indonesiabaik.id/infografis/problematika- Press, 2021, hlm. 211
9
nelayan-indonesia Yopi Novita, 2011, Pengaruh Free Surface
4
Mulyadi, Ekonomi Kelautan, Edisi I: Jakarta: PT Terhadap Stabilitas Kapal Pengangkut Ikan Hidup,
Raja Grafindo Persada, 2007; dalam Abdul Buletin PSP, Vol. 19 No. 2; dalam Randy Hedva
Rahman dan Nuratul Awalia, Faktor yang Rakasiwi Rumbawa dan Ali Azhar, Stabilitas
Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Desa Aeng Kapal Pengankut Ikan Hidup, Boyolali: Lakeisha,
Batu-Batu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten 2020, hlm. 1
10
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, ECCES: Ananda, N.D. 2017. Desain Ruang Muat Kapal
Economics, Social, and Development Studies, Vol. Ikan Hidup Menggunakan Sistem Tertutup Pada
3 No. 1, Juni 2016, hlm. 16 Kapal 300GT. Skripsi, Fakultas Teknologi
5
RPJMDes Aeng Batu-Batu, 2014 dalam Abdul Kelautan. ITS Surabaya; dalam Randy Hedva
Rahman dan Nuratul Awalia (2016), Ibid. Rakasiwi Rumbawa dan Ali Azhar (2020), Ibid.
Abd. Asis, dkk
Pengaturan Kapal Pengangkut Ikan Hidup di Indonesia 183
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

sehingga ketika dijual nilainya pun tinggi. Menurut Aan Supriatna12


diperlukan sistem transportasi ikan yang Pengangkutan adalah kegiatan
tepat agar kualitas dari ikan tersebut memindahkan atau membawa suatu
terjaga hingga sampai dikonsumen dengan barang, atau benda lainnya dari satu
cara mendesain sistem pengangkutan ikan tempat ke tempat lainnya. Tujuan utama
hidup, menggunakan palka ikan hidup pengangkutan adalah barang yang dibawa
dengan sistem tertutup. bisa sampai di tempat tujuan dalam
Kapal pengangkut ikan hidup tidak keadaan utuh, atau tidak rusak sedikitpun.
didesain untuk mengangkut muatan ikan Perubahan bentuk, perubahan rasam dan
saja, melainkan juga mengangkut air yang ketidaklengkapan dapat menurunkan nilai
mana dapat mempertahankan ikan dalam barang itu. Agar tujuan itu bisa terwujud,
keadaan hidup sehingga menjaga kualitas maka alat yang digunakan dalam
ikan tersebut. Pada saat kapal pengangkut pengangkutan harus cocok, yaitu alat yang
ikan hidup melakukan loading muatan, bisa menjaga keutuhan barang itu. Selain
pasti muatan tersebut tidak sesuai dengan itu, pengangkutan juga harus
target atau kapasitas penuh dari ruang menggunakan cara yang baik. Bila
muat. Sehingga muatan ikan dan jumlah keduanya tidak dilakukan, sudah pasti
volume air pada ruang muat kapal barang itu tidak akan sampai dalam
pengangkut ikan hidup tidak selalu sama, keadaan utuh. Keadaan itu sangat
yang mana sarat kapal harus merguikan. Seperti pengangkutan barang,
diperhatikan.11 pengangkutan ikan juga memiliki arti dan
Menurut Pasal 34 Undang-Undang tujuan yang sama. Namun alat, dan cara
RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang yang digunakan dalam pengangkutan ikan
Perikanan, definisi dari Kapal perikanan berbeda dengan alat dan cara dalam
adalah kapal, perahu, atau alat apung lain pengangkutan buku. Karena buku benda
yang digunakan untuk melakukan mati yang tidak mudah rusak. Sedangkan
penangkapan ikan, mendukung operasi ikan mahluk hidup yang kemungkinan
penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, besar bisa rusak, bahkan mati.
pengangkutan ikan, pengolahan ikan,
pelatihan perikanan, dan penelitian/ Regulasi Terkait Kapal Pengangkut
eksplorasi perikanan. Kapal perikanan Ikan Hidup
berdasarkan fungsinya meliputi, kapal Kapal Pengangkut Ikan Hidup
penangkap ikan, kapal pengangkut ikan, sebelumnya telah diamanatkan oleh
kapal pengolah ikan, kapal latih perikanan, Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun
kapal penelitian/eksplorasi perikanan dan 2004 tentang Perikanan. Oleh karenanya di
kapal pendukung operasi penangkapan Tahun 2016, Kementerian Kelautan dan
ikan dan/atau pembudidaya ikan. Perikanan RI telah mengeluarkan
Kapal pengangkut ikan adalah kapal Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
yang secara khusus dipergunakan untuk RI No.15/PERMEN-KP/2016 tentang
mengangkut, mendinginkan, menampung, Kapal Pengangkut Ikan Hidup yang
menyimpan, mengawetkan. Kapal dilatari untuk mewujudkan pengelolaan
pengangkut ikan hidup termasuk jenis sumber daya ikan yang bertanggung jawab
kapal ikan untuk mengangkut, akan tetapi serta mencegah dan memberantas illegal,
mengangkut ikan dalam kondisi hidup. unreported, unregulated (IUU) Fishing di
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara

12
Aan Supriatna, 2014, Cara Pengangkutan Ikan
11
Randy Hedva Rakasiwi Rumbawa dan Ali Azhar Hidup. https://www.lalaukan.com/2014/05/cara-
(2020), Ibid., hlm. 8 pengangkutan-ikanhidup.html
Hermeneutika : Jurnal Ilmu Hukum
184 VOL. 5, NO. 1, FEBRUARI 2021
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

Republik Indonesia, perlu dilakukan - Peraturan Menteri Kelautan dan


penyesuaian pengaturan mengenai kapal Perikanan Nomor 23/PERMEN-
pengangkut ikan hidup. KP/2015 tentang Organisasi dan
Selain Undang-Undang RI Nomor Tata Kerja Kementerian Kelautan
31 Tahun 2004 tentang Perikanan, dan Perikanan (Berita Negara
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tahun 2015
RI No.15/PERMEN-KP/2016 tentang Nomor 1227);
Kapal Pengangkut Ikan Hidup juga
merupakan sinkronisasi beberapa aturan Peraturan Menteri Kelautan dan
nasional lainnya, seperti: Perikanan RI No.15/PERMEN-KP/2016
- Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup
2008 tentang Pelayaran (Lembaran mengatur hal-hal berikut:
Negara Republik Indonesia Tahun - Kapal Perikanan adalah kapal,
2008 Nomor 64); perahu, atau alat apung lain yang
- Undang-Undang Nomor 23 Tahun dipergunakan untuk melakukan
2014 tentang Pemerintahan Daerah Penangkapan Ikan, mendukung
(Lembaran Negara Republik operasi Penangkapan Ikan,
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Pembudidayaan Ikan,
Tambahan Lembaran Negara pengangkutan ikan, pengolahan
Republik Indonesia Nomor 5587); ikan, pelatihan perikanan, dan
- Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun penelitian/eksplorasi perikanan.
2015 tentang Organisasi - Kapal Pengangkut Ikan Hidup
Kementerian Negara (Lembaran adalah kapal yang memiliki palkah
Negara Republik Indonesia Tahun yang dirancang untuk mengangkut
2015 Nomor 8); ikan hidup, memiliki sirkulasi air
- Peraturan Presiden Nomor 63 atau memiliki sirkulasi udara
Tahun 2015 tentang Kementerian (aerator).
Kelautan dan Perikanan (Lembaran - Kapal Pengangkut Ikan Hidup
Negara Republik Indonesia Tahun Berbendera Indonesia adalah kapal
2015 Nomor 111); yang telah didaftarkan dalam daftar
- Keputusan Presiden Nomor 121/P kapal Indonesia.
Tahun 2014 tentang Pembentukan - Kapal Pengangkut Ikan Hidup
Kementerian dan Kabinet Kerja Berbendera Asing adalah kapal
2014-2019, sebagaimana telah yang berbendera selain bendera
diubah dengan Keputusan Presiden Indonesia dan tidak dicatat dalam
Nomor 79/P Tahun 2015; daftar kapal Indonesia.
- Peraturan Menteri Kelautan dan - Pelabuhan Muat Singgah adalah
Perikanan Nomor 18/PERMEN- pelabuhan perikanan atau
KP/2014 tentang Wilayah pelabuhan umum sebagai tempat
Pengelolaan Perikanan Negara kapal pengangkut ikan untuk
Republik Indonesia (Berita Negara memuat atau membongkar ikan dan
Republik Indonesia Tahun 2014 mengisi perbekalan atau keperluan
Nomor 503); operasional lainnya.
- Peraturan Menteri Kelautan dan - Pelabuhan Tujuan adalah
Perikanan Nomor 49/PERMEN- pelabuhan perikanan atau
KP/2014 tentang Usaha pelabuhan umum yang ditunjuk
Pembudidayaan Ikan (Berita sebagai tempat Kapal Pengangkut
Negara Republik Indonesia Tahun Ikan Hidup untuk melakukan
2014 Nomor 1619); bongkar ikan dan merupakan
Abd. Asis, dkk
Pengaturan Kapal Pengangkut Ikan Hidup di Indonesia 185
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

tempat akhir tujuan Kapal juga merupakan sinkronisasi beberapa


Pengangkut Ikan Hidup aturan nasional lainnya, seperti:
sebagaimana yang tercantum dalam - Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang
SIKPI. Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
Pada Tahun 2020, bisa disebut - Undang-Undang Nomor 31 Tahun
sebagai era baru mengenai regulasi terkait 2004 tentang Perikanan (Lembaran
kapal pengangkut ikan hidup, hal ini Negara Republik Indonesia Tahun
ditandai dengan diundangkannya 2004 Nomor 118, Tambahan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Lembaran Negara Republik
RI No.15/PERMEN-KP/2020 tentang Indonesia Nomor 4433)
Kapal Pengangkut Ikan Hidup. Peraturan sebagaimana telah diubah dengan
ini juga kemudian mengatur bahwa pada Undang-Undang Nomor 45 Tahun
saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, 2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Undang-Undang Nomor 31 Tahun
Nomor 15/PERMEN-KP/2016 tentang 2004 tentang Perikanan (Lembaran
Kapal Pengangkut Ikan Hidup (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 2009 Nomor 154, Tambahan
Nomor 544) sebagaimana telah diubah Lembaran Negara Republik
dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Indonesia Nomor 5073);
Perikanan Nomor 32/PERMEN-KP/2016 - Undang-Undang Nomor 39 Tahun
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri 2008 tentang Kementerian Negara
Kelautan dan Perikanan Nomor (Lembaran Negara Republik
15/PERMEN-KP/2016 tentang Kapal Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
Pengangkut Ikan Hidup (Berita Negara Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor Republik Indonesia Nomor 4916);
1302), dicabut dan dinyatakan tidak - Peraturan Presiden Nomor 63
berlaku. Tahun 2015 tentang Kementerian
Lahirnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Lembaran
Kelautan dan Perikanan RI Negara Republik Indonesia Tahun
No.15/PERMEN-KP/2020 tentang Kapal 2015 Nomor 111) sebagaimana
Pengangkut Ikan Hidup dilatari untuk telah diubah dengan Peraturan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas Presiden Nomor 2 Tahun 2017
pengangkutan ikan hidup, serta tentang Perubahan atas Peraturan
mewujudkan pengelolaan sumber daya Presiden Nomor 63 Tahun 2015
ikan yang bertanggung jawab, perlu tentang Kementerian Kelautan dan
mengganti Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara
Perikanan Nomor 15/PERMEN-KP/2016 Republik Indonesia Tahun 2017
tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup Nomor 5);
sebagaimana telah diubah dengan - Peraturan Menteri Kelautan dan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Perikanan Nomor 6/PERMEN-
Nomor 32/PERMEN-KP/2016 tentang KP/2017 tentang Organisasi dan
Perubahan atas Peraturan Menteri Tata Kerja Kementerian Kelautan
Kelautan dan Perikanan Nomor dan Perikanan (Berita Negara
15/PERMEN-KP/2016 tentang Kapal Republik Indonesia Tahun 2017
Pengangkut Ikan Hidup. Nomor 220) sebagaimana telah
Peraturan Menteri Kelautan dan diubah dengan Peraturan Menteri
Perikanan RI No.15/PERMEN-KP/2020 Kelautan dan Perikanan Nomor
tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup ini 7/PERMEN-KP/2018 tentang
Hermeneutika : Jurnal Ilmu Hukum
186 VOL. 5, NO. 1, FEBRUARI 2021
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

Perubahan atas Peraturan Menteri https://www.lalaukan.com/2014/05


Kelautan dan Perikanan Nomor /cara-pengangkutan-ikanhidup.html
6/PERMEN-KP/2017 tentang Abdul Rahman dan Nuratul Awalia,
Organisasi dan Tata Kerja Faktor yang Mempengaruhi
Kementerian Kelautan dan Pendapatan Nelayan di Desa Aeng
Perikanan (Berita Negara Republik Batu-Batu, Kecamatan Galesong
Indonesia Tahun 2018 Nomor Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi
317); Sulawesi Selatan, ECCES:
Economics, Social, and
KESIMPULAN Development Studies, Vol. 3 No. 1,
Peraturan Menteri Kelautan dan Juni 2016.
Perikanan RI No.15/PERMEN-KP/2020 Ananda, N.D. 2017. Desain Ruang Muat
tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup Kapal Ikan Hidup Menggunakan
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi Sistem Tertutup Pada Kapal
dan efektivitas pengangkutan ikan hidup, 300GT. Skripsi, Fakultas
serta mewujudkan pengelolaan sumber Teknologi Kelautan. ITS Surabaya.
daya ikan yang bertanggung jawab, perlu Indonesiabaik.id, Problematika Nelayan
mengganti Peraturan Menteri Kelautan dan Indonesia, lihat
Perikanan Nomor 15/PERMEN-KP/2016 http://indonesiabaik.id/infografis/pr
tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup oblematika-nelayan-indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Kadarudin, Penelitian di Bidang Ilmu
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Hukum (Sebuah Pemahaman
Nomor 32/PERMEN-KP/2016 tentang Awal), Semarang: Formaci Press,
Perubahan atas Peraturan Menteri 2021.
Kelautan dan Perikanan Nomor Martha Wasak, 2012. Keadaan Sosial-
15/PERMEN-KP/2016 tentang Kapal Ekonomi Masyarakat Nelayan di
Pengangkut Ikan Hidup. Aturan ini juga Desa Kinabuhutan, Kecamatan
mengatur agar kapal pengangkut ikan Likupang Barat, Kabupaten
hidup harus sesuai spesifikasi dan Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
fungsinya sebagaimana yang telah diatur Pasific Journal. Vol. 1 (7).
yakni kapal yang memiliki palkah yang Mulyadi, Ekonomi Kelautan, Edisi I:
dirancang untuk mengangkut ikan hidup, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
memiliki sirkulasi air atau memiliki 2007.
sirkulasi udara (aerator). Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
RI No.15/PERMEN-KP/2020
UCAPAN TERIMA KASIH tentang Pengaturan Kapal
Tim penulis berterima kasih kepada Pengangkut Ikan Hidup.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Peter Mahmud Marzuki, Penelitian
Kepada Masyarakat Universitas Hukum, Jakarta: Kencana Prenada,
Hasanuddin yang telah mendanai kegiatan 2010.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat, Randy Hedva Rakasiwi Rumbawa dan Ali
Program Kemitraan – Universitas Azhar, Stabilitas Kapal Pengankut
Hasanuddin di Desa Aeng Batu-Batu, Ikan Hidup, Boyolali: Lakeisha,
Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten 2020.
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Normatif: Suatu
DAFTAR PUSTAKA Tinjauan Singkat, Jakarta: PT. Raja
Aan Supriatna, 2014, Cara Pengangkutan Grafindo Persada, 2003.
Ikan Hidup.
Abd. Asis, dkk
Pengaturan Kapal Pengangkut Ikan Hidup di Indonesia 187
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

Tini Suryaningsi, Kemiskinan Masyarakat


Nelayan di Desa Aeng Batu-Batu,
Kecamatan Galesong Utara,
Kabupaten Takalar, Provinsi
Sulawesi Selatan, Handep, Volume
1, Nomor 1, Desember 2017.
Yopi Novita, 2011, Pengaruh Free Surface
Terhadap Stabilitas Kapal
Pengangkut Ikan Hidup, Buletin
PSP, Vol. 19 No. 2.

Hermeneutika : Jurnal Ilmu Hukum


188 VOL. 5, NO. 1, FEBRUARI 2021

Anda mungkin juga menyukai