ABSTRAK
Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) ditujukan untuk mewujudkan pengelolaan sumber
daya laut berkelanjutan. Hal yang perlu diperhatikan adalah sumber daya di kawasan KKPD serta
karakteristik sosial-budaya dan ekonomi nelayan. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik
masyarakat nelayan di wilayah KKPD dan strategi adaptasi yang dilakukan dalam merespon penetapan
KKPD. Kasus yang terjadi di KKPD Misool Selatan Raja Ampat menunjukkan adanya karakteristik
sosial-budaya dan ekonomi masyarakat nelayan yang beragam meliputi interaksi sosial, organisasi
kerja, gaya hidup, diversifikasi pekerjaan, manajemen keuangan, dan adaptasi teknologi. Pada aspek
interaksi sosial, mayoritas melayan memilih berhutang ke toko/kios terdekat, disamping kegiatan
yang berhubungan dengan plasma dan meminjam uang ke tetangga. Mayoritas nelayan mengikuti
perkumpulan nelayan, disamping mengikut pemilik kapal dan menjadi pemimpin kelompok sementara
untuk aspek organisasi sosial. Gaya hidup meliiputi kebiasaan jajan, merokok, berada di rumah ketika
tidak melaut, dan membawa minuman keras ketika melaut. Untuk aspek manajemen keuangan,
mayoritas nelayan menggunakan uang mereka untuk kebutuhan makan dan perawatan perahu,
disamping untuk jajan, membeli rokok dan menambah alat tangkap. Diversifikasi pekerjaan dilakukan
oleh sebagian besar nelayan dengan bekerja di perusahaan, budidaya rumput laut, membuka kebun,
membeli dan memelihara ternak dan memiliki kios/toko untuk berjualan. Mayoritas nelayan melakukan
adaptasi teknologi berupa penggunaan motor tempel pada perahu tradisional, disamping memodifikasi
alat tangkap dan beralih ke perahu Johnson. Strategi adaptasi nelayan merupakan respon yang muncul,
karena adanya perubahan di kawasan konservasi. Seiring dengan berbagai perubahan yang beragam,
mayoritas nelayan memilih strategi adaptasi dengan cara berinvestasi untuk menghadapi penetapan
KKPD.
Kata Kunci: karakteristik masyarakat nelayan, strategi adaptasi, karakteristik rumah tangga
nelayan, KKPD
ABSTRACT
Regional Marine Conservation Area (Kawasan Konservasi Perairan Daerah/KKPD) aims to
achieve sustainable marine resource management. The aspects that must be considered were resources
in marine conservation area and socio-cultural and economic characteristics of fishermen. This research
aims to analyze the characteristics of fishers communities in KKPD area and their adaptation strategies
to response KKPD establishment. In case of KKPD Misool Selatan Raja Ampat showed that there are
various socio-cultural and economic characteristics consists of social interaction, organization of work,
lifestyle, financial management, occupational diversification, and technological adaptations. In the social
interaction aspect, most of fishermen owed to nearby shop, besides related activity with Plasma, and
borrows money from their neighbors. Most of fishermen had attended the fishermen association, apart
from boat owners and temporary group leader for organization of work aspect. Lifestyle aspect consists
of habit of snacks consumption, smoking, stay at home when not fishing, and bring liquor when fishing.
For financial management aspect, most of fishermen allocated their funds to fulfill dining needs and boat
maintenance. Fisherman also have some occupational diversification consists of working in a company,
113
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015
seaweed culture, farming, buy and raise cattle, and sell in their shop. Then, most of fishermen using
outboards motor in their traditional boat as technology adaptation, besides modifying their fishing gear
and using Johnson boat. In line with various changes, most of fishermen choose investment strategy to
response KKPD establishment.
114
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)
konservasi harus dilakukan sehingga masyarakat penduduk yang terdiri dari penduduk asli dan
tidak rentan dengan kondisi ini. pendatang.
Salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai Data diperoleh dengan mewawancarai
bagian dari KKPD Raja Ampat adalah Distrik Misool responden dan informan. Responden dalam
Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Lokasi penelitian ini adalah sebanyak 45 orang dari 250
ini menjadi salah satu penerima penghargaan atas kepala rumah tangga di Distrik Misool Selatan,
pengelolaan kawasan konservasi yang menjadi yaitu yang bermatapencaharian sebagai nelayan.
percontohan di tingkat nasional. KKPD Raja Ampat Informan dalam penelitian ini meliputi kelompok
telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi konservasi, aparat kampung, pihak Dinas Kelautan
Perairan Nasional (KKPN) pada 3 September dan Perikanan Raja Ampat, dan Lembaga Swadaya
2009 melalui Keputusan Menteri Kelautan Masyarakat The Nature Conservancy. Pemilihan
dan Perikanan RI Nomor Kep.64/Men/2009. responden dilakukan dengan teknik simple random
Keputusan ini menetapkan perairan Kepulauan sampling, sedangkan pemilihan informan dilakukan
Raja Ampat dan Laut di sekitarnya sebagai Suaka dengan menggunakan teknik purposive.
Alam Perairan (SAP). Nelayan Misool Selatan-
Raja Ampat merupakan nelayan dengan mata
pencaharian pokok mencari ikan di laut. Pekerjaan KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH
ini yang dianggap memberikan hasil bagi penduduk RAJA AMPAT
setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja
Berdasarkan latar belakang tersebut, kajian ini
Ampat
menganalisis tentang: 1) karakteristik masyarakat
nelayan di kawasan konservasi perairan daerah; Berdasarkan laporan “Rencana Pengelolaan
2) strategi adaptasi yang dilakukan nelayan dalam Taman Pulau-Pulau Kecil Daerah Raja Ampat” dari
menghadapi penetapan kawasan konservasi Unit Pelaksana Teknis Dinas KKPD, Dinas Kelautan
perairan daerah. dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat tahun 2012
Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau
METODOLOGI Kecil (KKP3K) Raja Ampat dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat No. 27
Metode yang digunakan adalah metode Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi Laut
kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif Daerah Kabupaten Raja Ampat dan dijabarkan
dilakukan melalui teknik wawancara dengan melalui Peraturan Bupati Raja Ampat No. 5 Tahun
instrumen kuesioner. Metode kualitatif diterapkan 2009 tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah
dengan menggunakan wawancara mendalam dan Kabupaten Raja Ampat. Peraturan ini menyebutkan
instrumen pedoman wawancara, observasi, dan kawasan konservasi yang ada meliputi Kepulauan
studi literatur. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif Ayau-Asia, Kawe, Selat Dampier, Teluk Mayalibit,
dikombinasikan dalam upaya memperkaya data Kepulauan Kofiau-Boo dan Misool Timur Selatan.
dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti. Selain itu juga disebutkan pengelolaan kawasan
Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2014 konservasi ini dilakukan melalui rencana pengelolaan
sampai dengan Mei 2014. Penelitian ini dilakukan dan zonasi, secara kolaboratif dengan melibatkan
di Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) masyarakat setempat serta sistem jejaring karena
Raja Ampat, Papua Barat, tepatnya di Distrik terdapat keterkaitan antara satu kawasan dengan
Misool Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan dengan kawasan lainnya.
sengaja (purposive) mempertimbangkan kondisi
KKPD yang ada di Indonesia, diantaranya ialah: Kawasan Konservasi Perairan Daerah
(KKPD) Raja Ampat terdiri dari daratan dan lautan
1. KKPD Raja Ampat, salah satunya Distrik sehingga menjadikannya sebagai taman laut
Misool Selatan merupakan kawasan terbesar di Indonesia dengan berbagai potensi
konservasi yang menjadi percontohan pada sumber daya alam yang melimpah (Coremap II,
tingkat nasional. 2009 dalam KKJI, 2013). Pada kawasan konservasi
2. Pelaksanaan KKPD Raja Ampat melibatkan terdapat lebih dari 540 jenis karang keras, lebih dari
masyarakat dalam pengelolaannya. 1 000 jenis ikan karang, dan 700 jenis moluska.
Berbagai ekosistem yang ada di KKPD Raja Ampat
3. Karakteristik masyarakat nelayan Misool menjamin kelangsungan hidup berbagai jenis fauna
Selatan yang sangat beragam dengan di dalamnya. Sebaran ekosistem tersebut meliputi
115
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015
terumbu karang, hutan mangrove, dan padang ini masyarakat Misool Selatan lebih mengenal
lamun. kawasan ini sebagai Kawasan Konservasi Laut
Daerah (KKLD) Distrik Misool Selatan. Hal ini terjadi
Pengelolaan jangka panjang di Raja karena sejak pembentukan kawasan konservasi
Ampat memerlukan perencanaan tata ruang laut pada tahun 2006, The Nature Conservancy (TNC)
serta strategi pengelolaan yang memperhatikan bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Raja
konservasi dan pemanfaatan lestari dari sumber Ampat memperkenalkan kawasan konservasi laut
daya alam, juga pengetahuan lokal, budaya, daerah (KKLD). Fungsi KKLD dan KKPD memiliki
sejarah dan aspirasi dari masyarakat Raja Ampat. kesamaan berdasarkan peraturan perundangan
Meskipun komunitas lokal dan Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat
Raja Ampat telah membuat kemajuan dalam maupun daerah.
mengembangkan dan menginisiasi pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat, KKPD Distrik Misool Timur Selatan memiliki
namun masih terdapat sejumlah ancaman yang luas 366.000 ha dan 22 persen diantaranya adalah
saat ini berlangsung maupun yang berpotensi daerah tabungan ikan. Dukungan masyarakat
mengancam ekosistem yang ada. terhadap kawasan konservasi dibuktikan dengan
adanya deklarasi zonasi KKLP Misool Timur
Kawasan Konservasi Perairan Daerah Misool Selatan pada upacara adat Timai tahun 2012. Lima
Selatan kampung utama yaitu Dabatan, Yellu, Harapan Jaya,
Fafanlap, dan Kayerepop bersama-sama dengan
Kawasan konservasi perairan daerah Distrik distrik lain mendeklarasikan dukungan terhadap
Misool Selatan tergabung dalam KKPD Misool pelaksanaan kawasan konservasi perairan daerah.
Timur Selatan. Penetapan ini dilakukan setelah Hal ini dilakukan, karena setelah berjalannya
adanya penelitian yang dilakukan pemerintah KKPD masyarakat semakin merasakan perubahan
bersama Lembaga Swadaya Masyarakat terhadap pada kondisi perairan maupun aktivitas di perairan
sumber daya perairan yang ada di Misool Selatan sekitar KKPD. Perbedaan tersebut ditunjukkan
pada tahun 2002 sampai 2004. Namun, selama pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Aktivitas dan Kondisi yang Terjadi Sebelum dan Sesudah di Sekitar KKPD
Misool Selatan.
Table 1. The Difference Between Activities and Condition That Occur After and Before KKPD South
Misool Establishment.
Aktivitas dan Kondisi di KKPD Misool Selatan / KKPD South Misool Establishment
No Perairan / Activity and Marine Sebelum/ Before Sesudah/ After
Condition (1996-2005) (2006-2014)
1 Penggunaan alat tangkap / Potasium, bom, kompresor, pukat Pancing timah, pancing dasar,
Application of fishing gear harimau, bubu, jaring hanyut, pancing tonda (kecuali di daerah
jaring insang, dan pancing rawai / tabungan ikan)/ Tin fishing line,
Potassium, bombs, compressors, hook and line, trolling (except in the
trawl net, traps, gill nets, and area of fish saving)
longline
2 Penangkapan ikan / Fishing Overfishing Dibatasi / Restricted
3 Daerah penangkapan ikan / Semua wilayah tangkap / All Kecuali daerah tabungan ikan /
Fishing area fishing area Except in the area of fish saving
4 Peraturan alat tangkap / Fishing Tidak ada / No Ada / Yes
gear regulation
5 Pengawasan laut dari nelayan Rusak / Local fishermen Semakin membaik / Local
luar / Marine surveillance from fishermen, NGO, private company,
outside fishermen Raja Ampat local government
6 Kondisi terumbu karang / Coral Rusak / Damage Semakin membaik / Getting better
reefs condition
7 Peraturan kampung / Village Tidak tertulis (adat)/ Unwritten Tertulis (peraturan kampung)/
regulation (customary) Written (village regulation)
8 Penentuan waktu sasi / The Sesuai musim / According to TNC, adat, dan masyarakat / TNC,
timing of Sasi season customary law, communities
116
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)
Zonasi di KKPD Misool Selatan Raja Ampat Sub-zona ketahanan pangan dan pariwisata
adalah daerah yang dilindungi dan diperuntukkan
Kawasan Konservasi Perairan Daerah bagi perkembangan ikan dan biota laut lainnya.
(KKPD) Misool Selatan Raja Ampat merupakan Sub zona ketahanan pangan dan pariwisata
kawasan perairan yang dilindungi dan dikelola termasuk dalam zona pemanfaatan terbatas.
melalui sistem zonasi untuk mewujudkan Tujuan utama dalam sub zona ini sebagai
pengelolaan sumber daya perairan dan lingkungan sumber cadangan pangan bagi masyarakat dan
yang berkelanjutan. Sistem zonasi kawasan sekaligus memberikan manfaat ekonomi melalui
konservasi merupakan pembagian wilayah di dalam kegiatan ekowisata. Nelayan diperbolehkan
kawasan menjadi beberapa zona guna menentukan untuk menangkap beberapa jenis ikan tertentu
kegiatan-kegiatan pengelolaan yang diperlukan dan tidak diperbolehkan untuk melakukan budi
secara tepat dan efektif dalam rangka mencapai daya. Selain itu, pada kawasan ini diperbolehkan
tujuan pengelolaan kawasan konservasi sesuai adanya beberapa aktivitas pariwisata. Sub zona
dengan fungsi dan peruntukkannya (Manoppo, lain dalam zona pemanfaatan terbatas adalah
2002 dalam Randan, 2011). Zonasi menjadi pilihan sub zona perikanan berkelanjutan dan budi daya.
pemetaan wilayah pengelolaan wilayah laut dan Sub-zona perikanan berkelanjutan dan budi daya
pesisir. Penetapan sistem zonasi ini memberikan merupakan zona dengan nilai konservasi, tetapi
konsekuensi baik secara langsung maupun tidak dapat bertoleransi dengan adanya pemanfaatan
langsung. Dampak langsung yang pasti dirasakan budi daya ramah lingkungan. Pada sub-zona ini
masyarakat adalah perubahan pola pemanfaatan nelayan diperbolehkan untuk menangkap ikan dan
yang biasa mereka lakukan. Penetapan zona inti melakukan budi daya, serta diperbolehkan adanya
dan zona perlindungan di suatu lokasi mengalihkan beberapa aktivitas pariwisata.
sebagian nelayan untuk melakukan aktivitas
penangkapan di lokasi lain (Priyanto, 2011). Zona lain di KKPD Misool Selatan adalah
zona pemanfaatan lainnya. Zona ini terdiri dari sub
Menurut Burke et al. (2012), KKPD adalah zona pemanfaatan tradisional, sub zona sasi, dan
wilayah laut yang “sebagian besar atau seluruhnya zona pemanfaatan umum. Sub zona pemanfaatan
dikelola di tingkat daerah” oleh perseorangan atau tradisional merupakan daerah tangkap ikan bagi
kelompok yang tinggal di dekatnya. Manfaat utama masyarakat tradisional yang masih menggunakan
dari KKPD adalah masyarakat dapat menetapkan alat tangkap tradisional dalam skala kecil. Tujuan
dan menyesuaikan pendekatan pengelolaan untuk utama sub zona pemanfaatan tradisional adalah
memenuhi kebutuhan mendesak dan menangani menjamin keberlangsungan mata pencaharian
sumber daya dan kegiatan tertentu. Pengaturan nelayan tradisional. Pada sub zona ini nelayan
zonasi menjadi upaya memenuhi kebermanfaatan diperbolehkan untuk melakukan budi daya.
KKPD bagi masyarakat, khususnya nelayan.
Sub zona lain yang termasuk dalam zona
Beberapa zona tersebut diantaranya zona pemanfaatan terbatas adalah sub zona sasi.
inti, merupakan bagian dari kawasan konservasi Sub zona sasi merupakan zona tradisional yang
di wilayah pesisir atau pulau-pulau kecil yang dilindungi dan diperuntukkan bagi pemanfaatan
dilindungi. Zona ini ditujukan bagi perlindungan sumber daya alam yang disusun oleh masyarakat
terhadap habitat dan populasi sumber daya pesisir dan disahkan melalui mekanisme adat (sasi). Sub
dan pulau-pulau kecil. Pemanfaatan terhadap zona sasi disepakati oleh masyarakat dengan
zona yang ada terbatas untuk kegiatan penelitian. menentukan daerah laut yang sudah menjadi milik
Pada zona inti, masyarakat diperbolehkan masyarakat adat. Perlindungan yang diberikan oleh
untuk melakukan kegiatan yang menunjang masyarakat pada sumber daya laut terbatas pada
keberlangsungan sumber daya yang ada, salah beberapa biota laut tertentu yang memiliki nilai
satunya adalah patroli pengawasan. Kegiatan ekonomi yang tinggi. Pada sub zona ini kegiatan
lain dengan ijin tertentu diperbolehkan selama penangkapan ikan dapat dilakukan menggunakan
tidak merusak daerah sekitar perairan, seperti peralatan tradisional.
monitoring dan penelitian non ekstraktif, pendidikan
lingkungan hidup dan wisata goa/ tempat keramat. Sub zona pemanfaatan umum adalah
Kegiatan lain yang mengganggu keberlangsungan daerah yang diperuntukkan bagi pengembangan
sumber daya laut, terutama ikan, dilarang berada di infrastruktur. Sub zona pemanfaatan umum juga
daerah ini. Letak zona inti di KKPD Misool Selatan termasuk dalam zona pemanfaatan lainnya. Daerah
berada di laut sekitar Pulau Jaam. yang termasuk dalam sub zona pemanfaatan umum
117
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015
adalah lima kampung yang ada di Misool Selatan. karena ketika masa sulit mereka selalu bertumpu
Semua kegiatan pemanfaatan di darat dapat pada plasma.
dilakukan oleh nelayan maupun masyarakat luar
di daerah Misool Selatan. Namun ada beberapa Sebanyak 36,4 persen responden memilih
kegiatan yang harus mendapatkan ijin, diantaranya hubungan dengan plasma, karena mereka
pemakaian rumpon, wisata goa/tempat keramat, merasakan hubungan ini sangat erat yang terjadi
dan pembangunan infrastruktur homestay, resor selama ini. Sebanyak 19,3 persen responden
permanen, atau untuk tujuan komersial. memilih meminjam uang kepada tetangga. Hal
ini dikemukakan salah seorang responden yang
KARAKTERISTIK SOSIAL BUDAYA DAN sekarang lebih sering meminjam ke tetangga
EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN KAWASAN terdekat, karena kebutuhan semakin bertambah.
KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) DI Persentase terbesar yang dilakukan masyarakat
MISOOL SELATAN nelayan di sekitar KKPD adalah berhutang ke
toko/kios yang ada di sekitar pemukiman nelayan
Karakteristik Sosial Masyarakat Nelayan KKPD (44,3%). Hal ini mereka rasakan karena hampir
di Misool Selatan setiap hari satu orang nelayan bisa menghabiskan
1 sampai 2 bungkus rokok, permen dan kebutuhan
Karakteristik masyarakat nelayan yang
lainnya sehingga mereka berhutang. Nelayan
terjadi berupa hubungan sosial yang dilakukan
membayar hutang ini setelah mendapatkan ikan
nelayan dengan masyarakat lain yang ada di sekitar
atau hasil laut lainnya. Selain itu, kebutuhan yang
kawasan konservasi. Hal ini dilakukan nelayan agar
semakin meningkat dan harga bahan sandang dan
terus bertahan hidup di sekitar kawasan konservasi
pangan yang tinggi membuat nelayan semakin
melalui bidang sosial yang mampu mereka lakukan.
sering berhutang ke toko/kios. Secara ringkas,
Berdasarkan pengamatan karakteristik sosial
persentase interaksi sosial masyarakat nelayan
masyarakat nelayan kawasan konservasi di Misool
KKPD di Misool Selatan ditunjukkan dalam
Selatan terjadi pada interaksi sosial nelayan dan
Gambar 1.
organisasi kerja yang dilakukan nelayan.
118
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)
119
mereka.
Hal lain diakui nelayan bahwa mereka sering Banyak menggunakan Banyak menggunakan
uang untuk jajan dan
merokok ketika tidak melaut, jajan karena tidak uang untuk merawat
membeli rokok/
perahu/ Spend alot of
melaut dengan berhutang ke kios, tetap berada di money for treating Spend alot of money
for pocket and buying
rumah dan terkadang membawa minuman keras boat 25.7%
cigarettes 24.6%
ketika melaut di malam hari agar menjaga suhu
badan tetap hangat. Gambar 4. Persentase Gambar.4..Persentase
Masyarakat Nelayan KKPD diMasyarakat Nelayan Penggunaan
Misool Selatan Berdasarkan
KKPD di Misool Selatan Berdasarkan
Keuangan
Karakteristik Ekonomi Masyarakat Figure Nelayan
4. Percentage of FishermenPenggunaan
in KKPD SouthKeuangan.
Misool by Type of Financial Management
KKPD di Misool Selatan Figure 4. Percentage of Fishermen in KKPD
Gambar 4 menunjukkan sebesar South 24,6Misool
persenby penggunaan keuangan untuk jajan dan
Type of Financial
Karakteristik ekonomi masyarakat nelayan
membeli Management.
KKPD di Misool Selatan terjadi pada rokok. Hal ini pun ditunjukkan bahwa 39 persen responden nelayan merokok dan 41
berbagai
bentuk, diantaranya manajemen keuangan nelayan, nelayan jajan ketika tidak melaut (Gambar 3). Disebutkan juga oleh
persen responden
Gambar 4 menunjukkan sebesar 24,6
diversifikasi pekerjaan, dan adaptasi teknologi
Muflikhati (2010) bahwapersen penggunaan
pengalokasian keuangan keuangan
yang ada untuk jajan dan
pada nelayan sebagian besar untu
sebagai usaha meningkatkan hasil tangkapan
membeli rokok. Hal ini pun ditunjukkan bahwa
mereka. Manajemen keuangan jajan dan merokok.
didasarkan pada Gambar 4 menyebutkan alokasi keuangan untuk merawat perahu sebesa
39 persen responden nelayan merokok dan 41
pengalokasian keuangan nelayan untuk kebutuhan 1
persen responden nelayan jajan ketika tidak melaut
sehari-hari maupun bulanan mereka. Diversifikasi
(Gambar 3). Disebutkan juga oleh Muflikhati (2010)
pekerjaan melihat pemanfaatan sumber daya yang
bahwa pengalokasian keuangan yang ada pada
ada di sekitar pesisir. Sebagaimana disebutkan
nelayan sebagian besar untuk jajan dan merokok.
oleh Satria (2002) bahwa nelayan bergantung
Gambar 4 menyebutkan alokasi keuangan untuk
pada sumber daya pesisir, salah satunya mata
merawat perahu sebesar 25,7 persen karena
pencaharian lain diluar sebagai nelayan. Adaptasi
nelayan merasa perahu merupakan barang yang
teknologi menjadi bentuk respon terhadap teknologi
sangat menunjang aktivitas melaut mereka dan
yang berkembang untuk meningkatkan hasil laut
sebesar 24 persen responden menggunakan uang
mereka.
mereka untuk menambah alat tangkap. Menambah
i) Manajemen Keuangan alat tangkap lebih banyak dilakukan pada
berbagai ukuran pancing timah yang digunakan
Manajemen keuangan merupakan untuk melaut.
karakteristik masyarakat nelayan KKPD di Misool
Selatan dengan menganekaragamkan penggunaan ii) Diversifikasi pekerjaan
keuangan mereka. Manajemen keuangan tersebut
Masyarakat nelayan Misool Selatan
meliputi menggunakan uang untuk kebutuhan
melakukan pekerjaan lain yang menunjang
makan, jajan dan membeli rokok, umtuk merawat
kebutuhan hidup mereka. Diversifikasi pekerjaan
perahu, dan untuk menambah alat tangkap.
menjadi salah satu bentuk karakteristik masyarakat
Pancasasti (2008) menyebutkan bahwa nelayan
nelayan Misool Selatan pada bidang ekonomi.
120
ikasi pekerjaan
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)
yarakat nelayan Misool Selatan melakukan pekerjaan lain yang menunjang kebutuhan
reka. Diversifikasi pekerjaan menjadi salah satu bentuk karakteristik masyarakat
Hal tersebut diungkapkan oleh Mugni (2006) diungkapkan oleh Herdian (2003) bahwa nelayan
isool Selatan pada
dan bidang ekonomi.
Muflikhati Hal tersebut
(2010) bahwa nelayandiungkapkan
melakukan oleh Mugni (2006)
menggunakan dan bermotor tempel sebagai
kapal
(2010) bahwa pekerjaan lain khususnya pada musim paceklik.
nelayan melakukan usaha meningkatkan hasil tangkapan. Selain itu
pekerjaan lain khususnya pada musim paceklik.
Diversifikasi pekerjaan yang dilakukan masyarakat nelayan melakukan modifikasi alat tangkap sesuai
nelayan
si pekerjaan yang Misoolmasyarakat
dilakukan Selatan antara lain memiliki
nelayan Misool kios/
Selatan kondisi
antara perairan (Sihombing, 2003). Hal ini terjadi
lain memiliki
toko untuk berjualan, membuka kebun, bekerja di di nelayan Misool Selatan sebagai bentuk aktivitas
untuk berjualan,perusahaan,
membuka kebun, bekerja
budi daya rumputdilaut,
perusahaan, budi daya
dan membeli rumput
adaptasi laut,didan
wilayah KKPD.
dan memelihara ternak.
an memelihara ternak.
121
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015
122
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)
salah satu sumber penghasilan dan tumpuan Sebelum adanya penetapan kawasan
kebutuhan hidup nelayan. Sebagian besar konservasi perairan daerah, nelayan masih
masyarakat nelayan Misool Selatan pernah dan menggunakan alat tangkap yang merusak, seperti
sedang menjadi karyawan perusahaan budi daya bom, bius, kompressor, pukat harimau, bubu,
mutiara. Nelayan merasa pekerjaan ini memberikan jaring hanyut, jaring insang dan pancing rawal.
penghasilan yang pasti di setiap bulannya. Tidak Namun, setelah adanya penetapan kawasan
hanya kepala rumah tangga, ibu rumah tangga konservasi perairan daerah, nelayan meninggalkan
pun menjadi salah satu pelaku strategi adaptasi kebiasaan mengambil hasil laut yang merusak.
nelayan pada bidang ini. Alat penangkapan yang masih digunakan hingga
sekarang adalah berbagai ukuran pancing. Adaptasi
Investasi yang dilakukan nelayan adalah dengan menambah
ukuran pancing yang digunakan.
Investasi menjadi salah satu bentuk
pengalokasian dana yang dimiliki nelayan ke
bentuk lain. Pada penelitian ini investasi dibedakan
menjadi investasi pada bidang perikanan dan non
perikanan. Gambar 10 menunjukkan persentase
investasi pada bidang perikanan menjadi kegiatan
utama (65,8%). Sedangkan investasi pada
bidang non perikanan dilakukan oleh 34,2 persen
responden nelayan.
123
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015
nelayan beralih dari perahu tradisional ke perahu dilanda kesulitan. Sama halnya pada tingkat
bermotor. Kondisi daerah tangkapan ini membuat keluarga, nelayan memanfaatkan fungsi hubungan
sebagian nelayan yang lain memiliki lebih dari satu keluarga (27,5%). Pemerintahan kampung sebagai
perahu. Nelayan mendapatkan perahu-perahu pengayom masyarakat nelayan menjadi salah satu
tersebut dengan membeli sendiri atau dari bantuan jenis hubungan sosial yang dilakukan nelayan
pemerintah. Pada bidang non perikanan, nelayan (12,9%).
hanya melakukan investasi dengan membeli
perhiasan sebagai tabungan. Jaringan sosial nelayan Misool Selatan
menunjukkan hubungan sosial yang terbagi menjadi
Jaringan Sosial dua jenis, yaitu hubungan sosial secara horizontal
dan vertikal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Jaringan sosial atau hubungan sosial Kusnadi (2000) bahwa status sosial-ekonomi rumah
menjadi salah satu ciri nelayan sebagai makhluk tangga nelayan terbagi menjadi dua jenis hubungan
sosial yang membutuhkan orang lain dalam proses sosial yaitu hubungan sosial bersifat horizontal
hidupnya. Hal ini merupakan salah satu upaya dan vertikal. Pada penelitian ini hubungan sosial
nelayan untuk bertahan dari perubahan kondisi yang bersifat horizontal adalah hubungan nelayan
yang terjadi. Strategi adaptasi dalam bentuk dengan tetangga dan saudara. Hubungan sosial
jaringan sosial dilakukan nelayan untuk memenuhi dengan tetangga memiliki status sosial yang sama,
kebutuhan mereka, seperti penguasaan sumber walaupun kondisi ekonomi yang berbeda tetapi
daya, permodalan, memperoleh keterampilan, kondisi ekonomi nelayan di lokasi penelitian secara
pemasaran hasil dan pemenuhan kebutuhan pokok umum tidak jauh berbeda. Hubungan sosial dengan
(Wahyono et al., 2001). saudara merupakan hal wajar yang dilakukan oleh
nelayan ataupun rumah tangga lain ketika ada
salah satu diantaranya membutuhkan bantuan.
Hubungan yang bersifat vertikal terwujud dalam
bentuk hubungan dengan aparat pemerintahan
kampung dan hubungan dengan plasma dalam
sistem patron-klien.
124
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)
rokok, bantuan keperluan alat tangkap seperti mesin perikanan sebesar 41,5 persen dengan memperluas
perahu dan alat tangkap lain. Nelayan di Misool daerah tangkapan ikan (Gambar 14).
Selatan menyadari bahwa mereka harus menjual
hasil tangkapan ikan hidup kepada plasma, karena
selama ini plasma memberikan bantuan. Hal ini
menimbulkan ketergantungan nelayan kepada
plasma.
125
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015
126
Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Penetapan Kawasan Konservasi Perairan .............. (Rici Tri Harpin Pranata dan Arif Satria)
mengajak seluruh anggota keluarga dan tanpa berkelanjutan dapat terjadi seperti penguatan
mengajak anggota keluarga). Strategi adaptasi kelembagaan, pengawasan, penegakan aturan,
tinggi ditunjukkan oleh investasi dan membangun monitoring dan evaluasi KKPD. Lebih khusus
jaringan sosial. Sedangkan strategi adaptasi penelitian terhadap pengaruh status kependudukan
sedang ditunjukkan oleh diversifikasi kegiatan dengan persepsi dan bentuk adaptasi nelayan
ekonomi dan migrasi. pendatang terhadap kawasan konservasi.
127
J. Kebijakan Sosek KP Vol. 5 No. 2 Tahun 2015
Kusnadi. 2000. Nelayan: Strategi Adaptasi dan Priyanto, F. 2011. Dampak zonasi taman
Jaringan Sosial. Bandung (ID): Humaniora nasional karimunjawa terhadap strategi
Utama Press. nafkah nelayan kompresor. [skripsi].
[Internet]. [diunduh 2014 Jan 3].
Muflikhati, I. 2010. Analisis dan pengembangan Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/
model peningkatan kualitas sumber daya handle/123456789/52357.
manusia dan kesejahteraan keluarga
di wilayah Pesisir Provinsi Jawa Barat. Randan, N. 2011. Analisis dampak penetapan
[disertasi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor. kawasan konservasi laut daerah
terhadap kondisi sosial ekonomi nelayan.
Mugni, A. 2006. Strategi rumah tangga nelayan [skripsi]. [Internet]. [diunduh 2014 Jan 3].
dalam mengatasi kemiskinan (studi kasus Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/
nelayan Desa Limbangan, Kecamatan handle/123456789/51422.
Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Propinsi
Jawa Barat). [skripsi]. Bogor : Institut Satria, A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat
Pertanian Bogor Pesisir. Jakarta (ID): Cidesindo.
Nature Conservancy Raja Ampat. 2011. Analisis Satria, A. 2009. Pesisir dan Laut Untuk Rakyat.
Tren Monitoring Persepsi Masyarakat di Bogor (ID): IPB Press.
Kawasan Konservasi Laut Daerah Misool
Timur Selatan Dan Kofiau Raja Ampat. Sanur Sihombing, H. A. 2003. Analisis pendapatan
(ID): The Nature Conservancy, Program nelayan menurut jenis usaha di Desa
Kelautan Asia Pasifik. Pangandaran Kabupaten Ciamis. [skripsi].
[Institut Pertanian Bogor].
Pancasasti, R. 2008. Analisis perilaku
ekonomi rumah tangga dan peluang Wahyono, A., I. G. P. Antariksa, M. Imron,
kemiskinan nelayan tradisional. [skripsi]. R. Indrawasih dan Sudiyono. 2001.
[Internet]. [diunduh 2013 Des 24]. Pemberdayaan Masyarakat Nelayan.
Tersedia pada:http://repository.ipb.ac.id/ Yogyakarta (ID): Media Pressindo.
handle/123456789/10712
128