Anda di halaman 1dari 16

Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan ..............

(Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)

STRATEGI ADAPTASI NELAYAN TERHADAP PENETAPAN KAWASAN


KONSERVASI PERAIRAN DAERAH DI MISOOL SELATAN,
KKPD RAJA AMPAT
Adaptation Strategy of Fishermen for the Determination of Waters
Conservation Area in South Misool, KKPD Raja Ampat
*
Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia IPB
*
email: rici.pranata@gmail.com
Diterima 25 Juli 2015 - Disetujui 8 November 2015

ABSTRAK
Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) ditujukan untuk mewujudkan pengelolaan sumber
daya laut berkelanjutan. Hal yang perlu diperhatikan adalah sumber daya di kawasan KKPD serta
karakteristik sosial-budaya dan ekonomi nelayan. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik
masyarakat nelayan di wilayah KKPD dan strategi adaptasi yang dilakukan dalam merespon penetapan
KKPD. Kasus yang terjadi di KKPD Misool Selatan Raja Ampat menunjukkan adanya karakteristik
sosial-budaya dan ekonomi masyarakat nelayan yang beragam meliputi interaksi sosial, organisasi
kerja, gaya hidup, diversifikasi pekerjaan, manajemen keuangan, dan adaptasi teknologi. Pada aspek
interaksi sosial, mayoritas melayan memilih berhutang ke toko/kios terdekat, disamping kegiatan
yang berhubungan dengan plasma dan meminjam uang ke tetangga. Mayoritas nelayan mengikuti
perkumpulan nelayan, disamping mengikut pemilik kapal dan menjadi pemimpin kelompok sementara
untuk aspek organisasi sosial. Gaya hidup meliiputi kebiasaan jajan, merokok, berada di rumah ketika
tidak melaut, dan membawa minuman keras ketika melaut. Untuk aspek manajemen keuangan,
mayoritas nelayan menggunakan uang mereka untuk kebutuhan makan dan perawatan perahu,
disamping untuk jajan, membeli rokok dan menambah alat tangkap. Diversifikasi pekerjaan dilakukan
oleh sebagian besar nelayan dengan bekerja di perusahaan, budidaya rumput laut, membuka kebun,
membeli dan memelihara ternak dan memiliki kios/toko untuk berjualan. Mayoritas nelayan melakukan
adaptasi teknologi berupa penggunaan motor tempel pada perahu tradisional, disamping memodifikasi
alat tangkap dan beralih ke perahu Johnson. Strategi adaptasi nelayan merupakan respon yang muncul,
karena adanya perubahan di kawasan konservasi. Seiring dengan berbagai perubahan yang beragam,
mayoritas nelayan memilih strategi adaptasi dengan cara berinvestasi untuk menghadapi penetapan
KKPD.

Kata Kunci: karakteristik masyarakat nelayan, strategi adaptasi, karakteristik rumah tangga
nelayan, KKPD

ABSTRACT
Regional Marine Conservation Area (Kawasan Konservasi Perairan Daerah/KKPD) aims to
achieve sustainable marine resource management. The aspects that must be considered were resources
in marine conservation area and socio-cultural and economic characteristics of fishermen. This research
aims to analyze the characteristics of fishers communities in KKPD area and their adaptation strategies
to response KKPD establishment. In case of KKPD Misool Selatan Raja Ampat showed that there are
various socio-cultural and economic characteristics consists of social interaction, organization of work,
lifestyle, financial management, occupational diversification, and technological adaptations. In the social
interaction aspect, most of fishermen owed to nearby shop, besides related activity with Plasma, and
borrows money from their neighbors. Most of fishermen had attended the fishermen association, apart
from boat owners and temporary group leader for organization of work aspect. Lifestyle aspect consists
of habit of snacks consumption, smoking, stay at home when not fishing, and bring liquor when fishing.
For financial management aspect, most of fishermen allocated their funds to fulfill dining needs and boat
maintenance. Fisherman also have some occupational diversification consists of working in a company,

113
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015

seaweed culture, farming, buy and raise cattle, and sell in their shop. Then, most of fishermen using
outboards motor in their traditional boat as technology adaptation, besides modifying their fishing gear
and using Johnson boat. In line with various changes, most of fishermen choose investment strategy to
response KKPD establishment.

Keywords: characteristics of fishermen community, adaptation strategy, characteristics of


fishers household, KKPD

PENDAHULUAN disebut KKPD). Status luasan KKPD memiliki jumlah


108 daerah. KKPD menjadi salah satu bentuk
Indonesia merupakan salah satu negara inisisasi dari kolaborasi Kementerian Kelautan
kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia dan Perikanan dengan Pemerintah Daerah dalam
dengan jumlah pulau yang mencapai sekitar melestarikan sumber daya alam dan kesejahteraan
17.504 buah. Data Kelautan dan Perikanan Dalam masyarakat pesisir.
Angka (2011) menyebutkan bahwa Indonesia juga
menjadi salah satu negara yang memiliki garis Prinsip pengelolaan kawasan konservasi
pantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika perairan yang diterapkan kawasan konservasi
Serikat, diikuti Kanada dan Rusia, dengan panjang perairan berdasarkan Design Principles of
mencapai lebih dari 95.181.000 m. Keanekaragaman Resources Management (Ruddle, 1999 dikutip
hayati yang beragam membuat wilayah pesisir KKJI, 2013) menyebutkan bahwa tinjauan kritis
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk adopsi kelembagaan lokal/adat dalam pengelolaan
ditingkatkan. Potensi yang dimiliki oleh wilayah kawasan konservasi perairan sebagai sebuah
pesisir Indonesia tidak lepas dari masyarakat yang manajemen dilakukan terhadap unsur-unsur
hidup dari sumber daya di sekitarnya. Satria (2002) berikut: (1) definisi batas sistem kawasan dan
menyatakan bahwa secara sosiologis masyarakat kawasan; (2) sistem hak bagi pengguna kawasan
pesisir memiliki karakteristik sosial yang berbeda dan sumber daya; (3) aturan main yang diterapkan
dengan masyarakat lainnya, karena adanya bagi keberlanjutan kegiatan pemanfaatan
perbedaan karakteristik sumber daya yang dihadapi. kawasan dan sumber daya; (4) sistem penegakan
Kesejahteraan secara ekonomi masyarakat pesisir hukum bagi aturan main yang telah disepakati;
sangat tergantung pada sumber daya perikanan (5) monitoring dan evaluasi bagi implementasi
baik perikanan tangkap di laut maupun secara budi pengelolaan kawasan dan sumber daya itu sendiri;
daya sehingga kondisi lingkungan wilayah pesisir dan (6) otoritas pengelolaan kawasan dan sumber
dan laut menentukan keberlanjutan kondisi sosial daya sebagai institusi yang bertanggung jawab
ekonomi mereka. terhadap proses dan mekanisme implementasi
dari pengelolaan perikanan. Pada batasan sistem
Data KKP (2013) menyebutkan bahwa kawasan dan sumber daya sangat penting untuk
jumlah nelayan yang ada di Indonesia sekitar melihat pengetahuan lokal dari masyarakat
2.265.213 jiwa. Dari 2,2 juta jiwa nelayan, mayoritas pengguna sumber daya. Keterlibatan mereka
merupakan nelayan miskin. Nelayan dikenal dalam menentukan batasan wilayah perairan yang
dengan kemiskinan endemik, artinya apapun yang menjadi obyek kegiatan konservasi. Sistem hak
dikerjakan oleh nelayan, mereka tetap miskin bagi pengguna kawasan dan sumber daya akan
(Bailey, 1998 dalam Muflikhati, 2010). Perlu adanya menjamin keadilan dan keberlanjutan perikanan.
kegiatan bersama antara nelayan (masyarakat) dan Selain itu, perangkat pengelolaan dalam sistem
pemerintah, serta pihak terkait untuk memperbaiki aturan main muncul sebagai alat bagi implementasi
kondisi nelayan beserta lingkungannnya, salah pengelolaan perikanan.
satunya adalah konservasi.
Pemaparan kondisi masyarakat nelayan
Konservasi saat ini telah menjadi tuntutan Indonesia dan adanya konservasi sebagai bentuk
dan kebutuhan yang harus dipenuhi sebagai solusi dalam memberikan daya dukung terhadap
harmonisasi atas kebutuhan ekonomi masyarakat masyarakat dan lingkungan, perlu adanya kajian
dan keinginan untuk terus melestarikan sumber khusus yang tepat bagi masyarakat dalam
daya yang ada bagi masa depan. Salah satu beradaptasi dengan pelaksanaan konservasi.
bentuk konservasi yang sekarang berjalan adalah Persiapan dan pelaksanaan strategi adaptasi yang
Kawasan Konservasi Perairan Daerah (selanjutnya tepat dalam menghadapi penetapan kawasan

114
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)

konservasi harus dilakukan sehingga masyarakat penduduk yang terdiri dari penduduk asli dan
tidak rentan dengan kondisi ini. pendatang.

Salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai Data diperoleh dengan mewawancarai
bagian dari KKPD Raja Ampat adalah Distrik Misool responden dan informan. Responden dalam
Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Lokasi penelitian ini adalah sebanyak 45 orang dari 250
ini menjadi salah satu penerima penghargaan atas kepala rumah tangga di Distrik Misool Selatan,
pengelolaan kawasan konservasi yang menjadi yaitu yang bermatapencaharian sebagai nelayan.
percontohan di tingkat nasional. KKPD Raja Ampat Informan dalam penelitian ini meliputi kelompok
telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi konservasi, aparat kampung, pihak Dinas Kelautan
Perairan Nasional (KKPN) pada 3 September dan Perikanan Raja Ampat, dan Lembaga Swadaya
2009 melalui Keputusan Menteri Kelautan Masyarakat The Nature Conservancy. Pemilihan
dan Perikanan RI Nomor Kep.64/Men/2009. responden dilakukan dengan teknik simple random
Keputusan ini menetapkan perairan Kepulauan sampling, sedangkan pemilihan informan dilakukan
Raja Ampat dan Laut di sekitarnya sebagai Suaka dengan menggunakan teknik purposive.
Alam Perairan (SAP). Nelayan Misool Selatan-
Raja Ampat merupakan nelayan dengan mata
pencaharian pokok mencari ikan di laut. Pekerjaan KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH
ini yang dianggap memberikan hasil bagi penduduk RAJA AMPAT
setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja
Berdasarkan latar belakang tersebut, kajian ini
Ampat
menganalisis tentang: 1) karakteristik masyarakat
nelayan di kawasan konservasi perairan daerah; Berdasarkan laporan “Rencana Pengelolaan
2) strategi adaptasi yang dilakukan nelayan dalam Taman Pulau-Pulau Kecil Daerah Raja Ampat” dari
menghadapi penetapan kawasan konservasi Unit Pelaksana Teknis Dinas KKPD, Dinas Kelautan
perairan daerah. dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat tahun 2012
Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau
METODOLOGI Kecil (KKP3K) Raja Ampat dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat No. 27
Metode yang digunakan adalah metode Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi Laut
kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif Daerah Kabupaten Raja Ampat dan dijabarkan
dilakukan melalui teknik wawancara dengan melalui Peraturan Bupati Raja Ampat No. 5 Tahun
instrumen kuesioner. Metode kualitatif diterapkan 2009 tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah
dengan menggunakan wawancara mendalam dan Kabupaten Raja Ampat. Peraturan ini menyebutkan
instrumen pedoman wawancara, observasi, dan kawasan konservasi yang ada meliputi Kepulauan
studi literatur. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif Ayau-Asia, Kawe, Selat Dampier, Teluk Mayalibit,
dikombinasikan dalam upaya memperkaya data Kepulauan Kofiau-Boo dan Misool Timur Selatan.
dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti. Selain itu juga disebutkan pengelolaan kawasan
Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2014 konservasi ini dilakukan melalui rencana pengelolaan
sampai dengan Mei 2014. Penelitian ini dilakukan dan zonasi, secara kolaboratif dengan melibatkan
di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) masyarakat setempat serta sistem jejaring karena
Raja Ampat, Papua Barat, tepatnya di Distrik terdapat keterkaitan antara satu kawasan dengan
Misool Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan dengan kawasan lainnya.
sengaja (purposive) mempertimbangkan kondisi
KKPD yang ada di Indonesia, diantaranya ialah: Kawasan Konservasi Perairan Daerah
(KKPD) Raja Ampat terdiri dari daratan dan lautan
1. KKPD Raja Ampat, salah satunya Distrik sehingga menjadikannya sebagai taman laut
Misool Selatan merupakan kawasan terbesar di Indonesia dengan berbagai potensi
konservasi yang menjadi percontohan pada sumber daya alam yang melimpah (Coremap II,
tingkat nasional. 2009 dalam KKJI, 2013). Pada kawasan konservasi
2. Pelaksanaan KKPD Raja Ampat melibatkan terdapat lebih dari 540 jenis karang keras, lebih dari
masyarakat dalam pengelolaannya. 1 000 jenis ikan karang, dan 700 jenis moluska.
Berbagai ekosistem yang ada di KKPD Raja Ampat
3. Karakteristik masyarakat nelayan Misool menjamin kelangsungan hidup berbagai jenis fauna
Selatan yang sangat beragam dengan di dalamnya. Sebaran ekosistem tersebut meliputi

115
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015

terumbu karang, hutan mangrove, dan padang ini masyarakat Misool Selatan lebih mengenal
lamun. kawasan ini sebagai Kawasan Konservasi Laut
Daerah (KKLD) Distrik Misool Selatan. Hal ini terjadi
Pengelolaan jangka panjang di Raja karena sejak pembentukan kawasan konservasi
Ampat memerlukan perencanaan tata ruang laut pada tahun 2006, The Nature Conservancy (TNC)
serta strategi pengelolaan yang memperhatikan bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Raja
konservasi dan pemanfaatan lestari dari sumber Ampat memperkenalkan kawasan konservasi laut
daya alam, juga pengetahuan lokal, budaya, daerah (KKLD). Fungsi KKLD dan KKPD memiliki
sejarah dan aspirasi dari masyarakat Raja Ampat. kesamaan berdasarkan peraturan perundangan
Meskipun komunitas lokal dan Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat
Raja Ampat telah membuat kemajuan dalam maupun daerah.
mengembangkan dan menginisiasi pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat, KKPD Distrik Misool Timur Selatan memiliki
namun masih terdapat sejumlah ancaman yang luas 366.000 ha dan 22 persen diantaranya adalah
saat ini berlangsung maupun yang berpotensi daerah tabungan ikan. Dukungan masyarakat
mengancam ekosistem yang ada. terhadap kawasan konservasi dibuktikan dengan
adanya deklarasi zonasi KKLP Misool Timur
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Misool Selatan pada upacara adat Timai tahun 2012. Lima
Selatan kampung utama yaitu Dabatan, Yellu, Harapan Jaya,
Fafanlap, dan Kayerepop bersama-sama dengan
Kawasan konservasi perairan daerah Distrik distrik lain mendeklarasikan dukungan terhadap
Misool Selatan tergabung dalam KKPD Misool pelaksanaan kawasan konservasi perairan daerah.
Timur Selatan. Penetapan ini dilakukan setelah Hal ini dilakukan, karena setelah berjalannya
adanya penelitian yang dilakukan pemerintah KKPD masyarakat semakin merasakan perubahan
bersama Lembaga Swadaya Masyarakat terhadap pada kondisi perairan maupun aktivitas di perairan
sumber daya perairan yang ada di Misool Selatan sekitar KKPD. Perbedaan tersebut ditunjukkan
pada tahun 2002 sampai 2004. Namun, selama pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Aktivitas dan Kondisi yang Terjadi Sebelum dan Sesudah di Sekitar KKPD
Misool Selatan.
Table 1. The Difference Between Activities and Condition That Occur After and Before KKPD South
Misool Establishment.
Aktivitas dan Kondisi di KKPD Misool Selatan / KKPD South Misool Establishment
No Perairan / Activity and Marine Sebelum/ Before Sesudah/ After
Condition (1996-2005) (2006-2014)
1 Penggunaan alat tangkap / Potasium, bom, kompresor, pukat Pancing timah, pancing dasar,
Application of fishing gear harimau, bubu, jaring hanyut, pancing tonda (kecuali di daerah
jaring insang, dan pancing rawai / tabungan ikan)/ Tin fishing line,
Potassium, bombs, compressors, hook and line, trolling (except in the
trawl net, traps, gill nets, and area of fish saving)
longline
2 Penangkapan ikan / Fishing Overfishing Dibatasi / Restricted
3 Daerah penangkapan ikan / Semua wilayah tangkap / All Kecuali daerah tabungan ikan /
Fishing area fishing area Except in the area of fish saving
4 Peraturan alat tangkap / Fishing Tidak ada / No Ada / Yes
gear regulation
5 Pengawasan laut dari nelayan Rusak / Local fishermen Semakin membaik / Local
luar / Marine surveillance from fishermen, NGO, private company,
outside fishermen Raja Ampat local government
6 Kondisi terumbu karang / Coral Rusak / Damage Semakin membaik / Getting better
reefs condition
7 Peraturan kampung / Village Tidak tertulis (adat)/ Unwritten Tertulis (peraturan kampung)/
regulation (customary) Written (village regulation)
8 Penentuan waktu sasi / The Sesuai musim / According to TNC, adat, dan masyarakat / TNC,
timing of Sasi season customary law, communities

116
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)

Zonasi di KKPD Misool Selatan Raja Ampat Sub-zona ketahanan pangan dan pariwisata
adalah daerah yang dilindungi dan diperuntukkan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah bagi perkembangan ikan dan biota laut lainnya.
(KKPD) Misool Selatan Raja Ampat merupakan Sub zona ketahanan pangan dan pariwisata
kawasan perairan yang dilindungi dan dikelola termasuk dalam zona pemanfaatan terbatas.
melalui sistem zonasi untuk mewujudkan Tujuan utama dalam sub zona ini sebagai
pengelolaan sumber daya perairan dan lingkungan sumber cadangan pangan bagi masyarakat dan
yang berkelanjutan. Sistem zonasi kawasan sekaligus memberikan manfaat ekonomi melalui
konservasi merupakan pembagian wilayah di dalam kegiatan ekowisata. Nelayan diperbolehkan
kawasan menjadi beberapa zona guna menentukan untuk menangkap beberapa jenis ikan tertentu
kegiatan-kegiatan pengelolaan yang diperlukan dan tidak diperbolehkan untuk melakukan budi
secara tepat dan efektif dalam rangka mencapai daya. Selain itu, pada kawasan ini diperbolehkan
tujuan pengelolaan kawasan konservasi sesuai adanya beberapa aktivitas pariwisata. Sub zona
dengan fungsi dan peruntukkannya (Manoppo, lain dalam zona pemanfaatan terbatas adalah
2002 dalam Randan, 2011). Zonasi menjadi pilihan sub zona perikanan berkelanjutan dan budi daya.
pemetaan wilayah pengelolaan wilayah laut dan Sub-zona perikanan berkelanjutan dan budi daya
pesisir. Penetapan sistem zonasi ini memberikan merupakan zona dengan nilai konservasi, tetapi
konsekuensi baik secara langsung maupun tidak dapat bertoleransi dengan adanya pemanfaatan
langsung. Dampak langsung yang pasti dirasakan budi daya ramah lingkungan. Pada sub-zona ini
masyarakat adalah perubahan pola pemanfaatan nelayan diperbolehkan untuk menangkap ikan dan
yang biasa mereka lakukan. Penetapan zona inti melakukan budi daya, serta diperbolehkan adanya
dan zona perlindungan di suatu lokasi mengalihkan beberapa aktivitas pariwisata.
sebagian nelayan untuk melakukan aktivitas
penangkapan di lokasi lain (Priyanto, 2011). Zona lain di KKPD Misool Selatan adalah
zona pemanfaatan lainnya. Zona ini terdiri dari sub
Menurut Burke et al. (2012), KKPD adalah zona pemanfaatan tradisional, sub zona sasi, dan
wilayah laut yang “sebagian besar atau seluruhnya zona pemanfaatan umum. Sub zona pemanfaatan
dikelola di tingkat daerah” oleh perseorangan atau tradisional merupakan daerah tangkap ikan bagi
kelompok yang tinggal di dekatnya. Manfaat utama masyarakat tradisional yang masih menggunakan
dari KKPD adalah masyarakat dapat menetapkan alat tangkap tradisional dalam skala kecil. Tujuan
dan menyesuaikan pendekatan pengelolaan untuk utama sub zona pemanfaatan tradisional adalah
memenuhi kebutuhan mendesak dan menangani menjamin keberlangsungan mata pencaharian
sumber daya dan kegiatan tertentu. Pengaturan nelayan tradisional. Pada sub zona ini nelayan
zonasi menjadi upaya memenuhi kebermanfaatan diperbolehkan untuk melakukan budi daya.
KKPD bagi masyarakat, khususnya nelayan.
Sub zona lain yang termasuk dalam zona
Beberapa zona tersebut diantaranya zona pemanfaatan terbatas adalah sub zona sasi.
inti, merupakan bagian dari kawasan konservasi Sub zona sasi merupakan zona tradisional yang
di wilayah pesisir atau pulau-pulau kecil yang dilindungi dan diperuntukkan bagi pemanfaatan
dilindungi. Zona ini ditujukan bagi perlindungan sumber daya alam yang disusun oleh masyarakat
terhadap habitat dan populasi sumber daya pesisir dan disahkan melalui mekanisme adat (sasi). Sub
dan pulau-pulau kecil. Pemanfaatan terhadap zona sasi disepakati oleh masyarakat dengan
zona yang ada terbatas untuk kegiatan penelitian. menentukan daerah laut yang sudah menjadi milik
Pada zona inti, masyarakat diperbolehkan masyarakat adat. Perlindungan yang diberikan oleh
untuk melakukan kegiatan yang menunjang masyarakat pada sumber daya laut terbatas pada
keberlangsungan sumber daya yang ada, salah beberapa biota laut tertentu yang memiliki nilai
satunya adalah patroli pengawasan. Kegiatan ekonomi yang tinggi. Pada sub zona ini kegiatan
lain dengan ijin tertentu diperbolehkan selama penangkapan ikan dapat dilakukan menggunakan
tidak merusak daerah sekitar perairan, seperti peralatan tradisional.
monitoring dan penelitian non ekstraktif, pendidikan
lingkungan hidup dan wisata goa/ tempat keramat. Sub zona pemanfaatan umum adalah
Kegiatan lain yang mengganggu keberlangsungan daerah yang diperuntukkan bagi pengembangan
sumber daya laut, terutama ikan, dilarang berada di infrastruktur. Sub zona pemanfaatan umum juga
daerah ini. Letak zona inti di KKPD Misool Selatan termasuk dalam zona pemanfaatan lainnya. Daerah
berada di laut sekitar Pulau Jaam. yang termasuk dalam sub zona pemanfaatan umum

117
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015

adalah lima kampung yang ada di Misool Selatan. karena ketika masa sulit mereka selalu bertumpu
Semua kegiatan pemanfaatan di darat dapat pada plasma.
dilakukan oleh nelayan maupun masyarakat luar
di daerah Misool Selatan. Namun ada beberapa Sebanyak 36,4 persen responden memilih
kegiatan yang harus mendapatkan ijin, diantaranya hubungan dengan plasma, karena mereka
pemakaian rumpon, wisata goa/tempat keramat, merasakan hubungan ini sangat erat yang terjadi
dan pembangunan infrastruktur homestay, resor selama ini. Sebanyak 19,3 persen responden
permanen, atau untuk tujuan komersial. memilih meminjam uang kepada tetangga. Hal
ini dikemukakan salah seorang responden yang
KARAKTERISTIK SOSIAL BUDAYA DAN sekarang lebih sering meminjam ke tetangga
EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN KAWASAN terdekat, karena kebutuhan semakin bertambah.
KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) DI Persentase terbesar yang dilakukan masyarakat
MISOOL SELATAN nelayan di sekitar KKPD adalah berhutang ke
toko/kios yang ada di sekitar pemukiman nelayan
Karakteristik Sosial Masyarakat Nelayan KKPD (44,3%). Hal ini mereka rasakan karena hampir
di Misool Selatan setiap hari satu orang nelayan bisa menghabiskan
1 sampai 2 bungkus rokok, permen dan kebutuhan
Karakteristik masyarakat nelayan yang
lainnya sehingga mereka berhutang. Nelayan
terjadi berupa hubungan sosial yang dilakukan
membayar hutang ini setelah mendapatkan ikan
nelayan dengan masyarakat lain yang ada di sekitar
atau hasil laut lainnya. Selain itu, kebutuhan yang
kawasan konservasi. Hal ini dilakukan nelayan agar
semakin meningkat dan harga bahan sandang dan
terus bertahan hidup di sekitar kawasan konservasi
pangan yang tinggi membuat nelayan semakin
melalui bidang sosial yang mampu mereka lakukan.
sering berhutang ke toko/kios. Secara ringkas,
Berdasarkan pengamatan karakteristik sosial
persentase interaksi sosial masyarakat nelayan
masyarakat nelayan kawasan konservasi di Misool
KKPD di Misool Selatan ditunjukkan dalam
Selatan terjadi pada interaksi sosial nelayan dan
Gambar 1.
organisasi kerja yang dilakukan nelayan.

i) Interaksi Sosial Nelayan

Interaksi sosial nelayan merupakan hubungan


yang dilakukan nelayan dengan pihak lain terkait
dengan ketahanan hidup mereka. Interaksi sosial
ini disebutkan oleh Satria (2002) dengan stratifikasi
masyarakat pesisir yang ditunjukkan dengan
semakin bertambahnya jumlah posisi sosial atau
jenis pekerjaan yang bersifat horizontal maupun
vertikal dan berjenjang berdasarkan ukuran
ekonomi, prestise, dan kekuasaan. Hal ini terjadi
pada nelayan Misool Selatan dengan memilih
interaksi sosial sebagai salah satu bidang yang
dilakukan di sekitar KKPD. Pilihan kegiatan yang
dilakukan oleh nelayan Misool Selatan, diantaranya Gambar 1. Persentase Masyarakat Nelayan
,,KKPD di Misool Selatan
merasakan adanya interaksi dengan plasma,
Berdasarkan Interaksi Sosial
melakukan peminjaman uang kepada tetangga, Masyarakat Nelayan KKPD di
dan berhutang ke toko/kios terdekat. Misool Selatan.
Figure 1. Percentage of fishermen in KKPD
Interaksi dengan plasma di Misool Selatan
South Misool by type of
merepresentasikan sistem patron-klien yang selama social interaction.
ini dikenal masyarakat terutama masyarakat pesisir.
Plasma adalah pihak memiliki ukuran ekonomi ii) Organisasi Kerja
dan prestise yang berbeda dengan nelayan.
Plasma memberikan kebutuhan melaut nelayan Organisasi kerja yang dilakukan nelayan
serta memberikan bantuan ketika nelayan yang Misool Selatan menjadi bentuk interaksi sosial
kesulitan dalam kebutuhan sehari-hari. Nelayan dari kumpulan nelayan yang berhubungan dengan
sebagai klien sangat tergantung dengan plasma, sejumlah nelayan lain. Beberapa kegiatan yang

118
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)

ditemukan ketika penelitian di lokasi, nelayan


Misool Selatan mengikuti perkumpulan nelayan,
mengikut pemilik kapal, dan menjadi pemimpin di
perkumpulan nelayan. Namun selama penelitian
dilakukan tidak ada organisasi/kelompok nelayan
yang secara resmi dibentuk oleh nelayan bersama
pemerintah setempat. Padahal nelayan setempat
menginginkan adanya bantuan dalam pembentukan
perkumpulan atau dalam bentuk kelompok yang
nantinya akan membantu kegiatan perekonomian
mereka.

Nelayan merupakan pihak yang


menginginkan adanya kelompok nelayan sehingga
dapat membantu mereka dalam penjualan hasil
Gambar 2. Persentase Masyarakat Nelayan
ikan hidup. Kelompok nelayan yang dimaksud KKPD di Misool Selatan
adalah kelompok yang dibentuk dan dijalankan Berdasarkan Organisasi Kerja
oleh nelayan sendiri. Selama ini nelayan tidak Masyarakat Nelayan KKPD di
bisa menjual dalam jumlah kecil ke kapal besar. Misool Selatan.
Nelayan kecil merasa kesulitan ketika akan
Figure 2. Percentage of Fishermen in
menjual hasil ikan hidup yang mereka dapatkan.
KKPD South Misool by Type of
Kapal besar hanya menerima dalam jumlah besar Organization Work.
melalui kelompok sehingga muncul plasma yang
mengumpulkan ikan hidup milik nelayan. Karakteristik Budaya Masyarakat Nelayan
Perkumpulan nelayan yang ada di Misool KKPD di Misool Selatan
Selatan lebih terlihat sebagai bentuk perkumpulan
Karakteristik budaya masyarakat nelayan
nelayan yang tidak terstruktur dan tidak jelas siapa
didefinisikan sebagai perilaku yang berhubungan
yang menjadi pemimpin kelompok dan siapa yang
dengan tradisi ataupun kebiasaan yang dilakukan
menjadi anggota. Nelayan Misool Selatan selama
oleh nelayan. Namun budaya yang sejak dahulu
satu minggu melaut dan tinggal di sekitar pulau
dijalankan semakin terkikis dengan adanya
terdekat dengan daerah melaut mereka. Nelayan
perubahan yang terjadi di masyakat. Perubahan
setempat menyebut hal ini dengan camp, suatu
tersebut terlihat pada teknologi yang semakin
tempat yang menjadi tempat berinteraksi antar
berkembang dan komposisi penduduk yang
nelayan lain yang sedang beristirahat dan sebagai
mayoritas adalah masyarakat nelayan pendatang.
tempat menyimpan ikan sementara dalam keramba
apung.

Camp juga merupakan gubuk kecil yang


didirikan nelayan dan menjadi salah satu pusat
organisasi kerja yang mempertemukan nelayan
dari berbagai kampung yang ada di Misool Selatan
maupun distrik lain.

Gambar 2 menunjukkan sebanyak 50,7


persen nelayan memilih mengikuti perkumpulan
nelayan, dalam hal ini adalah camp nelayan.
Sebanyak 23,9 persen nelayan memilih pernah
mengikut pemilik kapal. Kapal yang nelayan
maksud adalah kapal bagan apung yang beroperasi
di sekitar laut Misool Selatan. Secara langsung Gambar 3. Persentase Masyarakat Nelayan
KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
nelayan yang pernah membagi kerja menjadi
Kebiasaan Hidup Masyarakat
pemimpin kelompok sementara yang nantinya bisa
Nelayan KKPD di Misool Selatan.
berganti. Hal ini ditunjukkan sebanyak 25,4 persen
Figure 3. Percentage of Fishermen in KKPD
nelayan menjadi pemimpin kelompok sementara.
South Misool by Type Of Lifestyle.

119
mereka.

J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015


i) Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan karakteristik masyarakat nelayan KKPD di Misoo
Gaya hidup yang dimaksud dalam penelitian menggunakan lebih dari 50 persen keuangan
Selatan dengan menganekaragamkan penggunaan keuangan mereka. Manajemen keuangan
ini adalah kebiasaan yang nelayan lakukan sehari- untuk konsumsi pangan. Hal ini tidak berbeda jauh
tersebut meliputi
hari. Beberapa kegiatan yang semakin menjadi menggunakan
dengan uangyanguntuk kebutuhan
dilakukan makan,
nelayan jajan dan
Misool membeli rokok, umtu
Selatan.
kebiasaan nelayan diantaranya merokok
merawatketika tidakdan untuk
perahu, Sebesar 25,7 persen
menambah dari Pancasasti
alat tangkap. responden(2008)
banyak
menyebutkan bahwa
melaut, jajan ketika tidak melaut, berada di rumah menggunakan uang mereka untuk kebutuhan
nelayan menggunakan
saja ketika tidak melaut, dan membawa minuman lebih
makan. dariKondisi
50 persen keuangan
tersebut untuk dengan
didukung konsumsiyang
pangan. Hal ini tida
keras ketika melaut. Gambarberbeda 3 menunjukkan
jauh dengan terjadi di lokasinelayan
yang dilakukan penelitian
Misoolbahwa
Selatan.kebutuhan
Sebesar 25,7 persen dar
terdapat sebesar 39 persen responden yang makan (beras) nelayan dalam sehari bisa mencapai
responden banyak menggunakan uang mereka untuk kebutuhan makan. Kondisi tersebu
merokok ketika tidak melaut, 41 persen responden 2 kg dengan harga antara Rp. 10 000 sampai
didukungresponden
jajan ketika tidak melaut, 17,1 persen dengan yang Rp.
terjadi di lokasi
12 000 penelitian bahwa kebutuhan makan (beras) nelayan
per hari.
berada di rumah ketika tidak dalam melaut, danbisa
sehari 2,9
mencapai 2 kg dengan harga antara Rp. 10 000 sampai Rp. 12 000 per hari.
persen membawa minuman keras ketika tidak
melaut. Persentase terbesar ada pada aktivitas Banyak menggunakan Banyak menggunakan
uang untuk uang untuk
jajan ketika tidak melaut. Hal tersebut diungkapkan menambah alat kepentingan makan/
oleh Muflikhati (2010) bahwa nelayan sangat boros tangkap/ Spend alot of Spend alot of money
money for add fishing for feeding 25.7%
dalam menggunakan uang dengan menghabiskan gear 24%
banyak uang untuk merokok dan jajan. ,

Hal lain diakui nelayan bahwa mereka sering Banyak menggunakan Banyak menggunakan
uang untuk jajan dan
merokok ketika tidak melaut, jajan karena tidak uang untuk merawat
membeli rokok/
perahu/ Spend alot of
melaut dengan berhutang ke kios, tetap berada di money for treating Spend alot of money
for pocket and buying
rumah dan terkadang membawa minuman keras boat 25.7%
cigarettes 24.6%
ketika melaut di malam hari agar menjaga suhu
badan tetap hangat. Gambar 4. Persentase Gambar.4..Persentase
Masyarakat Nelayan KKPD diMasyarakat Nelayan Penggunaan
Misool Selatan Berdasarkan
KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
Keuangan
Karakteristik Ekonomi Masyarakat Figure Nelayan
4. Percentage of FishermenPenggunaan
in KKPD SouthKeuangan.
Misool by Type of Financial Management
KKPD di Misool Selatan Figure 4. Percentage of Fishermen in KKPD
Gambar 4 menunjukkan sebesar South 24,6Misool
persenby penggunaan keuangan untuk jajan dan
Type of Financial
Karakteristik ekonomi masyarakat nelayan
membeli Management.
KKPD di Misool Selatan terjadi pada rokok. Hal ini pun ditunjukkan bahwa 39 persen responden nelayan merokok dan 41
berbagai
bentuk, diantaranya manajemen keuangan nelayan, nelayan jajan ketika tidak melaut (Gambar 3). Disebutkan juga oleh
persen responden
Gambar 4 menunjukkan sebesar 24,6
diversifikasi pekerjaan, dan adaptasi teknologi
Muflikhati (2010) bahwapersen penggunaan
pengalokasian keuangan keuangan
yang ada untuk jajan dan
pada nelayan sebagian besar untu
sebagai usaha meningkatkan hasil tangkapan
membeli rokok. Hal ini pun ditunjukkan bahwa
mereka. Manajemen keuangan jajan dan merokok.
didasarkan pada Gambar 4 menyebutkan alokasi keuangan untuk merawat perahu sebesa
39 persen responden nelayan merokok dan 41
pengalokasian keuangan nelayan untuk kebutuhan 1
persen responden nelayan jajan ketika tidak melaut
sehari-hari maupun bulanan mereka. Diversifikasi
(Gambar 3). Disebutkan juga oleh Muflikhati (2010)
pekerjaan melihat pemanfaatan sumber daya yang
bahwa pengalokasian keuangan yang ada pada
ada di sekitar pesisir. Sebagaimana disebutkan
nelayan sebagian besar untuk jajan dan merokok.
oleh Satria (2002) bahwa nelayan bergantung
Gambar 4 menyebutkan alokasi keuangan untuk
pada sumber daya pesisir, salah satunya mata
merawat perahu sebesar 25,7 persen karena
pencaharian lain diluar sebagai nelayan. Adaptasi
nelayan merasa perahu merupakan barang yang
teknologi menjadi bentuk respon terhadap teknologi
sangat menunjang aktivitas melaut mereka dan
yang berkembang untuk meningkatkan hasil laut
sebesar 24 persen responden menggunakan uang
mereka.
mereka untuk menambah alat tangkap. Menambah
i) Manajemen Keuangan alat tangkap lebih banyak dilakukan pada
berbagai ukuran pancing timah yang digunakan
Manajemen keuangan merupakan untuk melaut.
karakteristik masyarakat nelayan KKPD di Misool
Selatan dengan menganekaragamkan penggunaan ii) Diversifikasi pekerjaan
keuangan mereka. Manajemen keuangan tersebut
Masyarakat nelayan Misool Selatan
meliputi menggunakan uang untuk kebutuhan
melakukan pekerjaan lain yang menunjang
makan, jajan dan membeli rokok, umtuk merawat
kebutuhan hidup mereka. Diversifikasi pekerjaan
perahu, dan untuk menambah alat tangkap.
menjadi salah satu bentuk karakteristik masyarakat
Pancasasti (2008) menyebutkan bahwa nelayan
nelayan Misool Selatan pada bidang ekonomi.

120
ikasi pekerjaan
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)
yarakat nelayan Misool Selatan melakukan pekerjaan lain yang menunjang kebutuhan
reka. Diversifikasi pekerjaan menjadi salah satu bentuk karakteristik masyarakat
Hal tersebut diungkapkan oleh Mugni (2006) diungkapkan oleh Herdian (2003) bahwa nelayan
isool Selatan pada
dan bidang ekonomi.
Muflikhati Hal tersebut
(2010) bahwa nelayandiungkapkan
melakukan oleh Mugni (2006)
menggunakan dan bermotor tempel sebagai
kapal
(2010) bahwa pekerjaan lain khususnya pada musim paceklik.
nelayan melakukan usaha meningkatkan hasil tangkapan. Selain itu
pekerjaan lain khususnya pada musim paceklik.
Diversifikasi pekerjaan yang dilakukan masyarakat nelayan melakukan modifikasi alat tangkap sesuai
nelayan
si pekerjaan yang Misoolmasyarakat
dilakukan Selatan antara lain memiliki
nelayan Misool kios/
Selatan kondisi
antara perairan (Sihombing, 2003). Hal ini terjadi
lain memiliki
toko untuk berjualan, membuka kebun, bekerja di di nelayan Misool Selatan sebagai bentuk aktivitas
untuk berjualan,perusahaan,
membuka kebun, bekerja
budi daya rumputdilaut,
perusahaan, budi daya
dan membeli rumput
adaptasi laut,didan
wilayah KKPD.
dan memelihara ternak.
an memelihara ternak.

Memiliki toko untuk


berjualan/ Have a
Membeli dan memelihara
merchant for selling 3.3%
ternak/ Buy and raise the
cattle 8.9%
Membuka
kebun/ Open
garden
22.2%
Membudidayak
an rumput laut/
Culture the Kerja di
seaweed 32.2 perusahaan/
% Working in Gambar.6..Persentase Masyarakat Nelayan
company KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
33.3%
Adaptasi Teknologi Masyarakat
Nelayan KKPD di Misool Selatan.
Gambar.5..Persentase Masyarakat Nelayan Figure 6. Percentage of Fishermen in KKPD
KKPD di Misool Selatan Berdasarkan South Misool by Type Of Technology
r 5. Persentase Masyarakat Nelayan KKPD di Misool Selatan Berdasarkan Diversifikasi Pekerjaan
Diversifikasi Pekerjaan Masyarakat
Masyarakat Nelayan KKPD di Misool Selatan Adaptation.
Nelayan KKPD di Misool Selatan.
ure 5. Percentage of Fishermen in KKPD South Misool by Type Of Occupation Diversification
Figure 5. Percentage of Fishermen in KKPD Gambar 6 menunjukkan sebesar 8,6 persen
South Misool by Type Of Occupation responden beralih ke perahu johnson (perahu
bar 5 menunjukkan terdapat sebesar 3.3 persen nelayan yangmesin),
Diversification. memiliki kios/toko
44,1 persen responden memodifikasi alat
tangkap, dan 47,3 persen responden memakai
jualan, 22.2 persenGambar nelayan5 membuka
menunjukkankebun,
terdapat sebesar
33.3 persen motor
nelayan bekerja di
tempel pada perahu tradisional. Persentase
3.3 persen nelayan yang memiliki kios/toko untuk
n, 32.2 persen berjualan,
nelayan membudidaya rumput laut, dankebun,
8.9 persenterbesar adamembeli
nelayan pada tetap memakai motor tempel
22.2 persen nelayan membuka
pada perahu tradisional. Hampir tidak ditemui
33.3 persen nelayan bekerja di perusahaan, 32.2
elihara ternak. Persentase terkecil terdapat pada nelayan yangnelayan memiliki
yangkios/toko
melaut menggunakan perahu dayung.
persen nelayan membudidaya rumput laut, dan 8.9
jualan. Hal inipersenterjadinelayan
karenamembeli
pemilikdankios/toko
memelihara ternak.nelayan pendatang
adalah Sebesar 44,1daripersen responden nelayan
Persentase terkecil terdapat pada nelayan yang memodifikasi alat tangkap mereka. Memodifikasi
memiliki kios/toko untuk berjualan. Hal ini terjadi alat tangkap yang15 dilakukan nelayan adalah
karena pemilik kios/toko adalah nelayan pendatang menambah dan beralih ke alat tangkap yang
dari kampung sekitar atau distrik lain. Persentase diperbolehkan di sekitar KKPD seperti berbagai
tertinggi dari diversifikasi pekerjaan nelayan ukuran pancing timah.
terdapat pada kerja di perusahaan. Perusahaan
yang dimaksud adalah perusahaan mutiara yang STRATEGI ADAPTASI NELAYAN TERHADAP
beroperasi di sekitar KKPD di Misool Selatan. PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI
Sebesar 33.3 persen nelayan juga bekerja di PERAIRAN DAERAH (KKPD)
perusahaan mutiara.
Diversifikasi Kegiatan Ekonomi
iii) Adaptasi Teknologi
Sumber penghasilan nelayan Distrik Misool
Adaptasi teknologi merupakan salah satu Selatan tidak hanya berasal dari hasil laut yang
aktivitas nelayan yang ada di KKPD berhubungan mereka dapatkan. Sumber penghasilan itu berasal
dengan penggunaan teknologi yang disesuaikan dari berbagai kegiatan lain di luar bidang perikanan.
dengan kondisi yang terjadi. Hal tersebut Hasil pengolahan data pada bab sebelumnya

121
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015

menunjukkan bahwa terdapat strategi-strategi


adaptasi yang dilakukan nelayan Misool Selatan
dalam menghadapi penetapan kawasan laut
menjadi kawasan konservasi perairan daerah.
Kombinasi pekerjaan lain yang dilakukan nelayan
Misool Selatan menjadikan hal ini sebagai bentuk
penganekaragaman sumber penghasilan dan
menjadi bentuk adaptasi.

Sejak tahun 2007 nelayan Misool Selatan


melakukan diversifikasi kegiatan ekonomi pada
kegiatan di bidang perikanan dan non-perikanan.
Selain mencari ikan, nelayan mengusahakan budi
daya rumput laut. Namun karena keterbatasan
pengetahuan tentang budi daya rumput laut, usaha
ini kurang memberikan hasil dan berhenti. Selain Gambar.8..Persentase Masyarakat Nelayan
itu, nelayan mengubah penjualan hasil laut ke orang KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
Kegiatan Ekonomi di Bidang
yang bukan menjadi pembeli seperti biasanya.
Perikanan.
Kegiatan ini mereka lakukan untuk mendapatkan
pembeli lain dan membuat hasil laut mereka Figure 8. Percentage of Fishermen in KKPD
South Misool by Type Of Economic
terjual.
Activity In Fisheries Affairs.

Gambar 9 menunjukkan kegiatan pada


bidang non perikanan yang dilakukan nelayan
adalah bekerja sebagai kuli bangunan (29,9%),
mengikutsertakan anggota keluarga untuk bekerja
(30,9%), membeli dan memelihara ternak (8,3%),
dan bekerja di perusahaan (30,9%).

Gambar.7..Persentase Masyarakat Nelayan


KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
Kegiatan Ekonomi Nelayan pada
Bidang Perikanan dan Non Perikanan.
Figure 7. Percentage of Fishermen in KKPD
South Misool by Type Of Economic
Activity.

Gambar 7 menunjukkan nelayan Misool


Selatan yang melakukan kegiatan ekonomi melalui Gambar.9..Persentase Masyarakat Nelayan
bidang perikanan sebesar 37,1 persen dan non KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
perikanan sebesar 62,9 persen. Hal ini diungkapkan Kegiatan Ekonomi di Bidang Non
oleh Satria (2009) bahwa terdapat dua macam Perikanan.
strategi nafkah ganda yang dilakukan nelayan, Figure 9. Percentage of fishermen in KKPD
yaitu di bidang perikanan dan non-perikanan. South Misool by Type Of Economic
Nelayan Misool Selatan menerapkan kegiatan Activity In Non-Fisheries Affairs.
ekonomi di bidang perikanan dengan membudidaya
rumput laut sebesar 22,8 persen dan mengubah
Bekerja di perusahaan menjadi kegiatan
penjualan hasil laut ke orang yang bukan menjadi
yang paling banyak dilakukan oleh nelayan Misool
pembeli seperti biasanya sebesar 77,2 persen
Selatan. Walaupun hanya menjadi karyawan,
(Gambar 8).
pendapatan dari bekerja di perusahaan menjadi

122
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)

salah satu sumber penghasilan dan tumpuan Sebelum adanya penetapan kawasan
kebutuhan hidup nelayan. Sebagian besar konservasi perairan daerah, nelayan masih
masyarakat nelayan Misool Selatan pernah dan menggunakan alat tangkap yang merusak, seperti
sedang menjadi karyawan perusahaan budi daya bom, bius, kompressor, pukat harimau, bubu,
mutiara. Nelayan merasa pekerjaan ini memberikan jaring hanyut, jaring insang dan pancing rawal.
penghasilan yang pasti di setiap bulannya. Tidak Namun, setelah adanya penetapan kawasan
hanya kepala rumah tangga, ibu rumah tangga konservasi perairan daerah, nelayan meninggalkan
pun menjadi salah satu pelaku strategi adaptasi kebiasaan mengambil hasil laut yang merusak.
nelayan pada bidang ini. Alat penangkapan yang masih digunakan hingga
sekarang adalah berbagai ukuran pancing. Adaptasi
Investasi yang dilakukan nelayan adalah dengan menambah
ukuran pancing yang digunakan.
Investasi menjadi salah satu bentuk
pengalokasian dana yang dimiliki nelayan ke
bentuk lain. Pada penelitian ini investasi dibedakan
menjadi investasi pada bidang perikanan dan non
perikanan. Gambar 10 menunjukkan persentase
investasi pada bidang perikanan menjadi kegiatan
utama (65,8%). Sedangkan investasi pada
bidang non perikanan dilakukan oleh 34,2 persen
responden nelayan.

Gambar 11. Persentase Masyarakat Nelayan


KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
Investasi Kegiatan Ekonomi di
Bidang Perikanan.
Figure 11. Percentage of Fishermen in KKPD
South Misool by Type Of Investation
In Fisheries Economic Activity.
Gambar.10...Persentase Masyarakat Nelayan
KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
Investasi Pada Bidang Perikanan Masyarakat mengetahui penggunaan alat
Dan Non Perikanan. tangkap yang dapat merusak laut, terutama
Figure 10. Percentage of Fishermen in KKPD terumbu karang yang menjadi tempat bertelur
South Misool by Type Of Investation. dan pemijahan ikan. Hal ini didapatkan nelayan
melalui sosialisasi penggunaan alat tangkap
ramah lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah
Investasi pada bidang perikanan dilakukan bersama LSM. Walaupun masih ada masyarakat
oleh masyarakat nelayan dengan menambah yang tidak mengerti manfaat yang akan didapatkan,
jenis alat tangkap (51,9%), membeli mesin perahu pelaksanaan KKPD mengurangi penggunaan alat
(28,6%), dan menambah armada perahu (19.5%). tangkap yang tidak ramah lingkungan. Salah satu
Gambar 11 menunjukkan kegiatan menambah jenis hasilnya adalah kondisi terumbu karang semakin
alat tangkap adalah kegiatan yang paling banyak yang membaik.
dilakukan oleh nelayan. Menambah alat tangkap
dilakukan dengan menambah ukuran salah satu Kegiatan yang paling sedikit dilakukan
jenis alat tangkap yang sering digunakan untuk oleh nelayan adalah menambah armada perahu.
menangkap ikan, seperti pancing timah dengan Kegiatan menambah armada perahu merupakan
berbagai ukuran. penggantian jenis perahu yang dimiliki nelayan.
Daerah tangkapan yang semakin jauh membuat

123
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015

nelayan beralih dari perahu tradisional ke perahu dilanda kesulitan. Sama halnya pada tingkat
bermotor. Kondisi daerah tangkapan ini membuat keluarga, nelayan memanfaatkan fungsi hubungan
sebagian nelayan yang lain memiliki lebih dari satu keluarga (27,5%). Pemerintahan kampung sebagai
perahu. Nelayan mendapatkan perahu-perahu pengayom masyarakat nelayan menjadi salah satu
tersebut dengan membeli sendiri atau dari bantuan jenis hubungan sosial yang dilakukan nelayan
pemerintah. Pada bidang non perikanan, nelayan (12,9%).
hanya melakukan investasi dengan membeli
perhiasan sebagai tabungan. Jaringan sosial nelayan Misool Selatan
menunjukkan hubungan sosial yang terbagi menjadi
Jaringan Sosial dua jenis, yaitu hubungan sosial secara horizontal
dan vertikal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Jaringan sosial atau hubungan sosial Kusnadi (2000) bahwa status sosial-ekonomi rumah
menjadi salah satu ciri nelayan sebagai makhluk tangga nelayan terbagi menjadi dua jenis hubungan
sosial yang membutuhkan orang lain dalam proses sosial yaitu hubungan sosial bersifat horizontal
hidupnya. Hal ini merupakan salah satu upaya dan vertikal. Pada penelitian ini hubungan sosial
nelayan untuk bertahan dari perubahan kondisi yang bersifat horizontal adalah hubungan nelayan
yang terjadi. Strategi adaptasi dalam bentuk dengan tetangga dan saudara. Hubungan sosial
jaringan sosial dilakukan nelayan untuk memenuhi dengan tetangga memiliki status sosial yang sama,
kebutuhan mereka, seperti penguasaan sumber walaupun kondisi ekonomi yang berbeda tetapi
daya, permodalan, memperoleh keterampilan, kondisi ekonomi nelayan di lokasi penelitian secara
pemasaran hasil dan pemenuhan kebutuhan pokok umum tidak jauh berbeda. Hubungan sosial dengan
(Wahyono et al., 2001). saudara merupakan hal wajar yang dilakukan oleh
nelayan ataupun rumah tangga lain ketika ada
salah satu diantaranya membutuhkan bantuan.
Hubungan yang bersifat vertikal terwujud dalam
bentuk hubungan dengan aparat pemerintahan
kampung dan hubungan dengan plasma dalam
sistem patron-klien.

Aparat pemerintahan kampung memiliki tugas


dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat
sekitar. Walaupun kondisi ekonomi individu
aparat pemerintahan kampung yang relatif sama
dengan nelayan lain, status sosial sebagai aparat
pemerintahan kampung menjadi faktor utama
Gambar 12. Persentase Masyarakat Nelayan dalam hubungan sosial nelayan secara vertikal.
KKPD di Misool Selatan Berdasarkan Kondisi ini diperkuat dengan adanya kepala adat
Hubungan Sosial Nelayan dengan ataupun kerabat yang menjadi bagian dari aparat
Pihak Lain. pemerintahan kampung. Pengaruh kepala adat
Figure 12. Percentage of fishermen in KKPD menentukan keputusan dari setiap musyawarah
South Misool by Type Of Social yang dilakukan masyarakat.
Relations Between Fishermen And
Other Parties. Jaringan sosial yang dibangun dengan
plasma merupakan bentuk sistem patron-klien
Kegiatan yang dilakukan nelayan dalam yang selama ini masih terjadi pada masyarakat
kerangka jaringan sosial dalam bentuk hubungan nelayan di Indonesia. Plasma yang memerankan
dengan tetangga, hubungan dengan plasma, sebagai patron adalah pengumpul ikan hidup hasil
hubungan dengan saudara, dan hubungan dengan tangkapan nelayan dan kemudian menjual dalam
aparat pemerintahan kampung. Persentase jumlah besar ke kapal dari negara lain. Klien adalah
tersebut menunjukkan hubungan nelayan dengan nelayan-nelayan kecil yang menangkap ikan hidup
tetangga adalah jenis kegiatan yang paling banyak dan memiliki ketergantungan pada plasma dalam
dilakukan, yaitu sebesar 31,5 persen. Berdasarkan berbagai hal, khususnya dalam bidang sosial
jaringan yang terjadi di masyarakat nelayan, ekonomi mereka. Bentuk hubungan yang selama
27,8 persen responden menunjukkan nelayan ini dilakukan dalam sistem patron-klien adalah
berhubungan dengan plasma apabila sedang pinjaman uang ketika dalam masa sulit, penyediaan

124
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)

rokok, bantuan keperluan alat tangkap seperti mesin perikanan sebesar 41,5 persen dengan memperluas
perahu dan alat tangkap lain. Nelayan di Misool daerah tangkapan ikan (Gambar 14).
Selatan menyadari bahwa mereka harus menjual
hasil tangkapan ikan hidup kepada plasma, karena
selama ini plasma memberikan bantuan. Hal ini
menimbulkan ketergantungan nelayan kepada
plasma.

Hubungan patron-klien semakin menguat


manakala nelayan semakin sulit mencari ikan.
Alasan utama mereka adalah daerah tangkapan
yang telah berubah sejak penetapan KKPD. Hal
ini memaksa mereka untuk mencari daerah lain
yang cukup jauh agar mendapatkan ikan. Selain
itu, kondisi kawasan yang masih dalam tahap
pemulihan akibat penangkapan ikan dengan alat Gambar 14. Persentase Masyarakat Nelayan
yang dilarang, menjadi tantangan nelayan untuk KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
ikut mengawasi wilayah laut mereka. Tipe Migrasi Atas Waktu.
Figure 14. Percentage of Fishermen in KKPD
Migrasi South Misool by Type Of Migration
Based On Time.

Daerah tangkapan nelayan yang sebelumnya


hanya di wilayah kampung sekitar mereka menjadi
meluas ke daerah kampung lain. Kondisi tersebut
dirasakan oleh hampir semua nelayan responden,
namun mereka saling memahami ketika ada
nelayan dari kampung lain masuk ke daerah
tangkapan mereka. Terkecuali bagi nelayan dari
luar Raja Ampat, nelayan sekitar Misool Selatan
akan bertindak tegas jika tidak ada ijin tangkap
ataupun ijin dari pemerintahan kampung untuk
menangkap ikan di daerah tangkapan masing-
Gambar 13. Persentase Masyarakat Nelayan masing kampung.
KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
Migrasi Pada Bidang Perikanan dan Gambar 14 menunjukkan sebesar 58,5
Non Perikanan. persen responden melakukan migrasi non
Figure 13. Percentage of Fishermen in KKPD perikanan. Migrasi non perikanan dibedakan
South Misool by Type Of Migration dalam dua bentuk yaitu berdasarkan waktu dan
on Fisheries and Non Fisheries keikutsertaan anggota keluarga.
Affairs.
Berdasarkan waktu, migrasi pada
penelitian ini dibedakan menjadi 2 kegiatan yaitu
Migrasi secara regional yang selama ini berpindah kerja ke daerah lain dan menetap di
pernah dilakukan menitikberatkan pada peningkatan sana dan berpindah kerja ke tempat lain tetapi
kepadatan penduduk yang pesat di daerah- setiap hari kembali ke tempat asal (sementara).
daerah tertentu, sebagai distribusi penduduk yang Gambar 15 menunjukkan kegiatan yang paling
tidak merata. Namun pada penelitian ini migrasi banyak dilakukan nelayan adalah berpindah kerja
dilakukan karena kebutuhan ekonomi nelayan. ke daerah lain dan menetap di sana (60,4%)
Migrasi menjadi salah satu strategi adaptasi yang dan berpindah kerja ke tempat lain tetapi hanya
dilakukan nelayan untuk bertahan dari perubahan sementara waktu sebesar 39,6 persen. Pengamatan
pada kawasan konservasi. Penelitian ini terlebih di lokasi penelitian juga menunjukkan masyarakat
dahulu memisahkan strategi adaptasi pada yang menetap dan bermukim bukan nelayan asli
investasi di bidang perikanan dan non perikanan. dari kampung tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan migrasi pada bidang

125
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015

nelayan ditunjukkan melalui gaya hidup. Gaya


hidup nelayan terdiri dari kebiasaan jajan, merokok,
berada di rumah ketika tidak melaut dan membawa
minuman keras ketika melaut.

Karaktersitik ekonomi nelayan ditunjukkan


melalui manajemen keuangan nelayan, diversifikasi
pekerjaan dan adaptasi teknologi. Manajemen
keuangan nelayan menunjukkan sebagian besar
penggunaan keuangan untuk kebutuhan makan
dan perawatan perahu, selain untuk jajan, membeli
Gambar 15. Persentase Masyarakat Nelayan rokok dan menambah alat tangkap. Diversifikasi
KKPD di Misool Selatan Berdasarkan pekerjaan dilakukan oleh sebagian besar nelayan
Jenis Migrasi pada Anggota dengan bekerja di perusahaan, selain membudidaya
Keluarga. rumput laut, membuka kebun, membeli dan
Figure 15. Percentage of Fishermen in KKPD memelihara ternak dan memiliki kios/toko untuk
South Misool by Type Of Migration berjualan. Adaptasi teknologi masyarakat nelayan
Based on Family Members. memakai motor tempel pada perahu tradisional
sebagai adaptasi teknologi yang paling banyak
dilakukan, selain memodifikasi alat tangkap dan
Migrasi berdasarkan keikutsertaan anggota beralih ke perahu johnson.
keluarga dilakukan oleh 71,4 persen nelayan dengan
mengajak seluruh anggota keluarga dan 28,6 Strategi adaptasi nelayan merupakan
persen tanpa mengajak keluarga. Keikutsertaan respon yang muncul karena adanya perubahan
anggota keluarga dengan mengajak seluruh di kawasan konservasi. Strategi adaptasi tersebut
anggota keluarga mendominasi strategi adaptasi berupa diversifikasi kegiatan ekonomi, investasi,
migrasi. Hal ini terjadi karena mayoritas penduduk membangun jaringan sosial, dan migrasi. Investasi
pendatang yang awalnya hanya sendiri bermigrasi menjadi strategi adaptasi yang paling banyak
mengajak anggota keluarga lain untuk ikut bekerja. dilakukan oleh nelayan Misool Selatan. Strategi
Terlihat pada karakteristik rumah tangga responden investasi dibedakan dalam dua bidang yaitu bidang
(nelayan) yang memiliki anggota rumah tangga perikanan dan non perikanan. Bidang perikanan
berjumlah 4-6 orang. Lain halnya dengan migrasi menjadi investasi terbesar dilakukan oleh nelayan
tanpa mengajak keluarga yang mayoritas dilakukan dengan menambah jenis alat tangkap, membeli
oleh pemuda Misool Selatan. mesin perahu dan menambah armada perahu.
Strategi investasi non perikanan dilakukan nelayan
dengan membeli perhiasan. Diversifikasi kegiatan
PENUTUP ekonomi pun dibedakan dalam dua bidang
yaitu perikanan (membudidaya rumput laut dan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah mengubah penjualan hasil laut ke orang yang
merupakan kawasan perairan yang dilindungi agar bukan menjadi pembeli seperti biasanya) dan
mampu mewujudkan pengelolaan sumber daya laut non perikanan (bekerja sebagai kuli bangunan,
berkelanjutan. Hal yang perlu diperhatikan adalah mengikutsertakan anggota keluarga untuk bekerja,
sumber daya di kawasan KKPD dan karakteristik membeli dan memelihara ternak dan bekerja di
sosial-budaya dan ekonomi nelayan. Karakteristik perusahaan).
sosial masyarakat nelayan ditunjukkan melalui
interaksi sosial masyarakat nelayan. Persentase Membangun jaringan sosial dilakukan
interaksi sosial menunjukkan kegiatan berhutang nelayan dengan meminta bantuan tetangga,
ke toko/kios terdekat sebagai jenis yang paling plasma, saudara dan aparat pemerintahan
banyak dilakukan, selain hubungan dengan plasma kampung. Migrasi nelayan terjadi pada bidang
dan meminjam uang ke tetangga. Organisasi perikanan (memperluas daerah tangkapan) dan
kerja masyarakat nelayan menunjukkan sebagian non perikanan (migrasi berdasarkan waktu yaitu
besar masyarakat nelayan pernah mengikuti berpindah kerja ke daerah lain dan menetap di
perkumpulan nelayan, selain dari mengikut sana dan berpindah kerja ke tempat lain tetapi
pemilik kapal dan menjadi pemimpin kelompok setiap hari kembali ke tempat asal dan migrasi
sementara. Karaktersitik budaya masyarakat berdasarkan keikutsertaan anggota keluarga yaitu

126
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)

mengajak seluruh anggota keluarga dan tanpa berkelanjutan dapat terjadi seperti penguatan
mengajak anggota keluarga). Strategi adaptasi kelembagaan, pengawasan, penegakan aturan,
tinggi ditunjukkan oleh investasi dan membangun monitoring dan evaluasi KKPD. Lebih khusus
jaringan sosial. Sedangkan strategi adaptasi penelitian terhadap pengaruh status kependudukan
sedang ditunjukkan oleh diversifikasi kegiatan dengan persepsi dan bentuk adaptasi nelayan
ekonomi dan migrasi. pendatang terhadap kawasan konservasi.

Saran yang peneliti berikan setelah melakukan PERSANTUNAN


proses penelitian sampai penulisan laporan hasil
penelitian ditujukan kepada beberapa pihak yang Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan
terlibat dalam pengelolaan KKPD Misool Selatan, terima kasih kepada Bapak Dr Arif Satria, SP MSi,
diantaranya nelayan, pemerintah kampung, dan dosen pembimbing yang senantiasa memberikan
Dinas Kelautan dan Perikanan Raja Ampat. Selain saran, kritik, dan motivasi. Semua pihak yang telah
itu peneliti juga memberikan saran kepada peneliti memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan,
lain untuk melakukan penelitian terkait pengelolaan dan kerja sama yang selama ini diberikan kepada
KKPD khususnya di Misool Selatan Raja Ampat penulis.
maupun di daerah lain.

Nelayan sebagai aktor yang terlibat DAFTAR PUSTAKA


dengan pemanfaatan sumber daya di sekitar
KKPD perlu mengembangkan bentuk-bentuk Burke, L., K. Reytar, M. Spalding and A. Perry.
mata pencaharian alternatif berbasis pengelolaan 2012. Menengok Kembali Terumbu Karang
sumber daya berkelanjutan, tidak eksploitatif, yang Terancam di Segitiga Terumbu
memberikan nilai tambah yang tinggi, dan selaras Karang. [Buku Elektronik]. [Internet].
[diunduh 2014 Jan 15]. Tersedia pada:
dengan budaya yang ada. Pemerintah kampung
http://www.coraltriangleinitiative.org/sites/
melakukan penataan ulang kebijakan terkait
default/files/resources/RR_CT_Bahasa_
dengan pengelolaan sumber daya di sekitar KKPD low-res_01-14-13.pdf.
terutama peraturan kampung. Pemerintah kampung
bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Raja Herdian, D. 2003. Karakteristik sosial ekonomi
Ampat perlu melakukan upaya antisipasi dengan dan pola hubungan patron-klien masyarakat
pendekatan ekonomi maupun sosial budaya guna nelayan (studi kasus Desa Bandengan,
mencegah potensi kerawanan sosial di masyarakat Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon,
akibat menurunnya pendapatan yang disebabkan Propinsi Jawa Barat). [tesis]. [Internet].
[diunduh 2014 Jan 7]. Tersedia pada:
langkanya sumber daya perikanan di daerah
h t t p : / / r e p o s i t o r y. i p b . a c . i d / b i t s t r e a m /
tersebut.
handle/123456789/16048/A03dhe.
Selain itu perlu peningkatan kapasitas sumber pdf?sequence=2.
daya manusia, kapasitas pemerintahan kampung, Kawasan Konservasi dan Jenis Ikan. 2013.
kelembagaan nelayan, dan kelembagaan lain Laporan lokakarya kemitraan dalam
dengan pendampingan yang intensif agar dapat pengelolaan kawasan konservasi perairan.
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam Bogor (ID): KKJI.
secara berkelanjutan. Pengembangan kapasitas
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
nelayan diantaranya dengan memberikan pelatihan
Indonesia. 2013. Kelautan dan Perikanan
kegiatan budi daya, seperti budi daya rumput laut
Dalam Angka 2011. [Internet]. [diunduh
yang dulu pernah dilakukan nelayan. Kelembagaan 2013 Des 30]. Tersedia pada: http://statistik.
nelayan yang dimaksud adalah kelompok resmi kkp.go.id/index.php/arsip/file/37/kpda11_
yang mengakomodasi perkumpulan nelayan, ok_r06_v02.pdf/.
sehingga nelayan dapat dengan mudah menjual
hasil laut secara berkelompok ke kapal besar. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia. 2013. Visi, misi, grand strategy
Kepada peneliti lain perlu adanya penelitian dan sasaran strategis KKP. [Internet].
lanjut terkait persepsi masyarakat terhadap [diunduh 2013 Des 30]. Tersedia pada: http://
KKPD dan tingkat partisipasi masyarakat dalam kkp.go.id/index.php/arsip/c/8278/VISI-MI-
pengelolaan KKPD sehingga pengelolaan SI-TUJUAN-DAN-SASARAN-STRATE-
GIS/?category_id=65.

127
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015

Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Priyanto, F. 2011. Dampak zonasi taman
Jaringan Sosial. Bandung (ID): Humaniora nasional karimunjawa terhadap strategi
Utama Press. nafkah nelayan kompresor. [skripsi].
[Internet]. [diunduh 2014 Jan 3].
Muflikhati, I. 2010. Analisis dan pengembangan Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/
model peningkatan kualitas sumber daya handle/123456789/52357.
manusia dan kesejahteraan keluarga
di wilayah Pesisir Provinsi Jawa Barat. Randan, N. 2011. Analisis dampak penetapan
[disertasi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor. kawasan konservasi laut daerah
terhadap kondisi sosial ekonomi nelayan.
Mugni, A. 2006. Strategi rumah tangga nelayan [skripsi]. [Internet]. [diunduh 2014 Jan 3].
dalam mengatasi kemiskinan (studi kasus Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/
nelayan Desa Limbangan, Kecamatan handle/123456789/51422.
Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Propinsi
Jawa Barat). [skripsi]. Bogor : Institut Satria, A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat
Pertanian Bogor Pesisir. Jakarta (ID): Cidesindo.

Nature Conservancy Raja Ampat. 2011. Analisis Satria, A. 2009. Pesisir dan Laut Untuk Rakyat.
Tren Monitoring Persepsi Masyarakat di Bogor (ID): IPB Press.
Kawasan Konservasi Laut Daerah Misool
Timur Selatan Dan Kofiau Raja Ampat. Sanur Sihombing, H. A. 2003. Analisis pendapatan
(ID): The Nature Conservancy, Program nelayan menurut jenis usaha di Desa
Kelautan Asia Pasifik. Pangandaran Kabupaten Ciamis. [skripsi].
[Institut Pertanian Bogor].
Pancasasti, R. 2008. Analisis perilaku
ekonomi rumah tangga dan peluang Wahyono, A., I. G. P. Antariksa, M. Imron,
kemiskinan nelayan tradisional. [skripsi]. R. Indrawasih dan Sudiyono. 2001.
[Internet]. [diunduh 2013 Des 24]. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan.
Tersedia pada:http://repository.ipb.ac.id/ Yogyakarta (ID): Media Pressindo.
handle/123456789/10712

128

Anda mungkin juga menyukai