ABSTRAK
Kawasan Konservasi Perairan Daerah di Raja Ampat Papua Barat Indonesia pengelolaan
sumber daya lautnya terdapat kearifan lokal pada masyarakat berupa Sasi. Tulisan ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis pengelolaan sumber daya berbasis masyarakat, faktor eksternal dan
internal yang mempengaruhi pengelolaan sumber daya, serta unsur-unsur pengelolaan sumber daya
berbasis masyarakat pada Kawasan Konservasi Perairan daerah Distrik Misool Barat, Raja Ampat.
Tulisan ini merupakan ringkasan hasil penelitian dengan menggunakan metode kombinasi pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder,
dan keberlanjutan dari pengelolaan sumber daya menggunakan analisis multi-dimensional scaling (MDS).
Kategori tingkat keberlanjutan sumber daya laut yang ada di Distrik Misool Barat, termasuk dalam kategori
Good walaupun Kabupaten Raja Ampat secara umum merupakan kabupaten baru, namun dengan
adanya Sasi yang masyarakat lakukan membuat kondisi sumber daya alam terjaga dengan baik. Dari
enam kawasan konservasi di Raja Ampat salah satunya Misool yang belum lama menjadi kawasan
konservasi perairan daerah, hasil penelitian yang dilakukan penulis, menunjukkan bahwa perlu adanya
skala prioritas yang dilakukan oleh pemangku kebijakan, pada dua dimensi yaitu ekonomi dan teknologi.
Pengelolaan sumber daya berbasis masyarakat yang dilakukan seperti di desa-desa Distrik Misool Barat
berupa Sasi secara turun-temurun sampai sekarang, dalam penerapannya sudah baik, karena masyarakat
yang memiliki peran penting, dari pemanfaatan, pengelolaan, pengawasan, aturan yang dibuat, sanksi,
monitoring dan evaluasi, dibantu dengan ketua adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat selain itu dibantu
oleh pihak LSM TNC. Penulis dalam penelitiannya pun menemukan hal baru yaitu mengenai Sasi “Ibu-ibu”
hal ini mungkin baru pertama kali ditemukan dan didengar karena biasanya Sasi yang pernah ada dan
dikelola seperti Sasi gereja, Sasi yang dikelola oleh kampung, Sasi adat. kampung, ketua adat dan tokoh
agama) atau dapat langsung mengusir pelaku yang melakukan pelanggaran di wilayah Sasi dan kawasan
konservasi. Sasi menjadi sangat efektif membantu dalam penerapan kawasan konservasi perairan daerah
untuk keberlanjutan sumber daya alam yang ada.
Kata Kunci: konservasi perairan; keberlanjutan sumber daya laut; pengelolaan berbasis masyarakat;
kearifan lokal
ABSTRACT
Regional Water Conservation Area in Raja Ampat West Papua Indonesia management of marine
resources are indigenous to the community in the form Sasi. This paper aims to identify and analyze
community-based resource management, external and internal factors that affect resource management,
as well as elements of community-based resource management in the areas of Water Conservation Area
District West Misool, Raja Ampat. This paper summarizes the results of research by using a combination
of quantitative and qualitative approaches. The data used in this study are primary data and secondary
data, and the sustainability of resource management using a multi-dimensional scaling (MDS). Category
level of sustainability of marine resources in the District of West Misool, included in the category of Good
although Raja Ampat is generally a new district, but with the Sasi that people do make the condition of
natural resources are well preserved. Of the six protected areas in Raja Ampat Misool one who has recently
become a water conservation area, the results of research by the author, shows that need their scale
67
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 2 Tahun 2015: 67-76
68
Peranan Sistem Sasi Dalam Menunjang Pengelolaan Berkelanjutan di Daerah Raja Ampat ............... (Elva Lestari dan Arif Satria)
untuk kepentingan penangkapan ikan dan perikanan contohnya di Wilayah Lombok Utara
pembudidayaan ikan harus mempertimbangkan adalah salah satunya dapat diterima oleh semua
hukum adat dan/atau kearifan lokal serta lapisan masyarakat, karena sesuai dengan
memperhatikan peran serta masyarakat”. aspirasi dan keinginan masyarakat sendiri serta
Selanjutnya dalam Pasal 60 merupakan bagian sesuai dengan budaya lokal. Selain di Wilayah
penting dalam Undang Undang Perikanan yang Lombok dan sistem Sasi di Maluku, pengelolaan
mengatur hak masyarakat dalam pengelolaan berbasis masyarakat dalam pengelolaan
Sumber Daya Perairan masyarakat memiliki hak perikanan, ada pula sasi yang ada di Kabupaten
akses maupun hak pengelolaan (Satria, 2009b). Raja Ampat, salah satunya Distrik Misool Barat
salah satu dari enam Kawasan Konservasi
Pengelolaan sumber daya berbasis Perairan Daerah di Raja Ampat.
masyarakat atau Community Based Management
memberikan insentif bagi masyarakat untuk Sebagai kawasan ke-V di TPPKD Raja
mandiri dalam wadah-wadah organisasi di Ampat, kawasan konservasi Tenggara Misool,
tingkat lokal, pengawasan terhadap pelaksanaan memiliki tiga kecamatan (distrik) di dalam
lokal pun lebih efektif dan semakin kuat karena kawasan konservasi ini, termasuk di dalamnya
dilakukan oleh masyarakat secara lembaga Misool Barat. Misool Barat memiliki 5 (lima)
(Satria, 2002a). Contoh yang paling mudah desa dalam kawasan konservasi yaitu: Biga,
ditemukan di Indonesia adalah sistem Sasi di Gamta, Lilinta, Magey dan Kapatcol. Pusat
Maluku. Banyak fakta di negara-negara lain pemerintahan Distrik Misool Barat terletak di
yang menunjukkan bahwa pengelolaan sumber Kampung Lilinta. Penduduk di Distrik Misool
daya laut yang mengutamakan nilai-nilai lokal Barat pada tahun 2012 tercatat sejumlah 1425
sebagai aturan formal sangat mendukung jiwa. Desa Lilinta memiliki jumlah penduduk
proses pemanfaatan yang bertanggung jawab. paling banyak di Distrik Misool Barat,kepadatan
Pemanfaatan yang bertanggung jawab mampu penduduk terkecil adalah di Desa Magei dan
menjaga kelestarian sumber daya mampu Desa Kapatcol. Menurut jenis kelamin penduduk
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, laki-laki sebanyak 931 jiwa dan perempuan 739
sebagaimna dilakukan di Jepang dengan jiwa. Penduduk Distrik Misool Barat sebagian
menggunakan fishery right . Sistim fishery right besar beragama Islam. Mata pencaharian
tersebut diangkat dari hak-hak ulayat (soyu) penduduk mayoritas sebagai petani dan
yang dulu pernah berkembang di Jepang dan nelayan. Hampir semua warga masyarakat di
telah mengakar dalam diri masyarakat nelayan Misool Barat memiliki alat transportasi katinting
Jepang (Satria et al., 2002a). Keuntungan sistem bermotor. Alat-alat tangkap yang digunakan oleh
pengelolaan sumber daya berbasis masyarakat nelayan di Distrik Misool Barat sebagian besar
sudah banyak dikenal dalam kegiatan irigasi, adalah pancing dasar, kemudian jaring dan ada
hutan masyarakat dan pertanian. Mudahnya beberapa orang yang juga masih menggunakan
pengawasan yang dilakukan secara langsung bubu. Masyarakat Misool Barat hanya mengenal
oleh masyarakat terhadap lingkungan sumber dua musim dalam kegiatan menangkap ikan
dayanya, sehingga dapat menjaga kelestarian yaitu musim angin selatan dan musim angin
sumber daya (Satria, 2007). Selain itu dengan barat, musim angin selatan biasanya terjadi
adanya pengelolaan sumber daya berbasis pada bulan Juni-Oktober. Pada saat bulan Juni-
masyarakat, membuka ruang bagi masyarakat Oktober terdapat Sasi musiman, kemudian pada
untuk berpartisipasi dan menjaga keberlanjutan saat angin musim selatan dilakukan tutup Sasi,
dari sumber daya laut. dan Bulan November-April nelayan kemudian
kembali mencari ikan di laut, kemudian
Upaya pengelolaan berbasis masyarakat di menggunakan kesempatan untuk buka Sasi.
sektor perikanan dan kelautan umumnya masih
dalam tahap pengembangan. Hal ini barangkali Tulisan ini mencoba menilai berkelanjutan
disebabkan oleh rumitnya sistem sumber daya dari setiap dimensi dengan menggunakan metode
pesisir dan laut serta struktur sosial budaya multi variabel yang disebut multidimensional
masyarakat nelayan/pesisir (Bengen 2001). scaling (MDS). Metode ini digunakan untuk
Namun terdapat kelebihan dari pengelolaan menilai secara cepat status keberlanjutan
berbasis masyarakat dalam pengelolaan pengelolaan sumber daya alama.
69
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 2 Tahun 2015: 67-76
Penetapan Kawasan
Faktor Eksternal Konservasi Laut Daerah
1. Pengakuan dari
Pemerintah Unsur-Unsur Pengelolaan Tingkat Keberlanjutan
2. Kebijakan Sumber Daya Berbasis Pengelolaan Sumber
Pengelolaan Sumber Masyarakat daya Alam
Daya Alam
1. Batas wilayah
2. Aturan 1. Ekologi
3. Hak 2. Kelembagaan dan
Faktor Internal Hukum
4. Pemegang Otoritas
1. Sejarah Pengelolaan 5. Sanksi 3. Sosial
Lokal 6. Pemantauan dan 4. Ekonomi
2. Tingkat Homogenitas Evaluasi 5. Teknologi
Masyarakat
3. Kompleksitas Ekonomi
Wilayah
4. Kepemimpinan
5. Proses Inisiasi
70 Metode kualitatif dilakukan melalui observasi lapang secara langsung kehidupan sosial
masyarakat dan wawancara mendalam dengan menggunakan panduan pertanyaan. Lokasi
penelitian dilakukan di Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Pemilihan
Peranan Sistem Sasi Dalam Menunjang Pengelolaan Berkelanjutan di Daerah Raja Ampat ............... (Elva Lestari dan Arif Satria)
ketua adat Desa Lilinta, kepala kampung Desa berlangsung secara turun-temurun. Pada
Kapatcol, ketua adat Desa Kapatcol, LSM TNC, awalnya praktek Sasi terdapat Maluku,
4 orang Nelayan, Ketua Sasi “ibu-ibu” dan 7 kemudian menyebar ke wilayah kawasan
orang anggota Sasi “ibu-ibu”. Papua, termasuk di wilayah Distrik Misool Barat,
Kabupaten Raja Ampat Papua Barat, dan salah
Selain metode kualitatif penelitian ini juga satunya di wilayah Lilinta dan Sasi “ibu-ibu”.
menggunakan metode survey dengan instrumen Menurut Ruddle (1999) sebagaimana dikutip
kuesioner. Responden yang dipilih adalah warga Satria (2009b), menyebutkan bahwa unsur-
masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai unsur pengelolaan sumber daya perikanan
nelayan atau warga masyarakat lain yang berbasis masyarakat antara lain: batas wilayah,
mengerti permasalahan kegiatan melaut. Jumlah aturan, hak, pemegang otoritas, sanksi, dan
responden sebanyak 40 orang. Penentuan monitoring serta evaluasi. Pada pengelolaan
responden dalam penelitian dilakukan dengan sumber daya berbasis masyarakat di kawasan
menggunakan simple random sampling, sebuah Distrik Misool Barat berupa Sasi laut, contoh
sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga pada Sasi yang dilakukan di Desa Lilinta dan
tiap unit penelitian atau satuan elementer dari Desa Kapatcol adalah praktek Sasi yang khusus
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk melarang penangkapan biota laut yaitu:
untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun, lola, teripang, lobster dan juga ikan (khusus di
1989). Teknik pengolahan data menggunakan Kapatcol), sedangkan jenis biota lainnya tidak
Microsoft Excell 2010, dalam mengukur di Sasi.
tingkat keberlanjutan KKPD adalah dengan
menggunakan analisis statistik multivariate 2. Batas Wilayah
berupa analisis Multidimensional Scaling
(MDS) dengan menggunakan software SPSS Batasan wilayah daerah yang diatur dalam
Statistics20 for windows. Pendekatan multi Sasi di Distrik Misool Barat adalah seluruh batas
dimensional scalling (MDS) merupakan metode wilayah laut di area desa tersebut, dengan
analisis penelitian dengan menggunakan menggunakan tanda batas tanda alam (natural
Leverage analysis, pendekatan ini merupakan sign) seperti kampung dengan kampung dan
pendekatan yang dimodifikasi dari program pulau dengan pulau, untuk memberitahukan
Rapfish. bahwa wilayah tersebut telah di Sasi atau
dengan menggunakan pelampung, kayu-kayu,
HASIL DAN PEMBAHASAN dan papan yang bertulisakan Sasi. Area Sasi
termasuk ke dalam kawasan konservasi yang
1. Pengelolaan Sumber Daya Berbasis dimanfaatkan oleh masyarakat, wilayah kawasan
Masyarakat konservasi sendiri meliputi beberapa pulau
saja yang dikavling untuk wilayah konservasi,
Istilah moderen Sasi dikenal sebagai
tetapi ketika di dalam pembukaan Sasi maka
konservasi tradisional, dengan model
wilayah-wilayah yang di kavling sebagai wilayah
pengelolaan berbasis masyarakat telah
71
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 2 Tahun 2015: 67-76
Sasi kemudian dibuka agar masyarakat dapat sampai ke dalam konservasi karena tuntutan
memanfaatkan dan mengelola hasil dari sumber kebutuhan hidup. Hal ini berbeda dengan batas
daya laut. Sebelum ada kawasan konservasi, wilayah Sasi yang ditetapkan oleh ketua adat
masyarakat menetapkan batas-batas wilayah bersama masyarakat, meskipun pembentukan
Sasi secara imaginer, yaitu berupa pulau-pulau wilayah Sasi belum jelas dan bersifat informal.
di sekitar kampung. Pada kawasan konservasi Masyarakat lebih mematuhi aturan Sasi
terdapat zona-zona di kawasan konservasi (legitimasi adat).
yang diatur dalam setiap kegiatan pemanfaatan
sumber daya. Di Misool Barat terdapat enam 3. Sistim Aturan
pembagian kawasan zona yang ditetapkan Tidak ada aturan tertulis dan baku dalam
yaitu: zona inti, zona pemanfaatan terbatas penerapan Sasi di Distrik Misool Barat. Namun
(Sub zona ketahanan pangan dan parwisata masyarakat sudah mengetahui dan memahami
juga sub zona perikanan berkelanjutan dan mengenai aturan adat tersebut saat buka
budidaya), zona pemanfaatan lainnya (Sub zona Sasi ataupun saat tutup Sasi. Aturan Sasi
pemanfaatan tradisonal masyarakat, sub zona yang diterapkan yakni, pada saat tutup Sasi
Sasi dan sub zona pemanfaatan umum). Dari masyarakat hanya boleh melintas di area yang
hasil pengamatan dan wawancara masyarakat di Sasi, tidak diperbolehkan mengambil lola,
hanya mengetahui dua zona secara garis besar lobster, teripang, dan ikan yang juga di Sasi di
yaitu zona inti dan zona pemanfaatan tradisional wilayah tersebut. Saat dimulai penutupan Sasi,
berupa zona Sasi. maka saat itulah aturan Sasi diberlakukan, aturan
berakhir ketika telah diumumkan bahwa sudah
Batas wilayah yang telah diatur oleh
saatnya buka Sasi. Mekanisme dalam menutup
pemerintah memang sudah baik, dengan
dan membuka Sasi hampir sama di seluruh desa
zona-zona yang diatur dengan jelas pada
di Distrik Misool Barat penerapannya.
kawasan konservasi perairan daerah di
Distrik Misool Barat, namun berdasarkan dari Apabila ada warga yang melanggar akan
hasil wawancara menunjukan bahwa aturan diberikan sanksi. Pengambilan keputusan yang
dalam kwasan konservasi tidak ditaati oleh melanggar aturan, tokoh adat, tokoh agama dan
masyarakat oleh masyarakat, tetapi masih tetap pemerintah yang berhak menentukan hukuman
mengambil ikan disekitar kawasan dan bahkan yang didapat oleh pihak yang melanggar.
72
Peranan Sistem Sasi Dalam Menunjang Pengelolaan Berkelanjutan di Daerah Raja Ampat ............... (Elva Lestari dan Arif Satria)
73
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 2 Tahun 2015: 67-76
karena tidak ada hasil dari Sasi yang dilakukan. suku yang terkenal di Distrik Misool yaitu
Unsur-unsur pengelolaan berbasis masyarakat Matbat dan Matlo
berupa sasi “ibu-ibu”, tidak berbeda jauh dengan
unsur-unsur PSBM (Pengelolaan Sumber daya b. Sejarah pengelolaan lokal
alam Berbasis Masyrakat) “Sasi” secara umum
Dalam segi pengelolaan sumber daya,
di Dsitrik Misool Barat.
pengelolaan sumber daya didasarkan atas
pengetahuan lokal (Satria 2009b), tunduk
9. Faktor Eksternal
dan selaras dengan alam (Kluckhon dalam
a. Pengakuan dari pemerintah Satria 2002b), yakni masyarakat di Misool
Sasi merupakan kearifan lokal yang Barat secara terus menerus melakukan
sudah secara turun-temurun dilakukan oleh kegiatan Sasi yang telah mereka sadari
masyarakat di Distrik Misool Barat, telah bahwa kearifan lokal tersebut akan menjadi
diakui oleh masyarakat yang dibuktikan hal yang berguna, sebagai tabungan untuk
dengan membuat kawasan konservasi anak dan cucuk mereka di masa yang akan
perairan daerah yang melibatkan unsur datang. Sasi yang dilakukan tidak hanya
pemerintah, masyarakat dan LSM dalam Sasi
membuat kebijakan, yang memperhatikan
praktek Sasi yang sudah lama berlangsung di c. Kompleksitas ekonomi wilayah
Distrik Misool Barat. Peran Sasi dinilai penting Wilayah di Distrik Misool Barat, sebagian
dalam pembuatan aturan-aturan kawasan besar bekerja untuk menghidupi kebutuhannya
konservasi perairan daerah menjadi seorang nelayan, namun di
beberapa desa di Misool Barat, menghidupi
b. Kebijakan pengelolaan sumber daya kehidupannya dengan bercocok tanam
dengan komoditas unggulan adalah sagu,
Kebijakan pengelolaan sumber daya
masih ada sistem barter dalam memenuhi
laut pada dasarnya memiliki tujuan yaitu
kebutuhan dengan cara masyarakat di desa
meningkatkan kesejahteraan seluruh
Biga datang ke Lilinta untuk menjual sagu,
masyarakat (social well-being) di daerahnya
masyarakat dari Lilinta membayar sagu
secara berkelanjutan. Kebijakan pemerintah
tersebut dengan ikan. Membahas ekonomi
yang melibatkan peran Sasi memberikan
di wilayah Distrik Misool Barat, seperti yamg
kesempatan bagi seluruh masyarakat
telah dipaparkan bahwa masyarakat tunduk
untuk dapat mengelola dan memanfaatkan
dan selaras dengan alam.
sumber daya laut, dan didalamnya terdapat
kesepakatan-kesepakatan bersama yang
11. Kepemimpinan dan proses inisiasi
dibuat oleh masyarakat, ketua adat, tokoh
masyarakat dan kepala kampung dengan Kepemimpinan dalam pengelolaan sumber
ketua adat yang memiliki kedudukan tertinggi. daya di Distrik Misool Barat, ketua adat
yang berperan penting dalam mengatur
10. Faktor Internal pengelolaan tersebut, yaitu saat buka dan
a. Tingkat Homogenitas Masyarakat tutup Sasi, namun peran tokoh agama
seperti pendeta dan kepala kampung juga
Di Distrik Misool Barat merupakan memiliki peran yang penting dalam segi
sekumpulan masyarakat yang hidup pengelolaannya.
bersama-sama mendiami wilayah pesisir
(Satria 2004) yaitu desa-desa yang ada Proses inisiasi dalam pengelolaan sumber
berada di sana, dari segi mata pencaharian daya penulis mengambil contoh pada Sasi
utama lebih banyak sebagai nelayan karena ibu-ibu, karena melihat hasil yang memuaskan
demografi mereka yang mendukung mereka dan bagus pada saat buka Sasi kampung.
bekerja sebagai nelayan, sedikit dari mereka
yang bekerja sebagai petani yaitu di daerah 12. Tingkat Keberlanjutan Sumber Daya Laut
Biga, Gamta dan Magey. Masyarakat yang di Kawasan Konservasi Perairan Daerah.
tinggal di desa, biasanya masih memiliki
hubungan saudara dan memiliki garis Dari kelima dimensi keberlanjutan yaitu:
keturunan yang sama atau satu suku, dua dimensi sosial, hukum dan kelembagaan, sosial,
74
Peranan Sistem Sasi Dalam Menunjang Pengelolaan Berkelanjutan di Daerah Raja Ampat ............... (Elva Lestari dan Arif Satria)
ekonomi, dan teknologi, secara keseluruhan di Distrik Misool Barat. Kegiatan Sasi yang
(Goodness of fit) termasuk pada kategori dilakukan sejak lama untuk menjaga sumber
“Good”, namun terdapat dua dimensi yang perlu daya alam yang ada agar terjadi berkelanjutan.
mendapatkan perhatian utama dibandingkan Sasi telah diakui oleh pemerintah. Dalam
dimensi yang lain, dimensi tersebut yaitu dimensi membuat kawasan konservasi perairan daerah,
ekonomi dan teknologi. Hal tersebut karena kedua pemerintah, masyarakat dan LSM membuat
dimensi memiliki nilai yang rendah, walaupun kebijakan yang memperhatikan sistim Sasi.
dilihat pada nilai s-strees, dimensi ekonomi Pemerintah pusat memiliki kebijakan dalam
dikategorikan “Perfect”, dan dimensi teknologi pengelolaan sumber daya dengan membuat
dikategorikan “Excelent”, untuk dimensi teknologi aturan-aturan dan membuat suatu kawasan
masyarakat terutama responden banyak yang dengan zona-zona di dalamnya.
berkata dari segi teknologi masih sangat kurang
diperhatikan, dalam pembangunan sarana Implikasi Kebijakan
dan prasarana untuk pengelolaan sumber
daya di kawasan konservasi perairan daerah. Tingkat keberlanjutan sumber daya laut di
Dimensi ekonomi sendiri perlu perhatian lebih Distrik Misool Barat, termasuk kategori Good,
oleh pemerintah karena masyarakat pekerjaan walaupun Kabupaten Raja Ampat secara umum
utamanya menangkap ikan, namun dalam segi merupakan kabupaten baru, namun dengan
pemasukan nelayan hanya bergantung pada adanya Sasi yang masyarakat lakukan membuat
hasil melaut, yang menjadikan masyarakat kondisi sumber daya alam terjaga dengan baik.
mengalami kesulitan dalam memenuhi Pada dimensi ekonomi atribut yang sangat perlu
kebutuhan saat tidak melaut terutama pada saat di prioritaskan demi keberlanjutan sumber daya
angin musim selatan, bantuan berupa katinting alam adalah pemberdayaan nelayan dalam
yang diberikan pun masih belum tepat sasaran, bidang ekonomi/koperasi dan pemasukan lain
koperasi nelayan pun belum ada di daerah selain melaut. Masyarakat beranggapan belum
tersebut yang sebenarnya dapat membantu adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk
pengelolaan keuangan nelayan. mereka terutama dari segi pemenuhan ekonomi,
walaupun sumber daya alam laut di Distrik
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Misool Barat sangat baik dan melimpah. Dimensi
teknologi atribut yang perlu diprioritaskan untuk
Kesimpulan perbaikan menggunakan alat tradisional yang
masih masyarakat menggunakan bom atau
Pengelolaan kawasan konservasi perairan sianida.
daerah, berjalan baik karena mengadopsi sistem
Sasi. Sasi merupakan kearifan lokal yang sudah Keberadaan kelompok nelayan khusus
secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat perlu diperhatikan untuk mengawasi dan
75
Buletin Ilmiah “MARINA” Sosek Kelautan dan Perikanan Vol. 1 No. 2 Tahun 2015: 67-76
menjaga kawasan konservasi perairan daerah, Satria A., A, Umbari., A, Fauzi., A, Purbayanto.,
dan termasuk kawasan Sasi. Hal ini dilakukan E, Sutarto., I, Muchsin., I, Muflikhati.,
untuk mengurangi kegiatan negatif yang M, Karim., S, Saad., W, Oktariza. dan
merusak sumber daya. Selain itu dengan Z, Imran. 2002. Menuju desentralisasi
adanya pengalokasian dana dari pemerintah kelautan. Pusat kajian Agraria IPB,
membantu masyarakat di sekitar kawasan Partnership in Indonesia dengan PT
konservasi perairan daerah bertujuan agar Pustaka Cidesindo. Jakarta.
kegiatan pengawasan konservasi sendiri/
patroli pengawasan oleh kelompok masyarakat Satria, A. 2002. Sosiologi Masyarakat Pesisir.
pengawasn berjalan baik. PT Pustaka Cidesindo. Jakarta.
76